Laporan Plambing ZeiN

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plambing adalah system pemipaan bangunan yang mencakup jaringan air bersih, air kotor, air bekas, air hujan dan kotoran. Dilihat dari pengertian ini maka plambing juga mencakup produk sanitizer, aksesori seperti keran, dan produk terkait lainnya mulai dari pompa air hingga zat pembersih. Plambing adalah pekerjaan yang mengikuti teknologi, yang menyangkut tentang sistem pemanasan sentral, persediaan air bersih, saluran pembuangan air kotor dan lain sebagainya. Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, yang kedua membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Dalam tugas ini mahasiswa hanya diminta untuk merancang satu sistem utama yaitu penyediaan air bersih, walaupun sebenarnya sistem plambing juga mencakup sistem sistem air buangan, sistem penyaluran air hujan dan sistem penyediaan air untuk mencegah kebakaran. 1.2 Deskripsi Permasalahan Tugas Besar Perencanaan Sistem Perpipaan Air Bersih Apartement Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060 UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan 1

description

a

Transcript of Laporan Plambing ZeiN

Page 1: Laporan Plambing ZeiN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plambing adalah system pemipaan bangunan yang mencakup jaringan air

bersih, air kotor, air bekas, air hujan dan kotoran. Dilihat dari pengertian ini maka

plambing juga mencakup produk sanitizer, aksesori seperti keran, dan produk

terkait lainnya mulai dari pompa air hingga zat pembersih. Plambing adalah

pekerjaan yang mengikuti teknologi, yang menyangkut tentang sistem pemanasan

sentral, persediaan air bersih, saluran pembuangan air kotor dan lain sebagainya.

Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-

tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, yang kedua membuang air

kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya.

Dalam tugas ini mahasiswa hanya diminta untuk merancang satu sistem

utama yaitu penyediaan air bersih, walaupun sebenarnya sistem plambing juga

mencakup sistem sistem air buangan, sistem penyaluran air hujan dan sistem

penyediaan air untuk mencegah kebakaran.

1.2 Deskripsi Permasalahan

Suatu apartemen berlantai 6 (enam) yang masing-masing lantai 2 – 6 sebagai

unit apartemen dilengkapi fasilitas sanitasi yang sama dan ditambah dengan

lantai dasar yang berisikan minimarket, gedung serbaguna ,resepsionis dan ruang

tunggu. Jumlah penghuni seluruhnya adalah 1800 orang dengan perbandingan

pria dan wanita adalah 2 : 1. Sistem penyediaan air bersih disediakan oleh PDAM

dengan kapasitas tidak terbatas dengan tekanan sebesar 1,5 atm.

1.3 Tugas Perencanaan

Rencanakan sistem perpipaan air bersih dari permasalahan dan data yang

diketahui tersebut.

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

1

Page 2: Laporan Plambing ZeiN

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih

2.1.1 Karakteristik Air Bersih

Tujuan terpenting dalam sistem penyediaan air adalah

menyediakan air bersih. Penyediaan air minum dengan

kualitas tetap baik merupakan prioritas utama. Banyak Negara

telah menetapkan standar kualitas untuk tujuan ini. Di negara-

negara berkembang maupun negara maju dapat

menggunakan standar kualitas air dari badan kesehatan dunia

(WHO). Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah mana

tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk umum,

seperti tempat terpencil dipegunungan atau di pulau,

penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal,

dan sebainya. Dalam hal demikian, air tersebut haruslah diolah

agar dicapai standar kualitas air yang berlaku.

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem

penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan

dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan

radiologis, sehingga apabila dikosumsi tidak menimbulkan efek samping.

Persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air

bersih adalah :

1. Persyaratan kualitatif

Persyaratan kualitatif menggambarkan kualitas dari air bersih,

persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan radiologis dan

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990.

a.Syarat-syarat fisik

Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

berasa (tawar).

b. Syarat-syarat kimia

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

2

Page 3: Laporan Plambing ZeiN

Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan jumlah yang

melampaui batas, adapun beberapa persyaratan kimia tersebut adalah pH,

zat padat total, zat organik sebagai KMn04, CO2 agresif, kesadahan,

kalsium (Ca), besi dan mangan, tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl),

nitrit, fluorida (F), dan logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN).

c.Syarat-syarat bakteriologis atau mikrobiologis

Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasit

seperti kuman thypus, kolera, dysentri dan gatroenteritis.

d. Syarat-syarat radiologis

Air minum tidak boleh mengandung zat menghasilkan bahan-bahan yang

mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

2. Persyaratan kuantitatif

Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari

segi banyaknya air baku yang tersedia, untuk memenuhi kebutuhan sesuai

jumlah penghuni yang menempati gedung.

3. Persyaratan kontinuitas

Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat

hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku untuk air

bersih tersebut dapat diambil terus-terus menerus dengan fluktuasi debit

yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.

2.1.2 Penyediaan Air Bersih

Menurut Soufyan Moh. Noerbambang, Takeo Morimura, pada

Perancangan Dan Pemeliharaan Sistem Plambing Sistem penyediaan air bersih

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sistem sambungan langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung

dengan pipa utama penyediaan air bersih (PAM). Karena terbatasnya

tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama

tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan

gedung-gedung kecil dan rendah.

b. Sistem tangki atap / atas

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

3

Page 4: Laporan Plambing ZeiN

Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat

diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan system tangki atap.

Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada

lantai terendah atau di bawah muka tanah), kemudian dipompakan kesuatu

tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi

bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem

tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :

- Selama airnya digunakan perubahan tekanan yang terjadi pada alat

plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat

perubahan muka dalam tangki atap.

- Sistem pompa yang menaikkan air ketangki atap bekerja secara otomatis

dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil kemungkinan timbulnya

kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang

mendeteksi muka dalam tangki atap.

- Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya

tangki tekan.

c. Sistem tangki tekan

Prinsip kerja dari sistem ini adalah sebagai berikut, air yang telah

ditampung dalam tangki bawah dipompa dalam suatu tangki tertutup

sehingga udara didalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke

dalam distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur suatu

detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak

pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu

batas minimum yang ditetapkan.

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan adalah lebih menguntungkan

dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki

atap ; mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin

bersama pompa-pompa lainnya ; dan harga awal lebih rendah dibandingkan

dengan tangki yang harus dipasang di atas menara. Selain itu yang perlu

diperhatikan adalah kekurangannya, diantaranya : daerah fluktuasi tekanan

sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar besar dibandingkan dengan sistem tangki

atap yang hampir tidak ada fluktuasinya; dengan berkurangnya udara dalam

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

4

Page 5: Laporan Plambing ZeiN

tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara

dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan

; Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan

otomatis pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem penyimpan air

seperti tangki atap ; dan karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam

tangki tekan relatif sedikit, maka pompa akan sering bekerja dan hal ini akan

menyebabkan keausan pada saklar.

d. Sistem tanpa tangki

Sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki

tekan ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke system distribusi

bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama. Ciri-ciri sistem

tanpa tangki adalah Mengurangi kemungkinan pencemaran air minum

karena menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas, mengurangi

kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relatif singkat,

kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi

beban struktur bangunan, untuk kompleks perumahan perumahan dapat

menggantikan menara air, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada

sumber daya, pemakaian daya besar dibandingkan dengan tangki atap, dan

harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.

2.2 Alat Plambing

Istilah alat plambing digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di

dalam maupun di luar gedung. Untuk menyediakan (memasukan) air panas atau

air dingin, dan untuk menerima atau mengeluarkan air buangan, atau dapat

dikatakan semua peralatan yang dipasang pada :

a. Ujung akhir pipa, untuk memasukan air.

b. Ujung awal pipa, untuk membuang air buangan.

1. Kualitas alat plambing

Bahan yang digunakan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

a. Tidak menyerap air atau sedikit sekali.

b. Mudah dibersihkan.

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

5

Page 6: Laporan Plambing ZeiN

c. Tidak mudah berkarat dan tidak mudah aus.

d. Relatif mudah dibuat.

e. Mudah dipasang.

Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang

dilapisi email, berbagai jenis pastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat

plambing yang tidak jarang terkena air, ada juga digunakan bahan kayu. Alat

plambing yang tergolong “mewah” menggunakan juga marmer kualitas tinggi.

Bahan lain yang sekarang banyak digunakan adalah FRP atau resin polister

yang diperkuat anyaman serat gelas untuk bak mandi (bath tub).

2. Peralatan Saniter

Peralatan saniter secara umum

Peralatan saniter seperti kakus/kloset, peturasan, dan bak cuci tangan,

umumnya dibuat dari bahan keramik atau porselen. Bahan ini cukup

popular, biaya pembuatannya sangat murah, dan ditinjau dari segi sanitasi

sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak digunakan di Indonesia adalah

“teraso”, walaupun untuk membersihkannya lebih sulit dari pada porselen.

Beberapa jenis peralatan saniter

a.Kloset

Kloset dibagi menurut konstruksinya, antara lain :

1. Tipe wash-out

Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak

jatuh dalam air yang merupakan sekat, melainkan pada suatu

permukaan penampung yang agak luas dan sedikit berair, sehingga

seringkali pada waktu penggelontoran tidak bisa bersih betul.

Akibatnya sering menimbulkan bau. Tipe kloset ini dilarang di

Amerika Serikat. Demikian pula di Indonesia.

2. Tipe wash-down

Tipe ini mempunyai konstruksi sedemikian rupa hingga kotoran jatuh

langsung ke dalam air sekat, sehingga tidak begitu bau.

3. Tipe siphon

Tipe ini mempunyai konstruksi jalannya air buangan yang lebih rumit

dibandingkan dengan tipe wash down, untuk sedikit menunda air

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

6

Page 7: Laporan Plambing ZeiN

buangan tersebut sehingga timbul efek siphon. Jumlah yang ditahan

sebagai “sekat” lebih banyak. Juga muka airnya lebih tinggi, dibanding

tipe wash down.

4. Tipe siphon jet

Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan

memancarkan air dalam sekat melalui lubang kecil searah aliran air

buangan.

5. Tipe blow out

Tipe ini dirancang untuk menggelontor dengan cepat air kotor dalam

mangkuk kloset, tetapi akibatnya membutuhkan tekanan air sampai 1

kg/cm2.

b. Peturasan

Ditinjau dari konstruksinya, peturasan dapat dibagi seperti kloset.

Yang paling banyak digunakan dari tipe wash-down. Untuk tempat-

tempat umum, sering dipasang peturasan berbentuk mirip “talang”, dibuat

dari porselen dan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Dalamnya “talang” 15 cm atau lebih.

b.Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dan dilengkapi dengan

saringan.

c. Pipa penggelontor harus diberi lubang-lubang untuk menyiram bidang

belakang talang dengan lapisan air.

d. Laju aliran penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap

45 cm panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.

3. Fiting Saniter

a.Keran air

Macam dari keran air, antar lain :

1. Keran air yang dapat mudah dibuka dan ditutup, yang umum digunakan

untuk berbagai keperluan.

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

7

Page 8: Laporan Plambing ZeiN

2. Keran air yang dapat dibuka tetapi menutup sendiri, misalnya untuk cuci

tangan.

3. Keran air yang laju alirannya diatur oleh ketinggian muka air atau katup

pelampung.

Gambar 1. Katup siram untuk mencuci tangan

b. Katup gelontor dan tangki gelontor

1. Katup gelontor untuk kloset

Katup ini dapat digunakan terus-menerus selama pipa berisi air

tanpa harus menunggu, sehingga sangat baik untuk dipasang pada tempat

kakus umum untuk digunakan banyak orang. Dalam perancangan dan

pemasangannya, ada batasan yang harus dipenuhi tentang diameter pipa

dan tekanan air minimum yang tersedia. Katup ini akan mengalirkan air

dengan laju cukup besar, sehingga sering berpengaruh terhadap alat

plambing. Dalam perawatannya memerlukan tenaga terampil.

Cara penggelontoran dengan menggunakan katup gelontor, akan

ada kemungkinan timbulnya efek aliran balik dari air kotor kedalam

sistem aliran air bersih, karena secara hidrolik air yang ada dalam pipa

air bersih berhubungan dengan air kotor dalam kloset. Oleh karena itu

katup gelontor harus dilengkapi dengan penahan aliran balik (pemecah

vakum).

Gambar 2. Katup dari kloset air jenis hemat-air

2. Katup gelontor peturasan

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

8

Page 9: Laporan Plambing ZeiN

Fungsi katup gelontor untuk peturasan sama saja dengan katup

gelontor untuk kloset, tetapi air yang dialirkan sekitar 5 liter untuk waktu

sekitar 10 detik. Katup ini bekerja secara otomatis setiap jangka waktu

tertentu, dengan tujuan apabila orang lupa untuk menggelontornya.

3. Tangki gelontor

Tangki gelontor dibuat dari porselen atau plastik, yang otomatis

dipasang pada peturasan umum, yang akan bekerja untuk setiap jangka

waktu tertentu. Bergantung pada permukaan konstruksi yang akan

disiram. Jumlah air yang disiramkan berkisar 4-5 liter untuk jangka

waktu 4-8 detik. Biasanya satu tangki gelontor melayani 2-5 kali

peturasan. Standar frekuensi penggelontoran setiap 5-12 kali dalam satu

jam.

4. Pancuran mandi

Pancuran mandi yang disambung dengan pipa fleksibel (hand

shower) sekarang semakin banyak digunakan, disamping pancuran yang

dipasang tetap pada dinding. Pancuran mandi seperti ini memberikan

keleluasaan lebih dalam penggunaannya untuk mandi. Tetapi dalam

keadaan tertentu dapat menyebabkan aliran balik yang disebabkan oleh

katup pancuran dalam keadaan terbuka sedang kepala pancurannya

kebetulan terbenam dalam bak mandi.apabila dalam pipa air panas atau

air dingin ke pancuran terjadi tekanan negatif, air bekas dalam bak mandi

bias tersedot dan mencemari air bersih dalam pipa.

Cara mencegahnya yaitu memasang pemecah vakum untuk

menghindarkan aliran balik. Pemecah vakum tersebut dapat dipasang

dalam sistem pipa atau pada sambungan pipa dengan pipa fleksibel yang

menghubungkan kepala pancuran.

5. Penghancur sampah

Penghancur sampah harus dilengkapi dengan perangkap terpisah

dan air buangannya harus dialirkan langsung ke pipa pembuangan tanpa

melalui penangkap lemak.

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

9

Page 10: Laporan Plambing ZeiN

6. Perangkap

Bagian paling penting dari sistem pembuangan adalah perangkap

dan pipa ven. Tujuan utama dari sistem pembuangan adalah mengalirkan

air buangan dari dalam gedung keluar, kedalam instalasi pengolahan,

tanpa menimbulkan pencemaran lingkungannya maupun dalam gedung

itu sendiri. Tetapi karena alat plambing tidak terus-menerus digunakan,

pipa pembuangan tidak selalu terisi air, ini dapat menyebabkan

masuknya gas yang berbau atau beracun, atau bahkan serangga. Untuk

mencegah hal itu harus dipasang suatu perangakap, biasanya berbentuk

huruf “U” yang menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga

merupakan suatu “penyekat” atau penutup air yang mencegah masuknya

gas-gas tersebut.

Syarat-syarat bagi perangkap antara lain :

a) Konstruksi selalu bersih dan tidak menyebabkan kotoran mengedap.

b) Konstruksi dibuat fungsi air sebagai penutup dapat dipenuhi.

c) Konstruksi dibuat sederhana, supaya memudahkan membersihkannya.

Jenis-jenis perangkap :

a. Yang dipasang pada alat plambing.

b. Yang dipasang pada pipa pembuangan.

c. Yang dipasang diluar gedung.

Gambar 3. Bentuk perangkap “P”

Gambar 4. Sekat perangkap “S”

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

10

Page 11: Laporan Plambing ZeiN

Gambar 5. Pemasangan perangkap “S”

2.3 Sistem Perpipaan

Pengetahuan perpipaan merupakan sarana dan dasar pengetahuan didalam

perhitungan, perencanaan dan pelaksanaan perpipaan berikutnya. Dalam

menentukan ukuran pipa mengunakan metode ekivalensi tekanan pipa. Metoda

ini didasarkan pada konsep sirkit tertutup pipa-pipa cabang yang bermula dari

suatu pipa pengumpul (header) dan kembali lagi. Yang berarti kerugian gesek

dalam masing-masing pipa cabang tersebut sama. Sistem pipa penyediaan air

dalam gedung biasanya tidak merupakan sirkit tertutup kembali lagi ke pipa

pengumpul, kerugian gesek dalam pipa cabang tidak haruslah sama. Walaupun

demikian metode ini sangat praktis digunakan untuk menghitung secara kasar

ukuran pipa yang melayani jumlah alat plambing yang relatif sedikit. Dalam hal

ini kita dapat melihat tabel ekivalen masing-masing pipa. Hal yang perlu

diketahui pada teknik perpipaan yaitu :

1. Jenis pipa

a. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambugan).

b. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan).

2. Bahan- bahan pipa secara umum

Bahan- bahan pipa yang dimaksud adalah :

a. carbon steel.

b. Carbon moly.

c. Galvaness

d. Ferro nikel

e. Stainless steel

f. PVC (paralon)

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

11

Page 12: Laporan Plambing ZeiN

g. Chrome moly.

3. Komponen perpipaan

Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi, standar

yang terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih

sebelumnya. Komponen ini terdiri dari :

a. Pipes (pipa-pipa).

b. Flanges (flens-flens).

c. Fitting (sambungan).

d. Valves (katup-katup).

e. Gasket.

f. Special items (bagian khusus)

4. Pemilihan bahan

Pemilihan bahan perpipaan harus disesuaikan dengan pembuatan teknik

perpipaan yaitu :

a. Perpipaan pembangkit tenaga.

b. Perpipaan untuk industri bahan gas.

c. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah.

d. Perpipaan untuk pengangkutan minyak, perpipaan untuk proses

e. pendinginan.

f. Perpipaan intalasi air.

g. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas.

5. Macam sambungan perpipaan, antara lain :

a. Sambungan dengan menggunakan pengelasan.

b. Sambungan dengan menggunakan ulir.

Selain sambungan diatas, terdapat pula penyambungan khusus dengan

menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengekleman (untuk pipa plastic

dan pipa vibre glass). Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah

dan pipa dibawah 2” saja yang menggunakan sambungan ulir.

6. Tipe sambungan cabang

a. Sambungan langsung (stub in)

b. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)

c. Sambungan dengan menggunakan flanges.

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

12

Page 13: Laporan Plambing ZeiN

Tipe sambungan cabang ditentukan oleh spesifikasi yang telah dibuat

sebelum mendesain atau dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan,

kebutuhan, efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan

sambungan antara pipa dengan pipa. Jadi dalam perhitungan pipa dalam

perencanaan dan perancangan instalasi plambing ini menggunakan metode

ekivalensi tekanan pipa. Dalam perhitungan ini kita menggunakan tabel

ekivalensi sesuai dengan pipa yang digunakan.

BAB III

PERENCANAAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH

3.1 Kebutuhan Air

Besar kebutuhan air berdasarkan standar pemakaian air rata-rata per-orang

per-hari bangunan apartemen di Indonesia adalah 250 liter/orang/hari yang biasa

digunakan selama 10 jam/hari dengan faktor keamanan 10 %.

Kebutuhan air rata-rata

Qd = (1800 orang x 250 l/orang/hari)+10%

= 450.000 l/hari+(450.000x10%)

= 495.000 l/hari

= 495 m3/hari

Qh = 495.000 l/hari / 10 jam/hari

= 49.500 l/jam

= 49,5 m3/jam

Penggunaan Air Pada Jam Puncak

Qh-max = c1 x Qh c1 : 1,5 – 2

= 2 x 49.500 lt/jam

= 99000 lt/jam

= 99 m3/jam

Penggunaan Air Pada Menit Puncak

Qm-max = c2 x (Qh/60) c2 : 3 – 4

= 4 x (49500/60)

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

13

Page 14: Laporan Plambing ZeiN

= 3300 l/menit

= 3,3 m3/menit

3.2 Perhitungan Kebutuhan air untuk Fasilitas

Untuk menghitung kebutuhan air puncak dalam suatu gedung apartemen,

dibutuhkan data-data mengenai jumlah peralatan plambing yang diperlukan

untuk seluruh fasilitas sanitasi yang ada di gedung apartemen tersebut. Dari

gambaran permasalahan pada bagian 1.2 di atas.

- Dirata-ratakan jumlah orang tiap lantai (lantai 2-6)

= 1800 orang / 5 lantai

= 360 orang / lantai

- Jumlah Penghuni : 1800 orang

- Perbandingan Jml Penghuni : 1 : 2

- Jumlah Penghuni Wanita : 23

x1800=1200 orang

- Jumlah Penghuni Pria : 13

x1800=600 orang

- Dengan asumsi satu kamar apartemen dihuni oleh 4 orang, maka

- Kamar apartemen Total = 1800 orang / 4 orang/kamar

= 450 kamar

- Kamar apartemen/lantai = (1800 orang / 4 orang/kamar)/5 lantai

= 90 kamar/lantai

Lantai Dasar

Dari perbandingan jumlah pria dengan wanita tersebut dapat ditentukan jumlah

peralatan plambing pada lantai dasar sebagai berikut:

Sumber Tabel 1-2a Plumbing Babbit, HE

Jenis

KelaminJumlah

Peralatan Plumbing

WC Ur Lav

Pria 600 3 2 3

Wanita 1200 4 0 3

Jumlah 1800 7 2 6

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

14

Page 15: Laporan Plambing ZeiN

Lantai 2 – 6

Unit apartemen merupakan penggunaan pribadi, dimana untuk jumlah setiap

peralatan plambingnya yang beracuan kepada tabel 1-2a Plumbing Babbit yaitu

satu untuk setiap unit apartemen. Untuk masing-masing unit apartemen telah

disediakan 1 WC, 1 Bath Tub, 1 laundry tubs,1 bak dapur (Kitchen) dan 1

lavatory. Dapat ditentukan jumlah peralatan plambing yang digunakan. Dimana :

- Jumlah Kamar Apartemen tiap Lantai : 90 kamar/lantai

- Jumlah Kamar Apartemen dari Lantai 2–6 : 5 x 90 = 450 Kamar

- Jumlah peralatan Plambing yang digunakan

WC = 1 x 450 Unit = 450

Bath Tub = 1 x 450 Unit = 450

Lavatory = 1 x 450 Unit = 450

Loundry = 1 x 450 Unit = 450

Kitchen = 1 x 450 Unit = 450

Sumber Tabel 1-2b Plumbing Babbit, HE

Peralatan PlumbingWC Bath Tub Sink Loundry Lavatory

Jumlah masing-

masing unit1 1 1 1 1

Jumlah tiap lantai 90 90 90 90 90

Jumlah dari Lantai

2-6450 450 450 450 450

-

Dari data tersebut dapat dihitung penggunaan air fasilitas

kloset duduk dengan tangki gelontor: 13 liter x 450 x 6 kali/jam = 35.100 lt/jam

bak mandi (bath tub) : 125 liter x 450 x 3 kali/jam =168.750 lt/jam

bak cuci tangan : 10 liter x 450 x 6 kali/jam = 27.000 lt/jam

bak cuci dapur : 15 liter x 450 x 6 kali/jam = 40.500 lt/jam

bak cuci pakaian : 15 liter x 450x 6 kali/jam = 40.500 lt/jam

kloset (lantai dasar) : 13 liter x 7 x 6 kali/jam = 546 lt/jam

urinal(lantai dasar) : 4,5 liter x 2 x 12 kali/jam = 108 lt/jam

Lavaratory (lantai dasar) : 10 liter x 6 x 6 kali/jam = 360 lt/jam

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

15

Page 16: Laporan Plambing ZeiN

J U M L A H =312.864 lt/jam

Tabel 1.3Faktor Pemakaian (%) dan Jumlah Alat plambing

Berdasarkan tabel diatas faktor penggunaan serentak pasda lantai 2 untuk kloset

sebesar 33 %, bak mandi 33 %, lavatory sebesar 33 %, bak cuci dapur 33 % dan bak

cuci pakaian ebesar 33 % berdasarkan tabel diatas . Oleh karena itu penggunaan air

adalah sebesar :

kloset duduk dengan tangki gelontor : 33 % x 35.100 lt/jam = 115823 lt/jam

bak mandi (bath tub) : 33 % x 168.750 lt/jam = 55687.5 lt/jam

bak cuci tangan : 33 % x 27.000 lt/jam = 8910 lt/jam

bak cuci dapur : 33 % x 40.500 lt/jam = 13365 lt/jam

bak cuci pakaian : 33 % x 40.500 lt/jam = 13365 lt/jam

Jumlah = 102910.5 lt/jam

Karena terdiri dari lima lantai maka = 102910.5 lt/jam x 5 = 514552.5 lt/jam

Dengan faktor keamanan desain 10 %, penggunaan air :

= 514552.5 + (514552.5 x 10%)

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

16

Page 17: Laporan Plambing ZeiN

= 566007.8 lt/jam = 566.0078 m3/jam

3.3 Reservoir dan Pemompaan

3.3.1 Penentuan Dimensi pipa dari PDAM ke Ground Tank

Data yang diketahui dalam menentukan diameter pipa dibutuhkan dari

jumlah kebutuhan air rata-rata yang akan digunakan.

Kebutuhan rata-rata (Qrata-rata) : 495 m3/hari

: 0,0057 m3/detik

Asumsi bahwa kecepatan yang dilalui dalam pipa sebesar 1,5 m/detik.

A =

QV

=0 , 00571,5

= 0,0038 m2

D = ( 4 A

π )1

2

= ( 4 x 0,0038

3 ,14 )1

2

= 0,0696 m = 69,6 mm ≈ 69 mm

3.3.2 Penentuan Diameter pipa tegak dari Ground Tank ke Roof Tank

Dalam menentukan diameter pipa tegak dalam bangunan apartemen

dibutuhan data jangka waktu kebutuhan rata-rata air yang digunakan yaitu

selama 10 jam, maka debit yang dialirkan dari Ground tank ke roof tank

adalah :

Qs = Qr x (T/Tp)

= 0,0057 x (24/10)

= 0,0057 x 2,4

= 0,0137 m3/ detik

Dengan asumsi V = 1,5 m/detik

A =

QsV

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

17

Page 18: Laporan Plambing ZeiN

Pumpump

roof

Pipa distribusi

=

0 ,01371 .5

= 0,0091 m2

D = ( 4 A

π )1

2

=( 4 x 0 , 0091

3 ,14 )1

2

= 0,1077 m = 107,7mm ≈ 108 mm

3.3.3 Perhitungan Reservoir

Gambar 1. Sistem reservoir

a. Penentuan Kapasitas Tangki Bawah

Pemakaian air dalam 1 hari (24 jam) di asumsikan sebanyak 100 %

Pelayanan dari PDAM per jam = 1/24 x 100 %

= 4,17 %

Pemakaian pompa sehari untuk mengisi penuh reservoir adalah 10 jam.

Pemakaian pompa 10 jam/hari, jadi % kebutuhan yang harus dipenuhi tiap

jam yaitu

= 24/10 x 100%

= 10,01 %

Reservoir memenuhi Q rata-rata = 495 m3/hari

Kapasitas tangki bawah =[(10,01- 4,17) % x 10 jam x 621,14 m3/jam

=362,75 = 363 m3

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

18

Page 19: Laporan Plambing ZeiN

Ground tank berbentuk balok, dimana : p = 9 m

l = 7,55 m

t = 5,35 m

t muka air minimum = 0,1 m

Free board = 0,3 m

b. Penentuan Kapasitas Tangki Atas

Dimensi Roof Tank

Banyaknya air yang dicadangkan untuk setiap plambing fixture :

Peralatan Plambing Jumlah Air

Water Closet 150 lt

Urinals 110 lt

Lavatory 200 lt

Loundry 200 lt

Bath Tub 250 lt

Kitchen Sink 200 lt

Jumlah Cadangan Air

=

(∑ WCx150 )+(∑URx 110)+ (∑ LAVx 200 )+(∑ Loun dry x200 )+(∑ bat h tub x 250 )+(∑ kitc henSink x 200 )=(457 x 150) + (2 x 110) + (456 x 200) + (450 x 200) + (450 x 250) + (450 x

200)

= 71250 + 220 + 91200 + 90000 + 112500 + 90000

= 455170 lt = 455,17 = 455 m3

Karena jumlah tendon atau tangki atas adalah 4 buah untuk melayani 4 wilayah

A-B-C-D, maka volume tiap tandonnya :

= 455/3

=114 m3

Roof tank berbentuk balok, dimana : P = 6 m

l = 5 m

t = 3.8 m

t muka air minimum = 0,1 m

free board = 0,3 m

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

19

Page 20: Laporan Plambing ZeiN

3.3.4 Perhitungan Pompa

Perhitungan Pompa dari reservoir bawah ke reservoir atas

Kapasitas pompa : Kebutuhan rata-rata air bersih = 495 m3/hari

= 0,0057 m3/detik

Asumsi : Kecepatan dalam pipa sebesar 1,5 m/detik

Diameter pipa = [ ( 4 xQ )

Vx π ]0,5

= [ 4 x0 ,0057

1 .5 x 3 ,14 ]0,5

=[ 0 , 0228

4 , 71 ]0,5

= 0,0696 m = 69.6 mm ≈ 70mm

Dengan diameter pipa sebesar 70 mm, maka kecepatan aliran sebenarnya

dalam pipa yaitu :

V =

QA

=

0 ,0057

0 ,25 xπD2

=

0 , 0057

0 ,25 x 3 ,14 x(0 ,0696 )2

=

0 ,00570 ,0038

= 1,5 m/detik

Asumsi :

- Tinggi tiap lantai sebesar 4 m + Jarak antar lantai (space) 0,8 m = 4,8 m

- Tinggi reservoir bawah 5,35 m

- Tinggi Roof tank 6,75 m

- Tinggi freeboard sebesar 0,3 m

- C pipa baja karbon 130

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

20

Page 21: Laporan Plambing ZeiN

Hs = beda tinggi antara maksimum air di roof tank dengan minimum air di

tangki bawah

= tinggi reservoir bawah + jarak reservoir bawah dengan atap + tinggi

bangunan + tinggi reservoir atap + free board

= (5,35 + 1,5 + (4,8 x 6) + 6,75 + 0,3) m

= 42,7 m

HL = Kehilangan tekanan dari reservoir bawah ke reservoir atas

= HL pada pipa + HL pada fitting

Panjang pipa mendatar diasumsikan 40 m

Panjang pipa keseluruhan (L) = 40 + 42,7

= 82,7 m ≅ 83 m

HL pada pipa = Lx [ Q

( 0.2785 xCxD2 . 63 ) ]1/0.54

=

83 x [ 0 .0057

( 0.2785 x130 x 0. 06962. 63 ) ]1/0. 54

= 3,2719 m = 3,27 m

Headloss fitting

Hl = k × v2

2g ,

v2/2g = 1,52/(2 x 9.81)

= 2,25 / 19.62

= 0,11

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

21

Jenis Fitting Jumlah k v2/2g HL (m)

Elbow 90o 3 0,54 0,11 0,178

Gate Valve 1 0,44 0,11 0,048

Check Valve 1 7,2 0,11 0,792

Total 1,018

Page 22: Laporan Plambing ZeiN

H pompa = Hs + HLpipa + HL fitting + (v2/2g)

= 42,7 + 3,27 + 0,11+ 1,018

= 47,1 m

Perhitungan Tenaga Pompa

1. Kapasitas Pompa

Kebutuhan air rata-rata= 0,0057 m3/dtk

d=√ 0 . 0057 x41,5 xπ

=0 ,069 m=69mm

V =

QA =

0.005714

π D2 = 0.0057

14

x 3,14 x 0,0692=1,528

= 1,528 m/dtk

2. Daya yang dibutuhkan pompa

P = Pwηp

= 0 .163 × γ× Q× Hηp

dimana :

γ = berat air per satuan volume (kgf/l)

Q = kapasitas pemompaan (m3/menit)

H = head total pompa (m)

Pw = daya air (kilowatt)

P = daya poros pompa (kilowatt)

ηp = efisiensi pompa (%)

Pw = 0.163 x Q x H x γ

= 0.163 x 0.0057 x 60 x 47,1x 0.9982

= 2,62 kW

3. Daya Poros Pompa

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

22

Page 23: Laporan Plambing ZeiN

P= Pwφp

=2,620,7

=3,74kW

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan

gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plumbing haruslah dilakukan bersamaan

dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka

penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun

penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang

ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan

sekitarnya.

Perencanaan sistem plumbing dalam gedung untuk memenuhi kebutuhan air

bersih didasarkan pada jumlah penghuni dan berdasarkan jenis dan alat plumbing

yang digunakan, sehingga tidak lagi terjadi kerancuan yang senantiasa terjadi ketika

saluran mengalami gangguan atau keminiman dalam deras air.

Berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat, diperoleh data jumlah orang

keseluruhan apartement 1800 dengan kebutuhan rata-rata air perharinya adalah 495

m3/hari. Faktor keamanan desain yang telah dihitung adalah 25881,0255 liter/jam

dan dimensi ground tank adalah 363 m3 serta dimensi total roof tank adalah 455 m3

dan dibagi 4 buah menjadi 114 m3 setiap satu buah roof tanknya atau tendonnya.

Kemudian dari perhitungan head total pompa, maka daya yang dibutuhkan pompa

dalam bekerja adalah 3,74 kW.

4.2 Saran

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

23

Page 24: Laporan Plambing ZeiN

Perencanaan sistem plambing atau sistem perpipaan air bersih sangatlah

penting dalam setiap bangunan. Namun dalam perencanannya, kiranya juga

harus memperhatikan faktor keefisienan dalam sistem plumbing, baik dari

pembuatan plumbing tersebut, maupun dari operasionalnya nanti.

DAFTAR PUSTAKA

Babbit, Harold.1960. Plumbing Third Edition. New York, Mc Graw-Hill Book Company.

Nurbambang, Soufyan M. & Takeo Morimura. 1993. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Cetakan Kedelapan. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Di Susun Oleh : Muhammad Zein / H1E109060UNLAM, Fakultas Teknik, Lingkungan

24