laporan biokim

download laporan biokim

of 17

description

tugas laporan biokim

Transcript of laporan biokim

BAB IPENDAHULUANA. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Mahasiswa dapat mengukur kadar bilirubin.2. Mahasiswa dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi saat pengukuran kadar bilirubin.3. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi hasil praktikum.4. Mahasiswa dapat melakukan diagnosis dini penyakit apa saja yang berhubungan dengan hasil praktikum (aplikasi klinis).

B. DASAR TEORIBilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati.(Helvi, 2004)Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin direk atau glukoroniltransferase, selain dalam bentukdiglukoronida dapat juga dalam bentuk bilirubin terkonjugasi. Proses konjugasi melibatkan enzim glukoroniltransferase, selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, xylosa dan sulfat. terkonjugasi dikeluarkan melalui proses energi kedalam sistem bilier.(Sudoyo, 2007)Bilirubin berikatan dengan albumin sehingga zat ini dapat diangkut ke seluruh tubuh. Dalam bentuk ini, spesies molekular disebut bilirubin tak terkonjujgasi. Sewaktu zat ini beredar melalui hati, hepatosit melakukan fungsi sebagai berikut :1. Penyerapan bilirubin dan sirkulasi2. Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronida3. Pengangkutan dan ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu untuk dikeluarkan dari tubuhKonjugasi intrasel asam glukoronat ke dua tempat di molekul bilirubin menyebabkan bilirubin bermuatan negatif, sehingga bilirubin terkonjugasi ini larut dalam fase air. Apabila terjadi obstruksi atau kegagalan lain untuk mengekskresikan bilirubin terkonjugasi ini zat ini akan masuk kembali ke dan tertimbun dalam sirkulasi (Sudoyo, 2007)Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon mengubah bilirubin menjadi urobilinogen yaitu beberapa senyawa tidak berwarna yang kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin.Urobilin diekskresikan dalam feses tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui usus, dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam empedu. Karena larut air, urobilinogen juga dapat keluar melalui urin apabila mencapai ginjal.(Sacher, 2004)Pembentukan bilirubinDalam keadaan fisiologis, masa hidup eritrosit manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami lisis 1-2108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa. Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam-asam aminonya. Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks yaitu heme oksigenase yang merupakan enzim dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen antara cincin pirol III IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan warna pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini. (Baron, 1981)Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air dibandingkan dengan biliverdin. Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin dan tiap hari dibentuk sekitar 250350 mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin, proses erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi ke jaringan. Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid hepatosit oleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya. Bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat diekskresikan dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut melibatkan asam glukoronat yang dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim bilirubin glukoronosiltransferase. Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym glukoronosiltransferase yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap, memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat. Tahap pertama akan membentuk bilirubin monoglukoronida sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi menjadi bilirubin diglukoronida yang larut pada tahap kedua.Metabolisme BilirubinHati merupakan organ terbesar, terletak di kuadran kanan atas rongga abdomen. Hati melakukan banyak fungsi penting dan berbeda-beda dan trgantung pada sistem darahnya yang unik dan sel-selnya yang sangatkhusus. Hati tertutupi kapsul fibroelastik berupa kapsul glisson. Kapsul glisson berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri. Tiap lobus tersusun atas unit-unit kecil yang disebut lobulus. Lobulus terdiri sel-sel hati, disebut hepatosit yang menyatu dalam lempeng. Hepatosit dan jaringan hati mudah mengalami regenerasi. (Sacher,2004)Hati menerima darah dari 2 sumber, yaitu arteri hepatika (banyak mengandung oksigen) yang mengalirkan darah 500 ml/mnt dan vena porta (kurang kandungan oksigen tapi kaya zat gizi, dan mungkin berisi zat toksik dan bakteri) yang menerima darah dari lambung, usus, pankreas dan limpa; mengalirkan darah 1000 ml/mnt. Kedua sumber tersebut mengalir ke kapiler hati yang disebut sinusoid lalu diteruskan ke vena sentralis ditiap lobulus. Dan dari semua lobulus ke vena hepatika berlanjut ke vena kava inferior. Tekanan darah di sistem porta hepatika sangat rendah, 3 mmHg dan di vena kava hampir 0 mmHg. Karena tidak ada resistensi aliran melalui vena porta dan vena kava sehingga darah mudah masuk dan keluar hati. Hati menjalankan berbagai macam fungsi terutama metabolisme, baik anabolisme atau katabolisme molekul-molekul makanan dasar (gula, asam lemak, asam amino) dilakukan oleh sel-sel hati. (Sacher, 2004)Bilirubin merupakan suatu senyawa tetrapirol yang dapat larut dalam lemak maupun air yang berasal dari pemecahan enzimatik gugus heme dari berbagai heme protein seluruh tubuh. Sebagian besar ( kira- kira 80 % ) terbentuk dari proses katabolik hemoglobin, dalam proses penghancuran eritrosit oleh RES di limpa, dan sumsum tulang. Disamping itu sekitar 20 % dari bilirubin berasal dari sumber lain yaitu non heme porfirin, prekusor pirol dan lisis eritrosit muda. Dalam keadaan fisiologis pada manusia dewasa, eritrosit dihancurkan setiap jam. Dengan demikian bila hemoglobin dihancurkan dalam tubuh, bagian protein globin dapat dipakai kembali baik sebagai protein globin maupun dalam bentuk asam- asam aminonya.(Sacher, 2004)Metabolisme bilirubin diawali dengan reaksi proses pemecahan heme oleh enzim hemoksigenase yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin oleh enzim bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tak larut air, bilirubin yang sekresikan ke dalam darah diikat albumin untuk diangkut dalam plasma. Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan, dan mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut dalam air. Bilirubin yang larut dalam air masuk ke dalam saluran empedu dan diekskresikan ke dalam usus . Didalam usus oleh flora usus bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang tak berwarna dan larut air, urobilinogen mudah dioksidasi menjadi urobilirubin yang berwarna. Sebagian terbesar dari urobilinogen keluar tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap kembali oleh darah vena porta dikembalikan ke hati. Urobilinogen yang demikian mengalami daur ulang, keluar lagi melalui empedu. Ada sebagian kecil yang masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobilinogen masuk ke ginjal dan diekskresi bersama urin (Sacher, 2004)NoJenis Pemeriksaan Nilai NormalKeterangan

1Bilirubin total0,1 mg/dl 1 mg/dl0,2 mg/dl 0,8 mg/dl1,0 mg/dl 12 mg/dlOrang dewasaAnakBayi baru Lahir

2Bilirubin Direk0 mg/dl -0,25 mg/dlOrang Dewasa

3Bilirubin indirek0,1 mg/dl 1 mg/dlOrang dewasa

(Hadisaputro, 2009)

BAB IIPEMBAHASAN

A. PRINSIP PEMERIKSAANa. Bilirubin totalMengidentifikasi adanya kelainan fungsi hati dengan pemeriksaan bilirubin total dengan penambahan reagen bilirubin total di mana asam sulphanilic direaksikan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan accelerator membentuk zat warna azo.b. Bilirubin directMengidentifikasi adanya kelainan fungsi hati dengan pemeriksaan bilirubin direct dengan penambahan reagen bilirubin direst di mana asam sulphanilic direaksikan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin membentuk direct azobilirubin.

B. ALAT DAN BAHANa. Alat:1. Spuit 2. Torniquet3. Sentrifuge4. Spektrofotometer5. Cuvet6. Mikropipet (1000 l, 200 l, 50 l) 7. Rak tabung reaksi8. Stopwatch9. Blue tip10. Yellow tip11. Plaster12. Bengkok13. Labelb. Bahan:1. Reagen bilirubin total2. Reagen bilirubin direk3. Kapas alkohol

C. CARA KERJAa. Bilirubin total1. Mengambil sampel darah vena 3 cc.2. Memasukkan sampel darah pada tabung reaksi.3. Mensentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama kurang lebih 15 menit.4. Membuat blangko yang terdiri dari asam sulphanilic (R1) 800 l ditambah akuades 50 l.5. Membuat sampel yang terdiri dari asam sulphanilic (R1) 800 l ditambah sampel serum 50 l.6. Menginkubasi blangko dan sampel dengan suhu 37 C selama 5 menit.7. Menambahkan natrium nitrit (R2) 200 l pada blangko dan sampel.8. Menginkubasi blangko dan sampel dengan suhu 37 C selama 5 menit.9. Membaca blangko dan sampel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.b. Bilirubin direk 1. Mengambil sampel darah vena 3 cc.2. Memasukkan sampel darah pada tabung reaksi.3. Mensentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama kurang lebih 15 menit.4. Membuat blangko yang terdiri dari asam sulphanilic (R1) 1000 l ditambah akuades 100 l.5. Membuat sampel yang terdiri dari asam sulphanilic (R1) 1000 l ditambah sampel serum 100 l.6. Menginkubasi blangko dan sampel dengan suhu 37 C selama 5 menit.7. Menambahkan natrium nitrit (R2) 250 l pada blangko dan sampel.8. Menginkubasi blangko dan sampel dengan suhu 37 C selama 5 menit.9. Membaca blangko dan sampel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.

D. HASIL PEMERIKSAAN a. Bilirubin totalSampel: 0,37 mg/dlb. Bilirubin direkSampel: 0,30 mg/dlc. Bilirubin indirek= Bilirubin total bilirubin direk= 0,37 mg/dl 0,30 mg/dl= 0,07 mg/dl

E. PEMBAHASANPengukuran kadar bilirubin serum merupakan prosedur yang relatif sederhana dilakukan di laboratorium, dan sering digunakan sebagai indikator yang peka untuk fungsi hati. Bilirubin terbagi atas dua komponen yaitu, bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) dan bilirubin total. Pada praktikum kali ini R1 untuk mengukur kadar bilirubin terkonjugasi atau direk dan total sama yaitu asam sulphanilic sedangkan untuk R2 atau natirium nitrit dibedakan menurut jenis bilirubin yang akan dihitung (direk atau total). Sedangkan untuk bilirubin indirek dihitung dari pengurangan jumlah bilirubin total dengan direk.a. Pemeriksaan Bilirubin TotalPada pemeriksaan bilirubin totaldilakukan dengan pengambilan sampel darah. Yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan darah untuk sampel Bilirubin total adalah menghindari terjadinya hemolisis pada eritrosit, lipemia atau pajanan sumber cahayayang dapat menurunkan konsentrasi bilirubin serum yang kemudian dilakukan sentrifugasi yang berguna untuk mengendapkan analittertentu,menempatkan partikel dan medium suspensinya dalam suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luardari sumbu rotasi sehingga terjadi pemisahan sedimen dan suspensinya yang dilakukanselama 15 menit dengan kecepatan 2000 rpm guna memperoleh serum yang akan digunakan sebagai sampel pemeriksaan. Setelah itu ambil serum sebanyak 50l + R1 (asam sulphanilic) masukan kedalam tabung, dihomogenkan agar tercampur rata. Setelah itu tunggu 5 menit lalu ditambah dengan R2 (natrium nitrit). Fungsi penambahan reagen ini adalah sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna azo. Kemudian reagen tersebut diinkubasi selama 5 menit berguna untuk mempercepat reaksi dimana analit-analit pada sampel akan berikatan dengan sampel sehingga terjadi reaksi yang sempurna. Hasil yang diperoleh yaitu 0,37 mg/dl dimana hasil tersebut normal dimana nilai normalnya adalah 0-1,2 mg/dl.b. Pemeriksaan bilirubin direk Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung. Prosedur dan prinsip pemeriksaan sama dengan pemeriksaan kadar bilirubin total.Pada praktikum kali ini ditemukan kadar bilirubin yang normal yaitu 0,30 mg/dl karena nilai normalnya adalah 0,1-0,4 mg/dl. Bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk hal ini disebabkan karena bilirubin total melibatkan pelarutan bentuk tidak terkonjugasi sebelum kuantifikasi kimiawi. Dengan demikian hasil yang diperoleh untuk bilirubin indirek adalah hasil kurang antara bilirubin total dan bilirubin direk sehingga hasilnya adalah (0,37 mg/dl 0,30 mg/dl = 0,07 mg/dl). Hasil yang didapat tidak normal atau menurun karena nilai normalnya adalah 0,2-0,7 mg/dl. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar bilirubin total dan bilirubin direct adalah sebagai berikut.Peningkatan kadarbilirubin direk dan total : menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Sehingga masalah klinis yang muncul pada bilirubin direk dan total adalahikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.Penurunan kadar: anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar bilirubin indirect adalah sebagai berikut.Peningkatan kadar: eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk).Penurunan kadar: pengaruh obat barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium: Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi kadar bilirubin. Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin. Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen empedunya akan menurun. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum Terjadi lisis pada sampel dan Waktu inkubasi sampel tidak sesuai. Volume sampel / reagen (buffer dan substrat) tidak sebanding. Cuvet yang digunakan terkontaminasi dengan zat lain sehingga reaksi yang terjadi tidak sempurna. Sampel terkena cahaya, sehingga kadar bilirubinnya menurunPenyakit yang berhubungan dengan bilirubinHiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl. Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata menjadi kuning akibat deposisi bilirubin yang berdiffusi dari konsentrasinya yang tinggi didalam darah. Hiperbilirubinemi dikelompokkan dalam dua bentuk:Berdasarkan penyebabnya yaitu hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi yang berlebih dan hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin kedalam darah karena adanya obstruksi bilier. Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis berat dan gangguan konjugasi. Hati mempunyai kapasitas mengkonjugasikan dan mengekskresikan lebih dari 3000 mg bilirubin perharinya sedangkan produksi normal bilirubin hanya 300 mg perhari. Hal ini menunjukkan kapasitas hati yang sangat besar dimana bila pemecahan heme meningkat, hati masih akan mampu meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin larut. Akan tetapi lisisnya eritrosit secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan hati mengkonjugasinya sehingga akan terdapat peningkatan bilirubin tak larut didalam darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi didalam urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria. Pada neonatus terutama yang lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi biasanya fisiologis dan sementara, dikarenakan haemolisis cepat dalam proses penggantian hemoglobin fetal ke hemoglobin dewasa dan juga oleh karena hepar belum matur, dimana aktivitas glukoronosiltransferase masih rendah. Apabila peningkatan bilirubin tak larut ini melampaui kemampuan albumin mengikat kuat, bilirubin akan berdiffusi ke basal ganglia pada otak dan menyebabkan ensephalopaty toksik yang disebut sebagai kern ikterus. Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia retensi diantaranya seperti Syndroma Crigler Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi karena glukoronil transferase tidak aktif, diturunkan secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, dimana didapati konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari 20 mg/dl. Syndroma Crigler Najjar II, merupakan kasus yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan pada isoform glukoronil transferase II, didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam getah empedu. Syndroma Gilbert, terjadi karena haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan aktivitas enzym konjugasi dan diturunkan secara autosomal dominan. Hiperbilirubinemia regurgitasi paling sering terjadi karena terdapatnya obstruksi pada saluran empedu, misalnya karena tumor, batu, proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada duktus hepatikus dan duktus koledokus akan menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian konsentrasinya pada hati menyebabkan refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan pembuluh limfe.Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam urine dan disebut sebagai ikterik choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada saluran empedu disebut juga sebagai ikterus kolestatik. Bilirubin terkonjugasi dapat terikat secara kovalen pada albumin dan membentuk bilirubin yang memiliki waktu paruh (T1/2) yang panjang mengakibatkan gejala ikterik dapat berlangsung lebih lama dan masih dijumpai pada masa pemulihan.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN 1. Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel.2. Metabolisme Bilirubin terdiri dari :a. Penyerapan bilirubin dan sirkulasib. Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronidac. Pengangkutan dan ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu untuk dikeluarkan dari tubuh3. Pada praktikum kali ini digunakan R1 (Asam Sulphanilic) dan R2 (Natrium Nitrit). Fungsi kedua reagen ini adalah untuk mempercepat proses pembentukan zat warna azo. 4. Hasil dari praktikum kali ini didapat hasil yang normal pada bilirubin total, hasil normal pada bilirubin direk dan hasil yang menurun pada bilirubin indirek.5. Hasil praktikum dapat dipengaruhi oleh faktor yang dapat mempengaruhi temuan dan faktor kesalahan saat memeriksa.

B. SARAN Praktikan harus mengerti teori pembentukan dan prinsip pemeriksaan bilirubin terlebih dahulu agar saat praktikum tidak bingung. Dan praktikan harus teliti saat melakukan praktikum, sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum dan hasilnya sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, D. N. 1981. Kapita Selekta Patologi Klinik. Jakarta: EGCHadisaputro, Soerharyo. 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Amara BooksHelvi, Mardiani. 2004. Metabolisme HEME. Medan: Digital Library Universitas Sumatera UtaraSacher A. Ronald dan Richard A. McPherson. 2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGCSudoyo, A.W. Dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed. IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FakultasKedokteran Universitas Indonesia .

1