Laporan Bab 1-3 Plambing

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plambing adalah teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang telah ditentukan, baik secara kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang memenuhi syarat, dan membuang air kotor dari tempat tertentu untuk menciptakan sistem yang higienis. Sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor merupakan sistem plambing yang saling berkaitan dan merupakan padauan yang memenuhi syarat. Syarat yang digunakan berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksana, dan standar yang memberikan penjelasan mengenai peralatan dan instalasinya. Dalam perencanaan suatu gedung, sistem plambing adalah halyang tidak dapat dipisahkan oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Selain itu fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ketempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya. 1.2 Maksud dan Tujuan Mata kuliah perencanaan sistem plambing bertujuan dan bermaksud untuk :

description

Sistem Perpipaan Apartemen 21 Lantai

Transcript of Laporan Bab 1-3 Plambing

Page 1: Laporan Bab 1-3 Plambing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Plambing adalah teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih

ke tempat-tempat yang telah ditentukan, baik secara kualitas, kuantitas, dan

kontinuitas yang memenuhi syarat, dan membuang air kotor dari tempat tertentu

untuk menciptakan sistem yang higienis. Sistem penyediaan air bersih dan sistem

pembuangan air kotor merupakan sistem plambing yang saling berkaitan dan

merupakan padauan yang memenuhi syarat. Syarat yang digunakan berupa peraturan

dan perundangan, pedoman pelaksana, dan standar yang memberikan penjelasan mengenai

peralatan dan instalasinya. Dalam perencanaan suatu gedung, sistem plambing adalah

halyang tidak dapat dipisahkan oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah

dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu

sendiri.

Selain itu fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih

dan atau air panas ketempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air

sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu

tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Mata kuliah perencanaan sistem plambing bertujuan dan bermaksud untuk :

1. Mengetahui dasar-dasar dan mampu membuat perencanaan plambing dan

instrumentasi/ peralatan instalasi yang berkaitan dengan rancang bangun di

bidang teknik lingkungan

2. Dapat mendesain instalasi plambing sistem air bersih, air panas, air buangan

dan ven, air hujan

3. Sebagai persyaratan bagi penilaian mata kuliah Plambing, Instalasi dan

Peralatan Instrumentasi

1.3 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam perancangan dan perencanaan sistem

plambing pada tugas ini meliputi beberapa hal, yaitu:

Page 2: Laporan Bab 1-3 Plambing

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Sistematika Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Umum

2.2 Sistem Plambing Air Bersih

2.3 Sistem Plambing Air Buangan dan Ven

2.4 Sistem Plambing Air Hujan

2.5 Instalasi dan Instrumentasi Penunjang

BAB III KOMPILASI DATABAB IV PERHITUNGAN

4.1 Penentuan Sistem Air Bersih

4.2 Perhitungan Reservoir, Hidrofor dan Pompa

4.3 Perhitungan Perpipaan Air Buangan dan Ven

4.4 Perhitungan Perpipaan Air Hujan

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 3: Laporan Bab 1-3 Plambing

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Ada beberapa sistem penyediaan air bersih antara lain :

1. Sistem Sambungan Langsung

2. Sistem Tangki Atap

3. Sistem Tangki Tekan

4. Sistem Tanpa Tangki

A. Sistem Sambungan Langsung

Pada sistem sambungan Langsung, pipa distribusi dalam gedung disambung

langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk

perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada

perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya

ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan

ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.

B. Sistem Tangki Atap

Pada sistem Tangki Atap air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah.

(dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian

dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas

lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan.

Sistem  Tangki Atap diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing

hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka

air dalam tangki atap.

2. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara   otomatik

dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan.

3. Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang

mendeteksi muka dalam tangki atap.

4. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki

tekan

Page 4: Laporan Bab 1-3 Plambing

C. Sistem Tangki Tekan

Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki

bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di

dalamnya terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi

bangunan. Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu dtektor tekanan,

yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa : pompa berhenti

bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan

bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum tekanan yang

ditetapkan juga. Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-1.5 kg/cm2. Sistem tangki

tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar volume udara tidak lebih dari 30%

terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Jika awalnya tangki  tekan

berisi udara bertekanan atmosfer, kemudian diisi air, maka volume aur yang akan

mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk mengatasi hal ini, dimasukkan udara

kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer.

Kelebihan Sistem Tangki Tekan adalah:

1. Dari segi estetika tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap.

2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama

pompa-pompa lainnya.

3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di

atas menara.

Kekurangannya adalah pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan

pada saklar lebih cepat.

D. Sistem Tanpa Tangki

Dalam sistem Tanpa Tangki tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah,

tangki tekan maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi

bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misal : pipa utama

PDAM).

Sistem penyediaan air bersih yang dipakai untuk Hotel umumnya adalah sistem tangki

atap sistem tangki atap digunakan dengan pertimbangan :

1. Dengan adanya Roof tank maka ketersediaan air akan terjaga setiap waktu

khususnya pada saat pemakaian puncak.

Page 5: Laporan Bab 1-3 Plambing

2. Perubahan tekanan yang terjadi tidak begitu berarti, hanya akibat perubahan

muka air dalam tangki.

3. Menghemat kerja pompa

2.2 Sistem Plambing Air Bersih

Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung

air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air

yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung

air baku (raw water tank). Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang

berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur.

Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment

Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank,

selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa

transfer.

Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup

umummnya menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-

lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari

pemakaian air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku

di wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air

minum yang boleh dialirkan ke alat plumbing, No.907/PERMENKES/VII/2002

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku

Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional

indonesia, SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plumbing

2.3 Sistem Plambing Air Buangan dan Ven

Sistem plumbing air buangan diperlukan untuk mengalirkan air buangan dari

fasilitas saniter terpasang dalam bangunan menuju ke saluran pembuangan kota.

Definisi dari air buangan disini ialah air bekas pakai, yaitu air yang sudah keluar dari

kran atau suplai air minum lainnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

plumbing air buangan adalah :

Pengalirannya pada tekanan atmosfir, artinya garis energinya sama dengan

kemiringan muka air, atau sama dengan kemiringan ( slope ) pipa

Page 6: Laporan Bab 1-3 Plambing

Dimensinya selalu dinyatakan dalam diameter dan slope pipa ( kemiringan

pipa )

Sambungan dalam perpipaan air buangan harus menggunakan Y-tee atau Y-

cross

Harus ada water trap ( perangkap air ) dari setiap alat plumbing

Harus dibarengi dengan perpipaan ven ( ven sistem ), terutama untuk

bangunan berlantai banyak

Sistem ven merupakan bagian penting dalam sistem suatu pembuangan, sedangkan

tujuan dari sistem ven ini antara lain (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo

Morimura,2000):

Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan;

Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan;

Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.

Sistem pembuangan air terdiri atas (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo

Morimura,2000):

Sistem pembuangan air kotor dan air bekas

Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:

Sistem tercampur : sistem pembuangan yang mengumpulkan dan

mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran;

Sistem terpisah : sistem pembuangan yang mengumpulkan dan

mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam saluran yang berbeda

Tujuan utama sistem pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung

keluar gedung, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa menimbulkan

pencemaran pada lingkungan maupun terhadap gedung itu sendiri. Karena alat

plambing tidak terus menerus digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi air dan

dapat menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun, bahkan serangga.

Untuk mencegah hal ini, harus dipasang suatu perangkap sehingga bisa menjadi

“penyekat” atau penutup air yang mencegah masuknya gas-gas tersebut. (Soufyan

M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000)

2.4 Sistem Plambing Air Hujan

Bangunan yang dilengkapi dengan system plambing harus dilengkapi degan

system drainase untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur

Page 7: Laporan Bab 1-3 Plambing

terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam system plambing ini

harus disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan. Hal ini karena tidak

boleh air hujan disalurkan ke dalam system plambing air buangan yang hanya

bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu tempat

sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke jalan umum, menyebabkan erosi atau

genangan air. Bila terdapat system plambing air buangan dan air hujan dalam satu

gedung maka tidak dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling

bawah saja. Sistem plambing air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai

terbawah harus dilengkapi dengan perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan bau

tidak enak dari system tersebut.

Perangkap yang terpasang harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar

yang terpasang bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya

yang terletak di dalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus dilengkapi

dengan penahan kotoran agar system plambing air hujan tidak terganggu.

Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk

menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di atas

tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, umumnya ke

permukaan tanah atau system drainase bawah tanah (underground drain). Tidak

diperkenankan menghubungkannya dengan system saluran saniter. Talang tegak dapat

ditempatkan di dalam ruangan (conductor) maupun di luar bangunan (leader).

2.5 Instalasi dan Instrumentasi Penunjang

Suatu rangakaian yang penting pada sistem plambing bangunan yang bertingkat

adalah reservoir, pompa dan hidrofor. Pada rangakian tersebut terdiri dari :

1. Reservoir bawah berfungsi untuk menyimpan air yang akan dikirim ke reservoir atas

oleh pompa transfer.

2. Pompa transfer yang sekurang-kurangnya ada 2 buah yang satu untuk beroperasi dan

satu lagi sebagai cadangan.

3. Reservoir atas diletakkan di atas gedung bertingkat yang berfungsi melayani alat

plambing terutama pada jam puncak.

4. Hidrofor, suatu tangki yang dalam keadaan normal berisi air dan udara bertekanan 2

Page 8: Laporan Bab 1-3 Plambing

BAB IIIKOMPILASI DATA

1. Jumlah lantai yang terdapat pada rancangan apartement Taman Sari Sudirman

sebanyak 21 lantai

2. Lebar bangunan : 22 meter

3. Panjang bangunan : 37.5 meter

4. Luas bangunan : 22 x 37.5 = 825 m2

5. Peruntukkan bangunan :

a. Lantai basement 1 digunakan sebagai area parkir kendaraan, mushola, dan

“receiving area”

b. Lantai basement 2 digunakan sebagai tempat pengolahan air buangan

(STP), rumah pompa, ruang kontrol, reservoir bawah, area parker

kendaraan, pengolahan sampah dan M/E.

c. Lantai 1 dan 2 berfungsi sebagai lobby utama, ruang pamer, pertokoan,

dan restoran.

d. Lantai 3 – 21 difungsikan sebagai apartement.

6. Jarak antar lantai adalah 4 meter dengan jarak antara lantai dengan plafon

minimal 3 meter.

7. Suplai air bersih berasal dari PAM Jaya yang berlangsung selama 24 jam

dengan debit konstan . Tekanan yang tersedia dari PAM Jaya adalah 1,5 atm.

8. Air buangan disalurkan menuju STP dan hasil olahannya disalurkan ke saluran

pembuangan kota.

9. Intensitas curah hujan rata – rata 120 mm/jam.

10. Alat plambing tiap lantai dirincikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Unit Alat Plambing WC dan Kamar Mandi

No Area Peruntukan Alat Plambing

1 Basement 1 Area Parkir -

Musholla Tempat wudhu wanita : 2 floor

drain, 3 keran

Page 9: Laporan Bab 1-3 Plambing

Tempat wudhu pria : 2 floor drain,

3 keran

Toilet Wanita: 1 kloset (tangki gelontor),

1 keran, 1 floor drain.

Pria: 1 kloset (tangki gelontor), 1

keran, 1 floor drain.

Receiving Area -

2 Basement 2 STP 1 keran , 1 floor drain

Rumah Pompa -

Ruang kontrol -

Reservoir bawah -

Area parkir -

Pengolahan sampah 1 keran, 1 floor drain

M/E -

Toilet Wanita: 1 kloset (tangki gelontor),

1 keran, 1 floor drain.

Pria: 1 kloset (tangki gelontor),1

keran, 1 floor drain.

3 Lantai 1 Lobby utama -

Mini Market 1 kloset (tangki gelontor), 2 keran

Toko Buku -

Play Ground -

Jco 1 kloset (tangki gelontor), 2 keran,

1 bak cuci tangan, 1 floor drain

Cheese Cake Factory 1 kloset (tangki gelontor), 2 keran,

1 bak cuci tangan, 1 floor drain

Page 10: Laporan Bab 1-3 Plambing

Ruang Pamer -

Meeting Room -

Ruang Pemasaran -

Toilet Wanita: 2 kloset (tangki gelontor),

4 keran, 2 floor drain, 2 bak cuci

piring

Pria: 2 kloset (tangki gelontor), 4

keran, 2 floor drain, 2 bak cuci

piring

4 Lantai 2 Atm Center -

Century 1 kloset (tangki gelontor), 2 keran

Farmer Market 1 kloset (tangki gelontor), 2 keran,

1 bak cuci tangan, 1 floor drain

Coffee Shop 1 bak cuci dapur

Bamboo Dimsum 1 kloset (tangki gelontor), 2 keran,

1 bak cuci dapur

Disc Tara -

Toilet Wanita: 2 kloset (tangki gelontor),

4 keran, 2 floor drain, 2 bak cuci

piring

Pria: 2 kloset (tangki gelontor), 4

keran, 2 floor drain, 2 bak cuci

piring

4 Lantai 3-21 Tipe Carnation 1 kloset (tangki gelontor), 1 bak

cuci tangan, 1 bak cuci dapur, 2

keran, 1 floor drain.

Tipe Asoka 1 1 kloset (tangki gelontor), 1 bak

cuci tangan, 1 bak cuci dapur, 2

Page 11: Laporan Bab 1-3 Plambing

keran, 1 floor drain

Tipe Asoka 2 1 kloset (tangki gelontor), 1

bathtub, 1 bak cuci tangan, 1 bak

cuci dapur, 2 keran, 1 floor drain

Tipe Daisy 1 kloset (tangki gelontor), 1

bathtub, 1 bak cuci tangan, 1 bak

cuci dapur, 2 keran, 1 floor drain

Page 12: Laporan Bab 1-3 Plambing