Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

28
LAPORAN DISKUSI KBK SKENARIO 1 Oleh Kelompok 1 Ana Zuhrotun Nisa 0906633880 Annisa Nursita A. 0906633924 Apriyan Pratama 0906633943 Gresia Yuli H. 0906634151 Ike Pramitha M. 0906513900 Nidiananda Amelina P. 0906553974 Ramadhana Komala 0906634353 Rifqah Indri A. 0906634372 Sari Himawati 0906562631 Syukriah Usman 0906634416 Tika Rostika 0906514241 Tiyani Rahmawati 0906634422 Ulatun Nikmah 0906514254 Tutor : Dr. drh. Yvonne Magdalena Indrawani S.U.

Transcript of Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

Page 1: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

LAPORAN DISKUSI KBK

SKENARIO 1Oleh

Kelompok 1

Ana Zuhrotun Nisa 0906633880Annisa Nursita A. 0906633924Apriyan Pratama 0906633943

Gresia Yuli H. 0906634151Ike Pramitha M. 0906513900Nidiananda Amelina P. 0906553974

Ramadhana Komala 0906634353 Rifqah Indri A. 0906634372 Sari Himawati 0906562631

Syukriah Usman 0906634416Tika Rostika 0906514241Tiyani Rahmawati 0906634422Ulatun Nikmah 0906514254

Tutor : Dr. drh. Yvonne Magdalena Indrawani S.U.

PROGRAM STUDI GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIADEPOK, 2010

Page 2: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

A. Tujuan Pembelajaran 1. Mampu menjelaskan sistem imunitas tubuh.2. Mampu menjelaskan respon imun menurut gangguan penyakit infeksi.3. Mampu menjelaskan hubungan antara imunitas dan zat gizi.4. Mampu menjelaskan kerusakan (defect ) dan gangguan sistem imun akibat

kekurangan zat gizi pada berbagai daur kehidupan.

B. Skenario 1

Seorang anak balita bernama Nina bersama ibunya datang ke klinik gizi dengan kondisi tubuh anak tersebut tampak kurus, rambut tumbuh kurang baik. Kata ibunya makannya juga sulit. Kedua belah matanya tampak cekung. Begitu juga perutnya tampak membuncit, wajahnya pucat dan tidak lincah. Cahaya matanya tampak memandang ke satu arah. Kulitnya tampak keriput. Wajahnya seperti orang tua. Kaki kelihatan sangat kurus dan semua tulang rusuk di bagian dada nampak jelas. Dari keluarga mempunyai riwayat sakit TBC.

C. Daftar Kata Sulit

1. Tidak lincah Kondisi seseorang yang tidak memenuhi 10 umum tanda bergizi baik.

2. Cahaya mata memandang ke satu arahTatapan mata kosong; juga merupakan ciri lain dari apatis.

3. Rambut tumbuh kurang baikRambut yang tipis, mudah rontok, kusam, dan tumbuh jarang – jarang.

4. Mata cekungBola mata seolah membenam ke dalam rongga mata karena kurangnya bantalan

lemak di belakang bola mata.5. TBC

Penyakit infeksi pernafasan oleh Mycobacterium tuberculosis.6. Balita.

Anak berusia dibawah 5 tahun (usia 0 – 4 tahun 9 bulan).7. Tulang rusuk terlihat

Kondisi tubuh sangat kurus (BMT< 18,5) sehingga tulang menonjol keluar.8. Keriput

Kulit berkerut, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya dehidrasi dan kurangnya bantalan lemak dibawah kulit.

D. Daftar Kata Kunci

1. Balita.2. Kurus.3. TBC.

1

Page 3: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

4. Mata cekung.5. Tidak lincah.6. Cahaya mata ke satu arah.7. Makan sulit.8. Rambut tumbuh kurang baik.9. Perut buncit.10. Pucat.11. Keriput.12. Wajah seperti orang tua.

E. Rumusan MasalahNina, balita dengan riwayat keluarga pengidap TBC, bertubuh kurus, bermata

cekung, berperut buncit, dan berwajah seperti orang tua memiliki nafsu makan rendah serta apatis.

F. Daftar Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud sistem imunitas tubuh? Jelaskan! 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi imunitas? 3. Bagaimana respon imunitas terhadap infeksi?4. Bagaimana hubungan antara imunitas, zat gizi dan penyakit infeksi? 5. Apa akibat dari terganggunya sistem imun? 6. Apa saja gangguan sistem imun akibat kekurangan gizi dalam tiap daur

kehidupan? 7. Bagaimana patologi dari TBC? 8. Apa hubungan riwayat kondisi keluarga Nina dengan kondisi Nina? 9. Mengapa wajah Nina tampak seperti orang tua? 10. Bagaimana hubungan antara imunitas dengan respon sensorik dan

motorik?11. Bagaimana penatalaksanaan gizi untuk meningkatkan imunitas Nina?12. Bagaimana hubungan antara imunitas dengan appetite? 13. Mengapa cahaya mata Nina memandang ke satu arah?14. Apa yang menyebabkan kaki kurus, bagian dada tampak jelas, dan tulang

rusuknya menonjol? 15. Dilihat dari gejala, Nina menderita penyakit apa? Apa penyebabnya? 16. Bagaimana agar Nina tidak terkena TBC?

G.Pengelompokan Pertanyaan Berdasarkan Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan 1 : Mampu menjelaskan sistem imunitas tubuh.Pertanyaan: (1) Apa yang dimaksud sistem imunitas tubuh? Jelaskan!

(2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi imunitas?

2

Page 4: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

2. Tujuan 2 : Mampu menjelaskan respon imun menurut gangguan penyakit infeksi.Pertanyaan: (1) Bagaimana respon imunitas terhadap infeksi? (2) Bagaimana patologi dari TBC?

(3) Apa hubungan riwayat kondisi keluarga Nina dengan kondisi Nina?

3. Tujuan 3 : Mampu menjelaskan hubungan antara imunitas dan zat gizi.

Pertanyaan: (1) Bagaimana hubungan antara imunitas, zat gizi dan penyakitinfeksi? (2) Apa hubungan riwayat kondisi keluarga Nina dengan kondisi Nina? (3) Bagaimana penatalaksanaan gizi untuk meningkatkan imunitas Nina? (4) Bagaimana hubungan antara imunitas dengan appetite?

4. Tujuan 4 : Mampu menjelaskan kerusakan (defect ) dan gangguan sistem imun akibat kekurangan zat gizi pada berbagai daur kehidupan.

Pertanyaan: (1) Apa akibat dari terganggunya sistem imun? (2) Apa saja gangguan sistem imun akibat kekurangan gizi dalam tahap daur kehidupan? (3) Bagaimana patologi dari TBC? (4) Apa hubungan riwayat kondisi keluarga Nina dengan kondisi Nina? (5) Mengapa wajah Nina tampak seperti orang tua? (6) Bagaimana hubungan antara imunitas dengan respon sensorik dan motorik? (7) Mengapa cahaya mata Nina memandang ke satu arah? (8) Apa yang menyebabkan kaki kurus, bagian dada tampak jelas, dan tulang rusuknya menonjol? (9) Dilihat dari gejala, Nina menderita penyakit apa? Apa

penyebabnya?(10)Bagaimana agar Nina tidak terkena TBC?

H.Pembahasan

Imunitas

Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau mengeliminasi benda asing atau sel abnormal yang potensial berbayaha. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan sistem imun antara lain sebagai berikut.

1. Pertahanan terhadap patogen penginvasi, misalnya virus dan bakteri.2. Pengeluaran sel-sel yang aus (eritrosit tua) dan debris jaringan (jaringan

yang rusak atau trauma penyakit).3. Identifikasi dan destruksi sel abnormal atau mutan yang berasal dari tubuh

sendiri (surveilans imun, mekanisme pertahanan internal utama untuk kanker).

3

Page 5: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

4. Respon imun yang tidak sesuai yang menimbulkan alergi.5. Penolakan sel-sel jaringan asing (transplantasi organ).

Pengganggu Sistem Imun

1. BakteriBakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal, tidak berinti dan

diperlengkapi dengan semua perangkat esensial bagi kelangsungan hidupnya. Bakteri mencetuskan penyakit dengan mengeluarkan enzim atau toksik yang secara fisik mencederai sel atau organ.

2. VirusVirus hanya terbungkus asam nukleat dan tidak memiliki perangkat esensial

untuk menjalankan hidupnya sehingga melakukan invasi sel pejamu (sel pada individu yg terinfeksi) dan mengambil alih sel tersebut. Virus melakukan kerusakan dengan 4 cara yaitu: deplesi komponen-komponen sel esensial ; pembentukan zat yang toksik; transformasi sel pejamu normal menjadi kanker; penyatuan virus ke dalam sel sehinnga sistem imun akan menghancurkan sel tersebut karena tidak lagi dianggap sebagai diri normal.

Respon Imun

Respon sistem imun tubuh terhadap pengganggu terbagi atas 2 macam seperti yang dijelaskan dibawah ini.

Respon imun nonspesifik merupakan satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen, misalnya antigen bakteri, adalah menghancurkan bakteri bersangkutan secara nonspesifik dengan proses fagositosis. Dalam hal ini leukosit yang termasuk fagosit memegang peranan peranan yang sangat penting, khususnya makrofag demikian pula neutrifil dan monosit. Supaya dapat terjadi fagositosis sel-sel fagosit tersebut harus berada dalam jarak dekat dengan partikel bakteri, atau lebih tepat lagi bahwa partikel tersebut harus melekat pada permukaan fagosit . Untuk mencapai hal ini maka fagosit harus bergerak menuju sasaran. Hal ini dimungkinkan berkat dilepaskannya zat atau mediator tertentu yang disebut faktor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari bakteri maupun yang dilepaskan oleh neutrofil atau makrofag yang sebelumnya telah berada di lokasi bakteri atau yang dilepaskan oleh komplemen. Selain faktor kemotaktik yang menarik fagosit menuju antigen sasaran, untuk proses fagositosis selanjutnya bakteri perlu mengalami opsonisasi terlebih dahulu. Hal ini berarti bahwa bakteri terlebih dahulu dilapisi oleh imunoglobulin atau komplemen agar lebih mudah ditangkap oleh fagosit. Selanjutnya partikel bakteri masuk ke dalam sel dengan cara endositosis dan oleh pembentukan fagosom yang terperangkap dalam kantung fagosom seolah-olah ditelan untuk kemudian dihancurkan, baik dengan proses oksidasi-reduksi maupun oleh derajat keasaman yang ada dalam fagosit atau penghancuran oleh lisozim dan gangguan metabolisme bakteri.

Selain fagositosis, manifestasi respon imun nonspesifik yang lain adalah reaksi inflamasi. Sel-sel sistem imun tersebar di seluruh tubuh tetapi bila terjadi infeksi di satu tempat, perlu memusat kan sel-sel sistem imun itu dan produk-produk yang dihasilkannya ke lokasi infeksi. Selama respon ini terjadi tiga proses penting, yaitu peningkatan aliran darah di area infeksi, peningkatan permeabilitas kapiler akibat retraksi sel-sel endotel yang mengakibatkan molekul-molekul besar dapat menembus dinding vaskuler, dan migrasi leukosit ke luar vaskuler. Reaksi ini terjadi akibat dilepaskannya mediator-mediator tertentu

4

Page 6: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

oleh beberapa jenis sel misalnya histamin yang dilepaskan oleh basofil dan mastosit, vasoactive amine yang dilepaskan oleh trombosit, serta anafilat oksin berasal dari komponen - komponen komplemen yang merangsang penglepasan mediator-mediator oleh mastosit dan basofil sebagai reaksi umpan balik. Mediator-mediator ini antara lain merangsang bergeraknya sel-sel polimorfonuklear (PMN) menuju lokasi masuknya antigen serta meningkatkan permeabilitas dinding vaskuler yang mengakibatkan eksudasi protein plasma dan cairan. Gejala inilah yang disebut respon inflamasi akut .

Respon imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel sistem imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem ini disebut spesifik. Sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi-komplemen-fagosit dan antara sel T-makrofag.

Untuk menunjang fungsinya, sistem imun terdiri dari 3 komponen dibawah ini.

1. Kulit, membran mukus,sekresi dari kulit dan membran mukus.2. Sel darah putih berupa neutrofil dan makrofag Makrofag dihasilkan oleh monosit. Makrofag dapat menghancurkan mikroba

dengan bantuan lisosom. Bila lapisan pertama berhasil ditembus oleh bakteri atau patogen makan lapisan kedua mulai bekerja. Lapisan kedua terdiri dari protein anti mikroba, leukosit (neutrofil dan makrofag yang dihasilkan dari monosit) dan respon inflamasi. Protein anti mikroba merupakan protein yang penting dalam darah dan jaringan. Protein anti mikroba adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahanan non spesifik dan spesifik.Respon inflamator, pada respon ini sel-sel mengalami kerusakan dan melepaskan histamin, suatu senyawa kimia yang menyebabkan pembesaran dan peningkatan permeabilitas dari sel darah yang memungkinkan sel-sel fagosit dari sel darah putih memasuki jaringan yang rusak.

3. Limfosit dan antibodiLimfosit terdiri dari limfosit T dan limfosit B yang berguna untuk mengenali

dan merespon mikroba dan senyawa tertentu. Untuk melakukan ini, limfosit mengandalkan pada antigen. Antigen adalah molekul asing yang membangkitkan respon tertentu dari limfosit. Antibodi terdiri dari lisin, antitoksin, presipitin, dan aglutinin. Lisin berfungsi untuk menguraikan antigen. Antitoksin berfungsi untuk menetralkan racun. Presipitin berfungsi untuk mengendapkan antigen. Dan Aglutinin berfungsi untuk menggumpalkan antigen.

Sel yang bertanggung jawab terhadap pertahanan imun adalah leukosit dan turunannya seperti yang dijelaskan dibawah ini.

1. Neutrofil; spesialis fagositik yang mudah bergerak dan memakan serta menghancurkan benda-benda yang tidak berguna.

2. Eosinofil; berfungsi mengeluarkan zat-zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan berperan dalam manifestasi alergi.

3. Basofil: berfungsi mengeluarkan histamin dan heparin, serta terlibat dalam manifestasi alergi.

4. Limfosit

5

Page 7: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

limfosit T: Limfosit yang berasal dari timus, berperan dalam imunitas seluler dengan melibatkan destruksi langsung sel-sel yang terinvansi virus dan sel-sel mutan melalui cara nonfagositik;

limfosit B: Limfosit yang terutama berasal dari sumsum tulang. Bertangggung jawab membentuk antbodi humoral dalam darah yang dikenal sbg immunoglobulin;

5. Monosit; dapat berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis fagositik yang berukran besar dan treikat ke jaringan.

Antibodi

Antibodi merupakan protein imunoglobulin ( Ig) yang berasal dari proliferasi sel B akibat adanya antigen. Semua molekul imunoglobulin memiliki 4 rantai polipeptida ( 2 rantai ringan dan 2 rantai berat) yang dihubungkan oleh ikatan disulfida. Terdapat 2 jenis rantai ringan dan 5 jenis rantai berat. Kelima jenis rantai berat ini tergantung pada lima jenis Imunoglobulin. Terdapat 5 macam imunoglobulin, yaitu Ig G, A, E, D, dan Ig M.1. Ig G

Ig G merupakan antibodi utama dalam respon sekunder. Ig G mengopsoniasi bakteri sehingga lebih mudah untuk difagositosis, memfiksasi komplemen yang meningkatkan pemusnahan bakteri, serta menetralkan toksik bakteri dan virus. Ig G adalah satu – satunya Ig yang dapat melewati plasenta.2. IgA

IgA sekretorik mencegah melekatnya bakteri dan virus pada membran mukosa.3. IgE Berfungsi untuk memerantai hipersensitivitas tipe cepat dengan menyebabkan pelepasan mediator dari sel mast dan basofil jika terpajan oleh antigen (allergen). Pertahanan terhadap infeksi cacing dengan pelepasan berbagai enzim dari eosinofil.4. IgD Fungsi belum jelas tetapi banyak ditemukan dalam permukaan sel B.5. Ig M Ig M dibentuk dalam respon primer terhadap antigen. Berfungsi untuk memfiksasi komplemen.Ig M merupakan reseptor antigen pada permukaan sel B.

Antigen

Antigen adalah komponen yang dapat menimbulkan respon imun spesifik. Antigen memiliki komponen, yang disebut determinan antigen, yang dapat mengikat antibodi. Terdapat 2 macam pembagian antigen, yaitu pembagian menurut spesifitas dan menurut ketergantungan terhadap sel T.1. Pembagian menurut spesifitas

- Heteroantigen; dimiliki oleh banyak spesies.- Xenoantigen; hanya dimiliki oleh spesies tertentu.- Alloantigen; spesifik untuk individu dalam satu spesies.- Antigen organ spesifik; spesifik untuk organ tertentu.- Autoantigen; dimiliki oleh alat tubuh sendiri.

2. Penbagian menurut ketergantungan terhadap sel T

6

Page 8: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

- T dependent; memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respon antibodi.

- T independent;dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi.

Hubungan Zat Gizi dan Imunitas

Status gizi memiliki hubungan yang bersinergis dengan sistem imunitas. Kekurangan intake gizi dapat mengakibatkan system imun menurun sehingga menimbulkan tidak kuat dan efisien system imun untuk melawan infeksi.

Gizi yang cukup dan pengisian ulang air yang konsisten memainkan peran kunci dalam berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Defisiensi makro dan mikronutrient umum terjadi pada orang tua yang menurunkan fungsi dan respons system imun tubuh. Malnutrisi pada kelompok lansia harus diwaspadai sejak dini termasuk memikirkan kembali efektifitas pemberian vaksin bagi orang tua dalam mencegah penyakit infeksi seperti influenza. Penyakit infeksi yang banyak diderita oleh orang tua dapat dicegah atau diturunkan tingkat keparahannya melalui upaya-upaya perbaikan nutrisi karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Jika fungsi imun orang tua dapat diperbaiki, maka kualitas hidup individu meningkat dan biaya pelayanan kesehatan dapat ditekan.Sistem imunitas tubuh orang tua ditingkatkan melalui upaya imunisasi dan nutrisi.

Nutrisi berperan penting dalam peningkatan respons  imun. Orang tua maupun balita rentan terhadap gangguan gizi buruk (undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi dan psikologi yang mempengaruhi keinginan makan dan kondisi fisik serta ekonomi. Gizi kurang pada orang tua disebabkan oleh berkurangnya kemampuan penyerapan zat gizi atau konsumsi makanan bergizi yang tidak memadai. Berkurangnya asupan kalori diketahui dapat memperlambat proses penuaan dan membantu pemeliharaan sejumlah besar sel T naive dan tingkat IL-2. Konsumsi protein dan asam amino yang tidak cukup mempengaruhi status imun karena berhubungan dengan kerusakan jumlah dan fungsi imun selular, serta penurunan respons antibodi (Hanafiah,1993).

Vitamin E dan Zn khususnya berperan penting dalam memelihara sistem imun. Defisiensi Zn jangka panjang menurunkan produksi sitokin dan merusak pengaturan aktivitas sel helper T. Vitamin E merupakan treatment yang baik dalam mencegah penyakit Alzheimer, meningkatkan kekebalan tubuh, dan sebagai antioksidan yang melindungi limfosit, otak, dan jaringan lain dari kerusakan radikal bebas.

Penurunan sistem imun dapat menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Salah satu contohnya adalah terhadap infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan penyebab penyakit TBC. Seseorang dengan sistem imun yang lemah akan lebih mudah terkena penyakit TBC karena kurangnya pertahanan tubuh untuk menghalau perkembangbiakan Mycobacterium tuberculosis. Penjelasan lebih lanjut mengenai TBC dapat dilihat pada sub pokok dibawah ini.

Penyebab Tuberculosis ( TBC )

7

Page 9: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

Penyakit TBC atau Tuberkulosa merupakan penyakit infeksi kronis yang diakibatkan oleh kuman (bakteri) tahan asam Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang (basil), bersifat tahan asam dan oleh karena itu di Indonesia disebut sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Pada abad ke 19 Robert Koch menemukan basil ini sebagai penyebab penyakit TBC dan temuan ini dilaporkan di Berlin pada tanggal 24 Maret 1882. Untuk mengenang penemunya maka basil ini biasa disebut sebagai ‘basil Koch’

Cara Penularan TBC

Penularan penyakit ini biasanya melalui udara yang telah tercemar oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yaitu pada saat penderita TBC batuk. Infeksi pada anak-anak umumnya berasal dari penderita dewasa. Apabila bakteri ini sering masuk ke paru-paru maka akan terkumpul dan berkembang biak, terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh rendah, serta menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening ke berbagai organ tubuhHampir semua organ tubuh dapat terinfeksi bakteri ini.

1. Paru-paru , merupakan organ tubuh yang paling sering terinfeksi. Penyakit TBC pada paru-paru disebut sebagai Koch Pulmonum (KP) dan biasa juga disebut TB Paru.

2. Tulang.3. Otak.4. Ginjal.5. Saluran Pencernaan.6. kelenjar Getah Bening.Meningkatnya penularan penyakit TBC sering dihubungkan dengan keadaan

sosial ekonomi yang buruk, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki tempat tinggal, daya tahan tubuh yang rendah, virulensi dari bakteri penyebab TBC serta belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.

Gejala Penyakit TBC

Gejala Penyakit TBC dibedakan menjadi 2 bagian yaitu gejala umum dan gejala khusus tergantung dari organ mana yang terinfeksi. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.1. Gejala-gejala umum

Demam tidak terlalu tinggi, berlangsung lama, umumnya dirasakan pada malam hari disertai keringat malam.

Terjadi penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu, dapat disertai dengan keluarnya

darah dari paru-paru penderita. Badan lemah.

2. Gejala khusus Timbul bunyi ‘mengi/bengek’, suara nafas melemah dan sesak nafas. Ini

terjadi sebagai akibat terjadinya sumbatan sebagian bronkus (saluran yang

8

Page 10: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar

Keluhan sakit dada dikarenakan terdapatnya cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru)

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pengobatan TBC

Pengobatan TBC merupakan masalah yang rumit mencakup waktu penyembuhan yang lama, kepatuhan disiplin penderita dalam menjalani pengobatan, daya tahan tubuh dan faktor sosial ekonomi penderita. Ada banyak faktor penyebab yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan penyakit TBC ini antara lain :

1. Sifat bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab yang

memperlihatkan kecepatan tumbuh yang lambat dan relatif lebih resisten terhadap antibiotik bila dibandingkan dengan mikroorganisme lainnya Sifatnya yang persisten mengakibatkan waktu pengobatan yang lama.

2. Daya tahan tubuhPenelitian terhadap hewan percobaan memperlihatkan terdapat antibodi yang

spesifik terhadap bakteri ini. Penderita yang pernah terinfeksi seharusnya memiliki antibodi dalam tubuhnya, namun sebagian penderita dapat terinfeksi kembali beberapa tahun setelah terjadinya infeksi primer. Kemungkinan yang terjadi adalah mekanisme metabolik dalam tubuh dapat merusak imunitas, sehingga bakteri yang sudah lama ‘tidur’ (dorman) dapat bangkit kembali

3. Kepatuhan PenderitaPemberian obat TBC menimbulkan kesembuhan klinis yang lebih cepat dari

kesembuhan bakteriologik dan keadaan ini menyebabkan penderita mengabaikan penyakit dan pengobatannya. Pengobatan yang memerlukan waktu lama dapat menyebabkan penderita menghentikan pengobatannya sebelum sembuh, apalagi bila selama pengobatan timbul efek samping. Faktor pendidikan dan ekonomi serta sarana pelayanan kesehatan yang jauh dapat menyebabkan ketidak patuhan penderita akan pengobatan penyakitnya.

Pemeriksaan atau kontrol berkala merupakan tindakan objektif yang harus dilakukan untuk menilai hasil pengobatan penyakit infeksi kronis ini. Penilaian ini menjadi dasar dalam memberikan tindakan pengobatan yaitu dalam menentukan berapa lama pengobatan, berapa dosis yang tepat dan jenis kombinasi obat apa yang diperlukan. Penilaian obektif penderita dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kecepatan konversi dahak penderita dan perbaikan gambaran radiologiknya. Evaluasi bakteriologik sangat perlu dilakukan pada penderita dengan dahak mikroskopik positif. Evaluasi dilakukan pada saat sebelum pengobatan dimulai, pada akhir fase intensif, pada satu bulan sebelum akhir

9

Page 11: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

pengobatan dan pada akhir pengobatan. Bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak serta menentukan tindak lanjut pengobatan.

Enam puluh tahun setelah Robert Koch menemukan bakteri penyebab TBC, pada tahun 1940-an mulai diperkenalkan obat antituberkulosis (OAT) yang sekarang ini dipakai secara luas, yaitu streptomisin disusul kemudian pada tahun 1947 dengan paraaminosalisilat (PAS) dan pada tahun 1952 ditemukan isoniazid (INH).

Pada tahun 1967 mulai diperkenalkan rifampisin sebagai OAT baru yang saat ini dipakai secara luas pada pengobatan jangka pendek tuberkulosis paru bersama dengan OAT lainnya. Sifat farmakologik OAT yang aman dan regimen terapi yang efisien menjadi dasar dalam pemilihan OAT yang digunakan pada penderita.Obat Anti Tuberkulosis yang ideal harus memenuhi persyaratan : 1. Non toksik.2. Mudah diserap dan diberikan secara oral.3. Meresap ke semua jaringan menembus sarang tuberkulosis.4. Aktif terhadap basil yang berada di dalam dan di luar sel,

baik pada suasana asam maupun suasana basa.5. Sanggup membunuh basil yang aktif, maupun yang tidak

aktif (dorman).Terdapat 2 (dua) kategori Obat Anti Tuberkulosa (OAT) seperti berikut.1.OAT Utama (first-line Antituberculosis Drugs), yang dibagi menjadi dua (dua) jenis berdasarkan sifatnya yaitu :

Bakterisidal, termasuk dalam golongan ini adalah INH, rifampisin, pirazinamid dan streptomisin.

Bakteriostatik, yaitu etambutol. Kelima obat tersebut di atas termasuk OAT utama

2.OAT sekunder (second Antituberculosis Drugs) terdiri dari Paraaminosalicylic Acid (PAS), ethionamid, sikloserin, kanamisin dan kapreomisin. OAT sekunder ini selain kurang efektif juga lebih toksik, sehingga kurang dipakai lagi.

Sebaik apapun OAT yang diberikan, tujuan pengobatan tidak akan tercapai dan tatalaksana yang diberikan dengan baik akan sia-sia jika OAT tidak sampai ke penderita dan diminum dengan benar sesuai aturan pengobatan. Keteraturan minum obat amat penting untuk dipatuhi karena ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya masalah resistensi. Monitoring efek samping obat penting untuk dilaporkan ke petugas kesehatan / tenaga medis.

Dalam program nasional dikenal ada petugas Pengawas Menelan Obat (PMO) yang bertugas untuk memastikan pemakaian OAT dengan benar. PMO bisa berasal dari petugas kesehatan, anggota keluarga penderita atau anggota LSM pemerhati penyakit TBC.

Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI menerapkan Strategi Direct Observe Treatment, Short-Cource (DOTS) yaitu suatu metode penanganan TB yang direkomendasikan WHO. Strategi ini sudah teruji keampuhannya di berbagai negara dalam mendeteksi dan menyembuhkan penderita TBC, baik sebagai kasus per individu maupun dalam bentuk pelayanan bagi masyarakat banyak dalam program nasional. Secara umum DOTS lebih mengarah ke suatu program yang bersifat nasional, namun bila disimak dari uraian kata

10

Page 12: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

DOTS itu sendiri, pengertian DOTS dapat diterapkan dalam kasus per kasus yaitu dimulai dari memfokuskan perhatian (direct attention) dalam usaha menemukan/mendiagnosis penderita secara baik dan akurat, utamanya melalui pemeriksaan mikroskopik. Selanjutnya setiap penderita harus diawasi (observed) dalam meminum obatnya yaitu obat diminum didepan seorang pengawas, dan inilah yang dikenal sebagai Directly Observed Therapy (DOT). Penderita juga harus menerima pengobatan (treatment) dalam sistem pengelolaan, penyediaan obat anti tuberkulosis yang tertata dengan baik, termasuk pemberian regimen OAT yang adekuat yakni melalui pengobatan jangka pendek (short cource) sesuai dengan klasifikasi dan tipe masing-masing kasus. Harus disertai sistem evaluasi yang dapat menilai hasil-hasil pengobatan kasus per kasus maupun penampilan program secara keseluruhan, yaitu dalam bentuk pencatatan dan pelaporan yang baku dan seragam.Menjadi fokus perhatian di sini adalah adanya dukungan atau kesepakatan (komitmen) dari berbagai pihak untuk menjadikan strategi sebagaimana diuraikan di atas menjadi prioritas dalam penatalaksanaan tuberkulosa.

Dalam strategi DOTS diupayakan agar penderita yang telah menerima obat / resep obat agar tetap dapat membeli / mendapatkan obat tanpa terputus, minum obat secara teratur dan kembali kontrol untuk menilai hasil pengobatan. Dengan strategi DOTS, maka tujuan pengobatan yang sesungguhnya dapat terpenuhi. Pengobatan penyakit TBC sekarang ini tidak terpisahkan dari program penanganan tuberkulosa nasional terutama dengan strategi DOTSnya.

Pencegahan TBC

Agar tidak terinfeksi TBC makan status gizi harus dalam keadaan yang baik. Apabila berada dalam keadaan kekurangan nutrisi maka sistem imun akan mudah dilemahkan. Oleh karena itu menjaga status gizi tetap baik bisa menjadi salah satu pencegahan TBC.

Selain itu untuk memutus rantai infeksi TBC dapat melakukan pencegahan terhadap pathogen dengancara berikut ini.

1. Menghindari kontak dengan spunktum penderita.2. Vaksin BCG.Untuk vaksin BCG butuh waktu 6-12 minggu untuk menghasilkan efek

kekebalannya. Namun vaksin BCG hanya memberikan 50-60% kekebalan. Orang yang tidak boleh menerima vaksin BCG adalah:

- Orang dengan imunitas rendah- Cacar- Habis melakukan vaksin hidup yang lain.

3. Menjaga kebersihan.4. Mengoptimalisasi pemanfaatan aliran udara dalam rumah / tempat bekerja.5. Mengonsumsi makanan penguat sistem imun.6. Mengusahakan pencahayaan yang baik di dalam rumah.

Zat Gizi dan Non Gizi Peningkat Imunitas

11

Page 13: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

Makanan dan sistem imunitas tubuh memang berhubungan erat. Seperti diungkapkan Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), Ketua Divisi Alergi Imunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, bahwa bila kekebalan saluran pencernaan baik, maka kekebalan tubuh secara umum juga akan baik. Dari banyak makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan anak-anak, beberapa jenis di bawah ini merupakan sumber zat gizi dan non gizi peningkat imunitas anak.1.Flavonoid Flavonoid adalah sejenis pigmen, seperti halnya zat hijau daun yang terdapat pada tanaman yang berwarna hijau. Secara ilmiah, flavonoid terbukti mampu mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Dan, salah satu jenis flavonoid yang sangat banyak terdapat pada biji kedelai adalah isoflavon. Salah satu fungsi isoflavon adalah untuk meningkatkan sistem imunitas.2.Spirulina Spirulina, mikroalga yang berwarna biru, merupakan sumber protein yang sangat tinggi. Warna biru pada spirulina berperan penting untuk sistem kekebalan tubuh. Spirulina kaya akan vitamin B kompleks, vitamin D, magnesium, seng, selenium, zat besi, dan gamma linoleic acid (GLA). Phycocyanin merupakan protein kompleks terbanyak dalam spirulina yang memiliki manfaat bagi kesehatan, antara lain untuk menstimulasi kerja sel batang pada sumsum tulang, berperan dalam produksi sel darah putih, yang berfungsi meningkatkan imunitas tubuh. Serta sel darah merah, yang berfungsi mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Spirulina juga sangat kaya akan kandungan selenium, yang sangat berperan dalam sistem imunitas tubuh. Spirulina lebih banyak dikonsumsi sebagai suplemen.3.Seng Seng atau zinc adalah salah satu unsur utama kehidupan. Di dalam tubuh manusia, seng merupakan mikronutrien penting yang paling banyak tersebar, juga merupakan mikronutrien terkaya dalam sel. Seng tersebar di dalam sistem syaraf, imunitas, darah dan sistem pencernaan manusia, dan ikut serta dalam penyatuan dan aktivitas ratusan jenis enzim di dalam tubuh. Fungsi seng antara lain adalah meningkatkan perkembangan tubuh, menambah inteligensi, memperkuat imunitas, meningkatkan kesehatan mata, meningkatkan pertumbuhan, perpecahan dan regenerasi sel, dan lainnya. Seng merupakan mikro-nutrien penting dalam otak besar, banyak terdapat pada ikan, daging, telur, dan produk makanan hewani lainnya, inti biji buah aprikot serta buah cemara. Kini, seng lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk suplemen.4.Madu Protein merupakan salah satu nutrisi penting pembangun imunitas. Dan, madu merupakan salah satu makanan sumber protein, yang mampu menjaga stamina tubuh, jika dikonsumsi secara teratur setiap harinya. Menurut hasil penelitian Y. Widodo, peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi di Bogor, madu dapat membantu mengatasi kekurangan energi protein yang banyak diderita anak-anak dan balita. Penelitian Peter C. Molan (1992), peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, di Hamilton, Selandia Baru, membuktikan madu mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen penyebab penyakit. Beberapa penyakit infeksi dari berbagai patogen yang dapat “disembuhkan” dan dihambat dengan madu secara teratur antara lain penyakit lambung dan saluran penpencernaanan; penyakit kulit, infeksi

12

Page 14: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

saluran pernapasan akut (ISPA), batuk dan demam, penyakit jantung, hati, paru, dan penyakit-penyakit yang dapat mengganggu mata, telinga, dan syaraf.5.Omega3 Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat bagi kesehatan, karena mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh ganda di dalam minyak ikan akan membantu proses tumbuh-kembang otak (kecerdasan), serta perkembangan indera penglihatan dan sistem kekebalan tubuh bayi dan balita. Minyak ikan mengandung DHA dan EPA, yang gabungan keduanya dikenal sebagai omega-3. Jenis ikan laut yang kaya kandungan omega-3 antara lain salmon, tuna (khususnya tuna sirip biru, tuna sirip kuning, dan albacore), sardin, herring, makerel, dan kerang-kerangan.6.Prebiotik Prebiotik dapat menumbuhkan bakteri baik dalam sistem penpencernaanan dan mencegah timbulnya alergi dalam tubuh anak. Menurut Dr Zakiudin, mengkonsumsi prebiotik sangat baik dalam memperkuat kekebalan terutama dalam saluran pencernaan. Karena bila kekebalan saluran pencernaan baik, kekebalan tubuh secara umum juga akan baik. Selain berfungsi memelihara bakteri baik, prebiotik juga secara tidak langsung mampu menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh sekaligus menekan resiko alergi. Sumber prebiotik dapat diperoleh dari makanan alami seperti gandum, bawang, pisang, bawang putih, madu, dan kacang-kacangan. Ada pula yang dalam bentuk lain atau ditambahkan dalam susu formula.7.Meniran Ekstrak daun meniran atau Phyllantus Niruri L, adalah salah satu obat herbal yang telah dikembangkan menjadi obat yang membuat sistem imun lebih aktif dan maksimal menjalankan fungsinya atau disebut immunodulator. Obat herbal ini kini telah dikembangkan menjadi suplemen imunitas bagi anak-anak.8. Likopen

Likopen , yaitu pigmen merah dalam tomat, dapat meningkatkan konsentrasi sel Natural Killer (NK).

9. Protein: Arginin dan LisinBerperan dalam memelihara fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi

pasca-pembedahan. Arginin mempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka, pertumbuhan tumor, dans ekskresi hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag, meningkatkan fungsi sel T dan neutrofil. Bahan makanan kaya protein dapat ditemukan dalam daging, ikan, ayam, kacang – kacangan, dan serealia.

10. Beta-glucan

Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi roti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil).

11. Hormon DHEA

Studi menggambarkan hubungan signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsi imun pada kelompok orang tua yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah. Juga wanita menopause mengalami peningkatan fungsi imun dalam waktu 3 minggu setelah diberikan DHEA.

13

Page 15: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

12. Mikronutrien (vitamin dan mineral).Vitamin yang berperan penting dalam memelihara system imun tubuh orang

tua adalah vitamin A, C, D, E, B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhi kekebalan tubuh adalah Zn, Fe, Cu, asam folat, dan Se.

Vitamin AVitamin A berperan penting dalam imunitas nonspesifik melalui proses

pematangan sel-sel T dan merangsang fungsi sel T untuk melawan antigen asing. Vitamin A juga menolong mukosa membran termasuk paru-paru dari invasi mikroorganisme, sebagai suplemen untuk meningkatkan perkembangbiakan limfosit, resisten tumor, dan aktivitas sitotosik sel T, memelihara keutuhan membran epitel, serta menghasilkan mukus sebagai antibodi tertentu seperti leukosit, air, epitel, dan garam organik sehingga menurunkan mortalitas campak dan diare. Beta karoten (prekursor vitamin A) juga dapat meningkatkan jumlah monosit, dan mungkin berkontribusi terhadap sitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag

Gabungan vitamin A, C, dan E secara signifikan memperbaiki jumlah dan aktivitas sel imun pada orang tua. Hal itu didukung oleh studi yang dilakukan di Perancis terhadap penghuni panti werda tahun 1997. Mereka yang diberikan suplementasi multivitamin (A, C, dan E) memiliki infeksi pernapasan dan urogenital lebih rendah daripada kelompok yang hanya diberikan plasebo. Defisiensi vitamin A mengurangi jumlah leukosit, berat jaringan limfoid, jumlah sel NK , dan IgG & IgE. Vitamin A banyak terdapat dalam sayur – sayuran maupun buah berwarna kemerahan dan hijau, misalnya wortel dan cabai.

Vitamin B kompleksDefisiensi piridoksin mengurangi jumlah limfosit dan respon proliferasi,

jaringan limfoid, produksi IL-2, respon DTH dan AB. Pemberian suplemen piridoksin dapat melindungi tubuh dari UV-B yang mempengaruhi penekanan sistem imun.

Pemberian vitamin B6 (koenzim) pada orang tua dapat memperbaiki respons limfosit yang menyerang sistem imun, berperan penting dalam produksi protein dan asam nukleat. Defisiensi vitamin B6 menimbulkan atrofi pada jaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoid dan merusak sintesis asam nukleat, serta menurunnya pembentukan antibodi dan imunitas selular.

Defisiensi vitamin B12 pada orang tua disebabkan oleh menurunnya produksi sel parietal yang penting bagi absorpsi vitamin B12. Akibat dari defisiensi ini adalah terjadinya penekanan fungsi fagosit, respon DTH, dan pembelahan sel T. Sementara itu, defisiensi asam pantotenat, tiamin, dan riboflavin dapat mengurangi respon AB dan sirkulasi limfosit. Kacang – kacangan, serealia berkulit utuh, dan bekatul banyak mengandung B kompleks.

Vitamin C. Vitamin C dapat meningkatkan level interferon , aktivitas limfosit, makrofag,

dan aktivitas sel imun pada orang tua. Vitamin C juga dapat memperbaiki migrasi dan mobilitas leukosit dari serangan infeksi virus. Fungsi utama vitamin C lainnya adalah, berasama – sama dengan vitamin A dan E, bertindak sebagai antioksidan. Sumber vitamin C biasanya pada buah – buahan seperti jeruk dan strawberry.

Vitamin D. Vitamin D berfungsi untuk menstimulasi monosit dan perkembangan

makrofag dan fagositosis. Vitamin D banyak terdapat di hati.

14

Page 16: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

Vitamin EVitamin E berfungsi melindungi sel dari degenerasi yang terjadi pada proses

penuaan. Studi yang dilakukan oleh Simin Meydani, PhD. di Boston menyimpulkan bahwa vitamin E dapat membantu peningkatan respon imun pada penduduk lanjut usia. Vitamin E adalah antioksidan yang melindungi sel dan jaringan dari kerusakan secara bertahap akibat oksidasi yang berlebihan. Akibat penuaan pada respons imun adalah oksidatif secara alamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E (Murray F, 1991). Sumber vitamin E antara lain kecambah, buah – buahan, dan kacang – kacangan.

Asam Folat Meningkatkan sistem imun pada kelompok lansia. Studi di Canada pada

sekelompok hewan tikus melalui pemberian asam folate dapat meningkatkan distribusi sel T dan respons mitogen (pembelahan sel untuk meningkatkan respons imun). Studi terbaru menunjukkan intake asam folat yang tinggi mungkin meningkatkan memori populasi lansia (Daniels S, 2002).

Fe (Iron)Berfungsi untuk mempengaruhi imunitas humoral dan sellular dan menurunkan produksi IL-1. Sumber Fe banyak di daging sapi, ayam, hati, tempe, dan tiram.

I. Solusi

Dari kasus, dapat disimpulkan bahwa Nina mengalami gizi kurang dan beresiko untuk terkena TBC. Untuk itu, ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

1. Diet ETPT ( Energi Tinggi Protein Tinggi).2. Penuhi kebutuhan akan zat gizi mikro sesuai kebutuhan, terutama vitamin A,C,E, Zn, Se, dan Fe3. Mengonsumsi makanan yang mengandung zat gizi maupun non gizi yang dapat memperkuat sistem imun.4. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan.5. Pemberian antibiotik dengan pengawasan dokter.

15

Page 17: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

J. Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita.2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama.

Bendich, Adrianne dan Deckelbaum, Richard J. 2010. Preventive Nutrition. 4thed.New York: Humana Press.

Greshwin, M. Eric. et,all. 2004. Handbook of Nutrition and Immunity.Totowa:Humana Press.

Morley, John.E dan Thomas, David.R. 2007. Geriatric Nutrition.New York: CRCPress.

Shils, Maurice. E. 2006. Modern Nutrition in Health and Disease. 10thed.USA:Lippincott.

http://farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Etiologi_dan_patofisiologi_TBC (27 Oktober 2010, 12.00)http://gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi ( 26 Oktober 2010, 20.16)http://ibudanbalita.com/pojokcerdas/9-sumber-penambah-imunitas-anak(26 Oktober 2010, 19.55)http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm (26 Oktober 2010, 22.38) http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18689 (26 Oktober 2010, 20.34)http://resep.web.id/tips/faktor-penyebab-berat-badan-berkurang.htm (27 Oktober 2010, 19.46)http://4shared.com/document/HmA2ekTG/ILMU_GIZI_UNTUK_BAYI_BALITA_D (27 Oktober 2010, 22.15)

16

Page 18: Laporan Diskusi Kbk Imunitas Tutor1

K.Lampiran KERANGKA TEORI SKENARIO 1

Sosial Ekonomi Gaya Hidup

Under Nutrition Lingkungan

Penurunan Kerja Sistem Imun

Patogen(Mycobacterium tuberculosis)

Infeksi TBC

17