laporan distilasi biner
-
Upload
annisa-amalia-subekti -
Category
Documents
-
view
834 -
download
53
Embed Size (px)
description
Transcript of laporan distilasi biner

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
DISTILASI CAMPURAN BINERPembimbing : Hariyadi, PhD
Kelompok 1Ajeng Maryam S 111431001Amanda Aulia Prima 111431002Annisa Amalia S. 111431003Aulia Tulananda 111431004
Tanggal Percobaan : 16 Mei 2012Tanggal Penyerahan : 23 Mei 2012
POLITEKNIK NEGERI BANDUNGANALIS KIMIA
2012

DISTILASI CAMPURAN BINER
I. Tujuan Praktikum
1. Mengukur indeks bias suatu larutan menggunakan alat refaraktometer dengan benar
2. Melakukan percobaan distilasi fraksional pada campuran biner
3. Membuat diagram titk didih terhadap komposisi berdasarkan data percobaan
II. Dasar Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) suatu bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton.
Distilasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner,
dimana zat yang digunakan adalah campuran alcohol dan aseton dengan komposisi yang
variasi.
Campuran azeotrop adalah campuran suatu zat dimana zat tersebut memiliki titik
didih minimal atau titik didih maksimal. Susunan campuran azeotrop tergantung dari tekanan
yang dipakai untuk membuat larutan- larutan dengan konsentrasi tertentu. Azeotrop
merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi
tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop
dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya
yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum
mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem
kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C).
Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop.
Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu
tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva
saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putus-putus)
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer.
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Reaktor (labu bulat berleher dua) 9. waterbacth (penangas air)2. Kondensor Liebig 10. thermometer3. Kondensor Vigroux 11. pipet tetes4. Thermostat 12. pipet ukur5. Selang 13. gelas kimia6. Adapter pendingin7. Adapter penampung distilat8. Labu penampung distilat
Bahan :1. Alkohol2. Aseton
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan seperangkat alat distilasi
2. Lalu dipasangkan/dirangkai sesuai gambar pada jobsheet

3. Ditempat yang terpisah, buat campuran biner alcohol dan aseton dengan berbagai
komposisi, masukan pada labu dasar bulat
4. Komposisi campuran sebagai berikut
Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
Alkohol (mL) 0 2 4 6 8 10
5. Setelah larutan sampel jadi, mengecek indeks bias awal sebelum distilasi
menggunakan alat Refraktometer
6. Larutan biner yang sudah di cek indeks biasnya lalu disimpan pada rangkaian alat
distilasi
7. Melakukan distilasi dan menghentikan distilasi setelah keluar distilat sekitar 5mL.
Titik didih distilat dilihat dari suhu pada saat tetesan pertama distilat pada tabung
penampungan
8. Distilat yang diperoleh dan residu yang ada di cek kembali indeks biasnya
menggunakan alat Refraktometer
9. Melakukan hal yang sama untuk setiap komposisi
V. Pengolahan Data
1. Data berdasarkan literatur
N
o
Nama
zat
Rumus
molekul
Massa molekul
(gram/mol)
Densitas
(gram/cm3)
Indeks
bias
(η)
Titik
didih
(oC)
1 AsetonCH3COCH
3
58,089 0,79 1,36 56,53
2 Etanol C2H5OH 46 0,789 1,3610 78,4
2. Data Indeks bias
No Keterangan Komposisi
1 Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
2 Etanol (mL) 0 2 4 6 8 10
3 Indeks bias (η) 1,522 1,532 1,534 1,522 1,539 1,545

3. Penentuan titik didih
N
o
Aseton
(mL)Etanol (mL)
Titik didih
(°C)
Indeks bias
residu
(η)
Indeks bias
distilat
(η)
1 10 0 52,0 - -
2 8 2 54,0 1,533 1,541
3 6 4 56,0 1,535 1,542
4 4 6 61,0 1,532 1,519
5 2 8 61,5 1,541 1,525
6 0 10 77,5 - -
VI. Perhitungan
1. Aseton 10 mL : Etanol 0 mL
Mol
- Volume 0 mL etanol - Volume 10 mL Aseton
Berat etanol = ρ x V berat aseton= ρ x V
= 0,789 x 0 = 0,79 x 10
= 0 gram = 7,9 gram
mol etanol = mol aseton =
= =
= 0 mol =0,136 mol
Fraksi mol

X aseton =
=
= 1 mol
2. Aseton 8 mL : Etanol 2 mL
Mol
- Volume 2 mL etanol - Volume 8 mL Aseton
Berat etanol = ρ x V berat aseton = ρ x V
= 0,789 x 2 = 0,79 x 8
= 1, 578 gram =6,32gram
mol etanol = mol aseton =
= =
= 0,034 mol =0,109mol
Fraksi mol
X aseton =
=
= 0,762 mol
3. Aseton 6 mL : Etanol 4 mL
Mol
- Volume 4 mL etanol - Volume 6 mL Aseton
Berat etanol = ρ x V berat aseton= ρ x V
= 0,789 x 4 = 0,79 x 6

= 3,156 gram =4,74gram
mol etanol = mol aseton =
= =
= 0,068 mol =0,081mol
Fraksi mol
X aseton =
=
= 0,544 mol
4. Aseton 4 mL : Etanol 6 mL
Mol
- Volume 6 mL etanol - Volume 4 mL Aseton
Berat etanol = ρ x V berat aseton= ρ x V
= 0,789 x 6 = 0,79 x 4
, = 4,734 gram = 3,16gram
mol etanol = mol aseton =
= =
= 0,102 mol =0,054 mol
Fraksi mol
X aseton =

=
= 0,346 mol
5. Aseton 2 mL : Etanol 8 mL
Mol
- Volume 8 mL etanol - Volume 2 mL Aseton
Berat etanol = ρ x V berat aseton= ρ x V
= 0,789 x 8 = 0,79 x 2
= 6,312 gram =1,58gram
mol etanol = mol aseton =
= =
= 0,137 mol =0,027mol
Fraksi mol
X aseton =
=
= 0,165 mol
6. Aseton 0 mL : Etanol 10 mL
Mol
- Volume 10 mL etanol - Volume 0 mL Aseton
Berat etanol = ρ x V berat aseton= ρ x V
= 0,789 x 10 = 0,79 x 0
= 7,89 gram = 0 gram

mol etanol = mol aseton =
= =
= 0,172 mol =0 mol
Fraksi mol
X aseton =
=
= 0 mol
VII. Pembahasan
Dalam distilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Pada proses distilasi menggunakan aliran air
yang berfungsi untuk mengembunkan uap larutan yang titik didihnya lebih rendah.
Prinsip dasar dari destilasi ini adalah sejumlah tertentu campuran yang akan dipisahkan,
dicampurkan dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu tertentu, sehingga didapat
destilat yang di inginkan. Karena destilasi merupakan suatu metode pemisahan fasa cair-cair,
berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen alat destilasi terdiri atas reaktor ( tempat untuk
mereaksikan sekaligus untuk memanaskan), kemudian diatasnya ada termometer, yang
berfungsi untuk megukur suhu uap yang menguap akibat pemanasan. Kemudian ada
komponen yang berfungsi untuk mendinginkan uap hasil pemanasan menjadi embun-embun
yang bersatu menjadi tetesan-tetesan larutan. Karena kondensor untuk destilasi dipasang
miring, sehingga tetesan-tetesan zat hasil pendinginan tersebut mengalir menuju ke adapter.
Adapter adalah alat yang menghubungkan antara kondensor dengan penampung destilat,
sehingga semua destilat dapat terkumpul dalam satu penampung.
Pada praktikum kali ini zat yang digunakan yaitu aseton dan etanol. Campuran zat
tersebut memiliki titik didih yang berdekatan, sehingga biasa disebut campuran azeotrop.
Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen pada komposisi tertentu
dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Oleh karena itu,

pemisahan dilakukan dengan cara kolom fraksionasi. Distilasi fraksionasi merupakan suatu
metode pemisahan zat berdasarkan perbedan titik didih yang bedekatan. Adapun prinsip kerja
dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana
komponen- komponennya diuapkan dan diembunkan secara bertingkat. Pada tahapan
pemisahannya, distilasi ini menggunakan kolom vigreux. Sedangkan zat yang dapat
dipisahkan melalui alat distilasi faksionasi adalah zat yang mudah menguap dan memiliki
perbedaan titik didih yan saling berdekatan.Karena zat yang dianalisa merupakan 2 buah
campuran zat dengan variasi konsentrasi tertentu dengan titik didih aseton sebesar 56,53 oC
dan alcohol memilkik titik didih sebesar 78,4oC sehingga campuran tersebut sering disebut
azeotrop.
Campuran azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik
didih yang konstan. Sehingga dalam proses pemisahan campuran ini tidak bisa menggunakan
metode destilasi sederhana. Karena adanya hal tersebut digunakanlah pada alat destilasi yang
diberi nama kolom fraksinasi. Kolom fraksinasi ini berfungsi untuk memisahkan campuran
yang memilki titik didih yang hampir sama (berdekatan). Prinsip kerjad dari kolom fraksinasi
ini adalah mendinginkan uap yang terbentuk dengan jonjot-jonjot yang terdapat pada kolom
fraksinasi, yang berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga fungsinya hampir sama
dengan kondensor udara, yang dapat mengembunkan uap dalam jumlah yang relatif sedikit
dan pada suhu tertentu. destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Pada proses distilasi campuran biner yang pertama keluar sebagai distilat adalah aseton.
Hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu sebesar 56,53 0
C dibandingkan dengan etanol yaitu 78,4 0 C, sehingga aseton menguap terlebih dahulu. Pada
penentuan titik didih campuran, titik didih dilihat pada saat terjadinya tetesan pertama, hal ini
menunjukkan telah tercapai nya titik didih campuran.
Mengenai besarnya indeks bias, dapat dilihat ditabel pengamatan bahwa indeks bias
residu sebelum dan setelah dipanaskan dengan komposisi yang sama memiliki hasil yang
berbeda. Indeks bias sebelum pemanasan lebih kecil dibandingkan indeks bias setelah
dipanaskan. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan pemanasan, aseton menguap lebih
cepat sehingga yang tersisa dalam residu yaitu sebagian aseton yang tidak menguap dan
etanol. Sehingga indeks bias menjadi naik, sesuai dengan indeks bias etanol yang besar.
VIII. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan telah disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar titik didih suatu campuran maka semakin besar pula indeks biasnya.
2. Titik didih campuran dipengaruhi oleh susunan senyawa-senyawa pembentuk
campuran tersebut. Dan titik didih campuran berada di range titik didih satu zat
penyusun dengan zat penyusun lainnya dalam campuran tersebut.
3. campuran antara aseton dan etanol merupakan campuran azeotrop
4. Metode fraksionasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
campuran aseton dan etanol berdasarkan titik didih yang berdekatan.

DAFTAR PUSTAKA
majarimagazine.com/2007/.../proses-distilasi-campuran-biner/
Bird, Tony. 1993. Kimia FisikUntukUniversitas. PT Gramedia. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aseton
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/metoda-
pemisahan-standar/
http://hendrisramdani.blogspot.com/2010/04/distilasi-biner-campuran-azeotrop.html