Laporan Besar Dit (Desa Kekep) 2 Revisi (2)

41
LAPORAN FIELDTRIP DASAR ILMU TANAH DI KOTA BATU KABUPATEN MALANG (DESA KEKEP,KOTA BATU) Disusun Oleh : O1 Asisten : Yeni Setyorini PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 1 | Laporan Fieldtrip

description

LAPORAN FIELDTRIP MATA KULIAH DASAR ILMU TANAH DI KOTA BATU KABUPATEN MALANG (DESA KEKEP, KOTA BATU)

Transcript of Laporan Besar Dit (Desa Kekep) 2 Revisi (2)

LAPORAN FIELDTRIPDASAR ILMU TANAHDI KOTA BATU KABUPATEN MALANG(DESA KEKEP,KOTA BATU)

Disusun Oleh : O1Asisten : Yeni Setyorini

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2012

Kelompok O-1NONAMANIM

1Endang Puji Astuti125040201111285

2Nurwidyaningsih125040201111286

3M.Azrul Ahsani K125040201111287

4Azhari Nuril Nastiti125040201111288

6Siti Milkhatul Fithroh F125040201111290

7Putri Pebriana Hasibuan125040201111291

8Try Desyant Oppieta125040201111292

9Lea Agita125040201111293

10Samson Setiadi Pardede125040201111295

11Afpia Dwi Kurnia125040201111296

12Achsin Cahyanig Gusti125040201111297

13Muhammad Haris125040201111298

14Novita Fitri Yanti125040201111299

15Windiani Velana Kartika125040201111300

16Abdul Aziz125040201111301

17A.Nirma wahyuni125040201111302

18Masni Tuty Hartati Sihotang125040201111303

19Falia Nanda Nur A125040201111304

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya pembuatan laporan praktikum makalah dasar ilmu tanah mengenai Sifat-sifat tanah. Pembuatan makalah dasar ilmu tanah ini merupakan salah satu tugas kelompok untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa fakultas pertanian Universitas Brawijaya terhadap dasar ilmu tanah mengenai Sifat-sifat Tanah. Harapan kami hal ini dapat menjadi laporan makalah yang baik untuk media pemahaman mengenai dasar ilmu tanah dikalangan mahasiswa fakultas pertanian Universitas Brawijaya.Terima kasih kami ucapkan kepada kakak pendamping praktikum dasar ilmu tanah. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karenanya kami menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat.

Malang,16 Desember 2012

Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR............................................................................................3DAFTAR ISI...........................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.................................................................................61.2 Tujuan..............................................................................................6BAB II METODOLOGI2.1 Tempat dan waktu....................................................................................72.2 Alat, Bahan, dan Fungsi...........................................................................72.2.1 Alat dan Bahan .............................................................................72.2.1.1 Pos 1 (Kimia).....................................................................72.2.1.2 Pos 2 (Fisika).....................................................................72.2.1.3 Pos 3 (Biologi)...................................................................82.2.1.4 Pos Pedologi......................................................................82.3 Langkah-Langkah Deskripsi Tanah................................................8 2.4 Klasifikasi tanah.............................................................................9BAB III KONDISI UMUM WILAYAH3.1 Kondisi Biofisik ( Land Use ,land Cover dan Tingkat Poligol)..................203.2 Kondisi Fisiografis ( lereng dan Relief )....................................................20BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Deskripsi Lingkungan (FISIKA TANAH)........................................234.2 Hasil Pengamatan Biodiversitas Tanah ( BIOLOGI TANAH )..................24 4.3 Hasil pengamatan Tingkat Kesuburan Tanah ( KIMIA TANAH).............25 4.4 Hasil Deskripsi dan klasifikasi Profil Tanah dan Pedologi........................26

BAB V PEMBAHASAN5.1 Pengaruh Penggunaan Dan Pengolahan Lahan Terhadap Sifat FIsik Tanah..........................................................................................................325.2Hubungan Kondisi Biofisik Dan Fisiografis Terhadap Tingkat Biodiversitas Tanah....................................................................................335.3 Hubungan Penggunaan Dan Pengelolaan Lahan Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah........................................................................................335.4 Analisa Data Hasil Deskripsi dan Klasifikasi Profil Tanah........................35 5.5 Pengaruh Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi, Serta Sifat Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi Dan Longsor........................................................36BAB VI KESIMPULANDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTanah merupakan media tumbuh tanaman untuk hidup dan sebagai tempat tinggal untuk hidup mikroorganisme dalam tanah. Tanah berperan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Tanah juga mempunyai banyak fungsi, misalnya dalam bidang biologi , fisika dan kimia . Biologi tanah mempelajari organisme yang ada di dalam dan di luar tanah sebagai habitat dan penyedia makanan bagi tumbuhan. Kimia tanah mempelajari tentang unsur-unsur yang terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman, misalnya senyawa Nitrogen, Kalium, Phosphor,dan Magnesium. Sedangkan fisika tanah mempelajari tentang segala bentuk fisik tanah seperti warna, tekstur, konsistensi, struktur dan lain sebagainya. Di bidang pertanian kita tidak akan pernah lepas dari unsur-unsur tanah yang merupakan media tanam bagi sebagian besar tanaman. Untuk itu, kita harus mempelajari lebih dalam tentang tanah, mulai dari penampakan luar hingga penampakan dalamnya. Jadi, sangat penting bagi kita untuk lebih memahaminya dengan cara melakukan praktek di lapangan tentang tentang biologi tanah, kimia tanah dan fisika tanah serta identifikasinya. Untuk itu kami melakukan fieldtrip ke Desa Kekep, Kota Batu, Kabupaten Malang. Hasil yang telah kami peroleh dari fieldtrip, telah kami tuliskan dalam bentuk laporan ini.

1.2 Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum lapang ini adalah :1. Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horison.2. Untuk mengetahui land use dan land cover pada suatu lahan.3. Untuk mengetahui pengaruh Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi, Serta Sifat Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi Dan Longsor.

BAB IIMETODOLOGI2.1Tempat dan waktu Filtrip yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2012 jam 06.00-13.00 WIB berlokasi di Desa kekep yang berlokasi di kota batu belakang selekta, Kabupaten Malang. 2.2Alat, Bahan dan fungsi (Fisika, kimia, biologi dan pedologi)2.2.1Fisika Alat 1. Kamera : Untuk mengambil gambar objek yang diamati 2. Alat tulis : Untuk mencatat form fieldtrip3. Klinometer: Untuk menentukan kemiringan lereng Bahan

2.2.2 Kimia AlatKamera : Untuk mengambil gambar objek yang diamati Alat tulis : Untuk mencatat form fieldtripFial Film: Tempat untuk memasukkan sampel tanah yang terdapat di lahan.Indikator pH: Untuk menentukan pH tanah BahanSample Tanah: Sebagai sampel pengamatanAquades: Untuk melarutkan sampel tanahDaun wortel: Sebagai bahan pengamatan Daun bawang prei: Sebagai bahan pengamatan2.2.4Biologi Alat Kamera:Untuk mengambil gambar objek yang diamati Alat tulis : Untuk mencatat form fieldtripTali Rafia: Untuk membuat plot frame(50x50 cm) Bahan Vegetasi: Sebagai specimen yang diamati2.2.3Pedologi AlatPisau / kayu:Untuk mengetahui konsistensi tanah dan memberi batas barisan pada tanah.Kamera :Untuk mengambil gambar objek yang diamati Alat tulis :Untuk mencatat form fieldtrip Bahan -Tanah dari setiap horizon: Sebagai sampel yang diamati.- Air untuk membasahi tanah.

2.3 Langkah-Langkah Deskripsi Tanah 1) Menentukan Lokasi Deskripsi Tanah Dalam menentukan lokasi harus di tempat yang representatif sesuai dengan tujuan kajian yang dilakukan. Beberapa hal yang penting dalam penentuan lokasi pembuatan minipit maupun profil, antara lain:1. Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan, kuburan atau bahan-bahan lainnya.1. Berjarak >50 m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air, dan bangunan lainnya.1. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil.1. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.2) Prosedur DeskripsiBeberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau deskripsi profil tanah adalah sebagai berikut:1. Sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungi.1. Hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada waktu sinar matahari kurang terang (maksimal pukul empat sore).1. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan air (kondisi lembab).1. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak mengganggu pengamatan.3) Metode Deskripsia. Alat dan bahanAlat penggali1. Ranting Pohon Deskripsi tanah1. Pisau lapang*1. Buku Munsell Soil Colour Chart *1. Botol air1. Meteran (roll meter) 1.5 m*1. Sabuk profil (meteran berukuran lebar 3-5 cm, panjang 3 meter)*1. Pengukur Ph1. Form pengamatan1. Meja dada (sebagai alas untuk menulis)1. Alat-alat tulis1. KameraDeskripsi lokal1. Kompas*1. GPS*1. Klinometer1. Stereoskop saku*1. Altimeter*1. Buku catatan

Catatan * : Pada Pos 8 kemaren terdapat keterbatasan alat,pos kami tidak mendapat peralatan yaitu kompas,GPS,Stereoskop saku, altimeter, Pisau lapang, Buku Munsell Soil Colour Chart, Meteran (roll meter) 1.5 m, Sabuk profil (meteran berukuran lebar 3-5 cm, panjang 3 meter).b. Cara kerjaDalam melakukan pengamatan profil tanah dilakukan orientasi pada seluruh profil tanah dimulai dari bagian bawah, dan perhatikan perbedaan-perbedaan sifat tanah yang ada dalam setiap lapisan tanah. Tahap-tahap yang dilakukan antara lain:1. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara jelas, misalnya warna tanah.1. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk mengeluarkan konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.1. Apabila warna tanah, kepadatan, dan tekstur tanah sama, maka perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon.1. Setelah horizon ditentukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati.1. Selanjutnya lakukan deskripsi dan pencatatan hasil deskripsi pada kartu profil tanah. 2.4 Klasifikasi tanah

BAB IIIKONDISI UMUM WILAYAH3.1 Kondisi Biofisik (Land use, Land Cover dan Tingkat Poligol) Pada Lokasi PengamatanPada lokasi pengamatan yang dilakukan di daerah kekep ini, land use yang digunakan adalah lahan agroforesty, dengan land cover yaitu pinus, mangis, alpukat, dan apel karena sebagian besar yang mendominasi lahan tersebut adalah tanaman tahunan, sedangkan pada bagian bawah bukit land use yang digunakan adalah lahan tegalan yang terdapat land cover antara lain tanaman wortel, kentang, brokoli, dan tanaman mawar. Land cover yang menutupi land use di daerah pengamatan cocok dengan pengolahan tanah pada daerah tersebut dikarenakan kemiringan pada lahan tersebut 35%. Oleh karena itu, cocok ditanami vegetasi yang memiliki akar panjang dan kemungkinan terjadi erosi rendah karena vegetasi yang memiliki akar panjang mampu menahan erosi.3.2 Kondisi Fisiografis lokasi Pengamatan (lereng dan relief)Hasil Pengamatan fisiologis pada saat pengamatan kondisi kecuraman lereng di daerah pengamatan masuk ke dalam kelas IV yaitu curam ,hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi erosi relatif kecil. Dikarenakan pada daerah pengamatan tersebut adanya terassering dan penyusunan terassering lahan tersebut sudah benar, maka potensi terjadinya erosi dapat di minimalkan. Karena penyusunan terassering yang benar itu adalah menghadap pada lerengnya.Pada relief makro adalah gunung dengan lereng 35%, pada relief mikro adalah ters dan termasuk lereng majemuk.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Deskripsi Lingkungan dan sketsa lokasi (Fisika Tanah)Perlakuan yang dilakukan oleh petani di Desa Kekep adalah dengan tidak membuka lahan pada bagian atasnya, namun mereka membiarkan tanaman tahunan tumbuh tanpa ditebang. Hal tersebut karena tanaman tahunan mampu menahan air dan menyerap air dalam jumlah cukup besar. Pada daerah pengamatan tersebut memiliki kemiringan 35 yang masuk ke dalam kelas IV yaitu curam. Oleh karena itu, lahan tersebut cocok ditanami vegetasi yang memiliki akar panjang dan kemungkinan terjadinya erosi rendah karena vegetasi yang memiliki akar panjang mampu menahan erosi contohnya adalah tanaman tahunan. Dikarenakan pada daerah pengamatan tersebut adanya terassering dan penyusunan terassering lahan tersebut menghadap pada lereng, maka potensi terjadinya erosi dapat di minimalkan.4.2 Hasil pengamatan biodiversitas tanah ( Biologi Tanah )Pada pengamatan di pos biologi dibuat plot sebesar 50 x 50 cm, untuk mengetahui organisme apa saja yang ada dan hidup di lahan pengamatan yang telah dibuat. Frame 1 (tanaman Kol):1. Cacing Tanah (sebanyak 1 ekor)Cacing tanah merupakan hewan nocturnal dan fototaksis negatif. Noktural adalah aktivitas hidupnya lebih banyak pada malam hari sedangkan pada siang harinya istirahat. Fototaksis negatif adalah cacing tanah selalu menghindar kalau ada cahaya, bersembunyi di dalam tanah. Cacing bernafas dengan permukaan tubuhnya, oleh karena itu permukaan tubuhnya selalu dijaga kelembabannya, agar pertukaran oksigen dan karbondioksida berjalan lancar. Peran cacing dalam ekosistem ialah sebagai indikator penyubur tanah dan juga merupakan organisme yang berperan di dalam dan permukaan tanah.Klasifikasi Filum: AnnelidaKelas: ClitellataOrdo: HaplotaxidaSubordo: Lumbricina2. Kelabang sebanyak 1 ekorKelabang adalah hewanmetamericyang memiliki sepasang kaki di setiap ruas tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan yang berbisa dan termasuk hewannokturnal. Kelabang biasanya terdapat di daerah yang diarsir seperti bagian bawah daun-daun mati dan batu, gua, hutan, dan bahkan bagian dalam rumah. Mereka biasanya ditemukan di banyak daerah iklim dari dunia seperti padang pasir, pegunungan, dan hutan. Mereka adalah arthropoda soliter. Pada siang hari mereka pergi untuk mencari perlindungan di lahan basah dan gelap, tetapi jika cuaca terlalu basah atau terlalu kering, mereka mencari tempat lain, datang untuk berlindung di dalam rumah.KlasifikasiKerajaan : AnimaliaFilum: ArthropodaSubfilum: MyriapodaKelas: Chilopoda

3. Semut (sebanyak 1 ekor)Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja,semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metaplural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole).KlasifikasiKingdom: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas: InsectaOrdo: HymenopteraSubordo: ApokritaSuperfamili: VespoideaFamilia: FormicidaeGenus: FormicaSpesies: Formica yessensis

4. Lalat 1 ekorLalat jika hinggap di suatu tempat bisa menyebabkan sekitar 125 ribu kuman bakteri yang jatuh di lokasi tersebut, lalat memiliki antena yang pendek dan memiliki dua sayap asli dan dua sayap kecil yang berfungsi sebagai stabilitas saat hewan lalat tersebut terbang. Lalat dianggap sebagai penyebar penyakit yang cukup serius karena bisa menyebarkan ratusan ribu kuman bakteri saat mendarat di suatu tempat. Lalat sendiri sangat mengandalkan penglihatannya agar bisa terus bertahan hidup. Mata hewan lalat majemuk yang terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan di sekitarnya bahkan sebagian lalat ada yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang sangat akurat serta ada juga yang bahkan memiliki pendengaran yang canggih semisalOrmia ochracea. Lalat memiliki populasi yang sangat besar karena mereka mampu melakukan perkawinan secara efektif dalam waktu yang relatif singkat selama musim kawin. Hewan lalat jenis kelamin betina biasanya meletakkan telur-telur lalat di dekat sumber makanan misalnya pada buah- buahan yang hampir matang sehingga setelah telur menetas setelah diletakkan di sumber makanan maka larva akan bisa mengkonsumsi makanan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat sebelum larva tersebut beranjak menjadi lalat dewasa.KlasifikasiKerajaan: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas: InsectaSubkelas: PterygotaInfrakelas: NoepteraSuperordo: EndopterygotaOrdo: Diptera Frame 2 (Tanaman Apel):4. Kepik (sebanyak 1 ekor)

4.3 Hasil Pengamatan Tingkat kesuburan tanah ( Kimia Tanah) Hasil filtrip di Desa KekepYang pertama kita lakukan adalah mengamati indikator kesehatan tanah,yaitu unsur hara yang terdapat pada lahan yang ditanami wortel dan bawang merah. Hasil dari pengamatan unsur hara yaitu:No.Nama Tanaman Gejala yang ditemukanKelebihan/kekurangan unsur

1.Wortel-Kuning merata-Kuning tidak merata-Ujung terbakarKekurangan unsur NKekurangan Unsur K

2.Bawang merah-Pinggir daun terbakarKekurangan Unsur K

Daun WortelDaun Bawang merahSetelah itu kami melakukan pengukuran Ph tanah dengan menggunakan kertas lakmus dan hasil pH-nya adalah 7, sehingga pH pada lahan tersebut termasuk pH optimum, untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toxsitas unsur mikro tertekan, pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi Defesiensi P, Ca, dan Mg serta toxsitas B, Cu, Zu, dan Fe, sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, mA, Cu, Zu, Ca, dan Mg juga keracunan B dan Mo.Adapun tanaman yang kami temui di lahan tersebut adalah tanaman sayur-sayuran yaitu tanaman wortel. Untuk syarat tumbuh, wortel dapat ditanam di daerah dengan ketinggian 1.200 1.500 mdpl. Tanah yang baik dalam proses pertumbuhan sayuran ini yaitu tanah yang subur, gembur, dan kaya akan humus, dengan pH antara 5,5 6,5. Tanaman wortel sangat cocok pada suhu 22 24o C dengan temperatur lembab dan cukup sinar matahari. Jika tanah yang akan dibuat menjadi lahan tanam kurang subur, maka dapat dilakukan pemupukan secara intensif.

4.4 Hasil Deskripsi Profil Tanah (Pedologi) Dari pengamataan lapang yang dilakukan di desa kekep pada 16 Desember 2012 kabupaten Malang. Bahan induk berasal dari batuan dan aktivitas vulkanik, relief makro berbukit dan relief mikro teras, lereng majemuk, kemiringan 35%, aliran permukaan cepat, drainase alami baik, permeabilitasnya tinggi, sumber air dari air hujan, erosi yang nampak alur kelas ringan, dan tingkat bahaya cukup. Vegetasi dan penggunaan lahan sebagai hutan, vegetasi alami yaitu pinus, manggis, alpukat, dan apel. Lahan tegalan yang digunakan jenis hutan dengan tanaman wortel , kentang, brokoli, dan tanaman mawar. Epipedon umbrik, endopedon kambik, ordo tanah inceptisol. Geomorfologi atas dua horizon:

BAB VPEMBAHASAN5.1 Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Fisik Tanah1. Biologi- Jika diolah terus menerus dapat mempengaruhi kehidupan biologi, jika bahan organik di dalam tanah berkurang maka cadangan makanan di dalam tanah berkurang dan cacing tanah tersebut memanfaatkan bahan organik sebagai makanannya. Kita ketahui bahwa cacing tanah adalah agen soil engineering.- Meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah), dan meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah). Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman.2. Fisika- Tata ruang : Tata udara dan tata air.- Jika bahan organiknya hilang maka mengakibatkan adanya perubahan sifat tanah di permukaan yang berupa penurunan bahan organik dan jumlah ruang pori di dalam tanah.- Stimulan terhadap granulasi tanah,- Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,- Menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,- Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil,- Mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam,- Menetralisir daya rusak butir-butir hujan,- Menghambat erosi, dan- Mengurangi pelindian (pencucian/leaching).5.2 Hubungan Kondisi Biofisik dan Fisiografi Terhadap Tingkat Biodiversitas TanahKondisi biofisik dan fisiografis merupakan kondisi tanah yang berpengaruh penting terhadap tingkat keanekaragaman hayati (biodiversitas) tanah.Sifat biofisik tanah meliputi perubahan mendasar dari struktur, tekstur, porositas, dan konsistensi tanah. Sifat ini juga tentunya berhubungan dengan tingkat seresah yang ada pada daerah yang kami amati. Hal ini disebabkan karena bahan organik alami yang banyak seperti seresah yang akan berpengaruh nantinya pada struktur tanah di tempat yang kami amati. Ini didasarkan pada fungsi bahan organik itu sendiri sebagai pengikat partikel-partikel tanah.Sifat fisiografi tanah juga berpengaruh pada tingkat biodiversitas tanah. Tentunya pengaruh sifat fisiografi ini berhubungan dengan pembentukan dan perkembangan tanah. Fisiografis ini meliputi deskripsi tentang genesis dan wilayah yang dipandang dari faktor dan proses pembentukannya. Fisiografis mempengaruhi pembentukan tanah yang secara langsung menyebabkan terbukanya permukaan bumi terhadap pengaruh matahari angin dan udara. Jadi apabila perkembangan tanah tidak bagus maka tingkat biodiversitas tanah pun akan rendah.(Dasar Ilmu Tanah & Konsep Kesuburan Tanah, 2010)Hubungan kondisi biofisik dan fisiografi terhadap tingkat biodiversitas tanah pada lokasi pengamatan yang dilakukan di daerah kekep ini, ialah pada biofisik lahan yang digunakan ialah agroforesty yang sebagian besar yang didominasi tanaman tahunan, sedangkan pada bagian bawah bukit land use yang digunakan adalah lahan tegalan. Land cover yang menutupi land use di daerah pengamatan cocok dengan pengolahan tanah pada daerah tersebut dikarenakan kemiringan pada lahan tersebut 35%. Oleh karena itu, cocok ditanami vegetasi yang memiliki akar panjang dan kemungkinan terjadi erosi rendah karena mampu menahan erosi. Hewan yang terdapat pada lahan tersebut ialah cacing tanah, kelabang, semut, lalat dan kepik yang menambah keanekaragaman hayati (biodiversitas) tanah pada lahan tersebut dan hasil pengamatan fisiologis pada saat pengamatan kondisi kecuraman lereng dengan kemiringan pada lahan tersebut 35% yang masuk kedalam kelas IV yaitu curam cocok ditanami vegetasi yang memiliki akar panjang dan kemungkinan terjadi erosi rendah karena mampu menahan erosi. Dengan kondisi lereng yang curam dan hewan yang terdapat pada lahan tersebut ialah hewan penyubur tanah dengan tanaman tahunan yang mendominasi maka tingkat keanekaragaman hayati (biodiversitas) tanahnya sangat beragam karena terdapat banyak organisme yang hidup di dalam tanah dan banyak tanaman dipermukaannya.5.3 Hubungan Pengelolaan dan Penggunaan Lahan terhadap Tingkat Kesuburan TanahBerdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kesuburan tanah pada lokasi subur, dikarenakan banyaknya vegetasi yang berada pada lokasi juga dapat menjadi sumber bahan organic sehingga kesuburan tanah tetap stabil. Selain itu dengan banyaknya bahan organic dalam tanah maka semakin banyak pula organism yang berada didalam tanah, sehingga organism yang terdapat dalam tanah dapat membantu menyuburkan tanah misalnya sisa-sisa kotoran cacing tanah, pergerakan cacing tanah juga dapat membantu meningkatkan bioturbasi, pergerakan air dalam tanah (perkolasi), dan pergerakan udara dalam tanah (aerasi).5.4 Analisa Data Hasil Deskripsi dan Klasifikasi Profil TanahKalau kita memotong tanah secara melintang, yang mula-mula kita dapati ialah lapisan mendatar, irisan semacam ini disebut profil dan lapisan-lapisan yang terlihat masing-masng disebut horizon. Menurut data hasil studi lapang yang kita dapatkan di Desa Kekep diketahui :-Tinggi tanah : 85 cm-Struktur tanah : gumpal membulat-Warna horizon 4 : 10 YR 3/3-Warna horizon 3 : 10 YR 3/2-Warna horizon 2 : 10 YR 2/2-Warna horizon 1 : 10 YR 2/1-Epipedon tanah : umbrik-Endopedon tanah: kambik-Ordo tanah : InceptisolInceptisol adalah tanah tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horison albik, juga yang menpunyai beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya.(Hardjowigeno,1993)Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut turut dalam musim musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika.(Darmawijaya, 1990)5.5 Pengaruh Sifat Fisik, Kimia dan Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi dan Longsor Pengaruh sifat kimiaPada kondisi tanah yang kami gunakan untuk fieldtrip DIT yaitu pH yang terukur yaitu 7,0 yang merupakan pH tanah yang netral. Untuk bahan organik yang tersedia di dalam tanah di lahan tersebut, kandungannya cukup tinggi. Sehingga untuk potensi terjadinya erosi/longsor akan sulit terjadi. Karena jika bahan organik yang terkandung dalam suatu tanah semakin tinggi, maka partikel-partikelnya akan semakin kuat merekat dan erosi/longsor akan sulit terjadi.

Pengaruh Morfologi TanahPada lahan di desa Kekep yang kami jadikan sebagai tempat Fieldtrip, berdasarkan yang kami amati kondisi kecuraman lereng di daerah pengamatan masuk ke dalam kelas IV yaitu curam, hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi erosi relatif kecil. Dikarenakan pada daerah pengamatan tersebut adanya terassering dan penyusunan terassering lahan tersebut sudah benar, maka potensi terjadinya erosi dapat di minimalkan. Karena penyusunan terassering yang benar itu adalah menghadap pada lereng. Kami menemukan pembuatan terassering yang menghadap ke arah lereng, sehingga hal tersebut dapat membantu meminimalkan terjadinya potensi erosi/longsor.Selain itu kami juga mendapatkan data bahwa aliran permukaan yang terjadi di lahan tersebut adalah cepat. Drainasenya baik dan permeabilitasnya tinggi. Sehingga potensi erosi/longsor yang akan terjadi dapat diminimumkan.

Pengaruh sifat FisikaPengamatan yang kami lakukan pada lahan pertanian di Desa Kekep menunjukkan bahwa kemiringan lereng yang diukur menggunakan klinometer pada saat fieldtrip yaitu 35%, yang berarti pada kemiringan tersebut vegetasi yang cocok ditanami di lahan tersebut adalah vegetasi tanaman tahunan yang memiliki akar panjang dan mampu menahan air serta menyerap air dalam jumlah cukup besar sehingga potensi erosi/longsor dapat diminimumkan.

BAB VIKESIMPULANDari field trip yang kami lakukan ke Desa Kekep,Kota Batu yang berada di Provinsi Jawa Timur didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:1. Pos FisikaPengamatan yang didapatkan yaitu untuk meminimalisir terjadinya erosi massal atau longsor petani di daerah tersebut melakukan hal yang kami rasa cukup tepat yaitu dengan tidak menebang tanaman tahunan yang berada diatas lereng. Tanaman tersebut berfungsi untuk menyerap air yang mengalir ke bawah dengan cara menyerap melalui akarnya. Sedangkan di bawah tanaman musiman terdapat jenis vegetasi lainnya yang juga tidak diganggu oleh petani.2. Pos BiologiMakro OrganismeNO.Jenis Makro OrganismeJumlah

Frame 1Frame 2

1.Semut32

2.Kelabang11

3.Rayap31

4.Lalat -1

3. Pos PedologiPada pos ini kami pengamatan yang kami lakukan dengan bantuan dari asisten ordo tanah yang di ketahui adalah inceptisol.

4. Pos KimiaPada pos ini kami melakukan penelitian dengan menguji pH tanah yang berada di area tersebut sehingga didapatkan hasil pHnya yaitu 7

DAFTAR PUSTAKAMadjid, A. R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online untuk mata kuliah: (1) Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (2) Kesuburan Tanah, (3) Teknologi Pupuk Hayati, dan (4) Pengelolaan Kesuburan Tanah Lanjut. Fakultas Pertanian Unsri & Program Pascasarjana Unsri. http://dasar2ilmutanah.blogspot.comNotohadiprawiro, T. Murdani dan E sukana. 1971. suatu pendapat tentang pemilihn lokasi dan pelakasanaan percobaan pertanian. Usyawarah Kerja Produktivitas Tanah Propinsi Jawa Tengah, di Solo. Laporan Stensil Bagian 5.2.2.Pannekoek, A. J. 1949. Outline of the geomorphology of Java. Geol. Survey, Haarlem, T. A. G. p. 270-326.Soil Survey Staff USDA. 1960. Soil Classification, A Comprehensive System. 7th Approximation. Supplement 1964 dan 1967. US Government Printing Office, Washington D. C. vi +265 PP.Storie, R. Earl, and Walter W. Weir. 1953. Generalized Soil Map of California. Manual 6, Calif. Agr. Exp. Sta. 51 p.Rena,2011.http://rena-oyong.blogspot.com/2011/10/profil-tanah.htmldiakses 5 januari 2013Darmawijaya, M. Isa. 1990.Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Diakses 5 januari 2013Selma,2010.http://selma9398.blogspot.com/2010_08_01_archive.htmlDiakses 5 januari 2013Erwin,2012.http://erwingeograf.blogspot.com/2012/04/tanah.htmlDiakses 5 januari 2013Anonymous,2013. ttp://dasar2ilmutanah.blogspot.com.Diakses 5 januari 2013Anonymous,2013.http://reniconan.blogspot.com/2012/03/kelabang-masuk-duniaku-d.htmlDiakses 5 januari 2013Anonymous,2013. http://mamaeka.com/ciri-ciri-khusus-hewan-lalat/Diakses 5 januari 2013

Lampiran1. Deskripsi dan Klasifikasi1.Klasifikasi: Inceptisol2. Lokasi: Desa kekep,kota batu kabupaten malang3. Tanggal pengamatan: 16 Desember 20124. Waktu pengamatan: 06.00-13.005. Relief: Lereng Bergelombang6. Kelerengan: 52%7. Arah lereng: Utara8. Batuan Permukaan: Tidak Ada9. Air tanah: Dalam10. Drainase: Sedang11. Banjir: Tidak Ada12. Erosi: Permukaan13. Land use: Agroforesti14. Vegetasi: Wortel ,Apel , Kol 15. Bahan induk: Batuan Vulkanis

1.Dokumentasi Alat

Gambar kamera

Gambar Klinometer2. Dokumentasi Kondisi Lokasi Pengamatana.Pos Kimia

b.Pos Fisikac.Pos Biologi

d.Deskripsi dan Klasifikasi

19 | Laporan Fieldtrip