LAPORAN-aluminium FIX 2003.doc

35
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK II Kimia A dan Kimia B 2013 I. JUDUL PERCOBAAN : Aluminium II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Selasa/ 7 april 2015 (13.00 WIB) III. SELESAI PERCOBAAN : Selasa/ 7 april 2015 (13.00 WIB) IV. TUJUAN PERCOBAAN : Pada percobaan ini bertujuan : A. Mengetahui sifat-sifat aluminium dan senyawanya V. TINJAUAN PUSTAKA : Alumunium diturunkan dari kata alun yang menunjuk pada senyawa garam rangkapKAI(SO 4 ) 2 .1 2 H 2 O.kata ini berasal dari bahasa lain alumen yang artinya garam pahit. OlehHumphry Davy, logam dari garam rangkap ini diusulkan dengan nama aluminum dankemudian berubah menjadi alumunium. Nama nama inipun segera segera termodifikasimenjadi alumunium yang menjadi popular di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimanaAmerican Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925memutuskan tetap menggunakan istilah aluminum dalam publikasinya. Logam aluminum melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas hydrogen. Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam dan menunjukkan sifat non logam dan menunjukkan sifatkimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron, tidak ditemukan hidrida kluster aluminum. Laboratorium Anorganik Jurusan Kimia Universitas Negeri Surabaya

description

kimia

Transcript of LAPORAN-aluminium FIX 2003.doc

LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK II

Kimia A dan Kimia B 2013

I. JUDUL PERCOBAAN: AluminiumII. HARI/TANGGAL PERCOBAAN: Selasa/ 7 april 2015 (13.00 WIB)III. SELESAI PERCOBAAN:Selasa/ 7 april 2015 (13.00 WIB)IV. TUJUAN PERCOBAAN:Pada percobaan ini bertujuan :

A. Mengetahui sifat-sifat aluminium dan senyawanyaV. TINJAUAN PUSTAKA:

Alumunium diturunkan dari kata alun yang menunjuk pada senyawa garam rangkapKAI(SO4)2.12H2O.kata ini berasal dari bahasa lain alumen yang artinya garam pahit. OlehHumphry Davy, logam dari garam rangkap ini diusulkan dengan nama aluminum dankemudian berubah menjadi alumunium. Nama nama inipun segera segera termodifikasimenjadi alumunium yang menjadi popular di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimanaAmerican Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925memutuskan tetap menggunakan istilah aluminum dalam publikasinya.

Logam aluminum melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas hydrogen. Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam dan menunjukkan sifat non logam dan menunjukkan sifatkimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron,tidak ditemukan hidrida kluster aluminum.

Aluminium merupakan logam berwarna putih keperakan dengan kerapatan yang rendah. Mempunyai massa jenis 2,7 gr cm 3. Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :

1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.

2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.

3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik.

4. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat sepertiDuralium(campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.

5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2dan Cr2O3.

Untuk menaikkan terhadap korosi, logam Al dianodasi, artimya produk logam Alsengaja dilapisi dengan Al2O3secara elektrolisis. Al yang dianodasi ini mempunyai ketebalanlapisan ~0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini mampu menyerap warna/zat warna sehinggapermukaan logam dapat diwarnai. Padaproses anodasi inilogam Al dipasangsebagai anode,karbon/grafit sebagai katode dan dipakaielektrolit larutan asam sulfat.

Persamaan reaksinya yaitu:

Pada anode terjadi oksidasi Al:

2Al (s) + 6H2O(l) (Al2O3(s) + 6H3O+ + 6e

(reaksi ini tidak berlanjut manakala anode Al telahterlapis rata oleh Al2O3)

Pada Katoda (reduksi):

6H2O+ + 6e ( 6H2O(l) + H2(g) Sifat Kimiawi

AluminiumSerbuk aluminium terbakar dalam api menghasilkan debu awan aluminium oksidamenurut persamaan reaksi:

4Al(s) + 3O2(g) ( 2Al2O3(s)

Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hydrogen,sedangkan dengan basa kuat membentuk aluminat menurut persamaan reaksi:2Al (s) + 6H3O+(l) (2Al3+(s) + 6H2O + 3H2(g)

2Al (s) + 2OH- + 6H2O(l) (2[Al(OH)4]-(s) + 3H2(g)

Dalam air, ion aluminium terdapat sebagai ion heksa akua aluminium (III),[Al(H2O)6]3+, tetapi mengalami reaksi hidrolisis secara bertahap hingga menjadi iontetraakuadihidroksoaluminium(III) menurut persamaan reaksi:[Al(H2O)6]3+ (aq) + H2O(l) [Al(H2O)5(OH)2]+ (aq) + H3O+(aq)

[Al(H2O)5(OH)2]+ (aq) + H2O(l) ( [Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H3O+(aq)

Jadi, larutan garam aluminium bersifat asam dengan tetapan ionisasi asam hampir sama denganasam asetat. Campuran dalam antipespiran (antipeluh) yang biasa disebut aluminium hidratterdiri atas garam-garam klorinida darikedua ion kompleks hidrokso tersebut. In aluminiumdalam kedua senyawa inilah yang berperan mengkerutkan pori-pori permukaan kulit.

Penambahan ion hidroksida pada ion aluminum menghasilkan endapan gelatinaluminium hidroksida pada awalnya, kemudian larut lagi dalam hidroksida berlebihanmembentuk ion aluminat.

Alumunium memiliki sifak fisika sebagai berikut :NOSifatNilai

1Jari-jari atom

2Volume atom10 cm/gr.atm

3Density (660oC)2,368 gr/cm3

4Density ( 20oC)2,6989 gr/cm3

5Potensial elektroda (25oC)-1,67 volt

6Kapasitas panas (25oC)5,38 cal/moloC

7Panas pembakaran399 cal/gr mol

8Tensile strength700 Mpa

9Kekerasan brinnel12-16 skala mehs

10Hantaran panas (25oC)0,49 cal/detoC

11Valensi3

12Kekentalan (700oC)0,0127 poise

13Panas peleburan94,6 cal/gr

14Panas uap200 cal/gr

15Massa atom26,98

16Titik lebur660oC

17Titik didih2452oC

18Tegangan permukaan900 dyne/cm

19Tegangan tarik4,76 kg/mm

Oksida, Hidroksida, dan Garam Al

Unsur Al sangat reaktif, mempunyai satu macam tingkat oksidasi yaitu +3, sehinggahanya ada satu macam senyawa oksidanya yaitu Al2O3danhidroksidanya Al(OH)3yangberwarna putih dan bersifat sukar larut dalam air.Oleh karena itu jika ke dalamlarutan garam Alditambah basa maka akan diperoleh endapan putih gelatin.

Ion Al3+relative sangat kecil, namun muatan ion tinggi (+3) dan densitas muatannyajuga,dalamlarutan airion inimampumengakomodasienam molekulnetral H2O(yangbersifatpolardengankutubnegatifatomOmengarahpadaionlogam),hasilnyayaituionkompleks [Al(H2O)6]3+yang membentuk octahedron

Gugus OH yang terikat pada endapan alumunium hidroksida bukan bearsal daripenambahanbasamelainkandarimolekulH2O dalam[Al(H2O)6]3+ yang terionisasi menghasilkan asam (H3O+). Tentu saja ionisasi menjadi semakin kuat, artinyakeseimbang bergeser kekananjikake dalamnyadi tambahkanbasayang menetralkanataubereaksi dengan ion asam H3O+hasil. Dengan demikian jumlah molekul H2O dalam ion kompleks yang terionisasi semakin bertambah dan akhirnya terbentuk endapan putih Al(OH)3 atau sebagaisenyawa triakuatrihidroksoalumunium(III).Larutan Sulfida atau karbonat juga mampu mengendakan alumunium hidroksida,karena larutan tersebut memberikan knsentrasi OH-yang cukup tinggi sebagai hidrolisis. OksidaAl dapat diperoleh dari pemanasan hidroksidanya. Pemanasan di atas 850 C menghasilkanoksida yang larut dalam asam maupun basa, tetapi oksida yang diperoleh dari pemanasan dibawah600 C larut dalam asam maupun basa, atau bersifat amfoterik. Hidroksida alumuniumjuga bersifat amfoterik

Penggunaan Aluminium

Aluminium ditemukan terutama sebagai bijih bauksit dan memiliki ketahanan terhadap oksidasi, kuat, serta ringan.

Aluminium digunakan di banyak industri untuk membuat jutaan produk dan sangat penting bagi perekonomian dunia.

Komponen struktur yang terbuat dari aluminium sangat penting bagi industri kedirgantaraan dan industri lain dimana diperlukan logam dengan bobot ringan, serta memiliki daya tahan dan kekuatan.

Penggunaan aluminium melebihi logam lainnya kecuali besi. Aluminium murni dengan mudah membentuk paduan dengan banyak unsur seperti tembaga, seng, magnesium, mangan, dan silikon.

Hampir semua cermin modern dibuat menggunakan lapisan reflektif tipis aluminium pada permukaan belakangnya. Cermin teleskop juga dilapisi dengan lapisan tipis aluminium.

Aplikasi lain unsur ini adalah sebagai konduktor transmisi listrik dan kemasan (kaleng, foil, dll).

Perkembangan terbaru dalam teknologi aluminium adalah produksi busa aluminium dengan menambahkan senyawa khusus ke aluminium cair sehingga melepaskan gas hidrogen.

Aluminium cair harus dikentalkan terlebih dahulu dengan menambahkan oksida aluminium atau serat silikon karbida.

Hasilnya adalah busa padat aluminium yang digunakan dalam terowongan lalu lintas dan pesawat ruang angkasa.

Efek Kesehatan AluminiumAluminium adalah salah satu logam yang paling banyak digunakan dan juga merupakan salah satu senyawa yang berlimpah di kerak bumi.

Karena fakta ini, aluminium umumnya dikenal sebagai senyawa yang tidak memiliki efek merugikan.

Tapi tetap saja, paparan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Asupan aluminium dalam bentuk senyawanya seperti aluminium klorin bisa memicu bahaya kesehatan.

Paparam aluminium dapat terjadi melalui makanan, melalui pernapasan, dan kontak dengan kulit.

Eksposur jangka panjang dan konsentrasi tinggi aluminium dapat mengakibatkan efek kesehatan yang serius, seperti:

Kerusakan pada sistem saraf pusat Demensia Kehilangan memori Kelesuan Gemetar parah

Aluminium menjadi faktor resiko di lingkungan kerja tertentu, seperti pertambangan, di mana dapat ditemukan terlarut dalam air.

Orang-orang yang bekerja di pabrik yang melibatkan aluminium bisa mengalami masalah paru-paru ketika menghirup debu aluminium.

Aluminium juga menyebabkan masalah bagi pasien ginjal ketika memasuki tubuh selama proses cuci darah.

VI. CARA KERJA:

A. Cara Kerja Percobaan 1

B. Cara KerjaPercobaan 2

C. Cara KerjaPercobaan 3D. Cara KerjaPercobaan 4

E. VII. HASIL PENGAMATAN:A. Tabel Pengamatan Percobaan 1

No.PengamatanPraktikumReaksiTeoriKesimpulan

SebelumSesudah

1a. NaOH = Larutan tak berwarna b. Lempeng Al = berwarna abu-abuc. HgCl2 = larutan tak berwarna

a. NaOH + lempeng Al= timbul gelembung gas larutan tak berwarnab. + air = lempeng berwarna abu-abuc. Dibersihkan dengan kapas yang dibasahi HgCl2 = lempeng berwarna abu-abu mengkilat

a. 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O ( 2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)

logam Al bersifat reaktifPercobaan ini menyimpulkan bahwa logam Al bersifat reaktif saat direaksikan dengan Hg akan membentuk amalgam

2a. NaOH = Larutan tak berwarnab. Na2CO3 = Larutan tak berwarnac. HCl = larutan tak berwarnad. Lempeng Al = berwarna abu-abua. NaOH + Al = larutan tak berwarna timbul gelembung (++)b. Na2CO3 Dipanaskan larutan tak berwarna timbul gelembung (+)c. HCl + Al = larutan tak berwarna tidak timbul gelembung

a. Tabung 1

2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O ( 2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)

Tabung 2

4Al(s) + 2NaCO3(aq) + 3O2(g) ( 2NaAlCO3(aq) + H2(g)Tabung 3

3Al(s) + 6HCl(aq) ( AlCl3(aq) +3H2(g)

Kereaktifan aluminium dalam basa > asampanas >garam sehingga dapat dikatakan pula aluminium lebih cenderung larut dalam larutan basa dari pada dalam larutan asamPercobaan ini menyimpulkan bahwa logam Al dapat bereaksi dengan asam, basa dan garam dengan urutan NaOH > Na2CO3 > HCl

3

Al2(SO4)3 = Larutan tak berwarna

Lakmus merah= merah

Lakmus biru= biru

Al2(SO4)3 + lakmus biru menjadi merah. Merah tetap merah

Al2(SO4)3 bersifat asamAl2(SO4)3 bersifat asam dengan ditandai warna kertas lakmus merah menjadi biru, merah tetap merah.

4

a. NaOH = Larutan tak berwrna

b. HCl = larutan tak berwarna

c. Larutan no 3 = larutan tak berwarna a. Larutan no. 3 + NaOH 30 tetes = keruh kemudian endapan larut

b. (+) HCl 20 tetes = larutan keruh

a. Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) ( 2Al(OH)2(s) + 2Na2SO4(aq)

b. Al(OH)3(aq) + NaOH(aq) ( Na[Al(OH)4](aq)c. Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq) ( Al(OH)3(s) + 3H2O(l) + NaCl (aq)d. Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) ( AlCl3(aq) + 3H2O(l) Al bersifat amfoter dapat bereaksi dengan asam dan basa

Al bersifat amfoter dapat bereaksi dengan asam dan basa

5a. (NH4)2S = Larutan tak berwarna

b. Larutan no 3 = larutan tak berwarna

a. Larutan no 3 + (NH4)2S = Terbentuk endapan putih

b. Disaring

Fitrat = larutan tak berwarna

Residu = endapan berwarna putih

a. Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S(aq) ( 2Al(OH)3(s) + 3H2S(aq) + 3(NH4)2SO4(aq)Al dapat membentuk senyawa kompleks, yakni Na[Al(OH)4] saat direaksikan dengan NaOH.Hal ini menunjukkan Senyawa alumunium dalam senyawa bersifat amfoter.

Alumunium dalam senyawa bersifat amfoter karena dapat membentuk senyawa kompleks

VIII. PEMBAHASAN: A. Analisis DataPada percobaan pertama yang bertujuan mengetahui sifat-sifat logam aluminium mula-mula disiapkan NaOH 1M larutan tak bewarna ,dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan sepotong kecil aluminium bewarna abu-abu ,timbul gelembung gas H2 larutan tetap tidak bewarna.lalu lempengan Al dicuci dengan air lempeng Al tetap bewarna abu-abu ,tujuan dicuci dengan air ini untuk membersihan atau menghilangkan NaOH yang masih menempel pada lempeng Al agar tidak mempengaruhi reaksi.kemudian kapas yang telah dibasahi dengan HgCl2 digosokkan ke lempeng Al kemudian kapas yang awalnya bewarna putih kemudian kapas bewarna abu-abu, ini menunjukkan logam Al bersifat reaktif saat direaksikan dengan Hg akan membentuk amalgam,hal ini ditunjukkan dengan ketika digosokkan dengan kapas yang dibasahi dengan HgCl2 kapas bewarna abu-abu.reaksi yang sesuai :

2Al(s) + 2NaOH(aq) + H2O(l) ( 2Na[Al(OH)4](aq) +3H2(g)Pada reaksi terlihat bahwa aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium tetra hidrokso aluminat yang jernih tak berwarna.Kemampuan aluminium membentuk senyawa kompleks ini disebabkan oleh muatan kation yang tinggi sehingga mampu mengakomodasi donasi pasangan electron dari ligan.Hal ini diasosiasikan dengan relative besarnya energy solvasi yang berarti molekul air terikat) cukup kuat pada kation hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai senyawa kompleks. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna.Kemudian digosok dengan kapas yang dibasahi HgCl2. Setelah lempeng alumunium digosok dengan kapas yang di basahi HgCl2, kapas menjadi berwarna keabu-abuan karena Al membentuk amalgam dengan Hg sehingga oksida yang menempel pada aluminium menjadi tergerus. Reaksi yang terjadi adalah :

2Al(s) + 3HgCl2(aq) ( 2AlCl3(aq) + 3Hg(aq)Pada percobaan kedua mengetahui urutan kereaktifan logam Aluminium terhadap suatu asam, garam dan basa.mula-mula disiapkan 3 tabung reaksi pada tabung reaksi yang pertama dimasukkan NaOH 0,1 M larutan tak bewarna pada tabung reaksi yang kedua diisikan dengan Na2CO3 0,1 M larutan tak bewarna yang telah dipanaskan kan terlebih dahulu kedalam penangas air larutan tetap tak bewarna dengan tujuan apabila dalam keadaan dingin, maka tidak akan terlihat gelembung muncul dalam larutan. Hal ini disebabkan karena aluminium tidak dapat langsung membentuk ikatan dengan ion karbonat.pada tabung reaksi yang ketiga dimasukkan HCl 0,1 M larutan tak bewarna kemudian pada ketiga tabung dimasukkan aluminium lempengan bewarna abu-abu yang sudah dibagi kecil. Al yang dimasukkan ketabung satu yang berisikan NaOH timbul gelembung gas H2 (++) larutan tak bewarna ,Al yang dimasukkan kedalam tabung reaksi kedua yang berisikan Na2CO3 timbul gelembung gas CO2 (+) larutan tak bewarna ,pada tabung ketiga yang berisikan HCl ditambahkan dengan Al tidak timbul gelembung gas larutan tak bewarna. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa kelarutan / kereaktifan aluminium dalam NaOH > Na2CO3panas >HCl sehingga dapat dikatakan pula aluminium lebih cenderung larut dalam larutan basa dari pada dalam larutan asam hal ini sesuai dengan persamaan:Tabung 1 : 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) ( 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)Tabung 2: 4Al(s) + 2Na2CO3(aq) + 3O2(g) (2NaAlO3(aq) + CO2(g)Tabung 3 : 3Al(s) + 6HCl(aq)(AlCl3(aq) + 3 H2(g)

Pada percobaan ketiga yang bertujuan mengetahui sifat dari aluminium mula-mula larutan Al2(SO4)3 0,1 larutan tak bewarna dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian diuji dengan kertas lakmus,lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah tetap merah. Hal ini menunjukkan Al2(SO4)3 bersifat asam dengan ditandai warna lakmus merah tetap merah dan lakmus biru menjadi merah .

Pada percobaan Keempat yang bertujuan mengetahui sifat dari aluminium mula mula larutan dari percobaan nomor 3 larutan tak bewarna diambil dimasukkan tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 0,1 M larutan tak bewarna tetes demi tetes kemudian larutan keruh atau terbentuk endapan Al(OH)3 persamaan reaksi yang sesuai

Al2(SO4)3(aq) + 6 NaOH(aq) ( 2 Al(OH)3(s) + 3 Na2SO4(aq) setelah ditambahkan NaOH sebanyak 30 tetes endapan larut kembali hal ini sesuai dengan persamaan berikut :

Al(OH)3(s) + NaOH(aq) ( Na[Al(OH)4](aq) kemudian ditambahkan HCl 0,1 M larutan tak bewarna mulanya terbentuk endapan setelah ditambahkan HCl 0,1 M berlebih larutan tak bewarna sebanyak 20 tetes endapan larut kembali .Hal ini sesuai dengan persamaan berikut :Na[Al(OH)4](aq) + HCl(aq)( Al(OH)3(s) + NaCl(aq) + H2O (l)Al(OH)3(s) + HCl(aq) ( AlCl3(aq) + 3H2O(l)Hal ini menunjukkan Al bersifat amfoter dapat bereaksi dengan asam dan basa.Pada percobaan Kelima yang bertujuan mengetahui sifat dari aluminium mula mula larutan dari percobaan nomor 3 larutan tak bewarna dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan dengan 70 tetes (NH4)2S larutan tak bewarna terbentuk endapan ( hablur) bewarna putih endapan yang terbentuk karena (NH4)2S bersifat mengurangi kelarutan kemudian disaring menggunakan kertas saring terbentuk filtrat larutan tak bewarna dan residu endapan bewarna putih ,kemudian endapan dicuci dengan air panas tak bewarna hablur atau endapan mudah diambil dan semakin banyak ,endapan diambil dimasukkan kedalam tabung reaksi ,ditambahkan air tak bewarna larutan keruh ,ditambahkan NaOH larutan tak bewarna sebanyak 20 tetes endapan larut ,larutan tak bewarna.

Al(OH)3(s) + NaOH(aq) ( Na[Al(OH)4](aq)Berdasarkan reaksi di atas, dapat membentuk senyawa kompleks, yakni Na[Al(OH)4] saat direaksikan dengan NaOH.Hal ini menunjukkan Senyawa alumunium dalam senyawa bersifat amfoter.B. Diskusi

IX. KESIMPULAN:

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:a. Kereaktifan aluminium lebih besar terhadap basa dibandingkan terhadap gram dan asam dengan urutan kereaktifan aluminium basa > garam > asamb. Senyawa aluminium dapat bereaksi dengan asam dan basa dengan membentuk gas H2c. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleksd. Senyawa aluminium dapat bereaksi dengan garam dengan membentuk gas CO2e. Al2(SO4)3 bersifat asamf. Aluminium bersifat amfoterX. JAWABAN PERTANYAAN:

1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan !Jawab :

Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa(lebih tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil). Misalnya dalam percobaan kami [Al2(SO4)3] bereaksi dengan basa kuat yaitu NaOH,pada tetesaan 1 terbentuk endapan putih Al(OH)3menurut reaksi:

XI. Setelah penambahan NaOH tetes demi tetes terus berlanjut hingga endapan putih larut kembali, ditunjukkan dengan persamaan reaksi:

XII. Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH)3 melangsungkan reaksi netralisasi dan menunjukkan sifat asamnya,.Kemudian larutan ini ditambah dengan HCl 0,1 M. Penambahan 1 tetes menyebabkan terbentuk kembali endapan putih gelatin [Al(OH)3]:

XIII. penambahan HCldilanjutkan hingga endapan yang terbentuklarut kembali, penambahan HCldilanjutkan dan tidak terjadi lagiperubahan.

XIV. Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH)3 melangsungkan reaksi netralisasi dan menunjukkan sifat basanya. Kemampuan Al(OH)3 melakukan reaksi netralisasi atau dapat bersifat asam atau basa bila direaksikan dengan basa kuat dan asam kuat merupakan alasan mengapa Al(OH)3 disebut bersifat amfoter.

2. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan diatas !Jawab :

Percobaan 1

Percobaan 2Tabung I

Tabung II

Tabung III

Percobaan 4

Percobaan 5

3. Jelaskan kegunaan aluminium !Jawab :

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:

Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.

1. untuk membuat badan pesawat terbang.

2. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.

3. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenisproduk.

4. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.

5. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.

Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:

1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)

Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.Al2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk menjernihkan air pada pengolahan air minum.

2. Alumina (Al2O3)

Alumina dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Alfa-allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu tersebut. Warna-warna rubi antara lain:

Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)

Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)

Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)

Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

XI. DAFTAR PUSTAKA:Achmad, Hiskia. 2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung : PT Citra

Aditya Bakti

Cotton, F.A dan Geoffrey,W. 1989.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta : UI

Press

Sugiyarto, Kristian H. 2004.Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.

XII. LAMPIRAN:NoFotoProsedur

1Larutan NaOH 1 M yang di masukkan dalam tabung reaksi

2Sepotong lempeng alumunium

3Pada percobaan pertama Sepotong lempeng alumunium yang dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaOH terdapat gelembung udara pada lempeng alumunium

4Kapas yang diberi larutan HgCI2

5Lempeng alumunium diambil dari tabung reaksi kemudian digosok dengan kapas yang sudah diberi HgCI2 yang terjadi alumunium menjadi mengkilat

6Pada percobaan kedua terdapat tiga tabung reaksi salah satunya berisi larutan HCI 0,1 M

7

Pada percobaan kedua terdapat tiga tabung reaksi salah satunya berisi larutan Na2CO3 0,1 M yang dipanaskan

8Inilah pada percobaan kedua terdapat tiga tabung reaksi yaitu : larutan NaOH 0,1 M, larutan Na2CO3 0,1 M panas, larutan HCI 0,1 M

9Pada percobaan ketiga larutan Al (SO4)3 dimasukan dalam tabung reaksi untuk diuji lakmus

10Ini lakmus untuk menguji keasaman dalam larutan

11Pada percobaan ketiga ini lakmus berubah yang lakmus biru menjadi merah kalau lakmus merah tetap

12Pada percobaan keempat ini memakai larutan pada percobaan ketiga tetapi memerlukan 1 mL yang dimasukkan dalam tabung reaksi

13Elarutan tersebut ditambahkan dengan NaOH tetes demi tetes terjadi ada endapan dan keruh

14Kemudian ditambahkan tetes demi tetes HCl sampai endapan larut dan tidak terjadi keruh

15Pada percobaan kelima ini masih pakai larutan pada percobaan ketiga tetapi ditambahkan dengan larutan (NH4)2S yang terjadi ada endapan bagian atas bagian bawah larutan takberwarna

16Kemudian disaring terjadi pemisahan antara filtrat dengan residu. Filtra menjadi larutan tak berwarna kalau residu menjadi residu berwarna putih

17Residu tersebut dicuci dengan air ditetesi pada tepi-tepi kertas saring untuk mengumpaulkan residu menjadi satu

18Setelah dicuci residu tersebut diambil dimasukan pada tabung reaksi

19Kemudian residu yang sudah masuk dalam tabung reaksi ditambahkan dengan NaOH tetes demi tetes sampai residu tersebut larut

NaOH 1M

Dimasukkan tabung reaksi

Dimasukkan sepotong lempeng kecil alumunium

Gas

Dicuci dengan air

Digosok

Diberi kapas di beri larutan HgCl2

Diamati

Hasil pengamatan

NaOH 0,1M

Na2CO3 0,1 M panas

HCl 0,1 M

Dimasukan tabung reaksi

Dimasukkan sepotong kecil alumunium

Hasil pengamatan

NaOH 0,1M

Na2CO3 0,1 M panas

HCl 0,1 M

Dimasukan tabung reaksi

Dimasukkan sepotong kecil alumunium

NaOH 0,1M

Na2CO3 0,1 M panas

HCl 0,1 M

Dimasukan tabung reaksi

Dimasukkan sepotong kecil alumunium

NaOH 0,1M

Na2CO3 0,1 M panas

HCl 0,1 M

Dimasukan tabung reaksi

Dimasukkan sepotong kecil alumunium

Al2 (SO4)3

Dimasikkan tabung reaksi

Diuji dengan lakmus

Hasil pengamatan

Al2(SO4)3 1 mL

Dimasukkan tabung reaksi

+ NaOH 0,1 M tetes demi tetes

Terlarut

+ tetes HCl 0,1 M

Hasil pengamatan

Al2(SO4)3 1 mL

Dimasukkan tabung reaksi

+ NaOH 0,1 M tetes demi tetes

Terlarut

+ tetes HCl 0,1 M

Al2(SO4)3 1 mL

Dimasukkan tabung reaksi

+ NaOH 0,1 M tetes demi tetes

Terlarut

+ tetes HCl 0,1 M

Al2(SO4)3 1 mL

Dimasukkan tabung reaksi

+ (NH4)S

Endapan

Dicuci dengan air

+ air

NaOH

Laboratorium Anorganik Jurusan Kimia Universitas Negeri Surabaya