Imunitas Dan Golongan Darah

33
II. 2. Imunitas Adaptif Seluler Pelepasan sel T yang teraktifasi dari jaringan limfoid. Sel T teraktifasi yang dibentuk dan dilepaskan kedalam cairan limfe sirkulasi keseluruh tubuh melewati dinding kapiler keruang jaringan cairan limfe sirkulasi, bolak- balik diseluruh tubuh sampai berbulan dan tahun. Sel memori limfosit sel R T jumlah sel memori Limfosit B. Jika suatu klon Limfosit T diaktifkan oleh Ag tertentu, maka banyak limfosit baru terbentuk dibutuhkan kedalam jaringan limfoid untuk menjadi Limfosit T tambahan terhadap klon specifik dan sel memori ini menyebar keseluruh jaringan limfoid

description

Imunitas Dan Golongan Darah

Transcript of Imunitas Dan Golongan Darah

Page 1: Imunitas Dan Golongan Darah

II. 2. Imunitas Adaptif Seluler

Pelepasan sel T yang teraktifasi dari jaringan limfoid.

Sel T teraktifasi yang dibentuk dan dilepaskan kedalam cairan limfe sirkulasi keseluruh tubuh melewati dinding kapiler keruang jaringan cairan limfe sirkulasi, bolak-balik diseluruh tubuh sampai berbulan dan tahun.

Sel memori limfosit sel R T jumlah sel memori Limfosit B. Jika suatu klon Limfosit T diaktifkan oleh Ag tertentu, maka banyak limfosit baru terbentuk dibutuhkan kedalam jaringan limfoid untuk menjadi Limfosit T tambahan terhadap klon specifik dan sel memori ini menyebar keseluruh jaringan limfoid diseluruh tubuh. Sehingga pada paparan berikutnya terhadap Ag yang sama pelepasan sel T teraktivaasi jauh lebih cepat dan lebih kuat.

Page 2: Imunitas Dan Golongan Darah

Reseptor- reseptor antigen pada Limfosit TAntigen-antigen berikatan dengan molekul, reseptor pada permukaan sel T dengan caraq yang sama dengan berikatan terhadap Ab.Macam-macam Tipe Sel T dan berbagai fungsinya1. Sel T HelperSel T yang terbanyak > 1/3 sel T keseluruhanBertindak selaku pengatur utama dari seluruh fungsi imun ( Gambar 34 – 6 )Sel-sel tersebut bekerja dengan membentuk serangkaian mediator protein yang disebut Limfokin yang bekerja pada sel-sel lain dari sistem imun.Limfokin yang penting yang disekresi sel T helper adalah :•-         Inter Lekuin 2 s/d Interlekuin 6•-         Faktor perangsang koloni monosit – Granulosit•-         Interferon

Page 3: Imunitas Dan Golongan Darah

Beberapa fungsi pengaturan spesifik Limfokina. Perangsang pertumbuhan dan proliferasi sel T sitotoksin dan sel T

Supresor. T.u oleh Limfokin Interkulin2, juga oleh Interkulin 4 dan 5

b. Perangsangan pertumbuhan dan diferensiasi sel B membentuk sel plasma dan antibodi. Hampir semua Interkulin, khususnya Interkulin 4,5 dan 6 ( faktor perangsang / pertumbuhan sel B )

c. Aktivasi sistem makrofag dengan cara :

• - memperlambat / menghentikan migrasi makrofag setelah makrofag dapat terkumpul dalam jumlah yang banyak

-mengaktifkan makrofag untuk menimbulkan fagositosis yang lebih efisien

d. Umpan balik, perangsangan pada sel T Helper sendiri khususnya Interkulin 2

Page 4: Imunitas Dan Golongan Darah

2. Sel T Sitotoksik Merupakan sel penyerang langsung yang mampu membunuh mikroorganisme, bahkan membunuh sel-sel tubuh sendiri. Mekanismenya gambar ( Gambar 34- 7 ).Pada permukaaan Sel T Sitotoksik terdapat protein reseptor yang menyebabkan terikat dengan erat dengan organisme atau sel yang mengandung Ag specifik.Setelah berikatan sel T sitotoksik mengekresi perforin yang akan membentun lubang pada membran sel organisme yang diserang dan cairan dari interstisial dan substansi sitotoksiknya mengalir kedalam sel yang diserang sehingga sel yang diserang membengkak dan larut.Setelah memasukkan cairan Intertisial dan substansi sitotoksik terdorong keluar dan akan bergerak untuk membunuh sel-sel penyerbu yang lain dan menetap dijaringan berbulan-bulan.

Page 5: Imunitas Dan Golongan Darah

3. Sel T Supresor

Sel T Supresor menekan jumlah sel T sitotoksik dan sel T Helper. Menjaga agar jangan menyebabkan reaksi imun yang berlebihan yang dapat merusak tubuh. Sel T Helper dan Sel T Supresor digolongkan sebagai sel T regulator.

TOLERANSI ADAPTED IMUNITAS (IMUNITAS SPESIFIK )

Terhadap jaringan tubuh sendiri

Fenomena toleransi ini berkembang sewaktu terjadi pengolahan pendahuluan Limfosit T di timus dan Limfosit B disum-sum tulang.

Bila limfosit imatur yang spesifik di timus terpajan antigen yang kuat, sel tersebut menjadi limfoblastik berfoliferasi, selanjutnya bergabung dengan AG yang meransang tadi dan dirusak oleh epitel timus sebelum mereka bermigrasi menempati jaringan limfoid

 

Page 6: Imunitas Dan Golongan Darah

Kegagalan mekanisme toleransi menyebabkan autoimun1. Demam Reumatik Tubuh terimunisasi oleh jaringan dalam sendi dan

jantung setelah terpajan toksin streptokokus jenis khusus yang struktur molekular epitopnya mirip struktur pada beberapa Ag tubuh sendiri.

2. Glumerulonefritis autoimun Tubuh terimunisasi terhadap membran basal glomeruli

3. Miastenia Gravis Pada tubuh terbentuk imunitas terhadap protein reguler

acetil kholin pada neuromuskular junction segingga terjadi kelumpuhan

 

Page 7: Imunitas Dan Golongan Darah

V A K S I N A S I1. Menyuntikkan mikroorganisme mati ( tidak mampu

menyebabkan penyakit ) tapi tetap punya Ag kimia Ex : Demam Typhoid, Dipteri, pertusis

2. Menyuntikkan toksin yang telah diolah dengan bahan kimia, sehinggasifat toksinya sudah rusak tapi Ag yang menimbulkan Imunitas tetap utuh

Ex : Tetanus, Botulisme

3. Menginjeksi seseorang dengan organisme hidup yang dilemahkan

Ex : Polimielitis, morbili, varicella, yellow fever  

Page 8: Imunitas Dan Golongan Darah

I M U N I T A S P A S I F

Pemberian Infus Antibodi dan Sel T teraktivasi dari darah

seseorang / hewan yang telah mempunyai imunitas aktif

terhadap Ag tersebut.

Antibodi ini habis dalam 2- 3 minggu dan selama ini orang

tersebut terlindung dari penyakit tersebut . Sel T teraktivasi

habis dalam beberapa minggu , tapi bila dari hewan habis

dalam beberapa hari.

 

Page 9: Imunitas Dan Golongan Darah

ALERGI DAN HIPERSENSITIVITAS

1. Alergi reaksi lambat

Di sebabkan oleh sel T teraktivasi , bukan oleh Antibodi ;

oleh kaarena kontak berulang dengan antigen ( toksin )

menyebabkan pembentukan sel T helper dan sel T

sitotoksik . Normalnya terjadi kerusakan pada area jaringan

dimana terdapat antigen .

Ex: di kulit karena terkena racun tumbuhan

Edema paru karena antigen yang di tularkan oleh udara

Page 10: Imunitas Dan Golongan Darah

2. Alergi pada orang alergi

Di turunkan secara genetis ( antibodi Ig E )

Alergen adalah : antigen yang bereaksi secara specipik

dengan tipe specipik antibodi reagin Ig EAntibodi reaginn

Ig E melekat kuat pada basofil dan sel mast ( 1 sel mast /

basofil mengikat ½ juta Ig E ).

sehingga bila alergen berikatan dengan Ig E maka

menyebabkan perubahan pada membran sel mast /

basofil ) banyak sel mast dan basofil yang robek

sehingga melepaskan :histamin , substansi anafilaksis

bereaksi lambat ( campuran leukotrin toksik ) , kemotaktik

neutrofil , heparin dan pengaktif trombosit . Contoh :

Anafilaksis, Urtikaria, Hay fever, asma

Page 11: Imunitas Dan Golongan Darah

GOLONGAN DARAH Darah dibagi dalam dalam berbagai golongan sesuai tipe

antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit berbagai orang. Dalam sel eritrosit paling sedikit dijumpai 30 unit antigen yang suatu saat akan menimbulkan reaksi antigen antibody.

I.Golongan Darah O – A – B – AB

I.l. Antigen

Terdapat dua golongan antigen yang paling sering

menimbulkan reaksi transfusi darah dibanding golongan

antigen lainnya :

- Sistem 0 – A - B antigen

- Sistem Rhesus

Page 12: Imunitas Dan Golongan Darah

Pada golongan 0-A-B terdapat dua jenis antigen yang

berbeda tetapi berhubungan yaitu antigen tipe A dan

antigen tipe B. Selain dalam darah antigen A dan antigen B

juga terdapat pada glandula salivaria/ saliva/ pancreas/

ginjal, hati, paru-paru/ testis, cairan semen dan cairan

amnion. Antigen tipe A dan antigen tipe B pada permukaan

eritrosit tersebut akan membuat sei peka terhadap

aglutinasi sehingga dinamakan Aglutinogen.

Page 13: Imunitas Dan Golongan Darah

4 tipe 0-A-B utama (menurut Landsteiner) yaitu :

1. Golongan darah 0 : Bila tidak terdapat aglutinogen A maupun B

2. Golongan darah A : Bila hanya terdapat aglutinogen A

3. Golongan darah B : Bila hanya terdapat aglutinogen B

4. Golongan darah AB : Bila terdapat aglutinogen A dan B

 

Page 14: Imunitas Dan Golongan Darah

Individu golongan darah A mempunyai glokosil transferase

menempatkan asetil galaktosamin pada rangkaian

glikoprotein. Sedangkan individu golongan darah B yang

mempunyai enzym yang menempatkan galaktosa pada

rangkaian glikoprotein. Individu golongan darah AB

mempunyai kedua enzym tersebut. Prevalensi berbagai

golongan darah pada bangsa kulit putih adalah sebagai

berikut: Golongan darah 0 47% . Golongan darah A41% Golongan darah B 9% Golongan darah AB 3%

Page 15: Imunitas Dan Golongan Darah

Penentuan Genetik Dari AglutinogenDua gen/ satu pada kromosom yang berpasangan akan

menentukan golongan darah A-B-O. Kedua gen ini bersifat

alelomorfik yang dapat menjadi salah satu ketiga golongan

tetapi hanya satu tipe saja pada setiap dari kromosom yaitu

tipe O, B, atau A. Gen tipe 0 hampir tidak berfungsi sehingga

tipe 0 menghasilkan aglutinogen tipe 0 yang tidak khas pada

sel. Sebaliknya gen tipe A dan B menghasilkan aglutinogen

yang kuat pada seL Enam kemungkinan kombinasi gen

(genotif) tersebut adalah :

•- Golongan darah A : Genotif OA dan AA

•- Golongan darah B : Genotif OB dan BB

•- Golongan darah B : Genotif AB

Page 16: Imunitas Dan Golongan Darah

1.2. AglutininAglutinin adalah gamma globulin dan dihasilkan oleh sel- sel yang sama yang menghasilkan antibody terhadap setiap antigen yang lain. Kebanyakan adalah imunoglobulin M dan Ig M. Bila aglutinogen tertentu tidak terdapat pada sel eritrosit seseorang, maka dalam plasma darah orang tersebut akan terbentuk antibody (aglutinin) - terhadap aglutinogen itu.• Golongan Darah O :Tidak ada aglutinogen A dan B tapi

mempunyai aglutinin anti A da B• Golongan Darah A : punya aglutinogen A dan mempunyai

aglutinin anti B• Golongan Darah B : punya Aglutinogen B dan mempunyai

aglutinin anti A• Golongan Darah AB : punya Aglutinogen A dan B tetapi

tidak mempunyai anti A dan B

Page 17: Imunitas Dan Golongan Darah

Jumlah aglutinin dalam plasma segera setelah lahir hampir

nol. Pada usia 2 sampai 8 bulan mulai menghasilkan

aglutinin. Jumlah aglutinin tertinggi dicapai pada usia 8

sampai 10 tahun dan berangsur menurun. Antigen A dan B

dalam jumlah sedikit masuk melalui makanan, bakteri atau

dengan cara lain. Dan zat ini mengawali pembentukan

aglutinin anti A dan anti B. Bayi baru lahir memiliki aglutinin

dalam jumlah sedikit, menunjukkan bahwa pembentukan

aglutinin hampir seluruhnya terjadi setelah lahir.

Page 18: Imunitas Dan Golongan Darah

Proses Aglutinasi Pada Reaksi TransfusiBila darah tidak cocok sehingga aglutinin anti A atau anti B

tercampur dengan sel darah merah yang mengandung

aglutinogen A dan B maka sel darah merah diaglutinasi dengan

proses yaitu aglutinin melekatkan dirinya pada eritrosit karena

aglutinin mempunyai dua tempat pengikatan (tipe Ig G) atau

sepuluh tempat pengikatan(Ig M) sehingga menyebabkan sel

melekat satu sama lain pada saat yang sama dan ini

menyebabkan sel menggumpal. Gumpalan tersebut

menyumbat pembuluh darah diseluruh sistem sirkulasi

sehingga sel darah fagositik RES merusak sel yang

teraglutinasi tersebut dan mengeluarkan hemoglobin kedalam

plasma. Keadaan ini yang disebut hemolisis sel darah merah.

Page 19: Imunitas Dan Golongan Darah

PENGGOLONGAN DARAH DENGAN MELIHAT AGLUTINASI SEL DARI BERBAGAI GOLONGAN DARAH DENGAN AGLUTININ ANTI A dan ANTI

B METODE PENENTUAN GOLONGAN DARAH

Metode penggolongan darah yang umum dilakukan adalah tehnik slide.

Setetes darah atau lebih diambil dari orang yang akan ditentukan golongan

darahnya. Darah ini kemudian diencerkan kira-kira 50 kali dengan larutan

NaCI fisiologis (saline) sehingga pembekuan tidak akan terjadi.

Dua tetes suspensi ini diletakkan secara terpisah pada kaca slide dan setetes

serum aglutinin anti A dicampurkan dengan salah satu tetesan suspensi sel

sedang setetes serum aglutinin anti B dicampur dengan suspensi sel yang

jedua. Setelah dibiarkan beberapa menit agar berlangsung proses

aglutinasi, slide dilihat dibawah mikroskop untuk menentukan sel

menggumpal berarti telah terjadi reaksi imun antara serum dan sel.

Page 20: Imunitas Dan Golongan Darah

GOL. DARAH MERAH

SERUM ANTI A

SERUM ANTI B

O

A

B

AB

-+-+

--++

Page 21: Imunitas Dan Golongan Darah

2. GOLONGAN DARAH RhPada tahun 1946 Landsteiner dan A.S. Weiner. menemukan

antigen tertentu dalam darah. yaitu MACACCUS RHESUS, yang dinamakan antigen rhesus (Rh) dan antigen ini juga ditemukan pada sel darah manusia. Berdasarkan ada tidaknya antigen rhesus ini, darah manusia dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

a. Golongan Rh+ Bila didalam sel darah merahnya terdapat antigen rhesusb. Golongan Rh- Bila didalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen

rhesus Adcinya antigen rhesus didalam darah dikendalikan oleh gen 1 Rh yang dominan terhadap gen 1 Rh. Sehingga genotif orang tersebut menurut sistem rhesus dibedakan atas :

Page 22: Imunitas Dan Golongan Darah

FENOTIF GENOTIF MACAM GAMED

Rhesus + IRH IRH I RH Irh IRH Irh

Rhesus - Irh Irh Irh

 Pembentukan aglutinin anti Rh :

Bila sel darah merah mengandung faktor Rh atau hasil pemecahan sel seperti ini disuntikkan ke dalam orang dengan Rh negatif, dengan perlahan-lahan akan terbentuk aglutinin anti Rh/ dan konsentrasi ini akan mencapai maksimal kira-kira dua atau empat bulan kemudian. Dan respon ini akan lebih banyak pada orang tertentu daripada orang lain. Bila berhubungan dengan faktor Rh yang terus menerus maka orang dengan Rh(-) akhirnya tersensitisasi dengan kuat oleh faktor Rh dan membentuk aglutinin anti Rh dengan titer yang sangat tinggi.

Page 23: Imunitas Dan Golongan Darah

sifat-sifat aglutinasi Rh :Antibodi anti Rh tidak menyebabkan hemolisis langsung tetapi bila terjadi aglutinasi sel maka dalam beberapa jam sampai beberapa hari sel yang teraglutinasi lambat lalu dirusak oleh fagosit sehingga efek akhir aglutinasi tetap hemolisis.

Eritoblastosis Fetalis ('Penyakit hemolitik pada

bayi yangbaru lahir")

Eritoblastosis fetalis adalah penyakit pada janin dan pada bayi yang baru lahir yang ditandai oleh aglutinasi dan fagositosis sel darah merah. Pada sebagian besar eriblastosis fetalis, ibunya adalah Rh negatif dan ayahnya Rh positif. Bayi mempunyai antigen Rh (+) yang diturunkan dari ayahnya, dan ibunya membentuk aglutinin anti Rh akibat terpajan dengan antigen Rh bayi. Kemudian, aglutinin ibu berdifusi ke dalam tubuh janin melalui plasenta serta menimbulkan aglutinin sel darah merah.

Page 24: Imunitas Dan Golongan Darah

M E K A N I S M E

Setelah antibody Rh terbentuk pada ibu mereka akan berdifusi dengan sangat lambat melalui membran plasenta kedalam darah fetus. Disini mereka menyebabkan aglutinasi darah fetus dengan sangat lambat. Sel darah merah yang teraglutinasi lambat laun akan mengalami hemolisis, mengeluarkan hemoglobin ke dalam darah dan RES kemudian mengubah hemoglobin menjadi bilirubin yang menyebabkan warna kuning (ikterus) pada kulit. Antibody mungkin juga menyerang dan merusak banyak sel tubuh lainnya. Ibu Rh- yang mempunyai anak Rh+ yang pertama, biasanya tidak membentuk aglutinin anti Rh yang cukup untuk menimbulkan gangguan.

Page 25: Imunitas Dan Golongan Darah

Akan tetapi ibu Rh- yang mempunyai anak Rh+ yang kedua

telah tersensitisasi oleh anak yang pertama dan karena itu kan

membentuk aglutinin anti Rh dengan cepat dan jumlahnya

tinggi. Kira- kira 3% dari anak yang kedua ini menunjukkan

gejala eritroblastosis fetalis dan 10% pada anak ketiga

menunjukkan penyakit ini dan insidennya meningkat secara

progresif. Tetapi respon imun ini menjadi berkurang dengan

panjangnya interval antara kehamilan sebelumnya dan

kehamilan selanjutnya.

Page 26: Imunitas Dan Golongan Darah

Prevalensi penyakit

Seorang ibu Rh" (-) yang anak pertamanya Rh (+)biasanya

belum membentuk aglutinin anti - Rh dalam jumlah yang cukup

untuk menimbulkan suatu kerugian Tapi/ kira-kira 3% dari bayi

Rh (+) yang ke'2 akan menunjukkan beberapa gejala

eritoblastosis fetalis ; kira- kira 10% dari bayi ke-3

menunjukkan penyakit ini ; dan insidensnya terus meningkat

secara progresif pada kehamilan berikutnya.

Page 27: Imunitas Dan Golongan Darah

Efek antibodi ibu pada JaninSesudah antibodi anti-Rh terbentuk pada ibu/ antibodi ini

berdifusi dengan sangat lambat melalui membran plasenta ke

dalam darah janin. Di sini antibodi tersebut menyebabkan

aglutinasi darah janin. Sel darah merah yang teraglutinasi

akan mengalami hemolisis secara bertahap melepaskan

hemoglobin ke dalam darah. Makrofag kemudian mengubah

hemoglobin menjadi bilirubin, yang menyebabkan kulit menjadi

kekuningan (ikterik). Antibodi tadi dapat juga menyerang dan

merusak sel-sel tubuh lain.

Page 28: Imunitas Dan Golongan Darah

Gambaran klinis eritoblastosisBayi baru lahir yang ikterik akibat eritoblastosis biasanya menderita anemia pada waktu lahir, dan aglutinin anti-Rh dari ibu biasanya bersirkulasi dalam darah bayi selama 1 sampai 2 bulan setelah lahir, dan merusak lebih banyak lagi sel darah rnerah. Jaringan hemopoietik bayi mencoba untuk mengganti sel- sel darah merah yang mengalami hemolisis. Hati dan limpa menjadi sangat besar dan memproduksi sel-sel darah merah dengan cara yang sama seperti yang secara normal terjadi selama pertengahan masa kehamilan. Karena cepatnya produksi sel darah merah, maka banyak bentuk muda/ termasuk beberapa bentuk blastik yang berinti/ memenuhi sistem sirkulasi/ dan karena adanya sel-sel ini di dalam darah maka penyakit tersebut dinamakan eritoblastosis fetalis.

Page 29: Imunitas Dan Golongan Darah

Meskipun anemia berat akibat eritoblastosis fetalis adalah

penyebab kematan yang umum, beberapa anak yang mampu

bertahan hidup dari anemia ini akan memperlihatkan

gangguan mental yang menetap atau kerusakan area motorik

otak akibat pengendapan bilirubin di dalam sel-sel neuron/

sehingga menyebabkan kehancuran sel tersebut. Keadaan ini

dinamakan Kernikterus. Pengobatan pada bayi baru lahir

dengan eritoblastosis : Pengobatan yang biasa dilakukan

untuk eritoblastosis fetalis adalah mengganti darah bayi yang

bam lahir dengan darah Rh (-). Kira-kira 400 mililiter darah Rh

(-)dimasukkan dalam waktu 1/5 jam atau lebih, sementara

darah Rh – positif bayi dikeluarkan.

Page 30: Imunitas Dan Golongan Darah

Cara ini dapat diulangi beberapa kali selama minggu-minggu

pertama kehidupan/ terutama untuk menjaga kadar bilirubin

agar tetap rendah dan dengan demikian mencegah terjadinya

kernik-terus. Pada waktu sel Rh (-) dari transfusi ini diganti

dengan sel Rh (+) milik bayi/ yaitu suatu proses yang

memerlukan waktu 6 minggu atau lebih/ maka aglutinin anti-

Rh yang berasal dart ibu telah dihancurkan. Faktor-faktor

darah lainnya : Banyak protein antigenik di samping faktor-

faktor D, A/ B, Rh, terdapat dalam sel darah merah berbagai

orang, tetapi faktor-faktor lain ini sangat jarang menyebabkan

reaksi transfusL Beberapa faktor darah ini adalah faktor M,N,

O, S, s, P, Kell, Lewis, Duffy, Diego, dan Lutheran.

Page 31: Imunitas Dan Golongan Darah

T R A N S F U S I

Indikasi transfusi Alasan tersering untuk transfusi adalah

pengurangan volume darah pada orang dengan syok

sirkulasi. Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati

anemia atau untuk mensuplai resipien dengan beberapa

unsur darah lainnya di samping sel darah merah/ seperti

mensuplai penderita trombositopenia dengan trombosit baru.

Penderita hemofilia juga dapat dibuat untuk sementara

menjadi non hemolitik dengan transfusi plasma. Reaksi

transfusi akibat golongan darah yang tidak cocok Bila darah

dari salah satu golongan ditransfusikan ke resipien dari

golongan darah yang lain/ sering terjadi reaksi transfusi sel

darah merah dan darah donor diaglutinasi.

Page 32: Imunitas Dan Golongan Darah

Sangat jarang darah yang ditransfusikan menyebabkan aglutinasi sel-sel resipien dengan alasan sebagai berikut : bagian plasma darah donor dengan segera diencerkan oleh semua plasma resipien karena itu mengurangi titer aglutinin yang diinfus sampai kadarnya terlalu rendah untuk menyebabkan aglutinasi. Sebaliknya darah yang diinfus tidak banyak mengencerkan aglutinin dalam plasma resipien. Karena itu aglutinin resipien tetap dapat mengaglutinasi sel-sel donor. Seperti yang telah dijeiaskan sebelumnya/ semua reaksi transfusi akhirnya menyebabkan hernolisis segera akibat hemolisin atau hemolisis kemudiaan akibat fagositosis sel- yang teraglutinasi.

Page 33: Imunitas Dan Golongan Darah

GAMBARAN KLINISBayi baru lahir dengan eritroblastosis biasanya menderita anemi waktu lahir disertai ikterik. Aglutinin anti Rh biasanya beredar dalafn darah bayi selama satu sampai dua bulan setelah lahir dan merusak bayak sel darah merah. Anak-anak yang menderita eritroblastosis berat sangat sering menderita kelainan degeneratif diseluruh tubuh/ khususnya kelainan otak dan menyebabkan gangguan mental menetap (Kern Ikterus).  

Hemoglobinyang dilepaskan sel darah merah diubah oleh sel fagosit menjadi bilirubin/ lalu diekskresikan ke empedu oleh hati. Bilaa fungsi hati normal, maka ikterus biasanya tidak timbul kecuali lebih dw 400 mililiter darah di hemolisis dalam waktu kurang dari sehari.