Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

22
Nursaid Fitria (06101410022) Page 1 I. Nomor Percobaan : 01 II. Nama Percobaan : Reaksi uji terhadap asam amino. III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang terdapat dalam suatu asam amino melalui reaksi dengan reagen Millon, Hopkins-Cole, dan Ninhidrin. IV. Landasan teori : Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan didalam semua sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam satu sel. (Lehninger Kunci struktur ribuan protein yang berbeda-beda adalah gugus pada molekul unit pembangun protein yang relative sederhana. Semua protein, baik yang berasal dari bakteri yang paling tua atau yang berasal dari bentuk kehidupan tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam amino yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 molekul unit pembangun ini dapat dianggap sebagai abjad struktur protein. (Lehninger, 1982) Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina(biasanya -NH 2 ). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadizwitter-ion.Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH 2 ), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga

Transcript of Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Page 1: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 1

I. Nomor Percobaan : 01

II. Nama Percobaan : Reaksi uji terhadap asam amino.

III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi

yang terdapat dalam suatu asam amino melalui

reaksi dengan reagen Millon, Hopkins-Cole, dan

Ninhidrin.

IV. Landasan teori :

Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup

dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan didalam

semua sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis

yang berbeda dapat ditemukan dalam satu sel. (Lehninger

Kunci struktur ribuan protein yang berbeda-beda adalah gugus pada

molekul unit pembangun protein yang relative sederhana. Semua protein, baik

yang berasal dari bakteri yang paling tua atau yang berasal dari bentuk

kehidupan tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam

amino yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing

asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat

kimia masing-masing individu, kelompok 20 molekul unit pembangun ini dapat

dianggap sebagai abjad struktur protein. (Lehninger, 1982)

Asam amino adalah senyawa organik yang

memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina(biasanya -NH2).

Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada

satu atom karbon yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil

memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk

larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan

basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam

amino mampu menjadizwitter-ion.Asam amino termasuk golongan senyawa

yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting

dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat

empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH),

atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga

Page 2: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 2

gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam

amino lainnya.

Gambar Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan

gugus karboksil di sebelah kanan

Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan

penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung

dengan gugus karboksil.Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cαini,

senyawa tersebut merupakan asam α-amino.

Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai

samping tersebut menjadi empat kelompok.Rantai samping dapat membuat

asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan

hidrofobik jika nonpolar.

Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.

Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil

sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun

pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki).Pada pH

tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi

bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya

menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-).Titik isolistrik ini spesifik

bergantung pada jenis asam aminonya.Dalam keadaan demikian, asam amino

tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari

larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi

karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk

zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.

Page 3: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 3

Menurut Lehninger (1982), Asam amino dapat digolongkan

berdasarkan gugus R. Terdapat empat golongan asam amino: (1) golongan

dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar,

tetapi tidak bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan

(4) golongan dengan gugus R bermuatan positif.

1. Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik

Gugus R dalam golongan asam amino ini merupakan hidrokarbon, dan

bersifat hidrofobik. Meliputi lima asam amino dengan gugus R alifatik

(alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatic

(fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).

2. Golongan dengan gugus R polar tidak bermuatan

Gugus R dari asam amino polar lebih larut di dalam air, atau lebih

hidrofilik, dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini

mengandung gugus fungsionil yang membentuk ikatan hydrogen dengan

air. Meliputi: glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan

glutamine.

3. Golongan dengan gugus R bermuatan negative

Mengandung gugus R dengan muatan total negative pada pH 7 adalah asam

aspartat dan asam glutamate, masing-masing mempunyai tambahan gugus

karboksil. Asam amino ini merupakan senyawa induk asparagin dan

glutamine berturut-turut.

4. Golongan dengan gugus R bermuatan positif

Asam amino yang mengandung gugus R dengan muatan total positif pada

pH 7 adalah lisin, yang mengandung tambahan gugus amino (kedua) pada

posisi є di rantai alifatiknya; arginin, yang mengandung gugus guanidine

bermuatan positif; dan histidin yang mengandung gugus inidazol yang

mengion sedikit.

Uji asam amino dapat dilakukan melalui reaksi dengan reagen Millon,

Hopkins-Cole, dan Ninhidrin.

1. Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam

nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang

mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan

Page 4: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 4

menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh

pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan

menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa

garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang

dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi

dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan

mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan asam selain

HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal

klor (Cl.).Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna.Pada dasarnya

reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri

dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang mengandung

tirosin akan memberikan hasil yang positif.

2. Uji Hopkins-Cole

Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOOC-CHO). Jika

reagen ini ditambahkan ke dalam larutan senyawa yang mengandung cincin

indol dan ditambah larutan asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin

ungu pada interfase kedua cairan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-

satunya asam amino yang mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai

untuk identifikasi asam amino triptofan dan protein yang mengandung asam

amino triptofan.Cincin ungu yang tampak pada bidang batas antara kedua

cairan adalah hasil kondensasi ttiptofan dengan gugus aldehida dari asam

glioksilat dalam suasana asam pekat.

3. Uji Ninhidrin

Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein menghasilkan warna

ungu.Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis

kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya.Reaksi ninhidrin dapat pula

dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk

mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh. Apabila ninhidrin

(triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk

kompleks berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu dihasilkan dari reaksi

ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia.Asam

amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas

warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino

Page 5: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 5

tersebut.Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino

asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah

CO2 dan NH3 yang dilepaskan.Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan

kompleks yang berbeda warnanya dengan asam amino lainya.Kompleks

berwarna yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi

dengan amonia yang dilepaskan pada oksidasi asam amino.

V. Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. pipet tetes

2. gelas ukur

3. beker gelas

4. neraca analitik

5. bunsen

6. tabung reaksi

7. rak tabung reaksi

8. pengaduk

9. penjepit tabung

1. Telur mentah diambil kuning

telur dan putih telurnya

2. Reagen Millon

3. Reagen Ninhidrin

4. Reagen Hopkins-Cole

5. H2SO4 pekat

6. Susu cair 1 – 5%

7. Alanin 1 – 5%

8. Glisin 1 – 5%

9. Tirosin 1 – 5%

10. Tryptofan 1 – 5%

11. Prolin 1 – 3%

VI. Prosedur Percobaan

1. Uji Millon

Tambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan

campuran baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka

warna akan hilang pada pemanasan.

2. Uji Hopkins-Cole

Ke dalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkin Cole.

Tambahkan sedikit-sedikit kira-kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi

tabung. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika

perlu putar perlahan-lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin

berwarna.

Page 6: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 6

3. Uji Ninhidrin

Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1 % ke dalam 3 ml larutan protein.

Panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan glisin.

VII. Hasil Pengamatan

PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN

Uji Millon

a. 3 ml kuning telur 1% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

kuning telur (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak berwarna) →

larutan putih keruh dipanaskan

larutan putih keruh + endapan merah

bata

b. 3 ml kuning telur 2% + 5 tetes

reagen millon. lalu dipanaskan

kuning telur (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak berwarna) →

larutan putih keruh dipanaskan

larutan sedikit pink + endapan merah

bata

c. 3 ml kuning telur 3% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

kuning telur (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak berwarna) →

larutan putih keruh dipanaskan

larutan pink muda + endapan merah

bata

d. 3 ml kuning telur 4% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

kuning telur (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak berwarna) →

larutan putih keruh dipanaskan

larutan pink + merah bata

e. 3 ml kuning telur 5% + 5 tetes

reagen millon

lalu dipanaskan

kuning telur (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak berwarna) →

larutan putih keruh dipanaskan

larutan pink keruh + endapan merah

bata

a. 3 ml putih telur 1% + 5 tetes Putih telur ( tidak berwarna)+

Page 7: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 7

reagen millon lalu dipanaskan

reagen millon (tidak

berwarna)→larutan tidak berwarna

kemudian dipanaskan larutan

menjadi merah muda

b. 3 ml putih telur 2% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

Putih telur (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna)→larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

larutan berubah menjadi larutan

merah bata + endapan

c. 3 ml putih telur 3% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

Putih telur( tidak berwarna) +reagen

millon (tidak berwarna) →larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

larutan berubah menjadi merah bata

+ endapan

d. 3 ml putih telur 4% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

Putih telur (tidak berwarna)+reagen

millon(tidak berwarna)→larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

menghasilkan larutan berwarna

merah bata pekat + ada endapan

e. 3 ml putih telur 5% + 5 tetes

reagen millon lalu dipanaskan

Putih telur (tidak berwarna) +reagen

millon (tidak berwarna )→larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

berubah menjadi larutan berwarna

merah bata pekat + endapan

a. 3 ml susu 1% + 5 tetes reagen

millon

susu (putih keruh) + reagen millon

(tidak berwarna) → larutan putih

keruh + endapan putih dipanaskan

larutan bening + endapan merah bata

b. 3 ml susu 2% + 5 tetes reagen

millon

susu (putih keruh) + reagen millon

(tidak berwarna) → larutan putih

keruh + endapan putih dipanaskan

larutan putih keruh + endapan merah

bata (endapan lebih banyak dari 1%)

Page 8: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 8

c. 3 ml susu 3% + 5 tetes reagen

millon

susu (putih keruh) + reagen millon

(tidak berwarna) → larutan putih

keruh + endapan putih dipanaskan

larutan sedikit pink + endapan merah

bata (endapan lebih banyak dari 2%)

d. 3 ml susu 4% + 5 tetes reagen

millon lalu dipanaskan

susu (putih keruh) + reagen millon

(tidak berwarna) → larutan putih

keruh + endapan putih dipanaskan

larutan pink + endapan merah bata

(endapan lebih banyak dari 3%)

e. 3 ml susu 5% + 5 tetes reagen

millon lalu dipanaskan

susu (putih keruh) + reagen millon

(tidak berwarna) → larutan putih

keruh + endapan putih dipanaskan

larutan pink keruh + endapan merah

bata (endapan lebih banyak dari

4%/paling banyak)

a. 3 ml glisin 1% + 5 tetes reagen

millon lalu dipanaskan.

Glisin (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) → larutan

tidak berwarna dipanaskan larutan

tidak berwarna.

b. 3 ml glisin 2% + 5 tetes reagen

millon lalu dipanaskan.

Glisin (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) → larutan

tidak berwarna dipanaskan larutan

tidak berwarna.

a. 3 ml alanin 1 % + 5 tetes reagen

millon lalu dipanaskan.

Alanin (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) → larutan

tidak berwarna dipanaskan larutan

tidak berwarna.

b. 3 ml alanin 2 % + 5 tetes reagen

millon lalu dipanaskan.

Alanin (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) → larutan

tidak berwarna dipanaskan larutan

tidak berwarna.

Page 9: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 9

a. 3 ml prolin 1 % + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Prolin (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna dipanaskan larutan

tidak berwarna

b. 3 ml prolin 1 % + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Prolin (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna dipanaskan larutan

tidak berwarna

a. 3 ml tirosin 1 % + 5 tetes reagen

millon, lalu dipanaskan.

Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen

millon( tidak berwarna) → Larutan

tidak berwarna dipanaskan Larutan

merah ada endapan merah bata.

b. 3 ml tirosin 2 % + 5 tetes reagen

millon, lalu dipanaskan

Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen

millon( tidak berwarna) → Larutan

tidak berwarna dipanaskan Larutan

merah ada endapan merah bata.

c. 3 ml tirosin 3 % + 5 tetes reagen

millon, lalu dipanaskan

Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen

millon( tidak berwarna) → Larutan

tidak berwarna dipanaskan Larutan

merah ada endapan merah bata.

d. 3 ml tirosin 4 % + 5 tetes reagen

millon, lalu dipanaskan

Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen

millon( tidak berwarna) → Larutan

tidak berwarna dipanaskan Larutan

merah ada endapan merah bata.

e. 3 ml tirosin 5 % + 5 tetes reagen

millon, lalu dipanaskan

Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen

millon( tidak berwarna) → Larutan

tidak berwarna dipanaskan Larutan

merah ada endapan merah bata.

a. 3 ml triptofan 1% + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Triptofan (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

berwarna coklat dipanaskan

terbentuk endapan berwarna coklat

Page 10: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 10

b. 3 ml triptofan 2% + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Triptofan (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

berwarna coklat dipanaskan

terbentuk endapan berwarna coklat

c. 3 ml triptofan 3% + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Triptofan (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

berwarna coklat dipanaskan

terbentuk endapan berwarna coklat

d. 3 ml triptofan 4% + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Triptofan (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

berwarna coklat dipanaskan

terbentuk endapan berwarna coklat

e. 3 ml triptofan 5% + 5 tetes reagen

millon dipanaskan

Triptofan (tidak berwarna) + reagen

millon (tidak berwarna) larutan

berwarna coklat dipanaskan

terbentuk endapan berwarna coklat

Uji Hopkins Cole

a. 2 ml reagen Hopkins – cole

ditambah 2 ml tryptofan 5 % ,

lalu ditambah lagi H2SO4 18 M

secara perlahan – lahan hingga 5

ml

2 ml reagen Hopkins – cole ( bening )

+ 2 ml tryptofan 5% ( bening ) →

larutan bening + H2SO4 18M ( bening

) → terbentuk cincin didalam tabung

reaksi.

a. 2 ml susu cair 5% + 2 ml reagen

Hopkins cole + 5 ml H2SO4 18 M

secara perlahan-lahan hingga 5 ml

Susu cair (putih) + reagen Hopkins

cole (tidak berwarna) → larutan

berwarna putih. Pada saat penambahan

H2SO4 (tidak berwarna) → larutan

menjadi putih keruh berendapan dan

terbentuk cincin berwarna coklat.

Uji Ninhidrin

a. 3 ml kuning telur 1% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

kuning telur (bening) + ninhidrin

(bening) larutan putih keruh

dipanaskan larutan bening + sedikit

Page 11: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 11

endapan putih

b. 3 ml kuning telur 2% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

kuning telur (bening) + ninhidrin

(bening) larutan putih keruh

dipanaskan larutan putih keruh +

sedikit endapan putih (endapan lebih

banyak dari 1%)

c. 3 ml kuning telur 3% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

kuning telur (bening) + ninhidrin

(bening) larutan putih keruh

dipanaskan larutan ungu bening +

sedikit endapan putih (endapan lebih

banyak dari 2%)

d. 3 ml kuning telur 4% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

kuning telur (bening) + ninhidrin

(bening) larutan putih keruh

dipanaskan larutan ungu + sedikit

endapan putih (endapan lebih banyak

dari 3%)

e. 3 ml kuning telur 5% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

kuning telur (bening) + ninhidrin

(bening) larutan putih keruh

dipanaskan larutan ungu keruh +

sedikit endapan putih (endapan lebih

banyak dari 4%/paling banyak)

a. 3 ml larutan putih telur 1% + 10

tetes ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin (tidak berwarna) + putih

telur (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna dipanaskan larutan

berwarna ungu

b. 3 ml larutan putih telur 2% + 10

tetes ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin (tidak berwarna) + putih

telur (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna dipanaskan larutan

berwarna ungu

c. 3 ml larutan putih telur 3% + 10

tetes ninhidrin 0,1% lalu

Ninhidrin (tidak berwarna) + putih

telur (tidak berwarna) larutan tidak

Page 12: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 12

dipanaskan

berwarna dipanaskan larutan

berwarna ungu

d. 3 ml larutan putih telur 4% + 10

tetes ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin (tidak berwarna) + putih

telur (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna dipanaskan larutan

berwarna ungu

e. 3 ml larutan putih telur 5% + 10

tetes ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin (tidak berwarna) + putih

telur (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna dipanaskan larutan

berwarna ungu

a. 3 ml susu cair 1% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin

(tidak berwarna)→ larutan putih

kemudian dipanaskan larutan

berwarna ungu pekat

b. 3 ml susu cair 2% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin

(tidak berwarna)→ larutan putih

kemudian dipanaskan larutan

berwarna ungu pekat

c. 3 ml susu cair 3% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin

(tidak berwarna)→ larutan putih

kemudian dipanaskan larutan

berwarna ungu pekat sedang

d. 3 ml susu cair 4% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Susu cair (putih) _ reagen ninhidrin

(tidak berwarna)→ larutan putih.

dipanaskan larutan berwarna ungu.

e. 3 ml susu cair 5% + 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin

(tidak berwarna)→ larutan putih

kemudian dipanaskan larutan

berwarna ungu bening dan ada

endapan

a. 3 ml glisin 1 % + 10 tetes reagen

ninhidrin, lalu dipanaskan

10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3

ml glisin ( bening) → Larutan bening

Page 13: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 13

dipanaskan larutan berubah menjadi

ungu bening.

b. 3 ml glisin 2 % + 10 tetes reagen

ninhidrin, lalu dipanaskan

10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3

ml glisin ( bening) → Larutan bening

dipanaskan larutan berubah menjadi

ungu .

c. 3 ml glisin 3 % + 10 tetes reagen

ninhidrin, lalu dipanaskan

10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3

ml glisin ( bening) → Larutan bening

dipanaskan larutan berubah menjadi

ungu .

d. 3 ml glisin 4 % + 10 tetes reagen

ninhidrin, lalu dipanaskan

10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3

ml glisin ( bening) → Larutan bening

dipanaskan larutan berubah menjadi

ungu pekat.

e. 3 ml glisin 5 % + 10 tetes reagen

ninhidrin, lalu dipanaskan

10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3

ml glisin ( bening) → Larutan bening

dipanaskan larutan berubah menjadi

ungu sangat pekat.

a. 3ml larutan prolin 1%+ 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Prolin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (tidak berwarna)→ larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

larutan menjadi berwarna kuning

bening

b. 3ml larutan prolin 2%+ 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Prolin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (tidak berwarna)→ larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

larutan menjadi berwarna kuning

bening pekat

c. 3ml larutan prolin 3%+ 10 tetes

reagen ninhidrin lalu dipanaskan

Prolin (tidak berwarna) + reagen

ninhidrin (tidak berwarna)→ larutan

tidak berwarna kemudian dipanaskan

larutan menjadi berwarna kuning

Page 14: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 14

bening pekat.

a. 3 ml alanin 1 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

alanin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu muda

b. 3 ml alanin 2 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

alanin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu tua

c. 3 ml alanin 3 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

alanin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu pekat

d. 3 ml alanin 4 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

alanin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu pekat

e. 3 ml alanin 5 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

alanin (bening/tak berwarna)

dipanaskan ungu pekat

a. 3 ml triftofan 1 % + 10 tetes

larutan ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

triftofan (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu

b. 3 ml triftofan 2 % + 10 tetes

larutan ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

triftofan (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu

c. 3 ml triftofan 3 % + 10 tetes

larutan ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

triftofan (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu

d. 3 ml triftofan 4 % + 10 tetes

larutan ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

triftofan (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu

Page 15: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 15

e. 3 ml triftofan 5 % + 10 tetes

larutan ninhidrin 0,1% lalu

dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

triftofan (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu

a. 3 ml tirosin 1 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lau dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

tirosin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu muda

b. 3 ml tirosin 2 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lau dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

tirosin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu tua

c. 3 ml tirosin 3 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

tirosin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu pekat

d. 3 ml tirosin 4 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

tirosin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu pekat

e. 3 ml tirosin 5 % + 10 tetes larutan

ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan

Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +

tirosin (bening/tak berwarna)

dipanaskan

ungu pekat

VIII. Persamaan Reaksi

Uji Millon

COOH

H2N C H + Hg(NO3)2 (tidak bereaksi)

CH3

Alanin

Page 16: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 16

COOH

H2N C H + Hg(NO3)2 (tidak bereaksi)

H

Glisin

Uji Hopkins cole

O

NH 2NH

O H+ COO-

I

COO-

O H

NH 2

CH 3

tryptofan

cicin ungu

Uji Ninhidrin

CH 3

NH 2 O

O H

+

O

O

O H

O H

O

O

N

O

O

+ CH 3

O

H+ CO 2

+ 3H 2O + H+

asam amino ninhidrin

berwarna ungu

Page 17: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 17

IX. Pembahasan

Praktikum kali ini mengenai reaksi uji terhadap asam amino dengan

menggunakan reagen Millon, reagen Hopkins cole, dan reagen Ninhidrin.

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi

yang terdapat dalam suatu asam amino melalui reaksi dengan reagen-reagen

tersebut. Pada praktikum kali ini kami menggunakan beberapa sampel

diantaranya telur mentah yang diambil putih telur beserta kuning telurnya yang

sebelumnya sudah dibuat dengan konsentrasi masing-masing 1-5%. Kemudian

kami juga menggunakan susu sebagai sampel untuk diuji gugus asam

aminonya. Selanjutnya kami juga menggunakan asam amino antara lain alanin,

tirosin, tryptofan, glisin, dan prolin dengan masing-masing konsentarsi yang

berbeda.

Pada uji pertama yaitu uji millon, saya melakukan uji tehadap asam

amino alanin dengan menggunakan reagen millon. Seperti pada teorinya

dikatakan positif apabila terjadinya perubahan pada larutan, perubahan itu

ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata pada terhadap asam amino

yang diuji. Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam

asam nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol

akan membentuk endapan merah dengan pemanasan Pada alanin saya mencoba

dengan kosentrasi 1 - 2%, pada saat percampuran maupun setelah dipanaskan

tidak terjadi perubahan pada larutan, warna larutan tetap bening atau tidak

berwarna. Selanjutnya pada glisin dengan konsentrasi 1 - 2%, sama saperti

alanin tidak terjadi perubahan, larutan tidak berwarna baik setelah dilakukan

pemanasan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa baik alanin maupun glisin

memberikan uji negatif karena larutan tersebut tidak berwarna.

Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOO-CHO). Jika

reagen tersebut ditambahkan dengan senyawa yang mengandung cincin indol

dan ditambahkan dengan asam sulfat maka akan membentuk cincin ungu pada

interfase kedua cairan tersebut. Pada uji Hopkins cole, saya melakukan uji

terhadap larutan susu dengan reagen Hopkins cole. Susu mengandung asam

amino esensial termasuk tryptofan, maka pada larutan susu ini akan

menghasilkan cincin ungu tersebut. Larutan susu ditambahkan dengan reagen

tersebut larutan menjadi putih keruh kemudian ditambahkan dengan H2SO4

Page 18: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 18

secara perlahan-lahan dibagian dinding tabung reaksi dengan cara memutar

tabung reaksi. Terlihat perubahan yaitu terdapat endapan putih kekuningan,

lama-kelamaan endapan itu menghilang dan terbentuk cincin coklat antara

kedua cairan, bagian bawah bening, bagian tengah terbentuk cincin coklat dan

bagian atas berwarna merah muda. Disini saya mencoba dan mengulang

beberapa kali untuk mendapatkan cincin antara kedua cairan itu. Mungkin

karena factor dari larutan susu tersebut yang membuat saya mengulang

melakukan uji ini, karena kemungkinan larutan susu ini sudah basi, sehingga

merusak asam amino yang terkandung dalam larutan susu tersebut yang

mengakibatkan cincin yang terbentuk berwarna coklat.

Uji terakhir uji ninhidrin, disini saya melakukan uji terhadap larutan susu

dengan konsentrasi 4 – 5 %. Apabila ninhidrin dipanaskan bersama asam

amino, maka akan terbentuk larutan yang berwarna ungu. Seperti yang

diketahui larutan susu mengandung asam – asam amino esensial dan terbukti

bahwa larutan susu ini memberikan uji positif karena setelah dipanaskan

larutan berubah warna menjadi ungu.

Page 19: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 19

X. Kesimpulan

1. Pada uji millon, asam amino akan memberikan uji positif apabila

ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata pada larutan.

2. Pemanasan pada uji Millon dan Ninhidrin bertujuan untuk mempercepat

reaksi yang terjadi.

3. Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOO-CHO). Jika

reagen tersebut ditambahkan dengan senyawa yang mengandung cincin

indol dan ditambahkan dengan asam sulfat maka akan membentuk cincin

ungu pada interfase kedua cairan tersebut.

4. Pada uji Hopkins cole, larutan susu memberikan uji positif dengan

terbentuknya cincin coklat pada interfase kedua cairan tersebut.

5. Jika Ninhidrin dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk

larutan yang berwarna ungu

6. Larutan susu mengandung asam amino esensial dengan bukti bahwa larutan

susu ini memberikan uji positif karena setelah dipanaskan larutan berubah

warna menjadi ungu.

Page 20: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 20

XI. Daftar Pustaka

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta

Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta

Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Universitas

Sriwijaya:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

http://jlcome.blogspot.com/2007/10/pengetahuan-protein.html (diakses pada 28

februari 2012)

Page 21: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 21

XII. Pertanyaan dan Jawaban

a. Uji Millon

1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?

Jawaban: Larutan akan berubahan berwarna merah, dan terbentuk garam

merkuri dari tirosin yang ternitrasi

2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?

Jawaban: Hal ini telah terjadi akibat adanya perubahan struktur tersier ataupun

kwartener pada albumin, sehingga protein tersebut mengendap.

3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?

Jawaban: Larutan yang memberikan uji negatif adalah valin, leusin, glisin,

glutamin, asam aspartat, triftofan, dan arginin. Hal ini dikarenakan di dalam

larutan tersebut tidak memiliki gugus fenol.

b. Uji Hopkins-Cole

1. Protein apakah yang tidak memberikan uji positif?

Jawaban: Hampir semua protein uji tidak memberikan hasil uji positif, kecuali

triptofan, kuning telur dan putih telur

c. Uji Ninhidrin

1. Warna apa yang terbentuk?

Jawaban: Warna yang terbentuk adalah warna biru, namun khusus untuk prolin

berwarna kuning

2. Gugus apa yang memberikan uji positif?

Jawaban: Gugus Non Polar

Page 22: Laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)

Nursa’id Fitria (06101410022) Page 22

XIII. Gambar

Penjepit tabung tabung reaksi

Gelas ukur Bunsen

Beker gelas Pengaduk

Neraca digital Pipet tetes