Laporan Distilasi Minyak Mentah
-
Upload
triadi-hutomo -
Category
Documents
-
view
319 -
download
25
description
Transcript of Laporan Distilasi Minyak Mentah
DISTILASI MINYAK MENTAH
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui fraksi-fraksi minyak bumi yang dihasilkan sebagai distilat
dan residu
2. Menjelaskan mengenai titik didih fraksi-fraksi tersebut
II. ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat yang Digunakan :
1. Heating mantel, 1000 ml : 1 buah
2. Double necked round bottom flask : 1 buah
3. Bubble cap column with 2 tray : 1 buah
4. Distillation bridge, 2ST 29/32, GI 18 : 1 buah
5. Counterflow cooler after dimroth : 1 buah
6. Distillation adapter, straight : 1 buah
7. Round bottom flask, 500 ml : 1 buah
8. Beaker, 100 ml : 2 buah
9. Thermometer, (-100C) – (2500C) : 2 buah
10. Water batch : 1 buah
11. Thermometer, (-10℃) – (350℃) : 2 buah
2.2 Bahan yang Digunakan :
1. Minyak bumi (crude oil) : 1000 ml
2. Batu didih : 5 buah
3. Aquadest : secukupnya
4. Silicone grease : secukupnya
III. DASAR TEORI
3.1 Struktur dan Komposisi Minyak Mentah
Kebanyakan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam minyak dan gas
bumi terdiri dari hidrogen dan karbon sebagai unsur-unsur utamanya. Senyawa-
senyawa tersebut disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Selain daripada senyawa-
senyawa tersebut terdapat pula senyawa-senyawa lain dalam jumlah yang sedikit
mengandung unsur-unsur belerang atau sulfur, oksigen dan nitrogen.
Komposisi minyak mentah dan gas bumi berdasarkan unsur-unsur
penyusunnya adalah sebagai berikut :
Karbon : 83,5 – 87, 5% (berat)
Hidrogen : 11,5 – 14,0%
Sulfur : 0,1 – 3,0%
Oksigen : 0,1 – 1,0%
Nitrogen : 0,01 – 0,3%
Selain unsur-unsur di atas terdapat juga unsur-unsur logam seperti
vanadium, besi, nikel, khrom, posfor dan logam-logam lain yang jumlahnya
kurang dari 0,03% berat.
3.2 Klasifikasi Minyak dan Gas Bumi
Sekitar 85% dari minyak mentah (crude oil) di dunia diklasifikasikan
menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Minyak dasar aspal (asphaltic base)
2. Minyak dasar parafin ( paraffinic base)
3. Minyak dasar campurab ( mixed base)
Minyak dasar aspal mengandung sedikit lilin parafin dengan aspal sebagai
residu utama. Minyak dasar aspal sangat dominan mengandung aromatik.
Kandungan sulfur, oksigen dan nitrogen relatif lebih tingggi dibandingkan dengan
minyak-minyak dasar lainnya. Minyak mentah dengan dasar aspal sangat cocok
untuk memproduksi gasolin yang berkualitas tinggi, minyak pelumas mesin dan
aspal. Fraksi-fraksi ringan dan menengah mengandung presentase naftalen yang
tinggi.
Minyak dasar paraffin mengandung sangat sedikit aspal, sehingga sangat
baik sebagai sumber untuk memproduksi lilin paraffin, minyak pelumas motor
dan kerosin dengan kualitas tinggi. Minyak dasar campuran mengandung
sejumlah lilin dan aspalsecara bersamaan. Produk yang dihasilkan minyak dasar
ini lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan dua tipe minyak di atas.
Berdasarkan jarak titik didih tiap fraksi yang dihasilkan, maka susunan
molekul menurut jumlah atom karbon dari fraksi dan produk akhir kilang dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Susunan Hidrokarbon Fraksi/Produk Minyak dan Gas Bumi
Fraksi / Produk Jarak Didih, 0CJumlah Atom Karbon dalam
Molekul Minyak
Gas-gas <30 C1 – C4
Gasolin 30 – 210 C5 – C12
Nafta 100 – 200 C8 – C12
Kerosin dan avtur 150 – 250 C11 – C13
Diesel dan fuel oil 160 – 400 C13 – C17
Gas oil 220 – 345 C17 – C20
Fuel oil berat 315 – 540 C20 – C45
Atm residu >450 >C30
Vac residu >650 >C60
3.3 Proses Pengolahan Dasar
Proses epngolahan dasar sebagai proses utama untuk mengolah minyak
mentah menjadi produk dan fraksi-fraksinya terdiri dari :
1. Pengolahan secara fisik , yaitu distilasi terdiri dari :
- Distilasi Atmosfir
- Distilasi Hampa
- Distilasi Bertekanan
2. Pengolahan secara kimia , disebut juga sebagai proses konversi atau
reforming terdiri dari :
a. Proses perengkahan (cracking) terdiri dari :
- Perengkahan Termis ( Thermal Cracking )
- Perengkahan Katalis (Catalytic Cracking )
- Perengkahan Hidro ( Hydrocracking )
b. Proses Pembentukan Kembali (reforming ) terdiri dari :
- Reformasi Termis ( Thermal Reforming )
- Reformasi Katalis ( Catalytic Reforming )
c. Proses Penggabungan Molekul , terdiri dari :
- Polimerisasi Katalis , yakni : Polimerisasi Selektif dan Polimerisasi
tidak selektif
- Alkilasi Katalis , yang terdiri dari : Alkilasi H2SO4 dan alkilasi HF
Pengolahan secara fisik
Proses distilasi dalam kilang minyak merupakan proses pengolahan secara
fisik yang primer mengawali semua proses-proses yang diperlukan untuk
memproduksi BBM dan non BBM. Proses distilasi/fraksionasi adalah proses
untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam minyak mentah ( crude oil )
menjadi komponen-komponen nya atas dasar fraksi atau pemotongan (cut) yang
dibatasi oleh jarak titik didih tertentu , bukan atas dasar titik didih masing-masing
komponen. Proses distilasi ini dapat menggunakan satu kolom atau lebih menara
fraksionasi, misalnya residu dari menara distilasi atmosfir dialirkan ke menara
distilasi hampa , atau salah satu fraksi dari menara distilasi atmosfir dialirkan ke
menara distilasi bertekanan. Fraksi-fraksi yang dapat ditarik dari kolom
distilasi/menara fraksionasi antara lain adalah sebagai berikut:
Fraksi Jarak didih , °F
Gas < 80
Nafta ringan 80 – 220
Nafta berat 180 – 520
Gas oil ringan 420 – 650
Gas oil berat 610 – 800
Residu > 800
Contoh proses distilasi /fraksionasi di PERTAMINA RU III
- Distilasi Atmosfir :
1) Crude Batterry (CB)
2) Crude Distiller (CD)
- Distilasi Hampa :
1) High Vacuum Unit ( HVU)
2) Vacuum Distillation Unit (VDU)
- Distilasi Bertekanan : Stabilizer
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Minyak Bumi
1. Sifat Fisika Minyak Bumia.
1. Berat Jenis
Berat Jenis atau Specific Gravity (SG) atau 0API Gravity sering
menunjukkan secara kasar kualitas minyak bumi tersebut. Makin kecil SG minyak
bumi tersebut, makin besar 0API nya, makinbagus kualitasnya, makin tinggi
harganya atau makin ringan minyak tersebut.
2. Titik Tuang
Titik Tuang (Pour Point) adalah suhu terendah dimana minyak masih bisa
dituangkan atau suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa mengalir oleh
beratnya sendiri.
3. Viskositas
Viskositas adalah daya hambatan yang dilakukan oleh cairanuntuk mengalir
pada suhu tertentu. Yaitu berupa bilangan yangmenunjukkan mudah tidaknya
suatu fluida mengalir pada suhutertentu.
Bila viskositas rendah → Mudah mengalir
Bila viskositas tinggi → Sukar mengalir
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin tinggi °API atau makin
ringan minyak tersebut makin kecil viskositasnya atau makin encer minyak
tersebut, demikian sebaliknya. Yang banyak dipakai dan palingteliti adalah alat
pengukur viskositas kinematik (kinematicviscometer). Dalam Pengukuran dengan
alat ukur yang berbeda jenis dapat menghasilkan satuan yang berbeda pula,
diantaranya:
4. Titik Nyala (Flash Point)
Titik Nyala adalah suhu terendah dimana minyak bumi apabila
dipanaskan, sudah memberikan uapnya yang cukup campurannya dengan udara
sehingga akan menyala sekejap apabila diberi sumber nyala api.
Fire Point → Suhu terendah dimana minyak bumi apabila dipanaskan sudah
memberikan uapnya yang cukup campurannya dengan udara sehingga akan
terbakarterus apabila diberi sumber api kecil.
Autoignition Point → Suhu terendah dimana minyak bumi apabila dipanaskan
akan menyala atau terbakar atau meledak tanpa adanya sumber api.
Smoke Point →Tinggi nyala maksimum dalam milimeter dimana kerosen
terbakar tanpa timbul asap apabila ditentukan dalam alat standar pada kondisi
tertentu.
5. Warna
Minyak Bumi tidak selalu berwarna hitam, adakalanya malah tidak
berwarna sama sekali. Pada umumnya warna itu berhubungan dengan berat
jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi, warna menjadi hijau kehitam-hitaman atau
hitam pekat, sedangkan kalau berat jenis rendah warna cokelat kehitam-hitaman.
Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran, misalnya oksidasi senyawa
hidrokarbon, karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna
tertentu.
6. Fluoresensi
Minyak Bumi mempunyai suatu sifat Fluoresensi, yaitu jika terkena sinar
ultra-violet akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna
Fluoresensi minyak bumi ialah kuning sampai kuning keemas-emasan dan
kelihatan sangat hidup. Lampu Ultra-Violet→Memudahkan kita untuk
mengetahui adanyaminyak bumi yang terdapat pada kepingbatuan dan lumpur
pemboran.
7. Indeks Refraksi
Merupakan Indeks pembiasan sinar tertentu. Minyak Bumi
memperlihatkan berbagai macam indeks fraksi dari 1,3 sampai 1,4. Perbedaan
indeks refraksi tergantung dari °APInya atau berat jenis. Makin tinggi berat jenis
atau makin rendah °APInya akan semakin tinggi pula indeks refraksinya,
sedangkan makin rendah berat jenis atau makin tinggi °API nya akan semakin
rendah indeks refraksinya.
8. Bau
Minyak Bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang
biasanya disebabkan karena pengaruh molekul aromat. Minyak Bumi yang berbau
tidak sedap biasanya terutama disebabkan karenamengandung senyawa nitrogen
(N) ataupun belerang (S). Adanya H2S juga memberikan bau yang tidak sedap.
Golongan parafin dan naften biasanya memberikan bau yang sedap.
9. Nilai Kalori
Nilai Kalori Minyak Bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh 1
gr minyak bumi, yaitu dengan meningkatkan temperatur 1 gr air dari 3,5°C
sampai 4,5°C, dan satuannya adalah kalori atau Btu atau MJ (Mega Joule). Pada
umumnya minyak bumi mempunyai nilai kalori 10000 sampai 10800 kal/gr.
10. Kadar Sulfur
Kadar sulfur minyak bumi biasanya dinyatakan dengan %berat.
Berdasarkan kadar sulfur, minyak bumi dibagi 3 macam, yaitu :
Minyak bumi dengan kadar sulfur tinggi disebut Sour Crude, sedangkan
minyak bumi dengan kadar sulfur rendah disebut Sweet Crude. Sulfur dapat
menimbulkan problem korosi dan pencemaran lingkungan
11. Kadar Garam
Kadar garam minyak mentah dinyatakan dengan banyaknya garam dapur
(NaCl) yang terkandung di dalamnya. Garam ini bisa menimbulkan persoalan
korosi berat pada proses di kilang. Bila kandungan garam suatu minyak melebihi
dari 10 lb NaCl/1000 bbl maka diperlukan proses penghilangan garam (Desalting
Process) sebelum minyak tersebut diproses lebih lanjut dikilang. Proses
penghilangan garam biasanya dilaksanakan pada peralatan Desalter yang prinsip
kerjanya berdasarkan atas Elektrolisis dengan memanfaatkan tenaga listrik.
12. Kadar Karbon
Karbon sisa setelah minyak mentah, biasanya ditentukan dengan metode
Ramsbottom (RCR) ataupun Conradson (CCR). RCR/CCR ini hubungannya
dengan kandungan bahan Asphaltis (Asphaltene Content) dan Lube Oil Recovery.
Semakin rendah harganya, biasanya semakin bagus lube oil recoverynya.
13. Kadar Nitrogen
Nitrogen biasanya tidak dikehendaki didalam minyak mentah, karena
senyawa nitrogen bisa meracuni beberapa jenis katalis. Biasanya kalau kadar
nitrogen lebih dari 0,25% akan diperlukan proses untuk penghilangannya.
14. Panas Jenis
Cp = panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur satu satuan berat
bahan sebesar satu derajat, dengan satuan: kalori/gram °C dan BTU/lb °F
15. Temperatur Kritis
Temperatur tertinggi dimana gas masih dapat dicairkan dengan
menggunakan tekanan. Tekanan minimum yang diperlukan untuk mencairkan gas
pada temperatur kritis disebut tekanan kritis. Volume gas pada pada temperatur
kritis dan tekanan kritis disebut volume kritis.
2. Sifat Kimia Minyak Bumi
Susunan komposisi Kimia Minyak Bumi berdasarkan Hasil Analisa
Elementer pada umumnya adalah sebagai berikut :
Minyak bumi sebagian besar terdiri dari dua unsur yaitu Karbon dan
hidrogen namun kedua unsur ini telah dapat membentuk berbagai macam senyawa
molekuler dengan rantai yang terdiri dariatom C dan H tersebut dapat bercabang–
cabang ke berbagai arah dandapat membentuk berbagai macam struktur 3 dimensi
dengan kata lain C dan H ini dapat membentuk molekul yang sangat besar dan
jumlah karbon dalam setiap molekul dapat berjumlah sampai puluhan bahkan
secara teoritis dapat ratusan atau ribuan. Berikut merupakan karakteristik umum
minyak bumi.
SIFAT PRODUK HASIL PENGOLAHAN MINYAK BUMI
1. Elpiji/LPG liquified petroleum gas, "gas minyak bumi yang dicairkan")
Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji
juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
(C2H6) dan pentana (C5H12).
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
- Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
- Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
- Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangk iatau
silinder.
- Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
- Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah
2. Motor Gasoline (Mogas)
Motor Gasoline atau lebih dikenal dengan sebutan bensin atu premium
adalah produksi minyak bumi yang terdiri dari campuran kompleks senyawa
hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 40-200°C dan
dipergunakan sebagai bahan bakar motor-motor yang menggunakan busi.
Sifat sifat Motor Gasoline:
a. Sifat anti ketukan (Anti Knocking)
Kualitas bensin ditunjukan oleh sifat anti ketuk dari bahan bakar bensin
yang ditunjukkan oleh Oktan Number dari bahan bakar bensin tersebut. Bila
bahan bakar memenuhi kebutuhan angka oktan dari motor bensin tersebut, maka
tidak ada lagi ketukan pada mesin. Biasa angka oktan tergantung pada komposisi
hidrokarbonnya dan angka oktan bisa ditambah dengan menambahkan aditif anti
ketuk.
b. Sifat Penguapan (Volatility)
Sifat penguapan biasa diukur dari pemeriksaan destilasi danpemeriksaan
tekanan uap (Reid Vapor Test), sifat penguapan ini mengontrol sifat bensin dalam
pemakaian seperti :
- Mudah menyala pada waktu dingin (Cold Starting).
- Mudah mencapi panas operasi (Warm Up).
- Penghalang uap (Vapor Lock).
- Pembentukan es dalam carburator (Carburator Icing).
- Distributor campuran dalam silinder.
Jika penguapan bensin terlalu rendah, maka bensin sulit menguap sehingga
sulit sekali dinyalakan disaat waktu dingin dan sukar mencapai panas. Jika
penguapan terlalu tinggi juag tidak baik, maka terlalu banyak bensin yang
teruapkan sehingga boros dalam pemakaian.
c. Engine Deposit
Deposit yang terbentuk dalam ruang pembakaran dipengaruhi oleh angka
oktan gasoline, sehingga tendensi pembentukan deposit merupakan faktor yang
paling penting. Penambahan aditif deposit modify agent diperlukan untuk
mengubah deposit menjadi kurang merusak.
d. Sifat Anti Karat
Bensin bersifat tidak korosis terhadap bahan konstruksi mesin dan
peralatannya diuji dengan Corrosion Copper Strip Test pada 122° F selama 3 jam
dengan hasil maksimum 1, tidak mengandung air dan kadar belerangnya harus
sekecil mungkin maksimum 0,20% berat, doctor test negative serta apabila pun
positif sebagai alternatif diperiksa kandungan mercaptan sulfurnya maksimum
0,002% berat.
e. Sifat Kestabilan
Bensin harus memiliki sifat kestabilan yang tinggi, tidak mengandung
olefin yang potensial dapat mengandung gum selama panyimpanan, yang dapat
menimbulkan deposit pada ruang bakar dan menyumbat carburator serta saluran
bahan bakar. Untuk itu maka persyaratan Existen Gum max 4 mg/100 ml serta
induction period minimum 240 menit
f. Bau (odor)
Bau dapat dijadikan petunjuk kualitatif adanya senyawa H2S dan
merkaptan sulfur.
g. Warna
Pemberian warna terutama bertujuan untuk menandakan suatu gasoline,
sehingga konsumen akan dengan mudah mengenalinya dan pula menunjukkan
bahwa bahan bakar minyak tersebut mengandung TEL, tetapi pemberian bahan
pewarna tersebut di batasi untuk menghindari terjadinya deposit di dalam tanki
dan pipa saluran.
3. Avtur Turbin Fuel
Avtur adalah fraksi distilat minyak bumi yang memiliki rentang didih
antara 150-270°C. Digunakan untuk bahan bakar pesawat bermesin turbin jet.
Karena mesin jet ini bekerja pada temperatur kamar sampai sekiar 95°F, maka
fraksi kerosine merupakan bahan bakar yang paling sesuai untuk mesin jet dengan
spesifikasi yang lebih ketat.
Sifat-sifat Avtur:
a. Sifat kemudahan menguap (volatility)
Sifat volatility adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah dari
fase cair ke uap.
b. Sifat operasi pada suhu rendah
Sifat operasi pada suhu rendah dari avtur dinyatakn dengan titik beku
(frezzing point) dan kekentalan (viscosity).
c. Sifat pembakaran
Sifat pembakaran avtur dalam spesifikasi dinyatakan dengan :
- Hydrogen Content, Specific Energy atau AGP.
- Smoke Point atau Luminosity.
- Napthalenes serta Aromatic Contents.
d. Densitas
Untuk avtur, spesifikasi untuk density adalah pada 15ºC minimum 0,75
dan maksimum 0,830 kg/L atau 775-830 kg/m³. untuk jet A,A -1 dan JP-8
batasan density adalah 15ºC minimum 0,775 danmaksimum 0,840 kg/L atau 775-
840 kg/m³.untuk jet B dan JP-4sebesar 751-802 kg/m³. dan untuk JP-5 batsanya
sebesar 788-845kg/m³.
e. Nilai Kalori
Nilai kalori atau specific energy untuk avtur, jet A-1 ,jetA dan JP-4 serta
JP-8 batasan spesifikasi minimum 42,8MJ/Kg (18600 Btu/lb) untuk JP-5
minimum 42,6 MJ/kg (18500Btu/lb)
4. Kerosine
Kerosine yang biasa kita sebut dengan minyak tanah adalah fraksi
minyak bumi yang lebih berat dari bensin serta merupakan campuran senyawa
kompleks hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 120 - 380 ºC,
komponen-komponennya yaitu C11 –C13.
Sifatnya antara lain adalah intensitas terang nyala yang tinggi, sedikit
mungkin memberikan asap
5. Zat Pelarut
Contohnya Parafinik, naftenik dan aromatik. Umumnya tidak bereaksi
dengan bahan-bahan lain dan tidak terurai pada temperatur sedang.
Sifat-sifat:
a. Kemudahan menguap: ditunjukkan oleh kecepatan penguapan solven
b. Daya melarut: kemampuan pelarut untuk melarutkan berbagai macam
zat
c. Flash point: keamanan dalam pengerjaan terhadap bahaya kebakaran
6. Solar
Solar merupakan campuran kompleks senyawa hidrokarbon yang
mempunyai trayek didih antara 300 –370 ºC. komponen- komponenyayaitu C14-
C17. Solar merupakan bahan bakar minyak untuk mesin pembakaran dalam
(Internal Combustion Engine) jenis piston yangdinyalakan dengan sistem
kompresi.
Sifat-sifat solar :
a. Cetan Number
Tolak ukur terhadap sifat ini adalah bilangan cetan, suatu solar dinyatakan
memiliki bilangan cetan S(0<S<100) jika unjuk kerja minyak tersebut setara
dengan unjuk kerja campuran S%-v n-Cetan (n-heksadeksana/ nC16H34) dengan
(100-S)%-v metal naftalena. N-Cetan berunjuk kerja sangat baik dalam mesin
disel, karena langsung terbakar segera setelah disemprotkan ke silinder dengan
nosel.Sedangkan metal naftalena berunjuk kerja sangat buruk dalam mesin diesel.
Solar memiliki bilangan cetan minimum 50.
b. Aniline Point dan Mid- Boiling Point.
Temperature terendah dimana bahan bakar dan aniline dengan volume
sama dapat bercampur sempurna. Sedangkan Mid Boiling Point adalah
temperature pada 50 5-v bahan bakar terdistilasi pada distilasi ASTM. Kedua sifat
ini dapat ditestsecara tepat dan biaya yang relatif murah dibanding menentukan
angka cetan, dimana kualitas penyalaan pada solar dapat didekati dengan rumus-
rumus yang melibatkan dua sifat tersebut. Pendekatan tersebut adalah diesel index
dan cetane index yang diperoleh dari persamaan berikut:
Diesel Index = Aniline Point (ºF) xºAPI x 0,01
Cetan Index = 175,5 log (mid-boiling pointºF) +1,98 (ºAPI)-496
Table hubungan antara diesel index dan cetane index
c. Berat Jenis
Berat jenis, Density 15ºC atau Specific Grafity 60/60 º F (ASTM D 1298).
Bahan bakar solar pada umumnya mempunyai berat jenis 0,840-0,920.
d. Kadar Air dan Sedimen
Kadar air dalam solar dapat diperiksa dengan metode ASTMD473 dengan
metode Ekstraksi.
e. Kadar Abu = Ash Content ASTM D 48-63
Kadar abu dalam solar kemungkinan berasal dari produk-produk mineral
yang secara tak sengaja tercampur dalam bahan bakar, dapat juga berasal dari
minyak bumi serta cara pengolahannya. Jika kadar abu tinggi akan menyebabkan
keausan pada bagian-bagian pompa injeksi bahan bakar. Spesifikasi untuk Ash
Content di Indonesia di batasi sebear 0,01% berat dalam minyak solar
f. Stabilitas
Stabilitas solar harus selalu di awasi, antara lain dapat ditentukan dengan
cara pengukuran sifat keasaman. Keasaman dapat menimbulkan korosi pada
mesin. Acid Number seharusnya serendah mungkin. Spesifikasi berlaku di
Indonesia Total Acid Number Max.(0,6 mg KOH/g).
g. Sifat Distilasi
Sifat distilasi memberikan gambaran kecepatan penguapan (volatility)
suatu bahan bakar minyak..
7. Fuel Oil
Fuel oil adalah bahan bakar minyak bumi untuk memanaskan feed di
furnace guna keperluan proses di unit refinery. Komponen pembuat Fuel Oil
adalah :
- Fraksi residu hasil dari bottom destilasi Atmospheric
- Fraksi residu hasil dari bottom distilasi Vacum
- Fraksi industrial Diesel oil
Sifat-sifat Fuel Oil:
a. Berat JenisBerat jenis, Density 15ºC atau Specific Grafity 60/60 º
Fmaksimum 0,990 (ASTM D 1298).
b. Kekentalan atau Viskositas
Kekentalanya bekisar 450-500 cst pada 50ºC (225-250 ssf pada122ºF).
Kekentalan Fuel oil dapat ditetapkan dengan viskositasRedwood, Say Bolt atau
viskositas kinematis dalam cst pada 40,50 atau 100ºC menurut metode ASTM D
445. Karena harga kekentalan dipengaruhi oleh perubahan suhu maka dianjurkan
sebelum atomisasi, fuel oil dapat dipanaskan sampai 60-100ºC sesuai kebutuhan
(sprayingin burner or injection From Nozzle).
c. Angka netralisasi
Karena Fuel Oil yang dipanaskan atau digunakan tidak bolehbersifat
korosif terhadap logam dalam system transportasi atau pipasaluran dan tanki =
timbunan maka angka netralisai ditetapkan denganmemeriksa Strong Acid
Number dalam mg KOH/gr maksimum NIL.
d. Flash Point
Karena pemakaian Fuel Oil kadang-kadang harus dipanaskanbaik dalam
penimbunan dan pemakian maka suhu pemanasan harusdibatasi dan ditetapkan 5-
10 C dibawah flash pointnya untuk keperluan pengamanan terhadap bahaya api.
Flash Point ditentukandengan ASTM D 93 cara Pensky Martens Closed Up,
IndonesiaMinimumnya 150ºF.
e. Titik Tuang (Pour Point)
Agar tidak mengalami kesulitan dalam pengaliran selama transportasi dan
pemakaian karena penurunan suhu dan udara luar, maka penurunan suhu fuel oil
harus dijaga sampai 5-10ºC diatas pourpointnya. Untuk mengetahui sampai suhu
berapa fuel oil masih bisa mengalir ditentukan dengan ASTM D 97 dengan
persyaratan maksimum 80ºC.
f. Kadar belerang
Sulfur content dapat ditentukan dengan ASTM D 1551/1552persyaratan
max 3,5% wt.
g. Kadar air (Water Content)
Dapat ditetapkan dengan pemerikaan water content ATSTM D95
maksimum 0,75% vol. air juga dapat diperiksa dengan metode ASTM D 1796.
h. Residu Karbon
Residu karbon dari Fuel Oil dapat ditentukan dengan cara menetapkan
jumlah karbon yang tersisa setelah pembakaran fuel oil serta pirolisa menurut
metode :
ASTM D 524 Rasnbottom carbon Residu of PetroleumProduct (RCR).
ASTM D 189 conradson Carbon Residu of Petroleum Product(CCR).
ASTM D 4530 Micro Carbon Residu Of Petroleum Product(MCR).
Spesifikasi RCR, CCR dan MCR untuk Fuel Oil diharapkan sekecil
mungkin. Spesifikasi di Indonesia menetapkan CCR maksimum 14% berat.
i. Kandungan Asphalt
Menetapkan kandungan asphalt secara total yang ada dalamFuel Oil dapat
dilakukan dengan metode ASTM D 3279 atau IP 173
IV. LANGKAH KERJA
1. Memberikan silicon grease pada setiap sambungan alat.
2. Menimbang bottom flask kosong dan mencatat beratnya.
3. Mengisi bottom flask dengan 400 ml crude oil , kemudian menambahkan 5
buah batu didih.
4. Menghidupkan air pendingin , dan pemanas (temperatur set II , setelah 15
menit menghidupkan set III )
Perhatikan :
Setelah mendekati 8 menit crude oil mulai mendidih , temperatur crude oil
65°C, setelah 10 menit uap akan naik pada tray pertama dan terkondensasi.
Setelah 20 menit, distilat terkondensasi pada semua tray dan mengalami refluk.
Komponen yang mempunyai titik didih rendah akan mencapai thermometer
paling atas dan terkondensasi pada dimroth condenser. Setelah 25 menit hasil
sulingan akan berkurang.
5. Mencatat temperatur sebelum menghentikan hasil sulingan.
6. Setelah 50 menit pemanas dimatikan, mencatat temperatur, temperatur
dasar tidak melebihi 240°C. Temperatur pada tray pertama 155°C , tray
kedua 105 °C , tray atas 40°C.
V. DATA PENGAMATAN
a) Indeks Bias
- Indeks bias B11 = 1.3323
- Indeks bias A12 = 1,417
b) Karakteristik fisik
- Destilat B11, yaitu larutan berwarna bening kekeruhan dan baunya seperti
solar.
- Destilat A12, yaitu larutan berwarna bening dan baunya seperti kerosine.
c) Titik Didih
- Titik didih A12 = 30,4℃
d) Data pengamatan temperatur masing – masing destilat setiap waktunya :
Waktu
(menit)
Destilat A11
(celcius)
Destilat B11
(celcius)
Destilat A12
(celcius)
Destilat B12
(celcius)
11.22 29.9 30.1 30.1 31.1
13.22 29.9 30.3 30.5 30.9
15.22 40.2 30.2 30.2 31
17.22 61.6 30.2 30.4 31.2
19.22 88.1 30.1 30.2 31.1
21.22 115.4 30.1 30.4 31.2
23.22 134.5 30.3 30.4 31
25.22 145.2 30.4 31 31.2
27.22 152.1 30.6 31.2 31.1
29.22 156 31.1 31.2 31.6
31.22 159 31.9 45 32.1
33.22 163.2 33.2 69.7 32.3
35.22 167 34.6 75.3 32.4
VI. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum ini dapat dianalisa bahwa percobaan distilasi
minyak mentah adalah percobaan dengan cara melakukan distilasi pada crude
oil dengan menggunakan seperangkat alat distillation bridge yang
dihubungkan ke perangkat komputer, sehingga secara otomatis suhu proses
dapat terdeteksi dan dapat dilihat dilayar komputer. Tujuan dari percobaan ini
sendiri adalah untuk mengetahui fraksi – fraksi minyak bumi sebagai destilat
dan residu. Distilasi minyak mentah merupakan suatu proses pemisahan fraksi
– fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Jenis distilasi yang dilakukan
adalah distilasi atmosfer, dimana tekanan yang digunakan sama dengan
tekanan di udara (1 atm).
Pada percobaan ini, ada 4 titik/tray pada alat distilasi yang diukur suhunya,
yaitu A11, B12, A12, dan B11. Suhu awal masing – masing tray adalah pada
A11 sebesar 79,9 0C, B11 sebesar 30,1 0C, A12 sebesar 30,1 0C dan B12
sebesar 31,1 0C. Untuk praktikum kali ini distilat yang akan diteliti adalah
pada A12 dan B11. Namun, pengukuran untuk B12 tidak dilakukan
dikarenakan di saat suhu pada residu telah mencapai 160 0C, belum
menunjukkan tanda – tanda akan munculnya destilat. Jadi, pengukuran hanya
dilakukan pada destilat A12.
Tetesan pertama terjadi pada menit ke 17 dengan suhu yang ditunjukkan
sebesar 30,4 0C. Berdasarkan referen titik didih standar dari fraksi - fraksi
minyak ialah sebagai berikut :
FRAKSI TITIK DIDIH (0C)
Gas 0 – 50
Gasoline 50 – 85
Kerosin 85 – 105
Solar 105 – 135
Residu >135
Hasil pengujian indeks bias didapatkan, yaitu pada B11 sebesar 1, 3323
dan A12 sebesar 1,417. Maka dari itu, diketahui bahwa A12 adalah kerosin
dan B11 adalah solar dengan bau masing – masing yang khas.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Distilasi minyak mentah merupakan proses pemisahan fraksi – fraksi
minyak bumi berdasarkan titik didihnya.
- Distilasi atmosfir adalah pemisahan dua atau lebih campuran dengan
menggunakan tekanan atmosfir.
- Indeks bias pada A12 adalah 1,417.
- Indeks bias pada B11 adalah 1,3323.
- A12 ialah kerosin sedangkan B12 adalah solar.
- Selain proses distilasi dan indeks bias penentuan fraksi minyak bumi dapat
diketahui dari fisik destilat yang dihasilkan, yaitu warna dan bau.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium Hidrokarbon. 2015. Penuntun Praktikum Hidrokarbon.
Palembang : POLSRI.
-
PERTANYAAN RESPONSI
1. Tuliskan komposisi minyak bumi !
Unsur % WT
Karbon 83 – 87
Hidrogen 10 – 14
Nitrogen 0,1 – 2
Oksigen 0,05 – 1,5
Sulfur 0,05 - 6
Metal 0,5 - 5
Selain unsur-unsurr diatas, terdapat juga unsur logam seperti vanadium,
besi, nikel, khrom, posfor, dan logam-logam lain < 0,03%.
2. Mengapa komposisi minyak bumi berbeda pada setiap daerah ?
Karena kandungan dan proses pembentukan minyak bumi pada masing-
masing daerah berbeda-beda.
3. Unsur apa yang paling banyak dalam minyak bumi?
- Karbon
4. Tuliskan senyawa yang terkandung dalam minyak bumi!
- Senyawa Hidrokarbon : parafin, olefin, Naften, dan aromatik.
- Senyawa Non Hidrokarbon : belerang, hidrogen, oksigen
- Senyawa Logam : Na, Nikel, Vanadium.
5. Berilah contoh senyawa parafin, olefin, naften dan aromatik!
- Senyawa parafin : CH4, C2H6, C4H10, C8H18
- Senyawa olefin : Etilen (C2H4), propena (C3H8)
- Senyawa naften : Sikloheksana (C6H12)
- Senyawa aromatik : Benzene (C6H6)
TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan destilasi !
Jawab :
Destilasi adalah proses untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam
larutan menjadi komponennya atas dasar fraksi yang dibatasi titik didihnya.
2. Apa perbedaan distilasi atsmosfer dengan distilasi vakum !
Jawab :
- Distilasi atsmosfer adalah pemisahan campuran larutan dengan
menggunakan tekanan atsmosfer.
- Distilasi vakum adalah distilasi yang dilakukan pada keadaan vakum.
3. Bagaimana mengetahui produk hasil distilasi !
Jawab :
Produk dapat diketahui dengan cara menyesuaikan titik didih dan indeks
bias destilat dengan karakteristik dari produk.