laporan FL

24
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN Pelaksanaan Field Lab dengan topik “Keterampilan: Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)” kali ini dilaksanakan di Puskesmas Tanon I, Sragen. Kegiatan dilakukan sebanyak lima kali dengan rincian sebagai berikut: A. Survey Hari/Tanggal : Rabu, 12 Maret 2014 Waktu : 07.30 –11.00 WIB Tempat : Puskesmas Tanon I Kegiatan : Survey Kegiatan survey dilakukan hari Rabu, 12 Maret 2014. Pada survey kali ini, mahasiswa mendapatkan pengarahan tentang pelaksanaan kegiatan MTBS dan kegiatan yang akan dilakukan mahasiswa selama Field Lab MTBS di Puskesmas Tanon I Sragen. B. Lapangan I Hari/Tanggal : Rabu, 19 Maret 2014 Waktu : 07.30 –10.00 Tempat : Puskesmas Tanon I Kegiatan : Presentasi, diskusi, dan pembagian kelompok kecil

description

laporan FL

Transcript of laporan FL

Page 1: laporan FL

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Pelaksanaan Field Lab dengan topik “Keterampilan: Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS)” kali ini dilaksanakan di Puskesmas Tanon I, Sragen. Kegiatan

dilakukan sebanyak lima kali dengan rincian sebagai berikut:

A. Survey

Hari/Tanggal : Rabu, 12 Maret 2014

Waktu : 07.30 –11.00 WIB

Tempat : Puskesmas Tanon I

Kegiatan : Survey

Kegiatan survey dilakukan hari Rabu, 12 Maret 2014. Pada survey kali ini,

mahasiswa mendapatkan pengarahan tentang pelaksanaan kegiatan MTBS dan

kegiatan yang akan dilakukan mahasiswa selama Field Lab MTBS di Puskesmas

Tanon I Sragen.

B. Lapangan I

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Maret 2014

Waktu : 07.30 –10.00

Tempat : Puskesmas Tanon I

Kegiatan : Presentasi, diskusi, dan pembagian kelompok kecil

Kegiatan Field Lab hari pertama dilaksanakan hari Rabu, 19 Maret

2014. Mahasiswa melakukan presentasi kegiatan yang akan dilakukan dan

diskusi dengan Kapuskes Tanon I bapak Agus Trimanto, dr. M.Kes. Setelah

presentasi kegiatan yang dilakukan dan diskusi, kegiatan dilanjutkan pengarahan

dari instruktur Field Lab MTBS bapak Edy Kadaryanto mengenai pembagian

tempat serta kelompok untuk kegiatan lapangan II. Kami dibagi menjadi 4

kelompok kecil agar memaksimalkan proses pembelajaran MTBS kali ini.

Pembagian kelompok dicantumkan dalam lampiran.

Page 2: laporan FL

C. Kegiatan Lapangan II

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Maret 2014

Waktu : 07.30 –11.30 WIB

Tempat : Puskesmas Tanon I, PKD Gabugan

Kegiatan : Pelaksanaan MTBS di PKD Gabugan

Secara umum kegiatan dilakukan dengan cara menganamnesis orang tua

yang datang dengan anak balitanya yang sakit. Anamnesis dilakukan sesuai

pedoman MTBS yang tercantum dalam form dan bagan MTBS. Anak yang sakit

dinilai sesuai keluhan utamanya, serta dilihat adakah tanda bahaya umum atau

tidak. Setelah keluhan utama digali dan didapatkan penilaiannya, dilanjutkan

dengan pengklasifikasian penyakit yang diderita balita, sehingga dapat

ditentukan tindakan yang harus dilakukan. Selain itu, memberi konseling tentang

pemberian makan dan minum pada anak serta konseling kapan harus kembali.

Semua hasil anamnesis, penilaian, klasifikasi dan konseling ditulis dalam form

MTBS.

Setelah selesai melakukan kegiatan MTBS di PKD, kami kembali ke

puskesmas untuk berpamitan dengan bapak Edy Kadaryanto.

D. Pengumpulan Laporan dan Diskusi

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Maret 2014 bertempat di

Puskesmas Tanon I untuk mengumpulkan laporan serta diskusi sebelum

presentasi pada kegiatan lapangan III.

E. Kegiatan Lapangan III

Page 3: laporan FL

Kegiatan Field Lab lapangan III dilaksanakan pada hari Rabu, 2 April

2014 dengan kegiatan mempresentasikan apa yang telah mahasiswa lakukan pada

Field Lab lapangan I dan II. Selain itu mahasiswa juga mengumpulkan laporan

ke Puskesmas Tanon I

BAB III

PEMBAHASAN

Pada kegiatan Field Lab Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), mahasiswa

melakukan pengamatan tentang pelaksanaan MTBS di Puskesmas Tanon I Sragen.

Kegiatan pengamatan dilakukan dengan membagi anggota kelompok yang berjumlah

11 orang menjadi 4 kelompok kecil untuk melakukan pengamatan di 4 tempat, 1 di

Puskesmas Tanon I Sragen dan 3 lainnya di PKD (Pos Kesehatan Desa). Setiap

mahasiswa minimal melakukan pengamatan terhadap 1 pasien kemudian mencatatnya

di form MTBS yang telah diberikan oleh pihak puskesmas. Berikut hasil pengamatan

pelaksanaan MTBS yang kami dapatkan di PKD Gabugan:

1. Nama : Cheril Fitriana

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 19 bulan

BB : 5,8 kg

Suhu Badan : 36,2o C

Keluhan : batuk, pilek

Kunjungan : ulang

Penilaian:

a. Tidak ditemukan tanda bahaya umum.

Page 4: laporan FL

b. Batuk 3 hari dengan jenis batuk kering. Napas 37x/menit sehingga tidak

termasuk napas cepat. Tidak ditemukan adanya tarikan dinding dada atau

stridor.

c. Pilek 3 hari dengan lendir yang bening dan cair.

d. Anak tidak demam karena suhu tubuhnya dibawah 37,5o C.

Tempat tinggal anak tidak termasuk daerah risiko malaria, anak tidak sakit

campak dalam 3 bulan terakhir, dan tidak ada tanda-tanda demam berdarah.

e. Anak tidak diare.

Anak datang dengan keadaan sadar dan agak rewel. Pada pemeriksaan turgor

kulit dengan uji cubit, didapatkan hasil normal karena kulit kembali dalam

waktu kurang dari 2 detik. Buang Air Besar sehari sekali, dan konsistensinya

lunak.

f. Tidak mempunyai masalah telinga karena tidak didapatkan nyeri telinga,

cairan / nanah yang keluar dari telinga, dan tidak didapatkan pembengkakan

yang nyeri di belakang telinga.

g. Anak tampak kurus namun tidak ada pembengkakan di kedua punggung kaki.

Berat badan menurut umur berada di bawah garis merah (< -3 SD).

Evaluasi intake makanan:

Ibu tidak meneteki anak karena anak tidak mau minum ASI sejak usia 4 bulan.

Anak mengkonsumsi susu formula sejak saat itu. Sejak usia 7 bulan mulai

diperkenalkan bubur dan sayur. Susu formula diberikan ketika anak rewel,

kurang lebih lima sampai enam kali sehari. Bubur dan sayur diberikan 3 kali

sehari. Selama sakit tidak ada perubahan pemberian makan.

h. Tidak ada tanda anemia.

Tidak didapatkan kepucatan pada telapak tangan.

i. Status imunisasi lengkap.

Anak tidak diberikan imunisasi pada hari itu.

j. Sudah pernah diberikan vitamin A 1x dan tidak diberikan vitamin A saat

kunjungan.

Page 5: laporan FL

k. Tidak ada masalah / keluhan lain.

Klasifikasi:

Batuk bukan pneumonia

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

Sangat kurus

Tindakan:

Pasien tidak mendapatkan tindakan pada kunjungan ulang karena obat dari

kunjungan pertama belum habis.

Menurut paramedis pada kunjungan pertama diberikan vitamin B kompleks dan

Glyceryl Guaicolate (GG) dengan dosis ½ tablet dikonsumsi 3 kali sehari dan

kotrimoksazol sediaan sirup.

Pembahasan:

Tindakan yang dilakukan paramedis tidak sesuai dengan buku bagan MTBS,

karena:

Seharusnya anak dengan diagnosis batuk bukan pneumonia tidak diberikan

antibiotik karena ditakutkan akan terjadi resistensi. Antibiotik kotrimoksazol

dianjurkan untuk anak dengan diagnosis pneumonia.

Penatalaksanaan untuk gizi buruk anak seharusnya dievaluasi secara

komprehensif dan dilakukan rujuk apabila diperlukan. Perlu ditanyakan juga

riwayat batuk lama pada keluarga untuk mengetahui kemungkinan adanya TB

pada anak.

Tindakan yang sesuai dengan buku bagan MTBS untuk anak dengan kasus ini

adalah:

Memberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman.

Merujuk untuk pemeriksaan lanjutan jika batuk lebih dari 3 minggu.

Memberi dosis pertama paracetamol jika demam tinggi (≥38,5o C).

Memberi nasihat kepada orangtua atau pengantar kapan kembali segera.

Melakukan kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.

Hangatkan badan

Page 6: laporan FL

Berikan Vitamin A

Bila syok, berikan bolus glukosa 10% iv dan infus.

Bila ada komplikasi pada mata, beri tetes / salep mata tanpa kortikosteroid.

RUJUK SEGERA. Selama di perjalanan jaga kehangatan badan dan bila masih

menyusu, teruskan ASI.

2. Nama : Zaki

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 6 bulan

BB : 9,2 kg

Suhu Badan : 40,2oC

Keluhan : Demam, batuk

Kunjungan ke : Pertama

a. Hasil anamnesis, pasien dapat minum dan menyusu, pasien tidak

memuntahkan ASI, dan pasien tidak menderita kejang, pasien juga tampak

sadar. Dari hasil tersebut, tidak ditemukan tanda bahaya umum pada pasien.

b. Batuk

Penilaian Batuk

1) Batuk 1 hari. Napas 36x/menit sehingga tidak termasuk napas cepat.

Tidak ditemukan adanya tarikan dinding dada atau stridor. Tidak ada

tanda – tanda pneumonia atau penyakit yang sangat berat. Hal ini

diklasifikasikan batuk bukan pneumonia.

Tindakan Untuk Batuk.

1) Diberikan oleh Bidan : Pemberian GG (Glyceryl Guaiacolate) sebagai

obat batuk. GG merupakan obat batuk kategori ekspektoran atau

pereda batuk berdahak. Obat ini untuk manajemen sementara gejala

batuk karena infeksi saluran pernapasan atas minor dan kondisi

terkait, seperti sinusitis, faringitis, dan bronchitis.

2) Tindakan yang diberikan sesuai dengan bagan MTBS :

Page 7: laporan FL

a) Memberi pelega tenggorokan & pereda batuk yang aman.

b) Jika batuk >3 minggu, merujuk untuk pemeriksaan lanjutan

c) Menasihati kapan kembali segera.

d) Kunjungan ulang 5 hari jika tidak diperbaikan.

c. Anak tidak diare.

1) Pasien datang dengan keadaan sadar dan tidak gelisah ataupun rewel.

2) Pada pasien juga tidak ditemukan mata cekung

3) Pada pemeriksaan turgor kulit dengan uji cubit, didapatkan hasil normal

karena kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

4) Tanda tanda anak diare juga tidak ditemukan, seperti: peningkatan

pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari

biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk

bayi dan anak-anak, diare di definisikan sebagai pengeluaran tinja>10

g/kg/2t4 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar

5-10 g/kg/ 24 jam.

d. Anak demam karena suhu tubuhnya ≥37,5o C.

1) Sudah 2 hari dan demam di malam hari. Tiga hari sebelumnya, pasien

mendapatkan imunisasi DPT/HB 3 dan Polio 4. Kebanyakan bayi

menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan

turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit,

merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan

idak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri.

Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi

tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu

diulang. Obat yang diberikan setelah imunisasi sudah habis, tetapi demam

anak belum turun. Sehingga orang tua anak membawa kembali ke PKD

Gabugan.

2) Tidak termasuk daerah risiko malaria.

3) Tidak sakit campak dalam 3 bulan terakhir.

Page 8: laporan FL

4) Tidak ada tanda-tanda demam berdarah.

Tindakan yang diberikan Bidan :

a. Pemberian obat paracetamol, CTM, amoxicilin.

b. Edukasi untuk dikompres dengan air hangat

Pemberian antibiotik sebaiknya dihindari karena tidak ada diagnosis infeksi

bakteri pada pasien. Pemberian antibiotik yang tidak tepat guna akan

meningkatkan terjadinya resistensi. Pemberian CTM pada bayi tidak tepat

guna karena kerjanya langsung ke SSP.

Pembahasan

Tindakan yang seharusnya diberikan sesuai dengan bagan MTBS:

a. Jika demam tinggi (≥ 38.5°C), berikan dosis pertama parasetamol. Tidak

boleh golongan salisilat dan ibuprofen.

b. Menasihati kapan kembali segera.

c. Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam

e. Masalah yang lain

1) Tidak mempunyai masalah telinga karena tidak didapatkan nyeri telinga,

cairan/nanah yang keluar dari telinga, dan tidak didapatkan

pembengkakan yang nyeri di belakang telinga.

2) Anak tidak tampak kurus dan tidak ada pembengkakan di kedua

punggung kaki. Klasifikasi status gizi: normal (BB/U mendekati +2 SD).

Tindakan: ASI diteruskan.

3) Tidak ada tanda anemia karena tidak didapatkan kepucatan pada telapak

tangan.

4) Bayi ini hingga usia 6 bulan memiliki status imunisasi lengkap. Bayi telah

menjalani imunisasi BCG, Polio 1, DPT/HB 1, Polio 2, DPT/HB 2, Polio

3 dan tiga hari sebelum kunjungan melaksakan imunisasi DPT/HB 3 dan

Polio 4. Bayi ini akan melaksanakan imunisasi campak 3 bulan lagi atau

saat usia bayi 9 bulan.

Page 9: laporan FL

5) Tidak membutuhkan vitamin A dan tidak diberikan vitamin A hari ini.

6) Tidak ada masalah/keluhan lain. Bidan menyarankan kunjungan ulang 2

hari lagi bila demam tidak sembuh.

3. Nama : Ozil

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 4 bulan

BB : 7,1 kg

Suhu Badan : 36,9o C

Keluhan : batuk

Kunjungan ke-: 2

Penilaian:

a. Tidak ditemukan tanda bahaya umum.

b. Batuk berdahak sudah 3 hari.

c. Anak tidak diare.

1) Pasien datang dengan keadaan sadar dan tidak gelisah ataupun

rewel.

2) Pada pasien juga tidak ditemukan mata cekung

3) Pada pemeriksaan turgor kulit dengan uji cubit, didapatkan hasil

normal karena kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

4) Tanda tanda anak diare juga tidak ditemukan, seperti: peningkatan

pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair

dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.

Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare di definisikan sebagai

pengeluaran tinja>10 g/kg/2t4 jam, sedangkan rata-rata

pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam

d. Anak tidak demam karena suhu tubuhnya <37,5o C.

Tidak termasuk daerah risiko malaria.

Tidak sakit campak dalam 3 bulan terakhir.

Page 10: laporan FL

Tidak ada tanda-tanda demam berdarah.

e. Tidak mempunyai masalah telinga.

Tidak ada cairan keluar, tidak ada nyeri pada telinga

f. Anak tidak tampak kurus dan tidak ada pembengkakan di kedua

punggung kaki.

Klasifikasi status gizi: normal (BB/U mendekati +1SD)

Tindakan: ASI diteruskan.

g. Tidak ada tanda anemia.

Tidak didapatkan tanda-tanda anemia seperti kepucatan pada telapak

tangan, dan bibir.

h. Status imunisasi lengkap hingga 4 bulan. Tidak diimunisasi hari ini.

i. Tidak membutuhkan vitamin A dan tidak diberikan vitamin A hari ini.

j. Masalah/keluhan lain: Ibu tidak menyusui, malam hari juga tidak

disusui, anak mendapat susu formula

Tindakan

Tindakan yang diberikan oleh Bidan : diberikan antibiotik kortrimoksazol,

CTM, GG dan paracetamol.

Pembahasan

Tindakan yang dilakukan paramedis tidak sesuai dengan buku bagan MTBS.

Seharusnya anak diberikan antibiotik karena bukan pneumonia, ditakutkan

akan terjadi resistensi. Antibiotik kotrimoksazol dianjurkan untuk anak

dengan diagnosis pneumonia.

Tindakan yang diberikan sesuai dengan bagan MTBS :

a) Memberi pelega tenggorokan & pereda batuk yang aman.

b) Jika batuk >3 minggu, merujuk untuk pemeriksaan lanjutan

c) Menasihati kapan kembali segera.

d) Kunjungan ulang 5 hari jika tidak diperbaikan.

4. Nama : Arselo Wildan H

Jenis Kelamin : Laki – laki

Page 11: laporan FL

Umur : 5 bulan

BB : 7,1 kg

Suhu Badan : 36,4°C

Keluhan : Ruam merah pada kulit di daearah extremitas inferior

Kunjungan : Kedua

Penilaian :

a. Tidak ditemukan tanda bahaya umum.

b. Anak tidak demam karena suhu tubuh dibawah 37,5°C.

1. 2 minggu yang lalu terdapat demam 39,5 °C, dan mumcul

kemerahan pada bagian dada disusul bagian punggung lalu

extremitas. Tapi sekarang demam sudah turun.

2. Tempat tinggal anak tidak termasuk daerah resiko malaria, anak

tidak ada tanda-tanda demam berdarah.

c. Anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, tepatnya 2 minggu

yang lalu (kunjungan hari Rabu, 26 Maret 2014).

Pada pemeriksaan :

1) Tidak ada bekas luka di mulut bagian dalam maupun luar.

2) Tidak ada riwayat mata keluar nanah (aloanamnesis pada ibu)

3) Kornea tidak keruh, dan dahulu tidak ditemukan kekeruhan kornea

(aloanamnesia pada ibu)

d. Anak tidak menderita diare.

1) Anak datang dalam keadaan sadar, tidak rewel.

2) Pada pemeriksaan turgor kulit dengan uji cubit, didapatkan hasil

normal karena kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

3) Buang air besar sehari sekali, dan konsistensinya lunak.

e. Anak tidak menderita masalah pada telinga.

1) Tidak ditemukannya nyeri telingan, cairan/nanah yang keluar dari

telinga

2) Tidak didapatkan pembengkakan pada bagian belakan telinga.

Page 12: laporan FL

f. Anak tidak tampak kurus dan tidak ada pembengkakan di kedua

punggung kaki.

Klasifikasi status gizi: normal (BB/U mendekati nilai median)

Tindakan: ASI diteruskan.

g. Anak tidak menderita anemia.

Tidak didapatkan tanda-tanda anemia seperti kepucatan pada telapak

tangan, dan bibir.

h. Status imunisasi lengkap sampai bulan ke 5.

Belum mendapatkan imunisasi campak, nanti pada bulan ke 9.

i. Anak diberikan vitamin A untuk tetap menjaha kesehatan pasca

campak.

j. Tidak ada masalah/keluhan lain.

Tindakan :

1) Pada anamnesis harus ditetakankan untuk riwayat deman 2

minggu lalu, ditanyakakn juga apakan ada mata kemerahan serta

gejala kea rah konjungtivitis. Dan tanyakan adakah ruam merah yang

terdapat pada kulit (biasanya dimulai dari bagian dada dan

punggung).Setelah demam turun ditanyakan bagaimana bentuk ruam

pada kulitnya yang menyeluruh. Ditanyakan dulu apakan pernah

mengkonsumsi obat. Diarahkan anamnesis sedetail mungkin,

kemungkina bias terjangkit campak, atau alergi terhadap obat.

2) Apabila gejala tersebut kearah campak, tapi kalau dilihat umur balita

yang masih 5 bulan, maka ada beberapa faktor pemberat :

a) Dahulu ibu balita belum pernah terjangkit penyakit campak

b) Terjadi kelainan imunologi pada balita.

c) Virulensi virus sangat tinggi hingga menyebabkan

ketidakmampuan sistem imun balita.

3) Memberi konseling cara pemberian makan anak, anjuran makan

untuk nak sehat/sakit.

Page 13: laporan FL

4) Memberi nasihat kepada orang tua atau pengantar kapan kembali

kontrol.

5) Memberi konseling agar ibu juga menjaga kesehatan dirinya.

6) Pada Wildan sudah tidak ada gejala, hanya terdapat ruam kulit seperti

koreng.

Bila terdapat balita sakit dengan gejala umum demam dan didukung gejala

campak seperti :

a) Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh

b) Terdapat salah satu gejala berikut : batuk, pilek.

c) Terdapat adanya luka di mulut. Apakah dalam/luas?

d) Adanya nanah pada mata?

e) Adanya kekeruhan pada kornea?

Untuk tindakan lebih lanjut kita klasifikasikan dalam 3 bentuk :

a) Campak biasa :

Gejala : Tidak ada tanda diatas, hanya demam dan ruam pada

kulit.

Pengobatan : Beri vitamin A

b) Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut :

Gejala : Mata bernanah atau luka di mulut

Pengobatan : Beri vitamin A, beri antibiotik dengan dosis yang

sesuai, beri obat tetes mata kloramfenikol/tertrasiklin tanpa

kortikosteriod, beri gentian violet bila ada luka pada mulut, dan

kunjungan ulang 2 hari.

c) Campak dengan komplikasi berat

Gejala : Ada tanda bahaya umum, atau kekeruhan pada kornea,

atau luka di mulut yang dalam atau luas.

Pengobatan : Beri vitamin A, beri antibiotik dengan dosis yang

sesuai, beri obat tetes mata kloramfenikol/tertrasiklin tanpa

Page 14: laporan FL

kortikosteriod, Jika demam tinggi (>38,5°C) beri dosis pertama

parasetamol, dan Rujuk Segera.

5. Nama : Efan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 10 bulan

BB : 9,2 kg

Suhu Badan : 34,4o C

Keluhan : batuk pilek

Kunjungan ke-: 2

Penilaian:

a. Tidak ditemukan tanda bahaya umum.

b. Anak sudah batuk selama 2 hari, napas normal. Batuk tidak berdahak.

c. Anak tidak diare.

d. Anak tidak demam karena suhu tubuhnya <37,5o C. Suhu anak

tergolong rendah karena dibawah 35C o C. Hal ini mungkin

disebabkan karena anak dibawa ke posyandu tepat setelah mandi,

sehingga suhu tubuh anak yang rendah mengindikasikan anak sedang

kedinginan.

e. Tidak mempunyai masalah telinga.

f. Anak tidak tampak kurus dan tidak ada pembengkakan di kedua

punggung kaki.

Klasifikasi status gizi: normal (BB/PB -2 SD - +2 SD)

g. Tidak ada tanda anemia.

h. Status imunisasi lengkap hingga 9 bulan. Tidak diimunisasi hari ini.

i. Tidak membutuhkan vitamin A dan tidak diberikan vitamin A hari ini.

j. Masalah/keluhan lain: terdapat pustula dengan diameter kurang dari

5cm di daerah lengan dan beberapa pustula yang sudah mulai

mengering di daerah ekstremitas.

k. Tindakan/terapi yang diberikan oleh Bu Bidan:

Page 15: laporan FL

i. Kotrimoksazol sediaan sirup

ii. Gliseril Guaiakolat (GG)

Klasifikasi: Batuk non-pneumonia

Pembahasan

Tindakan yang sesuai dengan MTBS:

Konseling makan:

1.Teruskan pemberian ASI

2.Berikan Makanan Pedamping ASI (MP-ASI) yang lebih padat dan

kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembik.

3.Tambahkan telur/ayam/ikan/ tempe/tahu/daging sapi/

wortel/bayam/santan kacang hijau/minyak.

4.Setiap hari (pagi, siang, malam) diberikan makan sebagai berikut:

9 bln : 3 x 9 sdm peres

10 bln: 3 x 10 sdm peres

11 bln: 3 x 11 sdm peres

5.Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan (buah,

biskuit, kue)

Terapi

Karena kasus ini bukan merupakan batuk pneumonia maka tindakan

yang seharusnya dilakukan:

1. Beri pelega tenggorokan & pereda batuk yang aman.

2. Jika batuk > 3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.

3. Nasihati kapan kembali segera.

4. Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.

UKK pustula anak tersebut kemungkinan adalah pyoderma. Tindakan

yang seharusnya dilakukan adalah memberi antibiotik topikal dan

antibiotik broad spectrum oral.

Page 16: laporan FL