LAPORAN bengkel
-
Upload
sekar-soeparman -
Category
Documents
-
view
262 -
download
7
description
Transcript of LAPORAN bengkel
LAPORAN
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK INDUSTRI
Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri
Pengampu: Eko Widiarto, S.T, M. Eng
Disusun Oleh :
Sekar Ayu Tunjungsari
3.39.13.3.21
Kelas LT 2D
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Praktikum Instalasi
Listrik Industri semester empat yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret2014 sampai dengan
14 Maret 2014.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Instalasi Listrik Industridi Politeknik Negeri Semarang.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan praktikum instalasi listrik industri
yang dilaksanakan selama tiga minggu di Laboratorium Bengkel Politeknik Negeri
Semarang. Mata kuliah praktikum instalasi listrik industri pada semester empat ini melatih
mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui nama alat – alat listrik, fungsinya, serta cara
penggunaannya. Selain itu dapat melatih mahasiswa untuk merangkai instalasi listrik industri
untuk pembelajaran selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Eko Widiarto, S.T, M. Eng. selaku Dosen praktek InstalasiListrik Industri.
2. Teman – teman LT 2 D yang telah mendukung hingga praktek semester IV ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Semarang, 13 Juni2015
Penyusun
KESELAMATAN KERJA
Dalam melakukan Praktek Kerja Bengkel, harus selalu mengutamakan keselamatan.
Maka dari itu kita perlu memperhatikan beberapa hal mengenai keselamatan, antara lain:
1. Keselamatan kerja dalam ruang kerja listrik
Seseorang yang memasuki ruang kerja listrik harus:
a. Mendapat ijin dari petugas yang berwenang dan jika perlu harus diawasi oleh
petugas yang ditunjuk.
b. Ditemani seseorang untuk saling mengingatkan kemungkinan bahaya dan saling
membantu menghindarkan tindakan yang keliru yang dapat menimbulkan
kecelakaan.
c. Dalam keadaan jasmani dan rohani yang sehat, serta menggunakan pakaian yang
kering, waspada terhadapbahaya yang timbul, dan mengetahui dengan pasti apa
yang akan dilakukan dalam ruang tersebut.
d. Membawa dan memakai perlengkapan poengaman yang diperlukan, seperti sepatu
pngaman, bangku isolasi, dan tongkat pengaman.
e. Memperhatikan rambu peringatan dan menjaga agar badan dalam jarak yang aman
dari perlengkapan listrik yang bertegangan. Jika tidak sedang melakukan
pekerjaan, sedapat mungkin kedua tangan dimasukkan dalam saku.
2. Keselamatan kerja pada kondisi tidak bertegangan
Pelaksanaan pekerjaan pada kondisi tidak bertegangan harus dilakukan langkah –
langkah kerja untuk lebih menyakinkan kondisi tersebut, antara lain:
a. Perlengkapan listrik yang akan dikerjakan pada keadeaan bertegangan harus
dibebaskan dari tegangan dengan cara:
Semua sakelar dan kemudian pemisah yang memungkinkan tenaga listrik
mengalir ke bagian yang akan di buat tidak bertegangan harus dibuka dan
dikunci.
Patron lebur dan pengaman lebur yang bersangkutan yang memungkinkan
adanya tegangan harus dikeluarkan.
Semua penghantar yang berhubungan dengan ke meter yang memungkinkan
adanya tegangan harus diputus dan di pisahkan.
Melakukan pembuangan muatan listrik.
b. Sebelum dimulai suatu pekerjaan, seseorang yang berwenang harus melakukan
pemeriksaan tegangan dengan teleskop atau lampu uji untuk memastikan bahwa
perlengkapan yang akan dikerjakan telah bebas dari tegangan.
c. Orang yang ditugasi memimpin pekerjaan pembebasan tegangan, harus mempunyai
surat penugasan dari atasannya yang berwenang. Ia bertanggung jawab penuh bagian
sirkit yang di putuskan itu benar – benar telah di bebaskan dari tegangan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja yang berlaku.
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan, setiap sakelar yang memungkinkan penyaluran
tegangan harus dikunci dan anak kuncinya harus disimpan oleh petugas yang diberi
kewenangan untuk memimpin pekerjaan tersebut.
e. Jika transformator yang dihubungkan pararel hendak dibebaskan dari tegangan
sakelar pada kedua sisi tegangan harus dibuka. Selain itu untuk membebaskan
tegangan dari transformator yang mempunyai transformator tegangan, pengaman
lebur di sisi tegangan rendah dari transformator yang mempunyai transformator
tegangan juga harus dilepas, untuk menghindarkan kemungkinan transformator
menjadi bertegangan kembali melalui tusuk kontak gawai sinkronisasi atau voltmeter.
Titik kenal transformator juga harus di buka, kecuali jika ia di hubungkan dengan
penghantar pembumi tersendiri dengan baik.
3. Bekerja dalam keadaan bertegangan
a. Bekerja pada keadaan bertegangan dapat dilakukan jika
Tenaga harus sedikit- dikitnya 2 orang, harus ahli, terampil bekerja pada
keadaan betegangan, dan memiliki surat ijin kerja dari petugas yang berwenang.
Sekurang – kurangnya diantaranya harus bertindak sebagai pengawas di tempat
kerja.
Tenaga kerja harus dalam keadaan sehat rohani dan jasmani serta sadar, tidak
mengantuk, dan tidak dalam keadaan mabuk.
Tenaga kerja harus berdiri di tempat berisolasi dan atau menggunakan perkakas
yang berisolasi dan handal, atau perlengkapan lain yang memenuhi syarat, yang
sesuai dengan tegangan keja perlengkapan yang akan dikerjakan.
Tenaga kerja harus menggunakan pengaman badan yang sesuai seperti sarung
tangan pengaman, topi pengaman, sepatu pengaman, dan sabuk pengaman.
Semua perlengkapan harus diperiksa setiap kali akan dipakai sesuai dengan
petunjuk yang berlaku.
Keadaan cuaca harus baik, tidak mendung, dan tidak hujan bila bekerja di luar
ruangan.
b. Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di:
Ruang dengan bahaya kebakaran atau bahaya ledakan
Ruang lembab dan ruang sangat panas.
c. Pekerja dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan
telanjang meskipun ia telah membuat dirinya terisolasi dari bumi
d. Untuk pelaksanaan pekerjaan pencabangan kabel tanah dalam keadaan bertegangan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tenaga kerja wajib memakai gawai pengaman berupa kaca mata pengaman,
sarung tangan pengaman.
Memotong selubung logam harus dengan perkakas khusus yaitu yang tidak
merusak kabel tanah.jarak rambut antara ujung logam setelah dipotong dan
penghantar yang isolasinya akan dikupas harus cukup sehingga tidak mungkin
terjadi loncatan listrik dari penghantar ke selubung logam.
Setiap inti kabel tanah harus dilapisi isolasi tambahan yang cukup dan bila perlu
inti yang satu durenggangkan dari inti yang lain dengan gawai tertentu.
4. Bekerja didekat instalasi yang bertegangan
Keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan didekat instalasi yang bertegangan
harus dilakukan dengan melakukan:
a. Jarak minimum aman dari perlengkapan yang bertegangan ialah jarak batas jarak
terdekat orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
perlengkapan tersebut.
b. Tenaga kerja yang bekerja di dekat tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan
perlengkapan yang sedang dikerjakannya harus tau pasti bahwa perlengkapan
tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau dari imbas yang membahayakan, dan
perlengkapan itu harus dibumikan.
c. Didekat perlengkapan listrik yang bertegangan dilarang menggunakan pengukur
panjang atau tali logam, atau talli dengan anyaman benang logam.
d. Di dekat bagian bertegangan yang terbuka, dilarang menggunakan tangga kayu
atau tangga bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah
dengan arus listrik.
e. Jarak aman kerja yang tersebut dalam ada tidak dipenuhi, tenaga kerja harus
menggunakan pengaman dari bahan isolasi yang secara listrik dapat menyekat
bagian yang bertegangan.
5. Pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan listrik.
Kecelakaan dalam pekerjaan listrik diminimalisasi atau dihindarkan sama sekali jika
upaya – upaya berikut ini dilakukan:
a. Pelayanan listrik yang terdiri dari kegiatan menyalurkan, memindahkan, mengatur,
membagi, dan memutus listrik harus dilakukan sedemikian rupa sehingga aman
bagi yang melayani, aman bagi instalasi, instalasi listrik dapat berfungsi dengan
baik dan keandalan listrik yang disalurkan terjamin.
b. Petugas pelayanan instalasi listrik harus dilakukan oleh tenaga kerja yang khusus
terlatih untuk tugas itu atau, jika hal itu tidak mungkin maka dapat dilakukan oleh
seseorang dibawah pengawasan dan petunjuk petugas yang ahli.
c. Penanggung jawab pelayanan listrik harus seorang yang ahli yang di tunjukoleh
pengurus setempat untuk bertanggung jawab atas tugas melayani dan memelihara
instalasi listrik.
d. Perlengkapan listrik yang bertegangan mengengah atau tinggi harus dilayani
dengan menggunakan perkakas yang baik, kecuali jika perlengkapan listrik itu
dirancang atau dilenggkapi dengan gawai pelayanan khusus sehingga dapat
dilayani dengan aman tanpa perkakas.
e. Ruang bebas harus diatur sedemikian rupa dari setiap bagian dimana harus
diadakan pemeriksaan dan pelayanan, sehingga orang yang berwenang dapat
leluasa menjalankan tugasnya. Setiap gang yang mengelilingi mesin dan
perlengkapan, seperti generator, transformator, dan papan penghubung harus bebas
dari penghalang dan harus diatur sedemikian rupa sehingga orang berwenang dapat
dengan mudah mencapai semua bagian yang perlu di periksa dan diawasi.
f. Agar dapat bekerja dengan aman dibagian istalasi listrik yang memerlukan kondisi
tidak bertegangan, tindakan harus dilakukan berturut – turut.
g. Dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa, harta benda, atau instalasi
listrik, seseorang yang mengetahui tentang listrik tanpa memberitahukan kepada
petugas, dibenarkan mengambil tindakan cepat untuk menghentikan penyaluran
tenaga listrik dengan membuka sakelar atau degan cara lain yang aman.
6. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
a. Untuk memutuskan hubungan antara penderita dan penghantar dilakukan cara
seperti berikut:
1. Sedapat mungkin penghantar harus dibuat bebas tegangan dengan jalan
memutuskan sakelar atau melepaskan gawai pengaman. Atau penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan bendakering
bukan logam, misalnya sepotong kayu atau seutas tali yang dikaitkan pada
penghantar.
2. Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
3. Penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus
dengan pakaiaan yang dilipat – lipat.
4. Penghantar dihubung pendekkan atau dibumikan.
b. Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menghindarkan atau menguangi
pengaruh arus listrik. Ia harus menempatkan diri pada papan yang kering, kain
kering, pakaian kering atau alas serupa itu yang bukan logam ( kayu, karet). Jika
hal itu tidak mungkin,kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian
kering atau bahan kering serupa itu ( kertas, karet). Pada saat memberikan
pertolongan – pertolongan harus menjaga diri agar tubuhnya tidak bersentuhan
dengan benda logam.
I. TUJUAN PRAKTEK
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melaksanakan latihan praktek, setiap mahasiswa mempunyai keahlian dan
ketrampilan dalam bidang pekerjaan instalasi listrik yang luas.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan praktek diharapkan mahasiswa dapat
- Membaca gambar kerja instalasi tenaga dan penerangan dengan benar
- Melaksanakan perakitan, pengawatan, dan pemasangan panel distribusi dengan
baik dan benar
- Melaksanakan perakitan, pengawatan, dan pemasangan panel kontrol dengan baik
dan benar
- Melaksanakan perakitan, pengawatan, dan pemasangan panel penerangan dengan
baik dan benar
- Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga tiga fasa dengan baik dan benar
- Melaksanakan pemasangan instalasi penerangan tiga fasa dengan baik dan benar
- Mengoperasikan instalasi tenaga dan penerangan dengan baik dan benar
- Melakukan pengujian instalasi listrik dengan baik dan benar
II. DAFTAR KEBUTUHAN PERALATAN DAN BAHAN
2.1 DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN
(Untuk Praktek Instalasi Tanam pada Ukuran Permukaan yang Diperkecil)
No Nama Bahan Pos Satuan Jumlah Keterangan SumberA.Instalasi PeneranganA.1 Bahan Habis Pakai
1 Konduit Plastoflex ukuran nominal 11 m 1,3 ± dia. 18,5 mm import atau lokal2 Konduit Plastoflex ukuran nominal 13 m 3,5 ± dia. 20,0 mm import atau lokal3 Konduit Plastoflex ukuran nominal 16 m 0,5 ± dia. 34,0 mm import atau lokal4 Konduit KRF ukuran nominal 11 m 3,3 ± dia. 18,5 mm import atau lokal5 Konduit KRF ukuran nominal 16 m 0,5 ± dia. 23,0 mm import atau lokal6 Konduit KRFW ukuran nominal 16 m 0,8 ± dia. 18,5 mm import atau lokal7 Konduit baja dia 5/8” m 2,0 ± dia. 16,0 mm lokal8 Tule untuk dia” buah 6 lokal9 Kotak hubung plastik 95/95 lengkap buah 2 import atau lokal
Dengan tutup10 Cincin terminal buah 2 import atau lokal11 Panel Jenis Tanam Lengkap set 1 import atau lokal12 Kotak Tanam utk sakelar dll. buah 7 import atau lokal13 Kotak Tanam utk kotak kontak dll. buah 1 import atau lokal14 Roset Kayu utk Fitting Lampu buah 3 buatan sendiri15 Sok Konduit utk. Dia. 11 plastik/baja buah 12 Lokal16 Sok Konduit utk. Dia. 16 plastik/baja buah 6 Lokal17 Semen dm3 5 Lokal18 Kapur dm3 2,5 Lokal
19 Pasir dm3 25 Lokal20 Paku 2,5 x 60/70 buah 40 Lokal21 Kawat NYA 1,5 mm 2, warna fasa m 40 Lokal22 Kawat NYA 1,5 mm 2, warna biru m 15 Lokal23 Kawat NYA 1,5 mm 2, warna kuning-hijau m 15 Lokal24 Kawat NYA 2,5 mm 2, warna fasa m 10 Lokal25 Kawat NYA 2,5 mm 2, warna bisu m 3,5 Lokal26 Kawat NYA 2,5 mm 2, warna kuning-hijau m 3,5 Lokal27 Kotak Kontak PNE jenis tanam buah 2 Lokal28 Kotak kontak 3 PNE jenis tanam buah 1 Lokal29 Fitting E27 buah 3 Lokal30 Eternit tebal 5 mm utk. Pelindung ballast m2 0,1 Lokal31 Klem utk. Dia. 11 buah 4 Lokal34 Klem utk. Dia. 13 buah 2 Lokal
A.2 Bahan Inventaris1 Lampu TL 1x40 W lengkap dengan fitting Set 3 import atau lokal
Dan kapasitor 3,52uF, 400 Vac2 Panel Jenis Tanam lengkap Set 1 import atau lokal3 Kotak Kontak PNE jenis tanam Buah 2 Lokal4 Kotak Kontak 3PNE jenis tanam Buah 1 Lokal5 Fitting E27 Buah 3 Lokal6 Sakelar tunggal jenis tanam Buah 1 import atau lokal7 Sakelar tukar jenis tanam Buah 2 import atau lokal8 Kontak tekan jenis tanam Buah 2 import atau lokal
No. Nama Bahan Pos Satuan Jumlah Keterangan SumberB. Instalasi TenagaB.1. Bahan Habis Pakai
1 Kotak tarik siap pakai Buah 1 Siap dipasang lokal2 Cable tray/channel M 1,6 Siap dipasang lokal3 Peyangga untuk cable tray Buah 4 Siap dipasang lokal4 Profil-C untuk KSV M 1 Siap dipasang lokal5 Peyangga untuk konduit baja, terbuat dari Siap dipasang lokal
Plat besi6 Kota Hubung Buah 1 lokal7 Bend Baja nominal 29 mm Buah 2 lokal8 Konduit Baja nominal 29 mm M 1 lokal9 Konduit Baja nominal 16 mm / 5/8” M 6 lokal10 Konduit PVC 36 mm M 2 lokal11 Konduit PVC 29 mm M 2,5 lokal12 Konduit PVC 16 mm M 3 lokal13 Klem, Sadles iron 36 mm atau PVC Buah 4 lokal14 Klem, Sadles iron 29 mm atau PVC Buah 18 lokal15 Klem, Sadles iron 16 mm atau PVC Buah 32 lokal16 Fisher S6 Buah 100 lokal17 Fisher S8 Buah 50 lokal18 Fisher S10 Buah 10 lokal19 Paku Sekrup 3,5 x 25, kepala bulat Buah 100 lokal20 Paku Sekrup 4 x 30, kepala bulat Buah 50 lokal21 Paku Sekrup 6 x 40, kepala bulat Buah 10 lokal22 Mur, ring dan baut M 4x20, kepala bulat Buah 4 lokal
23 Mur, ring dan baut M 6x20, kepala bulat Buah 10 lokal24 Kabel NYM atau NYY 5x2,5 mm2, warna
standarM 2 lokal
25 Kabel NYM atau NYY 5x1,5 mm2, warna standar
M 21 lokal
26 Kabel NYM atau NYY 4x1,5 mm2, warna 4 P
M 8 lokal
27 Kabel NYM atau NYY 3x1,5 mm2, warna 2 PN
M 8 lokal
28 KSV dia 14 mm untuk profil-C Buah 12 lokal29 KSV dia 12 mm untuk profil-C Buah 8 lokal30 Cable gland 21 mm, bahan sintetis lengkap Buah 5 lokal31 Sekrup penutup 21 mm Buah 2 lokal32 Cable gland 16 mm,bahan sintetis lengkap Buah 36 lokal33 Sekrup Penutup 16 mm Buah 10 lokal34 Kotak kontak 3 p + E 16 A Buah 1 Siap dipasang lokal35 Tusuk kontak sesuai dengan soket no.32 Buah 1 Siap dipasang lokal
B. Bahan Inventaris1 Panel keseluruhan telah siap dibuat Buah 1 Siap dipasang import atau lokal2 Starter motor DOL Q13 set 1 Siap dipasang import atau lokal3 Starter motor Reverse Forward Q21 set 1 Siap dipasang import atau lokal4 Starter motor Bintang Segitiga Q24 set 2 Siap dipasang import atau lokal5 Sakelar mekanikal 3 P,16 A S14 set 1 Siap dipasang import atau lokal6 Unit Push Button on/off dan indikator S22 set 1 Siap dipasang import atau lokal7 Sakelar rotari (0-1) S15 set 1 Siap dipasang import atau lokal8 Unit push button ( R-0-F) S25 set 1 Siap dipasang import atau lokal9 Unit indicator H17/
H18set 1 Siap dipasang import atau lokal
10 Limit Switch S24/24B
set 2 Siap dipasang import atau lokal
11 Simulasi motor set 5 Siap dipasang import atau lokal
2.2 DAFTAR KEBUTUHAN PERALATAN
No Nama Alat
1 Obeng minus
2 Obeng plus
3 Tang potong
4 Tang pembulat
5 Tang kombinasi
6 Betel
7 Tespen
8 Palu
9 Multimeter
III. FUNGSI DARI PERALATAN
Konduit Plastoflex berfungsi sebagai pelindung kabel kabel dari gangguan dari luar,
seperti interperensi (noise), gangguan dari binatang binatang kecil, suhu, dan
sebagainya yang berbentuk seperti pipa, baja, dan sebagainya dipasang didalam
tembok.
Tule digunakan pada ujung pipa, dan berguna untuk mencegah terjadinya kerusakan
isolasi disaat penarikan/pemasangan kabel instalasi sementara dilaksanakan.
Kotak Hubung berfungsi sebagai :
- Sebagai tempat penyambung/pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung
pemakai/bebas dari penarikan – penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.
- Sebagai tempat pemeriksaan kabel instalasi.
MCB 1 Phasa berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga
berfungsi sebagai pengaman beban lebih satu phasa.
MCB 3 Phasa berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga
berfungsi sebagai pengaman beban lebih tiga phasa.
Fuse berfungsi sebagai memutuskan arus listrik pada saat terjadi hubung singkat
(short) atau arus berlebih (over current) pada rangkaian listrik atau beban lainnya.
Saklar Impuls berfungsi sebagai suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls bekerja. Lamanya
mengoperasikan dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini
mempunyai dua posisi kontak “off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada posisi
pertama.
Kontaktor berfungsi sebagai saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi, untuk menyambung dan membuka rangkaian daya
listrik.
Line Up Terminal berfungsi sebagai penyambung dari luar panel ke dalam panel.
Kotak Tanam berfungsi sebagai kotak yang diletakkan di dalam tembok sebagai
pengunci saklar, kotak kontak, dll.
Roset Kayu berfungsi sebagai tempat penunjang dari fitting.
Kawat NYA berfungsi sebagai media penghantar untuk menyalurkan arus listrik.
Perbedaan warna memiliki fugsi yang berbeda seperti :
- Warna merah sebagai penghantar phasa
- Warna kuning sebagai penghantar phasa
- Warna hitam sebagai penghantar phasa
- Warna biru sebagai penghantar netral
- Warna kuning hijau sebagai penghantar grounding (PNE)
Kotak Kontak inbow berfungsi sebagai muara penghubung antara peralatan listrik
dengan aliran listrik yang ditanam didalam tembok.
Kotak Kontak inbow 3 Phasa berfungsi sebagai muara penghubung antara peralatan
listrik 3 phasa dengan aliran listrik 3 phasa yang ditanam didalam tembok.
Fitting berfungsi sebagai tempat lampu dipasang.
Eternit berfungsi sebagai pelindung balast.
Klem digunakann pada instalasi di luar tembok. Klem digunakan untuk mempekuat
pipa atau kabel.
Fungsi sakelat tunggal inbow adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada
sakelar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan
lampu atau alat yang lain. Pemasangan saklar ini ditanam dalam tembok.
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai di
hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu
secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan
memadamkan satu lampu atau satu golongan lampu dari dua tempat dengan
menggunakan dua sakelar tukar.
Foot switch atau saklar injak dibuat atau didesain khusus untuk kaki dan bukan untuk
yang lain, terbuat dari besi, mempunyai poros dibagian tengahnya agar bisa diinjak
kearah kiri dan kanan, mempunyai pijakan dikiri dan kanannya yang berfungsi untuk
tempat kaki menginjak dan bercorak garis-garis agar ketika foot switch diinjak tidak
akan licin, dibagian dalamnya terdapat dua buah micro switch yang berfungsi sebagai
pengontak dan terminal untuk pengabelan kemudian dibagian kiri dan kanan dari
badan/body foot switch terdapat dua buah lubang yang akan digunakan untuk
conector sebagai jalur masuk kabel.
IV. LANGKAH KERJA
4.1 INSTALASI PENERANGAN
1. Menyiapkan peralatan kerja dan bahan.
2. Melakukan pengecekan pada alat dan bahan.
3. Menentukan tata letak peralatan sesuai gambar kerja.
4. Memasang komponen panel penerangan( fuse, MCB, kontaktor, terminal, dan
impuls switch).
5. Memasang peralatan listrikdiluar panel.
6. Menyambung peralatan diluar panel.
7. Merangkai hubungan peralatan yang ada didalam panel sesuai dengan gambar
diagram distribusi.
8. Merangkai hubungan rangkaian kontrol yang ada didalam panel sesuai dengan
diagram rangkaian kontrol.
9. Menyambung peralatan yang ada di dalam panel dan peralatan yang ada diluar
panel.
10. Melakukan pengecekan hubungan beban dengan sumber tegangan.
11. Merapikan kembali rangkaian yang telah dirangkai
12. Merapikan kabel – kabel di dalam panel.
13. Menandai semua peralatan yang ada sesuai dengan diagram atau gambar kerja.
14. Melakukan pengujian kerja masing – masing titik beban.
15. Melakukan pengujian kerja masing – masing rangkaian akhir.
4.2 INSTALASI TENAGA
1. Menyiapkan peralatan kerja dan bahan.
2. Melakukan pengecekan pada alat dan bahan.
3. Menentukan tata letak peralatan sesuai gambar kerja.
4. Memasang komponen panel tenaga (MCB, kontaktor,).
5. Memasang pipa sesuai gambar kerja.
6. Memasang peralatan listrikdiluar panel dan menyambung peralatan diluar panel.
7. Merangkai hubungan peralatan yang ada didalam panel sesuai dengan gambar
diagram distribusi.
8. Merangkai hubungan rangkaian kontrol yang ada diluar panel sesuai dengan
diagram rangkaian kontrol.
9. Menyambung peralatan yang ada di dalam panel dan peralatan yang ada diluar
panel.
10. Melakukan pengecekan hubungan beban dengan sumber tegangan.
11. Merapaikan kembali rangkaian yang telah dirangkai
12. Merapikan kabel – kabel yang di dalam panel.
13. Menandai semua peralatan yang ada sesuai dengan gambar kerja.
14. Melakukan pengujian kerja masing – masing titik beban.
15. Melakukan pengujian kerja masing – masing rangkaian akhir.
V. CARA KERJA
5.1 INSTALASI PENERANGAN
Pada instalasi penerangan terdiri dari 1 panel penerangan, dan pada panel
tersebut terdapat MCB 1 fasa, MCB 3 fasa, 3 buah fuse 10 A, line up terminal, dan
kontaktor. 6 titik penerangan, masing masing titik penerangan di kendalikan oleh
sakelar yang berbeda dan 2 stop kontak serta 1 cooker ( stop kontak 3 fasa).
Panel instalasi penerangan ini diamankan oleh MCB 2 (F12) pada panel utama.
Group A :
Grup A terdiri dari 1 stop kontak 3 fasa untuk cooker yang selalu ON.
Group B :
Group B menggunakan pengaman fuse 10 A dan MCB 1 Fasa.Grup B terdiri
dari 1 lampu yang dikendalikan oleh dua sakelar tukar yang mana dapat dihidupkan
dan atau dimatikan dalam dua tempat yang berbeda.Saklar tukar biasanya disebut
juga dengan istilah saklar hotel.Prinsip kerja saklar tukar adalah, lampu akan
menyala jika kedua saklar berada pada posisi yang sama, misal posisi saklar berada
dibagian kontak atas semua atau kontak bawah semua. Sedangkan lampu akan
padam jika posisi saklar berbeda tempat, misal satu saklar berada di kontak atas dan
satu lainnya di kontak bawah atau sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan
saklar bisa dihidupkan maupun dimatikan dari arah bergantian. Selain itu, pada Grup
A juga terdapat 1 stop kontak 1 fasa yang selalu ON.
Group C :
Pada group C menggunakan pengaman fuse 10 A dan MCB 1 Fasa. terdiri dari
1 stop kontak 1 fasa yang cara kerjanya dikendalikan oleh sakelar tunggal.
Group D :
Group C menggunakan pengaman MCB 3 fasa dan terdiri dari 5 titik
penerangan yang di operasikan dengan 2 push buttom yang dapat dikendalikan dari
beberapa tempat menggunakan saklar impuls yaitu saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetis, dimana setiap ada pulsa atau penekanan push button pada
saklar tekan maka terjadilah energize di dalam kumparan saklar impuls, sehingga
terjadilah perubahan kontak pada anak kontak saklar impuls dari posisi NO menjadi
NC atau sebaliknya.
5.2 INSTALASI TENAGA
Pada instalasi tenaga ini dikendalikan oleh panel pusat. Panel pusat ini terdiri
dari 6 MCByaitu 1 MCB sebagai pengaman utama (Q11) yang berfungsi sebagai
pengaman dari 5 MCB yang lainnya dan 5 MCB tersebut sebagai pengaman tiap –
tiap rangkaian yaitu :
1. MCB 2 (F12) adalah sebagai pengaman panel penerangan.
2. MCB 3 (F13) adalah sebagai pengaman motor DOL starter dengan push button.
Direct online adalah teknik yang memungkinkan kita untuk start/stop motor
melalui suatu rangkaian kontrol. Prinsip kerja DOL starter adalah Pada rangkaian
daya terdapat komponen utama yang akan mengalirkan daya dari sumber ke
beban yaitu motor. Mengalir atau tidaknya daya untuk motor ini diatur oleh
rangkaian kontrol. Rangkaian Kontrol bekerja melalui kontaktor yang akan
memutuskan/mengalirkan daya dari sumber ke motor melalui kontaknormal
terbuka atau Normally Open yang sering disingkat dengan NO).
Pada kondisi normal kontak kontaktor utama masih dalam kondisi normalnya
yaitu terbuka (NO). Saat Push button ditekan, rangkaian kontrol akan tertutup
sehingga akan ada aliran arus ke belitan/koil kontaktor utama. Efek
elektromagnetis akibat mengalirnya arus ke belitan tadi akan menarik kontak NO
sehingga berubah ke kondisi lawannya (terbuka menjadi tertutup dan tertutup
menjadi terbuka). Sehingga motor dapat beroperasi.
3. MCB 4 (F14) adalah sebagai pengaman motor 3 polyang dikendalikan oleh
sakelar rotary ( 0 - 1 ) yang dihubungkan dengan 2 lampu indikator. Dimana
lampu indikator 1(H17) adalah sebagai tanda pada saat motor bekerja dan lampu
indikator 2 (H18) adalah sebagai tanda apabila terjadi beban lebih (overload).
Rangkaian ini dikendalikan oleh kontaktor (K15) yang ada pada panel tenaga.
4. MCB 5 (F21) adalah pengaman pada starter bintang – segitiga.Name plate pada
motor 3 fasa adalah 380V/660V.
a. Jika sistem tegangan jala-jala 380V / 660V, motor ini harus digunakan dalam
hubungan bintang (Y).
b. Kalau sistem tegangan jala-jala 220V / 380V, motor ini harus digunakan
dalam hubungan segitiga (∆).
Starting bintang segitiga dimaksudkan untuk mengurangi arus starting dari motor
3 fasa, karena pada motor yang berdaya besar, arus start berpengaruh
besar.Dengan starting ini dimaksudkan untuk menjaga agar lebih terkontrol,
karena setelah beberapa detik kemudian akan terjadi perpindahan hubungan dari
bintang ke segitiga. Untuk mematikan dan menghidupkan motor ini, dikendalikan
oleh saklar 22 (S22) dimana saklar ini adalah saklar NO dan saklar NC.
5. MCB 6 (F27) adalah pengaman dari motor starter forward reverseyang
dikendalikan oleh foot switch A-O-B. Jika foot switch diinjak pada posisi A,
maka arus akan mengalir menuju coil kontaktor magnet sehingga kontaktor NC
pada K1 akan bekerja. Pada kondisi ini motor listrik 3 fasa berputar maju
(forward). Jika foot switch diinjak pada posisi B, maka arus akan mengalir
menuju coil kontaktor magnet sehingga kontaktor NC pada K2 akan bekerja.
Pada kondisi ini motor listrik 3 fasa berputar mundur (reverse). Untuk
mematikanmotor ini menggunakan limit switch (S24A dan S24B). Untuk
mengubah motor berputar dari forward ke reverse harus menunggu motor dalam
keadaan diam dulu.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan pekerjaan dalam bidang kelistrikan harus dilaksanakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada PUIL.
Dibutuhkan adanya pengetahuan dan pengenalan macam alat, penggunaan alat,
pengawatan peralatan dan pengujian rangkaian sebelum rangkaian dihubungkan
dengan tegangan guna mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
Pengetahuan tentang simbol-simbol peralatan listrik sangat mutlak diperlukan
6.2 SARAN
Ada baiknya sebelum melaksanakan praktik, memeriksa apakah alat yang
digunakan dapat berfungsi dengan baik.
Tukarkan alat yang rusak kepada pembimbing saat pengecekan awal.
Jangan memperbaiki alat yang rusak sendiri, tanyakan kepada dosen
pembimbing.