laporan individu tunanetra.docx

7
LAPORAN RESMI PENDIDIKAN INKLUSI OBSERVASI TUNANETRA A. Pengertian Tunanetra Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Secara garis besar tunanetra sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni : 1. Tunanetra, yaitu s eseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak berfungsinya indera penglihatan. 2. Low vision, yaitu seseorang yang mengalami kekurangan penglihatan Anak – anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti ini memiliki sekolah yang khusus yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB). Biasanya SLB dikelola oleh sebuah instansi atau yayasan yang memang terjun dalam dunia pendidikan dan kemasyarakatan. SLB yang khusus untuk kegiatan belajar mengaja bagi tuna netra adalah SLB A. B. Pembahasan hasil observasi 1. Identitas sekolah Observasi ini dilakukan di SLB-A-YKAB letaknya di Jalan Cokroaminoto No.43. Jagalan Jebres, Surakarta. SLB-A-YKAB Surakarta ini mendidik anak berkebutuhan khusus: anak tunanetra, anak tunagrahita, anak berkelainan ganda dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya. Dari tingkat TKLB, SDLB, SMPLB, SMPYB dan

description

tunanetra

Transcript of laporan individu tunanetra.docx

LAPORAN RESMI PENDIDIKAN INKLUSI

OBSERVASI TUNANETRA

A. Pengertian Tunanetra

Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang

mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Secara garis besar

tunanetra sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni :

1. Tunanetra, yaitu seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak

berfungsinya indera penglihatan.

2. Low vision, yaitu seseorang yang mengalami kekurangan penglihatan

Anak – anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti ini memiliki sekolah yang

khusus yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB). Biasanya SLB dikelola oleh sebuah instansi

atau yayasan yang memang terjun dalam dunia pendidikan dan kemasyarakatan. SLB

yang khusus untuk kegiatan belajar mengaja bagi tuna netra adalah SLB A.

B. Pembahasan hasil observasi

1. Identitas sekolah

Observasi ini dilakukan di SLB-A-YKAB letaknya di Jalan Cokroaminoto

No.43. Jagalan Jebres, Surakarta. SLB-A-YKAB Surakarta ini mendidik anak

berkebutuhan khusus: anak tunanetra, anak tunagrahita, anak berkelainan ganda

dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya. Dari tingkat TKLB, SDLB, SMPLB,

SMPYB dan SMALB. Di SLB-A-YKAB ini dipimpin oleh Bapak Drs.Bambang

Supriyadi sebagai kepala sekolah.

2. Jumlah siswa dan guru pengajar/pembimbing khusus (GPK)

Jumlah siswa secara keseluruhan dari TKLB sampai SMALB yakni 66 orang.

Secara umum siswa sekolah ini ,merupakan siswa tunanetra. Akan tetapi ada

beberapa siswa yang normal. Siswa yang normal tersebut adalah siswa pindahan

dari sekolah lain karena tidak naik kelas. Selain itu ada siswa yang berkelainan

ganda, cacat fisik, autis, dan sebagainya.

Sedangkan banyaknya guru pengajar atau pembimbing khusus (GBK) yaitu:

Guru PNS yang diperbantukan : 17 orang

Guru wiyata bhakti : 7 orang

Guru PNSD dari provinsi : 1 orang

Guru dari Departemen Agama : 1 orang

Jumlah : 26 orang

3. Kurikulum

Di SLB-A-YKAB ini pada dasarnya menggunakan kurikulum standar nasional

yang berlaku di sekolah umum. Namun karena peserta didik sangat bervariasi

mulai dari yang sifatnya ringan, sedang, sampai yang berat, maka dalam

implementasinya kurikulum tersebut dilakukan modifikasi sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum dilakukan oleh tim

pengembang kurikulum di sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas,

guru mata pelajaran, guru pendidikan khusus, konselor dan psikolog. Kompetensi

dasar (KD) mata pelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan khusus

peserta didik dengan memperhatikan jenjang satuan pendidikan.

a. Kurikulum TKLB

b. Kurikulum SDLB

Kurikulum satuan pendidikan SDLB A relatif sama dengan kurikulum SD

umum. Jumlah jam pembelajaran untuk kelas I, II, III, berkisar antara 28 – 30

jam pembelajaran per minggu. Untuk kelas IV, V, VI yaitu 34 jam

pembelajaran per minggu. Alokasi per jam pembelajaran 30 menit, selisih 5

menit dari sekolah reguler yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

c. Kurikulum SMPLB

Jumlah jam pembelajaran adalah 34 jam per minggu. Alokasi per jam

pembelajaran 35 menit, selisih 5 menit dari sekolah reguler yang disesuaikan

dengan kemampuan peserta didik.

d. Kurikulum SMALB

Jumlah jam pembelajaran adalah 36 jam per minggu, sama dengan jumlah jam

pembelajran SMA umum. Alokasi per jam pembelajaran yaitu 40 menit,

selisih 5 menit dari sekolah reguler yang disesuaikan dengan kemampuan

peserta didik.

4. Karakteristik anak tunanetra

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, dapat dianalisis bahwa

penyandang tunanetra memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :

a. Kelopak mata lebih menjorok ke dalam

b. Sering berkedip dan kedipannya dalam

c. Sering memicingkan mata atau mengerutkan terutama di cahaya terang atau

saat mencoba melihat sesuatu.

d. Sering melakukan perilaku stereotif, seperti menggosok-gosok mata dan

menepuk-nepuk tangannya

e. Pada umumnya meiliki kepekaan indra pendengaran dan perabaan yang lebih

tinggi dibanding orang pada umumnya

f. Gerakan tubuhnya agak kaku dan kurang fleksibel

g. Lebih sensitif terhadap orang lain dan lingkungan sekitar

5. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di YKAB Surakarta ini dimulai dari pukul

07.00- 12.50. Kegiatan belajar mengajar tersebut dilaksanakan dengan metode

ceramah dan dibantu dengan alat peraga, alat bantu, dan alat pendidikan khusus.

Penggunaan alat peraga, alat bantu, dan alat pendidikan khusus tersebut dapat

membantu mereka dalam mendeskripsikan suatu objek.

a. Alat peraga

Fungsi dari alat peraga ini dapat menggantikan fungsi indera penglihatan

mereka yang kurang, sehingga materi pembelajaran tetap dapat mereka terima.

Contoh: alat peraga tactual atau audio, yaitu alat peraga yang dapat diamati

melalui perabaan atau pendengaran seperti patung hewan, patung tubuh

manusia , peta timbul.

b. Alat bantu

Contoh alat bantu anak tunanetra diantaranya:

Alat bantu penglihatan; Kaset, CD, talking books, komputer yang memiliki

software yang berbicara dalam bahasa inggris, jam tangan bicara.

Alat bantu jalan; white chane, yaitu tongkat yang memiliki lingkaran

merah di tengah

Contoh alat bantu low vision yaitu kaca mata pembesaran.

c. Alat pendidikan khusus

Contoh alat pendidikan khusus di sana antara lain reglet dan pen, mesin tik

braile, dan komputer braile.

6. Fasilitas sekolah

a. laboratorium komputer

di laboratorium komputer ini terdapat aplikasi JAWS dimana komputer dapat

mengeluarkan suara sesuai perintah yang diberikan pada komputer sehingga

membuat pengoperasian computer menjadi dimungkinkan oleh para tunanetra

b. studio musik dan ruang kesenian kerawitan

studio musik dan ruang kesenian ini merupakan ruang yang dimanfaatkan

sebagai ruang ekstrakurikuler. Hal ini dimanfaatkan untuk pengembangan

bakat dan minat para peserta didik.

c. aula dan ruang kelas

Aula dan ruang kelas yang komprehensif dapat menunjang kebutuhan belajar-

mengajar siswa SLB-A-YKAB.

d. ruang percetakan

Terdapat mesin pencetak huruf braile yang diaplikasikan dengan software

penerjemah huruf braile, yaitu aplikasi MiBee Braile Converter.

e. perpustakaan

Di dalam perpustakaan ada peta timbul, Al Qur’an, buku-buku pelajaran, peta

dan globe braile, majalah Gema Braile yang terbit 3 bulan sekali, kaset, buku

cerita.

f. Tempat ibadah

Adanya tempat ibadah ini bertujuan untuk peningkatan iman dan takwa serta

peningkatan akhlak.

g. kantin

h. klinik pijat “Saras Sehat”

i. lapangan olahraga

7. Bakat siswa

Siswa di sekolah ini memiliki berbagai bakat dan potensi yang sangat

mengagumkan, diantaranya:

a. Potensi dalam non akademis

Dapat dilihat dari kemampuan para siswa yang sangat mahir memainkan alat

musik baik alat musik modern (seperti gitar, drum, keyboard) maupun alat

musik daerah (seperti alat- alat gamelan jawa). Pihak sekolah pun sangat

mendukung potensi- potensi siswa- siswinya, sekolah menyediakan peralatan

dan instrumen yang cukup lengkap untuk menunjang bakat dan potensi peserta

didiknya.

b. Potensi dalam bidang akademis

Menurut penuturan kepala sekolahnya banyak dari alumnus SLB/A YKAB

yang dapat masuk ke beberapa sekolah reguler seperti SMPN 12 Surakarta,

SMA Kebakkramat Karanganyar, SMAN 8 Surakarta, dan SMKN 8 Solo.

Bahkan banyak juga yang masuk Universitas terkemuka di Indonesia,

diantaranya ada yang masuk ke IAIN Surakarta, Universitas Negeri

Yogyakarta (UNY), dan ISI Surakarta.