Materi Kuliah Plambing Air Minum

99
1 BAB I PENDAHULUAN Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang dipergunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatannya, agar supaya bangunan gedung yang dibangun dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain, yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan. Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat. Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah : Sistem plambing air minum Sistem plambing air kotor Sistem plambing air hujan Sistem pembuangan sampah Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran Sistem instalasi listrik Sistem pengkondisian udara Sistem transportasi vertikal Sistem telekomunikasi Sistem penangkal petir Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plambing. Termasuk dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah : sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung. Plambing dapat didefinisikan sebagai berikut : Sistem Plambing suatu bangunan gedung adalah : perpipaan sistem penyediaan air minum, perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.

Transcript of Materi Kuliah Plambing Air Minum

Page 1: Materi Kuliah Plambing Air Minum

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang dipergunakan oleh

manusia untuk melakukan kegiatannya, agar supaya bangunan gedung yang dibangun

dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana

lain, yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan.

Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar

bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya

akan merasa nyaman, aman, dan sehat.

Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah :

Sistem plambing air minum

Sistem plambing air kotor

Sistem plambing air hujan

Sistem pembuangan sampah

Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

Sistem instalasi listrik

Sistem pengkondisian udara

Sistem transportasi vertikal

Sistem telekomunikasi

Sistem penangkal petir

Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plambing. Termasuk dalam ruang

lingkup plambing diantaranya adalah : sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan

air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung.

Plambing dapat didefinisikan sebagai berikut : Sistem Plambing suatu bangunan

gedung adalah : perpipaan sistem penyediaan air minum, perpipaan sistem

pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.

Page 2: Materi Kuliah Plambing Air Minum

2

Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan penempatan

plambing dalam suatu bangunan gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut

merasa aman, nyaman, dan sehat.

Page 3: Materi Kuliah Plambing Air Minum

3

BAB II

SISTEM PLAMBING AIR MINUM

2.1 U M U M

Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua kehidupan, termasuk

kehidupan manusia. Tidak saja karena sekitar (65-80) % dari tubuh manusia, terdiri dari

cairan, tetapi juga karena di dalam air itu terdapat berbagai mineral dan unsur kimia,

seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga

kesehatan manusia.

Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang–binatang air, mulai

dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme–mikroorganisme yang hidup di dalam

air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen (membahayakan bagi kesehatan manusia)

dan ada yang tidak pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga

sebagai media/sarana penularan penyakit. Sejumlah penyakit menular, terutama penyakit–

penyakit perut yang tergolong dalam “ Water borne deseases” , seperti typus, cholera, dan

gastrolenteritis ( common diarhea ), adalah penyakit–penyakit yang dapat berkembang dan

ditularkan melalui air. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : “Bila sumur tidak

hygienis dan letaknya dekat sekali dengan kakus, dimana pada kakus itu ada faeses

(kotoran manusia) yang mengandung kuman-kuman cholera, maka kuman-kuman cholera

tadi akan ikut dengan air yang merembes masuk kedalam sumur. Bila air sumur yang telah

terkontaminasi oleh kuman-kuman cholera digunakan oleh manusia tanpa pengolahan

terlebih dahulu, maka kuman-kuman cholera itu akan masuk kedalam perut manusia dan

akan berkembang biak, maka manusianya akan sakit”.

Disamping air sebagai media penularan penyakit perut, air pun merupakan pelarut

yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air banyak dijumpai zat-zat kimia atau

mineral-mineral. Zat kimia dan mineral-mineral itu kadar di dalam air tergantung dari

daerah yang di laluinya.

Agar supaya air itu bisa digunakan oleh manusia secara aman (tidak

mengganggu/membahayakan kesehatan), maka organisme-organisme, bahan-bahan kimia

dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada batas-batas tertentu, dengan kata lain

air tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat ini dinamakan syarat kualitas

air minum.

Page 4: Materi Kuliah Plambing Air Minum

4

Air minum bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air minum adalah air yang telah

memenuhi syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan bakteriologi)”, yang

dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005, tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 2. Air Minum adalah air

minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat kualitas air minum adalah :

Syarat fisik : jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan

sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).

Syarat kimiawi : air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral dalam

kadar tertentu.

Syarat bakteriologi : air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen.

Didalam bangunan gedung air minum digunakan untuk berbagai keperluan yang

menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah : keperluan untuk memasak, mandi,

minum, mencuci, penggelontor kakus, menyiram tanaman, kolam renang, dan lain

sebagainya.

2.2 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Jenis penyediaan air minum didalam bangunan gedung ada 2 (dua), yaitu :

Penyediaan air minum dingin, dan Penyediaan air minum panas.

Page 5: Materi Kuliah Plambing Air Minum

5

2.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DINGIN

2.3.1 Sistem Penyediaan air Minum

Sistem penyediaan air minum dingin dalam suatu bangunan gedung ada 3 (tiga)

sistem, yaitu :

a) Sistem sambungan langsung

b) Sistem tangki tekan

c) Sistem tangki atap

a) Sistem sambungan langsung

Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana pipa distribusi kebangunan

gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara

kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).

Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka sistem ini hanya

bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai.

Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal

dari pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang

distribusi PDAM). Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1

b) Sistem tangki tekan

Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam bangunan,

pengalirannya menggunakan pompa.

Prinsip kerja sistem ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Air dari sumur atau yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompakan ke

dalam suatu bejana (tangki) tertutup, sehingga air yang ada didalam tangki tertutup

tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke

dalam sistem distribusi bangunan.

Page 6: Materi Kuliah Plambing Air Minum

6

GAMBAR : 1

SISTEM SAMBUNGAN LANGSUNG

Page 7: Materi Kuliah Plambing Air Minum

7

Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang

menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau

tekanan dalam tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja

kembali setelah tekanan dalam tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan.

Daerah fluktuasi tekanan biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm2 sampai 1,50 kg/cm

2 .

Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal

dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM

dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).

Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2, dan Gambar 3.

c) Sistem tangki atap

Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka

dapat diterapkan sistem tangki atap.

Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah, lalu

dipompakan ke tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan diatas atap atau

dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air.

Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal

dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM

dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).

Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar 4, dan Gambar 5.

Page 8: Materi Kuliah Plambing Air Minum

8

GAMBAR : 2

SISTEM TANGKI TEKAN DENGAN SUMBER AIR DARI SUMUR

GAMBAR : 3

SISTEM TANGKI TEKAN DENGAN SUMBER AIR DARI PDAM

Page 9: Materi Kuliah Plambing Air Minum

9

GAMBAR : 4

SISTEM DENGAN TANGKI ATAP

GAMBAR : 5

SISTEM DENGAN MENARA AIR

Page 10: Materi Kuliah Plambing Air Minum

10

Agar supaya sistem penyediaan air minum di dalam bangunan gedung (plambing

air minum) dapat berfungsi secara optimal, maka perlu memenuhi beberapa persyaratan

diantaranya adalah :

a) Syarat kualitas

b) Syarat kuantitas

c) Syarat tekanan

a) Syarat kualitas :

Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing

air minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu syarat fisik, syarat

kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam

hal ini Departmen Kesehatan.

b) Syarat kuantitas :

Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing

air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum

harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.

Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam bangunan gedung

didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :

Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen.

Unit beban alat plambing

Luas lantai bangunan

Perhitungan kebutuhan air berdasarkan luas lantai banguan hanya digunakan

untuk menentukan kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan

Page 11: Materi Kuliah Plambing Air Minum

11

gedung yang sudah selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah penghuni,

dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

Contoh perhitungan :

a) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal sederhana

dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa.

Asumsikan kebutuhan air sebesar 100 l/jiwa/hari.

Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100 l/jiwa/hari = 500 l/hari.

b) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal mewah

dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa.

Asumsikan kebutuhan air sebesar 250 l/jiwa/hari.

Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250 l/jiwa/hari = 2.000 l/hari.

Perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing, dipakai untuk bangunan

gedung berlantai banyak.

Contoh perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing (UBAP).

Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk bangunan hotel dengan jumlah

lantai sebanyak 8 lantai.

Asumsikan dalam hotel tersebut terdapat peralatan plambing sebagai berikut :

Kakus dengan tangki gelontor sebanyak 50 unit

Peturasan sebanyak 10 unit

Bak cuci tangan sebanya 50 unit

Bak mandi sebanyak 50 unit

Dus sebanyak 10 unit

Untuk menghitung besarnya kebutuhan air digunakan Tabel 1, dan Gambar/Grafik 6

Dari Tabel 1, didapat jumlah Unit Beban Alat Plambing (UBAP) sebagai berikut :

Kakus dengan tangki gelontor 50 unit X 5 = 250 UBAP

Peturasan sebanyak 10 unit X 10 = 100 UBAP

Bak cuci tangan sebanya 50 unit X 2 = 100 UBAP

Bak mandi sebanyak 50 unit X 4 = 200 UBAP

Dus sebanyak 10 unit X 4 = 40 UBAP

Page 12: Materi Kuliah Plambing Air Minum

12

Jumlah total unit beban alat plambing 690 UBAP

Dari Gambar/Grafik 6, didapat besarnya kebutuhan air minum, sebesar 680 l/menit

TABEL : 1

BEBAN KEBUTUHAN ALAT PLAMBING

No

Alat Plambing

Hunian

Jenis Katup

Unit

Bebang

Alat

Plambing

(NUAP)

1 Kakus Umum Katup Gelontor 10

2 Kakus Umum Tangki Gelontor 5

3 Peturasan Umum Katup Gelontor 25 mm (1 inci) 10

4 Peturasan Umum Katup Gelontor 20 mm (1/2 inci) 5

5 Peturasan Umum Tangki Gelontor 3

6 Bak cuci Tangan Umum Kran 2

7 Bak mandi Umum Kran 4

8 Dus Umum Katup Pencampur 4

9 Bak cuci Kantor, dan sebagainya Kran 3

10 Bak cuci Dapur Hotel, Restoran Kran 4

11 Kakus Pribadi Katup Gelontor 6

12 Kakus Pribadi Tangki Gelontor 3

13 Bak cuci Tangan Pribadi Kran 1

14 Bak Mandi Pribadi Kran 2

15 Pancuran Pribadi Katup Pencampur 2

16 Kelompok Kamar Mandi Pribadi Katup Gelontor untuk Kakus 8

17 Dus Terpisah Pribadi Katup Campuran 2

18 Kelompok Kamar Mandi Pribadi Tangki Gelontor untuk Kakus 6

19 Bak cuci Dapur Pribadi Kran 3

20 Bak cuci Pakaian Pribadi Kran 3

21 Alat Plambing Gabungan Pribadi Kran 3

Beban alat plambing yang tidak tercantum dalam Tabel 1 harus diperkirakan dengan membandingkan alat plambing

tersebut dengan alat plambing yang memakai air dalam debit yang sama. Beban yang tercantum dalam Tabel 1 adalah

untuk seluruh kebutuhan.

Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban

yang tercantum dalam Tabel 1

Page 13: Materi Kuliah Plambing Air Minum

13

GAMBAR : 6

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AIR MINUM DENGAN

UNIT BEBAN ALAT PLAMBING

Page 14: Materi Kuliah Plambing Air Minum

14

c) Syarat tekanan

Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam

pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena

pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan menambah

kemungkinan timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik berkisar

dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian

atau alat yang harus dilayani Tekana air yang berada pada sistem plambing (pada

pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu :

Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm2 atau 25 meter kolom air (mka)

sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka)

Untuk Perkantoran 4,0 kg/cm2 atau 40 meter kolom air (mka) sampai

5,0 kg/cm2 atau 50 meter kolom air (mka)

Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.

Tekanan yang dibutuhkan alat plambing dapat dibaca pada Tabel 2

TABEL : 2

TEKANAN YANG DIBUTUHKAN ALAT PLAMBING

No Nama alat Plambing Tekanan yang dibutuhkan

(kg/cm2)

Tekanan standar

(kg/cm2)

1 Katup gelontor kloset 0,70 1) 2)

1.00

2 Katup gelontor peturasan 0,40 2)

3 Keran yang menutup sendiri, otomatik 0,70 3)

4 Pancuran mandi, dengan pancaran halus/tajam 0,70

5 Pancuran mandi (biasa) 0,35

6 Keran biasa 0,30

7 Pemanas air langsung, dengan bahan bakar gas 0,25 – 0,70 4)

Catatan : 1) 2) Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal yang dimuat dalam Tabel 2 ini

adalah tekanan statik pada waktu air mengalir, dan tekanan maksimalnya adalah 4 kg/cm2

3) Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau tekanan airnya kurang dari yang minimum

Page 15: Materi Kuliah Plambing Air Minum

15

dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes dari

keran.

4) Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang dibutuhkan biasanya

dinyatakan/dicantumkan pada alat pemanas tersebut

Untuk bangunan yang berlantai banyak, misalnya 64 tingkat, maka tekanan air

dilantai bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap) akan sangat

besar, yaitu sebasar 64 X 3,50 m = 224 meter kolom air (mka). Oleh karena itu, agar

tekana air tidak melampoi batas yang ditentukan, maka bangunan tersebut harus dibagi

menjadi beberapa bagian atau zona, dimana setiap zona tekanan airnya tidak melampoi

tekanan yang terlah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7

GAMBAR : 7

PEMBAGIAN ZONA TEKANAN

Page 16: Materi Kuliah Plambing Air Minum

16

2.3.2 Komponen-komponen yang penting

Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem penyediaan

air minum suatu bangunan diantaranya adalah :

1) Sumber air

2) Pompa air

3) Pipa air dan perlengkapannya (assesories)

4) Tangki air

5) Peralatan plambing air minum

2.3.2.1 Sumber air

Sumber air untuk sistem penyedian air minum suatu bangunan gedung ada 2 (dua)

macam yaitu : secara individu dan secara kolektif

Secara individu : adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil

secara perorangan atau rumah tangga/bangunan.

Secara kolektif : adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil

secara bersama-sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh

suatu badan atau perusahaan, yang pada umumnya badan atau

perusahaan yang menyelenggarakannya adalah Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM). Sistem yang digunakan untuk

mendistribusikan airnya menggunakan sarana perpipaan. Oleh

karena itu sistem ini juga disebut : “penyediaan air minum

sistem perpipaan”.

Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara individu dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Page 17: Materi Kuliah Plambing Air Minum

17

Air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat

kepermukaan tanah dengan menggunakan timba/pompa, lalu air tersebut

digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang

ada didalam tanah melalui sumur di pompa langsung ke alat-alat

plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan

secara gravitasi ke alat-alat plambing. Ada juga yang menggunakan

sumber air dari mata air atau dari air permukaan (sungai atau kolam).

Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara kolektif dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Air dari sumber air (air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan) di

alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik secara

gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air

minum (water treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber

air yang belum memenuhi syarat kualitas air minum menjadi memenuhi

syarat kualitas air minum. Air minum dari unit pengolahan air minum

(water treatment plan) dialirkan melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air

minum secara gravitasi atau pemompaan ke reservoir. Air minum dari

reservoir didistribusikan ke konsumen atau pemakai melalui pipa atau

jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi

atau secara pemompaan atau gabungan pemompaan dan gravitasi”.

Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom air (mka), dan

pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air (mka).

Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa secara langsung

keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).

Air dari sistem penyediaan air minum kota (PDAM) pada umumnya kualitasnya

sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air individu, ada

yang sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang belum memenuhi. Kalau

belum memenuhi syarat kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu

agar memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalam sistem plambing

bangunan gedung.

Page 18: Materi Kuliah Plambing Air Minum

18

2.3.2.2 Pompa air

Pompa air adalah suatu alat untuk menaikan air dari level yang rendah ke level

yang lebih tinggi. Dilihat dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pompa

hisap dan pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level dibawah pompa

kelevel sama dengan level pompa. Pompa hisap-tekan menaikan air dari level dibawah

pompa ke level diatas pompa.

Dari cara kerjanya, pompa dapat dibedakan menjadi pompa tangan dan pompa

mekanik (digerakan dengan cara mekanik).

Untuk lebih jelasnya pompa tangan dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9

Dilihat dari cara meletakan pompa, pompa mekanik dibedakan menjadi 2 (dua)

golongan, yaitu :

Pompa yang diletakan diatas permukaan air (pompa centrifugal dan pompa jet).

Pompa yang diletakan didalam air, yang disebut pompa rendam (submersible

pump).

Untuk lebih jelasnya pompa mekanik dapat dilihat pada Gambar 10 sampai dengan

Gambar 16.

Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih kecil

atau sama dengan 7.00 meter (jarak dari pompa sentrifugal dengan permukaan air yang

akan di pompa < 7.00 meter). Untuk menaikan air, bila kedalaman muka air lebih besar

dari 7.00 meter dari permukaan tanah, sebaiknya digunakan pompa jet (jet pump), atau

pompa rendam (submersible pump).

Agar pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama pada pompa centrifugal),

maka udara tidak boleh masuk kedalam pipa hisap.

Page 19: Materi Kuliah Plambing Air Minum

19

GAMBAR : 8

POMPA TANGAN

Page 20: Materi Kuliah Plambing Air Minum

20

GAMBAR : 9

CARA KERJA POMPA TANGAN

Page 21: Materi Kuliah Plambing Air Minum

21

GAMBAR : 10

POMPA MEKANIK

Page 22: Materi Kuliah Plambing Air Minum

22

GAMBAR : 11

DETAIL POMPA MEKANIK

Page 23: Materi Kuliah Plambing Air Minum

23

GAMBAR : 12

PEMASANGAN FOOT VALVE

Page 24: Materi Kuliah Plambing Air Minum

24

GAMBAR : 13

LAYOUT POMPA JET

Page 25: Materi Kuliah Plambing Air Minum

25

GAMBAR : 14

POMPA JET

Page 26: Materi Kuliah Plambing Air Minum

26

GAMBAR : 15

DETAIL JET PADA POMPA JET

Page 27: Materi Kuliah Plambing Air Minum

27

GAMBAR : 16

POMPA SUBMERSIBLE

Page 28: Materi Kuliah Plambing Air Minum

28

Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah :

Foot valve

Pipa hisap dan peralatannya

Pompa itu sendiri

Fleksible joint

Sambungan peredam getaran

Pipa tekan

Katup (valve)

Katup searah (swing valve)

Saringan (strainer)

Kadang-kadang manometer

Fungsi dari peralatan-peralatan yang ada sekitar pompa tersebut diatas diantaranya

adalah sebagai berikut :

Foot valve, dari jenis katup searah : berfungsi untuk mencegah air turun

kembali.

Pipa hisap dan peralatannya (soket, knie) : berfungsi sebagai jalan air ke pompa

air

Pompa air : berfungsi untuk menaikan air.

Fleksible joint : berfungsi agar pada waktu pompa

akan dipasang setelah diperbaiki

(dilepas), pada waktu pemasangnya

kembali tidak mengalami kesulitan.

Sambungan peredam getaran : berfungsi untuk meredam getaran

pompa agar tidak merambat ke pipa.

Sambungan peredam getaran

biasanya dipasang pada pompa

dengan kapasitas yang besar.

Page 29: Materi Kuliah Plambing Air Minum

29

Pipa tekan : berfungsi sebagai jalan air dari

pompa air.

Katup (valve) : berfungsi untuk mengatur aliran air,

biasanya yang digunakan adalah dari

jenis gate valve (katup sorong).

Katup searah (swing valve) : berfungsi untuk menahan air balik

agar tidak menekan pompa.

Saringan (strainer) : berfungsi untuk menyaring kotoran

agar tidak masuk kedalam pompa.

Manometer : berfungsi untuk mengukur tekanan

air. Biasanya dipasang pada pompa

dengan kapasitas yang besar.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 17

Pipa hisap yang tegak harus dipasang tegak lurus, dan pipa hisap yang mendatar

harus dipasang agak miring ke atas kearah pompa agar udara tidak terjebak pada pipa

hisap.

Pada pipa hisap, udara tidak boleh masuk kedalam pipa, oleh karena itu pada pipa

hisap sedapat mungkin jangan terlalu banyak sambungan. Karena pada sambungan tersebut

udara mudah masuk

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar. 18

Cara pemasangan alat otomatis untuk menghidupkan dan mematikan pompa dapat

dilihat pada Gambar 19.

Page 30: Materi Kuliah Plambing Air Minum

30

GAMBAR : 17

PERALATAN YANG HARUS DIPASANG PADA POMPA CESTRIFUGAL

10

5

3

9

2

1

4 4 6 7 8

P

Page 31: Materi Kuliah Plambing Air Minum

31

GAMBAR : 18

CARA PEMASANGAN PIPA HISAP

Page 32: Materi Kuliah Plambing Air Minum

32

GAMBAR : 19

CARA PEMASANGAN OTOMAT POMPA

Page 33: Materi Kuliah Plambing Air Minum

33

2.3.2.3 Pipa air dan peralatannya (assesories)

Air yang mengalir dalam pipa, mengalir dibawah tekanan (under pressure) atau

disebut juga air mengalir dengan tekanan, yaitu air mengalir dalam pipa dalam kondisi pipa

terisi penuh oleh air, jadi tidak ada udara didalam pipa. Oleh karena itu air bisa mengalir

kebawah, keatas, atau kesamping. Jadi pipa dapat dipasang tegak, miring keatas, miring

kebawah, atau mendatar.

Pada waktu air mengalir dalam pipa, akan timbul gesrekan-gesrekan antar molekul

air dan gesrekan-gesrekan antara air dengan dinding pipa, hal ini mengakibatkan

timbulnya kehilangan tekanan (head loss) pada waktu air mengalir didalam pipa.

Besarnya kehilangna tekan dalam pipa tergantung dari :

Kekasaran dinding pipa : makin kasar dinding pipa

makin besar kehilangan

tekanannya.

Panjang pipa : makin panjang pipa, makin

besar kehilangan tekanannya.

Kecepatan air dalam pipa : makin cepat air mengalir

dalam pipa makin besar

kehilangan tekanannya.

Banyaknya perlengkapan (assesories) pipa : makin banyak perlengkapan

pipa makin besar kehilangan

tekanannya.

Menghitung besarnya kehilangan tekanan air dalam pipa dapat menggunakan

rumus “Hazen William” yang sudah dirubah menjadi “Nomogram”. Lihat Tabel 3, dan

Tabel 4.

Page 34: Materi Kuliah Plambing Air Minum

34

TABEL : 3

NOMOGRAM UNTUK MENENTUKAN KEHILANGAN TEKANAN

DALAM PIPA KECIL DARI HAZEN DAN WILLIAMS

(UNTUK C = 100)

Page 35: Materi Kuliah Plambing Air Minum

35

TABEL : 4

NOMOGRAM UNTUK MENENTUKAN KEHILANGAN TEKANAN

DALAM PERALATAN PIPA DARI HAZEN DAN WILLIAMS

(UNTUK C = 100)

Page 36: Materi Kuliah Plambing Air Minum

36

Pipa yang digunakan untuk digunakan dalam sistem plambing air minum harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Pipa yang terbuat dari bahan yang kuat menahan tekanan air

Tidak mudah berkarat

Tidak mudah bocor

Tidak merubah kualitas air dalam pipa

Tidak berubah kualitasnya oleh cuaca (terutama kalau pipa dipasang diluar

bangunan gedung).

Peralatan (assesories) pipa harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa

yang akan dipasang.

Peralatan pipa diantaranya terdiri dari : soket, knie, tee, reduser, croos, valve, dan

Dop.

Soket : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa lurus.

Knie : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa berubah arah

Tee : berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) pipa yang bertemu

Reduser : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa dengan garis tengah

berbeda.

Croos : berfungsi untuk menyambung 4 (empat) pipa lurus

Valve : berfungsi untuk mengatur atau menutup aliran air

Dop : berfungsi untuk menutup ujung pipa

Macam-macam peralatan pipa dapat dilihat pada Gambar 20. Dan cara penempatan

katup (valve) di dalam sistem plambing air minum dapat dilihat pada Gambar 21.

Pada umumnya garis tengan pipa air minum bergaris tengan kecil, oleh karena itu

pipa air minum dapat dipasang dengan cara menanam pipa dalam dinding bangunan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 22.

Page 37: Materi Kuliah Plambing Air Minum

37

GAMBAR : 20

MACAM-MACAM PERALATAN PIPA

Page 38: Materi Kuliah Plambing Air Minum

38

GAMBAR : 21

LOKASI PENEMPATAN KATUP (VALVE)

Contoh Lubang Pemeriksa di dinding

Page 39: Materi Kuliah Plambing Air Minum

39

GAMBAR : 22

PENEMPATAN PIPA DALAM DINDING

Page 40: Materi Kuliah Plambing Air Minum

40

Garis tengan pipa air minum yang ada adalah : ½” , ¾” , 1”, 1 ¼ “, 1 ½ “, 2”,

2 ½ “, 3”, 4”, 6”, 8” 10”. Pada umunya yang dipergunakan, yang bergaris tengan ½ “

sampai dengan 1 ¼ “ untuk rumah tinggal.

Sebelum menghitung besarnya garis tengah pipa dan menentukan perletakan

peralatang pipa perlu dibuat dulu gambar isometri. Contoh gambar isometri dapat dilihat

pada Gambar 23.

Untuk menentukan garistengah pipa dapat digunakan Tabel 5 dan Tabel 6

TABEL : 5

UKURAN MINIMUM PIPA PENYEDIAAN AIR ALAT PLAMBING

No

Alat Plambing

Ukuran Nominal

mm inci

1 Bak mandi 15 ½

2 Gabungan bak cuci dan dulang cuci pakaian 15 ½

3 Pancuran air minum 15 ½

4 Mesin cuci piring untuk rumah tangga 15 ½

5 Bak cuci dapur untuk rumah tangga 15 ½

6 Bak cuci dapur komersiil 20 ¾

7 Bak cuci tangan 15 ½

8 Bak cuci pakaian (1,2 atau 3 bagian) 15 ½

9 Dus (untuk tiap dus) 15 ½

10 Bak cuci (service slop) 15 ½

11 Bak cuci (jenis bibir penggelontor) 20 ¾

12 Peturasan (katup glontor ¾ “) 20 ¾

13 Peturasan (katup glontor 1 ”) 25 1

14 Peturasan tangki glontor 15 ½

15 Kakus (tangki glontor) 15 ½

16 Kakus (katup glontor) 25 1

17 Kran untuk penyembung slang 15 ½

18 Hidran dinding 15 ½

TABEL : 6

THE NUMBER OF ½ IN PIPES THAT WILL DISCHARGE AS MUCH AS

A SINGLE PIPE OF ANY OTHER SIZE FOR THE SAME PRESSURE LOSS

Size of pipe (inch) ½ 5/8 ¾ 1 1¼ 1½ 2 2½ 3 4 6 8 10

Number of ½ inch.

Pipes with same

capacity

1

1,7

2,9

6,2

10,9

17,4

37,8

65,5

110,5

189

527

1.200

2.090

Page 41: Materi Kuliah Plambing Air Minum

41

GAMBAR : 23

CONTOH GAMBAR ISOMETRI

Page 42: Materi Kuliah Plambing Air Minum

42

Contoh Perhitungan menentukan dimensi pipa air minum

Tentukan dimensi pipa air minum pada gambar berikut :

Keterangan :

1. Bak mandi

2. Kakus (katup gelontor)

3. Bak Cuci dapur untuk Rumah tangga

4. Kakus (tangki gelontor)

5. Pancuran air minum

6. Bak Cuci tangan

Menghitung Dimensi Pipa Air Minum

Dari Tabel 5 diperoleh garis tengah ( ) pipa yang berhubungan dengan alat

plambing air minum adalah sebagai berikut :

1. Bak Mandi garis tengah ( ) pipa ½ inch

2. Kakus (katup gelontor) garis tengah ( ) pipa 1 inch

3. Bak cuci dapur untuk rumah tangga garis tengah ( ) pipa ½ inch

4. Kakus (tangki gelontor) garis tengah ( ) pipa ½ inch

5. Pancuran air minum garis tengah ( ) pipa ½ inch

6. Bak cuci tangan garis tengah ( ) pipa ½ inch

Dari data tersebut dapat dihitung garis tengah ( ) pipa dengan menggunakan

Tabel 6, sebagai berikut :

P

K J I

2 4 6

E F

2 5

C B

A 3

4

1

D

H

L

G

Page 43: Materi Kuliah Plambing Air Minum

43

Pipa A – B :

Garis tengah ( ) pipa sama dengan pipa ke bak mandi yaitu pipa dengan garis tengah

( ) pipa ½ inch.

Jadi garis tengah ( ) pipa A – B ½ inch

Pipa B – C :

Beban pipa B – C adalah :

- Bak mandi ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

_________________________________ +

Total 2

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) pipa B – C adalah ¾ inch (number of ½ inch.

Pipes with same capacity) sebesar 2,9

Jadi garis tengah ( ) pipa B – C adalah ¾ inch

Pipa C – D

Beban pipa C – D adalah :

- Bak mandi ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Bak cuci dapur untuk rumah tangga pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

_________________________________ +

Total 3

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) C – D adalah ¾ inch (number of ½ inch. Pipes

with same capacity) sebesar 2,9 (antara angka 2,9 dan angka 3 perbedaannya kecil

sekali)

Jadi garis tengah ( ) pipa C – D adalah ¾ inch

Pipa D – H

Pipa D – H sama bebannya dengan pipa C – D. Jadi garis tengah ( ) pipa D – H

adalah ¾ inch

Page 44: Materi Kuliah Plambing Air Minum

44

Pipa E – F

Garis tengah ( ) pipa sama dengan pipa ke Pancuran air minum yaitu pipa dengan

garis tengah ( ) pipa ½ inch.

Jadi garis tengah ( ) pipa E – F ½ inch

Pipa F – G

Beban pipa F – G adalah :

- Pancuran air minum ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel 6 didapat harga 6,2

_________________________________ +

Total 7,2

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) pipa F – G adalah 1¼ inch (number of ½ inch.

Pipes with same capacity) sebesar 10,9

Jadi garis tengah ( ) pipa F – G adalah 1¼ inch

Pipa I – J

Garis tengah ( ) pipa sama dengan pipa ke bak cuci tangan yaitu pipa dengan garis

tengah ( ) pipa ½ inch.

Jadi garis tengah ( ) pipa I – J ½ inch

Pipa J – K

Beban pipa J – K adalah :

- Bak cuci tangan ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

_________________________________ +

Total 2

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) pipa J – K adalah ¾ inch (number of ½ inch.

Pipes with same capacity) sebesar 2,9

Jadi garis tengah ( ) pipa J – K adalah ¾ inch

Page 45: Materi Kuliah Plambing Air Minum

45

Pipa K – G

Beban pipa K – G adalah :

- Bak cuci tangan ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel 6 didapat harga 6,2

_________________________________ +

Total 8,2

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) K – G adalah 1¼ inch (number of ½ inch. Pipes

with same capacity) sebesar 10,2

Jadi garis tengah ( ) pipa K – G adalah 1¼ inch

Pipa G – H

Beban pipa G – H adalah :

- Pancuran air minum ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel 6 didapat harga 6,2

- Bak cuci tangan ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel 6 didapat harga 6,2

_________________________________ +

Total 15,4

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) pipa G – H adalah 1½ inch (number of ½ inch.

Pipes with same capacity) sebesar 17,4

Jadi garis tengah ( ) pipa G – H adalah 1½ inch

Page 46: Materi Kuliah Plambing Air Minum

46

Pipa H – L

Beban pipa H – L adalah :

- Bak mandi ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Bak cuci dapur untuk rumah tangga pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Pancuran air minum ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel 6 didapat harga 6,2

- Bak cuci tangan ( ) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (tangki gelontor) pipa ½ inci, dari tabel 6 didapat harga 1

- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel 6 didapat harga 6,2

_________________________________ +

Total 18,4

Dari tabel 6 diperoleh garis tengah ( ) pipa H – L adalah 1½ inch (number of ½ inch.

Pipes with same capacity) sebesar 17,4 (antara angka 18,4 dan angka 17,4

perbedaannya kecil sekali)

Jadi garis tengah ( ) pipa H – L adalah 1½ inch

Pipa L – P

Pipa L – P sama bebannya dengan pipa H – L. Jadi garis tengah ( ) pipa L – P adalah

1½ inch

2.3.2.4 Tangki air

Tangki air biasa disebut juga reservoir, berfungsi sebagai tempat menyimpan air

minum sementara. Tangki air bisa diletakan dibawah atau diatas tanah (ground reservoir),

pada atap bangunan atau bangunan yang tertinggi, dan pada menara air. Sebaiknya tangki

bawah untuk bangunan gedung tidak diletakan didalam tanah (ditanam), tetapi diletakan

diatas tanah dengan ketinggian sekitar 45 cm sampai 60 cm diatas tanah, agar tidak mudah

terkotori, dan mudah untuk pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya perletakan tangki diatas

tanah dapat dilihat pada Gambar 24.

Page 47: Materi Kuliah Plambing Air Minum

47

GAMBAR : 24

PERLETAKAN TANGKI DIATAS TANAH

Page 48: Materi Kuliah Plambing Air Minum

48

Dalam pemasangan tangki air diperlukan ruang bebas yang cukup sekeliling tangki

untuk pemeriksaan dan perawatan, seperi : disebelah atas, disebelah dinding, dan di bawah

dasar reservoir, agar supaya dapat dilakukan pemeriksaan dan perawatan dengan baik.

Ruang bebas tersebut sekurang-kurangnya 45 cm, tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm

agar mamudahkan pengecatan dinding luar tangki.

Pada tangki air harus dilengkapi perlengkapan sebagai berikut :

Penutup tangki : agar tangki terhindar dari pengotoran.

Ventilasi : agar ada hubungan antara udara didalam tangki dan udara

diluar tangki

Man hole : agar orang bisa masuk untuk membersihkan tangki.

Pipa peluap : agar air bisa meluap kaluar tangki bila tangki sudah penuh.

Pipa inlet : untuk memasukan air kedalam tangki.

Pipa outlet : untuk mengalirkan air kebangunan gedung.

Pipa drain : untuk pengurasan.

Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum harus dibersihkan

secara teratur, agar kualitas air minum tetap terjaga. Disamping itu sinar matahari tidak

boleh masuk atau menembus kedalam tangki, agar lumut (ganggang) tidak tumbuh.

Disyaratkan juga agar tangki air tidak merupakan bagian struktural dari bangunan, serta

lokasinya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan air kotor atau kotoran lainnya.

Serta lokasi tangki juga tidak boleh di tempat yang sering didatangi orang, kecuali petugas

yang akan melakukan perawatan dan pembersihan.

Gambar 25, menunjukan beberapa contoh pemasangan tangki air. Gambar 25 (a)

adalah yang paling umum dilaksanakan. Gambar 25 (b) adalah contoh dimana suatu

bangunan tidak mempunyai ruang bawah tanah, dan menunjukan pemasangan tangki di

ruang khusus di bawah lantai terbawah dari bangunan. Untuk bangunan yang tidak

mempunyai ruang bawah tanah, tangki air tidak boleh ditanam langsung dalam tanah di

bawah lantai terbawah. Gambar 25 (c) menunjukan keadaan dimana tangki dipasang pada

lantai terbawah, dengan menyingkirkan sebagian dari pelat lantai yang bersangkutan.

Page 49: Materi Kuliah Plambing Air Minum

49

Kalau di bawah lantai ini ada bak penampung air kotor atau air buangan, maka jarak

dengan tangki air tersebut di atas tidak boleh kurang dari 5 m.

GAMBAR : 25

CONTOH PENEMPATAN TANGKI AIR YANG BENAR

Page 50: Materi Kuliah Plambing Air Minum

50

GAMBAR : 26

CONTOH PENEMPATAN TANGKI AIR YANG KURANG BENAR

Page 51: Materi Kuliah Plambing Air Minum

51

Tangki air harus terbuat dari bahan sebagai berikut :

Tidak mudah bocor

Tahan terhadap tekanan air

Tahan terhadap perubahan cuaca (bila tangki air diletakan diluar bangunan)

Tidak menyebabkan air berubah kualitasnya

Didalam tangki air tidak boleh ada air mati, jadi air yang masuk duluan harus

keluar duluan (antri). Kedalam tangki air tidak boleh ada binatang atau serangga yang

masuk, oleh karena itu lubang ventilasi harus ditutup oleh bahan yang tidak bisa ditembus

serangga, tetapi udara bisa masuk (biasanya bahan yang digunakan adalah kasa nyamuk).

A. Menentukan volume tangki air

Untuk menentukan volume tangki air, perlu data-data mengenai :

Kebutuhan air per orang per hari,

Jumlah penghuni bangunan gedung,

Lama waktu pemompaan.

Contoh perhitungan

Misalnya jumlah penghuni bangunan gedung sebanyak 7 jiwa

Kebutuhan air sebanyak 200 l/hari/jiwa

Maka kebutuhan air sebanyak : 7 jiwa X 200 l/hari/jiwa = 1.400 l/hari.

Kalau pompa dijalankan 1 kali dalam 1 hari, maka volume tangki air sebesar

minimal 1.400 l atau 1, 4 m3 .

Kalau pompa dijalankan 2 kali dalam 1 hari, maka volume tangki air sebesar

minimal 700 l atau 0,70 m3 .

Kalau pompa dijalankan 3 kali dalam 1 hari, maka volume tangki air sebesar

minimal 467 l atau 0,47 m3 , atau 500 l.

Page 52: Materi Kuliah Plambing Air Minum

52

Berat tangki air adalah berat tangki itu sendiri ditambah berat air di dalam tamgki.

Kalau volume air 1 (satu) liter sama dengan berat air 1 (satu) kg, jadi bila volume air

1.000 liter, atau 1 m3 sama dengan berat air sebesar 1.000 kg atau 1 ton.

B. Menentukan tinggi tangki atas air (menara air)

Untuk menentukan tinggi tangki atas air atau menara air, diperlukan data-data

diantaranya adalah :

Tinggi statis peralatan plambing

Kehilangan tekanan dalam pipa

Sisa tekanan pada peralatan plambing

Contoh perhitungan

Misalnya tinggi statis peralatan plambing dalam hal ini dari jenis water heater

setinggi 5.00 meter

Kehilangan tekanan air pada pipa diperhitungkan 1,50 meter

Sisa tekanan pada water heater 7,00 meter (lihat Tabel 2).

Tinggi tangki atas air (menara air) =

Tingggi statis peralatan plambing + Kehilangan tekanan pada pipa + Sisa

tekanan pada peralatan plambing.

Tinggi tangki atas air (menara air) = 5 m + 1,50 m + 7,00 m = 13,50 m

Yang disebut tinggi menara air, adalah jarak vertikal antara permukaan tanah

setempat dengan dasar tangki air. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar. 27.

2.3.2.5 Peralatan plambing air minum

Peralatan plambing adalah peralatan yang dipasang di dalam maupun di luar

bangunan gedung, untuk menyediakan (mengeluarkan) air minum, atau dengan kata lain

peralatan yang dipasang pada ujung akhir pipa untuk menyediakan (mengeluarkan) air

minum.

Peralatan plambing tersebut diantaranya adalah : Katup (kran), dan Shower.

Page 53: Materi Kuliah Plambing Air Minum

53

GAMBAR : 27

LAYOUT PEMASANGAN MENARA AIR

Keterangan :

WH = Water Heater (pemanas` air)

5 m

WH

Page 54: Materi Kuliah Plambing Air Minum

54

LANGKAH-LANGKAN PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR MINUM

1. Tentukan letak masing-masing alat plambing air minum

2. Buat gambar lay out jaringan pipa air minum

3. Buat gambar isometri jaringan pipa air minum

4. Tentukan garis tengan pipa air minum dengan mengacu pada Tabel 5 (Ukuran

minimum pipa penyediaan air alat plambing) dan Tabel 6 (The number of ½ inch

pipes that will discharge as much as a single pipe of any other size for the same

pressure loss)

5. Tentukan letak peralatan pipa (accessories pipes) pada gambar isometri jaringan pipa

air minum

6. Tentukan sisa tekanan pada masing-masing alat plambing sesuai dengan sisa tekan

yang dibutuhkan oleh masing-masing alat plambing sesuai denga Tabel 2 (Tekanan

yang dibutuhkan alat plambing)

7. Hitung kehilangan tekanan pada pipa dan peralatannya (kehilangan tekanan pada pipa

dan peralatannya untuk rumah tinggal sebesar 1 mka sampai 2 mka)

8. Untuk menentukan Head Pompa (Hp) digunakan rumus sebagai berikut :

Hp = Kehilangan tekanan + sisa tekan pada alat plambing + Hst

Hst adalah jarak vertikal antara pompa dan pipa out let pada menara

9. Untuk menentukan tinggi menara air digunakan rumus sebagai berikut :

Hst adalah jarak vertikal antara permukaan tanah dan alat plambing yang tertinggi atau

alat plambing dengan total kehilangan tekanan (kehilangan tekanan dalam pipa + sisa

tekanan) yang paling besar

Page 55: Materi Kuliah Plambing Air Minum

55

2.4 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PANAS

Sistem penyediaan air minum yang panas (air panas) dalam bangunan gedung ada

2(dua) sistem, yaitu : sistem individu dan sistem kolektif.

Sistem individu adalah sistem penyediaan air panas dalam bangunan gedung

secara parsil, dimana setiap alat plambing yang membutuhkan air panas, mempunyai

sumber air panas tersendiri. Misalnya untuk kamar mandi mempunyai satu sumber air

panas sendiri, yaitu berupa unit water heater, dimana sumber pemanasnya bisa dari gas

atau listrik.

Sistem kolektif adalah sistem penyediaan air panas secara bersama-sama dalam

satu bangunan gedung, dimana setiap alat plambing yang membutuhkan air panas,

memperoleh air panas dari satu sumber.

Pipa yang dipergunakan untuk mengalirkan air panas harus terbuat dari bahan yang

tahan terhadap air panas, biasanya dari bahan besi (cast iron). Bila pipanya panjang untuk

menjaga agar air panas tidak terlalu banyak kehilangan kalornya (panasnya), maka pipa

tersebut harus diisolasi oleh bahan yang bisa menahan panas.

Untuk bangunan gedung yang memerlukan air panas selama 24 jam terus menerus,

diperlukan pengaliran air panas “secara tertutup”.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 28 dan Gambar 29.

Page 56: Materi Kuliah Plambing Air Minum

56

GAMBAR : 28

SISTEM PIPA PENGISI KE ATAS

(TANGKI AIR PANAS DIPASANG DI ATAP)

Page 57: Materi Kuliah Plambing Air Minum

57

GAMBAR : 29

SISTEM KOMBINASI PIPA PENGISI KE ATAS DAN KEBAWAH

Page 58: Materi Kuliah Plambing Air Minum

58

Page 59: Materi Kuliah Plambing Air Minum

59

BAB III

SISTEM PLAMBING AIR KOTOR

3.1 U M U M

Sebelum melanjutkan pada materi sistem pembuangan air kotor dalam bangunan

gedung, ada beberapa istilah yang perlu diketahui, diantaranya adalah :

Limbah : adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai). Limbah terdiri

dari limbah padat dan limbah cair.

Limbah padat : adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya disebut

sampah.

Limbah cair : adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk dalam limbah

cair diantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air hujan.

Air kotoran : adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.

Air bekas : adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti

bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci dapur, dan lain-lainnya

yang tidak mengandung kotoran manusia.

Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.

Air hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).

Riol (riool) : adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan air limbah. Sistem yang

digunakan di indonesia adalah sistem terpisah, oleh karena itu riol (riool) hanya

digunakan untuk mengalirkan air kotor.

Riol Gedung : adalah bagian dari sistem pembuangan air kotor yang membentang

Page 60: Materi Kuliah Plambing Air Minum

60

dari ujung saluran pembuangan gedung dan menyalurkan buangannya ke saluran

pembuangan kota, pribadi, atau tempat pembuangan lainnya yang dibenarkan.

Riol (riool) kota : adalah jaringan saluran pembuangan air kotor di kota, yang

menghubungkan saluran riol gedung dengan unit pengolahan air kotor kota. Karena di

Indonesia sistem pengaliran air kotor dengan sistem pengaliran air hujan terpisah.

Oleh karena itu fungsi dari riol kota hanya untuk mengalirkan air kotor, lebih spesifik

lagi air kotor rumah tangga atau limbah cair rumah tangga.

Air kotor dari bangunan gedung disebut juga air limbah domestik atau air limbah

rumah tangga.

Seperti telah dijelaskan diatas, air kotor adalah air bekas atau air buangan yang

berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, yaitu semua jenis air buangan rumah

tangga yang berasal dari : mandi, dapur, mencuci, kakus, dan lain sebagainya. Jadi air

kotor juga mengandung kotoran manusia (excreta, faeces).

Faeses mengandung zat organik, anorganik, bakteri (baik yang pathogen, maupun

yang tidak pathogen, seperti bakteri coli) dan kadang-kadang juga cacing atau telur cacing.

Disamping itu, proses pembusukan faeses, terutama didalam air terus berlangsung,

sehingga akan menimbulkan bau yang kurang baik. Oleh karena itu faeses, perlu dikelola

dengan baik dan benar, agar tidak menimbulkan bau yang kurang baik, dan penyebaran

penyakit. Karena air kotor mengandung faeses, maka air kotor pun perlu dikelola secara

baik dan benar.

Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu :

Sistem individu (on site)

Sistem terpusat (of site)

Sistem individu atau disebut juga “on site system” adalah sistem pembuangan air

kotor rumah tangga dari tiap-tiap rumah tangga/bangunan gedung atau beberapa

rumah/bangunan gedung.

Page 61: Materi Kuliah Plambing Air Minum

61

Sistem terpusat atau disebut juga “off site system” adalah sistem pembuangan air

kotor dari tiap-tiap rumah/bangunan gedung, dialirkan/dibuang bersama-sama dengan

menggunakan sistem perpipaan (disebut sistem rioolering) ke unit pengolahan air kotor

untuk suatu kawasan atau kota.

3.2 SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR

Bagian-bagian yang penting dalam sistem plambing air kotor diantaranya adalah

sebagai berikut :

Perpipaan (sistem perpipaan)

Perangkap

Pipa ven

Lubang pembersih

Bak penampung dan pompa

3.2.1 Perpipan (Sistem perpipaan)

Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung dapat dijelaskan sebagai

berikut :

“Air kotor yang dibuang malalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa

pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau unit

pengolahan air kotor melalui riool kota)”.

Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya untuk

memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian bawah

bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor.

Sarana pengaliran air kotor pada umumnya berupa perpipaan. Bahan pipa yang

digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tidak mudah bocor

Tahan terhadap asam

Tahan terhadap cuaca, untuk pipa yang diletakan di luar bangunan gedung

Page 62: Materi Kuliah Plambing Air Minum

62

Nama-nama perpipaan yang ada dalam sistem plambing air kotor diantaranya

adalah :

Pipa cabang mendatar

Pipa tegak

Saluran pembuangan gedung

Pipa ven

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 28 dan Gambar 29

Fungsi dari pipa-pipa tersebut adalah :

Pipa cabang mendatar : adalah pipa pembuangan mendatar yang menghubungkan

pipa pembuangan alat plambing dengan pipa tegak air buangan. Berfungsi untuk

mengalirkan air kotor dari alat plambing ke pipa tegak air kotor.

Dalam sistem plambing air kotor, sistem pembuangan harus mampu mengalirkan air

buangan dengan cepat, dan biasanya air buangan mengandung bagian-bagian padat.

Oleh karena itu pipa pembuangan cabang mendatar harus mempunyai ukuran dan

kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus

dialirkan. Pada umumnya kemiringan pipa pembuangan cabang mendatar sebesar 2 %.

Pipa tegak : adalah pipa pembuangan air kotor yang menghubungkan pipa cabang

mendatar dengan pipa saluran pembuangan gedung.

Saluran pembuangan gedung : adalah bagian jaringan pipa terendah dari sistem

pembuangan air kotor yang menerima air kotor dari seluruh jaringan pipa air kotor, dan

menyalurkannya ke tempat pengolahan air kotor.

Kemiringan saluran pembuangan gedung sebesar (0,50 – 4) %.

Pipa ven : adalah pipa yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh bagian sistem

pembuangan air kotor, dan mencegah terjadinya kerja sifon dan tekanan balik pada

perangkap.

Page 63: Materi Kuliah Plambing Air Minum

63

GAMBAR : 28

LAYOUT PLAMBING AIR KOTOR

Page 64: Materi Kuliah Plambing Air Minum

64

GAMBAR : 29

LAYOUT PLAMBING AIR KOTOR

Page 65: Materi Kuliah Plambing Air Minum

65

Garis tengah pipa air kotor pada umumnya lebih besar dari garis tengah pipa air

minum, untuk garis tengah air kotor yang terkacil adalah 2 inci, bila tidak mengangkut

faeses. Untuk pipa yang bersal dari 1(satu) kloset (wc), diameter pipa terkecil adalah 3

inci. Oleh karena itu pemasangan pipa air kotor tidak dapat ditanam didalam dinding,

tetapi harus diluar dinding, agar tidak terlihat perlu ditutup oleh penutup yang serasi

dengan kondisi dinding yang bersangkutan. Bisa juga pipa mendatar diletakan pada lokasi

antara lantai atas dengan plafon. Dan pipa tegak diletakan pada shaf.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 30.

Perlengkapan (assessoris) pipa air kotor diantaranya adalah sebagai berikut : Soket,

belokan (elbow), reducer, tee, dop, Cleanout (CO) atau lubang pembersih.

Fungsi dari perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut :

Soket , berfungsi untuk menyambung 2(dua) pipa yang lurus.

Belokan (elbow), berfungsi untuk menyambung 2(dua) pipa yang berubah arah (belok).

Dalam sistem pembuangan air kotor, karena yang terangkut dalam pengaliran air adalah

benda kasar (faeses), maka belokan tidak boleh terlalu tajam, oleh karena itu untuk belokan

dipergunakan elbow, bukan knie seperti air minum.

Reducer. Pada sistem pengaliran air kotor sebenarnya tidak dikenal reducer, tetapi

pembesaran pipa, dimana fungsinya untuk menyambung pipa kecil dengan pipa yang lebih

besar. Reducer yang dipergunakan juga dari type long radius reducer.

Tee, berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) buah pipa menjadi satu. Dalam sistem

pembuangan air kotor, karena yang terangkut dalam pengaliran air adalah benda kasar

(faeses), maka pertemuan pipa tidak boleh terlalu tajam, oleh karena itu untuk sambungan

ini dipergunakan “Tee Y”, bukan tee seperti air minum.

Dop, berfungsi untuk menutup ujung pipa.

Lubang pembersih (cleanout), berfungsi untuk pemeliharaan pipa

Page 66: Materi Kuliah Plambing Air Minum

66

GAMBAR : 30

CONTOH PENEMPATAN PIPA AIR KOTOR

Page 67: Materi Kuliah Plambing Air Minum

67

Untuk menentukan ukuran pipa air kotor baik pipa cabang mendatar, pipa tegak,

saluran pembuangan gedung, dan pipa ven tergantung dari banyaknya dan jenisnya alat-

alat saniter yang ada didalam bangunan gedung tersebut

Contoh perhitungan

Diasumsikan bangunan gedung 3 (tiga) lantai dengan alat-alat plambing air kotor yang ada

adalah sebagai berikut :

No 1. Peturasan dengan tangki gelontor

No 2. Bak mandi dengan perangkap 50 mm

No 3. Kakus dengan katup gelontor

No 4. Bidet dengan perangkap 40 mm

No 5. Kakus dengan tangki gelontor

No 6. Lubang pengering lantai

No 7. Kakus dengan katup gelontor

No 8. Bak cuci tangan dengan lubang pengeluaran air kotor sebesar 40 mm

No 9. Kakus dengan tangki gelontor

No 10. Dus pada ruang dus

Lay out pemasangan pipa dapat dilihat pada Gambar. 31

Yang akan dihitung adalah dimensi pipa, baik pipa cabang mendatar, pipa tegak,

maupun pipa pembuangan gedung.

Untuk menentukan dimensi pipa dapat digunakan Tabel 17 (Beban maksimum yang

diizinkan untuk perpipaan drainasi saniter, dinyatakan dalam unit alat plambing).Dan

untuk menentukan besarnya nilai unit alat plambing (NUAP), dapat dipergunakan Tabel 16

(Nilai unit alat plambing untuk drainasi saniter)

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut :

Menentukan garis tengah pipa A-B :

Pipa A-B (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP

sebesar 4, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa A-B sebesar 50 mm (2 inci).

Page 68: Materi Kuliah Plambing Air Minum

68

GAMBAR : 31

LAYOUT PEMASANGAN PIPA AIR KOTOR

Page 69: Materi Kuliah Plambing Air Minum

69

Menentukan garis tengah pipa B-C :

Pipa B-C (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP

sebesar 4, dan No 2 dengan NUAP sebesar 3, jadi jumlah NUAP sebesar 7, dari tabel 17

didapat garis tengah pipa B-C sebesar 65 mm (21/2 inci).

Menentukan garis tengah pipa C-D :

Pipa C-D (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP

sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, dan No 3 dengan NUAP sebesar 8, jadi jumlah

NUAP sebesar 15, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa C-D sebesar 80 mm (3 inci).

Menentukan garis tengah pipa D-E :

Pipa D-E (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP

sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP sebesar 8, dan No 4

dengan NUAP sebesar 3, jadi jumlah NUAP sebesar 18, dari tabel 17 didapat garis

tengah pipa D-E sebesar 80 mm (3 inci).

Menentukan garis tengah pipa E-Y :

Pipa E-Y (pipa tegak) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP sebesar 4, No

2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP sebesar 8, dan No 4 dengan NUAP

sebesar 3, jadi jumlah NUAP sebesar 18, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa E-Y

sebesar 65 mm (21/2 inci), oleh karena ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80 mm

(3 inci), ini juga karena pipa D-E sudah bergaris tengah 80 mm (3 inci). Dalam pipa air

kotor tidak boleh air kotor mengalir dari pipa besar ke pipa yang lebih kecil.

Menentukan garis tengah pipa F-G :

Pipa F-G (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5 dengan NUAP

sebesar 4, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa F-G sebesar 50 mm (2 inci), oleh karena

ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80 mm (3 inci),

Menentukan garis tengah pipa G-H :

Pipa G-H (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5 dengan NUAP

sebesar 4, dan No 6 dengan NUAP sebesar 1, jadi jumlah NUAP sebesar 5, dari tabel 17

didapat garis tengah pipa G-H sebesar 50 mm (2 inci). oleh karena ada kakus, maka garis

Page 70: Materi Kuliah Plambing Air Minum

70

tengah pipa diambil 80 mm (3 inci), ini juga karena pipa F-G sudah bergaris tengah 80 mm

(3 inci). Dalam pipa air kotor tidak boleh air kotor mengalir dari pipa besar ke pipa yang

lebih kecil.

Menentukan garis tengah pipa H-I :

Pipa H-I (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5 dengan NUAP

sebesar 4, No 6 dengan NUAP sebesar 1, dan No 7 dengan NUAP sebesar 8, jadi jumlah

NUAP sebesar 13, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa H-I sebesar 80 mm (3 inci). oleh

karena ada 2 (dua) kakus, maka garis tengah pipa diambil 100 mm (4 inci).

Menentukan garis tengah pipa I-Y :

Pipa I-Y (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5 dengan NUAP

sebesar 4, No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan NUAP sebesar 8, dan No 8 dengan

NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP sebesar 15, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa I-Y

sebesar 80 mm (3 inci). oleh karena ada 2 (dua) kakus, maka garis tengah pipa diambil 100

mm (4 inci), ini juga karena pipa H-I sudah bergaris tengah 100 mm (4 inci). Dalam pipa

air kotor tidak boleh air kotor mengalir dari pipa besar ke pipa yang lebih kecil.

Menentukan garis tengah pipa Y-M :

Pipa Y-M (pipa tegak) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP sebesar 4, No

2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP sebesar 8, No 4 dengan NUAP sebesar

3, No5 dengan NUAP sebesar 4, No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan NUAP

sebesar 8, dan No 8 dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP sebesar 33, dari tabel 17

didapat garis tengah pipa Y-M sebesar 100 mm (4 inci).

Menentukan garis tengah pipa K-L :

Pipa K-L (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No 9 dengan NUAP

sebesar 4, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa K-L sebesar 50 mm (2 inci). oleh karena

ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80 mm (3inci).

Menentukan garis tengah pipa L-M :

Pipa L-M (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No 9 dengan NUAP

sebesar 4, dan No 10 dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP sebesar 6, dari tabel 17

Page 71: Materi Kuliah Plambing Air Minum

71

didapat garis tengah pipa L-M sebesar 50 mm (2 inci), oleh karena ada kakus, maka garis

tengah pipa diambil 80 mm (3inci),

Menentukan garis tengah pipa M-N :

Pipa M-N (pipa tegak) menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP sebesar 4, No

2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP sebesar 8, No 4 dengan NUAP sebesar

3, No5 dengan NUAP sebesar 4, No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan NUAP

sebesar 8, No 8 dengan NUAP sebesar 2, No 9 dengan NUAP sebesar 4, dan No 10

dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP sebesar 39, dari tabel 17 didapat garis tengah

pipa M-N sebesar 100 mm (4 inci).

Menentukan garis tengah pipa N-O :

Pipa N-O (pipa pembuangan gedung dengan kemiringan sebesar 2%) menanggung

beban alat saniter No1 dengan NUAP sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, No 3

dengan NUAP sebesar 8, No 4 dengan NUAP sebesar 3, No5 dengan NUAP sebesar 4,

No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan NUAP sebesar 8, No 8 dengan NUAP sebesar

2, No 9 dengan NUAP sebesar 4, dan No 10 dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP

sebesar 39, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa N-O sebesar 100 mm (4 inci).

Kesimpulan garis tengah pipa tersebut adalah :

Pipa A-B garis tengah sebesar 50 mm (2 inci)

Pipa B-C garis tengah sebesar 65 mm (21/2 inci)

Pipa C-D-E-Y garis tengah sebesar 80 mm (3 inci)

Pipa F-G-H garis tengah sebesar 80 mm (3 inci)

Pipa H-I-Y garis tengah sebesar 100 mm (4 inci)

Pipa Y-M-N-O garis tengah sebesar 100 mm (4 inci)

Pipa K-L-M garis tengah sebesar 80 mm (3 inci)

3.2.2 Perangkap

Tujuan utama dari sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung adalah

mengalirkan air kotor dari dalam bangunan gedung keluar, ke dalam unit pengolahan air

kotor (septic tank) atau riol kota, tanpa menimbulkan pencemaran kepada lingkungannya

maupun dalam bangunan gedung itu sendiri.

Page 72: Materi Kuliah Plambing Air Minum

72

Pipa pembuangan air kotor didalam bangunan gedung tidak terus menerus

mengalirkan air kotor, jadi tidak selamanya pipa tersebut terisi dengan air, hal ini akan

menyebabkan masuknya gas yang berbau atau beracun dari septic tank atau dari riol,

disamping gas juga ada kemungkinan serangga bisa masuk.

Untuk mencegah hal tersebut diatas, maka pada sistem pembuangna air kotor didalam

bangunan gedung perlu dipasang suatu alat yang disebut “perangkap”atau “trap”,

biasanya berbentuk leher angsa atau “U”, yang akan menahan bagian terakhir dari air

penggelontor, sehingga merupakan suatu “penyekat” atau penutup air yang mencegah

masuknya gas.

Fungsi perangkap adalah, untuk mencegah bau busuk (gas) dari septic-tank atau riol

masuk ke dalam ruangan dimana alat-alat plambing air kotor (alat-alat saniter) berada.

Agar perangkap dapat berfungsi dengan baik, maka perangkap tersebut harus

memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah sebagi berikut :

(a). Kedalaman air penutup.

Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar antara 50 mm sampai 100 mm.

(b). Konstruksinya harus sedemikian rupa agar dapat selalu bersih dan tidak menyebabkan

kotoran tertahan atau mengendap.

Aliran air buangan harus menimbulkan efek “membersihkan diri”, jadi perangkap

tersebut dan permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak tersangkut atau

menempel pada permukaannya.

(c). Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai “penutup”

tetap dapat dipenuhi.

(d). Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah membersihkannya karena

endapan kotoran lama kelamaan tetap akan terjadi.

Bentuk dan jenis perangkap dapat dilihat pada Gambar 32.

3.2.3 Pipa ven

Didalam sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung, terutama untuk

bangunan gedung dengan jumlah lantai sebanyak 2 (dua) lantai atau lebih, perlu dipasang

pipa ven.

Page 73: Materi Kuliah Plambing Air Minum

73

GAMBAR : 32

MACAM-MACAM BENTUK DAN JENIS ALAT PERANGKAP

Page 74: Materi Kuliah Plambing Air Minum

74

Tujuan pemasangan pipa ven dalam plambing air kotor adalah sebagai berikut :

Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan

Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan

Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan

Pipa ven dipasang pada ujung pipa tegak sebelah atas, dan sedekat mungkin dengan

unit “perangkap”.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 33 dan Gambar 34

Pipa ven dipasang sampai keluar bangunan gedung, baik diatas atap maupun pada

dinding bagian atas bangunan gedung tersebut.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 35.

3.2.4 Lubang pembersih (cleanout) dan bak kontrol

Kotoran dan kerak akan mengendap pada dasar dan dinding pipa pembuangan setelah

digunakan untuk jangka waktu yang lama. Disamping itu kadang-kadang ada juga benda-

benda kecil yang sengaja atau tidak jatuh dan masuk kedalam pipa. Semua itu akan

menyebabkan tersumbatnya pipa, sehingga perlu dilakukan tindakan pengamanan.

Oleh karena itu di dalam sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung perlu

dipasang lubang pembersih (cleanout), biasa titulis “ CO “, untuk diluar bangunan gedung

(pada riol gedung) dipasang “bak kontrol”.

Baik lubang pembersih maupun bak kontrol harus dipasang pada tempat yang mudah

dicapai, dan sekelilingnya cukup luas untuk orang membersihkan pipa. Untuk pipa ukuran

sampai 65 mm jarak bebas sekeliling lubang pembersih sekurang-kurangnya 30 cm, dan

untuk ukuran pipa 75 mm atau lebih besar jarak tersebut sekurang-kurangnya 45 cm.

Page 75: Materi Kuliah Plambing Air Minum

75

GAMBAR : 33

CONTOH PENEMPATAN PIPA VEN SECARA KESELURUHAN

Page 76: Materi Kuliah Plambing Air Minum

76

GAMBAR : 34

CONTOH PENEMPATAN PIPA VEN DEKAT DENGAN ALAT-ALAT SANITER

Page 77: Materi Kuliah Plambing Air Minum

77

GAMBAR : 35

CONTOH PENEMPATAN UJUNG AKHIR PIPA VEN

Page 78: Materi Kuliah Plambing Air Minum

78

Lubang pembersih (cleanout) harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :

Awal dari cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung

Pada pipa mendatar yang panjang

Pada tempat di mana pipa pembuangan membengkok (belok) dengan sudut

lebih dari 450

Bagian bawah dari pipa tegak atau di dekatnya

Untuk bangunan yang bertingkat, maka lubang pembersih sebaiknya dipasang

pada setiap 2 (dua) atau 3 (tiga) lantai pada pipa tegak gedung

Dekat sambungan antara pipa pembuangan gedung dengan riol gedung

Ukuran lubang pembersih adalah sebagai berikut : Untuk ukuran pipa sampai dengan

100 mm, ukuran lubang pembersihnya sama dengan ukuran pipa. Untuk pipa yang lebih

besar dari 100 mm, ukuran lubang pembersihnya minimal 100 mm

Untuk lebih jelasnya penempatan lubang pembersih (cleanout) dapat dilihat pada

Gambar 36 dan Gambar 37

Bak kontrol dipasang pada pipa yang ada dibawah tanah. Oleh karena air yang

mengalir didalam pipa yang melewati bak kontrol ini mengandung kotoran manusia

(faeses), maka dasar bak kontrol harus sedemikian rupa sehingga jalannya faeses tidak

terganggu, untuk itu pipa yang melintasi bak kontrol harus menerus. Untuk lebih jelasnya

dapat di lihat pada Gambar : 38.

Ukuran bak kontrol pada umumnya 30 cm x 30 cm (lebar x panjang)

Bak kontrol harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :

Pada pertemuan saluran

Pada perubahan arah (belokan) saluran

Pada saluran yang lurus, setiap jarak 5.00 meter

Pada perubahan ketinggian

Pada tempat sebelum masuk septic tank atau sebelum masuk riol kota

Page 79: Materi Kuliah Plambing Air Minum

79

GAMBAR : 36

CONTOH PENEMPATAN LUBANG PEMERIKSA

Page 80: Materi Kuliah Plambing Air Minum

80

GAMBAR : 37

CONTOH PENEMPATAN LUBANG PEMERIKSA

Page 81: Materi Kuliah Plambing Air Minum

81

GAMBAR : 38

DETAIL BAK KONTROL

Page 82: Materi Kuliah Plambing Air Minum

82

3.2.5 Bak penampung dan pompa

Air kotor yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung atau riol kota dimasukan

terlebih dahulu ke dalam penampungan (bak penampung) dan kemudian dialirlan ke luar

dengan pompa atau alat lainnya.

Bak penampung ini harus dibuat dengan konstruksi kedap air, tidak membocorkan gas

dan bau, serta harus dilengkapi dengan pipa ven. Bak penampung ini tidak boleh dibuat

sehingga salah satu dindingnya merupakan dinding pemisah dengan bak penampung air

minum.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 39.

3.3 SEPTIC-TANK DAN RESAPAN

3.3.1. Septic-tank

Septic-tank atau tangki septic disebut juga tangki pembusuk, karena pada tangki ini

timbul proses pembusukan faeses oleh bakteri pembusuk dengan bantuan oxygen menjadi

lumpur dan gas (H2S dan NH4).

Disebagian besar negara-negara diluar negri, seperti di Amerika, Inggris, dan lain-

lain, septic-tank berfungsi untuk menampung semua air kotor dari rumah tangga kecuali air

hujan (dari kamar mandi, kakus, dapur, bak cuci tangan, dan alat-alat pembuangan rumah

tangga lainnya). Penyaluran semua air kotor rumah tangga kedalam septic-tank juga

dianjurkan oleh W.H.O.

Air sabun tidak akan mengganggu bekerjanya septic-tank dalam hal pengendapan

maupun pembusukan, demikian juga halnya dengan detergents synthetic (syndet) tidak

semuanya mengganggu, yang mengganggu hanya persenyawaan-persenyawaan

ammonium kwarterne (quaternary ammonium compounds), yang terkenal mempunyai

daya bactericide. Akan tetapi persenyawaan-persenyawaan ammonium kwarterner pun

ternyata hanya menghentikan sebagian saja dari proses pembusukan, oleh karena itu proses

pembusukan masih dapat berlangsung dengan baik, karena didalam septic-tank,

persenyawaan tersebut telah diencerkan lagi dengan air kotor rumah tangga lainnya yang

tidak mengandung detergent.

Page 83: Materi Kuliah Plambing Air Minum

83

GAMBAR : 39

CONTOH BAK PENAMPUNG DAN POMPA

Page 84: Materi Kuliah Plambing Air Minum

84

Dari pengalaman dilapangan, ternyata bahwa pemakaian air yang sedikit sekali

menyebabkan terdapatnya zat-zat padat yang banyak sekali pada air kotor dan ini akan

menyebabkan tersumbatnya pipa saluran air kotor, dengan mengalirkannya semua air kotor

rumahtanga kedalam septic-tank bahaya tersebut akan sangat diperkecil, juga dapat

diharapkan, bahwa dengan lebih banyaknya lagi kotor yang dapat melarut kedalam air,

sehingga jumlah lumpur yang harus ditampung didalam septic-tank akan dapat diperkecil.

Oleh karena itu, sebaiknya semua air kotor yang berada dalam rumah tangga, baik

dari kamar mandi dan kakus, maupun dari dapur, bak cuci tangan, dan lainnya

seluruhnya dibuang atau dialirkan ke septic-tank.

Septik-tank terbuat dari bahan yang rapat air, kuat, dan tahan terhadap asam, pada

umumnya terbuat dari konstruksi beton atau pasangan batu bata.

Agar fungsi septic-tank dan bidang resapan atau sumur resapan bisa optimal, maka

septic-tank harus diletakan pada lokasi dimana ketinggian muka air tanah lebih besar

dari 2.00 meter.

Dasar-dasar perencanaan septic-tank adalah sebagai berikut :

1. Waktu tinggal (detention time) air kotor didalam septic-tank ditetapkan

selama 24 jam (satu hari penuh).

2. Pemakaian air setiap orang setiap hari sebesar 100 liter. (pada seminar

on sewage disposal W.H.O di kandy-ceylon telah ditetapkan, bahwa

agar septic-tank dapat bekerja dengan baik, diperlukan suatu persediaan

air sedikit-dikitnya 20 imperial gallons atau 91 liter untuk setiap orang

seharinya).

3. Volume septic-tank yang paling kecil ditetapkan untuk pemakaian oleh

10 orang sesuai dengan anjuran W.H.O.

4. Untuk ruang penyimpanan Lumpur disediakan 30 liter untuk setiap

pemakai setiap tahunnya. (menurut W.H.O besar ruang lumpur

sekurang-kurangnya 1 cb ft atau sebesar 28,8 liter per capita per tahun).

Page 85: Materi Kuliah Plambing Air Minum

85

5. Frekwensi pembuangan lumpur menurut W.H.O antara 1 tahun sampai

4 tahun.

6. Untuk ruang gas dan busa disediakan tempat yang tinginya sekurang-

kurangnya 30 cm diatas permukaan air (menurut W.H.O, seminar di

Ceylon ruang antara permukaan air di septic-tank dan tutupnya harus

antara 6 inch samapai 1 ft atau antar 15 cm sampai 30 cm).

7. Kedalaman air pada septic-tank sekurang-kurangnya 1,00 meter.

8. Panjang septic-tank sekurang-kurangnya 1,25 meter. Untuk septic-tank

yang berbentuk bulat, diameter (garis tengah) septic-tank sekurang-

kurangnya 1,25 meter.

9. Lebar septic-tank sekurang-kurangnya 0,80 meter.

10. Untuk septic-tank yang besar, perbandingan antara panjang : lebar

sebesar 2 : 1 sampai 3 : 1

11. Beda tinggi antara pipa inlet dan permukaan air di dalam septic-tank

sebesar 7 cm

12. Septic-tank harus dilengkapi dengan : pipa ven, dan lubang pemeriksa

yang berfungsi juga sebagai lubang penyedot lumpur tinja.

Contoh perhitungan untuk menentukan volume septic-tank.

A. Rumah tangga yang dihuni oleh 5 (lima) orang, dan lumpur dibuang (disedot)

setiap 2 (dua) tahun.

Oleh karena menurut peraturan volume septic-tank harus menampung minimal untuk

jumlah penghuni 10 orang, maka untuk perhitungan selanjutnya jumlah orang yang

dihitung sebanyak 10 orang.

Cara perhitungan :

Volume septic-tank adalah : volume air ditambah volume lumpur ditambah

ruang busa.

Volume air : 10 orang X 100 l/orang/hari = 1.000 liter = 1 m3

Panjang : 1,25 m

Lebar : 0,80 m

Page 86: Materi Kuliah Plambing Air Minum

86

Tinggi air : 1,00 m

Volume lumpur : 10 orang X 30 l/orang/tahun X 2 tahun = 600 liter = 0,60 m3

Panjang : 1,25 m

Lebar : 0,80 m

Tinggi lumpur : 0,60 m

Ruang busa diambil 0,30 m diatas permukaan air

Tinggi septic-tank adalah : tinggi air + tinggi lumpur + ruang busa.

Tinggi septic tank adalah : ( 1,00 + 0,60 + 0,30 ) m = 1,90 m

Dimensi septic-tank adalah sebagai berikut :

Panjang : 1,25 m

Lebar : 1,00 m

Tinggi : 1,90 m

B. Rumah tangga yang dihuni oleh 20 (dua puluh) orang, dan lumpur dibuang

(disedot) setiap 4 (empat) tahun.

Cara perhitungan :

Volume septic-tank adalah : volume air ditambah volume lumpur ditambah

ruang busa.

Volume air : 20 orang X 100 l/orang/hari = 2.000 liter = 2 m3

Panjang : 2,00 m

Lebar : 1,00 m

Tinggi air : 1,00 m

Volume lumpur : 20 orang X 30 l/orang/tahun X 4 tahun = 2.400 liter = 2,40 m3

Panjang : 2,00 m

Lebar : 1,00 m

Tinggi lumpur : 1,20 m.

Page 87: Materi Kuliah Plambing Air Minum

87

Ruang busa diambil 0,30 m diatas permukaan air

Tinggi septic-tank adalah : tinggi air + tinggi lumpur + ruang busa.

Tinggi septic tank adalah : ( 1,00 + 1,20 + 0,30 ) m = 2,50 m

Dimensi septic-tank adalah sebagai berikut :

Panjang : 2,00 m

Lebar : 1,00 m

Tinggi : 2,50 m

Gambar septic tank dapat dilihat pada Gambar 40

3.3.2. R e s a p a n

Air yang keluar dari septic-tank kandungan BOD nya masih cukup tinggi, dan ada

kemungkinan masih mengandung bakteri-bakteri pathogen atau telur cacing, dan masih

berbau. Oleh karena itu bila air yang keluar dari septic-tank dibuang keperairan terbuka

(badan air terbuka) maka akan menyebabkan pencemaran terhadap perairan terbuka

tersebut. Melihat hal-hal seperti tersebut diatas, maka air yang keluar dari septic-tank

(efluen) tidak boleh dibuang langsung ke badan-badan air, tanpa pengolahan terlebih

dahulu.

Untuk mencegah pencemaran badan air terbuka , maka air yang keluar dari septic-

tank perlu diolah terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan kualitas air kotor yang

diizinkan oleh peraturan setempat sebelum dibuang ke perairan terbuka. Pengolahan ini

sangat sulit untuk dilakukan, karena kapasitas air yang keluar dari septic-tank sangat

sedikit dan tidak terus menerus.

Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk mengolah air yang keluar dari septic-

tank, yaitu dengan cara, air yang keluar dari septick-tank diresapkan kedalam tanah

dengan cara meresapkan melalui sumur resapan atau bidang resapan.

Untuk lebih jelasnya gambar sumur resapan dan bidang resapan dapat dilihat pada

Gambar 41, dan Gambar 42.

Page 88: Materi Kuliah Plambing Air Minum

88

GAMBAR : 40

CONTOH SEPTIC TANK

Page 89: Materi Kuliah Plambing Air Minum

89

GAMBAR : 41

CONTOH SUMUR RESAPAN

Page 90: Materi Kuliah Plambing Air Minum

90

GAMBAR : 42

CONTOH BIDANG RESAPAN

Page 91: Materi Kuliah Plambing Air Minum

91

Agar supaya baik sumur resapan, bidang resapan, maupun septic-tank tidak

mengganggu lingkungan sekitarnya maka lokasi dari sumur resapan, bidang resapan, dan

septic-tank ada persyaratan jarak tertentu. Persyaratan jarak minimum dari septic-tank,

dan peresapan untuk kondisi tanah biasa dapat dibaca pada Tabel 3.1

TABEL : 3.1

PERSYARATAN JARAK MINIMUM DARI SEPTIC TANK DAN RESAPAN

UNTUK KONDISI TANAH NORMAL

N0

U R A I A N

SEPTIC-TANK

(meter)

RESAPAN

(meter)

1 Bangunan 1,50 3,00

2 Batas-batas pemilikan 1,50 1,50

3 Sumur 10,00 *) 10,00

4 Aliran air 7,50 30,00

5 Pemotongan/Peninggian 7,50 30,00

6 Pipa air minum 3,00 3,00

7 Jalan setapak 1,50 1,50

8 Pohon besar 3,00 3,00

Sumber data : Cotteral dan Norris (1969)

*) Sampai dengan 30,00 meter untuk pasir dan kerikil, dan lebih besar lagi untuk batu

karang yang tersusun atau tidak tersususn.

Panjang bidang resapan minimal 10,00 meter, dan maksimal 15,00 meter. Bila dari

hasil penelitian diperlukan panjang bidang resapan lebih dari 15,00 mater, maka bidang

resapan harus dibuat beberapa dengan panjang masing-masing maksimal 15,00 meter, dan

jarak antara bidang resapan dari as ke as sebesar 2,50 meter. Kemiringan bidang resapan

sebesar 0,20 %.

Page 92: Materi Kuliah Plambing Air Minum

92

BAB IV

SISTEM PLAMBING AIR HUJAN

Dengan adanya radiasi dari mata hari maka sejumlah air yang berada pada tubuh

manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, sungai, danau, dan laut munguap kedalam

atmosfeer, uap air tersebut kemudian tertiup oleh angin naik ketempat yang lebih tinggi

lalu terkumpul menjadi awan. Dalam kondisi tertentu uap air tersebut terkondensasi dan

akhirnya dapat kembali lagi kebumi berupa air hujan, dan salju.

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tersebut, sebagian akan mengalir di

permukaan (surface runoff) dimana kelak akan terkumpul di sungai-sungai, rawa-rawa,

danau-danau, dan laut. Sebagian lagi akan segera menguap kembali, dan selebihnya akan

meresap masuk kedalam tanah, dan menjadi air tanah.

Melihat dari terjadinya air hujan, maka air hujan pada umumnya mempunyai kualitas

yang cukup baik, terutama pada daerah dimana kondisi udaranya belum tercemar oleh gas-

gas lain. Namun yang perlu diperhatikan adalah air hujan yang mengalir dipermukaan

bumi (tanah), yang biasa disebut aliran permukaan (run off atau surface runof). Kalau run

off tidak ditanggulangi secara baik dan benar, terutama di daerah permukiman, maka akan

menimbulkan hal-hal yang kurang baik, diantaranya akan timbul genangan-genangan air,

bila genangan itu besar disebut banjir.

Besarnya genangan air tergantung dari besarnya ron off atau yang disebut debit run

off, dan besarnya debit run off tergantung dari hal-hal sebagai berikut :

Intensitas hujan

Luas daerah pengaliran

Coefisien pengaliran

Besarnya debit aliran permukaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa

rumus, diantaranya rumus RATIONAL

Page 93: Materi Kuliah Plambing Air Minum

93

Rumus Rational :

Q = 0,00278 C . I . A

Dimana :

Q : Debit aliran permukaan (run off), dinyatakan dalam m3/detik

C : Coefisien pengaliran, dinyatakan dalam %

I : Intensitas hujan, dinyatakan dalam mm/jam

A : Luas daerah pengaliran, dinyatakan dalam Ha

Kalau melihat rumus Rational, besaran atau nilai Intensitas hujan ( I ), dan luas daerah

pengaliran ( A ), pada umumnya konstan (tetap), akan tetapi besaran atau nilai Coefisien

pengaliran ( C ) bisa berubah-rubah, tergantung dari bahan lapisan penutup permukaan

tanah. Bila lapisan penutup permukaan tanah terdiri dari bahan yang mudah meresapkan

air hujan, maka besaran atau nilai coefisien pengaliran ( C ) akan kecil, artinya air hujan

lebih banyak yang masuk kedalam tanah dari pada yang menjadi aliran permukaan, akan

tetapi kalau lapisan penutup permukaan tanah terdiri dari bahan yang sulit meresapkan air

hujan, maka besaran atau nilai coefisien pengaliran ( C ) akan besar, artinya air hujan lebih

sedikit yang masuk kedalam tanah dari pada yang menjadi aliran permukaan. Dengan kata

lain makin besar nilai coefisien pengaliaran ( C ), maka akan makin besar debit ( Q ) aliran

permukaan, makin kecil nilai coefisien pengaliran makin kecil debit ( Q ) aliran

permukaan.

Oleh karena itu untuk memperkecil besarnya debit aliran permukaan (run off), maka

nilai coefisien pengaliran harus kecil, jadi lapisan penutup permukan tanah harus terbuat

dari bahan yang mudah meluluskan air hujan kedalam tanah. Untuk mengetahui besarnya

nilai coefien pengaliran dapat dibaca pada Tabel 4.1.

Dari bangunan gedung air hujan bisa dalirkan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :

1) Air hujan dari atap bangunan dijatuhkan langsung ke tanah, tidak melalui talang

atap.

2) Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui talang atap, lalu ke talang tegak,

lalu ke saluran air hujan dihalaman gedung, dan akhirnya dialirkan ke saluran

drainase kota.

Page 94: Materi Kuliah Plambing Air Minum

94

3) Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui talang atap, lalu ke talang tegak,

lalu ke saluran air hujan dihalaman gedung, dan akhirnya dialirkan ke sumur

resapan.

Kalau memungkinkan sistem yang baik adalah sistem no 1, dan no 3, hal ini

dikarenakan air hujan akan lebih banyak meresap kedalam tanah, sehingga ketersediaan air

tanah cukup terjamin dan jumlah aliran permukaan akan sangat sedikit sekali, sehingga

akan mengurangi genangan air (banjir akibat air hujan).

Bentuk sumur resapan dapat dilihat pada Gambar 43 dan persyaratan lokasi sumur

resapan dapat dibaca pada Tabel 4.2.

Page 95: Materi Kuliah Plambing Air Minum

95

TABEL : 4.2

KOEFISIEN PENGALIRAN ( C ) UNTUK BERBAGAI PENGGUNAAN BAHAN

LAPISAN PENUTUP PERMUKAAN TANAH

No Type daerah aliran/jenis penggunaan lahan Harga C ( % )

1

2

3

4

5

6

7

8

Rerumputan : Tanah pasir, datar, 2 %

Tanah pasir, rata-rata (2-7)%

Tanah pasir, curam, 7 %

Tanah gemuk, datar 2 %

Tanah gemuk, rata-rata (2 – 7) %

Tanah gemuk, curam 7 %

Business : Daerah kota lama (pusat perdagangan)

Daerah pinggiran

Perumahan : Daerah single family

Multi units, terpisah-pisah

Multi units, tertutup

Sub-urban

Daerah rumah-rumah apartemen

Daerah pinggiran

Kawasan Industri : Daerah ringan

Daerah berat

Pertamanan, kuburan

Tempat bermain

Atap rumah

Jalan : Beraspal

Beton

Batu

5 – 10

10 – 15

15 – 20

13 – 17

18 – 22

25 – 35

75 – 95

50 – 70

30 – 50

40 – 60

60 – 75

25 -40

50 – 70

50 – 70

50 – 80

60 – 90

10 – 25

20 – 35

75 – 95

70 – 95

80 – 95

70 – 85

Page 96: Materi Kuliah Plambing Air Minum

96

TABEL : 4.2

JARAK MINIMAL SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

DENGAN BANGUNAN LAINNYA

NO

JENIS BANGUNAN

JARAK MINIMAL

DENGAN SUMUR

RESAPAN

(meter)

1 Bangunan gedung 3,00

2 Batas pemilikan 1,50

3 Sumur air minum 10,50

4 Aliran air (sungai) 30,00

5 Pipa air minum 3,00

6 Jalan 1,50

7 Pohon besar 3,00

Page 97: Materi Kuliah Plambing Air Minum

97

GAMBAR : 43

SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

Page 98: Materi Kuliah Plambing Air Minum

98

BAB V

SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH

Sampah adalah bahan buangan padat yang sudah tidak terpakai lagi pada saat itu.

Sampah yang dihasilkan dari bangunan gedung disebut juga sampah rumah tangga, dimana

sampah tersebut terdiri dari sampah organik dan sampah an organik.

Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang mudah

membusuk, apalagi kalau tercampur oleh air. Pada umumnya sampah organik berasal dari

dapur, diantaranya sisa sayuran, sisa buah-buahan, sisa makanan, dan lain-lain.

Sampah an organik terdiri dari bahan-bahan yang tidak mudah membusuk atau

bahkan tidak akan membusuk, seperti sisa kertas, sisa kaca, sisa kayu, sisa logam, dan lain-

lain.

Di Indonesia yang perlu diperhatikan adalah sampah organik, karena sampah organik

akan cepat membusuk, terutama kalau sampah organik tersebut terkena air dalam hal ini air

hujan. Pembusukan sampah organik akan menimbulkan bau yang kurang sedap, pandangan

yang tidak baik, ada kemungkinan air sampah (lindi) akan mencemari lingkungan, dan

akan menimbulkan penyakit yang ditularkan oleh binatang pembawa, seperti lalat, tikus,

kecoa, dan lain sebagainya.

Sistem pembuangan sampah dari bangunan gedung dapat dijelaskan sebagai berikut :

Untuk bangunan gedung yang kecil, misalnya dari rumah tinggal, sampah yang

dihasilkan dibuang ketempat pembuangan sampah masing-masing rumah, biasanya

yang ada di depan rumah, bisa berbentuk bak sampah, bin, atau dibungkus plastik.

Untuk bangunan gedung bertingkat banyak, sampah yang dihasilkan dibuang

ketempat pembuangan sampah, melalui shaf, lalu dibuang ketempat pengumpulan

sampah disekitar bangunan gedung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 44.

Page 99: Materi Kuliah Plambing Air Minum

99

GAMBAR : 44

CONTOH PEMBUANGAN SAMPAH PADA BANGUNAN GEDUNG

BERLANTAI BANYAK