MAKALAH DISTILASI

30
MAKALAH DESTILASI Disusun oleh: Nama: Amelia Pradita Nim:1513038 Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jl. Letjen Suprapto No.26 – Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Telp : (021)42886064 Ext. 119, 115 dan 107

description

MAKALAH DISTILASI

Transcript of MAKALAH DISTILASI

MAKALAH DESTILASI

Disusun oleh:Nama: Amelia PraditaNim:1513038

Sekolah Tinggi Manajemen IndustriJl. Letjen Suprapto No.26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510Telp : (021)42886064 Ext. 119, 115 dan 107Fax : (021) 42888206

Latar Belakang DistilasiDistilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Distilasiataupenyulinganadalah suatu metodepemisahanbahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memilikititik didihlebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasukunit operasikimia jenisperpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatularutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan padaHukum RaoultdanHukum Dalton.Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala labolatorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran.Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang menggunakan prinsip perbedaan titik didih untuk pemisahannya. Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.

Tujuan DistilasiTujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat seperti timbal, arsenic, dan merkuri.

Pengertian DestilasiDistilasiataupenyulinganadalah suatu metodepemisahanbahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memilikititik didihlebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasukunit operasikimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan padaHukum RaoultdanHukum Dalton.Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditujukan untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi disebut destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka disebut sebagai aquadestilata (disingkat aquades).Pada suatu peralatan destilasiumumnyaterdiri dari suatu kolom atau tray, reboiler (pemanas), kondenser, Drum reflux, pompa, dan packed. Prinsip dari proses ini adalah campuranyang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat destilasi. Di bagian bawah alat terdapat pemanas yang berfungsi untuk menguapkan campuran yang ada. Uap yang terbentuk akan mengalir ke atas dan bertemu cairan (destilat) di atas. Zat-zat bertitik didih rendah dalam cairan akan teruapkan dan mengalir ke atas, sedangkan zat-zat bertitik didih tinggi dalam uap akan kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke bawah.

Gambar: Alat Destilasi SederhanaGambar di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut destilator. Yang terdiri dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat. ThermometerBiasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses destilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang digunakan harus memenuhi syarat:a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang akan didestilasi.

Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin (kondensor) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.Pembagian DestilasiDistilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu:1. Distilasi kontinyuDisebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terusmenerus. Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.2. Distilasi batchDisebut distilasi batch jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu).Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu:1. Distilasi atmosferis ( 0,4-5,5 atm mutlak )Destilasi atmosferis merupakan proses distilasi yang mana tekanan operasinya adalah tekanan atmosferis (1 atm) atau sedikit di atas tekanan atmosferis.Destilasi atmosferik bertujuan untuk memisahkan fraksi yang terkandung dari komponen yang akan dipisahkan pada tekanan atmosfer. Dari pemanasan awal suhu tidak boleh terlalu tinggi.Jika destilasi yang terjadi pada kondisi bertekanan atmosfer, maka titik didih dari larutan yang akan didistilasi sama dengan titik didih larutan tersebut di atmosfer. Contoh unit proses yang menggunakan proses destilasi atmosferis ini adalah pada Crude Distilling Unit (CDU).2. Distilasi vakum ( 300 mmHg pada bagian atas kolom )Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm ( 300 mmHg absolut ). Proses destillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer.Prinsip dari destilasi vakum ini yaitu dengan cara menurunkan tekanan diatas permukaan cairan dengan bantuan pompa vakum, maka cairan yang didestilasi akan mudah menguap, karena cairan ini akan mendidih dibawah titik didih normalnya. Hal ini sangat menguntungkan untuk mendestilasi campuran yang senyawaan penyusunnya mudah rusak atau terurai pada titik didihnya atau untuk menguapkan campuran yang sangat pekat karena penguapannya tidak memerlukan panas yang tinggi. Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.

3. Distilasi tekananDestilasi tekanan merupakan proses pemisahan komponen dari campurannya dengan menggunakan panas / steam sebagai tenaga pemisah, dimana tenaga yang digunakan adalah tekanan tinggi.

Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu:1. Destilasi system binerTeori dasar destilasi biner : Jika suatu campuran biner padasuasana liquid dipanaskan pada tekanan konstant , maka pada saat tekanan uap yang dihasilkan campuran tersebut sama dengan tekanan sistem, maka akan terjadi kondisi didih, kondisi ini disebut titik didih (bubble point). Jika campuran berada pada fasa uap didinginkan, maka pada kondisi tekanan uap pada campuran tersebut sama dengan tekanan sistem, maka campuran tersebut akan mengembun. Kondisi ini disebut titik embun (daw point).2. Destilasi system multi komponenPerhitungan destilasi multi komponen lebih rumit dibandingkan dengan perhitungan destilasi biner karena tidak adapat digunakan secara grafis. Dasar perhitungannya adalah penyelesaian persamaan-persamaan neraca massa, neraca energi dan kesetimbangan secara simultan. Bila destilasi melibatkan C komponen dengan N buah tahap kesetimbangan maka jumlah persamaan yang terlibat dalam perhitungan adalah N C persamaan neraca massa, N C relasi kesetimbangan dan N persamaan neraca energi. Perhitungan destilasi multi komponen dilakukan dengan 2 tahap :A. Perhitungan awal, dilakukan dengan metode pintas ( Shortcut Calculation ). Perhitungan awal digunakan untuk analisis kualitatif dari suatu kolom distilasi atau perhitungan awal rancangan dengan tujuan : Memperkirakan komposisi produk atas dan bawah Tekanan system Jumlah tahap kesetimbangan Lokasi umpan masukB. Perhitungan tahap demi tahap dilakukan dengan metode eksak yang merupakan penyelesaian banyak persamaan aljabar : Metode sederhana dengan kalkulator Metode MESH dengan program computer

Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :1. Single-stage DistillationSingle stage distillation biasa juga disebut dengan flash vaporization atau equilibrium distillation, dimana campuran cairan diuapkan secara parsial. Pada keadaan setimbang, uap yang dihasilkan bercampur dengan cairan yang tersisa, namun pada akhirnya uap tersebut akan dipisahkan dari kolom seperti juga fase cair yang tersisa. Destilasi jenis ini dapat dilakukan dalam kondisi batch maupun kontinyu.2. Multi stage DistillationMulti stage distillationadalah proses penyulingair lautdengan berkedip sebagian air menjadi uap dalam beberapa tahapan dasarpenukar panas lawan.Multi stage distillationmemproduksi sekitar 60% dari seluruh air desalinated di dunia.

Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam macam destilasi, yaitu :1. Destilasi sederhanaDestilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.

2. Destilasi bertingkat ( fraksional )Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat.Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.

3. Destilasi azeotropDistilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut:Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putus-putus Etanol dan air membentuk azeotrop pada komposisi 95.6%-massa etanol pada keadaan standar.

4. Refluks / destruksiRefluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam macam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.

5. Destilasi keringDistilasi keringadalah suatu metodapemisahan-pemisahanzat-zat kimia. Dalam proses distilasi kering, bahanpadatdipanaskan sehingga menghasilkanproduk-produkberupacairanataugas(yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan merekaberkondensasidan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibandingdistilasibiasa. Metode ini dapat digunakan untuk memperolehbahan bakarcair daribatubaradankayu. Selain itu, distilasi kering juga digunakan untuk memecahgaram-garammineral. Misalnya pemecahansulfatmelaluitermolisis, menghasilkan gassulfur dioksidadansulfur trioksidayang dapatdilarutkandalam air membentukasam sulfat. Pada awalnya, ini adalah cara yang umum untuk memproduksi asam sulfat.

Contoh Penerapan DestilasiSalah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahanminyak mentahmenjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen sepertioksigenuntuk penggunaan medis danheliumuntuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untukpemekatanalkoholdengan penerapanpanasterhadap larutan hasilfermentasiuntuk menghasilkanminuman suling.

Gambar Mesin Destilasi dan KeteranganBerikut ini adalah skema tipe unit destilasi dengan arus umpan dan dua arus produk

Beberapa komponen utama dari alat destilasi adalah sebagai berikut: Sebuah shell vertical dimana pemisah komponen cairan dilakukan Internal kolom seperti tray/pelat/packing yang digunakan untuk meningkatkan pemisahan komponen Reboiler sebagai penyedia penguapan yang dbutuhkan bagi proses destilasi. Pemanas untuk boiler harus menghasilkan panas yang stabil. Kondensor untuk mendinginkan dan mengembunkan uap yang meninggalkan bagian atas kolom Sebuah drum reflux untuk menahan uap terkondensasi dari bagian atas kolom sehingga cairan(reflix) dapat di daur ulang ke kolom Rumah-rumah shel vertical, internal kolom dan bersama-sama dengan kondensor serta reboiler menyusun suatu kolom destilasi

Berikut ada beberapa jenis alat destilasi beserta keterangannya:

Cara Kerja Mesin Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pada dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan penggunaan alat destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat destilasi itu sendiri dapat berskala laboratorium dan skala komersil.

Cara kerja alat destilasi basah skala komersil adalah sebagai berikut: Buka tutup ketel pemanas dan penyuling, masukkan air dan bahan yang akan didestilasi, bahan harus terendam dalam air, guna menghindari menggumpalnya bahan yang didestilasi karena pengaruh panas. Kemudian tutuplah ketel dan kuatkan pengunci. Hubungkan ketel dengan kondensor melalui sebuah pipa Hubangkan kondensor dengan alat penampung air pendingin dan usahakan aliran air pendingin dalam kondensor berlawanan dengan aliran dari uap yang dikondensasikan Pasanglah alat penampung kondensat dan pemisah cairan destilasi Nyalakan api pemanas dan jangan sampai padam Akibat dari pemanasan air dalam ketel pemanas dan penyuling akan mendidih dan bahan dalam air akan menguap, jagalah air jangan sampai kurang, bila kurang tambahlah melalui lubang penambahan air, kecilkan dulu api dan setelah beberapa waktu baru tutup lubang dibuka dan seterusnya diisi air air tambahan. Hal tersebut bertujuan guna menghindari semburan air panas keluar akibat tekanan uap Uap bahan akan mengalir ke dalam kondensor, yang seterusnya akan mengalami kondensasi dan kondensat terapung dalam alat penampung. Kondensat selanjutnya dimasukkan dalam alat pemisah cairan destilasi (destilat) untuk diadakan pemisahan dengan air Setelah pekerjaan selesai api dipadamkan dan alat dilepaskan dari rangkaian. Setelah dingin sisa bahan dikeluarkan dari dalam ketel pemanas dan penyuling

Selanjutnya adalah destilasi secara kering. Pada dasarnya alat destilasi kering adalah sama dengan alat destilasi basah. Perbedaannya hanya terletak pada alat ketel destilasi, sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas. Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel destilasi. Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyulingan. Uap bahan yang terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi. Kondensat yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat pemisah.

Cara kerja dari alat destilasi kering skala komersil adalah sebagai berikut: Bukalah tutup ketel penyulingan dan masukkan bahan yang akan didestilasi kemudian tutup kembali dan eratkan baut-baut penguncinya Hubungkan ketel penyuling dengan kondensor dan pasanglah alat penampung kondensat pada mulut pengeluaran kondensat dari kondensor Alirkan air pendingin ke kondensor jangan sampai terbalik. Aliran air pendingin dalam kondensor harus berlawanan dengan aliran uap bahan dari ketel penyuling ke kondensor Nyalakan api pemanas dan apabila sumber panas ada di luar ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel dengan membuka oemasukkan asap panas Dengan adanya asap panas yang masuk ke dalam ketel penyuling, maka bahan yang akan didestilasi akan dipanasi dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya akan menguap. Apabila sumber panas berada di luar ketel maka asap panas yang dialirkan melalui pipa ke dalam ketel akan memanasi udara di dalam ketel dan udara panas akan naik memanasi bahan yang akan didestilasi Uap minyak akan dialirkan ke dalam kondensator melalui pipa penyuling, karena adanya air pendingin maka uap bahan akan mengalami kondensasi dan berubahlah menjadi kondensat, yang ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya dipisahkan dari zat-zat yang lain dalam alat pemisah.

Pabrik yang Menggunakan Alat Destilasi1. UD. Tirta Kencana NusantaraUD. TKN dalam usahanya memproduksi minyak atsiri daun cengkeh menggunakan metode penyulingan dengan air dan uap dimana bahan olah tidak bercampur langsung dengan air, namun berada di atas rak/ saringan berlubang. UD. TKN menggunakan beberapa alat yang spesifikasinya didasarkan beberapa hal, diantaranya jenis dan jumlah bahan baku. Alat-alat uang digunakan dalam proses produksi antara lain:A. Ketel SulingKetel suling atau biasa disebut tangki, berfungsi sebagai tempat air atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri. Penggunaan bentuk ketel tergantung metode penyulingannya. UD.TKN menggunakan metode uap dan air, sehingga bahan dan air menjadi satu tempat yang terpisah oleh rak atau saringan. Tangki tersebut dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas tangki dipasang pipa berbentuk leher angsa (gooseneck) untuk mengalirkan uap ke kondensor. Dasar keterl dilengkapi dengan suatu kran untuk saluran air saat mengadakan pembersihan. Sementara satu setengah meter dari dasar ketel terdapat kran untuk mengalirkan air yang digunakan untuk pengukusan. Spesifikasi dari ketel suling tersebut adalah: Kapasitas: 7,5 10 Kwintal Tinggi : 3 meter Diameter : 1,9 meter Tebal: 9 mm Konstruksi : Besi baja Tinggi saringan dari dasar ketel: 1 meter Umur teknis: 5 tahun

B. Kondensor ( kolam pendingin )Kondensor merupakan salah satu alat penyulingan yang berfungsi untuk mengubah seluruh komponen uap menjadi komponen cair, baik itu uap minyak maupun uap cair. Dalam proses penyulingan minyak atsiri ini, kondensor dalam bentuk kolam pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap minyak yang bercampur dengan uap air. Melalui kondensor ini uap minyak dan uap air akan terpisah sebab kedua bahan tidak saling melarut. Spesifikasi dari kondensor tersebut adalah: Konstruksi : Beton Panjang : 7 meter Lebar : 4 meter Kedalaman : 3 meter Bentuk Pipa dalam kolam: Zig zag Jumlah pipa: 8 buah

C. Drum ( kolam pemisah )Alat ini berfungsi untuk menampung cairan minyak dan air yang sudah didinginkan dalam kondensor. Selanjutnya minyak dan air terpisah berdasarkan berat jenisnya. Untuk minyak atsiri daun cengkeh, karena berat jenisnya lebih tinggi dibandingkan dengan air, maka posisi minyak berada di dasar drum. Sementara air berada di bagian atas. Kemungkinan masih belum sempurnanya pemisahan tersebut, di UD. TKN dipasang 3 kolam pemisahan; yang memungkinkan alat tersebut menampung bagian minyak yang belum terpisah pada kolam pemisah pertama. Namun demikian dari segi jumlah, pada kolam pemisah kedua dan ketiga tidak sebanyak pada kolam pertama. Spesifikasi alat ini adalah: Kapasitas : 100 kg Konstruksi: besi baja Tinggi : 1 meter Diameter : 70 cm Jumlah : 3 buah

D. Penyaring Minyak yang sudah dipisahkan dari air selanjutnya didiamkan sementara untuk kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring. Ini bertujuan untuk menahan dan menghilangkan air yang mungkin terikut dengan minyak. Dan juga menyaring benda-benda asing yang mungkin terikut dalam bahan, seperti misalnya hasil reaksi antara minyak dengan bahan logam yang digunakan dalam proses. Spesifikasi alat ini adalah: Konstruksi : kayu bertingkat Bahan penyaring: kain cotton Jumlah : 2 buah

E. Jerigen Penggunaan wadah penyimpan minyak atsiri di UD. TKN berasal dari bahan jerigen plastik dengan kapasitas sekitar 40 kg minyak setiap jerigen. Wadah yang digunakan itu adalah wadah yang tidak tembus cahaya. Hal ini menjadi syarat yang perlu dilakukan sewaktu akan melakukan penyimpanan. Sebab jika terjadi kontak langsung dengan cahaya matahari akan menimbulkan reaksi kimia yang merusak komposisi zat yang terkandung.

2. PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.PT. SMART merupakan perusahaan yang memproduksi minyak goreng, dimana dalam tahap pengolahan CPO menggunakan prinsip destilasi seperti pada proses deodorizing. Proses deodorasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak karena masih mengandung asam lemak bebas (FFA). Prosesnya adalah dengan destilasi, yaitu ketika minyak berada dalam tangki dilakukan proses steam dengan cara di spray. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses deodorizing adalah: Pompa Packed Column (P-304)Berfungsi untuk mengalirkan semi RBDPO (Refined Bleached Degummed Palm Oil) dari packed column ke Deodorizer Deodorizer (T-302)Berfungsi untuk menghilangkan bau khas kelapa sawit Splash Oil Tank (V-307)Berfungsi untuk menampung sebagian RBDPO yang keluar dari deodorizer untuk mengalirkan kembali ke deodorizer Pompa Splash Oil Tank (P-315)Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO kembali ke deodorizer Pompa Deodorizer (P-302A, P-302B)Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO dari deodorizer ke crystallizer (CR-01 CR-26) dengan melalui proses pendinginan (spiral heat exchanger (E-302), economic atau plate heat exchanger 1 (E-205), plate heat exchanger 4 (E-304)) dan proses penyaringan (catridge filter) Plate Heat Exchanger 4 (E-304)Berfungsi untuk mendinginkan RBDPO dengan menggunakan air pendingin Catridge Filter 1 (CF-1)Berfungsi untuk menjernihkan atau menyaring impurities yang masih terdapat dalam RBDPO (tahap akhir) Tangki RBDPO (P-1, P-2, dan P-4)Berfungsi untuk menampung RBDPO

3. PTPN XI di PASA II Djatiroto, LumajangDi PTPN XI Lumajang memproduksi etanol, dimana destilasi merupakan tahap terakhir dari proses produksi alkohol dari tetes tebu. Destilasi yaitu pemisahan dua komponen senyawa atau lebih berdasarkan pada titik didih masing-masing komponen dengan cara pemanasan penguapan, untuk memperoleh produk alkohol dengan kualitas prima. Setelah proses fermentasi selesai, maka cairan fermentasi masuk ke dalam destilator. Proses destilasi dilakukan pada suhu antara 79-81C. Pada suhu ini, etanol sudah menguap namun air tidak menguap. Maka uap etanol dialirkan ke destilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran destilator. Destilasi pertama biasanya di dapat kadar etanol masih 50-55%. Apabila kadar etanol masih di bawah 95%, maka destilasi perlu diulangi lahi (reflux) hingga kadar etanolnya 95%. Apabila sudah mencapai 95% maka dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa digunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol dan biarkan selama semalam. Setelah itu didestilasi lagi hingga kadar etanolnya kurang lebih 99,5%.

4. PT Salim Ivomas Pratama SurabayaBPO dari filtrate tank dilewatkan melalui plate heater (E701) kemudian dialirkan menuju zorro box economizer (E702) untuk meningkatkan temperature dan diteruskan ke final heater. Proses pemanasan yang terjadi di E703 menggunakan steam yang dialirkan dari high pressure boiler(G701). Dari E703, BPO dialirkan menuju deodorizer tank (DEO701) untuk dilakukan proses deodorisasi yang berdaya vacuum kuat.Proses deodorisasi atau penyulingan juga dapat berfungsi untuk mengurangi kandungan FFA dari BPO. Kandungan FFA yang diharapkan sebesar 0.03-0.05%. DEO701 terdiri dari beberapa tray atau palka yang dilengkapi dengan steam sparging untuk membantu proses penguapan pada proses deodorisasi. RBDPO yang bersuhu tinggi kemudian dialirkan menuju E702, dan terjadi cross dengan BPO. Dari E702, RBDPO dialirkan menuju heat exchanger (E001). Di dalam E001 terjadi cross antara RBDPO yang bersuhu tinggi dengan CPO yang bersuhu rendah sehingga suhu RBDPO menjadi turun sedangkan suhu CPO menjadi naik. Apabila suhu CPO daro E001 masih kurang dari ketentuan maka dipanaskan kembali dengan bantuan E002. RBDPO yang keluar dari E001 kemudian dialirkan menuju cooler (E704) dengan media pendinginnya berupa air. Penurunan suhu RBDPO yng keluar dari E704 kemudian dilewatkan bag filter (F701 dan F702) untuk memastikan bahwa RBDPO yang dihasilkan bersih dari kotoran. Setelah itu, RBDPO ditampung dalam tangki timbun atau dialirkan langsung ke proses fraksinasi.Hasil samping dari proses penyulingan yaitu berupa palm fatty acid destilate (PFAD) yang kemudian ditampung di intermediate tank (T703). Dari T703, PFAD dipompa menuju cooler (E705). Temperature di PFAD 60-80C. sebagian yang sudah berbentuk cair dialirkan kembali menuju DEO701 untuk menangkap atau mengkondensasi PFAD yang masih berbentuk uap atau gas dan sebagian lagi ditapung dalam tangki penyimpanan PFAD yang nantinya akan diekspor atau dijual kembali sebagai bahan baku sabun dan kosmetik. Dari proses deodorisasi terdapat tumpahan minyak yang masih mentah kemudian ditampung di tangki splash oil dan diproses kembali di dalam tangki T601

DAFTAR PUSTAKAIrawan, Bambang. 2010. Tesis: Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro. Semarang.Kartika, D. (2011). Penerapan Supply Chain Management dalam Pengadaan Bahan Baku untuk Produksi Etanol (Studi Kasus PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang). Skripsi Sarjana pada TIP. FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.Newmark, Ann. 2000. Jendela Iptek Seri 7: Kimia. Balai Pustaka Jakarta. Jakarta.Permatasari, Vitta Rizky. (2008). Teknologi Pemurnian Multi Proses (PMP) Pada Pengolahan Minyak Goreng Bimoli Di PT. Salim Ivomas Pratama Surabaya. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang: tidak diterbitkan. Rosa, S.E. (2012). Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) pada Proses Produksi Minyak Goreng di PT. Sinar Mas Agro Resourches and Technology (SMART) Tbk. Surabaya. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.Wahyudi. (2005). Analisis Proses Produksi Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Clove Leaf Oil) di UD. Tirta Kencana Nusantara. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan. Widayat dan Satriadi, H. (2008). Optimasi Pembuatan Dietil Eter dengan Proses Reaktif Destilasi. Jurnal Reaktor Vol. 12 No. 1, hal. 7-11