Laporan Fl Home Visit Tbc
-
Upload
vidi-aditya-pamori -
Category
Documents
-
view
41 -
download
8
Transcript of Laporan Fl Home Visit Tbc
LAPORAN FIELD LABHOME VISIT
HOME VISIT PADA PASIEN TUBERCULLOSIS
DISUSUN OLEH :
Vidi Aditya P.W.P ( G0010192 )Indra SEksy Andhika
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET2011
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan dengan judul : :” Home Visit Pada Pasien Tubercullosis”
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Field Lab Blok Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta:
Kelompok : B6/16
Angkatan : 2010
Jurusan : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Sebelas Maret
Tempat pelaksanaan : Puskesmas Tangen, Sragen
Tanggal pelaksanaan : 24 Oktober, 31 Oktober, dan 07 November 2013
Disahkan di : Baturetno, Wonogiri
Pada tanggal : 07 November 2013
Mengesahkan,
Kepala Puskesmas Tangen Instruktur Lapangan,
BAB IPENDAHULUAN
A.PENDAHULUAN
Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis
pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini
biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat
sosial ekonomi menengah ke bawah, sehingga pada tahun 1993 Badan Kesehatan
Dunia(WHO) mencanangkan TB sebagai global emergency. Tuberculosis (TBC)
merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka
kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan
terapi yang cukup lama. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama
dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki
urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit
muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit
sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Survei prevalensi TBC
yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut
laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun
2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256
kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus
baru. .( WHO,2010)
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Tuberculosis. Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat pula mengenai organ lain. Sumber
penularannya adalah pasien BTA positif.Penularan dapat terjadi lewat percikan
dahak/ droplet nuclei. Faktor risiko penularan TB antara lain: tergantung tingkat
pajanan dengan percikan dahak, pasien dengan BTA positif risiko penularannya
lebih besar dari BTA negatif, risiko penularan tiap tahun ditunjukan dengan
Annual Risk of Tuberculosis(ARTI),ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.
1
Hanya 10% dari yang terinfeksi kuman TB akan menjadi sakit. Faktor yang
mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena Tb adalahdaya tahan tubuh yang
rendah(pada kasus HIV/AIDS) dan malnutrisi(gizi buruk)
Upaya penanggulangan TB dilakukan dengan strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short course). Upaya ini telah terbukti sebagai
strategi penanggulanagan yang secara ekonomi paling efektif. Penerapan DOTS
dengan baik dapat mencegah terjadinya MDR-TB(Multi Drug Resistent-TB).
Strategi DOTS terdiri dari5 komponen kunci:
1. Komitmen politis
2. Pemeriksaan dahak mikroskopis
3. Pengobatan jangka pendek yang sesuai standar bagi semua kasus TB
4. Jaminan tersedianya OAT yang bermutu
5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian
terhadap hasil pengobatan
Kegiatan fieldlab dalam rangka program penanggulangan penyakit
menular Tuberculosis ini mencoba menjelaskan tentang kegiatan apasaja yang
dilaksanakan Unit Pelayanan Kesehatan dalam upaya penanggulangan TB. Upaya
penatalaksanaan TB meliputi penemuan pasien dan pengobatan. Kegiatan
penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek,diagnosis,penentuan klasifikasi
penyakit dan menentukan tipe pasien. Strategi penemuan pasien dilakukan secara
pasif dengan promosi aktif, dimana penjaringan suspek dilakukan di Unit
Pelayanan Kesehatan didukung dengan penyuluhan secara aktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan
mahasiswa dapat memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan dasar-dasar kunjungan rumah (home visit) dalam kedokteran
keluarga.
2. Melakukan tahapan-tahapan dan prosedur kegiatan kunjungan rumah
(home visit) dalam pelayanan kedokteran keluarga.
2
3. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan fungsi
keluarga dan menyusun usulan penatalaksanaannya secara holistic dan
komprehensif.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
A. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan field lab dengan topik “ Home Visit pasien Tuberculosis di
Puskesmas Baturetno I Kabupaten Wonogiri” , yaitu pada hari Kamis, 24 Oktober
2013, Kamis 31 Oktober 2013, dan Kamis 07 November 2013 di Puskesmas
Baturetno I,Wonogiri.
B. Gambaran Umum Kegiatan
Pada hari pertama; Kamis, 24 Oktober 2013 kelompok kami mendapat
penyambutan dan perkenalan dari pihak Puskesmas yang diwakili oleh dr. Agus
Trimanto selaku instruktur lapangan. Pada sesi pertama ini, kami diberikan
beberapa pengarahan tentang kegiatan yang akan dilakukan serta penjelasan
tentang program home visit yang selama ini dilaksanakan di Puskesmas
tersebut .Dikarenakan Kepala Puskesmas sedang menjalani ibadah haji, maka
pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada, selaku instruktur lapangan, setelah itu
kami sekelompok dibagi kedalam tiga kelompok. Pembagian ini dilakukan
menurut pasien yang akan kita kunjungi. Kelompok pertama untuk mengunjungi
pasien dengan diabetes mellitus terdiri dari 4 orang, yaitu Aga S, Akrim P, Atma
T S dan Dessy P. Kelompok kedua untuk mengunjungi pasien TBC terdiri dari 3
orang, yaitu Vidi, Eksy, dan Indra S. Kelompok ketiga untuk mengunjungi pasien
stroke yang terdiri dari 3 orang, yaitu Chendy,Irshalina, dan Shintin. Sebelum
berangkat ke rumah masing-masing pasien kami merencanakan hal-hal yang akan
dilakukan, meliputi pertanyaan apa saja yang akan diajukan, pemeriksaan fisik
apa saja yang akan dilakukan, dan pemeriksaan lingkungan rumah apa saja yang
perlu dinilai dari lingkungan hidup pasien. Setelah selesai merencanakan
semuanya, kami berangkat ke rumah mnasing-masing pasien. Awalnya kelompok
3
kami yang mengunjungi pasien TBC khawatir tertular penyakit TB, tetapi setelah
dijelaskan oleh instruktur bahwa pasien tersebut sudah masuk kedalam
pengobatan lanjut dan sudah terjadi konversi sputum yang artinya pasien tersebut
sudah tidak infeksius lagi, kekhawatiran kami berkurang. Namun, untuk tindakan
preventif kami diberi masker dan juga handscoen dari pihak puskesmas.
Sesampainya disana kami langsung disambut oleh pasien,dan kami mulai
mengajukan beberapa pertanyaan yang terlampir di formulir, kami juga
melakukan beberapa pemeriksaan fisik seperti tekanan darah, nadi, laju
pernafasan, kami juga melakukan penilaian terhadap kondisi lingkungan tempat
hidup pasien. Selain itu pasien juga berbagi cerita tentang kehidupannya.Pasien
yang kami kunjungi sangata ramah, setelah semua kegiatan selesai, kami disuguhi
beberapa makanan sambil menunggu kelompok lainnya selesai.
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN
4
LAMPIRAN
5
6