LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

9
BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat di dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. WHO telah memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan menderita hipertensi tiap tahunnya. Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ- organ vital seperti jantung dan ginjal. 1,2 Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di dalam arteri yaitu meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih dari 90 mmHg dengan dua kali pengukuran selang waktu 5 menit dalam keadaan tenang/istirahat. Faktor-faktor risiko hipertensi ada yang tidak dapat kontrol dan dapat dikontrol. Yang tidak dapat dikontrol adalah umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Sedangkan yang dapat dikontrol adalah kegemukan (obesitas), asupan natrium, konsumsi alkohol, kurang olahraga, stres dan kebiasaan merokok. 3

description

LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

Transcript of LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

Page 1: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat

di dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. WHO

telah memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan

menderita hipertensi tiap tahunnya. Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika

tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat

terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat

mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung

dan ginjal.1,2

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di dalam arteri yaitu

meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih

dari 90 mmHg dengan dua kali pengukuran selang waktu 5 menit dalam keadaan

tenang/istirahat. Faktor-faktor risiko hipertensi ada yang tidak dapat kontrol dan

dapat dikontrol. Yang tidak dapat dikontrol adalah umur, jenis kelamin dan

riwayat keluarga. Sedangkan yang dapat dikontrol adalah kegemukan (obesitas),

asupan natrium, konsumsi alkohol, kurang olahraga, stres dan kebiasaan

merokok.3

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebab: hipertensi primer/hipertensi

esensial dan hipertensi sekunder/hipertensi non esensial. Klasifikasi hipertensi

berdasarkan bentuk hipertensi: hipertensi diastolik (diastolic hypertension),

hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi), hipertensi sistolik

(isolated systolic hypertension). Penatalaksanaan hipertensi dapat dengan

menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup.3

Berdasarkan data dari Riskesdas kecenderungan prevalensi hipertensi

mengalami kenaikan dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013.

Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas pada tahun 2013 di

Indonesia adalah sebesar 25,8%. Menurut provinsi, prevalensi tertinggi di

Provinsi Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (26,7%) dan Papua

yang terendah (16,8)%). Data dari Kemenkes RI, Provinsi Kalimantan Timur

Page 2: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

(29,6%), Jawa Barat (29,4%), Gorontalo (29,0%), Sulawesi Tengah (28,7%),

Kalimantan Barat (28,3%), Sulawesi Selatan (28,1%), Sulawesi Utara (27,1%),

Kalimantan Tengah (26,7%) merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi

hipertensi lebih tinggi dari angka nasional, yaitu 25,8%. Data dari Puskesmas

Bahu Manado menyebutkan bahwa dalam kurun waktu Januari 2014 sampai

dengan Maret 2014 terdapat sebanyak 207 pasien penderita Hipertensi.4

Page 3: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

BAB II

HASIL LAPORAN

DATA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU

Jumlah pasien hipertensi pada bulan Januari 2015 yaitu 22 orang dengan

pasien laki-laki lebih banyak dari pasien perempuan. Pasien perempuan berjumlah

3 orang sedangkan pasien laki-laki berjumlah 19 orang. Data hipertensi di

Puskesmas Bahu pada bulan Januari 2015 dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1. Data Hipertensi Puskesmas Bahu bulan Januari 2015

Bulan Range Umur(tahun)

Jenis KelaminTotal

L P

Januari

20 - 44 2 - 245 - 54 3 1 455 - 59 3 - 360 - 69 5 1 6

70 > 6 1 722

Bulan Februari 2015 jumlah pasien hipertensi yaitu 17 orang, pasien laki-

laki 11 orang dan pasien perempuan 6 orang. Dari data hipertensi bulan Februari

2015 tidak ada pasien hipertensi pada range umur 70 tahun ke atas, baik jenis

kelamin laki-laki maupun perempuan. Data hipertensi di Puskesmas Bahu pada

periode bulan Februari 2015 dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Data Hipertensi Puskesmas Bahu bulan Februari 2015

Bulan Range Umur(tahun)

Jenis KelaminTotal

L P

Februari

20 - 44 3 - 345 - 54 1 3 455 - 59 3 - 360 - 69 4 3 7

70 > - - 017

Bulan Maret 2015 pasien hipertensi berjumlah 19 orang. Pada range umur

55 – 59 tahun tidak ada pasien hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki. Data

Page 4: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

hipertensi di Puskesmas Bahu pada periode bulan Maret 2015 dapat dilihat pada

table 3.

Tabel 3. Data Hipertensi Puskesmas Bahu bulan Maret 2015

Bulan Range Umur(tahun)

Jenis KelaminTotal

L P

Maret

20 - 44 1 1 245 - 54 2 1 355 - 59 - 2 260 - 69 7 2 9

70 > 2 1 319

Pada bulan April total pasien hipertensi sama dengan jumlah total pasien

pada bulan Februari 2015 yaitu berjumlah 17 orang, dimana pasien laki-laki lebih

banyak dari pasien perempuan. Data hipertensi di Puskesmas Bahu pada periode

bulan April 2015 dapat dilihat pada table 4.

Tabel 4. Data Hipertensi Puskesmas Bahu bulan April 2015

Bulan Range Umur(tahun)

Jenis KelaminTotal

L P

April

20 - 44 2 - 245 - 54 2 1 355 - 59 3 - 360 - 69 5 1 6

70 > 2 1 317

Bulan Mei penderita hipertensi berjumlah 10 orang, dengan jumlah pasien

laki-laki dan perempuan sama yaitu 5 orang. Data hipertensi di Puskesmas Bahu

pada periode bulan Mei 2015 dapat dilihat pada table 5.

Tabel 5. Data Hipertensi Puskesmas Bahu bulan Mei 2015

Bulan Range Umur(tahun)

Jenis KelaminTotal

L P

Mei

20 - 44 - 1 145 - 54 2 1 355 - 59 - - 060 - 69 3 2 5

70 > - 1 110

Page 5: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

Pasien hipertensi pada bulan Juni 2015 berjumlah 4 orang dengan jumlah

pasien laki-laki 3 orang dan pasien perempuan 1 orang. Tidak ada pasien

hipertensi pada range umur 60 – 69 tahun dan 70 tahun ke atas. Data hipertensi di

Puskesmas Bahu pada periode bulan Juni 2015 dapat dilihat pada table 6.

Tabel 6. Data Hipertensi Puskesmas Bahu bulan Juni 2015

Bulan Range Umur(tahun)

Jenis KelaminTotal

L P

Juni

20 - 44 2 - 245 - 54 - 1 155 - 59 1 - 1

60 - 69 thn - - 070 > - - 0

4

Page 6: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

BAB III

PENUTUP

Dari data penyakit hipertensi di Puskesmas Bahu didapatkan hasil, yaitu

pada bulan Januari 2015 jumlah pasien hipertensi yaitu 22 orang. Bulan Februari

2015 jumlah pasien hipertensi yaitu 17 orang. Bulan Maret 2015 pasien hipertensi

berjumlah 19 orang. Pada bulan April total pasien hipertensi sama dengan jumlah

total pasien pada bulan Februari 2015 yaitu berjumlah 17 orang. Selanjutnya

bulan Mei pasien hipertensi berjumlah 10 orang, dengan jumlah pasien laki-laki

dan perempuan sama yaitu 5 orang. Pasien hipertensi pada bulan Juni 2015

berjumlah 4 orang.

Page 7: LAPORAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Setyanda YOG , Sulastri D , Lestari Y. Hubungan Merokok dengan Kejadian

Hipertensi pada Laki-Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang. Jurnal

Kesehatan Andalas. 2015; 4(2)

2. Talumewo MC, Ratag BT, Prang JD. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas

Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi Manado. 2014

3. Depkes RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi..

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta; 2006.

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Jakarta; 2013.