LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI...

84
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI...

Page 1: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP) TAHUN 2012

Page 2: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi i

PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rakhmat, ridho dan hidayah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012 ini dapat tersusun, sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dan sebagai bentuk pelaksanaan salah satu asas di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN, mengamanatkan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya sebagai tindak lanjutnya dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang menginstruksikan kepada setiap instansi untuk setiap tahun anggaran menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

LAKIP yang disusun ini merupakan gambaran capaian kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2012, sekaligus merupakan cerminan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi Kementerian dalam rangka mencapai visi Kementerian yaitu Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang Produktif, Kompetitif, dan Sejahtera.

Capaian kinerja sasaran dan akuntabilitas keuangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2012 secara keseluruhan cukup baik, namun prestasi tersebut masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan pada tahun yang akan datang, sehingga tercapai kinerja yang lebih memuaskan.

Jakarta, Maret 2013

Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia,

Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si.

Page 3: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan LAKIP Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

2012, disusun dengan memperhatikan perubahan arah kebijakan pembangungan

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014 (Review Rencana

Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014).

Dalam LAKIP ini juga telah diupayakan untuk mengintegrasikan capaian kinerja

dari seluruh LAKIP Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi. Sehingga diharapkan isi LAKIP ini sudah dapat menggambarkan secara

utuh atas capaian-capaian target kinerja selama tahun 2012.

Selama tahun 2012 berdasarkan hasil pengukuran capaian target kinerja adalah

sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator KInerja

Target

Realisasi

Satuan

%

Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

160.606 138.562 orang 86,27

Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

12.374 11.312 orang 91,42

Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

49.764 56.909 orang 114,36

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

75.000 33

95.407 33

orang provinsi

127,21 100,00

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

360 358 orang 99,44

Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

105.000 105.037 orang 100,04

Jumlah wirausaha baru yang tercipta

10.000 17.174 orang 171,74

Page 4: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi iii

Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

85 85 LKS 100,00

Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

400 427 LKS 106,75

Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/Kota

50 22 LKS

44,00

Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

53.000 53.000 prsh 100,00

Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

Jumlah kawasan yang dibangun

63 60 lokasi 95,23

Jumlah transmigran yang ditempatkan

9.064 7.546 KK 83,25

Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

34 34 kimtrans 100,00

Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

49 54 kimtrans 110,20

Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

87 134 lembaga 154,02

Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi

2.000 2.360 orang 118,00

Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

18 23 kimtrans 127,78

Terselenggaranya dukungan

Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program

13 23

13 23

bahan laporan

100,00 100,00

Page 5: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi iv

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

dan anggaran Kemnakertrans

Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

2.500 3.262 orang 130,48

Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

20 200

20 200

Laporan kasus

100,00 100,00

Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

87 87 dokumen 100,00

Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

2 6 2

30

2 9 2

21

RUU RPP

RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

100,00 150,00 100,00 70,00

Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

20 44 kasus 220,00

Jumlah laporan BMN

359 311 satker 86,63

Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

1.200 1.200 obrik 100,00

Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

14 14 kajian 100,00

Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

17 17 kajian 100,00

Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

22 21 jenis 95,45

Page 6: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi v

PEJABAT ESELON I DAN II (TIDAK TERMASUK UPTP)

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PER 31 DESEMBER 2012

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si.

Dr. Ir. Muchtar Luthfie, M.M.A. : SEKRETARIS JENDERAL

1. Dr. Ir. Sugiarto Sumas, M.T. : Kepala Biro Perencanaan

2. Drs. Ending Khaerudin, M.M. : Kepala Biro Keuangan

3. Drs. Bibit Setiawan, M.M. : Kepala Biro Organisasi

dan Kepegawaian

4. Sunarno, S.H, M.H. : Kepala Biro Hukum

5. Drs. Sugito, M.Si. : Kepala Biro Umum

6. Ir. Guntur Witjaksono, M.Agric. : Kepala Pusat Administrasi

Kerjasama Luar Negeri

7. Drs. Suhartono, M.M. : Kepala Pusat Hubungan

Masyarakat

8. Dr. Ir. Suharyoto, M.S. : Kepala Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai

9. Drg. Dewi Rahayu Sudiman,

M.S.

: Kepala Pusat Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

10. Drs. Nurahman, M.Si. : Kepala Pusat Perencanaan

Tenaga Kerja

Page 7: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi vi

Ir. Abd. Wahab Bangkona, M.Sc. : DIREKTUR JENDERAL

BINALATTAS

1. Drs. Bambang Satrio Lelono,

M.A.

: Sekretaris Direktorat

Jenderal Bina Lattas

2. Kunjung Masehat, S.H., M.M. : Direktur Standardisasi

Kompetensi dan Program

Pelatihan

3. Ir. Khairul Anwar, M.M. : Direktur Bina Lembaga dan

Sarana Pelatihan Kerja

4. Dra. Nora Ekaliana Hanafie.,

M.M.

: Direktur Bina Instruktur dan

Tenaga Pelatihan

5. Drs. Bagus Marijanto, MA : Direktur Bina Pemagangan

6. Ir. Darwanto. : Direktur Produktivitas dan

Kewirausahaan

Dr. Dra. Reyna Usman, M.M. : DIREKTUR JENDERAL

BINAPENTA

1. Ir. Maruli Apul Hasoloan, M.A.,

Phd.

: Sekretaris Direktorat Jenderal

Bina Penta

2. Budi Hartawan, S.E, M.A. : Direktur Pengembangan

Pasar Kerja

3. Wisnu Pramono, S.H, M.A. : Direktur Penempatan Tenaga

Kerja Dalam Negeri

4. Roostiawati, S.H., M.Sc. : Direktur Penempatan Tenaga

Kerja Luar Negeri

5. Ir. Erna Noviati : Direktur Perluasan Kesempatan

Kerja dan Pengembangan

Tenaga Kerja Sektor Informal

6. Drs. Herry Sudarmanto, M.H. : Direktur Pengendalian

Penggunaan Tenaga Kerja

Asing

Ruslan Irianto Simbolon, S.E., M.M : DIREKTUR JENDERAL PHI

DAN JAMSOS

1. Iskandar Maula, SH, MM : Sekretaris Direktorat Jenderal

PHI dan JAMSOSTEK

2. Sri Nurhaningsih, S.H. : Direktur Persyaratan

Kerja, Kesejahteraan dan

Analisis Diskriminasi

3. Dra. Haiyani Rumondang, M.A. : Direktur Kelembagaan

dan Pemasyarakatan

Hubungan Industrial

4. Drs. Wahyu Widodo, MM : Direktur Pengupahan dan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

5. Sahat, S.H., M.H. : Direktur Pencegahan dan

Penyelesaian Perselisihan HI

Page 8: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi vii

Drs. Antiochus Muji Handaya,

M.Si.

: DIREKTUR JENDERAL

BINWASNAKER

1. Ir. Tumbur Saut Parulian

Siahaan, M.Kes.

: Sekretaris Direktorat

Jenderal PPK

2. Nur Asiah, SH : Direktur Pengawasan

Norma Kerja dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja

3. Drs. Adji Dharma. : Direktur Pengawasan

Norma Kerja Perempuan dan

Anak

4. Ir. Amri, A.K., M.M. : Direktur Pengawasan Norma

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

5. Bakhtiar, S.H. : Direktur Bina Penegakan Hukum

Ir. Jamaluddien Malik : DIREKTUR JENDERAL P2KT

1. Ir. Achmad Said Hudri, M.Ag. : Sekretaris Direktorat

Jenderal P2KT

2. Ir. M. Arsyad Nurdin : Direktur Perencanaan

Teknis

Pembangunan Kawasan

Transmigrasi

3. Sodiq, SH, M.Kn : Direktur Penyediaan

Tanah

Transmigrasi

4. Ir. Aloysius Eko Hascaryanto,

M.Si.

: Direktur Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Kawasan Transmigrasi

5. Ir. Arif Pribadi, M.Si. : Direktur Fasilitasi

Penempatan Transmigrasi

6. Ir. R. Conrad Hendrarto, M.Sc. : Direktur Partisipasi Masyarakat

Ir. Roosari Tyas Wardani, M.M.A. : DIREKTUR JENDERAL

P2MKT

1. Drs. Bambang Setiobudi, MM. : Sekretaris Direktorat

Jenderal P2MKT

2. Ir. Mohamad Mulyadi Moehsin,

McRp

: Direktur Perencanaan Teknis

Pengembangan Masyarakat dan

Kawasan

3. Ir. Rosyidah Rachmawaty, M.M. : Direktur Peningkatan

Kapasitas SDM dan Masyarakat

4. Ir. Titi Wahyuni, M.Si. : Direktur Pengembangan Usaha

5. Dr. Ir. Chamidun Daim, M.B.A. : Direktur Pengembangan

Sarana dan Prasarana Kawasan

Page 9: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi viii

6. Ir. Kartiko Hari Respati, M.Sc. : Direktur Penyerasian

Lingkungan

Komaruddin Makki, S.H. : INSPEKTUR JENDERAL

1. Dra. Ernawati, M.M. : Sekretaris Inspektorat Jenderal

2. Drs. Darja Yohana, M.M. : Inspektur I

3. Firman Tambunan, S.E., M.Si. : Inspektur II

4. Riyanti Endang Tri Widyastuti,

S.H.

: Inspektur III

5. Dra. Rosita Noernaith : Inspektur IV

Ir. Djuharsa M. Djajadihardja, M.M. KEPALA BADAN LITFO

1. Firdaus Badrun, S.H., M.Si. : Sekretaris Badan LITFO

2. Wahyu Indrawati, S.E., M.M. : Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan

Ketenagakerjaan

3. Totok Hariyanto, S.H. : Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan

Ketransmigrasian

4. Edi Purnama, S.H., M.M. : Kepala Pusat Data dan

Informasi Ketenagakerjaan

5. Drs. Suparman, M.M. : Kepala Pusat Data dan

Informasi Ketransmigrasian

Page 10: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ix

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.……………………………………………………………………………. i

RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………………………………………. ii

DAFTAR PEJABAT ESELON I DAN II KEMNAKERTRANS .................……………………. v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………. x

DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………………………….. xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………. 1

B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi....................…………………………. 4

C. Struktur Organisasi........……………………………………………….. 4

D. Dasar Hukum.........…………………………………………………….. 8

E. Sistematika Penyajian.........………………………………………… 9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA……………………………… 11

A. RPJMN 2010 - 2014……………………………………………………….

B. Rencana Strategis Kemnakertrans 2010 – 2014………………....................

11

15

1. Visi……………………………………………………………………… 16

2. Misi…………………………………………………………………….. 16

3. Tujuan…………………………………………………………………. 17

4. Sasaran…………………………………………………………….. 17

5. Kebijakan……………………………………………………………… 21

6. Program……………………………………………………………….. 21

C. Penetapan Kinerja Tahun 2012………………………………………… 29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA………………………………………………….. 31

A. Pengukuran Kinerja Tahun 2012 .......……………………………….. 31

B. Analisis Capaian Kinerja……………………………………………....... 34

C. Akuntabilitas Keuangan…………………………………………………. 59

D. Evaluasi Kinerja………………………………………………………….. 64

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….. 67

LAMPIRAN

Page 11: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I

dan Golongan......................................................………………………..

7

Tabel 2 : Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I

dan jenis kelamin..........................................................…………………

7

Tabel 3 :

Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I

dan jenis kelamin ...........................................................................…...

8

Tabel 4 : Rekapitulasi DIPA dan Realisasinya per unit Eselon I Kemnakertrans

Tahun Anggaran 2012 berdasarkan PAGU DIPA.................................

63

Page 12: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik : Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012 berdasarkan

PAGU DIPA Kemnakertrans.............………………………...................

64

Page 13: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2. Pengukuran Kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012

Page 14: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia yang maju dan mandiri menuntut kemampuan ekonomi yang tumbuh

cukup tinggi, berkelanjutan, mampu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan

masyarakat secara luas, serta berdaya saing tinggi didukung oleh penguasaan dan

penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam mengembangkan sumber-sumber

daya pembangunan.

Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya sebanyak mungkin

lapangan kerja formal serta meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor-sektor pekerja

informal. Pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis dengan

perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya proses

penyelesaian masalah industrial yang memuaskan semua pihak merupakan ciri pasar

kerja yang diinginkan. Selain itu, pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi

sehingga dapat bersaing serta menghasilkan nilai tambah yang tinggi pula. Hal tersebut

dilakukan dengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagi program-program

pelatihan yang strategis untuk efektivitas dan efesiensi peningkatan kualitas tenaga kerja

sebagai bagian integral dari investasi sumber daya manusia. Sebagian besar pekerja

akan dibekali dengan pengakuan kompetensi profesi sesuai dinamika kebutuhan industri

dan dinamika persaingan global.

Pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada pencapaian sasaran secara

umum, berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang ditandai

dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tercapainya penduduk

tumbuh seimbang yang diperlihatkan oleh samanya angka reproduksi neto (NRR) dengan

1 atau ekuivalen dengan angka fertilitas total (TFR) 2,1 per satu orang perempuan usia

reproduktif. Intinya, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan adalah

berupa peningkatan daya saing.

Dalam Undang-Undang 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJP-N) tertuang bahwa pada kurun waktu 2005 – 2025

pembangunan Bidang Ketenagakerjaan melalui kebijakan pasar kerja diarahkan untuk

mendorong terciptanya lapangan kerja formal yang luas serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja informal. Selain itu, diharapkan pula terciptanya pasar kerja

Page 15: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 2

fleksibel yang ditandai dengan; produktivitas pekerja yang tinggi, pengelolaan pelatihan

tenaga kerja bagi program pelatihan strategis, kompetensi pekerja yang sesuai dengan

dinamika kebutuhan industri dan persaingan global, hubungan industrial yang harmonis

dengan perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya

proses penyelesaian perselisihan industrial yang memuaskan semua pihak. Sedangkan

pembangunan Bidang Ketransmigrasian diarahkan untuk mendukung penanggulangan

kemiskinan, pembangunan perdesaaan di wilayah tertinggal, wilayah perbatasan, wilayah

strategis dan cepat tumbuh serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah.

Sebagai bangsa yang sedang membangun, saat ini kita sering menghadapi

tantangan yang luar biasa, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Era global dapat

menjadi peluang, tantangan, sekaligus juga menjadi ancaman. Sumber Daya Manusia

sebagai tenaga kerja yang kita miliki saat ini kondisinya masih memerlukan perhatian

yang serius di dalam pembangunan menyeluruh. Sebagai informasi fakta bahwa

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2012, penduduk usia

15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 173,90 juta, dengan distribusinya menurut

pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah : SD ke bawah 53,88 juta (48,63%); SMP

20,22 juta (18,25%); SMA 17,25 juta (15,57%); SMK 9,50 juta (8,57%); Diploma 2,97 juta

(2,68%); dan Universitas 6,98 juta (6,30%).

Berdasarkan data tersebut, penduduk usia kerja yang bekerja, persentase terbesar

didominasi tingkat pendidikan SD dan SMP yaitu sebesar 74% sedangkan yang

berpendidikan tinggi (Diploma dan Sarjana) hanya sebesar 9,95%, sehingga dalam

menghadapi era global ini tantangan terbesar dari dalam negeri yaitu bagaimana

meningkatkan kualitas tenaga kerja kita agar memiliki daya saing di rumah sendiri

menghadapi ancaman masuknya tenaga kerja asing serta berkemampuan untuk

memasuki pasar kerja global. Disamping itu, kurangnya keterampilan kewirausahaan

(enterpreneur) dari angkatan kerja, sehingga kurang mampu membuka lapangan kerja

baru. Tidak mudah menggeser struktur tingkat pendidikan tenaga kerja secara nasional,

butuh waktu cukup lama dan komitmen kita semua untuk mewujudkannya.

Di bidang pelatihan, bagaimana mengoptimalkan Balai Latihan Kerja pemerintah dan

swasta yang ada untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan langsung dapat

diserap oleh pasar kerja. Di bidang penempatan tenaga kerja, dituntut kreatifitas sehingga

mampu diciptakan kesempatan kerja baru, efektifnya penempatan tenaga kerja ke luar

negeri dan mudahnya pengisian pasar kerja yang tersedia. Di bidang hubungan industrial,

Page 16: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 3

yang menjadi tantangan adalah memantapkan aturan main, mengelola akses dari

kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), dan masalah alih daya (outsourcing).

Sedangkan di bidang pengawasan, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3).

Di bidang ketransmigrasian, tantangan juga terus semakin berat. Masalah

pertanahan dengan segala aspeknya baik untuk perencanaan dan penempatan

transmigrasi baru maupun yang masih dalam pembinaan. Begitu pula dengan

ketersediaan sarana dan prasarana di permukiman dan kawasan transmigrasi, kualitas

calon transmigran serta belum optimalnya upaya pembinaan dan pengembangan

masyarakat dan kawasan transmigrasi.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai bagian dari kabinet Indonesia

Bersatu II, merupakan unsur pelaksana pemerintah yang melaksanakan dan bertanggung

jawab di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi di pimpin oleh seorang Menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden.

Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014.

Guna pelaksanakan tugas yang sangat strategis tersebut, Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 – 2014, menetapkan visi “Terwujudnya Tenaga

Kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya Saing, Mandiri, dan

Sejahtera.”

Pelaksanaan rencana kerja Kementerian/Lembaga harus dipertanggungjawabkan

setiap tahun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,

LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama Tahun 2012, yang

pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 17: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 4

B. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

2. Tugas

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki tugas untuk menyelenggarakan

urusan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam pemerintahan untuk

membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintah negara.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian;

b. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi;

d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan;

e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai

dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Jenderal;

mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan

Page 18: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 5

dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

2. Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas;

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang pembinaan pelatihan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,

dan produktivitas.

3. Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja;

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang pembinaan penempatan tenaga kerja.

4. Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.

5. Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan;

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.

6. Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi;

mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang pembinaan pembangunan kawasan transmigrasi.

7. Ditjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;

mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang pembinaan pengembangan masyarakat dan kawasan

transmigrasi.

8. Inspektorat Jenderal;

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

9. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi;

mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan informasi di

bidang tenagakerja dan transmigrasi.

10. Staf Ahli;

Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorNomor

PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi, Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri

dari:

Page 19: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 6

a. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, dengan tugas

memberikan telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

mengenai masalah ekonomi dan sumber daya manusia.

b. Staf Ahli Bidang Kependudukan dan Otonomi Daerah, dengan tugas

memberikan telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

mengenai masalah kependudukan dan otonomi daerah.

c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah, dengan tugas memberikan

telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah

pengembangan wilayah.

d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, dengan tugas memberikan

telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah

hubungan antar lembaga.

e. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, dengan tugas memberikan

telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah

hubungan internasional.

Secara rinci struktur organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

sebagaimana lampiran 1.

Jumlah pegawai di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 4.620

orang. Bila di tinjau dari sudut jenis kelamin terdiri dari 2.888 orang laki-laki dan 1.732

perempuan. Dari jumlah tersebut terbanyak termasuk dalam Golongan III yaitu sebanyak

3.269 orang. Jumlah pegawai negeri sipil di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

yang dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan dirinci berdasarkan golongan dan dilihat

pada tabel 1 sedangkan jumlah pegawai yang dirinci berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel 2.

Berdasarkan jenjang pendidikan terbanyak berpendidikan Sarjana Strata (S1) yaitu

sebanyak 2.158 orang, menduduki urutan kedua yaitu berpendidikan SLTA sebanyak

1.162 orang, sebagaimana dilihat pada table 3.

Page 20: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 7

Tabel 1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Golongan

NO UNIT KERJA ESELON I GOLONGAN Jumlah

I II III IV (Orang)

1 Sekretariat Jenderal

24

246

698

129 1.097

2 Ditjen Binalattas

16

248

1.015

202 1.481

3 Ditjen Binapenta

-

27

299

61 387

4 Ditjen PHI dan Jamsos

-

18

144

40 202

5 Ditjen Binwasnaker

-

10

176

27 213

6 Ditjen P2KT

1

23

327

51 402

7 Ditjen P2MKT

-

27

305

57 389

8 Inspektorat Jenderal

-

19

113

46 178

9 Balitfo

1

22

192

56 271

JUMLAH 42 640 3.269 669 4.620

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012

Tabel 2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Jenis Kelamin

NO UNIT KERJA ESELON I JENIS KELAMIN JUMLAH (orang) LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Sekretariat Jenderal

669

428

1.097

2 Ditjen Binalattas

1.026

455

1.481

3 Ditjen Binapenta

222

165 387

4 Ditjen PHI dan Jamsos

114

88 202

5 Ditjen Binwasnaker

132

81 213

6 Ditjen P2KT

225

177 402

7 Ditjen P2MKT

238

151 389

8 Inspektorat Jenderal

112

66 178

9 Balitfo

150

121 271

JUMLAH

2.888

1.732

4.620

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012

Page 21: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 8

Tabel 3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Jenis Kelamin

NO UNIT KERJA ESELON I

PENDIDIKAN Jumlah

(orang) SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3

1 Sekretariat Jenderal

53

52

391

-

-

88

-

391

118

4 1.097

2 Ditjen Binalattas

25

22

249

1

9

215

1

775

183

1 1.481

3 Ditjen Binapenta

7

4

58

-

2

15

-

223

76

2 387

4 Ditjen PHI dan Jamsos

2

2

28

-

-

13

-

118

39

- 202

5 Ditjen Binwasnaker

-

1

32

-

-

9

-

135

36

- 213

6 Ditjen P2KT

3

8

178

-

-

21

-

132

59

1 402

7 Ditjen P2MKT

13

8

126

-

-

17

-

161

61

3 389

8 Inspektorat Jenderal

3

2

26

-

-

17

-

103

25

2 178

9 Balitfo

5

5

74

-

-

7

2

120

58

- 271

Jumlah 111 104 1.162 1 11 402 3 2.158 655 13 4.620

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012

D. DASAR HUKUM

1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

Kementerian;

2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 589/IX/6/Y/99 tentang

Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

sebagaimana telah diperbaiki dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 239/IX/6/8/2003;

5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorKEP.10/MEN-

SJ/III/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di

Lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

Page 22: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 9

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 19/MEN/XI/2008

tentangPetunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah di Lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 20/MEN/XI/2008

tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Departemen Tenaga

Kerja dan Transmigrasi;

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 03/MEN/I/2010

tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

2010-2014;

10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi;

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.07/MEN/IV/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

di Lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor PER. 03/MEN/I/2010 Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Tahun 2010-2014;

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian LAKIP Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

2012 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut :

Page 23: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 10

Ikhtisar Eksekutif;

Merupakan ikhtisar yang menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran

yang akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam

mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta langkah

antisipatifnya.

Bab I. Pendahuluan;

Menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, mandat, dan peran

strategis instansi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta sistematika

laporan.

Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja;

Menguraikan tentang strategis dan penetapan kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi tahun 2012.

Bab III. Akuntabilitas Kinerja;

Menguraikan tentang pengukuran, sasaran dan akuntabilitas pencapaian sasaran

strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012.

Bab IV.Penutup;

Menguraikan gambaran secara menyeluruh tentang keberhasilan dan kegagalan

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, dan kondisi yang diharapkan tahun

mendatang.

Perayaan Hari Buruh Internasional ( May Day ) di PT. Keramik Kemenangan Jaya dan

PT.Tirta Invesment bersama Presiden RI

Page 24: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 11

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sebagai amanat pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010,

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014;

B. Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 - 2014;

C. Penetapan Kinerja Tahun 2012

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014

1. Arah Kebijakan

Kebijakan Nasional

Tujuan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam

RPJMN 2010-2014 mengacu pada 4 (empat) prioritas pembangunan nasional,

yaitu : (1) Penanggulangan Kemiskinan, (2) Iklim investasi dan usaha, (3)

Pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, (4)

Pembangunan di bidang perekonomian.

Pada tahun 2012 prioritas penanggulangan kemiskinan difokuskan pada dua

program yaitu penempatan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja,

perlindungan tenaga kerja dan pengembangan sistem pengawasan

ketenagakerjaan. Prioritas iklim investasi dan usaha difokuskan pada program

pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja. Prioritas

daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik difokuskan pada program

pembangunan kawasan transmigrasi dan program pengembangan masyarakat

dan kawasan transmigrasi. Untuk prioritas lainnya bidang perekonomian

difokuskan pada pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

selama proses penyiapan, pemberangkatan dan kepulangan serta peningkatan

upaya pelayanan dan perlindungan TKI di Luar Negeri.

Page 25: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 12

Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Arah kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian

sasaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :

a) Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk

mencetak tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing;

b) Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik

di dalam maupun di luar negeri;

c) Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang

harmonis;

d) Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan,

keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta penegakan hukum;

e) Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam perdesaan

terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem

pengembangan ekonomi wilayah dalam bentuk wilayah pengembangan

transmigrasi (WTP) atau lokasi pemukiman transmigrasi (LPT), serta fasilitasi

perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumber

daya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi;

f) Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan

kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung

pengembangan perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan

kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi;

g) Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,

pengawasan fungsional, sumberdaya serta peningkatan fungsi penelitian,

pengembangan dan pengelolaan data dan informasi.

2. Strategi Umum

Dalam rangka mencapai sasaran, maka strategi umum yang akan dilaksanakan

adalah :

a) Penetapan Kebijakan dan Peraturan

Kemenakertrans akan menetapkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan

di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Peraturan pelaksanaan dari

Undang-Undang dan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan ditetapkan menjadi panduan

Page 26: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 13

pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan

Minimal bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

b) Koordinasi dan Sinkronisasi

Dalam penyelenggaraan tugas bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,

Kementerian akan menjalin kerja sama dengan semua instansi terkait baik di

pusat maupun di daerah, juga melibatkan pihak swasta dan masyarakat

(stakeholders). Koordinasi dengan memadukan (mengintegrasikan),

menyerasikan dan menyelaraskan berbagai stakeholders yang saling berkaitan

beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan

dan sasaran menjadi prioritas utama.

c) Fasilitasi Program dan Pendampingan

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memfasilitasi

program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi akan memberikan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan

kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Program-program

pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan

ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan dan mendorong peran serta aktif

masyarakat (Participatory Process).

d) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Sumberdaya Manusia

Kelembagaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan disesuaikan

dengan kebutuhan. Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan melalui

peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) sehingga kapasitas kelembagaan dapat

berfungsi secara optimasl sesuai denga tujuan organisasi.

e) Meningkatkan kualitas penerapan Good Governance

Penyelenggaraan tugas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan

dilaksanakan sejalan dengan prinsip Good Governance. Penyelenggaraan ini

akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan

responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP).

Page 27: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 14

f) Peningkatan Kerjasama Luar Negeri

Selama ini berbagai kerja sama luar negeri telah dibangun dan dibina, baik secara

bilateral maupun multilateral dan akan terus ditingkatkan dalam mendukung

pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan maupun

ketransmigrasian. Mengingat masih adanya berbagai permasalahan yang terkait

dengan isue ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di luar negeri, maka kerja

sama yang telah dirintis selama ini antara lain dengan International Labour

Organization (ILO) dan International Organization For Migration (IOM) serta

lembaga internasional lainnya akan terus ditingkatkan.

g) Pengarusutamaan Gender

Dalam dinamika hak asasi manusia, pengarusutamaan gender (PUG) adalah

merupakan wawasan salah satu strategi dalam rangka mencapai tujuan dan

sasaran bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Strategi ini dilaksanakan

melalui pengintegrasian gender kedalam tahap perencanaan dan pelaksanaan

serta penganggaran baik di tingkat pusat dan daerah sehingga pengalokasian

sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, akuntabel dan adil dalam

memberikan manfaat kepada perempuan dan laki-laki.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi akan melanjutkan upaya penerapan pengarusutamaan gender

secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan

keadilan gender dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

h) Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan

Sebagai upaya untuk menjamin agar visi, misi dan tujuan pelaksanaan program

dan kegiatan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berjalan sesuai

dengan sasaran yang diterapkan serta sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan ketentuan yang berlaku maka Kementerian melaksanakan

pengendalian dan pengawasan melalui sistem pengendalian intern pemerintah

(SPIP)

i) Monitoring dan Evaluasi

Untuk medukung tercapainya visi dan misi Kemenakertrans, serta tercapainya

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui kebijakan dan strategi yang

dilaksanakan dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian maka

diperlukan kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan secara berkala terhadap

Page 28: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 15

pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan

balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan

kegiatan.

B. Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 - 2014

Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.

03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun 2010-2014.

Pada tahun 2011 merupakan pelaksanaan tahun kedua Rencana Strategis

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014. Dalam kurun waktu dua

tahun ini terjadi perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hal-hal

yang mempengaruhi antara lain di lingkup internal terjadi perubahan struktur organisasi

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12/MEN/VIII/2010, yang berimplikasi

pada perubahan tugas dan fungsi serta nomenklatur unit kerja di lingkungan Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Di samping itu juga terjadi perubahan kebijakan pembangunan di Bidang

Ketransmigrasian dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, yang

secara prinsip mengatur perubahan pendekatan pembangunan ketransmigrasian.

Adanya perubahan lingkungan strategis yang berkembang sehingga target dan

sasaran capaian kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi perlu dilakukan

penyempurnaan. Di samping itu dengan adanya perubahan regulasi melalui sistem

penyusunan program dan kegiatan dimana mulai diberlakukannya satu program pada

satu unit kerja eselon I dan satu kegiatan pada setiap unit eselon II, maka perlu dilakukan

penyesuaian dengan melakukan Review atas Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Tahun 2010 – 2014.

Review Renstra yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana

Page 29: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 16

Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 – 2014,

merupakan kerangka kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam

pelaksanaan pembangunan sektor ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai bagian

integral dari pelaksanaan pembangunan nasional seperti yang diamanatkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004.

1. V i s i

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang

Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 –

2014 adalah:

“Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif,

Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera”.

2. M i s i

Adapun Misi yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan

adalah:

a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat

transmigrasi;

b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan dan

perlindungan tenaga kerja di dalam dandi luar negeri;

c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;

d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;

e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan penempatan

transmigrasi;

f. Mengembangkan kapasitas masyarakat transmigrasi dankawasan

transmigrasi;

g. Menerapkan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif dan terpadu

dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance),

meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja,dan melaksanakan penelitian,

pengembangan serta pengelolaan data dan informasi yang efektif.

Page 30: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 17

3. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pelaksanaan tugas

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada periode 2010 – 2014 adalah:

a. Menyediakantenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang

sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;

b. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan

penciptaan lapangan kerja;

c. Menciptakanhubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran

kelembagaan hubungan industrial;

d. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent), tidak

memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;

e. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang

layak;

f. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan

transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

g. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di

lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, efektivitas

pengawasan intern, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta

menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi

publik.

4. Sasaran

Rumusan sasaran diselaraskan dengan tujuan, program dan kegiatan

Kementerian, disesuaikan dengan uraian sasaran dalam Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010

tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun

2010 – 2014, sehingga selengkapnya sbb :

Page 31: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 18

SASARAN INDIKATOR KINERJA

Tujuan 1: Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

a. Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

b. Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

c. Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

Tujuan 2: Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan penciptaan lapangan kerja;

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

a. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

b. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

c. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

d. Jumlah wirausaha baru yang tercipta

Tujuan 3 : Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial;

Sasaran Strategis 3: Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

a. Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

b. Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

c. Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

Page 32: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 19

Tujuan 4 : Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent), tidak memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;

Sasaran Strategis 4: Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

Jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)

Tujuan 5 : Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak;

Sasaran Strategis 5: Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

a. Jumlah kawasan yang dibangun b. Jumlah transmigran yang ditempatkan

Tujuan 6 : Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

Sasaran Strategis 6:

Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

a. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

b. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

c. Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

d. Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi

e. Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

Page 33: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 20

Tujuan 7 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, meningkatkan efektivitas pengawasan intern, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi publik;

Sasaran Strategis 7: Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

Sasaran Strategis 8: Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) Sasaran Strategis 9: Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

a. Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

b. Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

c. Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

d. Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

e. Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

f. Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

g. Jumlah laporan BMN

Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan) a. Jumlah rumusan kebijakan, norma,

standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

b. Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

c. Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

Page 34: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 21

5. Kebijakan

Arah kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian

sasaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :

a. Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk mencetak

tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing;

b. Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik di

dalam maupun di luar negeri;

c. Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang

harmonis;

d. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan

kerja dan kesehatan kerja serta penegakan hukum;

e. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam perdesaan

terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem

pengembangan ekonomi wilayah dalam bentukWilayah Pengembangan

Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), serta

fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan

sumberdaya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi;

f. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan

kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung

pengembangan perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan

kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi;

g. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,

pengawasan fungsional, sumberdaya, serta peningkatan fungsi penelitian,

pengembangan dan pengelolaan data dan informasi

6. Program

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya

dilaksanakan dengan total anggaran sejumlah Rp. 369.262.926.000,- melalui

kegiatan :

1. Peningkatan perencanaan program dan anggaran;

2. Peningkatan pengelolaan dan pelaporan keuangan;

3. Peningkatan pengelolaan organisasi, ketatalaksanaan dan kepegawaian;

4. Pembentukan, pembaharuan dan penyelesaian masalah hukum;

Page 35: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 22

5. Peningkatan, pengelolaan urusan tata usaha dan pelayanan umum;

6. Peningkatan dan pengelolaan hubungan masyarakat;

7. Peningkatan dan pengelolaan kerja sama luar negeri;

8. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur;

9. Peningkatan Kualitas dan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3);

10. Penyusunan perencanaan tenaga kerja;

Indikator kinerja dari program ini adalah tertib dan lancarnya pelayanan dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya Kemnakertrans yang diukur melalui:

a) Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran Kemnakertrans;

b) Jumlah dokumen anggaran;

c) Jumlah dokumen rencana formasi dan kebutuhan pegawai;

d) Jumlah kasus hukum yang diselesaikan;

e) Jumlah pelayanan kerumahtanggaan di lingkungan Kemnakertrans;

f) Jumlah pelayanan administrasi kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian;

g) Jumlah pemberitaan yang positif bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian;

h) Jumlah diklat;

i) Jumlah pengujian dan pemeriksaan K3;

j) Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Nasional;

k) Meningkatnya Pelayanan perencanaan, penyusunan program dan anggaran serta

evaluasi dan pelaporan bidang di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

b. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, dengan

alokasi anggaran sejumlah Rp. 886.429.146.000,- melalui anggaran :

1. Pengembangan standarisasi kompetensi kerja dan program pelatihan (Prioritas

Bidang);

2. Peningkatan kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan lembaga

pelatihan dan produktivitas (Produktivitas Bidang);

3. Peningkatan penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri (Prioritas

Bidang);

4. Peningkatan kompetensi instruktur PSM dan tenaga kepelatihan (Prioritas

Bidang);

Page 36: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 23

5. Pengembangan dan peningkatan produktivitas (Prioritas Bidang) dan

kewirausahaan (Prioritas Nasional);

6. Pengembangan sistem dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi (Prioritas K/L);

7. Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan

Pelatihan dan Produktivitas (Prioritas (K/L)

Indikator kinerja dari program ini adalah angka peserta pelatihan yang kompeten,

yang diukur melalui :

1. Jumlah SKKNI yang diterapkan;

2. Jumlah lembaga pelatihan kerja yang menerapkan pedoman tata pengelolaan dan

pengembangan manajemen lembaga pelatihan;

3. Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan;

4. Jumlah instruktur dan PSM yang ditingkatkan kompetensinya;

5. Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih;

6. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi;

7. Peningkatan pelayanan teknis administrasi, perencanaan program dan evaluasi,

keuangan, kepegawaian dan ketatausahaan serta hukum dan kerja sama luar

negeri.

c. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dengan alokasi

anggaran sejumlah Rp. 687.640.788.000,- melalui kegiatan :

1. Peningkatan pengembangan pasar kerja (Prioritas Bidang);

2. Penempatan tenaga kerja dalam negeri (Prioritas K/L);

3. Pembinaan penempatan dan perlindungan TKI luar negeri (Prioritas Nasional);

4. Pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja (Prioritas

Nasional);

5. Peningkatan pengendalian penggunaan tenaga kerja asing (Prioritas K/L);

6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja (Prioritas Nasional);

7. Pengembangan model dan inkubasi bisnis perluasan kesempatan kerja.

Page 37: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 24

Indikator kinerja dari program ini adalah jumlah fasilitasi pelayanan penempatan

kerja dan perluasan kesempatan kerja yang diukur melalui :

1. Jumlah bursa kerja yang memenuhi standar pelayana umum;

2. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui antar kerja antar Daerah (AKAD)/ Antar

Kerja Lokal (AKL) dan kelembagaan tenaga kerja;

3. Jumlah penempatan tenaga kerja khusus;

4. Jumlah fasilitasi penyediaan TKI;

5. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara;

6. Jumlah wirausaha baru yang tercipta;

7. Jumlah terapan teknologi tepat guna di daerah yang bersinergi untuk perluasan

kesempatan kerja;

8. Jumlah pemberdayaan pendampingan perluasan kesempatan kerja ;

9. Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan

pengangguran sementara;

10. Analisis dan perizinan penggunaan TKA;

11. Jumlah wirausaha baru dan pendampingan masyarakat yang mampu

memanfaatkan potensi daerah.

d. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja dengan alokasi dan sejumlah Rp. 184.063.004.000,- melalui

kegiatan :

1. Pengelolaan persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi (Prioritas

K/L);

2. Pengelolaan kelembagaan dan pemasyarakatan hubungan industrial (Prioritas

Bidang);

3. Konsolidasi pelaksanaan peningkatan intensitas pencegahan PHK dan

penyelesaian hubungan industrial (Prioritas K/L);

4. Pengelolaan penerapan pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja (Prioritas

K/L);

5. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan Hubungan

Industrial dan Jaminan Sosial tenaga Kerja (Prioritas K/L).

Page 38: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 25

Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya syarat-syarat kerja dan

menguatnya kelembagaan hubungan industrial, yang diukur dari :

1. Jumlah peraturan perusahaan yang disahkan;

2. Jumlah perjanjian kerja bersama yang didaftarkan;

3. Jumlah pembentukan lembaga kerja sama Bipartit di perusahaan;

4. Rasio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan hubungan

industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama;

5. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam dan di luar hubungan kerja yang

menjadi peserta jamsostek;

6. Jumlah pembentukan lembaga kerjasama tripartit dikabupaten/kota;

7. Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya;

8. Tersusunnya peraturan bidang hubungan industrial yang meliputi pengaturan

tentang kompensasi dan penerapan PHK, hubungan kerja (PKWT dan

Oursourching), pengupahan (UM,KHI, upah selama skorsing), perlindungan

pekerja, mogok kerja;

9. Jumlah peraturan ketenagakerjaan bidang hubungan industrial dan jamsostek TK

yang disempurnakan.

e. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem

Pengawasan Ketenagakerjaan dengan alokasi dana sejumlah Rp.

349.739.293.000,- melalui kegiatan :

1. Peningkatan perlindungan pekerja perempuan dan penghapusan pekerja anak

(Prioritas Nasional)

2. Peningkatan penerapan norma ketenagakerjaan dan jaminan sosial tenaga kerja

(Prioritas K/K);

3. Peningkatan penerapan norma kerja dan jaminan sosial tenaga kerja (Prioritas

K/L);

4. Peningkatan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (Prioritas

Nasional);

5. Peningkatan kualitas teknis pemeriksaan dan penyidikan norma ketenagakerjaan

(Prioritas K/L);

6. Dukungan menajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan

Pengawasan Ketenagakerjaan (Prioritas K/L);

Page 39: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 26

Indikator kinerja utama dari program ini adalah jumlah perusahaan yang

menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang

diukur dari :

1. Advokasi penerapan norma kerja perempuan dan anak;

2. Pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja (JK dan JKK);

3. Jumlah perusahaan yang menerapkan SMK3;

4. Kualitas pengawan ketenagakerjaan dan PPNS Ketenagakerjaan;

5. Kajian peraturan perundang-undangan.

f. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan dukungan anggaran

sejumlah Rp 796.344.991.000,- yang meliputi :

1. Fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi (Prioritas Nasional/ Prioritas

Bidang);

2. Pembangunan pemukiman dan infrastruktur di kawasan transmigrasi (Prioritas

Nasional/ Prioritas Bidang);

3. Penyedia tanah transmigrasi (Prioritas Nasional/ Prioritas Bidang);

4. Penyusunan rencana pembangunan kawasan transmigrasi (Prioritas Bidang);

5. Partisipasi masyarakat (Prioritas Nasional/ Prioritas Bidang);

6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen P2KT (Prioritas K/L).

Indikator kinerja dari program ini adalah jumlah permukiman transmigrasi yang

dibangun dan transmigran yang ditempatkan dikawasan transmigrasi, yang diukur

dari :

1. Penduduk yang tertata terintegrasi dalam kawasan transmigrasi;

2. Infrastruktur kawasan yang dibangun;

3. Lahan yang tersedia;

4. Rencana pembangunan kawasan transmigrasi;

5. Lembaga pemerintah dan non pemerintah yang berpartisipasi dalam

pembangunan kawasan transmigrasi;

6. Pelayanan teknis dan administratif;

Page 40: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 27

g. Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi dengan

alokasi anggaran sejumlah Rp. 725.455.419.000,- melalui kegiatan :

1. Pengembangan sarana dan prasarana kawasan transmigrasi (prioritas nasional/

prioritas bidang);

2. Pengembangan usaha di kawasan transmigrasi (prioritas nasional/ prioritas

bidang);

3. Peningkatan kapasitas SDM dan masyarakat di kawasan transmigrasi (prioritas

nasional/ prioritas bidang);

4. Penyerasian lingkungan di kawasan transmigrasi (prioritas nasional/ prioritas

bidang);

5. Perencanaan teknis pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi

(prioritas bidang);

6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen P2KT (Prioritas

Bidang).

Indikator kinerja utama dari program ini adalah jumlah permukiman transmigrasi

(kimtrans) yang mandiri dan kawasan transmigrasi yang berkembang , yang diukur

dari :

1. Jumlah kimtrans dan kawasan yang dikembangkan sarana dan prasarana;

2. Jumlah luasan lahan yang produktif dan produktivitas lahan di kimtrans dan

kawasan;

3. Jumlah kepala keluarga yang dapat layanan sosial budaya dan kelembagaan di

kimtrans yang berfungsi;

4. Jumlah kimtrans yang mandiri dan kawasan yang berwawasan lingkungan;

5. Jumlah dokumen rencana pengembangan masyarakat dan pengawasan yang

dapat diimplementasikan;

6. Jumlah pelayanan teknis dan adminsitratif.

h. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi :

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut telah dialokasikan dana sejumlah

Rp. 42.926.043.000,- pada 5 satuan kerja pusat.

Indikator kinerja program ini adalah jumlah rencana pengawasan bagi Inspektorat

Page 41: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 28

I, II, III dan IV menurunnya kualitas dan kuantitas penyimpangan temuan hasil

pemeriksaan, yang diukur dari :

1. Jumlah objek pemeriksaan;

2. Jumlah objek pemeriksaan;

3. Jumlah objek pemeriksaan;

4. Jumlah objek pemeriksaan;

5. Jumlah pelayanan administrasi kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian.

i. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, telah dialokasikan dana sejumlah

Rp. 61.935.463.000,- yang antara lain dialokasikan pada lima satuan kerja pusat dan

satu unit pelaksana teknis pusat (UPTP).

Indikator kinerja utama dari program ini adalah peningkatan jumlah hasil

penelitian dan pengembangan serta data informasi ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian yang dijadikan bahan kebijakan, yang diukur dari :

1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan untuk bidang pelatihan dan

produktivitas, penempatan, hubungan industrial dan jamsos serta pengawasan

ketenagakerjaan yang dijadikan rekomendasi/ kebijakan;

2. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan bidang pembangunan kawasan

transmigrasi serta bidang pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi

yang dijadikan rekomendasi/ kebijakan;

3. Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan pangkalan data dan informasi bidang

ketenagakerjaan;

4. Jumlah data dan informasi bidang ketransmigrasian;

5. Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya.

Page 42: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 29

C. Penetapan Kinerja Tahun 2012

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dimana dokumen Penetapan Kinerja

merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja

antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan

pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi.

Dokumen Penetapan Kinerja tersebut memuat pernyataan dan lampiran formulir

yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta

target kinerja dan anggaran. Adapun Penetapan Kinerja Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Tahun 2012, sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target

Satuan

Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah orang yang mengikuti

pelatihan berbasis kompetensi

160.606 orang

Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

12.374 orang

Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

49.764 orang

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

75.000 33

orang provinsi

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

360 kabupaten/ kota

Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

105.000 orang

Jumlah wirausaha baru yang tercipta 10.000 orang

Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan

85

%

Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

400 LKS

Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

50 LKS

Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

53.000 prsh

Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

Jumlah kawasan yang dibangun 65 lokasi

Jumlah transmigran yang ditempatkan

9.500 KK

Page 43: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 30

Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

34 kimtrans

Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

49 kimtrans

Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

87 lembaga

Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi

2.000 orang

Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

18 kimtrans

Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

13 23

bahan laporan

Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

2.500 orang

Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

20 200

laporan kasus

Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

87 dokumen

Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

2 6 2

30

RUU RPP

RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

50 kasus

Jumlah laporan BMN 311 satker

Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

1.200 obrik

Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

14

kajian

Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

17 kajian

Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

22 jenis

Page 44: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012

A. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap akhir periode instansi melakukan

pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja, dimana

pengukuran pencapaian target kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan

antara target kinerja dengan realisasi kinerja.

Hasil capaian kinerja, baik kekurangan maupun kelebihannya merupakan hasil

kerja manajemen dalam mensinergikan berbagai sumber daya dan seluruh komponen

yang ada di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tidak terkecuali

pengaruh kondisi dan situasi yang melingkupinya. Upaya pengukuran kinerja diakui

tidak selalu mudah, karena hasil capaian suatu indikator tidak semata-mata

merupakan output dari satu input (program, kegiatan, sumber dana), akan tetapi

merupakan akumulasi, korelasi dan sinergi antara berbagai input dan pihak-pihak yang

terkait dalam pelaksanaan kegiatan itu. Dengan demikian keberhasilan realisasi suatu

sasaran/kegiatan, tidak dapat diklaim sebagai hasil dari satu sumber dana atau oleh

satu pihak saja.

Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil suatu penilaian yang didasarkan

pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun 2012, sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator KInerja

Target

Realisasi

Satuan

%

Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

160.606 138.562 orang 86,27

Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

12.374 11.312 orang 91,42

Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

49.764 56.909 orang 114,36

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

75.000 33

95.407 33

orang provinsi

127,21 100,00

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program

360 358 orang 99,44

Page 45: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 32

pengurangan pengangguran sementara

Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

105.000 105.037 orang 100,04

Jumlah wirausaha baru yang tercipta

10.000 17.174 orang 171,74

Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial

Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

85 85 LKS 100,00

Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

400 427 LKS 106,75

Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

50 22 LKS

44,00

Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja

Jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)

53.000 53.000 prsh 100,00

Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak

Jumlah kawasan yang dibangun

63 60 lokasi 95,23

Jumlah transmigran yang ditempatkan

9.064 7.546 KK 83,25

Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

34 34 kimtrans 100,00

Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

49 54 kimtrans 110,20

Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

87 134 lembaga 154,02

Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi

2.000 2.360 orang 118,00

Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

18 23 kimtrans 127,78

Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans

Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

13 23

13 23

Bahan laporan

100,00 100,00

Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

2.500 3.262 orang 130,48

Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

20 200

20 200

Laporan kasus

100,00 100,00

Page 46: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 33

Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

87 87 dokumen 100,00

Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

2 6 2

30

2 9 2

21

RUU RPP

RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

100,00 150,00 100,00 70,00

Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

20 44 kasus 220,00

Jumlah laporan BMN 359 311 satker 86,63

Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

1.200 1.200 obrik 100,00

Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans

Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

14 14 kajian 100,00

Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

17 17 kajian 100,00

Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

22 21 jenis 95,45

Secara ringkas capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut dapat digambarkan

dalam Matriks Pengukuran Kinerja pada lampiran 2.

Page 47: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 34

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Dari hasil pengukuran kinerja Tahun 2012, dapat kami jelaskan hal-hal sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi

160.606 138.562 orang 86,27

2. Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi

12.374 11.312 orang 91,42

3. Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan

49.764 56.909 orang 114,36

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Capaian indikator kinerja Jumlah Orang Yang Mengikuti Pelatihan Berbasis

Kompetensi, telah tercapai sebesar 86,27 %, dari target yang telah ditetapkan sejumlah

160.606 orang, sudah dapat terealisasikan sebanyak 138.562 orang melalui program

pelatihan di UPTP, UPTD dan LPK yang menjadi binaan Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi.

Hambatan dan kendala selama pelatihan berbasis kompetensi adalah sebagai berikut :

a. Capaian indikator kinerja ini belum terlalu maksimal dikarenakan adanya kebijakan

pemotongan anggaran dari Kementerian Keuangan sesuai dengan Surat Edaran

Nomor : S-261/MK.02/2012 tentang pemotongan anggaran kementerian

negara/lembaga dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan

(APBN-P) tahun 2012 sebesar Rp 88.620.645.000.

b. Sebagian anggaran pelatihan berbasis kompetensi bersumber dari dana PNBP yang

memerlukan maksimal pencairan ( MP ) turun dalam 5 termin sehingga waktu untuk

melaksanakan pelatihan tidak mencukupi.

c. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah status kepegawaian

Instruktur BLK/LLK UPTD menjadi kendala dalam hal pembinaan (peningkatan

kualitas/upgrading ke luar negeri dan pelaksanaan kenaikan jenjang karier

Page 48: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 35

kepangkatan) sebagian menjadi tertunda serta belum adanya kebijakkan khusus di

daerah terkait dengan pengakatan jabatan fungsional instruktur sehingga masih

adanya BLK UPTD yang tidak ada instrukturnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada

Agustus 2012 menunjukkan adanya sedikit perbaikan yang digambarkan dengan adanya

penurunan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2012 turun

sebesar 2,4 juta orang dibanding keadaan Februari 2012 dan bertambah sekitar 670 ribu

orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Agustus 2011). Penduduk yang bekerja pada

Agustus 2012 berkurang sebesar 2,0 juta orang dibanding keadaan Februari 2012, dan

bertambah 1,1 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011. Jumlah penganggur pada

Agustus 2012 mengalami penurunan sekitar 370 ribu orang jika dibanding keadaan

Februari 2012, dan mengalami penurunan sebesar 460 ribu orang jika dibanding keadaan

Agustus 2011. Sementara itu, selama periode satu tahun terakhir terjadi penurunan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,46 persen.

2. Untuk capaian indikator kinerja Jumlah Orang Yang Disertifikasi Kompetensi, telah

tercapai sebesar 91,42%, hal ini tidak terlepas juga peranan lembaga sertifikasi dalam

melaksanakan uji kompetensi terhadap peserta pelatihan yang telah dilatih di lembaga-

lembaga pelatihan tersebut. Sehingga peserta yang telah dilatih di balai latihan tersebut

bisa dibuktikan secara legal bahwa mereka telah dinyatakan kompeten untuk jenis

pelatihan yang diikuti dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang independen. Untuk

pencapaian target tahun 2012, telah berhasil dilaksanakan sertifikasi oleh lembaga

sertifikasi terkait untuk 11.312 orang peserta pelatihan terhadap target yang telah

ditetapkan sejumlah 12.374 orang. Capaian sebesar 91,42% ini tidak bisa lepas dari

kerjasama dan koordinasi yang baik dan harmonis diantara lembaga yang ada seperti

balai latihan, lembaga sertifikasi, dan peserta yang mengikuti pelatihan dan diuji

kompetensi melalui proses sertifikasi kompetensi. Hambatan dan kendala sertifikasi

adalah sebagian anggaran untuk sertifikasi bersumber dari PNBP hal ini juga menjadi

kendala untuk pelaksanaan sertifikasi.

3. Capaian indikator kinerja Jumlah Alumni Pelatihan Yang Mendapatkan Pekerjaan, telah

tercapai sebesar 114,36%. Dari target jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan

Page 49: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 36

pekerjaan sebanyak 49.764 orang, telah dapat direalisasikan sebanyak 56.909 orang.

Belum optimalnya jumlah orang yang dilatih untuk mendapatkan kesempatan bekerja

dikarenakan belum tercapainya secara optimal Pembinaan Kualitas Tenaga Kerja

melalui pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas yang sesuai dengan kebutuhan

dunia kerja baik dari segi peraturan perundang-undangan, kelembagaan, sumberdaya

manusia, program pelatihan dan pengembangan produktivitas, pengembangan sistem

dan metoda serta manajemen, dan pengembangan pendanaannya.

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja

75.000 33

95.407 33

orang provinsi

127,21 100,00

2. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara

360 358 orang 99,44

3. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara

105.000 105.037 orang 100,04

4. Jumlah wirausaha baru yang tercipta 10.000 17.174 orang 171,74

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/ Antar

Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja adalah sebanyak 95.407 orang dari

target yang ditetapkan sebesar 75.000 orang (33 provinsi), terdiri dari AKAD sebanyak

63.453 orang (33 provinsi) dan AKL 31.954 orang (33 provinsi).

2. Kabupaten/Kota yang melaksanakan program pengurangan pengangguran sementara

berjumlah 358 Kabupaten/Kota dari target sebanyak 360 Kabupaten/Kota.

Persentase capaian kinerja sebesar 99,44 %. Capaian kinerja diperoleh dari hasil

kegiatan padat karya infrastruktur dan padat karya produktif (Tugas Pembantuan).

Page 50: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 37

Catatan : Dua kabupaten/kota yang tidak melaksanakan kegiatan Program PPKK

tahun 2012 adalah Kota Bogor dan Kabupaten Rokan Hulu.

3. Penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara (cash for work) berjumlah

105.037 orang dari target sebanyak 105.000 orang. Dengan demikian, realisasi

melebihi target capaian dengan persentase sebesar 116,67 %.

4. Wirausaha baru (WUB) yang tercipta berjumlah 17.174 orang WUB dari target

sebanyak 10.000 orang WUB. Dengan demikian, realisasi melebihi target capaian

dengan persentase sebesar 171,74%. Angka tersebut diperoleh dari hasil output

kegiatan pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri dan kegiatan Terapan Teknologi Tepat

Guna, dengan rincian sebagai berikut :

Penciptaan WUB melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri sebanyak 300

orang;

Pemberdayaan masyarakat mandiri melalui pendampingan institusi sebanyak 600

orang;

Bantuan program perluasan kesempatan kerja sebanyak 5.900 orang;

Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri sebanyak 2.854 (Tugas Pembantuan);

Penciptaan WUB melalui Terapan Terapan Teknologi Tepat Guna sebanyak

7.520 orang (Tugas Pembantuan).

Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Hubungan Industrial Yang Harmonis dan Meningkatnya Peran Kelembagaan Industrial

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama

85 85 LKS 100,00

2. Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan

400 427 LKS 106,75

3. Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota

50 22 LKS

44,00

Page 51: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 38

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Capaian indikator kinerja Ratio Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Luar

Pengadilan Hubungan Industrial terhadap Jumlah Kasus dalam Bentuk Perjanjian

Bersama, diperoleh berdasarkan dari jumlah kasus hubungan industrial yang masuk

adalah sebanyak 2.753 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.352 kasus telah

diselesaikan di luar pengadilan. Sehingga ratio antara jumlah kasus yang diselesaikan

di luar pengadilan dengan jumlah kasus yang masuk adalah sebesar 85 %. Dari

prosentase penyelesaian kasus di luar pengadilan tersebut menunjukan prosentase

capaian kinerja sebesar 85% dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 85%.

Capaian kinerja tersebut tentunya dikarenakan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi terus berupaya memberdayakan tenaga penyelesaian perselisihan

diluar pengadilan, yang didukung oleh berbagai kegiatan yaitu berupa Efektivitas

Kinerja Konsoliator Hubungan Industrial, Peningkatan Kapasitas SDM Fungsional

Mediator Hubungan Industrial melalui pelatihan, Forum Konsolidasi dan Konsultasi

Mediator, serta Bimtek bagi petugas pendamping Mediator.

2. Capaian indikator kinerja Jumlah LKS Bipartit yang Dibentuk di Perusahaan,

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui program Pengembangan

Pembinaan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

mempunyai beberapa kegiatan untuk mencapai sasaran beserta target-target yang

telah ditentukan dalam rencana strategis Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi tahun 2010-1014. Diantaranya adalah terbentuknya Lembaga Kerja

Sama Bipartit (LKS Bipartit) yang merupakan forum komunikasi, konsultasi dan

musyawarah antara pengusaha dan wakil serikat pekerja/serikat buruh atau

pekerja/buruh pada tingkat perusahaan. Pada tahun 2012, telah terbentuk Lembaga

Kerja sama (LKS) Bipartit di perusahaan sebanyak 427 lembaga atau sebesar

106,75 % dari target yang telah ditentukan yaitu 400 lembaga. Prosentase capaian

106,75 % tersebut tidak terlepas dari program dan kegiatan yang dirancang dan

dilaksanakan selama tahun 2012. Upaya Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dalam mendorong terbentuknya LKS Bipartit antara lain melalui TOT

Tata Cara Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan dan Sosialisasi Pembentukan

LKS Bipartit. Keberhasilan pembentukan LKS Bipartit tersebut selain disebabkan oleh

efektivitas kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh Ditjen PHI dan Jamsos,

tentunya juga atas dukungan Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan di Provinsi

Page 52: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 39

maupun Kabupaten/Kota serta pihak pekerja/SP/SB dan pengusaha/organisasi

pengusaha yang semakin meningkat kesadarannya untuk mendirikan LKS Bipartit.

Dari tahun 2010 s.d. 2012 telah terbentuk LKS Bipartit sebanyak 2.240 LKS. Realisasi

pembentukan LKS Bipartit pada kurun waktu 3 tahun tersebut (2010-2012) telah

melampaui target pembentukan LKS Bipartit untuk kurun waktu 5 tahun (2010-2014)

yaitu sebanyak 2000 LKS Bipartit. Selanjutnya, terdapat hal yang lebih penting lagi

untuk dilakukan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu bagaimana agar

LKS Bipartit dapat bekerja secara optimal dan dapat dirasakan manfaatnya untuk

mendukung kondisi hubungan industrial yang harmonis di perusahaan. Selain

Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit), terdapat Lembaga Kerja Sama Tripartit

(LKS Tripartit) yang merupakan forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah

tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi

pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh dan Pemerintah. Pada tahun 2011 telah

terbentuk LKS Tripartit diseluruh Provinsi di Indonesia. Dengan demikian, maka untuk

pencapaian target pembentukan LKS Tripartit di 33 Propinsi, yang mempunyai tugas

memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada Gubernur dan pihak terkait

dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan di

wilayahnya sudah terpenuhi.

3. Capaian indikator kinerja Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/Kota, dapat dijelaskan

bahwa disamping LKS Tripartit Provinsi, terdapat LKS Tripartit yang bertugas

memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada Bupati/Walikota dan pihak

terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan di

wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Lembaga tersebut adalah LKS Tripartit

Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh Bupati/Walikota. Untuk tahun 2012, Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi menargetkan pembentukan LKS Tripartit

Kabupaten/Kota sebanyak 50 LKS. Sasaran tersebut belum dapat dicapai secara

sempurna. Dari 50 LKS yang ditargetkan, hanya dapat terbentuk 22 LKS, sehingga

diperoleh capain kinerja sebesar 44 %. Banyak upaya telah dilakukan Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas LKS

Tripartit Kabupaten/Kota, yang diantaranya melalui Temu Konsultasi LKS Tripartit

Nasional dan Tripartit Daerah dan Sosialisasi Peraturan Bersama 2 (dua) Menteri

tentang Peningkatan Fungsi LKS Tripartit Daerah. Namun demikian dapat disadari

bahwa terdapat banyak faktor yang menentukan terhadap pencapain sasaran

Page 53: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 40

terbentuknya LKS Tripatit di Kab/Kota. Permasalahan yang dihadapi sehingga tidak

tercapainya sasaran/target tersebut adalah : belum semua kabupaten/kota memahami

fungsi dan tugas LKS Tripartit, terdapat Kabupaten/Kota yang belum dapat

membentuk LKS Tripartit disebabkan oleh tidak adanya kepengurusan SP/SB dan

DPD Apindo Kabupaten/Kota, kurangnya kepedulian/ketidakseriusan Kepala

Pemerintah Daerah terhadap Peraturan Bersama 2 (dua) Menteri yang menyebabkan

tidak tersedianya dana APBD, sarana dan prasarana LKS Tripartit yang memadai

sehingga unsur APINDO dan SP/SB menjadi kurang antusias. Dari tahun 2010 s.d.

2012 telah terbentuk LKS Tripartit Kabupaten/Kota sebanyak 85 LKS. Dengan

demikian Realisasi pembentukan LKS Tripartit Kabupaten/Kota dalam kurun waktu 3

tahun tersebut (2010-2012) baru mencapai 33 % dari target pembentukan LKS

sebanyak 251 untuk kurun waktu lima tahun (2010-2014). Upaya pembentukan LKS

Tripartit di kab/Kota akan terus dilakukan. Untuk pemecahan masalah tersebut

sekiranya dapat dilakukan dengan terus meningkatkan koordinasi dengan dinas yang

membidangi ketenagakerjaan di kabupaten/kota, melakukan koordinasi dengan

Dewan Pengurus Provinsi Apindo agar membentuk DPD Apindo Kabupaten/Kota bagi

yang belum terbentuk, terus melaksanakan Sosialisasi mengenai LKS Tripartit dan

tata kerjanya, serta menghimbau kepada pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan

dana APBD untuk kegiatan LKS Tripartit.

Bahwa melalui pelaku hubungan industrial yang profesional dan sarana

hubungan industrial yang berkualitas serta melalui kebijakan pemerintah yang

memberikan iklim yang kondusif bagi peningkatan perlindungan tenaga kerja dan

usaha serta perbaikan syarat-syarat kerja diharapkan dapat mewujudkan hubungan

industrial yang mendukung kelangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan

pekerja. Untuk itu diperlukan beberapa strategi untuk terus meningkatkan kinerja

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi khususnya terhadap sasaran yang

belum tercapai secara sempurna, sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas perencanaan, profesionalisme pengelolaan kegiatan dan

pengendalian serta pengawasan pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan

sumberdaya yang ada;

b. Memberikan perhatian terhadap peningkatan/pembinaan SDM di bidang

hubungan industrial guna mendukung program yang telah ditargetkan;

Page 54: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 41

c. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan pengelolaan sumber daya (resources)

yang tersedia;

d. Membangun komitmen bersama antara pihak-pihak terkait untuk menjadikan

hubungan industrial sebagai hal yang strategis dan signifikan dalam rangka

peningkatan kesejahteraan, kemajuan usaha, memperluas kesempatan kerja dan

mengurangi pengangguran serta mengatasi kemiskinan;

e. Menyampaikan laporan pelaksanaan program/kegiatan secara cepat dan akurat.

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Penerapan Pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan di Tempat Kerja

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

53.000 53.000 prsh 100

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Capaian indikator kinerja untuk Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yaitu target sesuai indikator

kinerja sebanyak 53.000 perusahaan, dan dapat direalisasikan sebanyak 53.000

perusahaan, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 100%.

1. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

Secara umum, program Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melalui

Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan

Ketenagakerjaan dan seluruh kegiatannya dilaksanakan dalam rangka untuk

mendorong penerapan Sistem Manajemen K3 dalam rangka menurunkan angka

kecelakaan kerja di tempat kerja. Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya

mendorong penerapan SMK3 di perusahaan antara lain :

a. Bimtek, Sosialisasi dan TOT SMK3,

b. Bimtek, Sosialisasi dan TOT K3,

c. Pemeriksaan Kasus Kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja.

Page 55: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 42

2. Hambatan dan kendala selama pelaksanaan kegiatan adalah :

a. Peraturan perundangan, Norma, standar, pedoman K3 yang dibutuhkan

belum lengkap.

b. Pembinaan K3 bagi Pengawas Ketenagakerjaan dan personil K3 masih

terbatas.

c. Pembinaan kelembagaan K3 masih terbatas.

d. Pembinaan Pelaksanaan K3 masih terbatas, antara lain pada bidang:

- Pembinaan Program Zero Accident;

- Pembinaan Penerapan SMK3;

- Pembinaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di

tempat kerja;

- Promosi K3.

Kondisi tersebut diatas disebabkan oleh adanya permasalahan sebagai berikut :

a. Prosentase Pembiayaan DIPA untuk kegiatan K3 masih relatif kecil

dibandingkan dengan cakupan tugas dan fungsi Direktorat PNK3 dalam

rangka mencapai visi K3.

b. Personil pengawas ketenagakerjaan spesialis bidang K3 masih kurang.

c. Sarana dan Prasarana pembinaan dan pengawasan K3 masih kurang.

Sasaran Strategis 5 : Terwujudnya Permukiman Dalam Kawasan Transmigrasi Sebagai Tempat Tinggal dan Tempat Berusaha Yang Layak

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah kawasan yang dibangun 63 60 lokasi 95,23

2. Jumlah transmigran yang ditempatkan

9.064 7.546 KK 83,25

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Capaian pada indikator kinerja Jumlah Kawasan yang dibangun, dengan adanya

Surat Menteri Keuangan Nomor : S-163/MK.02/2012 tanggal 7 Maret 2012 perihal

Pemotongan Anggaran Kementerian/ Lembaga dalam RAPBN Perubahan Tahun

Anggaran 2012 dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S-261/MK.02/2012 tanggal 16

April 2012 perihal Pemotongan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dalan

Page 56: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 43

APBN-P Tahun 2012, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: 676 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas

Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:

Kep.328/MEN/XII/2011 Tentang Penetapan Program dan Anggaran Pembangunan

Kawasan Transmigrasi dan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi

Tahun 2012, maka tejadi perubahan jumlah permukiman yang dibangun dari 65 lokasi

menjadi 63 lokasi dikarenakan 2 lokasi yang di revisi tidak terdapat pembangunan

permukiman hanya luncuran penempatan transmigrasi yaitu pada Kab. Sambas,

lokasi Sebunga dan Kab. Melawi, Lokasi Lengkong Nyadom SP.1.

2. Capaian pada indikator kinerja Jumlah Transmigran yang ditempatkan, dapat

diterangkan juga bahwa realisasi jumlah permukiman yang dibangun tidak dapat

tercapai seluruhnya, hal ini disebabkan : (a) lokasi Padang Tarok, Kab. Sijunjung,

Prov. Sumatera Barat, Ijin pinjam jalan koridor belum terbit dan pemegang IPK tidak

aktif, (b) lokasi Koto Tengah, Kab. Lima Puluh Kota, Prov Sumatera Barat, Ijin pinjam

pakai jalan koridor belum terbit dan IPK baru terbit bulan September 2012, (c) Lokasi

Liandok, Kab. Minahasa Selatan, Prov Sulawesi Utara disebabkan Terlambat lelang

karena Pemda mensyaratkan UKL/UPL. Dengan tidak terselesaikannya

pembangunan di lokasi-lokasi tersebut, maka berakibat capaian kinerja penempatan

yang hanya 83,25%.

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target indikator kinerja dalam

sasaran strategis 5 :

1. Tertundanya penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) Transmigran sejumlah 344.383

bidang dari 604.202 bidang disebabkan 264.510 bidang belum memiliki SK HPL.

2. Pelepasan kawasan hutan untuk areal permukiman transmigrasi yang dibangun

sampai tahun 2006 sebanyak 436 lokasi dan telah diterbitkan SK-PKH/ surat

penegasan Menteri Kehutanan sebanyak 38 lokasi sehinggan tersisi 398 lokasi.

3. Masih terdapat 40 lokasi transmigrasi tumpang tindih dengan kawasan hutan (HP/

HPT/ HL) yang dalam penyelesaiannya.

4. Masih terdapat klaim lahan oleh penduduk setempat pada saat memulai

pelaksanaan .

5. Terdapat pembatalan penempatan akibat tumpang tindih lahan di 2 lokasi (Wioi,

Kabupaten Minahasa Tenggara dan Rante Karua Sp2, Kab.Toraja Utara) dan serta

Page 57: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 44

terjadinya banjir di 2 lokasi (Air Balui, Kab, Musi Banyuasin dan Keliling Semulung,

Kab. Kapuas Hulu).

Terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, upaya yang dilakukan:

1. Telah dibuat Surat Edaran Direktur Jenderal P2KTrans kepada seluruh Dinas

daerah transmigrasi nomor B.463/P2KTrans/VI/2012 tgl 20 Juni 2012, agar

sertifikasi lahan dapat diselesaikan melalui program Prona, Ajudikasi, Larasita,

Redistribusi tanah.

2. Permohonan penerbitan SHM pada lokasi yg belum didukung HPL melalui Surat

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. B.278/MEN/ P4T-PT2/XII/2010 tanggal

9 Desember 2010.

3. Perlu dilakukan inventarisasi dan identifikasi lapangan terkait dengan Ketersediaan

lahan, status lahan, jumlah KK yang menetap dan dokumen pendukung lainnya.

4. Mengadakan pertemuan antara pemerintah pusat , provinsi dan kabupaten dengan

melibatkan BPN.

5. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan

penempatan yang tidak selesai agar dapat masuk program luncuran Tahun 2013.

Sasaran Strategis 6 : Berkembangnya Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi yang Terintegrasi Dalam Satu Kesatuan Sistem Pengembangan Ekonomi Wilayah Yang Berdaya Saing

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya

34 34 kimtrans 100,00

2. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya

49 54 kimtrans 110,20

3. Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi

87 134 lembaga 154,02

4. Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi

2.000 2.360 orang 118,00

Page 58: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 45

5. Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri

18 23 kimtrans 127,78

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Capaian pada indikator kinerja Jumlah Permukiman Transmigrasi/ Kawasan

Transmigrasi yang dikembangkan sarananya, dari target sebanyak 34 permukiman

transmigrasi telah direalisasikan sebanyak 34 permukiman transmigrasi, atau sebesar

100%, diperoleh melalui kegiatan :

a) Pengembangan SAB

Rehabilitasi dan Pembangunan SAB sebanyak 7.762.424 Liter di 8 Kimtrans.

Kegiatan yang dilakukan antara lain :

Bimbingan Teknis Pengembangan Sarana di 15 provinsi.

Bantuan Teknis Pengembangan Sarana di 13 kabupaten.

Pendampingan Pengelolaan Pengembangan Sarana Air Bersih di Kawasan

Transmigrasi 5 provinsi.

Pembangunan Sarana Air Bersih 5 wilayah.

Identifikasi dan Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sarana

Air Bersih 6 paket.

Supervisi/Pengawasan Pembangunan SAB.

Bantuan Sarana dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi 1 pkt.

Sewa Gudang SAB 1 paket.

b) Pengembangan Energi Terbarukan

Pembangunan dan Pengembangan Energi Terbarukan (PLTS dan Mikro hidro)

85.100 Watt melalui dukungan kegiatan, yaitu :

Sosialisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana 20 provinsi.

Peningkatan Kualitas Aparat dalam Bidang Pengembangan Sarana dan

Prasarana 1 paket.

Penyusunan Pedoman Umum pengawas teknik (supervisi) pengembangan

sarana dan prasarana 1 dokumen.

Pengadaan dan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Solar

Home Sistem (SHS) di Permukiman Transmigrasi 7 dokumen dan 182

paket.

Page 59: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 46

Pengendalian Pengadaan dan Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)

dan Solar Home Sistem (SHS) di Permukiman Transmigrasi 7 provinsi.

Bantuan Sarana dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi 5 unit.

c) Pengembangan Fasilitas Umum

Rehabilitasi dan Pembangunan Fasilitas Umum sebanyak 226 Unit di 26

kimtrans. Pelaksanaan kegiatan ini akan terwujud melalui dukungan kegiatan

sebagai berikut :

Rakor Pengembangan Sarana di Kws Transmigrasi 1 kegiatan.

Sosialisasi Pedoman Pemeliharaan, Rehabilitasi dan Peningkatan

Permukiman Transmigrasi 1 kegiatan.

d) Bantuan Sarana dan Prasarana

Rehabilitasi Rumah Trans di Kawasan PLG Prov. Kalimantan Tengah sebanyak

600 Unit dan Non PLG (4 kimtrans) 122 unit.

2. Untuk capaian indikator kinerja Jumlah Permukiman Transmigrasi/ Kawasan

Transmigrasi yang dikembangkan prasarananya, dari target sebanyak

49 Permukiman Transmigrasi, telah berhasil dicapai sebanyak 54 Permukiman

Transmigrasi, atau sebesar 110,20%. Capaian tersebut diperoleh dengan serangkaian

kegiatan sbb :

a) Pengembangan jalan

Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan sepanjang 186,445 Km di

34 kimtrans dan 17 kawasan. Untuk mendukung tercapainya output

pengembangan jalan tersebut dilaksanakan kegiatan penunjang antara lain :

Bimbingan Teknis dalam bidang Perencanaan Teknis dan Pelaksanaan

Pengembangan Prasarana di 6 (enam) Kabupaten.

Bantuan Teknis dalam bidang Perencanaan Teknis dan Pelaksanaan

Pengembangan Prasarana di 20 Kabupaten.

Rapat Koordinasi Pengembangan Prasarana di Kawasan Transmigrasi dan

KTM 1 paket.

Page 60: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 47

Pemantapan Materi Program Bintek dan bantek dalam bidang Perenc.

Teknis dan Pelaksanaan Pengemb. Sarpras 1 kegiatan.

Penyusunan Perencanaan Teknis Prasarana Jalan 6 paket.

Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Sarana dan Prasarana di UPT Bina

dan KTM di 15 provinsi.

Penyusunan Kebutuhan Data Pengembangan Sarana dan Prasarana di

UPT Bina 1 paket.

In House Training bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana 2 paket.

Fasilitasi Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana melalui

Partisipasi Aktif Masyarakat di 10 Wilayah (40 UPT).

Konsinyasi Review Konsep Pedoman Pemeliharaan dan Rehab Sarana dan

Prasarana 1 kegiatan.

Bantuan Sarana dan Prasarana 5 paket.

b) Pengembangan drainase

Rehabilitasi dan Peningkatan Drainase sepanjang 10 Km di 1 kawasan. Untuk

mendukung tercapainya output tersebut dilaksanakan kegiatan penunjang

antara lain :

Penyusunan Perencanaan Teknis Drainase 1 paket.

Bantuan Sarana dan Prasarana 1 paket.

3. Untuk capaian indikator kinerja Jumlah Kelembagaan Ekonomi yang Fungsional di

Permukiman/ Kawasan Transmigrasi, dari target sebanyak 87 lembaga, telah berhasil

tercapai sebanyak 134 lembaga, atau 154,02 %, dengan penjelasan sbb :

a. Fasilitasi Pengembangan Peternakan di Kawasan Transmigrasi sebanyak

44 kelompok

Pengembangan Ternak di Kawasan Transmigrasi terdiri dari pemberian bantuan

stimulan ternak kecil berupa kambing atau domba, pemberian bantuan stimulan

ternak unggas berupa itik dan pemberian bantuan stimulan ternak besar berupa

sapi.

Lokasi pengembangan ternak besar adalah :

Kimtrans Jati Sari Kab. Banyuasin Prov. Sumsel 5 kelompok.

Kimtrans Oata Kab. Bone Bolango Prov. Gorontalo 5 kelompok.

Kimtrans Balingara Kab. Tojo Una-una Prov. Sulteng 1 kelompok.

Page 61: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 48

Kimtrans Wollu Kab. Alor Prov. Nusa Tenggara Timur 2 kelompok.

Kimtrans Desa Wuran Kab. Barito Timur Prov.Kalimantan Tengah 1

kelompok (20 ekor)

Lokasi pengembangan ternak kecil adalah :

Kimtrans Siayuh Kab. Kota Baru Prov. Kalimantan Selatan 9 kelompok.

Kimtrans Desa Puncak Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo 5 kelompok.

Kimtrans Pangea SP.4 Kab. Boalemo Prov. Gorontalo 5 kelompok.

b. Pembentukan Pelayanan Unit Jasa Alsintan sebanyak 2 Lembaga

Pembentukan lembaga Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) sebanyak 2

lembaga di kimtrans Tanjung Buka SP. 8 Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan

Timur .

c. Pembentukan dan Pengembangan kelompok tani sebanyak 311 kelompok

Pembentukan dan pengembangan Kelompok Tani sebanyak 311 Kelompok (62

lembaga) dengan rincian di : daerah tertinggal ada 204 Kelompok, daerah

perbatasan ada 20 Kelompok dan daerah strategis ada 87 Kelompok, data

terlampir.

d. Pembentukan Koperasi/LKM BMT-Trans 44 Lembaga

Pembentukan lembaga ekonomi (Koperasi/LKM BMT-Trans) sebanyak 62 lembaga

di Pusat sebanyak 2 lembaga dan di Daerah sebanyak 60 lembaga, dengan rincian

sebagai berikut :

Pusat di : kimtrans P. Maya/Kamboja Kabupaten Kayong Utara Provinsi

Kalimantan Barat dan kimtrans Besi SP. 1 Kabupaten Maluku Tengah

Provinsi Maluku.

Daerah di : daerah tertinggal 36 lembaga, daerah perbatasan 3 lembaga dan

daerah strategis 21 lembaga, data terlampir

e. Penguatan Lembaga SAB 1 Lembaga

Penguatan Lembaga SAB 1 lembaga di lokasi Bekkae SP. 1 Kabupaten Wajo

Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 62: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 49

4. Untuk capaian indikator kinerja Jumlah Kewirausahaan yang berkembang di

Permukiman Transmigrasi/Kawasan Transmigrasi, dari target sebanyak 2.000 orang

telah direalisasikan sebanyak 2.360 orang, atau sebesar 118,00 %. Adapun capaian

indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sbb :

a) Pendampingan kewirausahaan lanjutan di 6 KTM

Pendampingan kewirausahaan lanjutan di 6 KTM, dengan alokasi pembiayaan

sebesar Rp. 500.000.000,-. Kegiatan ini dilaksanakan di 6 KTM yang terdiri

dari :

KTM Batin III Ulu, Kab. Bungo, Provinsi Jambi;

KTM Telang, Kab. Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan;

KTM Lunang Silaut, Kab. Pesisir Selatan, Prov. Sumatera Barat;

KTM Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat;

KTM Lamunti, Kab Kapuas, Provinsi Kalimanatan Tengah;

KTM Labangka, Kab. Sumbawa Provinsi NTB.

b) Pendampingan kewirausahaan di 8 KTM

Pendampingan kewirausahaan di 8 KTM, dengan alokasi pembiayaan sebesar

Rp. 2.880.000.000,-. Kegiatan ini dilaksanakan di 8 KTM yang terdiri dari :

KTM Hialu, Kab. Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara,

KTM Belitang, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Prov. Sumsel.

KTM Way Tuba, Kab. Way Kanan, Provinsi Lampung

KTM Mahalona, Kab. Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan

KTM Ketapang Nusantara, Kab. Aceh Tengah, Provinsi NAD,

KTM Cahaya Baru, Kab. Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan

KTM Tambora, Kab. Bima, Provinsi NTB

KTM Ponu, Kab. TTU, Provinsi NTT

c) Pengembanganan kewirausahaan melalui Inkubasi di 8 KTM

Pengembangan kewirausahaan melalui inkubasi bisnis di 8 kawasan KTM,

dengan alokasi dana sebesar Rp. 4.759.000.000,- melalui dana tugas

pembantuan yang terdiri dari :

KTM Geragai, Kab. Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi;

KTM Parit Rambiutan, Kab. Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan;

Page 63: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 50

KTM Belitang, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Prov. Sumsel;

KTM Mesuji, Kab. Mesuji Provinsi Lampung;

KTM Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat;

KTM Lamunti, Kab. Kapua, Provinsi Kalimantan Tengah;

KTM Tobadak, Kab.Mamuju Provinsi Sulawesi Barat;

KTM Kobisonta, Kab. Maluku Tengah Provinsi Maluku.

d) Pengembanganan kewirausahaan melalui Inkubasi di Kimtrans

Pengembangan kewirausahaan melalui inkubasi bisnis di Kimtrans, dengan

alokasi dana sebesar Rp. 2.564.650.000,- melalui dana tugas pembantuan

yang terdiri dari :

Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara;

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi;

Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung;

Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu;

Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat;

Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat;

Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah;

Kabupaten Kota Waringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah;

Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah;

Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah;

Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan;

Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulaweis Tenggara;

Kabupaten Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara;

Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat;

Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat;

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

5. Untuk capaian indikator kinerja Jumlah Permukiman Transmigrasi yang Mandiri, dari

target sebanyak 18 Permukiman Transmigrasi, telah berhasil direalisasikan sebanyak

23 Permukiman Transmigrasi, atau sebesar 127,78%.

Kegiatan dalam rangka mendukung kemandirian 23 kimtrans, terdiri dari beberapa

kegiatan sebagai berikut :

Page 64: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 51

Monitoring Perkembangan UPT yang dilaksanakan di 27 lokasi.

Koordinasi Persiapan Pengalihan Status Kimtrans dilaksanakan di

18 Provinsi.

Evaluasi Persiapan Pengalihan Status Kimtrans di 27 lokasi.

Sasaran Strategis 7 : Terselenggaranya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di Lingkungan Kemnakertrans

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans

13 23

13 23

Bahan laporan

100,00 100,00

2. Jumlah pengelola keuangan yang tersedia

2.500 3.262 orang 130,48

3. Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara

20 200

20 200

Laporan kasus

100,00 100,00

4. Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja

87 87 dokumen 100,00

5. Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan

2 6 2

30

2 9 2

21

RUU RPP

RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN

100,00 150,00 100,00 70,00

6. Jumlah kasus hukum yang diselesaikan

20 44 kasus 220,00

7. Jumlah laporan BMN 359 311 satker 86,63

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Capaian atas indikator kinerja Jumlah Bahan/Materi Pimpinan dan Laporan

Evaluasi Program dan Anggaran Kemnakertrans, dari target 13 bahan dan 23

laporan telah terealisasi sebanyak 13 bahan dan 23 laporan atau sebesar 100%.

Pencapaian kinerja tersebut dilaksanakan melalui penyusunan laporan bulanan,

triwulan dan tahunan. Bahan/materi pimpinan yang disusun, pencapaian kinerja

tersebut dilaksanakan melalui penyusunan dan penyiapan bahan Sidang Kabinet,

Rakor Wapres, Menko Ekuin, Menko Kesra dan Polhukam, Rapat Kerja dan RDP

Page 65: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 52

dengan DPR/DPD-RI, Rapat Pimpinan Menteri/ Sekretaris Jenderal,

Seminar/Workshop pimpinan, dan memori serah terima jabatan.

2. Capaian atas indikator kinerja Jumlah Pengelola Keuangan yang Tersedia, dari

jumlah pengelola keuangan yang ditetapkan semula dengan target sebanyak 2.500

orang ternyata realisasi adalah sebanyak 3.262 orang, atau sebesar 130,48%, hal

tersebut terjadi karena adanya Bendahara Pengeluaran untuk tiap satuan kerja

lebih dari satu karena berdasarkan jumlah DIPA yang diterima. Untuk

mempermudah informasi maka disusunlah buku tabulasi pengelola keuangan terdiri

dari 4 buku dipilah antara buku tabulasi pengelola keuangan Pusat, tabulasi

pengelola keuangan UPTP, tabulasi pengelola keuangan dana dekonsentrasi

tabulasi pengelola keuangan dana tugas pembantuan.

Dalam rangka untuk menyediakan calon Bendahara Pengeluaran telah

dilaksanakan Bimtek Bendahara Pengeluaran yang semula ditargetkan sebanyak

130 orang terrealisasi 80 orang disebabkan adanya pemotongan anggaran. Jadi

yang semula Bimtek bagi Bendahara Pengeluaran sebanyak 3 angkatan hanya

dapat dilaksanakan hanya 2 angkatan. Selama tahun 2012 banyak terjadi

penggantian pejabat pengelola keuangan yang disebabkan karena adanya purna

tugas dan mutasi. Sedangkan untuk membantu memperlancar pengelolaan

keuangan negara telah ditetapkan 2 pedoman pengelolaan keuangan sebagai

berikut :

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 3 tahun 2012

tentang perjalanan dinas pindah/mutasi dalam negeri dan luar negeri serta

pindah/pension pegawai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

ditetapkan tanggal 3 Februari 2012.

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor

KEP.128/MEN/SJ/III/2012 tentang petunjuk pelaksanaan penatausahaan

pembukuan Bendahara bidang Nakertrans ditetapkan tanggal 29 Maret 2012.

Dalam rangka mempersiapkan calon PPK, Panitia dan Pejabat Pengadaan Barang

dan Jasa telah dilaksanakan pelatihan dan ujian sertifikasi pengadaan barang dan

jasa ditargetkan 140 orang terrealisasi 76 orang. Dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut dilaksanakan 3 angkatan dengan peserta sebanyak 225 orang dan

Page 66: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 53

diharapkan peserta yang lulus sebanyak 140 orang. Sampai saat ini kelulusan dan

ujian yang mempunyai kewenangan adalah LKPP maka target kelulusan tidak bisa

terpenuhi 100%.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pada tahun 2012 juga telah

melaksanakan kegiatan pelatihan pengoperasian pelayanan pengadaan barang

dan jasa secara elektronik/LPSE dengan target sebanyak 50 orang terrealisasi

sebayak 400 orang, dimana hal tersebut adanya kebijakan dari Kepala Biro

Keuangan selaku KPA guna untuk mempersiapkan pegawai yang dapat

mengoperasikan pelayanan pengadaan barang/jasa secara elektronik. Dalam

membantu memperlancar pelaksanaan pengujian SPP dan penerbitan SPM Biro

keuangan melaksanakan Bimtek pengujian SPP dan penerbitan SPM untuk 200

orang dengan target terpenuhi yang dilaksanakan di Aceh, Semarang, Denpasar

dan Makasar, sedangkan di Pusat dilatih sebanyak 35 orang.

Untuk pencetakan SPM dan pengujian SPP di Pusat yang berada di wilayah Biro

Keuangan adalah 10 Satker di lingkungan Sekretariat Jenderal telah dicetak

sebanyak 4.000 exemplar yang tidak bias memenuhi target karena adanya

penggantian mata anggaran dengan penggabungan sistem akun yang diterapkan

oleh KPPN dari 4 digit menjadi 2 digit sehingga dalam satu output merupakan

gabungan dari beberapa akun dalam satu SPM. Sesuai dengan tugas dan fungsi

Biro Keuangan melakukan pembinaan maka Biro Keuangan melakukan pembinaan

dan monitoring di 33 propinsi yang mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi.

3. Capaian indikator kinerja Jumlah Penyelesaian Kerugian Negara, dari target

sebanyak 20 laporan/ 200 kasus, telah dapat direalisasikan sebanyak 20 laporan/

200 kasus, atau telah tercapai sebesar 100%, pencapaian indikator kinerja

tersebut dilaksanakan melalui :

a). Rekonsiliasi dengan Inspektorat Jenderal sebanyak 12 laporan.

b). Rapat koordinasi setiap triwulan oleh Tim PTLHP dengan Tim Itjen dan

eselon I masing-masing untuk menindaklanjuti temuan dan melaporkan

progres yang telah dicapai dalam menyelesaikan kerugian negara.

Page 67: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 54

Pemantauan atas temuan BPK dan Inspektorat Jenderal, sebanyak 50 kasus dapat

terselesaikan serta monitoring dan evaluasi ke daerah yang bekerjasama dengan

eselon I, BPK dan Inspektorat Jenderal, dapat menyelesaikan sebanyak 150 kasus

dan membuat laporan tabulasi sebanyak 4 laporan.

4. Capaian indikator kinerja Jumlah Dokumen Akuntabilitas Unit Kerja, dari target

sebanyak 87 dokumen, telah dapat terealisasikan sebanyak 87 dokumen, atau

100 %. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi, pelaksanaan rencana kerja tersebut harus

dipertanggungjawabkan setiap tahun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban Kemnakertrans dalam melaksanakan tugas dan fungsi

selama tahun 2012. LAKIP ini juga dimaksudkan sebagai wujud akuntabilitas

pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menuju

terwujudnya good governance, wujud transparansi dan akuntabilitas kepada

masyarakat, dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja

setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi

perbaikan kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Akuntabilitas Kinerja, Instansi yang wajib menyusun LAKIP adalah

Kementerian, Unit Eselon I, dan Unit Kerja Mandiri yang ditetapkan (dalam hal ini

satuan kerja yang mengelola anggaran sendiri : Eselon II dan UPTP), sebanyak 87

satker dengan rincian sebagai berikut :

a). LAKIP Eselon I : 9 Dokumen

b). LAKIP Eselon II : 54 Dokumen

c). LAKIP UPTP : 24 Dokumen

Page 68: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 55

5. Capaian indikator kinerja Jumlah Peraturan Perundang-Undangan yang Dihasilkan, telah tercapai dari target : RUU : 2 RPP : 6 RPERPRES : 2 RPERMEN/KEPMEN : 30 Realisasi : RUU : 2 RPP : 9 RPERPRES : 2 RPERMEN/KEPMEN : 21

pencapaian kinerja tersebut dilaksanakan melalui :

a). Pembahasan intern Kementerian yang melibatkan Biro Hukum dan unit teknis

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

b). Pembahasan dengan instansi terkait.

c). Harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.

6. Capaian indikator kinerja Jumlah Kasus Hukum yang Diselesaikan, dari target yang

ditetapkan sebanyak 20 kasus, telah berhasil diselesaikan 44 kasus, atau sebesar

220%. Pencapaian kinerja tersebut dilaksanakan melalui koordinasi dengan unit

teknis dan instansi terkait serta sidang-sidang di Pengadilan Negeri, Pengadilan

Tinggi Tata Usaha Negara, Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.

7. Capaian indikator kinerja Jumlah Laporan BMN, dari target sebanyak 359 satker,

telah dapat direalisasikan sebanyak 311 satker, atau 86,63%.

Sasaran Strategis 8: Tercapainya Ketaatan dan Kepatuhan Aparat Serta Mitra Kerja Dalam Mewujudkan Tata Pemerintahan Yang Baik, Bersih, Transparan, Akuntabel dan Bebas dari Unsur Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN)

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

1.200 1.200 obrik 100

Page 69: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 56

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Capaian indikator kinerja atas Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)

antara target dan realisasinya telah mencapai 100%, artinya dari target 1.200 obrik telah

dapat direalisasikan sebanyak 1.200 obrik, dengan penjelasan sbb :

Pre Audit :

Pre Audit adalah suatu proses pemeriksaan secara sistematis yang dilakukan oleh auditor

atau pejabat lainnya yang ditunjuk untuk mengetahui dan menilai kelayakan program

tahun berikutnya pada satuan/unit kerja secara obyektif. Kegiatan Pre Audit (Pre Audit

Usulan dan Pre Audit Tahun yang akan datang) target sebanyak 480 obrik terealisasi

sebanyak 480 obrik.

Operasional Audit :

Operasional Audit adalah suatu proses pemeriksaan secara sistematis dan komprehensif

yang dilakukan oleh Auditor dan atau pejabat lainnya untuk mengevaluasi dan menilai

kinerja satuan/unit kerja secara obyektif atas kegiatan-kegiatan manajemennya. Kegiatan

Operasional Audit dengan target 480 obrik terealisasi sebanyak 480 obrik.

Post Audit :

Post Audit adalah pemeriksaan kemudian yang dilakukan oleh Auditor dan atau pejabat

lainnya yang ditunjuk oleh Inspektur Jenderal pada saat selesainya tahun anggaran/telah

selesainya kegiatan untuk mengevaluasi dan menilai kinerja pelaksanaan program yang

dilakukan satuan/unit kerja secara obyektif. Kegiatan Post Audit dengan target 240 obrik

terealisasi sebanyak 240 obrik.

Permasalahan yang dihadapi : (1). Secara kuantitas, jumlah Auditor di Inspektorat

Jenderal semakin berkurang. Sedangkan pembentukan Auditor memerlukan waktu yang

cukup lama. Dengan target pemeriksaan yang relatif sama dari tahun ke tahun akan

mengakibatkan frekuensi pemeriksaan untuk setiap Auditor menjadi lebih banyak.

Akibatnya beban tugas Auditor menjadi lebih berat. (2). Terdapat keterlambatan

penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan, terutama temuan keuangan di

daerah yang terkait dengan pihak ketiga.

Page 70: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 57

Upaya tindak lanjut yang perlu dilakukan guna mengatasi masalah : (1). Mengusulkan

penambahan jumlah Auditor, dan meningkatkan kemampuan SDM termasuk calon Auditor

melalui usulan diklat fungsional dan diklat tenis, maupun melalui bimbingan teknis.

Sasaran Strategis 9: Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan serta Data dan Informasi untuk Mendukung Kebijakan Kemnakertrans

Capaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan %

1. Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan

14 14 kajian 100,00

2. Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian

17 17 kajian 100,00

3. Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

22 21 jenis 95,45

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengembangan ketenagakejaan yang menghasilkan rekomendasi

untuk perumusan bahan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

ketenagakerjaan. Target sesuai indikator kinerja sebanyak 14 kajian, dan dapat

direalisasikan sebanyak 14 kajian, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar

100%.

Keberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Terselesaikannya rumusan kebijakan, pengembangan model, sistem dan

standar bidang ketenagakerjaan

2. Terlaksananya kerjasama, koordinasi dan pelayanan pelaksanaan penelitian

dan pengembangan bidang ketenagakerjaan.

3. Terselesaikannya pengelolaan alih teknologi dan kekayaan intelektual hasil

penelitian bidang ketenagakerjaan.

4. Terlaksananya promosi dan penyebarluasan hasil-hasil penelitiaan dan

pengembangan bidang ketenagakerjaan.

Page 71: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 58

Outcome: telah diunduh di website oleh pengunjung www.depnakertrans.go.id

dan telah menjadi bahan rekomendasi bagi pimpinan dan pengguna

sebagaimana indikator kinerja utama Badan Litbang dan Informasi pada Review

Renstra Kementerian 2010-2014.

Hambatan dan kendala selama pelaksanaan kegiatan adalah :

1. Ketersediaan anggaran belum mencukupi untuk melakukan penelitian dan

kajian yang lebih responsif terhadap isu-isu ketenagakerjaan terkini.

2. Kuantitas SDM Peneliti untuk melakukan penelitian dan kajian masih kurang

jumlahnya.

2. Penelitian dan pengembangan yang bisa dijadikan rekomendasi dan bahan kebijakan

pembangunan kawasan serta pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi.

Target sesuai indikator kinerja sebanyak 17 kajian, dan dapat direalisasikan sebanyak

17 kajian, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 100%.

Keberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Terselesaikannya jumlah hasil penelitian dan pengembangan untuk kawasan

dan pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi yang dijadikan

rekomendasi/kebijakan.

2. Terlaksananya kegiatan pelayanan teknis dan administrasi kelembagaan

IPTEK penelitian dan pengembangan ketransmigrasian.

Outcome: telah diunduh di website oleh pengunjung www.depnakertrans.go.id

dan telah menjadi bahan rekomendasi bagi pimpinan dan pengguna

sebagaimana indikator kinerja utama Badan Litbang dan Informasi pada Review

Renstra Kementerian 2010-2014.

Hambatan dan kendala selama pelaksanaan kegiatan adalah :

1. Ketersediaan anggaran belum mencukupi untuk melakukan penelitian dan

kajian yang lebih responsif terhadap isu-isu ketransmigrasian.

2. Kuantitas SDM Peneliti untuk melakukan penelitian dan kajian belum

mencukupi.

Page 72: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 59

3. Jumlah Pengumpulan, Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data dan Informasi

Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, dari target sebanyak 22 jenis telah

tercapai sebanyak 21 jenis, atau sebesar 95,45%. Hal tersebut dapat dijelaskan

sbb :

Keberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Terselesaikannya jumlah data dan informasi ketenagakerjaan, pangkalan

data, ketenagakerjaan umum, pelatihan dan produktivitas serta penempatan

dan perluasan kesempatan kerja.

2. Terselesaikannya jumlah data dan informasi ketenagakerjaan, pangkalan

data, hubungan industrial dan jamsostek serta pengawasan ketenagakerjaan.

3. Terlaksananya promosi, integrasi jejaring dan pelatihan serta pelayanan data

dan informasi ketenagakerjaan.

4. Terlaksananya administrasi dan teknis untuk kelembagaan pengelolaan data

dan informasi ketenagakerjaan.

Outcome: telah diunduh di website oleh pengunjung www.depnakertrans.go.id

dan telah dimanfaatkan oleh para peneliti dan pimpinan dilingkungan Kemnakertrans

serta para pemangku kepentingan lainnya. Data dan indormasi ini juga sebagai

dasar perhitungan dalam mengukur Index Pembangunan Ketenagakerjaan.

Hambatan dan kendala selama pelaksanaan kegiatan adalah :

1. Data dan informasi dari daerah belum seluruhnya mengacu kepada Kepmen

Nomor: 250 Tahun 2010.

2. Sinergitas data dengan memberikan bantuan 1 perangkat komputer kepada

masing-masing provisi telah dilakukan namun masih terkendala dengan belum

siapnya tenaga operator. Kualitas dan kuantitas SDM pengelola data dan

informasi terutama didaerah belum memenuhi kapasitas kebutuhan.

3. Alur data dan informasi dari daerah belum mengalir secara berkesinambungan

sehingga berdampak terhadap kualitas data dan informasi yang dikeluarkan.

4. Sarana dan prasarana pendukung yang terbatas.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Tahun Anggaran 2012

mendapat dukungan anggaran sebesar Rp. 4.103.797.073.000,- dengan realisasi

selama Tahun 2012 sebesar Rp. 3.787.362.107.544,- atau sebesar 92,29%.

Sedangkan dalam Tahun Anggaran 2011 Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi mendapat dukungan anggaran dari DIPA sebesar

Page 73: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 60

Rp. 4.658.040.496.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 3.679.148.059.431,- atau

sebesar 78,98%. Dengan demikian realisasi keuangan selama tahun 2012 mengalami

kenaikan sebesar 13,31% dari realisasi keuangan pada tahun 2011.

Kenaikan realisasi keuangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Penyiapan dokumen pelaksanaan anggaran

Dilaksanakan melalui sosialisasi aplikasi DIPA serta Workshop pelaksanaan

anggaran dan pendampingan penyusunan dan pengusulan revisi DIPA di daerah

dengan menggunakan aplikasi revisi DIPA bagi Satker yang memperoleh dana

dekosentrasi dan dana tugas pembantuan.

2. Laporan keuangan yang tepat waktu dan memenuhi kriteria sistem

akuntansi pemerintah

Dilaksanakan melalui penyusunan laporan keuangan Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi dan Sekretariat Jenderal berupa : Laporan Bulanan, Triwulan,

Semester dan Tahunan, sebagai bahan monitoring terhadap kemajuan realisasi

baik keuangan maupun kegiatan. Penyusunan laporan keuangan dilaksanakan

dengan menggunakan system akuntansi pemerintah (SAI) secara berjenjang dari

unit akuntansi kuasa pengguna anggaran disampaikan ke unit akuntansi

pembantu pengguna anggaran eselon I dan kemudian di kompilasi yang

selanjutnya disampaikan ke unit akuntansi pengguna anggaran. Untuk saat ini

pembentukan unit akuntansi pembantu pengguna anggaran wilayah masih belum

semua melaksanakan sehingga masing-masing satuan kerja menyampaikan

langsung ke unit akuntansi pembantu pengguna anggaran eselon I yang

bersangkutan dalam bentuk Arsip Data Computer (ADK) yang telah digabungkan

antara ADK keuangan dan ADK barang dan di proses lebih lanjut oleh Biro

Keuangan, sedangkan laporan keuangan semesteran disampaikan lengkap

berupa : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan Atas Laporan keuangan

(CALK) dan dilampirkan daftar rekening koran dan laporan BMN. Saat ini

Kemnakertrans masih berpredikat WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

disebabkan adanya penilaian BMN (Barang Milik Negara) belum sesuai dengan

ketentuan dan masih adanya temuan BPK yang belum ditindak lanjuti. Untuk

memperoleh laporan keuangan dengan predikat WTP perlu adanya sinkronisasi

dan kerja sama yang lebih intens antara Biro Keuangan dengan Biro Umum

Page 74: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 61

(masalah BMN), Inspektorat Jenderal (masalah tindak lanjut temuan) dan semua

unit eselon I yang mempunyai satker-satker di daerah yang mendapatkan alokasi

dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Hambatan dan kendala yang masih di hadapi antara lain adalah :

1. Adanya kendala/kesulitan dalam penetapan jumlah DIPA dan pengelola keuangan

pada satuan kerja yang mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi maupun tugas

pembantuan.

2. Kurangnya petugas penyusun laporan pada satuan kerja eselon I dan banyaknya

temuan BPK yang belum ditindak lanjuti serta belum disusunnya Standard

Prosedur Operasional (SPO).

3. Kerugian negara belum seluruhnya dapat diselesaikan, dikarenakan berkas

belum dilimpahkan dari Itjen kepada unit eselon I dan dari unit eselon I kepada

Tim Penyelesaian Kerugian Negara sesuai dengan Permenakertrans Nomor :

PER.13/MEN/VII/2009 tentang Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara

dilingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Disamping itu

penyelesaian kasus kerugian negara di daerah dengan adanya otonomi daerah

dan perubahan nomenklatur yang mengakibatkan Satker yang terdapat kasus

kerugian negara menjadi hilang, sehingga mengalami kesulitan untuk

memperoleh data/dokumen yang akurat dan penanggungjawab

kegiatan/pengelola keuangan sudah dimutasi serta pihak III tidak diketahui

keberadaannya/pailit.

4. Penerbitan Surat Keputusan Pejabat Pengelola Keuangan pada satker daerah

mengalami keterlambatan.

5. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/UAKPB) belum

semua satker membentuk struktur organisasi unit akuntansi terutama unit

akuntansi pengguna anggaran wilayah pada satker daerah;

6. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara baik tingkat pusat, daerah, dan wilayah

belum berjalan maksimal sehingga mempengaruhi laporan keuangan, laporan SAI

disampaikan oleh beberapa unit akuntansi belum tepat waktu, laporan keuangan

yang memuat data SIMAK-BMN belum disampaikan secara benar.

7. Adanya petugas akuntansi yang melaksanakan penyusunan laporan keuangan

yang telah mengikuti diklat dimutasi ke unit kerja lain;

Page 75: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 62

8. Penyusunan laporan keuangan baik Kementerian maupun Sekretariat Jenderal

mengalami keterlambatan, dikarenakan data satuan kerja dari unit eselon I baik

pusat dan daerah, disampaikan ke Biro Keuangan tidak tepat waktu.

Upaya penanganan permasalahan tersebut :

1. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait mengenai kebijakan yang

berkaitan dengan pelaksanaan anggaran, pembinaan/bimtek petugas SAI pada

satker baik pusat maupun wilayah, menindaklanjuti secara kontinyu temuan BPK

serta segera menyusun SPO (Standard Prosedur Operational).

2. Koordinasi dengan Itjen agar temuan yang mengakibatkan adanya kerugian

negara dapat diselesaikan, kerugian negara di daerah dilakukan dengan rapat

koordinasi bersama DJKN dan unit eselon I terkait untuk melakukan

pendampingan ke daerah dalam rangka tindak lanjut kerugian negara,

mengumpulkan/iventarisir dokumen kontrak, surat keterangan domisili

perusahaan berada, surat keterangan pailit dari pengadilan untuk dihimpun yang

akan diajukan penghapusan ke DJKN. Temuan yang tidak dapat ditindaklanjuti

diupayakan penghapusan oleh DJKN melalui Ditjen Piutang Lelang Negara.

3. Koordinasi dengan Kantor Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota agar usulan pejabat

pengelola keuangan harus sesuai dengan ketentuan Instruksi Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dan disampaikan ke Biro Keuangan tepat waktu.

4. Koordinasi dengan unit eselon I selaku unit akuntansi eselon I yang

bertanggungjawab dalam penyusunan laporan dengan SAK di unitnya termasuk

SIMAK-BMN.

5. Koordinasi dengan Biro Umum dalam rangka optimalisasi pengumpulan laporan

Barang Milik Negara/SIMAK BMN, dengan unit kerja terkait untuk dapat mengirim

laporan SAI sesuai kebutuhan serta unit kerja yang menangani penyusunan

anggaran.

6. Memanfaatkan pegawai yang telah mengikuti diklat Program Percepatan

Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) untuk ditempatkan sebagai petugas

penyusun laporan keuangan.

7. Koordinasi dengan unit eselon I mengenai pengelola keuangan didaerah dan

masalah pengusulan pengelola keuangan, revisi DIPA, dan kesepakatan waktu

Data Sumber (DS) bahan penyusunan laporan keuangan.

Page 76: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 63

Adapun Rekapitulasi alokasi dan realisasi DIPA Tahun 2012 selengkapnya

adalah sebagaimana tabel 4 berikut.

Tabel 4 Rekapitulasi DIPA dan Realisasinya Per Unit Eselon I

Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2012 Berdasarkan PAGU DIPA

NO UNIT KERJA J U M L A H

PAGU REALISASI

1. SEKRETARIAT JENDERAL Rp. 369.262.926.000 Rp. 351.333.344.848

2. DITJEN BINALATTAS Rp. 886.429.146.000 Rp. 805.487.910.517

3. DITJEN BINAPENTA Rp. 687.640.788.000 Rp. 629.775.130.357

4. DITJEN PHI & JAMSOS Rp. 184.063.004.000 Rp. 162.125.694.823

5. DITJEN BINWASNAKER Rp. 349.739.293.000 Rp. 334.879.624.334

6. DITJEN P2KT Rp. 796.344.991.000 Rp. 724.779.043.422

7. DITJEN P2MKT Rp. 725.455.419.000 Rp. 678.956.371.202

8. INSPEKTORAT JENDERAL Rp. 42.926.043.000 Rp. 41.126.865.933

9. BALITFO Rp. 61.935.463.000 Rp. 58.898.122.108

Total Rp. 4.103.797.073.000 Rp. 3.787.362.107.544

Sumber : Laporan Keuangan Kemnakertrans Tahun 2012, Biro Keuangan

Grafik DIPA dan Realisasi Anggaran adalah berdasarkan PAGU DIPA

Kementerian Nakertrans Tahun 2012 sebagaimana Grafik berikut ini :

Page 77: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 64

Dalam akuntabilitas keuangan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) hanya dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum

menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumberdaya. Hal ini karena adanya

kendala dan sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis

kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur efisiensi, yaitu belum

ditetapkannya standar analisis biaya oleh instansi yang berwenang.

D. EVALUASI KINERJA

Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja

dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

Dalam rangka upaya peningkatan akuntabilitas kinerja, Kementerian Tenaga Kerja

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

SETJEN LATTAS PENTA PHIJamsos

PPK P2KT P2MKT ITJEN LITFO

PAGU DIPA

UNIT KERJA

Grafik Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012

Berdasarkan PAGU DIPA Kemnakertrans (dalam jutaan rupiah)

DIPA

Realisasi

Page 78: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 65

dan Transmigrasi telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di Lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor PER. 19/MEN/XI/2008, dan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi setiap tahunnya.

Inspektorat Jenderal sebagai Unit Pengawasan Internal Kementerian dalam tahun

2011 telah melakukan evaluasi terhadap LAKIP unit kerja di lingkungan Kementerian

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang hasilnya telah disampaikan kepada

Menteri melalui Nota Dinas Inspektur Jenderal Nomor RHS.611/IJ/XI/2011 tanggal

8November 2011.Tembusan nota dinas tersebut disampaikan kepada Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Pimpinan Unit Kerja

Eselon I di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bersangkutan.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagai prioritas utama

dalam pelaksanaan RPJPN 2005 – 2025 (UU No.17 Tahun 2007) dan RPJMN 2010 –

2014 (Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010), capaian pelaksanaan Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai berikut :

1. Pada tanggal 6 Agustus 2012, telah dilakukan verifikasi lapangan oleh Tim

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Tim

Independen (Universitas Indonesia) guna menilai kesiapan pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dilakukan Deputi

Program dan Reformasi Birokrasi/ Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional

(UPRBN) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kesiapan pelaksanaan tersebut dituangkan dalam Dokumen Usulan dan Road Map

Reformasi Birokrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang

disampaikan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi melalui surat Nomor B.166/MEN-SJ/XII/2011.

2. Pada tanggal 12 November 2012, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat nomor B/3086/M.PAN-RB/11/2012,

menyampaikan hasil penilaian kesiapan reformasi birokrasi :

a. Kesiapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi yang dituangkan dalam Dokumen Usulan dan Road Map pada

prinsipnya telah memenuhi persyaratan kelengkapan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Page 79: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 66

Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi

Birokrasi 2010 – 2014 dengan nilai kelengkapan Dokumen Usulan mencapai

100% dan Road Map mencapai 85%.

b. Hasil verifikasi lapangan terhadap pelaksanaan kesiapan Reformasi Birokrasi di

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencapai nilai 54.

c. Nilai akhir kesiapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah 53 (Level 3), yang

merupakan nilai satu level di atas nilai level minimum untuk dapat diajukan

kepada KPRBN (setelah dilengkapi dengan Berita Acara Validasi Job Grading)

guna mendapat pertimbangan untuk disetujui sebagai instansi yang

melaksanakan Reformasi Birokrasi dan diberikan penghargaan berupa

Tunjangan Kinerja.

Page 80: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 67

BAB IV

PENUTUP

Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun

2012, telah sesuai dengan apa yang ditargetkan, bahkan terdapat beberapa indikator-

indikator kinerja yang melampaui target yang ditetapkan. Pada penyusunan LAKIP tahun

2012 ini telah mengacu pada Penetapan Kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Tahun 2012, dimana telah diselaraskan dengan Review Renstra yang

dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun

2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 – 2014.

Dalam penyusunan LAKIP ini merupakan hasil kerja sama yang baik diantara

seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengingat

dalam proses penyusunan LAKIP dilakukan berjenjang dari lingkup Kementerian, Eselon

I, Eselon II sampai dengan unit kerja mandiri (UPTP). Disamping itu Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Tahun 2012 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan

capaian strategis yang ditunjukkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun Anggaran 2012.

Selanjutnya, dalam rangka mendukung proses pelaksanaan reformasi birokrasi

sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010

tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014, melalui Surat Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3086/M.PAN-

RB/11/2012, tanggal 12 November 2012, perihal Hasil Penilaian Kesiapan Reformasi

Birokrasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dinyatakan siap melaksanakan

pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan selanjutnya telah diajukan kepada Menteri

Keuangan dan diproses dalam rapat Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional

(KPRBN).

Page 81: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

KETERANGAN :

1. : GARIS KOMANDO. 2 : GARIS PEMBINAAN ADMINISTRATIF.

LAMPIRAN : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER. 12/MEN/VIII/2010 Tanggal : 18 Agustus 2010

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN INFORMASI

MENTERI

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

SET.BADAN

SET. ITJEN

SEKRETARIAT JENDERAL

RIAT JENDERAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN

TENAGA KERJA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

DAN PRODUKTIVITAS

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN

INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

STAF AHLI BIDANG :

1. EKONOMI DAN SUMBER DAYA MANUSIA; 2. KEPENDUDUKAN DAN OTONOMI DAERAH; 3. PENGEMBANGAN WILAYAH; 4. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA; DAN 5. HUBUNGAN INTERNASIONAL.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN

KETENAGAKERJAAN

DIREKTORAT PERLUASAN

KESEMPATAN KERJA DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA SEKTOR INFORMAL

DIREKTORAT PENEMPATAN

TENAGA KERJA DALAM NEGERI

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENGGUNAAN

TENAGA KERJA ASING

DIREKTORAT PENEMPATAN

TENAGA KERJA LUAR NEGERI

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

PASAR KERJA

DIREKTORAT PENYERASIAN LINGKUNGAN

DIREKTORAT PENGEMBANGAN SARANA

DAN PRASARANA KAWASAN

DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA

DIREKTORAT PENINGKATAN KAPASITAS

SDM DAN MASYARAKAT

DIREKTORAT PERENCANAAN

TEKNIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN

KAWASAN

INSPEKTORAT JENDERAL

RIAT JENDERAL

SET.DITJEN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KETENAGAKERJAAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KETRANSMIGRASIAN

PUSAT DATA DAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN

PUSAT DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN

3. Ditjen Binalattas membawahi 8 Balai Besar , 10 Balai dan Sekretariat BNSP.

4. Ditjen Binapenta membawahi 1 Balai Besar.

5. Pusat K3 melalui Setjen membawahi 1 Balai Besar dan 3 Balai. 6. Balitfo membawahi 1 Balai.

INSPEKTORAT IV

INSPEKTORAT III

INSPEKTORAT II

INSPEKTORAT I

BIRO PERENCANAAN

BIRO KEUANGAN

BIRO ORGANISASI

DAN KEPEGAWAIAN

BIRO HUKUM

BIRO UMUM

PUSAT ADMINISTRASI KERJASAMA

LUAR NEGERI

PUSAT HUBUNGAN

MASYARAKAT

PUSAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA

DIREKTORAT BINA PEMAGANGAN

DIREKTORAT BINA LEMBAGA DAN SARANA

PELATIHAN KERJA

DIREKTORAT BINA INSTRUKTUR DAN

TENAGA PELATIHAN

DIREKTORAT STANDARDISASI

KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN PEMASYARAKATAN

HUBUNGAN INDUSTRIAL

DIREKTORAT PENGUPAHAN DAN JAMINAN

SOSIAL TENAGA KERJA

DIREKTORAT PERSYARATAN KERJA,

KESEJAHTERAAN DAN ANALISIS DISKRIMINASI

DIREKTORAT BINA PENEGAKAN

HUKUM

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KERJA

PEREMPUAN DAN ANAK

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KERJA

DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

DIREKTORAT FASILITASI PENEMPATAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT PENYEDIAAN TANAH

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR KAWASAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS

PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT PARTISIPASI MASYARAKAT

SET.DITJEN

SET.DITJEN

SET.DITJEN

SET.DITJEN

SET.DITJEN

STAF AHLI

DIREKTORAT PRODUKTIVITAS DAN

KEWIRAUSAHAAN

PUSAT PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN

PEGAWAI

PUSAT PERENCANAAN

TENAGA KERJA

Page 82: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

DOKUMEN PENGUKURAN KINERJA

KEMENTERIAN : TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

TAHUN ANGGARAN :

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI SATUAN % PROGRAM %

PAGU REALISASI

1 Meningkatnya Daya Saing 1 Jumlah orang yang mengikuti pelatihan 160.606 138.562 orang 86,27 Program Peningkatan 886.429.146.000 805.487.910.517 90,87

dan Produktivitas Tenaga berbasis kompetensi Kompetensi Tenaga

Kerja Kerja dan Produk- 85.150.056.000

2 Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi 12.374 11.312 orang 91,42 tivitas 28.260.545.000

3 Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan 49.764 56.909 orang 114,36

pekerjaan

2 Meningkatnya pelayanan 1 Jumlah penempatan tenaga kerja melalui 75.000 95.407 orang 127,21 Program Penempatan 687.640.788.000 629.775.130.357 91,58

penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/ Antar 33 33 provinsi 100,00 dan Perluasan Kesem-

dan perluasan kesempatan Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga patan Kerja 6.693.611.000

kerja kerja 141.592.802.000

2 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelengga- 360 358 kabupaten/ 99,44 2.804.950.000

rakan program pengurangan pengangguran kota

sementara

3 Jumlah penganggur yang memperoleh 105.000 105.037 orang 100,04

pekerjaan sementara

4 Jumlah wirausaha baru yang tercipta 10.000 17.174 orang 171,74

3. Terwujudnya hubungan 1 Ratio penyelesaian perselisihan hubungan 85 85 % 100,00 Program Pengembangan 184.063.004.000 162.125.694.823 88,08

industrial yang harmonis industrial di luar Pengadilan Hubungan Hubungan Industrial dan

dan meningkatnya peran Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk Peningkatan Jaminan

kelembagaan industrial perjanjian bersama Sosial Tenaga Kerja

2 Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di 400 427 LKS 106,75

perusahaan

3 Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/Kota 50 22 LKS 44,00

4 Meningkatnya penerapan Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem 53.000 53.000 perusahaan 100,00 Program Perlindungan 349.739.293.000 334.879.624.334 95,75

pelaksanaan peraturan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja dan

perundang-undangan Kerja (SMK3) Pengembangan Sistem

ketenagakerjaan di Pengawasan Ketena-

tempat kerja gakerjaan

2012

ANGGARAN

Page 83: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

5 Terwujudnya permukiman 1 Jumlah kawasan yang dibangun 63 60 lokasi 95,24 Program Pembangunan 796.344.991.000 724.779.043.422 91,01

dalam kawasan transmigrasi Kawasan Transmigrasi

sebagai tempat tinggal dan 2 Jumlah transmigran yang ditempatkan 9.064 7.546 KK 83,25

tempat berusaha yang layak

6 Berkembangnya masyarakat 1 Jumlah permukiman transmigrasi/kawasan 34 34 kimtrans 100,00 Program Pengembangan 725.455.419.000 678.956.371.202 93,59

dan kawasan transmigrasi transmigrasi yang dikembangkan sarananya Masyarakat dan Kawasan

yang terintegrasi dalam satu Transmigrasi 8.907.677.000

kesatuan sistem pengemba- 2 Jumlah permukiman transmigrasi/kawasan 49 54 kimtrans 110,20 65.220.473.000

ngan ekonomi wilayah yang transmigrasi yang dikembangkan prasarana- 129.761.328.000

berdaya saing nya

3 Jumlah kelembagaan ekonomi yang 87 134 lembaga 154,02

fungsional di permukiman/kawasan

transmigrasi

4 Jumlah kewirausahaan yang berkembang 2.000 2.360 orang 118,00

di permukiman transmigrasi/kawasan

transmigrasi

5 Jumlah permukiman transmigrasi yang 18 23 kimtrans 127,78

mandiri

7 Terselenggaranya dukungan 1 Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan 13 13 bahan 100,00 Program Dukungan 369.262.926.000 351.333.344.848 95,14

manajemen dan pelaksanaan evaluasi program dan anggaran 23 23 laporan 100,00 Manajemen dan Dukungan

tugas teknis lainnya di lingku- Kemnakertrans Teknis Lainnya

ngan Kemnakertrans Kemnakertrans

2 Jumlah pengelola keuangan yang tersedia 2.500 3.262 orang 130,48

3 Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara 20 20 laporan 100,00

200 200 kasus 100,00

4 Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja 87 87 dokumen 100,00

5 Jumlah peraturan perundang-undangan yang 2 2 RUU 100,00

dihasilkan 6 9 RPP 150,00

2 2 RPERPRES 100,00

30 21 RPERMEN/ 70,00

KEPMEN

6 Jumlah kasus hukum yang diselesaikan 20 44 kasus 220,00

7 Jumlah laporan BMN 359 311 satker 86,63

Page 84: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/130843... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 ... 2010 –

8 Tercapainya ketaatan dan Jumlah Pengawasan Inspektorat 1.200 1.200 obrik 100,00 Program Pengawasan 42.926.043.000 41.126.865.933 95,81

kepatuhan aparat serta mitra (objek pemeriksaan) dan Peningkatan Akunta- 46.508.984.000

kerja dalam mewujudkan tata bilitas Aparatur 289.050.000

pemerintahan yang baik, Kemnakertrans

bersih, transparan, akuntabel

dan bebas dari unsur kolusi, 336.475.000

korupsi, dan nepotisme (KKN)

9 Meningkatnya pemanfaatan 1 Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, 14 14 kajian 100,00 Program Penelitian dan 61.935.463.000 58.898.122.108 95,10hasil penelitian dan pengem- prosedur dan kriteria bidang ketenagakerjaan Pengembangan

bangan serta data dan infor- Kemnakertrans

masi untuk mendukung 2 Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, 17 17 kajian 100,00

kebijakan Kemnakertrans dan pengembangan model penyelenggaraan

ketransmigrasian

3 Jumlah pengumpulan, pengolahan, analisis, 22 21 jenis 95,45

dan penyajian data dan informasi ketenaga-

kerjaan dan ketransmigrasian

4.894.226.000

4.103.797.073.000 3.787.362.107.544 92,29

Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si.