Laporan b4 m1 Kelompok 2

17
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. drg. Putra Kambaya, Sp. KG selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing kami dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 4 ini. 2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 2. 3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari. Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini. Samarinda, Februari 2014 Hormat kami, Tim penyusun

description

oh...

Transcript of Laporan b4 m1 Kelompok 2

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

    dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan tepat pada

    waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi

    kelompok kecil (DKK) kami.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

    terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. drg. Putra Kambaya, Sp. KG selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing

    kami dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 4 ini.

    2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya

    sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat

    menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 2.

    3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya

    program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk

    menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami

    sebutkan satu persatu.

    Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah

    dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini

    dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.

    Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang

    membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil

    diskusi kelompok kecil (DKK) ini.

    Samarinda, Februari 2014

    Hormat kami,

    Tim penyusun

  • 2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

    BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

    1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................. 3

    1.2. TUJUAN ..................................................................................................................... 3

    1.3. MANFAAT ................................................................................................................. 3

    BAB 2 ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 4

    2.1. SKENARIO MODUL ................................................................................................. 4

    2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS ........................ 4

    2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH ................................................................................... 4

    2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................. 4

    2.2.3. ANALISA MASALAH ....................................................................................... 5

    2.2.4. KERANGKA KONSEP....................................................................................... 7

    2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR ............................................................. 8

    2.2.6. MASA BELAJAR MANDIRI ............................................................................. 8

    2.2.7. SINTESIS ............................................................................................................ 8

    BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................... 15

    3.1. KESIMPULAN ......................................................................................................... 16

    3.2. SARAN ..................................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

  • 3

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Craniofacial adalah gabungan dari struktur kepala atau tengkorak (cranio) dengan

    wajah (fasial). Secara mendasar struktur dari tulang craniofacial sangat penting dalam

    fungsinya untuk membentuk bentuk wajah, melekatnya otot-otot serta perlindungan

    organ penting bagi tubuh yaitu otak. Pada struktur craniofacial pasti terdapat bagian-

    bagian atau aspek yang saling bekerja sama dalam melakukan kegiatan fungsional

    tubuh. Mempelajari secara anatomis dan fisiologis struktur craniofacial dari tulang-

    tulang, otot yang terlibat serta vaskularisasi, inervasi dan aliran limfe akan

    memudahkan pemahaman bagaimana aspek dari kepala dan wajah saling bekerja sama.

    Sebagai calon dokter gigi, mahasiswa pendidikan kedokteran gigi dituntut untuk

    mengenal dan memahami tentang craniofacial yang merupakan struktur yang paling

    banyak ditemui saat menjadi seorang dokter gigi nanti.

    1.2. TUJUAN

    Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti anatomi dan fisiologi setiap daerah

    craniofacial maupun kelainan yang terdapat pada daerah tersebut yang nantinya akan

    digunakan untuk materi selanjutnya dan praktik kedokteran gigi terutama anestesis.

    1.3. MANFAAT

    Memperlajari susunan craniofacial akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa

    pendidikan kedokteran gigi untuk menjadi bekal nantinya ketika mahasiswa telah

    menjadi dokter gigi. Mahasiswa menjadi dapat memahami tentang susunan antomi dan

    fisiologi craniofacial.

  • 4

    BAB 2

    ISI DAN PEMBAHASAN

    2.1. SKENARIO MODUL

    Belajar Anatomi

    Ical mahasiswa semester 1 pskg dijadwalkan pretest anatomi jam 07.30 pagi ini.

    Semalaman dia berusaha menghafal istilah-istilah yang berhubungan dengan anatomi

    craniofacial. Dengan susah payah dihafalkannya space-space, muskulus, innervasi,

    vaskularisasi, dan aliran limfe yang berada di regio tersebut. Pada saat menghafalkan

    struktur anatomi maksila dan mandibula Ical mulai merasa nyaman karena menurutnya

    lebih mudah. Ical juga berusaha memahami bagaimana interaksi bagian-bagian regio

    craniofasialis dapat membentuk ekspresi wajah seseorang sehingga Ical semakin tertarik

    untuk memahami materi tersebut.

    2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS

    2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH

    Craniofacial: berkenaan dengan cranium dan wajah.

    Innervasi: pembagian dan penyebaran saraf khususnya yang

    mengendalikan mulut yang diatur oleh sistem saraf pusat.

    Vaskularisasi: pembuluh darah yang menyuplai oksigen.

    Space-space: daerah kosong.

    Aliran limfe: proses jalannya limfe mulai dari pembuluh limfe yang

    mengeluarkan cairan.

    Musculus: otot.

    Maxilla: rahang atas.

    Regio: bagian.

    Mandibula: rahang bawah.

    2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH

    1. Apa saja regio-regio craniofasial?

  • 5

    2. Apa saja pembentukan awal fasial dan tulang-tulang yang membentuk

    wajah?

    3. Apa saja space-space, musculus, innervasi, vaskularisasi, dan aliran limfe

    di setiap regio?

    4. Apa saja musculus yang terdaat pada proses pengunyahan dan bagaimana

    interaksi bagian craniofasial hingga dapat mebentuk ekspresi wajah?

    5. Apa saja struktur maxilla dan mandibula?

    2.2.3. ANALISA MASALAH

    1. Craniofasial memiliki regio cranial dan fasial. Dimana regio cranial

    terbentuk oleh os frontalis, os parietalis, os occipitalis, dan os temporalis.

    Sedangkan regio fasial tersusun oleh tulang yang dimulai oleh os frontalis,

    os lakrimalis, os etmoidal, os sphenoidal, os nasal, os zigomaticus, os

    stylodeus, os maxilla dan os mandibula.

    2. Craniofacial mulai dibentuk sejak 2 minggu setelah terjadinya ovulasi

    yang terus berkembang hingga terbentuk suatu janin dimana dari bentuk

    ini dapat terjadinya normal atau abnormal. Sedangkan regio fasial tersusun

    oleh tulang yang dimulai oleh os frontalis, os lakrimalis, os etmoidal, os

    sphenoidal, os nasal, os zigomaticus, os stylodeus, os maxilla dan os

    mandibula.

    3. Space-space, musculus, innervasi, vaskularisasi, dan aliran limfe di setiap

    regio:

    - Musculus pada fasial yang menyangkut mimik wajah meliputi ;

    a. M. venter frontalis untuk mengerutkan dahi

    b. M. zigomaticus mayor dan minor serta M. levator angularis untuk

    ekspresi wajah seperti tertawa

    c. M. depresor angularis untuk menggerakkan mulut ke bawah dan ke

    samping

    - Musculus yang berperan dalam mastikasi meliputi ;

    a. Temporalis muscle

  • 6

    b. Buccinator muscle

    c. Masseter muscle

    d. Platysma muscle

    e. Lateral dan medial pterygoid muscle

    f. Anterior dan posterior belly of digastric muscle

    - Innervasi pada daerah craniofacial meliputi ;

    a. Nervus fasicalis, glosofaringeus dan nervus vagus berperan

    dalam sensasi umum (nyeri, perabaan, suhu) pada faring, palatum

    molle, bagian belakang lidah.

    b. Nervus accessory

    c. Nervus hipoglosus berperan dalam persarafan lidah

    d. Nervus terigeminus/N. V mempersarafi daerah rongga mulut dan

    sekitarnya termasuk gigi geligi. Nervus trigeminus bercabang

    menjadi nervus oftalmikus, nervus maksilaris dan nervus

    mandibularis. Dimana nervus oftalmikus dan maksilaris berperan

    dalam pergerakan muka.

    - Pada lateral wajah terdapat arteri facialis, pada temporalis terdapat

    arteri superfacialis

    4. Musculus pada fasial yang menyangkut mimik wajah meliputi ;

    a. M. venter frontalis untuk mengerutkan dahi

    b. M. zigomaticus mayor dan minor serta M. levator angularis untuk

    ekspresi wajah seperti tertawa

    c. M. depresor angularis untuk menggerakkan mulut ke bawah dan ke

    samping

    5. Struktur maxilla dan mandibula

    - Pada maxilla tersusun atas

    a. Os zygomaticus

    b. Alveolaris sebagai perlekatan gigi

  • 7

    c. Palatinal maxilla

    d. Nasofrontalis

    - Pada mandibula tersusun atas

    a. Symphisis

    b. Foramen mentalis

    c. Foramen mandibularis

    d. External oblique

    2.2.4. KERANGKA KONSEP

    CRANIOFASIAL

    Definisi Menurut AnFis

    Regio

    Cranial

    Facial

    Maxilla

    MandibulaFungsi Kranial

  • 8

    2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR

    1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi

    - Tulang

    - Musculus

    - Innervasi

    - Vaskularisasi

    - Aliran limfe

    2.2.6. MASA BELAJAR MANDIRI

    Dalam step 6 ini, masing-masing dari kami melakukan proses belajar

    mandiri untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi yang sedang kami

    bahas. Adapun pedoman belajar mandiri kami adalah mencari informasi

    mengenai jawaban-jawaban terhadap learning objektif atau sasaran

    pembelajaran yang telah kami rumuskan bersama-sama. Hasil dari belajar

    mandiri tersebut disampaikan pada diskusi kelompok kecil II (DKK II).

    2.2.7. SINTESIS

    ANATOMI DAN FISIOLOGI CRANIOFACIAL

    Craniofacial adalah struktur, fungsi dan bagian-bagian dari wajah.

    A. TULANG

    1. Tulang Tengkorak

    Tulang tengkorak ini terbagi menjadi Calvaria dan Basis Cranii.

    Tulang-tulang yang ada di Calvaria, yaitu:

    a. Os Frontal

    b. Os Occipital

    c. Os Temporal

    d. Os Parietal

  • 9

    2. Tulang Wajah

    Tulang ini terdiri dari:

    a. Os Maksilla

    b. Os Palatinum

    c. Os Nasal

    d. Os Etmoidal

    e. Os Zygomaticum

    f. Os Vomer

    g. Concha Nasalis Inferior

    h. Os Mandibula

    Pada Cranium terdapat Sutura yang menghubungkan tulang, yaitu

    a. Coronalia: Menghubungkan Os Frontal dengan Os Occipital.

    b. Sagita: Menghubungkan Os Parietal kiri dan kanan.

    c. Lamboid: Menghubungkan Os Occipital dengan Os Parietal.

    d. Squamasa: Menghubungkan Parietal dengan Os Temporal.

    Maksila tersusun atas:

    a. Os Zygomaticus pemisah Frontal & Infratemporal

    b. Palatina Mediana Suture

    c. Os Palatinus

    d. Frontalis

    Mandibula tersusun atas:

    a. Ramus, Angulus, dan Corpus

    b. Os Mandibula

    c. Mental foramen antara P1 dan P2

    d. Mandibula foramen

    B. MUSCULUS

    1. Otot pengunyahan

  • 10

    a. Muscullus masseter : menutup rahang dan mengangkat mandibula

    b. Muscullus temporalis : elevator rahang bawah yang paling kuat

    c. Muscullus pterygoideus lateral : berperan dalam gerak mandibula

    dan pelindung

    d. Muscullus pterygoideus medial : mengangkat mandibulla dan juga

    mendorong ke depan dapat berperan menggeser rahang bawah ke

    lateral

    2. Otot mimik

    a. Muscullus levator anguli oris : tertawa, menarik sudut mulut

    b. Muscullus risorius : tersenyum , menarik mulut ke lateral

    c. Muscullus mentalis : cemberut , dagu menarik bibir ke bawah

    muscullus zygomaticus minor dan major

    3. Otot yang berfungsi untuk membuka mulut

    a. Muscullus levator labii superioris : menarik bibir atas ke lateral dan

    keatas

    b. Musculluc levator anguli oris : menarik angulus oris kearah medial

    dan keatas

    c. Muscullus zygomaticus major : menarik angulus oris ke sisi lateral

    atas

    d. Musculluc zygomaticus minor : menarik angulus oris ke sisi lateral

    bawah

    e. Muscullus risorius : melebarkan mulut dan membentuk lesung pipi

    f. Muscullus depressor anguli oris : menggerakan ke bawah

    4. Otot yang berfungsi untuk menutup mulut

    a. Muscullus orbicularis oris : menutup bibir dan mengerutkan bibir

    b. Muscullus levator labii inferior : menarik bibir bawah ke lateral

    dan kebawah

    C. INNERVASI

  • 11

    Banyak terdapat saraf-saraf sensori dan motorik pada wajah. Semua saraf

    motorik dari nervus fasialis yang mempersarafi otot-otot mimic wajah.

    Sedangkan pada saraf sensori dari nervus trigeminus dengan tiga

    pembagian utama pada wajah yaitu, nervus opthalmical, nervus maxillary,

    nervus mandibular.

    1. Saraf motorik, dari nervus fasialis terbagi jadi:

    a. N. temporal, mempersarafi daerah os frontalis

    b. N. zygomatic, mempersarafi otot-otot di daerah sekitar tulang

    zygomaticum

    c. N. bukal, mempersarafi otot-otot di daerah pipi

    d. N. mandibular, mempersarafi otot-otot di daerah dagu dan bibir

    bawah

    e. N. cervical, mempersarafi m. platysma

    2. Saraf sensori, dari nervus trigeminus terbagi menjadi:

    a. N. Opthalmical, kemudian bercabang-cabang lagi m :

    - N. Supratrochlear

    - N. Supraorbital

    - N. lacrimal : mempersarafi kelopak mata bagian atas

    - N. infrathroclear : mempersarafi kulit dari kelopak mata, batang

    hidung

    - N. external nasal : mempersarafi ala nasal dan ujung hidung

    b. N. maxillary, melewati foramen rotundum dan kemudian

    bercabang lagi menjadi :

    - N. zygomaticotemporal

    - N. zygomaticofacial

    - N. infraorbital, kemudian terbagi jadi n. anterior dan middle

    superior alveolar, n. inferior papebral, n. nasal, n. superior

    labial

  • 12

    c. N. mandibular, melewati foramen ovale dan kemudian bercabang

    lagi menjadi :

    - Bagian anterior, terdapat n. bukal yang mempersarafi sepanjang

    m. buccinators dan gusi sepanjang molar di mandibular.

    - Bagian posterior, terdapat n. auriculotemporal mempersarafi

    daerah sekitar telinga dan temporal.

    - Terdapat juga n. mental yang merupakan cabang dari n.

    alveolar inferior setelah melewati foramen mentale,

    mempersarafi kulit dari bibir bawah, dagu dan gusi sepanjang

    mandibular dari gigi premolar 2 bawah.

    3. Setelah keluar dari foramen stylomastoideum lalu N. Facialis (VII)

    membentuk cabang- cabang :

    a. M. Digastricus

    b. Venter posterior ( R.digastricus)

    c. M. Stylohyoideus ( R. Sthyloideus)

    d. Mm. Auricuaris (N. Auricularis posterior) dibelakang auricula

    terdapat N. auricularis posterior yang berproyeksi ke dorsal dan

    membentuk cabang terminal lain dari N. facialis (VII).Di dalam

    glandula parotidea N. facialis membentuk Plexus intraparotideus.

    Plexus intraparotideus dibagi menjadi dua R. Temporofacialis dan

    R. Cervicofacialis. Kedua bagian ini membentuk cabang- cabang

    terminal N. facialis (VII) yaitu Rr. Temporales, zygomatici,

    buccales, marginales, mandibulae, dan colli.

    D. VASKULARISASI

    1. Peredaran Darah Arteri

    Otak menerima darah yang dipompakan dari jantung melalui arkus

    aorta yang mempunyai 3 cabang, yaitu arteri brakhiosefalik (arteri

    innominata), arteri karotis komunis sinistra dan arteri subklavia

    sinistra. Arteri brakhiosefalik dan arteri karotis komunis sinistra

  • 13

    berasal dari bagian kanan arkus aorta. Arteri brakhiosefalik selanjutnya

    bercabang dalam arteri karotis komunis dextra dan arteri subklavia

    dextra.

    Arteri karotis komunis sinistra dan dextra masing-masing

    bercabang menjadi arteri karotis interna dan eksterna, dan arteri

    subklavia sinistra dan dextra masing-masing mempunyai salah satu

    cabang yaitu vertebralis dextra dan sinistra. Sistem karotis terdiri dari

    tiga arteri mayor, yaitu arteri karotis komunis, karotis interna, dan

    karotis eksterna.

    A. Anatomi Sistem Karotis

    Sistem karotis memperdarahi mata, ganglia basalis, sebagian

    besar hipotalamus, dan lobus frontalis, lobus parietalis, serta

    sebagian besar lobus temporal serebrum Pada tingkat kartilago

    tiroid, arteri karotis komunis terbagi menjadi arteri karotis

    eksterna dan interna.

    Batang arteri karotis interna terbagi menjadi empat bagian,

    yaitu

    1. Pars servikalis

    Berasal dari arteri karotis komunis dalam trigonum

    karotikum sampai ke dasar tengkorak.

    2. Pars petrosa

    Terletak di dalam os petrosum bersama-sama dengan

    pleksus venosus karotikus internus. Setelah meninggalkan

    kanalis karotikus, di sisi depan ujung puncak piramid pars

    petrosa hanya dipisahkan dari ganglion trigeminal yang

    terletak disisi lateral oleh septum berupa jaringan ikat atau

    menyerupai tulang pipih

  • 14

    3. Pars kavernosa

    Melintasi ujung sinus kavernosus, membentuk lintasan

    berliku menyerupai huruf "S" yang sangat melengkung,

    dinamakan Karotissphon. Di sisi medial, pars kavernosa

    terletak berdekatan badan tulang baji di dalam suatu slur

    mendatar yang membentang sampai dengan dasar prosesus

    klinoidesus anterior.

    4. Pars serebralis

    Dalam lamela duramater kranial arteri ini membentuk

    cabang arteri oftalmika, yang segera membelok ke rostral

    dan berjalan di bawah nervus optikus dan ke dalam orbita.

    Pembuluh darah ini berakhir pada cabang-cabang yang

    memberi darah kulit dari dahi, pangkal hidung dan kelopak

    mata dan beranastomosis dengan arteri fasialis serta arteri

    maksilaris interna, yang merupakan cabang dari arteri karotis

    eksterna.

    B. Arteri utama: arteri temporalis superfisialis dan arteri

    maksilaris

    1. Arteri maksilaris

    Arteri ini mempunyai distribusi yang luas pada region

    wajah dan keluar sebagai salah sebuah cabang terminal

    a.carotis externa dalam substansi glandula parotydea. Dari

    origo ini, arteri menembus selubung fascia dari

    kompartemen parotidea, berjalan ke depan jauh ke dalam

    collum mandibulae dan berhubungan dengan tepi bawah

    m.pterygoideus lateralis. Arteri kemudian berjalan balik ke

    dalam maupun ke permukaan supericialis caput inferior m.

    pterygoideus lateralis. Bila arteri masuk jauh ke dalam otot,

    arteri akan muncul kembali di antara kedua caput di dekat

  • 15

    daerah origonya. Arteri berlanjut pada permukaan lateral

    (luar) lamina lateralis proc.pterygoidei, masuk ke fossa

    pterygopalatina dan mengeluarkan cabang terminalnya.

    - Arteri alveolaris inferior

    - Vena temporalis superfisialisPlexus maxillary

    - Plexus pterygoideus

    E. ALIRAN LIMFE

    Limfe berfungsi untuk:

    1. Penyaringan darah-hal ini dilakukan oleh limfe. Limfe menyaring

    bakteri, virus dan partikel asing lainnya.

    2. Meningkatkan kekebalan reaksi dan melawan infeksi-sistem limfatik

    yang terutama pada nodus limfe yang lebih aktif dalam kasus infeksi

    getah bening atau kelenjar sering membengkak dalam kasus infeksi

    lokal.

    Limfe pada facial adalah

    1. Mandibular lymph node

    Pada permukaan luar dari mandibula, di depan masseter dan kontak

    dengan arteri maksilaris eksternal dan anterior vena wajah

    2. Subparotis lymph node

    ditemukan di dekat kelenjar parotis, lebih khususnya bisa menuju ke

    deep parotid lymph nodes dan superficial parotid lymph nodes

    3. Buccinator lymph node

    berada pada buccinator berlawanan sudut mulut.

  • 16

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil dkk Modul 1 membahas tentang craniofasial yang terbagi atas 2

    yaitu cranium dan facial, cranium adalah tulang yang biasa disebut tengkorak atau

    bahasa llmiahnya adalah calvaria yang meliputi satu os.frontalis, dua os. Parietal , satu

    os. Occipetale ,dua os. Spenoidale, dua os. Ethmoidale dan satu os. Temporal dan facial

    adalah tulang wajah yang meliputi satu os. Maxilla, satu os.Mandibulla,dua os.

    Zigomaticum,satu os.Pallatum,satu os.Nasale,dua os.Lacrimale.

    3.2. SARAN

    Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga

    kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

    membangun.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Norton. (2007). Netter's Head and Neck anatomy for dentistry.

    Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Sobota Atlas Anatomi Manusia (23 ed., Vol. 1). Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC.