Laporan Jurnal
-
Upload
shelpi-surisdiani -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Laporan Jurnal
JOURNAL READING
“The Relationship Between Primary Cesarean Delivery Skin Incision Type And Wound Complications In Women With Morbid
Obesity”
Pembimbing: dr. Hj.Deflina, Sp.OG
Disusun oleh : Novita Nurahmi (2011730076)
STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
Hubungan Antara Tipe Insisi Kulit Pada Persalinan Cesar Yang Pertama Dengan
Komplikasi Luka Operasi Pada Wanita Dengan Obesitas Berat.
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Peneliti mengevaluasi hubungan antara insisi kulit, melintang atau vertical dan perkembangan
komplikasi luka operasi pada wanita dengan obesitas berat yang menjalani persalinan cesar yang
pertama.
Desain Penelitian
Wanita dengan obesitas berat (BMI ≥ 40 kg/m2) yang menjalani persalinan cesar pertama pada
usia kehamilan ≥ 24 minggu diteliti menggunakan analisis sekunder dari register multicenter.
Karakteristik klinik dan hasilnya akan dibandingkan antara wanita yang mendapat insisi
melintang dan insisi vertical. Hasil utama adalah gabungan dari komplikasi luka ( infeksi,
seroma, hematoma, eviserasi) dan gabungan dari hasil yang kurang baik pada ibu (Transfusi,
histerektomi, kerusakan organ, koagulopati, tromboemboli, edema paru dan kematian). Analisis
multivariable regersi logistic dilakukan untuk mengatur faktor penyerta.
Hasil
Dari semua, 3200 wanita yang diteliti, 2603 (81%) mendapat insisi melintang dan 957 (19%)
mendapat insisi vertical. Insisi vertical dihubungkan dengan lebih rendahnya risiko untuk
komplikasi luka operasi. Tetapi tidak untuk gabungan dari hasil yang kurang baik pada ibu.
Kesimpulan
Pada wanita dengan obesitas berat yang melakukan persalinan cesar pertama kali. Insisi kulit vertikal dihubungkan dengan tingkat komplikasi luka lebih ringan. Berdasarkan anggapan yang dihubungkan dengan sifat penelitian ini, pengujian acak yang diawasi sangat dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan klinis ini
LATAR BELAKANG
Persalinan cesar adalah prosedur bedah umum, yang bertanggung jawab terhadap 31,3%
kelahiran di Amerika pada tahun 2011. Angka persalinan cesar meningkat hampir mencapai 60%
dari tahun 1996-2009. Sebagai tambahan, prevalensi obesitas pada orang dewasa tinggi, 36% di
Amerika pada tahun 2009-2010. Sebuah review terbaru dari 11 penelitian cohort melaporkan
bahwa risiko persalinan cesar meningkat 50% pada wanita dengan BMI 30-35 kg/m2 dan dua kali
lipat pada wanita dengan BMI > 35 kg/m2 dibandingkan dengan wanita yang mempunyai BMI
normal. Frekuensi dari komplikasi luka operasi yang mengikuti persalinan cesar berkisar dari 3-
17%. Bagaimanapun juga, pada wanita dengan obesitas berat meningkat hingga 30%. Pada
akhirnya, komplikasi luka operasi menjadi beban untuk pasien, keluarga dan system pelayanan
kesehatan.
BAHAN DAN METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah analisis sekunder dari register persalinan multisenter dari institusi nasional
kesehatan anak dan perkembangan medis maternal-fetal Eurice Kennedy Shriver yang dilakukan
dari 1992-2002 pada 19 pusat pendidikan medis. Analisis ini difokuskan pada studi cohort dari
obesitas berat (BMI ≥ 40 kg/m2) wanita dengan usia kehamilam ≥ 24 minggu yang mendapatkan
persalinan cesar pertama kali. Kriteria eklusi adalah bayi lahir dan tipe insisi yang tidak
diketahui. Karakteristik klinik dan hasilnya akan dibandingkan diantara wanita yang mendapat
insisi melintang atau vertical. Data demografi, riwayat obstetri, dan informasi mengenai kejadian
intrapartum dan postpartum sampai waktu keluar atau masuk kembali hingga enam minggu
postpartum telah tercatat. Untuk kriteria inklusi dan analisis statistik digunakan BMI saat
kelahiran.
Hasil Analisis
Hasil utama (primer) terdiri dari komplikasi bekas jahitan adalah infeksi, seroma, hematoma,
luka terbuka, dan fascial dehiscence. Hasil sekunder, komplikasi maternal: transfusi darah,
hysterectomy, cidera pada organ, koagulopati, thromboembolic, edema paru, dan kematian.
Analisis Statistik
Analisis menggunakan software SPSS versi 20.0. Demografi maternal, karakteristik klinis, dan
hasil akhir dibandingkan dengan menggunakan x2, student t-test, dan Mann Whitney U test.
Analisis multivariabel disajikan menggunakan regresi logistik dalam perkembangan komplikasi
luka, efek maternal, dan insisi kulit vertikal. Variabel independen mempunyai nilai signifikan
dengan p < .25 pada perbandingan univariat. Bivariat mempunyai nilai signifikan dengan p
< .05.
HASIL
Total 3200 wanita mengikuti penelitian : 2603 (81%) mendapat insisi melintang dan 597 (19%)
mendapat insisi vertical. Hasil dari data univariat yaitu frekuensi dari komplikasi berdasarkan
tipe insisi kulit bahwa wanita dengan insisi kulit vertical memiliki angka yang lebih tinggi untuk
komplikasi luka operasi, hasil yang kurang baik bagi ibu. Sedangkan hasil dari analisis
multivariable untuk pengembangan komplikasi luka operasi berlawanan dengan hasil penemuan
univariat, setelah disesuaikan dengan faktor-faktor pencetus, insisi kulit vertical dikaitkan
dengan rendahnya risiko komplikasi luka operasi (Aor 0,32; 95% CI, 0.17-0,62; P = .004).
Mayoritas dari komplikasi luka operasi karena infeksi, seroma dan hematoma dibandingkan
dengan kondisi yang lebih serius seperti fascial dehiscence atau eviserasi.
DISKUSI
Sepengetahuan peneliti, ini adalah penelitian terbesar yang mengevaluasi hubungan antara tipe insisi kulit dan komplikasi luka operasi setelah secar. Kunci dari penelitian ini adalah 1) pada perbandingan univariat, terdapat angka yang tinggi dari komplikasi luka operasu pada grup yang
mendapat insisi vertical. 2) Setelah analisis multivariable regersi logistic, insisi vertical berhubungan dengan risiko yang lebih rendah dari komplikasi luka. 3) Ketidakcocokan ini seperti dijelaskan oleh pemilihan yang tak seimbang (selection bias). Diberikan perbedaan karakteristik wanita yang mengalami pembedahan vertical, operasi bisa memilih cara ini berdasarkan beberapa factor (contoh, diabetes ibu(maternal diabetes), membutuhkan kelahiran sesar darurat, rencana persalinan cesar segmen rendah). Ada juga perbedaan segmen center yang mana para institusi lebih sering menggunakan insisi vertical untuk pasien grup ini. Sangat disayangkan, selama pendaftaran studi ini, kita tidak bisa menilai/menaksir pusat perbedaan dalam analisis kita.
Ada penelitian yang mengevaluasi tipe insisi dan komplikasi luka persalinan cesar. Ada
penelitian-penelitian retrospektif dan 1 penelitian observasional prospective dengan besar sampel
berkisar antara 69-239 pasien. 3 dari penelitian didapatkan tidak signifikan antara jenis insisi
kulit terhadap angka komplikasi luka operasi dan 1 didapatkan bahwa insisi vertical menentukan
risiko yang signifikan.
Kekuatan dari penelitian kami termasuk jumlah wanita yang diteliti (n=3200), yang mana lebih
besar dari penelitian pada literature saat ini. Ini juga digambarkan dari 19 center, menjadikan
penelitian ini lebih aplikatif pada beragam populasi. Sebagai tambahan kita menyajikan analisis
regersi logistic, yang mana mengijinkan kami untuk mengatur beberapa pilihan yang tidak
seimbang dan faktor pencetus. Keterbatasan dari penelitian kami termasuk observasi alami
sebagaimana keterbatasan pada analisis registry.
Kesimpulannya, penemuan kami membutuhkan percobaan klinis yang acak untuk menjawab pentingnya pertanyaan klinis. Peningkatan angka persalinan sesar, peningkatan obesitas, multifactor alami yang beragam dari komplikasi luka, dan beban dari komplikasi luka pada pasien dan sistem pelayanan kesehatan sangat penting untuk dikaji/distudi.