Laporan II

26
MEDIA PERTUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi. RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

description

2

Transcript of Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel.

Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi.

Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Latar belakang praktikum pembuatan media adalah agar praktikan dapat menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar.

C. MANFAATManfaat dari percobaan ini adalah praktikan mengetahui dan memahami macam-macam media yang dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingaa dapat melakukan praktikum dengan baik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUMMikrobiologi berasal dari kata Yunani: mikros= kecil atau renik, bio= hidup atau kehidupan, dan logos= ilmu atau pikiran. Jadi mikrobiologi berarti ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup yang kecil atau jasad-jasad renik. Istilah lain yang digunakan selain mahkluk hidup yang kecil atau renik ialah : mikroorganisme, mikroba, asal kata: mikros= kecil, ba-bio= hidup. Jasad-jasad renik yang demikian kecilnya itu tidak dapat dilihat dengan mata kita sendiri. Kita baru dapat melihatnya setelah kita mempergunakan alat untuk memperbesar benda yang kita lihat, yaitu menggunakan mikroskop (Adam, 1995).Media adalah susunan bahan. (sperti tauge, kentang daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organic ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Dengan media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga manipulasi komposisi media pertumbuhannya Dalam menganalisis mikrobiologi, penggunaan media sangat penting, baik untuk isolasi diidentifikasi maupun differensial. Media juga digunakan untuk membawa material dari tempat ke laboratorium. Media yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaidah kimia (Fitri,dkk, 2014).

Media yang umum digunakan untuk kultur adalah media sintetik dan alami. Media sintetik terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang komposisi dan jumlahnya telah ditentukan. Medium Basal Bold (MBB) merupakan media sintetik yang umum digunakan dalam kultur mikroalga Chlorophyta. Sedangkan media alami dibuat dari bahan-bahan alami, seperti air kelapa. Media alami juga dapat diperoleh dari limbah pembuatan produk tertentu, seperti limbah pengolahan produk kacang kedelai, limbah minuman teh, limbah cair tahu dan tapioca (Prihantini et al., 2007).Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya terlalu tinggi (misalnya garam dari asam lemak, gula, dan sebagainya). Medium memerlukan kemasaman (pH) tertentu tergantung pada jenis jasad yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen penyusun medium dapat juga berfungsi sebagai buffer (Sumarsih,2003).Media yang umum digunakan untuk menganalisis kapang pada produk makanan termasuk yang diacu dalam metode SNI 2332.7.2009 (BSN, 2009) adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Masalah yang dihadapi dalam penggunaan PDA sebagai media untuk menghitung jumlah kapang adalah adanya pertumbuhan yang melebar pada jenis kapang tertentu hingga memenuhi cawan petri dan menghambat pertumbuhan kapang lain. Akibatnya, selain menyulitkan penghitungan koloni, jumlah yang terhitung juga tidak akurat karena adanya koloni yang terhambat pertumbuhannya. Kemungkinan lain yang menjadi penghambat pertumbuhan kapang dalam pengkulturan adalah adanya persaingan dengan bakteri meski media yang selektif untuk kapang telah digunakan. Pada awalnya, media pertumbuhan untuk kapang yang umum digunakan adalah PDA yang diberi asam, akan tetapi dewasa ini dikembangkan media dengan penambahan antibiotik yang menyebabkan pH-nya lebih tinggi sehingga memungkinkan lebih banyak jenis kapang yang tumbuh (Indriati et al., 2010).

Khamir tumbuha baik pada medium Malt Extract Agar (MEA) atau Potato Dextrose Agar (PDA), sedangkan bakteri pada medium Nutrient Agar (NA). Koloni-koloni khamir, seperti kapang, juga mempunyai warna-warni yang sangat indah yaitu dapat berwarna putih, putih susu, merah jingga, coklat muda, coklat tua (bila sudah tua), atau hitam (Gandjar,dkk, 2006).Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan heksan, etil asetat dan metanol, sedangkan dimetil sulfoksida (DMSO) digunakan sebagai pelarut ekstrak. Media yang digunakan untuk uji difusi sumur adalah Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Peralatan yang digunakan adalah freeze drying, shaker, refluks, rotavapor, sonikator, autoclave, cawan petri, jangka sorong, inkubator, tabung reaksi dan peralatan gelas lainnya (Parhusip,dkk,2003)

B. URAIAN BAHAN1. Agar (Ditjen POM Edisi III, 1979)Nama resmi: AgarNama lain: Agar-agarPemerian: Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidahKelarutan: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidihKegunaan: Sebagai bahan pemadat mediumPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Pepton (Ditjen POM Edisi III, 1979)Nama resmi: PeptonNama lain: PeptonPemerian: Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau kha tidak busukKelarutan:Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat ke kuningan yang bereaksi asam.

3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV, 1995)Nama resmi: Beef extractNama lain: Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak dagingPemerian: Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak,dengn cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, baud an rasa seperti daging, sedikit asam.Kelarutan: Larut dalam air dinginKegunaan: Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganismePenyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya4. Aquadest (Ditjen POM Edisi III, 1979)Nama resmi: Aqua destillataNama lain: Air sulingRM / BM: H2O / 18,02Rumus struktur: H O HPemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasaKegunaan: Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut mediumPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

5. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995)Nama resmi: DextrosumSinonim: Glukosa, dekstrosaRM / BM: C6H12O6/180,16Pemerian: Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manisKelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)Kegunaan: Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba jamurPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

BAB IIIMETODE PERCOBAAN A. ALAT DAN BAHAN1. AlatAlat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:a. Autoklafb. Batang pengadukc. Gelas kimiad. Hotplate strirrere. Labu Erlenmeyerf. Lap halus g. Panci infush. Spatulai. Timbangan analitik2. Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:a. PDA (Potato Dextrose Agar)b. NA (Nutrient Agar)c. NB (Nutrient Broth)d. Aluminium Foile. Aquades

B. CARA KERJA1. Media Potato Dextrose Agar (PDA)a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Ditimbang Potato Dextrose Agar (PDA) 5 gc. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyerd. Dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml e. Diaduk hingga homogenf. Dipanaskan pada suhu 2000C hingga melarutg. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foilh. Disterilkan dalam autoklafi. Diamati perubahan warna dan konsistensinyaj. Disimpan dalam kulkas

2. Nutrient Agar (NA)a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Ditimbang daging dan udang masing-masing sebanyak 15 gramc. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyerd. Dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml e. Diaduk hingga homogenf. Dipanaskan pada suhu 2000C hingga melarutg. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foilh. Disterilkan dalam autoklafi. Diamati perubahan warna dan konsistensinyaj. Disimpan dalam kulkas

3. Nutrient Broth (NB)a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Ditimbang kentang sebanyak 5 gramc. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyerd. Dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml e. Diaduk hingga homogenf. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foilg. Disterilkan dalam autoklafh. Diamati perubahan warna dan konsistensinyai. Disimpan dalam kulkas

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)

Fungsi:Sebagai medium pertumbuhan jamurKeterangan:Penutup labuLabu ErlenmeyerMedium Potato Dextrose Agar (PDA)

2. Fungsi:Sebagai medum pertumbuhan bakteriKeterangan:Penutup labuLabu ErlenmeyerMedium Nutrient Agar (NA)Medium Nutrient Agar (NA)

3. Fungsi:Sebagai medium pertumbuhan bakteriKeterangan:Penutup labuLabu ErlenmeyerMedium Nutrient Broth (NB)Medium Nutrient Broth (NB)

B. PEMBAHASAN Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Media pertumbuhan dalam bidang mikrobiologi berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakkan, menyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di dalam laboratorium, selain itu untuk mempelajari sifat-sifat koloni (pertumbuhan mikroorganisme serta sifat-sifat biokimiawinya).Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain: harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik.Media dalam mikrobiologi dapat dibedakan berdasarkan sifat fisiknya, komposisinya, dan berdasarkan tujuannya. Berdasarkan sifat fisiknya, media petumbuhan dibedakan atas: Media padat, yaitu media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media semi padat, yaitu media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya, kurang lebih 0,3-0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat, dan tidak cair, Media cair, yaitu media yang tidak ditambahi bahan pemadat.Berdasarkan komposisinya, media dapat dibedakan atas: Media alami/ non sintetik, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami, dimana komposisinya biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya. Media semi sintetik, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetik. Media sintetik, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia dan takarannya diketahui secara pasti.Berdasarkan tujuannya, media dapat digunakan untuk tujuan isolasi, media selektif/ penghambat, media diperkaya (enrichment), media untuk peremajaan kultur, media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media untuk karakterisasi bakteri, dan media difeensiasi.Pembuatan media dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA), dan Nutrient Broth (NB). PDA merupakan media yang digunakan untuk pertumbuhan dan mengidentifikasi jamur (yeast dan kapang). Media ini terdiri dari komposisi Potato Infusion Form dalam konsentrasi 200 gr/1000 ml, dextrose dalam konsentrasi 20 gr/1000 ml, dan agar dalam konsentrasi 15 gr/1000 ml. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 3,9 g media dalam 100 ml air yang telah didestilasi. Digunakan air destilasi karena air tersebut telah mengalami proses penyaringan sehingga air tersebut telah steril dari mikroba. Campuran diaduk hingga homogen untuk menghindari terbentuknya gumpalan pada media, kemudian dipanaskan pada suhu 1500C. Pemanasan dilakukan untuk memasak agar yang terkandung dalam PDA. Agar inilah yang membuat PDA menjadi padat. Campuran dididihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foil agar tidak ada mikroba yang masuk ke dalam media. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121C selama 15 menit menggunakan autoklaf untuk membunuh mikroba yang ada dalam media, sehingga saat ditumbuhkan mikroba, hanya mikroba yang akan dibiakkan saja yang tumbuh.

Nutrient agar (NA) merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Media ini tersusun dari komposisi Peptic digest of animal tissue dalam konsentrasi 5 gr/1000 ml, Sodium chloride dalam konsentrasi 5 gr/1000 ml, Beef extract dalam konsenrasi 1,5 gr/1000 ml, Yeast extract dalam konsentrasi 1,5 gr/1000 ml, dan agar dalam konsentrasi 15 gr/1000 ml. Pembuatan media NA sama dengan pembuatan media pada PDA. Suspensi NA yang dibuat adalah 2,8 gr dalam 100 ml. Hasil setelah didinginkan adalah media dengan konsistensi yang padat karena media ini mengandung agar.

Media lain yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri adalah Nutrient broth (NB). Media ini memiliki komposisi dan konsentrasi yang hampir sama dengan media nutrient agar (NA), hanya saja pada NB tidak mengandung agar sehingga media ini memiliki konsistensi yang cair. Pembuatan media ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan media PDA dan NA, namun karena media ini tidak mengandung agar, sehingga dalam pembuatan media ini tidak perlu dilakukan pemanasan. Suspensi yang dibuat dalam jumlah 1,3 gr dalam 100 ml.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan media adalah pengadukan sebelum pemanasan, pemanasan hingga media menjadi jernih, proses sterilisasi, serta penutupan media dalam labu. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan diperoleh media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Suatu media yang baik akan memudahkan dalam menumbuhkan dan identifikasi mikroba.

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk jasad renik, terutama mikroba. Dalam praktek sterilisasi alat-alat atau media dapat dikerjakan secara mekanik (misalnya dengan cara penyaringan), secara kimia (menggunakan desinfektan), atau secara fisik (dengan pemanasan, sinar Ultra violet, sinar X dan lain-lain). Cara sterilisasi yang digunakan tergantung kepada macam dan sifat bahan yang disterilkan (misalnya ketahanan terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan : Padat, cair, atau gas).

Dalam percobaan ini, alat-alat yang disterilkan kebanyakan merupakan alat kaca, sehingga sterilisasinya dapat dilakukan menggunakan metode udara panas kering atau uap air panas bertekanan. Alat yang dipakai dalam metode udara panas kering adalah oven dipakai untuk sterilisasi alat-alat dari gelas seperti Erlenmeyer, tabung reaksi, pipet dan lain-lain. Bahan-bahan seperti kapas, kertas, kain juga dapat disterilkan dengan alat ini. Suhu yang digunakan berkisar 170 180 C selama 2 3 jam. Lamanya sterilisasi dengan cara ini tergantung pada jumlah alat-alat yang disterilkan dan ketahanannya terhadap panas. Sedangkan sterilisasi uap air panas bertekanan dilakukan menggunakan autoklaf yang umumnya lebih sering digunakan.

BAB VPENUTUPA. KESIMPULANDari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa medium Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan medium yang digunakan untuk pertumbuhan jamur, medium Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Sterilisasi umumnya dilakukan menggunakan oven (udara panas kering) atau autoklaf (uap air panas bertekanan) yang disesuaikan dengan jenis alat yang akan disterilkan.B. SARAN

Praktikan telah mengetahui dan memahami jenis jenis dan cara pembuatan media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir, 1995, Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitoogi untuk Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Fitri, Annisa., Wiranto., Karina., Lestari Eunika Deby., Nurhidayati Alif., Jut Ibrahim., 2014, Peralatan Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Miroba, Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas Mulawarman

Gandjar, Indrawati., Wellyzar Sjamsuridzal., Ariyanti Oetari., 2006, Mikologi Dasar dan Terapan, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Indriati, N., Nandang P., Radestya T., 2010, Penggunaan Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar (Drbc) Sebagai Media Tumbuh Kapang Pada Produk Perikanan, Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2.

Parhusip, Adolf., Sedarnawati Yasn., Yerni Elisabeth., 2003, Kajian Metode Ekstraksi Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap Mikroba Patogen dan Perusak Pangan, Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol 1 (1)

Prihantini, N.B., Dini D., Ratna Y., 2007, Pengaruh Konsentrasi Medium Ekstrak Tauge (Met) Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus Isolat Subang, Jurnal Makara Sains Vol. 11 No.1, Universitas Indonesia.

Sumarsih, Sri., 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar, Fakultas Pertanian UPN Veteran, Yogyakarta

RISNA YULIANIAZAN CAHYADI