Laporan BSH Yang Terakhir

22
Percobaan ke- 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Mengenal karakter-karakter morfologi reptil 1.2. Dasar Teori Reptil terdiri dari empat ordo yaitu Testudinata, Rhynchochephalia atau Tuatara, Squamata dan Crocodilia. Sub kelas dari Testudinata adalah pleurodira, cryptodira, paracrytodira. Sub ordo dari Squamata adalah sauria (kadal) dan serpentes (ular). Sub ordo dari Crocodilia adalah gavial, alligator, dan crocodilidae (Pope, 1956). Oleh karena itu, untuk membuat suatu system klasifikasi diperlukan adanya pengamatan morfologi. Dari pengamatan morfologis dapat diukur parameter morfologinya sehingga dapat dilakukan

description

laporan biosistematik hewan

Transcript of Laporan BSH Yang Terakhir

Percobaan ke- 7I. PENDAHULUAN1.1. Tujuan Mengenal karakter-karakter morfologi reptil

1.2. Dasar TeoriReptil terdiri dari empat ordo yaitu Testudinata, Rhynchochephalia atau Tuatara, Squamata dan Crocodilia. Sub kelas dari Testudinata adalah pleurodira, cryptodira, paracrytodira. Sub ordo dari Squamata adalah sauria (kadal) dan serpentes (ular). Sub ordo dari Crocodilia adalah gavial, alligator, dan crocodilidae (Pope, 1956). Oleh karena itu, untuk membuat suatu system klasifikasi diperlukan adanya pengamatan morfologi. Dari pengamatan morfologis dapat diukur parameter morfologinya sehingga dapat dilakukan pengindentifikasiannya dan berakhir dengan pembuatan kunci determinasi dari reptil.Reptilia adalah hewan yang mempunyai kulit yang kering, ditutupi oleh sisik, mempunyai dua pasang ekstermitas luar yang dilengkapi dengan jari-jari dan berakhir dengan cakar. Reptilia tidak mempunyai banyak kelenjer pada kulitnya, kelenjer pada reptilian terdapat pada rongga mulutnya. Kelenjer parapin pada langit-langit mulut, lingual gland pada lidah, sub lingual gland (kelenjer dibawah lidah) dan labial gland (pada bibir). Pada serpentes terdapat modifikasi dari labial gland di rahang atas. Lidah pada serpentes sempit dan bertakik dalam yang pada bagian ujungnya bertindak sebagai organ sensori untuk merasakan bau, suhu dan partikel zat yang ada pada udara (Tim Taksonomi Hewan Vertebrata, 2010). Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub ordo tertentu mengalami pergantian kulit . Pergantian kulit secara total terjadi pada anggota sub-ordo ophidia dan pada anggota sub-ordo lacertilia pergantian kulit terjadi secara sebagian. Sedangkan pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Jasin, 1992).Reptile terdiri dari empat ordo yaitu Testudinata, Rhynchochephalia atau Tuatara, Squamata dan Crocodilia. Sub kelas dari Testudinata adalah pleurodira, cryptodira, paracrytodira. Sub ordo dari Squamata adalah sauria (kadal) dan serpents (ular). Sub ordo dari Crocodilia adalah gavial, alligator, dan crocodilidae (Goin, 1971)Ordo Rhynchocephalia diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era Triasik Akhir yaitu antara 210 220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki tipe tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan panjang dewasanya mencapai 30 cm. Anggota ordo ini semuanya karnivora dan mencari makan di malam hari. Habitat hidupnya di air atau di daratan. Ordo Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal. Telurnya ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas Reptilia lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun (Anonymous, 2010b).Adapun ciri-ciri umum anggota ordo Squamata antara lain tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. Sisik ini mengalami pergantian secara periodik yang disebut molting. Sebelum mengelupas, stratum germinativum membentuk lapisan kultikula baru di bawah lapisan yang lama. Pada Subordo Ophidia, kulit/ sisiknya terkelupas secara keseluruhan, sedangkan pada Subordo Lacertilia, sisiknya terkelupas sebagian. Bentuk dan susunan sisik-sisik ini penting sekali sebagai dasar klasifikasi karena polanya cenderung tetap. Pada ular sisik ventral melebar ke arah transversal, sedangkan pada tokek sisik mereduksi menjadi tonjolan atau tuberkulum. Anggota squamata memiliki tulang kuadrat, memiliki ekstrimitas kecuali pada Subordo Ophidia, Subordo Amphisbaenia, dan beberapa spesies Ordo Lacertilia. Perkembangbiakan ordo squamata secara ovovivipar atau ovipar dengan vertilisasi internal. Persebaran Squamata sangat luas, hampir terdapat di seluruh dunia kecuali Arktik, Antartika, Irlandia, Selandia Baru, dan beberapa pulau di Oceania (Weber, 1915)Subordo serpentes dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan Reptilia yang seluruh anggotanya tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata. Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan ligament elastic (Brotowidjoyo, 1989).Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Yatim, 1985).Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu Aglypha (tidak memiliki gigi bisa) Contohnya pada Famili Pythonidae, dan Boidae. Proteroglypha (memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.Solenoglypha (memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan). Contohnya pada Famili Viperidae.Ophistoglypha (memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya) Contohnya pada Famili Hydrophiidae ( Djuhanda, 1983).Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya, yaitu Haemotoxin merupakan bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini adalah Colubridae dan Viperidae. Cardiotoxin merupakan bias yang dapat menyerang pembuluh darah dan juga jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh famili yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik, dalam arti banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini. Neurotoxin merupakan bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh famili yang memiliki bisa tipe ini (Iskandar, 2000).Sub ordo serpentes memiliki empat family yaitu Elaphidae, Colubridae, Viperidae, dan Hidropidae. Elapidae merupakan famili yang anggotanya kebanyakan ular berbisa yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis.terdiri dari 61 genus dengan 231 spesies yang telah diketahui. Biasanya memiliki gigi bisa tipe Solenoglypha dan ketika menutup gigi bisanya akan berada pada cekungan di dasar bucal. Bisa tipe neurotoxin. Dekat kekerabatannya dengan Famili Hydrophiidae. Pupil mata membulat karena kebanyakan merupakan hewan diurnal. Famili ini dapat mencapai ukuran 6m (Ophiophagus hannah) dan biasanya ovipar namun adapula yang ovovivipar (Hemachatus) ( Bennet, 1999).Famili Colubridae memiliki ciri yang dapat membedakan dengan famili yang lain diantaranya sisik ventralnya sangat berkembang dengan baik, melebar sesuai dengan lebar perutnya. Kepalanya biasanya berbentuk oval dengan sisik-sisik yang tersusun dengan sistematis. Ekor umumnya silindris dan meruncing. Famili ini meliputi hampir setengah dari spesies ular di dunia. Kebanyakan anggota famili Colubidae tidak berbisa atau kalaupun berbisa tidak terlalu mematikan bagi manusia. Gigi bisanya tipe proteroglypha dengan bisa haemotoxin Genusnya antara. lain: Homalopsis, Natrix, Ptyas, dan Elaphe ( Djuhanda, 1982).Famili Viperidae memiliki gigi bisa solenoglypha dengan bisa jenis haemotoxin. Famili ini kebanyakan merupakan ular terran yang hidup di gurun. Namun ada pula yang hidup di daerah tropis. Tersebar hampir di seluruh dunia. Sisiknya biasanya termodifikasi menjadi lapisan tanduk tebal dengan pergerakan menyamping. Memiliki facial pit sebagai thermosensor. Kebanyakan anggota familinya merupakan hewan yang ovovivipar dan beberapa ada yang bertelur. Subfamili yang ada di Indonesia adalah Crotalinae yang terdiri dari 18 genus dan 151 spesies (Weber, 1915).Hydrophiidae merupakan famili dari ular akuatik yang memiliki bisa yang tinggi. Tipe gigi bisa yang dimiliki anggota famili ini kebanyakan Proteroglypha dengan tipe bisa neurotoxin. Biasanya warnanya belang-belang dan sangat mencolok. Bagian ekor termodifikasi menjadi bentuk pipih seperti dayung yang befungsi untuk membantu pergerakan di air. Persebaran anggota famili ini di perairan tropis yaitu kebanykan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat. Untuk spesies Pelamis platurus persebarannya hingga Samudra Pasifik Timur dan untuk Aipysurus laevis cenderung untuk hidup di daerah terumbu karang. Kebanyakan hidup di dasar laut dengan sesekali naik ke permukaan untuk bernafas (Iskandar, 2000).Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Ular dapat diketemukan di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan. Sebagaimana hewan berdarah dingin, ular semakin jarang diketemukan di tempat-tempat yangdingin seperti puncak-puncak gunung dan daerah padang salju atau kutub ( Djuhanda, 1983).Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tidak pernah menyentuh tanah. Ada jenis lainnya yang hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yanglain hidup akuatik atau semi akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut (Brotowidjoyo, 1989).Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja hingga puluhan dan ratusan. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapu, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas. Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut, melahirkan anaknya. Melahirkan disini tidak seperti pada mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil. Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya saja. Ular kecil yang seperti cacing ini diduga mampu bertelur dan berkembang biak tanpa ular jantan ( Jafnir, 1985). Ular memangsa berbagai jenis hewan aquatic seperti ikan, kodok, berudu. Ular besar seperti sanca kembung atau Python reticulata dapat memangsa kambing, kijang, ruda bahkan manusia.Ular mengunjah mangsanya bulat-bulat artinya tanpa dikunyah menjadi keeping-keping yang lebih kecil, agar lancer mengunyah maka ular memilih menelan mangsanya dengan kepala lebih dahulu. Ular sanca kembung atau Python reticulate membunuh mangsanya dengan cara melilitnya hingga tak bernafas. Ular-ular berbisa membunuh mangsanya dengan bisa yang dapat melumpuhkan system saraf, pernafasan dan jantung dalam beberapa menit saja. Untuk mengidentifikasi ular yang paling akurat adalah dengan melihat sisik di kepalanya. Cara lain adalah dengan melihat bentuk morfologi tibuhnya dan motif pada sisiknya (Goin, 1971)

II. METODE2.1. Alat Dan Bahan AlatJumlahBahan Jumlah

BakiPenggarisJarum jara Kaca pembesar PinsetSrung tanggan Kaliper1111111Spesimen UlarSpesimen Bunglon Speimen KadalSpesimen Cakcak Alkohol 70%1111secukupnya

2.2. Cara Kerja Spesimen

Di identifikasi Di gambar Di bandingkan spesimen yang di dapat Hasil

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANGambar LiteraturGambar pengamatan Gamab Tanggan

1.Bunglon

Sumber: :()

2. Ular cincin mas

Sumber: ()

1. Bunglon

Sumber: Pribadi

2. Ular cincin mas

Sumber: Pribadi

1. Bunglon

2. Ukar cincin mas

Klasifikasi

1. Bunglon Kingdom: Animalia Filum : ChordataKelas : ReptiliaOrdo : SauriaFamili : AgamaidaeGenus : BronchocelaSpesies : Bronchocelajubate

Morfologi

Tympanium: JelasSisik kepala: AnmertisBentuk gigi: AgiyehSisik tubuh: HomogenousBentuk pupil: VertikalSisik ekor: Devided sub. Caudal Bentuk kaki: Literatal Bebtuk rahang bawah:

Warna tebuh: kuning kehijauanUkuran

Panjang total: 34 cmLebar mata: 1 cmPanjang ekor: 22,9 cmPanjang kepala: 3,03 cmPanjang badan: 12,5 cm

KlasifikasiUkuran Keterangan

2. Ular cincin MasKerajaan: Animalia Filum: KordataSub Filum: VertebrataKelas: ReptiliaOrdo: SquamataFamili: ColubridaeGenus: BoigaSpesies: B.dendrophiliaSisik kepala: simetrisBentuk pupil: Bulat, vertikalsisik keseluruhan badan: KeeledBentuk gigi: SolemogiyphBentuk rahang: Asimetricaldeteksi suhu: sampingPanjang total: 3 cmPanjang ekor: 24,4 cmPanjang kepala: 2,2 cmDiameter mata: 0,5 cmSisik tubuh: 7x55= 385

PEMBAHASANPada praktikum ke-7 ini yang berjudul Reptil. Yang bertujuan untuk mengenal karakter-karakter dan morfologi pada reptil. Dan adapun hewan yang di amati adalah ular cincin mas, bunglon. Dan adapun ketreangan reptil sendiri adalah. Reptilia merupakan hewan berdarah dingin yang dibagi kepada empat ordo. Reptilia tersebar diseluruh dunia dari kawasan padang pasir yang kering, di dataran tinggi maupun rendah, sampai beratus meter di dalam laut (Hickman, 2003). Dikarenakan reptilia berdarah dingin, mereka tidak dapat memulai suhu badan mereka. Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik atau berketul yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki. Kebanyakan reptilia bertelur (ovipar), walaupun sebagian adalah menyimpan telur di dalam perut induk hingga menetas.Pengamatan yang pertama yang di lakuna adalah hewan bunglon, Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit. Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah. Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya. Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya. Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores).Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang dimiliki manusia).Dan pengamatan yang ke dua adalah ular. Ular ini mempunyai ciri-ciri tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga yang berwarna hitam putih. Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan. Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil. Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal. Panjang ular ini 2500 mm. Ular cincin emas tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore,Malaysia,Philipine, Siam, dan Nias. Biasanya hidup di pohon atau hutan bakau. Dia beraktifitas pada malam hari (nocturnal) untuk makan tikus telur dan burung-burung semak. Ular ini memiliki tipe gigi OphiestoglyphaPada bagian morfologi ular memiliki mulut , dengan lidah yang bercabang yang menghasilkan bisa lidah yang panjang dan silindris berfiingsi sebagai indera perasa dan peraba. Lidah dapat dijulurkan melalui noktah tengah yang berada di bibir bawah sehingga ular mampu menjulurkan lidah tanpa harus membuka mulut. Umumnya lidah berwarna hitam, tetapi adakalanya berwarna merah terang atau kebiruan. Walaupun panjang dan bergerak sangat dinamis, lidah bukan sebagai alat bantu menelan. Sebagai indera perasa, lidah ular dipakai untuk mengenali lingkungan baru dengan cara dijulurkan ke luar agak lama. Bila ada makanan atau benda baru di dekatnya, ular akan menjulurkan lidah dan menyentuhkannya berkali-kali sebelum menelan atau menolaknya. Bila timbul rangsangan istimewa maka lidah akan dijulurkan dan bergetar. Ternyata dalam mulut ular terdapat kumpulan saraf yang bernama Jacobson. Letaknya di bagian atas mulut ular. Lidah ular yang berbentuk seperti garpu inilah yang berfungsi seperti hidung. Lalu, segala yang diciumnya akan dikirimkan ke Jacobson. dari situlah, ular akan bergerak, dan gurat sisik, Seluruh tubuh ular dibalut kulit yang elastis sehingga pergerakan tubuhnya sangat lentur. Kulit yang elastis ini memungkinkan ular meregang dan mengembang saat menelan mangsa. Saat tubuh sedang mengembang, antara sisik dan kulit yang terkembang tampak sangat tipis. Lapisan epidermis kulit luar dapat kasar atau halus. Sisiknya tersusun rapi dari yang besar sampai kecil. Sisik ini sebenarnya merupakan tulang kulit yang disebut dermalcore atau osteoderm dan ada yang tersusun tumpang tindih(overlapping).