230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

24
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. PENGERTIAN Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.(Smeltzer,2001) B. ETIOLOGI Penderita hipertensi bertambah degan bertambahnya usia. (Darmojo, 1999). Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari perseorangan serta kebiasaan hidup seseorang. Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita hipertensi. Sedangkan ciri perseorangan yang berupa umur, jenis kelamin dan ras juga mempengaruhi timbulnya hipertensi. Umur yang bertambah menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi

Transcript of 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Page 1: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A.    PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di

atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.  Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic

90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

(Smeltzer,2001)

B.     ETIOLOGI

Penderita hipertensi bertambah degan bertambahnya usia. (Darmojo,

1999). Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari

perseorangan serta kebiasaan hidup seseorang. Seseorang memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita

hipertensi. Sedangkan ciri perseorangan yang berupa umur, jenis kelamin dan ras

juga mempengaruhi timbulnya hipertensi. Umur yang bertambah menyebabkan

terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi

dibandingkan wanita. Ras kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibanding

dengan orang kulit putih. Kebiasaan hidup seseorang dengan konsumsi garam

tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan

merokok, minum alkohol dan obat-obatan akan memicu terjadinya hipertensi.

(lany, 2001). Dapat dikatakan kebiasaan yang buruk akan memperberat resiko

terjadinya hipertensi.

Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya

aterosklerosis,

hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

Page 2: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

1.      Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti

genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin

angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

2.      Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal. Penggunaan

kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

C.    MANIFESTASI KLINIS

1.      Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

2.      Kelelahan , letih

3.      Nafas pendek

4.      Sakit kepala, pusing

5.      Mual, muntah

6.      Gemetar

7.      Nadi cepat setelah aktivitas

8.      Sulit bernafas saat aktivitas

9.      Gangguan penglihatan

10.  Sering marah

11.  Mimisan

12.  Kaku pada leher atau bahu

D.    PATOFISIOLOGI

Page 4: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Pemeriksaan penunjang dilakukan 2 cara yaitu :

1.      Pemeriksaan yang segera seperti :

a.       Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

b.      Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

c.       Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).

d.      Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e.       Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

f.       Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

g.      Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan

hipertensi.

h.      Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)

i.        Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

j.        Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

k.      Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

l.        Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan

terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran

jantung.

m.   EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi (Smeltzer, 2001)

2.      Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang

pertama ) :

a.       IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal / ureter.

b.      CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c.       IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

Page 5: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

d.      Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.

e.       (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.

F.     PENATALAKSANAAN

1.      Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup

Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan merupakan

langkah awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam sampai 60

mmol/hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan. Akan sulit

dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan

mempengaruhi kebiasaan makan pasien secara drastis.

Pada beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh

dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas

fisik yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan

tekanan darah.

Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti

merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat meningkatkan

tekanan darah, alkohol diketahui dapat meningkatkan tekanan darah sehingga

menghindari alkohol berarti menghindari kemungkinan mendapat hipertensi.

Relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf

autonom dengan kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan darah.

2.      Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi

Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan

beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan

organ target dan terdapatnya manifetasi klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor

resiko lain. Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi(pria,

perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg

dan sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat-

obatan.(Smeltzer,2001)

Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :

a.       Diuretik

Page 6: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan

pengeluaran Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan diuretik

yang lazim diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakit “gout” dan

kadar gula  pada DM sedikit meningkat.

b.      Beta Bloker

Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap

jantung dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah dan

tangan (kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol,

propanolol, timolol, pindolol,dll.

c.       Antagonis Kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara mengurangi jumlah kalsium yang

masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi

ketegangan otot. Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan darah

turun. Efek samping adalah sakit kepala, muka merah dan pembengkakan

pergelangan kaki. Golongan obat ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil,

amlodipin, felodipin dan nikardipin.

d.      Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme

Inhibitor atauACE Inhibitor)

ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal,  yang

bertugas menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi penurunan tekanan

darah yang drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik. contoh

losartan, valsartan dan irbesartan.

e.       Vasodilator

Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari

vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan

pembengkakan pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah doksazosin,

prazosin, hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium nitroprusid.

f.       Golongan penghambat simpatetik

Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak

seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer seperti

reserpin dan guanetidine.(Susalit, 2001)

Page 7: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

“HIPERTENSI”

A.    PENGKAJIAN

Pengumpulan Data

Biodata identitas klien dan penanggung jawab

1.      Identitas Klien

Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan

lain-lain.

2.      Identitas penanggung jawab

Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.

3.      Riwayat Kesehatan

a.       Keluhan Utama

(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)

b.      Riwayat Kesehatan Sekarang

(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS,

ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST)

         P : Palitatif /Provokatif

(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat dan

menguranginya)

         Q : Qualitatif /Quantitatif

(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana merasakannya

sekarang)

         R : Region

(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)

         S : Skala

(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)

         T : Time

Page 8: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-tiba atau

bertahap)

c.       Riwayat Kesehatan Dahulu

(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau

memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini. Termasuk

faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh)

d.      Riwayat Kesehatan Keluarga

(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan atau

riwayat penyakit menular)

e.       Pola Aktivitas Sehari-hari

(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit dan saat

sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola pemenuhan atau tidak)

4.      Pemeriksaan Fisik

(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik

pemeriksaan yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi keadaan

umum klien. Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu Inspeksi, Palpasi,

Perkusi, Auskultasi)

5.      Data Psikologis

(Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya komunikasi, dan

konsep diri)

6.      Data Sosial

(Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat)

7.      Data Spiritual

(Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan

penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah)

8.      Data Penunjang

(Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium  yang dijalani

klien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan hanya 3 kali

pemeriksaan terakhir secara berturut-turut. Bila hasilnya fluktuatif, buat

keterangan secara naratif)

9.      Program dan Rencana Pengobatan

Page 9: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

(Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan dijalani

oleh klien)

B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1.       Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral2.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen.3.       Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang

diderita klien4.       Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan denganpeningkatan

afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard5.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit

C.    PERENCANAAN

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) b/d peningkatan tekanan vaskuler

serebral.

Tujuan             :    Menghilangkan rasa nyeri

Kriteria hasil    :

a)      Melaporkan ketidanyamanan hilang atau terkontrol.

b)      Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Intervensi Rasional

1.      Pertahankan tirah baring selama fase akut

2.      Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.

3.      Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokontraksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya batuk panjang, mengejan saat BAB.

4.      Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

5.      Kolaborasi dengan dokter dalam

1.      Meminimalkan stimulasi dan meningkatkan relaksasi.

2.      Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral, efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

3.      Aktifitas yang meningkatkan vasokontraksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan vaskuler serebral.

4.      Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien.

Page 10: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll.

5.      Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis.

2.      Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi inadekuat

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

a)      Klien menunjukkan peningkatan berat badan.

b)      Menunjukkan perilaku meningkatkan atau mempertahankan berat badan ideal

Intervensi Rasional

1.      Bicarakan pentingnya menurunkan

masukan lemak, garam dan gula sesuai

indikasi.

2.       Kaji ulang masukan kalori harian dan

pilihan diet.

3.       Dorong klien untuk mempertahankan

masukan makanan harian termasuk

kapan dan dimana makan dilakukan,

lingkungan dan perasaan sekitar saat

makanan dimakan.

4.      Intruksikan dan bantu memilih

makanan yang tepat, hindari makanan

dengan kejenuhan lemak tinggi

(mentega, keju, telur, es krim, daging

dll) dan kolesterol (daging berlemak,

kuning telur, produk kalengan,jeroan).

5.      Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai

indikasi.

1.      Kesalahan kebiasaan makan menunjang

terjadinya aterosklerosis, kelebihan

masukan garam memperbanyak volume

cairan intra vaskuler dan dapat merusak

ginjal yang lebih memperburuk

hipertensi.

2.      Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan

dalam program diit terakhir.

3.      Memberikan data dasar tentang

keadekuatan nutrisi yang dimakan dan

kondisi emosi saat makan, membantu

untuk memfokuskan perhatian pada

factor mana pasien telah/dapat

mengontrol perubahan.

4.      Menghindari makanan tinggi lemak

jenuh dan kolesterol penting dalam

mencegah perkembangan aterogenesis.

5.      Memberikan konseling dan bantuan

dengan memenuhi kebutuhan diet

individual.

3.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

Page 11: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Tujuan : tidak terjadi intoleransi aktivitas.

Kriteria Hasil :

a)      Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan atau diperlukan.

b)      Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi Rasional

1.      Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas

dengan menggunakan parameter :

frekwensi nadi 20 x/menit diatas

frekwensi istirahat, catat peningkatan

TD, dipsnea,atau nyeri dada, kelelahan

berat dan kelemahan, berkeringat,

pusing atau pingsan.

2.      Kaji kesiapan untuk meningkatkan

aktivitas contoh : penurunan

kelemahan/kelelahan, TD stabil,

frekwensi nadi, peningkatan perhatian

pada aktivitas dan perawatan diri.

3.      Dorong memajukan aktivitas/toleransi

perawatan diri.

4.      Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan

anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi/rambut dengan duduk dan

sebagainya.

5.      Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam

memilih periode aktivitas.

1.      Parameter menunjukan respon fisiologis

pasien terhadap stress, aktivitas dan

indikator derajat pengaruh kelebihan

kerja jantung.

2.      Stabilitas fisiologis pada istirahat

penting untuk memajukan tingkat

aktivitas individual.

3.      Konsumsi oksigen miokardia selama

berbagai aktivitas dapat meningkatkan

jumlah oksigen yang ada. Kemajuan

aktivitas bertahap mencegah

peningkatan tiba-tiba pada kerja

jantung.

4.      Teknik penghematan energi menurunkan

penggunaan energi dan sehingga

membantu keseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen.

5.      Jadwal meningkatkan toleransi

terhadap kemajuan aktivitas dan

mencegah kelemahan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

  Bare&Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 2,

Jakarta, EGC

  Mansjoer, A, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta, Media

Aesculapius FKUI

  Ridwan, M 2009. Mengenal,Mencegah,Mengatasi Silent Killer Hipertensi,

Semarang, Pustaka Widyamara.

Read more: http://putrakietha.blogspot.com/2014/02/laporan-pendahuluan-hipertensi.html#ixzz359dPe6im

PENGERTIAN HIPERTENSI

 

Hipertensi adalah peningkatan tekanan pada systole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas – batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh, umur dan tingkat stress. Hipertensi juga dapat digolongkan sebagai ringan, sedang atau berat, berdasarkan diastole. Hipertensi ringan apabila tekanan diastole 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan diastole 105 – 114 mmHg, hipertensi berat apabila tekanan diastole > 115 mmHg.

Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekana darah di atas normal yaitu bila tekanan sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau lebih.

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.  Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896).

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VIIKategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah DiastolikNormal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHgStadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHgStadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Page 13: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

2.2  ETIOLOGI

1. a.   Usia.

Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan kematian premature.b. Jenis Kelamin.

berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.c. Ras.

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.d. Pola Hidup.

Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor – faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.

2.3   TANDAN DAN GEJALA

Manifestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut :

a)      Pusing

b)      Mudah marah

c)      Telinga berdengung

d)     Mimisan (jarang)

e)      Sukar tidur

Page 14: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

f)       Sesak nafas

g)      Rasa berat di tengkuk

h)      Mudah lelah

i)        Mata berkunang-kunang

2.4   PENATALAKSANAAN

1) Diit rendah lemak

2) Diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium benzoat, monosodium glutamat.

3) Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol

4) Lakukan olahraga secara teratur

5) Hentikan kebiasan merokok (minum kopi)

6) Menjaga kestabilan BB tapi penderita hipertensi yang disertai kegemukan

7) Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai.

(Wijaya Kusuma, 2004: 11)

 

 

2.8 Lampiran Jurnal Penelitian

Judul : PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

THE EFFECT OF PAPAYA FRUIT (Carica papaya L.)  IN REDUCING NORMAL BLOOD PRESSURE

Abstract

     Backgrounds Prevalence of hypertension in Indonesia is very high, reached 31,7 percent of total adult population. Hypertension can cause heart disease, kidney disease, and stroke. Indonesia is a tropical country that is famous by its natural resources where plants could be processed to be some alternative medicines or traditional medicines. Papaya can be easily found in Indonesia and is popular as medicine plant. This fruit can be used as one of the alternative treatment for hypertension. Objectives To determine the effect of papaya in

Page 15: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

reducing blood pressure. Methods The design is a true experimental design. The subject of this research consists of 32 women aged 18-25 years old. The data measured were blood pressure, after and before consuming papaya, using the auscultation and palpation methods. The data analysis using the “t” test with α = 0,05. Results The average systolic blood pressure after consuming papaya is 86,5mmHg; lower than before consuming the papaya which was 100,2mmHg (p<0.01), whereas the average diastolic blood pressure after consuming papaya is 59,1mmHg; lower than before consuming the papaya which was 69,8mmHg (p<0.01). There are a very significant difference in blood pressure reduction before and after drinking papaya. Conclusions Papaya reduces the blood pressure.

 

Key words: papaya, blood pressure.

  Abstrak

     Latar Belakang Prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk dewasa (riset kesehatan dasar). Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal, dan stroke. Indonesia merupakan negara tropis yang terkenal akan sumber daya alam di mana tumbuh-tumbuhannya dapat diolah menjadi obat alternatif atau obat tradisional. Pepaya banyak dijumpai di Indonesia dan terkenal sebagai tanaman obat. Buahnya dapat digunakan sebagai salah satu obat alternatif untuk hipertensi. Tujuan Ingin mengetahui pengaruh pepaya dalam menurunkan tekanan darah. Metode Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan. Subjek penelitian terdiri atas 32 orang dengan jenis kelamin perempuan berusia 18-25 tahun. Data yang diukur adalah tekanan darah, sesudah dan sebelum minum pepaya, dengan menggunakan metode gabungan auskultasi dan palpasi. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05. Hasil Rerata tekanan darah sistol setelah minum pepaya adalah sebesar 86,5mmHg, lebih rendah daripada sebelum minum pepaya yaitu sebesar 100,2mmHg (p<0,01), sedangkan hasil rerata tekanan diastol sesudah minum pepaya adalah sebesar 59,1mmHg, lebih rendah daripada sebelum minum pepaya yaitu sebesar 69,8mmHg (p<0,01). Terdapat perbedaan selisih penurunan tekanan darah yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah minum pepaya. Kesimpulan Buah pepaya menurunkan tekanan darah normal

 

Kata kunci: pepaya, tekanan darah.

 

Bahan dan Cara

Page 16: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Bahan penelitian yang digunakan adalah 250g buah pepaya tanpa kulit dan biji (Carica papaya L.), dan 200ml air. Alat penelitian yang digunakan adalah pisau, timbangan kue, blender, gelas ukur, gelas minum, stetoskop, sphygmomanometer, stopwatch. Subjek penelitian terdiri dari 32 orang wanita berumur 18-25 tahun yang bersedia menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan menandatangani informed consent.

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan. Data yang diukur adalah tekanan darah sistol dan diastol dalam mmHg. Analisis data memakai uji “t” berpasangan, dengan a= 0,05.

Sebelum melakukan penelitian, subjek penelitian harus cukup istirahat (6-8 jam/hari), tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang melelahkan, tes dilakukan minimal 2 jam sesudah makan ringan atau 4 jam sesudah makan berat, tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol, tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi tekanan darah.

Pada penelitian, subjek penelitian duduk istirahat selama 5 menit lalu diukur tekanan darahnya. Istirahat kembali selama 5 menit. Subjek penelitian minum 250g buah pepaya  yang diblender. Setelah 5 menit, periksa kembali tekanan darah sistol dan diastol subjek penelitian dengan posisi duduk seperti semula setiap 5 menit sampai hasil pengukuran tidak berubah dalam 2 kali pengukuran berturut-turut.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil data seperti tertera pada tabel berikut.

 

Tabel 1 Rerata Tekanan Darah Sistol Setelah dan Sebelum Minum Pepaya

  Mean N Std. DeviationPair 1 SISPRE (Sistol Sebelum) 100.2 32 6.19  SISPOS (Sistol Setelah) 86.5 32 5.66

     Dari Tabel 1 didapatkan bahwa rerata tekanan darah sistol setelah minum pepaya sebesar 86,5mmHg (SD= 5,66), sedangkan rerata tekanan darah sistol sebelum minum pepaya sebesar 100,2mmHg (SD= 6,19).

 

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Tekanan Darah Sistol Setelah dan Sebelum Minum Pepaya

Page 17: 230666894 Laporan Pendahuluan Hipertensi

 Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean Std. Deviation

Pair 1 SISPRE-SISPOS

13.7 3.26 23.772 31 .000

             

Dari Tabel 2 didapatkan hasil penurunan tekanan darah sistol yang sangat signifikan setelah minum pepaya sebesar 13,7mmHg (SD= 3,26) (p<0,01).

Tabel 3 Rerata Tekanan Darah Diastol Setelah dan Sebelum Minum Pepaya

  Mean N Std. DeviationPair 2 DIASPRE (Diastol Sebelum) 69.8 32 5.49  DIASPOS (Diastol Setelah) 59.1 32 5.08

    Dari Tabel 3 didapatkan bahwa rerata tekanan darah diastol setelah minum pepaya adalah 59,1mmHg (SD=5,08), sedangkan rerata tekanan darah diastol sebelum minum pepaya adalah 69,8mmHg (SD= 5,49).

Tabel 4 Hasil Pengolahan Data Tekanan Darah Diastol Setelah dan Sebelum Minum Pepaya

 Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean Std. Deviation

Pair 2 DIASPRE- DIASPOS

10.7 2.07 29.202 31 .000