BAB Terakhir

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Mengetahui definisi geologi struktur dan metode geologi lapangan Menentukan dan mendeskripsikan litologi, geomorfologi, struktur geologi pada stasiun pengamatan Memahami morfogonesa proses pembentukan dari suatu daerah pengamatan Mengetahui cara membuat sayatan pada peta daerah pegamatan. Mengetahui jenis-jenis perlengkapan dasar geologi serta cara penggunaanya di lapangan 1.2 Tujuann Mampu mengetahui definisi dari geologi struktur dan metode geologi lapangan dengan Mampu menentukan litologi, geomorfologi, struktur geologi pada stasiun pengamatan Mampu memahami morfogenesa proses pembentukan dari suatu daerah pengamatan Mampu mengetahui cara membuat profil sayatan pada peta daerah stasiun pengamatan Mampu mengetahui jenis-jenis perlengkapan dasar geologi serta cara penggunaannya di lapangan 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Minggu, 30 November 2014

description

TESTING SKAL

Transcript of BAB Terakhir

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Maksud Mengetahui definisi geologi struktur dan metode geologi lapangan Menentukan dan mendeskripsikan litologi, geomorfologi, struktur geologi pada stasiun pengamatan Memahami morfogonesa proses pembentukan dari suatu daerah pengamatan Mengetahui cara membuat sayatan pada peta daerah pegamatan. Mengetahui jenis-jenis perlengkapan dasar geologi serta cara penggunaanya di lapangan1.2 Tujuann Mampu mengetahui definisi dari geologi struktur dan metode geologi lapangan dengan Mampu menentukan litologi, geomorfologi, struktur geologi pada stasiun pengamatan Mampu memahami morfogenesa proses pembentukan dari suatu daerah pengamatan Mampu mengetahui cara membuat profil sayatan pada peta daerah stasiun pengamatan Mampu mengetahui jenis-jenis perlengkapan dasar geologi serta cara penggunaannya di lapangan 1.3 Waktu dan Tempat PelaksanaanHari/Tanggal: Minggu, 30 November 2014Waktu: Pukul 06.30-16.30 WIBTempat: Sungai Banyumeneng, Kelurahan Girikusumo, Kecamatan Mranggen1.4 Kesampaian Daerah Pertama melakukan persiapan keberangkatan di Gedung Pertamina Sukowati Universitas Diponegoro pada pukul 06.00 WIB. Keberangkatan ke tempat yang dituju yakni dengan mengendarai sepeda motor menuju Sungai Banyumeneng, Girikusumo, Kecamatan Mranggen pada pukul 06.30WIB. Perjalanan ditempuh dengan alokasi waktu sekitar 40 menit. Sepanjang perjalanan menuju Sungai Banyumeneng,Girikusumo, Kecamatan Mranggen melewati daerah persawahan dengan kelerengan yang landai serta banyak teramati bentuk roman muka bumi seperti sungai maupun perbukitan. Tiba di Sungai Banyumeneng, Girikusumo, Kecamatan Mranggen pada pukul 07.10 WIB

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Definisi Geologi StrukturGeologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi.Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi.Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan prosespembentukannya.Untuk mempelajari geologi struktur,ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan.Pertama-tama adalah mengenal jenis-jenis struktur batuan yang ada.Hal ini pada umumnya dilakukan pada pengamatan di lapangan.Jenis-jenis struktur tersebut kemudian diamati bentuknya,dideskripsi sifat simestrinya,diukur kedudukannya,dan sebagainya,serta bila perlu,digambarkan dalam pet,ini disebut sebagai analisis deskriptif.Tahap berikutnya adalah mengamati sifat perubahan (strain) yang terjadi pada batuan dengan dasar pengetahuan tentang proses deformasi yang terjadi pada batuan.Pengamatan ini meliputi sifat perubahan tempat atau gerak (displacement),perubahan bentuk (distorsion) dan perubahan ukuran (dilation).Tahapan ini disebut sebagai analisis kinematik.Dalam hal ini perlu dipertimbangkan tentang sifat fisik batuannya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibat deformasi.Sebagai kelanjutan dari analisis kinematik,langkah berikutnya adalah mempelajari penyebab dari perubahan yang terjadi pada batuan.Perubahan seperti pergerakan dan perubahan bentuk adalah respon dari batuan terhadapa gaya (force) dan tegasan (stress).

2.2 Struktur BatuanStruktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan,termasuk di dalamnya bentuk dan kedudukannya.Didasarkan pada proses pembentukannya,struktur batuan dapat dibedakan menjadi: Struktur primer,yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan tersebut,misalnya,pada batuan sedimen : bidang perlapisan bersilang,gelembur gelombang,perlapisan bersusun,dan sebagainya.Pada batuan beku : struktur aliran,kekar akibat pendinginan dan sebagainya. Struktur sekunder,yaitu struktur yang terjadi kemudian,setelah batuan terbentuk,yaitu akibat proses deformasi atau tektonik.Jenis struktur yang termasuk di dalam struktur sekunder diantaranya adalah : lipatan,rekahan(kekar),patahan(sesar),dan sebagainya.

2.3 Deformasi BatuanDeformasi merupakan perubahan volume atau bentuk suatu material atau batuan.A. Penyebab DeformasiStress adalah gaya yang bekerja pada satuan luas.Macam-macam stress:1. Stress yang dari segala arah sama (Uniform Stress) : Confining stress2. Stress yang besarnya berbeda dari segala arah (Differential stress ): Tensional stress yang menyebabkan tarikan pada batuan Compressional stress yang menekan batuan Shear stress yang menyebabkan pergeseran dan puntiran.Strain adalah perubahan ukuran,bentuk atau volume dari material,terjadi akibat batuan mengalami deformasi.

Gambar 2.1 Jenis-jenis stress

B.Tahapan DeformasiBila batuan mengalami penambahan stress akan terdeformasi melalui 3 tahap berurutan :1. Elastic deformation adalah deformasi sementara tidak permanen atau kembali ke bentuk awal (revesible).Begitu stress hilang,batuan kembali ke bentuk dan volume semula.Seperti karet yang ditarik akan melar tapi jika dilepas akan kembali ke panjang semula.Elastisitas ini ada batasnya yang disebut elastic limit,yang apabila dilampaui batuan yang pernah mengalami deformasi elastic ini,karena tidak meninggalkan jejak atau bekas,karena kembali ke keadaan semula,baik bentuk maupun volumenya.2. Ductile deformation merupakan deformasi dimana elastic limit dilampaui dan perubahan bentuk dan volume batuan tidak kembali.3. Fracture terjadi apabila batas atau limit elastic dan ducktile deformasi dilampaui.Deformasi rekahan ( fracture deformation) dan lentur (ductile deformation) adalah sama,menghasilkan regangan (strain) yang tidak kembali ke kondisi semula.

2.4 Jenis Struktur GeologiDalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk dari gaya-gaya yang bekerja pada batuan,yaitu (1) Kekar (fractures) dan Rekahan (cracks) (2) Perlipatan (folding) dan (3) Patahan/Sesar (fault)Ketiga jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsure struktur,yaitu:A.Kekar dan RekahanBanyak teori yang dikemukan untuk menjelaskan terjadinya kekandasan pada batuan bila mengalami suatu gaya tekanan, terutama dalam hal pembentukan rekahan-rekahan gerus (shear fracture) dan hubungannya dengan besarnya sudut yang mereka bentuk di alam.Rekahanadalah hasil proses geologi yang tidak menunjukkan perpindahan yang dapat diamati (Ramsay & Huber,87).Rekahanadalah pecahan pada batuan yang tidak atau sedikit sekali mengalami pergerakan (Twiss & Moores,92).Retakan pada batuan yang sedikit atau tidak sama sekali mengalami pergeseran (Davis,1996). Retakan yang terjadi gaya tekanan disebut shear fractures dan yang terjadi karena gaya tarikan disebut tension fractures (Hatcher,1990 & Dennis,1972).Billings (1972), membagi kekar tarikan kedalam extension joints dan release joints.Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran.Fungsi kekar adalahsebagai jalannya larutan (air/larutan magma dll),sebagai ruang untuk pengendapan cebakan,sebagai jalan migrasi minyak bumi,sebagai reservoir minyak bumi untuk memudahkan penambangan batu.Secara umum dicirikan oleh: a) Pemotongan bidang perlapisan batuan; b) Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;c) kenampakan breksiasi.Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama.Kekar jenis shear joint umumnya bersifat tertutup.2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama.Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.3. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.Terjadinya kekar dapat disebabkan karena; Tektonik(Kekar Gerus/Shear Joint dan Kekar Regangan/ Tension Joint/Gash Fracture,Extension & Release Joint) Non-Tektonik(coling Joint, Shrinkage Joint & akibat hilangnya beban ).B.Sesar atau PatahanPatahan terjadi ketika suatu batuan mengalami retakan terlebih dahulu yang kejadian ini berkaitan erat dengan tekanan dan kekuatan batuan yang mendapatkan gaya sehingga timbul adanya retakan (fracture).Tekanan yang diberikan mampu memberikan perubahan pada batuan dengan waktu yang sangat lama dan hingga memberikan gerakan sebesar seperseratus sentimeter dan bahkan sampai beberapa meter.Ketika ini terjadi,maka akan timbul sebuah gaya yang sangat besar yang berdampak getaran bagi sekitarnya saat suatu batuan mengalami patahan atau yang sering kita sebut dengan gempa. Arah pergerakan pada suatu patahan tergantung pada kekuatan batuan. Patahan diakibatkan oleh batuan yang ditekankan atau mendapatkan gaya yang pada umumnya dalam bentuk tekanan ( pada umumnya membentuk lipatan) yang kemudian batuan dapat pecah. atahan adalah istilah yang menandai adanya gaya tekan atau tekanan dan terjadi secara alami yang geometris. Patahan terjadi searah dengan retakan.Sesar atau patahan mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi,ukurannya ada yang sepanjang ratusan Km,ada yang hanya beberapa cm saja.Patahan terdiri dari beberapa tipe yang diantaranya :a) Dip Slip Fault Normal FaultPatahan normal adalah patahan yang terjadi pada batuan yang salah satu bagiannya mengalami pergerakan ke bawah terhadap keadaan asalnya.Gerakan patahan ini adalah disebabkan oleh kekuatan tegang dan mengakibatkan perluasan (ada bidang fault plane).Nama lain adalah normal-slip fault,patahan gaya berat atau patahan tegang.

Gambar 2.2 Normal fault Reserve faultPada reserve fault adalah kebalikan dari normal fault.Yaitu arah patahan bagian batuan adalah naik terhadap keadaan awal batuan.Gerakan patahan ini disebabkan oleh kekuatan compresional (tekanan) yang mengakibatkan pemendekan atau penyempitan.

Gambar 2.3 Reserve faultb) Strike Slip Fault.Patahan Strike Slip ini merupakan patahan yang terjadi pada batuan yang arah patahannya secara horizontal.Bagian yang bergerak menjauhi bagian kanan bidang dinamanakan left-fault.Dan sebaliknya apabila bagian yang bergerak menjauhi bagian kiri bidang dinamakan right-fault.Patahan ini terjadi karena gaya yang mengenai sebuah batuan berasal dari samping atau gaya melintang.

Gambar 2.4 Strike slip faultc) Oblique slip FaultOblique Slip Fault merupakan kejadian yang merupakan gabungan dari Dip-Slip fault dan strike-slip fault.Sehingga pergerakan batuan terjadi secara naik atau turun dan juga mengalami pergerakan secara horisontal ke kanan atau ke kiri. Sehingga pergerakan yang timbul secara vertikal dan horizontal.Patahan ini disebabkan oleh gaya tekan dari atas atau dari bawah dan juga gaya samping yang diberikan / dikenakan pada batuan.

Gambar 2.5 Oblique slip fault

C.LipatanLipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu lipatan sinklin dan lipatan antiklin.Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.

Gambar 2.6 Lipatan berdasarkan lengkungannya

Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya,lipatan dapat dikelompokkan menjadi :1) Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.2) Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.3) Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau tidaknya sumbu utama.4) Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.5) Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.6) Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar.7) Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar.

Gambar 2.7 Jenis-jenis lipatan

Disamping lipatan tersebut diatas,dijumpai juga berbagai jenis lipatan,seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.

2.1 METODE GEOLOGI LAPANGAN2.1.1 PendahuluanBagi seorang geologist,lapangan berarti tempat dimana keadaan batuan atau tanah dapat diamati, dan metode geologi lapangan Merupakan cara-cara yang digunakan untuk mempelajari dan menaksir sruktur dan sifat batuan yang ada pada suatu singkapan. Pengamatan lapangan adalah suatu proses pekerjaan melihat secara seksama,teliti dan menyeluruh dari gejela geologi di lapangan. Kajian lapangan merupakan dasar yang utama untuk mendapatkan pengetahuan geologi, dan dapat dilakukan melalui cara sederhana, misalnya deangan mengunjungi suatu singkapan atau tempat-tempat pengalian. Agar pengamatan menjadi efektif, dalam proses pengamatan perlu diingat dan dicari jawaban dari beberapa pertayaan dasar yakni : dimana,ada apa, dalam keadaan bagaimana, tersusun oleh apa,seberapa,bagaimana dan kapan terjadinya, apa potensinya.

2.1.2 Perlengkapan Dasar GeologiPerlengkapan dasar yang digunakan untuk mempelajari,memeriksa, dan mengumpulkan data geologi lapangan antara lain1. Kompas geologiKompas, merupakan hal yang sangat penting bagi geologist. Tanpa kompas, geologi akan mati. Kompas yang digunakan merupakan kompas Geologi. Jenis kompas yang digunakan ada dua, yaitu jenis brunton dan jenis silva atau suunto. Di Indonesia pada umumnya dan UNDIP pada khususnya, menggunakan jenis kompas brunton. Kompas geologi, tidak hanya untuk menunjukan arah seperti halnya kompas biasa, tetapi kompas geologi ini memiliki kegunaan lain yaitu untuk mengukur arah perlamparan suatu lapisan dan arah dalam lapisan yang dikenal dengan sebutan "strike and dip". Kompas geologi juga dapat digunakan untuk plotting area yang bertujuan untuk memperkirakan posisi kita dalam peta topografi.

Gambar 2.1 Kompas Geologi

1. Palu Geologi Palu geologi merupakan senjata utama geologi. Tanpa palu Geologi, seorang geologist tidak akan bisa mengambil sample yang berarti tidak bisa melakukan uji lab pada beberapa objek yang sangat diperlukan untuk pengujian lab.

Gambar 2.2 Palu Geologi

1. LupLup merupakan alat yang kecil tetapi sangat dibutuhkan oleh geologist. lup ini digunakan untuk mendeskripsi mineral-mineral yang terkandung dalam suatu batuan yang ukurannya sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata kita.

Gambar 2.3 Lup1. Buku Catatan LapanganBuku catatan lapangan para geologis, digunakan untuk menggambar sketsa lapangan dan juga untuk mengambil data lapangan yang diperlukan dari segala aspek yang dibutuhkan.

Gambar2.4 Buku Catatan Lapangan1. PetaPeta merupakan hal yang penting, geologist tanpa peta, dapat tersesat. Peta yang digunakan biasanya adalah peta topografi. Dengan peta topografi, seorang geologist dapat menentukan lokasinya yang dibantu dengan elefasi yang ada di peta topografi. Peta topografi, tidak hanya memberikan gambaran lokasi datar tetapi dapat menggambarkan suatu daerah dengan 3D karena terdapat bentukan muka bumi yang dilihatkan dengan 2D yang dapat digambarkan dengan 3D yaitu dengan membuat profil sayatan atau dengan software yang ada.

Gambar 2.5 Peta Topografi1. Larutan HCLLarutan HCL digunakan untuk menguji kadar karbonat pada suatu batuan, umumnya 0,1 N.1. Kantong SampelKantong contoh batuan (kantong sampel) dapat digunakan kantong plastik yang kuat atau kantong jenis lain yang dapat dipakai untuk membungkus contoh-contoh batuan dengan ukuran yang baik yaitu kurang lebih (13x9x3) cm. Sedangkan kertas label digunakan untuk memberi kode pada tiap contoh batuan sehingga mudah untuk dibedakan. Dapat juga menggunakan "permanent spidol" untuk meberi kode langsung pada kantong.1. Komparator batuanKomparator dipakai untuk membantu dalam deskripsi batuan, misalnya komparator butir, pemilahan (sorting) atau prosentase komposisi mineral, maupun tabel-tabel determinasi batuan baik batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf, dan lain sebagainya.1. KameraKamera digunakan untuk merekam gejela geologi yang ada di lapangan sehingga memudahkan dalam membuat laporan , atau paling tidak dapat sebagai bukti tentang gejala geologi yang ada

1. Tas Pungung Tas pungung digunakan untuk sebagai tempat dalam menyimpan segala alat-alat serta data yang kita butuhkan dalam melakukan pengamatan di lapangan1. Sepatu LapanganSepeta lapangan digunakan untuk melindungi kaki dalam melakukan kegiatan dilapangan umumnya sepatu yang dipakai ialah sepatu yang kuat untuk melindungi dari kaki dalam medan yang di hadapi di lapangan2.1.3 Pengenalan Kompas GelogiKompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Bagian utama kompas geologi adalah:1. Jarum Kompas Ujung jarum kompas selalu mengarah ke kutub utara megnetik bumi, biasanya diberi tanda warna kuning.2. Lingkaran Pembagian Derajat PDibagi dua, yaitu kompas azimuth dan kompas kwardan.- Kompas azimuth, mempunyai pembagian derajat, mulai dari 0 derajat (utara) sampai 360 derajat (kembali ke utara) yang ditulis berlawanan arah jarum jam, dan pembacaannya juga demikian- Kompas kwardan, mempunyai pembagian derajat mulai dari derajat pada arah utara dan selatan sampai 90 derajat pada arah timur dan barat. pembacaan dimulai dari arah utara atau selatan kea rah timur atau barat sesuai kedudukan jarum kompas.3. Klinometer Merupakan rangkaian alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kemiringan bidang. rangkaian alat tersebut terdiri dari Nivo tabung, penunjuk skala, busur setengah lingkaran berskala. pada bagian atas busur bernilai 00 di tengahnya. pada bagian tepinya bernilai 900. pada bagian bawah busur, skala bernilai 0% dan di tengah dan 100% tepat pada 450 (tan 45=1=100%). klinometer dapat digerakkan dengan menggerakkan tangkai di belakang kompas.4. Pengatur HorizontalAlatnya adalah sebuah nivo bulat yang bergandengan dengan klinometer. kedudukan kompas horizontal bila gelembung udara tepat di tengah lingkaran.5. Pengatur ArahRangkaian alatnya terdiri dari sighting arm, peep sigh, axial line, felding sight, dan sight window. alat-alat tersebut dibantu dengan cermin. bila kompas ditembakkan ke sasaran, semua rangkaian alat tersebut harus bearada di garis sasaran.7. Lift pinTombol untuk menghentikan gerak jarum8. Indeks pinIndeks yang menunjukan arah mata angin pada kompas

2.1.3.1 Menentukan arah (Azimuth)Yang dimaksud dengan arah adalah arah lokasi titik yang akan dituju dari titik lokasi dimana kita berdiri. Titik tersebut dapat berupa puncak,bukit,patok yang sengaja dipasang bagunan yang terdapat didalam petaCaranya adalah sebagai berikut :1. Pegang kompas dengan tangan kiri setinggi pinggang atau dada1. Cermin (tutup kompas) dibuka 135 dan menghadap kedepan. 1. Bila menggunakan kompas merek Brunton, maka sighting arm dibuka horizontal dan peep sight ditegakkan.1. Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam cermin dan berimpit dengan ujung jari Sighting arm dan garis hitam cermin.1. Bila nivo leveling (nivo mata lembu) sudah berada ditengah, baca jarum utara kompas dan catat angka yang ditunjuknya.2.1.3.2 Mengukur sudut lereng (slope) Besarnya sudut lereng dapat diukur menggunakan kompas dengan cara membaca klinometer. Ketelitian pembacaan sudut lereng dengan kompas Brunton adalah seperempat derajat (15 detik).Caranya adalah sebagai berikut : 1. Buka tutup kompas hingga membentuk sudut 45 . Tangan-tangan penunjuknya dibuka dan ujungnya ditekuk 90 .1. Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk 90 dan pada posisi vertikal.1. Bidik titik yang dituju melalui lubang peep sight dan sighting window dimana titik tersebut tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan menaik turunkan kompas.1. Gerakkan klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat dibagian belakang kompas, sehingga gelembung dalam nivo lonjong berada ditengah dapat dilihat melalui cermin.1. Baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh klinometer.2.1.3.3 Mengukur jurus dan kemiringan Mengukur jurus dan kemiringan pada bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara seperti petunjuk dibawah sedangkan mengarahkan jurus/strike dari tempat kita berdiri kesuatu titik yang jauh dapat dilakukan dengan cara :1. Mengukur jurus/strike a. Letakkan sisi yang bertuliskan E pada bidang yang diukurb. Atur nivo mata lembu sampai gelembungnya berada di tengah c. Tarik garisd. Baca jarum utaranya1. Mengukur kemiringan/dipa. Letakkan sisi yang bertulis W tegak lurus jurus yang sudah kita ukur (tanda garis yang sudah kita buat).b. Atur gelembungnya sampai gelembung pada nivo lonjong berada di tengah c. Baca angka yang ditunjukkan pada skala clino.1. Cara menulisan hasil pembacaana. Untuk kompas dengan sistem kuadran misalnya hasil pembacaan jurus 45 kemiringan 25, maka tata cara penulisannya adalah : S 45 W / 25 NW, dimana NW menunjukkan arah kemiringan.b. Untuk kompas dengan sistem azimuth misalnya hasil pembacaan jurus 50 dan kemiringan 42, maka tata cara penulisannya : N 50 N / 42.

BAB IIIGEOLOGI REGIONAL

3.1 Letak Geografis Daerah DemakWilayah Kabupaten Demak terletak di bagian utara Pulau Jawa dengan luas wilayah 89.743 ha dengan jarak bentangan Utara ke Selatan 41 km dan Timur ke Barat 49 km serta berbatasan langsung dengan Laut Jawa.Adapun kecamatan yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa adalah kecamatan Sayung, Bonang, dan Wedung. Secara geografis Kabupaten Demak terletak pada 1102758 sampai 1104847 Bujur Timur dan 64326 sampai 70943 Lintang Selatan dengan batas-batas administrasi wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa. Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan. Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. Sebelah Barat : Kota Semarang.Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya hidup dari pertanian, sebagian besar wilayah Kabupaten Demak terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 50.893 ha (56,71 persen), dan selebihnya adalah lahan kering. 3.2 Hidrologi Daerah DemakSumber-sumber air di wilayah Demak berupa sumber air di permukaan tanah dan air tanah. Sumber air di permukaan tanah berasal dari sungai-sungai, laut dan pantai.Sungai-sungai utama yang terdapat di wilayah Demak adalah sebagai berikut: Sungai Jragung, berhulu di Gunung Ungaran dan mengalir menuju timur laut bermuara di Laut Jawa. Anak sungai Jragung yang berada di wilayah Kabupaten Semarang adalah Kali Klampok, Kali Sililin, dan Kali Trima. Sungai Tuntang, hulu sungai ini berasal dari Gunung Ungaran di sebelah barat dan Gunung Merbabu di sebelah selatan menuju timur laut. Salah satu anak sungai Tuntang adalah Kali Senjoyo yang merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Semarang (+35 km), dengan anak sungainya yaitu Kali Tlogo, Kali Taman, dan Kali Macanan. Anak Sungai Tuntang yang lain adalah Kali Kurmo, Kali Bade, Kali Ngromo. Sungai ini dimanfaatkan oleh penduduk sebagai saluran pengairan terutama di daerah hilir di Kabupaten Demak. Sungai Serang, merupakan sungai utama yang berhulu di sekitar Gunung Merbabu dengan beberapa anak sungai yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang, yaitu Kali Gading, Kali Regunung, Kali Ngadirejo, Kali Pepe, Kali Klatak, dan Kali Bandung.

Tabel 2.1 Jenis Air Tanah di Kabupaten/KotaNo.Jenis Air TanahDebit

1Air tanah dangkal166,2 juta m/th

2Air tanah dalam4,1 juta m/th

3.3 Kondisi Topografi Daerah DemakKabupaten Demak mempunyai relief yang beraneka ragam, terdiri dari pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.Kondisi topografi wilayah Kabupaten Demak antara 0 100 m di atas permukaan air laut (dpl). Pembagian daerah berdasarkan ketinggian adalah sebagai berikut:1. Region A : Ketinggian 0 3 meter Lokasi: Kecamatan Demak, Bonang, Karangtengah, Mijen, Sayung dan Wedung. 1. Regional B1. Ketinggian 3 10 mLokasi: sebagian besar Kecamatan di Kabupaten Demak 1. Ketinggian 10 25 mLokasi: sebagian dari Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen. 1. Ketinggian 25 100 mLokasi: sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Karangawen. 1. Region C Ketinggian lebih dari 100 m Lokasi: sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Karangawen.

3.4 Struktur GeologiTekstur tanah dari wilayah Kabupaten Demak dibagi dua region :1. Region A Tekstur tanah halus (liat), meliputi sebagian dari hampir seluruh kecamatan dari wilayah Kabupaten Demak kecuali Kecamatan Karangtengah seluas : 49.066 Ha.1. Region B Tekstur tanah sedang (lempung) meliputi sebagian dari hampir seluruh kecamatan dari wilayah Kabupaten Demak kecuali Kecamatan Dempet dan Gajah seluas : 40.677 Ha.Struktur Geologi Kabupaten Demak terdiri dari struktur Aluvium, miosen fasies sedimen, pliosen fasies sedimen, plistosen fasies gunung api dan pliosen fasies batu gamping. Struktur Aluvium terdapat hampir semua kecamatan di Kabupaten Demak yaitu di Kecamatan Mijen, Bonang, Demak, Gajah, Karanganyar, Wonosalam, Karangtengah, Dempet, Sayung, Guntur, Mranggen dan Karangawen. Miosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen. Pliosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen. Plistosen, fasies gunung api terdapat di sebagian kecamatan Karangawen yaitu Desa Margohayu dan Wonosekar dan terdapat di Kecamatan Mranggen khususnya di Desa Sumberejo. Pliosen, fasies batu gamping yaitu hanya terdapat di Kecamatan Mranggen.

3.5Stratigrafi Daerah DemakJenis Tanah di Kabupaten Demak adalah mediteran coklat tua, komplekregosol dan gromosol kelabu tua, asosiasi aluvial kelabu dan kekelabuan, gromosol kelabu tua danaluvial hidromorf. Persebaranya sebagai berikut: Aluvial Hidromorf terdapat di sepanjang pantai Regosol terdapat di sebagian besar Kecamatan Mranggen dan Karangawen. Grumosol Kelabu Tua terdapat di daerah Bonang, Wedung Mijen,Karanganyar, Gajah, Demak, Wonosalam, Dempet danSayung. Mediteran terdapat di sebagian besar di daerah Kecamatan Mranggen danKarangawen.

BAB IVLEMBAR DESKRIPSI

4.1 Hasil Deskripsi STA 1Hari, Tanggal: Minggu, 30 November 2014Lokasi: Sungai Banyumeneng, MranggenCuaca: CerahWaktu: 08.00 WIBKesampaian Daerah: 50 menit dari Gedung Pertamina SukowatiDeskripsi Bentuk Lahan: Struktural Fluvial Morfologi: Meandering Struktur: Struktur primer: Perlapisan miring sedimen Struktur sekunder: Kekar Litologi Batuan: Litologi Batuan 1 Warna: Abu- abu Struktur: Perlapisan Tekstur: Ukuran Butir: