Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

36
Hipertensi dan Diabetes Melitus Pada Keluarga Inti : Pelayanan Kedokteran Keluarga Kriski Regina Gaezani 1 , Veronica Fetrina 1 , Ayu Farah Ummamah 1 , Laresi Indah Sonata 1 , Oke Herawati 1 , Diana Agustini 2 1 Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 2 Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta Abstrak : Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan. Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai pelayanan kesehatan di tingkat primer. Pasien adalah seorang kepala keluarga dengan penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Hipertensi dan diabetes mellitus meruTn.San salah satu dari penyakit kronis yang angka kejadiannya cukup tinggi. Masalah pada pasien ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti keturunan dan gaya hidup. Selain itu faktor yang memperberat kondisi pasien adalah kurangnya dukungan dari anggota keluarga. Penatalaksanaan klinis yang dilakukan bersifat non- farmakologis. Pada anggota keluarga dilakukan edukasi mengenai bahayanya penyakit kronis, faktor risiko yang terdapat dalam keluarga dan pentingnya peran keluarga dalam mengurangi risiko komplikasi pada pasien. Keberhasilan tindakan dinilai dari data klinis yang diukur saat kunjungan. Hasil studi 1

description

laporan kasus field visit family medicine

Transcript of Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Page 1: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Hipertensi dan Diabetes Melitus Pada Keluarga Inti :

Pelayanan Kedokteran Keluarga

Kriski Regina Gaezani 1, Veronica Fetrina 1, Ayu Farah Ummamah 1, Laresi Indah Sonata1,

Oke Herawati1, Diana Agustini2

1 Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta

2 Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta

Abstrak : Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan

pelayanan kesehatan. Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai

pelayanan kesehatan di tingkat primer. Pasien adalah seorang kepala keluarga dengan

penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Hipertensi dan diabetes mellitus meruTn.San salah

satu dari penyakit kronis yang angka kejadiannya cukup tinggi. Masalah pada pasien ini

disebabkan oleh beberapa faktor seperti keturunan dan gaya hidup. Selain itu faktor yang

memperberat kondisi pasien adalah kurangnya dukungan dari anggota keluarga.

Penatalaksanaan klinis yang dilakukan bersifat non-farmakologis. Pada anggota keluarga

dilakukan edukasi mengenai bahayanya penyakit kronis, faktor risiko yang terdapat dalam

keluarga dan pentingnya peran keluarga dalam mengurangi risiko komplikasi pada pasien.

Keberhasilan tindakan dinilai dari data klinis yang diukur saat kunjungan. Hasil studi

menunjukkan perkembangan penyakit disebabkan pola makan yang tidak terkontrol,

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap kesehatan dan perawatan pasien. Penerapan

praktik kedokteran keluarga secara berkesinambungan dan menyeluruh telah dijalankan

sehingga keluarga dan pasien mulai mencoba untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat.

Pada akhir studi, masalah diabetes mellitus yang berhubungan dengan pola pemberian nutrisi

dan perawatan oleh angota keluarga kepada pasien masih perlu pembinaan.

Keyword : Hipertensi, Diabetes Mellitus, Pelayanan Kedokteran Keluarga

1

Page 2: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Hypertension and Diabetes Mellitus on the Family Nucleus:

Family Medical Approach

Kriski Regina Gaezani 1, Veronica Fetrina 1, Ayu Farah Ummamah 1, Laresi Indah Sonata1,

Oke Herawati1, Diana Agustini2

1Student of Faculty of Medicine University of UPN “Veteran” Jakarta2Anatomy Departement Faculty of Medicine UPN “Veteran” Jakarta

ABSTRACT

Family medicine has an important role in the management of health service. Family medicine

commited the doctor as primary health service. The Patient was a patriarch with hypertension

and diabetes mellitus. Hypertension and diabetes mellitus is a chronic disease with high rate

incidence. The problem in these patients is caused by several factors such as heredity and

lifestyle. Besides the factors that aggravate the condition of the patient is the lack of support

from family members. Clinical management that was done by non-pharmacological theraphy.

Family members educated about the dangers of chronic disease, the risk factors that

contained in the family and the importance role of family in reducing the risk of

complications in patient. The goal of treatment assessed from clinical data measured during

the visit. The study shows the development of disease caused by uncontrolled diet, lack of

family knowledge on health and patient care. Application of family medical clinical approach

in a holistic and comprehensive has been run and managed to improve the patient’s condition,

so the family health level began to improve. At the and of study, diabetes problem associated

with the patern of nutrition and family care for patient are still need guidance.

Keyword: Hypertension, Diabetes Mellitus, Family Medicine

2

Page 3: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Pendahuluan

Hipertensi dan diabetes mellitus meruTn.San penyakit tidak menular yang

prevalensinya di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Prevalensi hipertensi dan diabetes

mellitus juga mengakibatkan timbulnya permasalahan kesehatan masyarakat. Hipertensi

meruTn.San salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit

jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru

disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke.

Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan

rutin atau datang dengan keluhan lain. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007

menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini

terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui

memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.

Sedangkan diabetes Mellitus diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensinya di

Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Menurut hasil Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat diabetes

mellitus pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu

14,7%. Dan daerah pedesaan, diabetes mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.

Oleh karena itu , hipertensi dan diabetes mellitus dapat menyebabkan kematian

apabila tidak dilakukan penatalaksanaan yang bersifat komprehensif dan terpadu. Dokter

keluarga mempunyai peran strategis dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan untuk

membantu mengurangi dan mencegah berkelanjutannya penyakit hipertensi maupun diabetes

mellitus. Berdasarkan The American Board of FP, 1969, dokter keluarga adalah dokter yang

memberi pengetahuan kesehatan tingkat pertama hingga menyeluruh yang dibutuhkan semua

anggota keluarga. Berdasarkan keseTn.Satan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pengertian

dokter keluarga adalah dokter yang memberi pengetahuan kesehatan proaktif, holistik

berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga.

Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai pelayanan kesehatan

di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan

3

Page 4: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat

pelayanan rawat inap, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan

lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah

jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician,

1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Dokter tingkat pertama ini di Indonesia

diharapkan terus menerus diasah melalui sistem pendidikan kedokteran berkelanjutan agar

mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang di berikan di tingkat pertama (primer).

Dokter yang bekerja di tingkat pertama (primer) pelayanan kesehatan, harus

menguasai hal-hal terbaru mengenai prediksi, tanda, gejala, penegakan diagnosis dan

penatalaksanaan komprehensif mengenai berbagai penyakit. Pencegahan penyakit yang kini

menjadi produk lokal harus dipahami oleh setiap dokter yang bekerja di tengah masyarakat

(yang heterogen) agar pasien ke depan memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau,

dengan kualitas tinggi serta mencapai kesembuhan.

Dokter keluarga tentunya akan menjadi kontak pertama pasien saat sakit. Ini akan 

mengurangi angka rujukan ke rumah sakit, karena harapannya pasien akan mendapatkan

pengobatan yang efektif dan efisien pada layanan tingkat pertama.

Dokter keluarga harus memiliki kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang

lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

Dokter Keluarga secara garis besarnya ialah :

a. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga

b. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam

pelayanan kedokteran keluarga

c. Menguasai ketrampilan berkomunikasi

Dan diharapkan dapat menyelenggarakan hubungan profesional dokter-pasien untuk :

a. Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan

perhatian khusus terhadap peran dan resiko kesehatan keluarga

4

Page 5: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

b. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasama

menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan

penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga

c. Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada

penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

Oleh karena itu maka kami melakukan kegiatan field visit ke masyarakat di sekitar

Puskesmas Sukmajaya, Depok. Untuk mempelajari ketrampilan berkomunikasi dengan

masyarakat, khususnya pasien dan keluarganya guna mendapatkan informasi mengenai

masalah kesehatan yang dialami dan faktor resiko yang terdapat pada keluarga agar dapat

mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang akan kami lakukan ketika menjadi dokter kelak.

Ilustrasi Kasus

Tn. S, usia 45 tahun mempunyai keluhan pada bagian wajah kanan nya mati rasa. Tn.

S juga merasa gatal-gatal pada bagian lengan dan tubuhnya, dan pada bagian kaki terasa

bengkak dan nyeri.

Setiap malam, beliau selalu terbangun untuk buang air kecil sebanyak 2 sampai 3 kali

semalam. Menurut pasien, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas, tekanan

darahnya adalah 160/100 (Hipertensi). Beliau mengaku sudah melakukan pengobatan di

puskesmas dan rajin kontrol setiap hari senin. Untuk meringankan keluhan rasa nyeri dan

bengkak pada bagian kakinya beliau biasanya hanya mengompresnya dengan air dingin

Dahulu beliau pernah mengalami stroke ringan dan dirawat di rumah sakit selama

seminggu. Setahun yang lalu pernah didiagnosis mengidap penyakit Diabetes Melitus, dan

pernah menjalani pengobatan, namun setelah obatnya habis beliau tidak pernah melakukan

pengobatan kembali untuk penyakit diabetesnya.

Untuk hipertensinya pasien ini telah diberikan obat dan pasien ini meminumnya

dengan teratur, apabila obat habis dia akan dating ke puskesmas.

Dikeluarga pasien, orangtua dan adiknya memiliki riwayat penyakit darah tinggi

(Hipertensi). Saudara kandung pasien pernah terkena stroke.

Tn. S tinggal bersama istri dan kedua orang putrinya di rumah kontrakan. Sehari-

harinya Tn. S tidak bekerja dan terbiasa makan di warung makan, karena istrinya tidak

sempat memasak karena harus bekerja dari pagi hingga sore hari sebagai buruh cuci. Bahkan

5

Page 6: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

sering kali istrinya tidak pulang ke rumah untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sehari-harinya

Tn.S S terbiasa merawat dirinya sendiri.

Tn.S S jarang sekali mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, beliau tidak

merokok dan tidak memiliki kebiasaan minum-minuman keras. Beliau biasanya bersepeda ke

rumah orangtua nya yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Pasien tinggal di rumah kontrakan berukuran 2,5 x 7 meter persegi, dengan alas ubin,

tembok di ruangan utama di cat, tapi selebihnya hanya tembok semen, atapnya dari seng dan

langit-langitnya dari triplek dan bolong-bolong. Rumah tersebut mempunyai 2 jendela dan

ventilasi di atasnya, rumah pasien berimpitan dengan 7 penghuni kontrakan lainnya. Antara

kamar tidur dan dapur hanya disekat.

Penilaian Struktur dan Komposisi Keluarga

Keluarga terdiri atas 2 generasi dengan kepala keluarga bernama Tn. S (pasien)

berusia 45 tahun, dan ibu bernama Ny. Y berusia 37 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga

inti (nuclear). Dari perkawinan ini mereka mempunyai dua orang anak perempuan yang

berusia 15 tahun dan 14 tahun. Siklus keluarga yang hidup dengan remaja serta pemetaan

hubungan keluarga yang kurang dekat diantara Tn.S sebagai ayah dan suami terhadap istri

dan anak-anaknya.

Gambar 1. Genogram

6

Page 7: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Identifikasi Kasus

Berdasarkan ilustrasi kasus yang sudah dijabarkan di atas mengenai keluhan-keluhan

pasien Tn.S di atas dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa pasien ini menderita

hipertensi dan diabetes mellitus.

1. Masalah dalam anggota keluarga :

Bentuk keluarga adalah keluarga inti. Pencari nafkah adalah istri yang bekerja

sebagai buruh cuci, sementara suaminya ngangguran dan hanya kerja serabutan.

2. Masalah dalam fungsi biologis :

- Wajah sebelah kanannya terasa baal.

- Pemeriksaan tekanan darahnya yang tinggi masuk ke kriteia Hipertensi derajat II (

Klasifikasi menurut JNC 7) yaitu 160/100 dan terdapat keluhan kaku leher kaku

leher.

- Riwayat pemeriksaan gula darahnya tinggi.

- Pemeriksaan gula darah postprandial yang kami lakukan hasilnya 230 mg/dl

dimana kadar gula darah postprandial ≥ 200 mg/dl meruTn.San indikasi adanya

diabetes mellitus.

- Sering kencing tengah malam, pada regio tangan sebelah kanan dan pada bagian

punggungnya ada keluhan gatal-gatal.

- Dari riwayat keluarga, orangtua dan saudara kandung pasien ini jg ada yang

menderita penyakit diabetes melitus.

3. Masalah dalam fungsi psikologis :

Pasien diduga mengalami stress dikarenakan adanya tekanan dari pihak

keluarga. Tn. S ini tidak berkerja, sementara istrinya banting tulang untuk mencari

nafkah menggantikan posisinya, istri dan anak-anaknya sering menyalahkan keadaan

Tn. S yang pengangguran dan meninggalkan Tn.S jika mereka berpergian, sehingga

ada beban psikologis yang harus dipikul pasien ini.

4. Masalah ekonomi dan pemenuhan kebutuhan :

Penghasilan Tn. S pada kerja serabutan bisa mencapai sekitar Rp. 300.000,00

per bulan sementara penghasilan istri sebagai buruh cuci di 3 rumah tangga sebesar

Rp.1.200.000,00/ bulan. Pemenuhan kebutuhan sekundernya tercukupi tetapi untuk

kebutuhan tersiernya kurang tercukupi, pasien jarang berekreasi, dan tidak mengikuti

kegiatan ibadah di lingkungannya.

7

Page 8: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

5. Masalah perilaku kesehatan keluarga :

Tn. S sering datang ke puskesmas untuk kontrol penyakit darah tingginya

setiap senin dan membeli obat hipertensinya jika obat sudah habis. Sementara untuk

sakit gulanya pasien kurang peduli sebab tidak pernah mencek ulang pemeriksaan

gula darahnya padahal pasien sudah punya riwayat pemeriksaan gula darah yang

tinggi. Pasien jarang berolahraga, sebagai penggantinya hanya sekedar bersepada

setiap hari ke rumah orangtuana.

6. Masalah lingkungan :

Rumah pasien terletak di lingkungan kontrakan yang padat, atapnya dari seng

dan langit-langitnya terbuat dari triplek dan ventilasi udara hanya terdapat di tembok

depan rumah selebihnya semua tembok tertutup, sehinga sinar matahari tidak masuk

ke rumah dan sirkulasi udara tidak baik.

7. Masalah sosial :

Hubungan dengan masyarakat cukup baik, pasien mengenal tetangga dengan

baik, kegiatan keagamaan pasien kurang, tidak mengikuti pengajian yang

dilenggarakan di lingkungannya.

8. Masalah dalam perilaku kebersihan :

Letak barang-barang di rumah tidak rapi dan bersih. Barang-barang banyak ng

tertumpuk dan penataan ruangan sangat kumuh.

Diagnosis Holistik

Aspek Personal : Pasien memiliki beberapa stresor karena tidak memiliki pekerjaan dan

di kucilkan di rumah oleh istri dan 2 anaknya.

Aspek Klinis : Pasien (Tn.S, 45 tahun) menderita penyakit hipertensi dan DM.

Aspek Individual : Pasien adalah kepala keluarga yang sehari-hari menganggur di rumah.

Aspek Psikososial : Keluarga berpenghasilan rendah, masalah kebersihan rumah yang

kurang dan tidak sehat, serta lingkungan perumahan yang padat.

Aspek Fungsional :Derajat 1, pasien dapat berbuat apa-apa karena tidak ketergantungan

dengan pelaku rawat

Diagnosis Keluarga

Keluarga inti dengan pasangan kepala keluarga yang tidak bekerja dan berpendidikan

terakhir SMP serta berpenghasilan minimum. Oleh karena itu untuk meringankan beban

keluarga ditanggung, ibu bekerja sebagai buruh cuci untuk mencari nafkah sehingga

pemenuhan kebutuhan untuk anak dan keluarga dapat terpenuhi dengan baik terutama

8

Page 9: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

masalah gizi karena harus terbagi dengan kebutuhan primer lainnya. Namun, karena

kesibukan dan pengetahuan tentang masalah kesehatan masih kurang menyebabkan kondisi

keluarga menjadi tidak stabil. Kepala keluarga berharap untuk bisa sembuh namun baik ibu

dan anak-anak kurang peduli dan memperhatikan kesehatan kepala keluarga sehingga

perjalanan penyakit pasien tidak kunjung membaik.

Tujuan Umum Penyelesaian Masalah Pasien dan Keluarga

Terciptanya keluarga yang berpartisipasi, menjaga, mengawasi dan mendukung

kesehatan pasien agar tidak hanya pasien yang termotivasi untuk sembuh namun mempererat

hubungan keluarga sehingga dapat menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan cara

menerapkan hidup sehat dan bersih.

Indikator Keberhasilan

Pasien menjalani perencanaan asupan gizi yang sesuai dengan penyakit hipertensi dan

diabetes melitus, melakukan olah raga dan melakukan kontrol tekanan darah serta kadar

glukosa darah sehingga terjadi kestabilan tekanan darah dan kadar glukosa darah dalam

keadaan normal.

Ibu dan anak-anak berperan serta membantu mengawasi, memperhatikan dan

mendukung pasien untuk menjaga gaya hidup pasien. Ibu dan anak-anak juga diharapkan

mengetahui tentang penyakit hipertensi dan diabetes melitus sehingga secara langsung ikut

serta mencegah penyakit tersebut terjadi pada diri mereka karena mereka memiliki faktor

risiko.

Setiap anggota keluarga dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik sehingga

tercipta suasana dan kondisi keluarga yang lebih nyaman dan bahagia.

Tindak Lanjut Terhadap Pasien dan Keluarga

Untuk menindaklanjuti permasalahan klinis dan keluarga maka dilakukan rencana

penatalaksanaan pasien dan keluarga. Penatalaksanaan non farmakologis dengan pembinaan

terhadap keluarga berupa intervensi terhadap gaya hidup pasien berdasarkan penyakit

hipertensi dan diabetes mellitus.

1. Intervensi penatalaksanaan hipertensi

a. Edukasi pasien tentang hipertensi

9

Page 10: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

b. Perencanaan makanan atau intervensi gizi dasar ( konsumsi banyak sayuran, buah

dan hasil olahan susu rendah lemak dan mengurangi asupan lemak jenuh dan

kolesterol)

c. Membatasi konsumsi garam, penyedap makanan dan makanan berpengawet

d. Menghindari rokok dan minuman beralkohol

e. Olahraga atau latihan fisik

f. Mengurangi stres

2. Intervensi penatalaksanaan diabetes mellitus

a. Edukasi pasien tentang diabetes mellitus

b. Perencanaan makanan atau intervensi gizi dasar :

- Penentuan jadwal makan yang teratur

- Penentuan sumber makanan

- Cara mengolah makanan yang baik dan sehat

c. Membatasi konsumsi gula

d. Menghindari rokok dan minuman beralkohol

e. Olahraga atau latihan fisik

f. Mengurangi stress

Tindakan Terhadap Keluarga

Dalam melakukan intervensi penatalaksanaan hipertensi dan diabetes mellitus dibutuhkan

partisipasi dan keingian kuat dari seluruh anggota keluarga untuk mewujudkan perbaikan

status kesehatan keluarga terutama pasien.

Tindakan intervensi penatalaksanaan hipertensi dan diabetes mellitus dilakukan secara

bergantian. Tindakan awal intevensi yaitu mengenai hipertensi sebagai berikut rinciannya :

a. Edukasi pasien dan keluarga tentang hipertensi

Pengenalan tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, etiologi, epidemiologi, gejala

klinis, patofisiologi dan manajemen penatalaksanaan pengobatan hipertensi namun

yang lebih ditekankan penatalaksanaan nonfarmakologi. Metode edukasi yang

diberikan berupa penyuluhan dan diskusi dengan pasien sedangkan media yang

dipergunakan berupa poster sebagai media peraga.

10

Page 11: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

b. Perencanaan makanan atau intervensi gizi

- Konsumsi banyak sayuran, buah dan hasil olahan susu rendah lemak dan

mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.

- Banyak minum air putih

- Mengurangi konsumsi garam, penyedap makanan dan makanan berpengawet

- Mengurangi atau menghindari minuman bersoda dan kopi.

c. Meghindari rokok dan minuman beralkohol

d. Olahraga

- Pasien dianjurkan untuk setiap hari setidaknya berolahraga minimal 30 menit

- Olahraga ringan yang dianjurkan jogging atau jalan kaki dan bersepeda.

e. Mengurangi stress

- Pasien dianjurkan untuk tidak stres dengan cara mencari kegiatan positif

seperti bersosialisasi dengan tetangga atau melakukan hobi yang disenangi

untuk mengurangi stress.

- Edukasi pasien dan keluarga untuk mengadakan pertemuan keluarga agar

terjadi hubungan antar keluarga yang lebih dekat dan harmonis sehingga

suasana dalam keluarga membuat pasien merasakan kenyamanan.

- Meminta keluarga pasien memberi dukungan dan memperhatikan kondisi

pasien sehingga pasien tumbuh rasa percaya diri untuk kesembuhannya.

Setelah intervensi hipertensi dijelaskan kepada pasien dan keluarga, kemudian tindakan

selanjutnya adalah intervensi penatalaksanaan diabetes mellitus yang rinciannya sebagai

berikut :

a. Edukasi pasien dan keluarga tentang diabetes mellitus

Pengenalan tentang diabetes mellitus, etiologi, epidemiologi, gejala klinis,

patofisiologi dan manajemen penatalaksanaan pengobatan diabetes namun yang lebih

ditekankan penatalaksanaan nonfarmakologi. Metode edukasi yang diberikan berupa

penyuluhan dan diskusi dengan pasien sedangkan media yang dipergunakan berupa

poster sebagai media peraga.

b. Perencanaan makan atau intervensi gizi

Pasien dan keluarga diharapkan dapat mengatur pola makan dengan cara :

Penentuan jadwal makan teratur

11

Page 12: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Tabel 1. Standar Diet Diabetes Melitus ( Dalam Satuan Penukaran Versi 1997)

Penentuan sumber makanan dan takaran makanan

Tabel 2 & 3 Kebutuhan Bahan Makanan Dalam Penukar Diet 1700 kalori

Pengolahan makanan yang baik dan sehat

Memberitahukan kepada keluarga untuk mengolah makanan yang baik dan sehat

dengan cara mencuci buah dan sayuran sebelum dimasak, makan makanan yang

dimasak dengan matang dan biasakan untuk tidak makan makanan yang berlemak

seperti makanan yang di goreng dengan minyak namun makan makanan yang

12

Page 13: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

direbus ataupun dikukus. Saat memasak masakan maupun memilih makanan juga

dibiasakan untuk mengurangi gula dan bahan penyedap.

c. Menghindari rokok dan minuman beralkohol

d. Olahraga

Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga kurang lebih 2 sampai 3 kali seminggu

dilakukan oleh pasien maupun keluarga.

e. Mengurangi stress

Dilakukan penilaian terhadap penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi yang dapat

dilihat pada Tabel 4. Penilaian kemampuan mengatasi masalah secara keseluruhan dan

kemampuan adaptasi dengan skala:

5 : dapat diselesaikan sepenuhnya oleh pasien dan keluarganya

4 : penyelesaian hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk dari orang lain

/ dokter / pelayanan kesehatan

3 : ada keinginan untuk penyelesaian, terdapat sumber namun perlu penggalian yang

belum dimanfaatkan, hanya sedikit atas partisipasi keluarga dan sebagian besar masih

dilakukan provider.

2 : partisipasi keluarga hanya berupa keinginan saja karena tidak mampu, tidak ada

sumber, penyelesaian sepenuhnya dilakukan oleh orang lain/dokter/pelayanan kesehatan

1 : tidak ada partisipasi, menolak, tidak ada penyelesaian walaupun sarana tersedia

99 : tidak dapat dinilai.

Tabel 4 Penilaian Kemampuan Mengatasi Masalah (Koping Keluarga)

No Masalah Skor

Awal

Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Skor

Akhir

1 Fungsi Biologi

Kepala keluarga (pasien) menderita

penyakit hipertensi dan diabetes

mellitus

2 Edukasi tentang penyakit dan

pencegahan hipertensi dan

diabetes mellitus melalui

penyuluhan dengan

memberikan media poster dan

catatan asupan makanan pasien.

Pemeriksaan tekanan darah dan

pemeriksaan tes glukosa darah

Terselenggaranya

penyuluhan

Keluhan penyakit menetap

dan terjadi peningkatan

tekanan darah dan glukosa

darah

2

13

Page 14: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

2. Faktor perilaku kesehatan keluarga

Higiene pribadi dan lingkungan

yang kurang

Kontrol kesehatan di

puskesmas

3

3

Edukasi tentang hygiene

pribadi dan lingkungan dengan

melakukan penyuluhan

kebersihan pribadi maupun

lingkuangan dan memberitahu

pasien untuk mengenakan alas

kaki saat berkegiatan diluar

rumah.

Kontrol kesehatan di

puskesmas setiap 1 kali/minggu

Terselenggaranya

penyuluhan

Higiene pribadi dan

lingkungan sudah cukup

mengalami perbaikan

Kontrol kesehatan di

puskesmas selalu

dilakukan oleh pasien

setiap 1 kali/minggu untuk

mendapatkan pengobatan.

3

3

3 Lingkungan rumah

Ventilasi dan penerangan

didalam rumah kurang

Banyak Tn.Saian ditumpuk dan

ditaruh disembarang tempat

3

3

Memperbaiki dan membersihkan

ventilasi, membuka jendela dan

pintu saat siang hari

Edukasi pasien dan keluarga

untuk mencuci dan menyeterika

Tn.Saian yang bertumpuk dan

ditaruh di lemari Tn.Saian

Ventilasi dan jendela belum

dibuka pada siang hari

namun pintu rumah pada

siang hari dibuka

Penerangan rumah dengan

lampu

Tn.Saian dicuci dan

disetrika dengan rapi

namun masih diletakkan

sembarangan

3

3

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan

kebutuhan

Pendapatan keluarga yang

rendah

2 Motivasi kepala keluarga

(pasien) untuk mendapatkan

pekerjaan

Pasien berusaha mencari

pekerjaan sebagai buruh

cuci motor

3

5. Masalah Psikologi

Hubungan keluarga kurang

dekat satu sama lain.

Keluarga kurang peduli dan

perhatian terhadapa penyakit

pasien

Pasien terlihat banyak pikiran

atau terlihat stres

1

1

2

Motivasi dan memberikan saran

untuk menyempatkan

meluangkan waktu untuk

pertemuan keluarga setiap hari

Motivasi keluarga untuk turut

berpartisipasi ikut serta

memberikan dukungan dan

perhatian terhadap pengobatan

pasien

Motivasi pasien untuk rileks dan

mencari kegiatan positif untuk

mengurangi stress yang dihadapi

Hubungan keluarga sedikit

membaik

Keluarga belum sempat

melakukan pertemuan

keluarga setiap hari

Keluarga sedikit mulai

berkeinginan memberikan

dukungan dan perhatian

Pasien bisa menyalurkan

rasa stress dengan cara

melakukan hobinya

menonton futsal atau

seTn.S bola

2

2

2

Total Skor Koping

Rata-rata Skor Koping

20

20/9

=2,2

23

23/9

=2,5

14

Page 15: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Kesan dari kemampuan penyelesaian masalah awal dalam keluarga adalah 2,2 yaitu

keluarga cukup mampu menyelesaikan sedikit masalahnya dan masih memerlukan petunjuk

penyelesaian masalah dari orang lain/dokter/provider kesehatan. Pada akhir studi dilakukan

penilaian kembali kemampuan keluarga menyelesaikan masalahnya. Nilai akhir koping

keluarga yang didapat adalah 4, dimana keluarga mampu menyelesaikan masalahnya namun

tidak sepenuhnya dan masih tergantung arahan dan upaya dari provider petugas pelayan

kesehatan.

Pada awal studi diperoleh nilai 2,2 yang menunjukan bahwa upaya untuk mengatasi

masalah dalam keluarga cukup mampu mengatasi masalah namun masih memerlukan

petunjuk penyelesaian masalah dari orang lain/dokter/provider kesehatan seperti kader

kesehatan dari puskesmas sehingga dapat mendapatkan petunjuk yang terarah dalam

mengatasi masalah serta membangun partisipasi aktif dari seluruh anggota keluarga.

Pada akhir studi diperoleh nilah 2,5 yang memberikan kesan partisipasi keluarga

hanya berupa keinginan saja untuk melakukan perbaikan kesehatan. Hal ini menggambarkan

bahwa keluarga masih memerlukan saran dan solusi yang lebih baik lagi untuk penyelesaian

masalah dalam keluarga dari pihak lain seperti dokter keluarga ataupun provider kesehatan

yang senantiasa memberikan pemantauan berkala.

Hasil Pembinaan

1. Telah dilakukan edukasi mengenai penyakit hipertensi dan diabetes mellitus secara

lengkap tentang etiologi, epidemiologi, gejala klinis, patofisiologi, penatalaksanaan

dan pencegahan yang lebih ditekankan intervensi gaya hidup dan lingkungan pasien.

2. Keluhan pasien menetap dan pada pemeriksaan tekanan darah dan glukosa darah

mengalami peningkatan.

Kunjungan keluarga ke – 2 ( Tanggal 5 Januari 2013)

Waktu sebelum intervensi :

Melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan sphygnomanometer dan tes

glukosa darah sewaktu mengunakan Accu-check.

Hasil :

a. Tekanan darah : 150/100 mmHg

b. GDS (Gula Darah Sewaktu) : 230

Kunjungan keluarga ke – 3 (Tanggal 15 januari 2013)

15

Page 16: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Waktu Intervensi terakhir

Melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan sphynomanometer dan tes

glukosa darah 2 jam Post Prandial menggunakan Accu-check.

Hasil :

a. Tekanan darah : 160/100 mmHg

b. Glukosa darah 2 jam PP : 289

3. Pasien sudah mau mencari pekerjaan untuk membantu keluarga dengan bekerja

sebagai buruh cuci

4. Pasien sudah mau memilih makanan yang baik dan harus dihindari namun masih

membeli makanan diluar serta jadwal makan yang kurang teratur mengakibatkan

kurang efektifnya intervensi gizi.

5. Pasien sudah bisa mengalihkan stres dengan cara melakukan hobinya menonton futsal

6. Lingkungan rumah sudah mengalami perbaikan sedikit dan perlu ditingkatkan

kembali.

7. Walaupun masih kurang memperhatikan dan medukung kesehatan pasien, keluarga

sudah mulai menumbuhkan keinginan untuk ikut serta berpartisipasi menjaga

kesehatan pasien.

8. Hubungan keluarga sedikit membaik dan perlu ditingkatkan lagi.

Hasil pembinaan keluarga secara keseluruhan menunjukkan peningkatan sedikit

indeks koping/penguasaan masalah dari 2 sebelum studi menjadi 2,5 setelah pembinaan.

Konsep pelayanan kedokteran keluarga telah dijalankan dan perlu ditunjang dengan

kerjasama yang baik antara provider kesehatan serta keluarga.

Pembahasan

Pasien Tn.S didiagnosis diabetes mellitus dan hipertensi berdasarkan anamnesis setiap

malam, beliau selalu terbangun untuk buang air kecil sebanyak 2 sampai 3 kali semalam,

sering haus, sering lapar, pruritus dan sudah terjadi neuropati serta pemeriksaan glukosa

darah sewaktu dan glukosa darah 2 jam post prandial yang hasilnya 230 dan 289 dan dari

hasil pemeriksaan tekanan darah pada studi 1, 2 dan 3 berturut-turut nilainya 160/100 mmHg,

150/100 mmHg dan 160/100 serta memiliki faktor turunan penyakit hipertensi.

16

Page 17: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Gaya hidup pasien yang kurang mengerti akan pentingnya mengatur pola makan dan

kondisi tubuh menyebabkan perjalanan penyakit pasien menetap. Walaupun pasien sering

kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan, pasien tidak mendapatkan dukungan

pemantauan atau perencanaan pola makan yang sehat dan teratur. Selain itu juga faktor

internal dalam keluarga yang kurang dekat antara pasien dengan istri dan anak-anaknya

menjadi faktor stressor yang turut serta menyebabkan kondisi penyakit pasien menetap dan

tidak adanya perubahan kesehatan kearah yang baik.

Sejak setahun yang lalu pasien tidak bekerja, sehingga istri mengambil alih peran

suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan bekerja sebagai buruh cuci. Hal ini

menyebabkan terjadinya kerenggangan hubungan antara anggota keluarga. Anak-anak

menjadi lebih dekat kepada ibu, dikarenakan kondisi ayah yang sedang sakit dianggap

menyusahkan dan membebani keluarga.

Family map

Ibu ayah

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -

Putri pertama putri ke-2

Kepala keluarga berpendidikan tamat smp, sedangkan istri berpendidikan tamat sd.

Kebutuhan keluarga dipenuhi oleh istri dikarenakan kondisi kepala keluarga yang sedang

sakit dan tidak mampu untuk bekerja. Anak-anak sedang mengikuti pendidikan jenjang sma,

hal ini menunjukkan bahwa orangtua peduli terhadap pendidikan anak walaupun keadaan

keuangan sulit dan hanya dibebankan kepada istri.

17

Page 18: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Seluruh anggota keluarga terbiasa makan di warung atau makan-makanan cepat saji

seperti indomie, dikarenakan istri tidak sempat menyiapkan makanan dirumah karena harus

berangkat kerja di pagi hari. Suami tidak memiliki kebiasaan merokok maupun minum-

minuman alkohol. Tidak terpantaunya jenis makanan dan kebersihan makanan

memungkinkan kebutuhan gizi keluarga tidak tercukupi sehingga menjadi suatu resiko

timbulnya penyakit dan dapat memperburuk kondisi suami yang menderita penyakit diabetes

melitus dan hipertensi.

Rumah keluarga yang berada dilingkungan perumahan padat yang merupakan rumah

kontrakan. Dinding pada ruang tamu dilapisi cat, namun warna cat nya sudah pudar.

Sedangkan dinding pada bagian bagian dapur dan kamar mandi hanya berupa tembok yang

dilapisi oleh semen tanpa dicat. Kamar-kamar gelap, jendela kurang dari 20% luas lantai

menyebabkan rumah terasa lembab. Pada siang hari, sulit untuk membaca tulisan atau huruf

di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik dikarenakan cahaya matahari tidak dapat

masuk kedalam rumah.

Kebersihan rumah kurang terjaga dikarenakan banyaknya debu yang terdapat pada

barang-barang yang tertata di rumah. Dengan keadaan rumah seperti ini perlu mendapat

perhatian adalah penyakit paru dan penyakit kulit akibat lembabnya udara didalam rumah.

Tn.S memiliki keinginan kuat untuk sembuh dari penyakitnya namun ia masih

memerlukan dukungan medis yang tepat dari pihak pelayanan kesehatan primer puskesmas

Sukmajaya dan ia memerlukan dukungan dan partisipasi aktif keluarga untuk kesehatannya.

Kesimpulan

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa :

1. Telah dilaksanakannya pelayanan kesehatan primer yang berbasis kedokteran

keluarga untuk menangani kasus hipertensi dan diabetes mellitus pada pasien

2. Telah terjadi sedikit perbaikan perilaku pasien untuk memperbaiki ekonomi keluarga

dan masalah keluarga

3. Untuk mencapai hasil yang baik dalam penatalaksanaan dan pencegahan penyakit

hipertensi dan diabetes mellitus pada keluarga dibutuhkan kerjasama dan partisipasi

aktif dari setiap anggota keluarga.

18

Page 19: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Ucapan terima kasih

Studi ini dilaksanakan oleh Mahasiswa kedokteran yang ditugaskan pada puskesmas

Sukmajaya. Kepada dr. Diana Agustini selaku pembimbing dan seluruh staf pengajar

Kedokteran Keluarga FK UPN Veteran Jakarta kami ucapkan terima kasih.

Kepada semua yang terlibat dalam penyelenggaraan studi ini, dan kepala staf dan karyawan

Puskesman Sukmajaya Depok dan keluarga Tn.S juga kami ucapkan terima kasih. Semoga

apa yang telah kita laksanakan untuk keselamatan pasien dan perbaikan kesehatan keluarga

serta perbaikan konsep pelayanan bermutu dan mencapai target.

19

Page 20: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Daftar Pustaka

Amir,N. 2002. Diagnosis dan pelaksanaan depresi pasca stroke. Dibuka pada website

http:/www.A:/%20 20 news % 20 % Energi % 20 chi % 20 % 20 defenisi %

document?e?.

Astawan. 2002. Cegah Hipertensi dengan pola makan. Dibuka pada website

http:/www.A:/%2020 news % 20 % Energi % 20 chi % 20 % 20 defenisi % document

20 % setting /bill-re..

Basha,A,(2004). Hipertensi : Faktor Resiko dan Penatalaksanaan Hipertensi. Dibuka pada

website http://www.mediscastro

Corwin,E,J. 2001. Buku saku Patofisiologi. Jakarta:EGC

Dekker,E. 1996. Hidup dengan tekanan darah tinggi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Dunitz,M. 2001. Treatrment of hypertension in general practice. Dallas : Blok Well

Sciens Inc

Gunawan,L, 2001. Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Yogyakarta : Percetakan Kanisus.

Hayens,B, dkk. 2003. Buku pintar menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang Pustaka.

Julianti, E.D, Nurjana, dan soetrisno. 2005. Bebas Hipertensi dengan terapi jus. Jakarta:

Puspa

Suara.

Mayer, P. 1980. Hipertensi Arterial : Mechanism, Clinique, and Treatment. Greta Britain :

Oxfort University Press.

Mayo. 2005. Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta : PT Duta Prima

Santoso, S,S,Prasoedjo, & Zalbawi. 2001. Artikel faktor – faktor yang mendorong penderita

hipertensi kepengobatan tradisional. Jakarta : Puslitbang Ekologi Kesehatan.

Sheps, 2005. Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta : Intisari Mediatama

Wexler, 2002. Hipertensi ; Encylopedia of Nursing and Alied Health. Dibuka pada

website http;//www.findarticles.com/p/article/mi.

20

Page 21: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Wijayakusuma,H.M. 2000. Ramuan Tradisional untuk pengobatan Darah Tinggi. Jakarta :

Swadaya.

Wiryowidagdo,S. 2002. Obat tradisional untuk penyakit jantung, darah tinggi dan kolestrol.

Jakarta : Agromedia Pustaka.

21

Page 22: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Lampiran

Gambar 2. Kunjungan keluarga hari ke – 1 tanggal 19 Desember 2012

Gambar 3. a. ruang tamu b. dapur c. kamar tidur d. kamar mandi

22

Page 23: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Gambar 4. Obat-obatan

Gambar 5. Kunjungan ke-2 tanggal 2 Januari 2013

23

Page 24: Laporan kasus : Hipertensi Dan Diabetes Melitus

Gambar 6. Media poster penyuluhan diabetes mellitus

Gambar 7 . Media poster penyuluhan hipertensi

24