LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5....

30
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/ PROTEKSI ISI LAPORAN AKHIR PENELITIAN Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun kecuali oleh peneliti dan pengelola administrasi penelitian LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGAL ID Proposal: 38bd12d5-fee1-4e45-96fb-3109fd8ebd46 Laporan Akhir Penelitian: tahun ke-3 dari 3 tahun 1. IDENTITAS PENELITIAN A. JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TRANSCULTURAL NURSING TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA SUKU MADURA B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU Bidang Fokus RIRN / Bidang Unggulan Perguruan Tinggi Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang Ilmu Kesehatan dan Obat - Manajemen, Kebijakan dan Sistem Kesehatan Masyarakat Ilmu Keperawatan C. KATEGORI, SKEMA, SBK, TARGET TKT DAN LAMA PENELITIAN Kategori (Kompetitif Nasional/ Desentralisasi/ Penugasan) Skema Penelitian Strata (Dasar/ Terapan/ Pengembangan) SBK (Dasar, Terapan, Pengembangan) Target Akhir TKT Lama Penelitian (Tahun) Penelitian Desentralisasi Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi SBK Riset Terapan SBK Riset Terapan 6 3 2. IDENTITAS PENGUSUL Nama, Peran Perguruan Tinggi/ Institusi Program Studi/ Bagian Bidang Tugas ID Sinta H-Index ESTI YUNITASARI Ketua Pengusul Universitas Airlangga Keperawatan 5985146 1 Dr ANDRI SETIYA WAHYUDI S.Kep, Ners, M.Kep Anggota Pengusul 2 Universitas Airlangga Keperawatan Meta analisa, uji coba model, evaluasi uji coba model, rekomendasi dan Focus Group Discussion 5983175 0 Dr AH YUSUF S M.Kes Analisis Data, Uji coba Universitas Airlangga Keperawatan 257455 2

Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5....

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PROTEKSI ISI LAPORAN AKHIR PENELITIAN Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun

kecuali oleh peneliti dan pengelola administrasi penelitian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGAL

ID Proposal: 38bd12d5-fee1-4e45-96fb-3109fd8ebd46Laporan Akhir Penelitian: tahun ke-3 dari 3 tahun

 1. IDENTITAS PENELITIAN

  A. JUDUL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TRANSCULTURAL NURSING TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA SUKU MADURA

   B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU

Bidang Fokus RIRN / Bidang Unggulan Perguruan Tinggi

Tema Topik (jika ada)Rumpun Bidang

Ilmu

Kesehatan dan Obat -

Manajemen, Kebijakan dan Sistem Kesehatan Masyarakat

Ilmu Keperawatan

   C. KATEGORI, SKEMA, SBK, TARGET TKT DAN LAMA PENELITIAN

Kategori (Kompetitif Nasional/

Desentralisasi/ Penugasan)

Skema Penelitian

Strata (Dasar/ Terapan/

Pengembangan)

SBK (Dasar, Terapan,

Pengembangan)

Target Akhir TKT

Lama Penelitian (Tahun)

Penelitian Desentralisasi

Penelitian Terapan Unggulan Perguruan

Tinggi

SBK Riset Terapan

SBK Riset Terapan

6 3

 2. IDENTITAS PENGUSUL

Nama, PeranPerguruan

Tinggi/ Institusi

Program Studi/ Bagian

Bidang Tugas ID Sinta H-Index

ESTI YUNITASARI

Ketua Pengusul

Universitas Airlangga

Keperawatan 5985146 1

Dr ANDRI SETIYA

WAHYUDI S.Kep, Ners, M.Kep

Anggota Pengusul

2

Universitas Airlangga

Keperawatan

Meta analisa, uji coba model, evaluasi uji coba model, rekomendasi dan Focus Group Discussion

5983175 0

Dr AH YUSUF S M.Kes

Analisis Data, Uji coba

Universitas Airlangga

Keperawatan 257455 2

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Anggota Pengusul

1

model,Publikasi pada jurnal Internasional.

 3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)

Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor

Mitra Nama Mitra

  Mitra Pelaksana Penelitian  dr Nurus Zakiyah (Kepala Puskesmas Sreseh Sampang, Madura)

  Mitra Calon Pengguna  dr Nurus Zakiyah (Kepala Puskesmas Sreseh Sampang, Madura)

 4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran Wajib

Tahun Luaran

Jenis Luaran

Status target capaian (accepted, published, terdaftar

atau granted, atau status lainnya)

Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten,

keterangan sejenis lainnya)

  3  Dokumentasi hasil uji coba produk

  Ada   -

Luaran Tambahan

Tahun Luaran

Jenis LuaranStatus target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted,

atau status lainnya)

Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan

sejenis lainnya)

  3  Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional

  accepted/published  Asian Nursing Research dan Pakistan Journal of Nutrition

5. ANGGARAN

Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.

Total RAB 3 Tahun Rp. 131,200,000

Tahun 1 Total Rp. 0

Tahun 2 Total Rp. 0

Tahun 3 Total Rp. 131,200,000

Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol.Biaya

SatuanTotal

Analisis Data HR Pengolah DataP (penelitian)

1 5,000,000 5,000,000

Analisis Data Tiket OK (kali) 1 600,000 600,000

Analisis DataHR Sekretariat/Administrasi Peneliti

OB 2 1,500,000 3,000,000

Analisis Data Uang Harian OH 2 1,000,000 2,000,000

Analisis Data Transport Lokal OK (kali) 2 200,000 400,000

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol.Biaya

SatuanTotal

Analisis Data Penginapan OH 2 800,000 1,600,000

Analisis Data Biaya konsumsi rapat OH 5 500,000 2,500,000

Bahan Barang Persediaan Unit 1 500,000 500,000

Bahan ATK Paket 10 500,000 5,000,000

BahanBahan Penelitian (Habis Pakai)

Unit 10 300,000 3,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

HR Sekretariat/Administrasi Peneliti

OB 2 750,000 1,500,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya seminar nasional Paket 2 7,500,000 15,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya seminar internasional Paket 2 7,500,000 15,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya Publikasi artikel di Jurnal Nasional

Paket 2 1,000,000 2,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Luaran KI (paten, hak cipta dll)

Paket 2 2,000,000 4,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Publikasi artikel di Jurnal Internasional

Paket 3 5,000,000 15,000,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Uang harian rapat di dalam kantor

OH 5 500,000 2,500,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Uang harian rapat di luar kantor

OH 5 500,000 2,500,000

Pelaporan, Luaran Wajib, dan Luaran Tambahan

Biaya konsumsi rapat OH 10 900,000 9,000,000

Pengumpulan DataHR Sekretariat/Administrasi Peneliti

OB 2 500,000 1,000,000

Pengumpulan Data FGD persiapan penelitian Paket 4 500,000 2,000,000

Pengumpulan Data HR Pembantu Peneliti OJ 4 500,000 2,000,000

Pengumpulan Data HR Pembantu Lapangan OH 5 500,000 2,500,000

Pengumpulan Data HR Petugas Survei OH/OR 6 800,000 4,800,000

Pengumpulan Data Transport OK (kali) 6 500,000 3,000,000

Pengumpulan DataUang harian rapat di luar kantor

OH 10 500,000 5,000,000

Pengumpulan Data Biaya konsumsi OH 10 500,000 5,000,000

Sewa Peralatan Peralatan penelitian Unit 10 700,000 7,000,000

Sewa Peralatan Ruang penunjang penelitian Unit 10 380,000 3,800,000

Sewa Peralatan Transport penelitian OK (kali) 10 500,000 5,000,000

 6. HASIL PENELITIAN

A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.

 

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

           Latar Belakang                    ASI (Air Susu Ibu) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi tanpa ada makanan tambahan yang lain sampai bayi berusia 6 bulan. Makanan tambahan lain yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa cairan ( susu formula, segala buah, air teh, madu) maupun makanan padat seperti halnya pisang, pepaya, bubur, biskuit dan hal lain yang sejenis. ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan beberapa kajian dan fakta global. Kajian global “The Lancet Braestfeeding Series, 2016 telah membuktikan 1) Menyusui Eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, 2) Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena tidak mendapatkan ASI Ekslusif. Investasi dalam pencegahan BBLR, Stunting dan meningkatkan IMD dan ASI Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis (Patal, 2013). Tidak menyusui berhubungan dengan kehilangan nilai ekonomi sekitar          $302 milyar setiap tahunnya atau sebesar 0-49% dari Pendapatan Nasional Broto (Lancet, 2016).          Capaian ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%. Laporan dari Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2013, cakupan pemberian ASI 0-6 bulan hanyalah 54,3% (Pusdatin, 2015) Menurut WHO/UNICEF, standar emas pemberian makan pada bayi dan anak adalah 1) mulai segera menyusui dalam 1 jam setelah lahir 2) menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan, dan 3) mulai umur 6 bulan bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan 4) meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan atau lebih. ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak.          Berbagai upaya telah dilakukan oleh petugas kesehatan dan pemerintah sudah cukup baik agar bayi mendapatkan ASI Eksklusif seperti pemasangan poster tentang menyusui eksklusif, pemberian pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif, kegiatan posyandu dan penimbangan balita, kunjungan rumah pada ibu paska bersalin, namun pada          1                    kenyataannya masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Alasan yang dikemukakan tersebut salah satunya adalah karena faktor budaya. Echongi merupakan budaya pada suku madura untuk memberikan pisang pada bayi beberapa saat setelah bayi baru lahir. Alasan mereka melakukan ini adalah agar bayi kenyang sehingga tidak rewel.echongi tersebut masih terjadi sampai hari ini terutama pada suku madura di pedalaman, yaitu 100% bayi baru lahir diberikan pisang beberapa saat setelah lahir sampai anak tersebut bisa diberikan makanan lain seperti nasi, roti, dengan pendamping ASI.          Beberapa alasan mengapa echongi ini terjadi pada sebagian besar suku madura terutama yang ada di pedalaman adalah karena mereka berkeyakinan bayi yang diberikan pisang akan kenyang dan tidak rewel serta terdapat ibu ibu yang mempertahankan kekuatan ekonomi keluarga terutama yang tinggal di daerah urban/rural bekerja membantu suami mencari nafkah. Sehingga mereka mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya, dan anak diasuh oleh orang tuanya atau mertuanya yang lebih memilih memberikan PASI meskipun belum saatnya. Seharusnya ASI Eksklusif masih bisa diberikan meskipun ibu tetap bekerja.          Untuk mencapai keberhasilan menyusui pada suku madura memerlukan dukungan banyak pihak termasuk dukungan pemerintah, dukungan tokoh masyarakat dan tokoh agama, dan semua lapisan masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan. Pada suku madura, tokoh masyarakat maupun tokoh agama merupakan orang yang sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini merupakan potensi yang dimiliki oleh suku madura dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melaui tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di daerah tersebut dan sangat disegani seperti kiyai, kepada desa atau terkenal dengan istilah pak klebun. Sampai saat ini pemberdayaan

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

masyarakat yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif belum pernah dilakukan pada masyarakat suku madura padahal jika dilihat dari adat echongi yang seharusnya kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberdayaan masyarakat seharusnya bisa digunakan di dalam strategi agar ASI bisa diberikan secara Eksklusif pada suku madura.          Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional, 1983). Dalam pelaksanaannya, pemberian asuhan keperawatan ditujukan kepada semua pihak yang berkaitan dengan potensi kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara luas yang mempunyai potensi untuk meningkatkan derajat kesehatan . Dalam melakukan asuhan keperawatan          2                    tersebut perawat mempunyai landasan teori keperawatan. Terdapat beberapa teori keperawatn yang dapat digunakan oleh perawat tergantung kebutuhan pada situasi mana pemecahan masalah akan dilakukan oleh perawat tersebut. Dalam situasi yang akan diteliti ini teori keperawatan yang digunakan adalah teori Transcultural Nursing.          Teori Transcultural nursing merupakan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan faktor faktor yang dapat menjelaskan mengapa ibu yang mempunyai bayi baru lahir melakukan echongi yang disertai dengan pemberdayaan masyarakat yang merupakan potensi yang dimiliki oleh masyarakat suku madura. Oleh karena itu, pengembangan model pemberdayaan masyarakat berbasis Transcultural Nursing terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku madura perlu di teliti dan dikembangkan dalam melakukan asuhan pada masyarakat atau komunitas kelompok atau suku tertentu yang berkontribusi dalam upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada anak sebagai penerus masa depan bangsa dan meningkatkan derajat kesehatan pada suku madura kususnya dan bagi bangsa Indonesia umumnya.                     Tujuan Tujuan Umum          Mengembangkan model pemberdayaan masyarakat berbasis Transcultural Nursing          terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura                    Tujuan Khusus                    1. Mengidentifikasi pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          2. Mempelajari faktor pemanfaatan technologi terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          3. Mempelajari faktor religi dan filosophy terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          4. Mempelajari kindship dan social factor terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          5. Mempelajari culture value terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura.                                                                                3                    6. Mempelajari political dan legal faktor terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Madura          7. Mempelajari faktor ekonomi terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          8. Mempelajari faktor pendidikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          9. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga dalam melakukan perawatan payudara saat Ante Natal Care terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          10. Menganalisis pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          11. Menganalisis pengaruh post partum care terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          12. Menganalisis pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          13. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          14. Menganalisis pengaruh dukungan tokoh masyarakat terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          15. Menganalisis pengaruh dukungan tokoh agama terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          16. Mengembangkan meta analisys dalam pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          17. Melaksanakan focus group discussion (FGD) dalam mempelajari berbagai masalah terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          18. Melaksanakan diskusi pakar dalam pengembangan model pemberdayaan masyarakat berbasis transcultural nursing terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura          19. Merumuskan pengembangan model pemberdayaan masyarakat berbasis transcultural nursing terhadap pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura                                                                                                              Tahapan Metode penelitian          Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional yang dilaksanakan meliputi 2 tahap. Tahapan pertama menggunakan desain eksplanasi. Desain eksplanasi dengan tujuan untuk menyusun pengembangan model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Transcultural Nursing Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Suku Madur. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Pada tahap satu penelitian ini tujuannya adalah mengidentifikasi faktor transcultural nursing yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura. Faktor- faktor tersebut meliputi pemanfaatan teknologi, religi dan filosophy, kindship dan social factor, culture value, political dan legal, ekonomi, pendidikan, variabel intervensi keperawatan (Saat ANC, Intra natal, Post natal). Metode yang digunakan pada penelitian tahap 1 ini adalah discriptive crossectional. Hasil semua penelitian awal yang telah dilaksanakan, ditelaah lebih lanjut dalam kegiatan meta-analisis untuk mendapatkan issue strategis, sebagai bahan masukan dalam kegiatan focus group discussion (FGD). Kegiatan FGD ini melibatkan seluruh stake holder, lintas sektoral yang terlibat dalam issue strategis yang ditemukan. Berbagai alternatif solusi yang telah didapatkan dalam FGD, dianalisis dan ditelaah lebih mendalam dengan ahlinya dalam bentuk diskusi pakar. Dengan demikian, usulan kebijakan strategis yang akan dikembangkan dalam dapat dirumuskan dengan baik. Uraian          Tahapan kedua penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Tujuan penelitian pada

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

tahap kedua adalah untuk tahap simulasi model. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas penerapan model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Transcultural Nursing Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Suku Madura. Penelitian quasi eksperimen dilakukan dengan pretest sebelum dilakukan perlakuan dan postest setelah perlakuan diberikan.          Capaian Luaran penelitian          Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini meliputi :          Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional, tahun ke-2, ke -3 : accepted          Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi, tahun ke-2 : accepted          Hak Cipta, tahun ke-2 Target: terdaftar, tahun ke -3: granted          Teknologi Tepat Guna, tahun ke-3 : teknologi tepat guna          Buku Ajar (ISBN), tahun ke-2: terbit          Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), tahun ke-3 Skala 5          Model, tahun ke-3 : produk          Procceding dalam Keikutsertaan Seminar Internasional, tahun ke-1,2,3 : terbit          Visiting Lecturer, tahun ke-2 : Mengajar di Narusuan University of Thailand dengan materi sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan                    

 

B. KATA KUNCI: Tuliskan maksimal 5 kata kunci.

 

Pemberdayaan masyarakat, ASI Eksklusif, Suku Madura, Transcultural Nursing

 Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.

1. Hasil penelitian tahun pertama Tujuan penelitian pada tahun pertama adalah mengidentifikasi faktor transcultural nursing yang

berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura. Faktor- faktor tersebut meliputi

pemanfaatan teknologi, religi dan filosophy, kindship dan social factor, culture value, political dan

legal, ekonomi, pendidikan, variabel intervensi keperawatan (Saat ANC, Intra natal, Post natal).

Metode yang digunakan pada penelitian tahap 1 ini adalah discriptive crossectional pada Suku Madura

di kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang pada bulan Juli s.d November 2017. Hasil didapatkan

bahwa 82% ibu tidak ASI Eksklusif. Hasil uji statistic chi square diperoleh

p=0,00(teknologi),p=0,00(religi dan filosophy),p=0,04(kindship dan social factor), p=0.00 (culture

value) ,p=0,04 (political dan legal), p=0,03 (ekonomi), p=0,02 (Pendidikan), p=0,00 (ANC), p=0,03

(intra natal), p=0,00 (post natal), p=0.04(IMD). Aspek dalam Transcultural Nursing semua

berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada Suku Madura.

2. Hasil Penelitian Tahun Kedua

Tahapan penelitian selanjutnya di Tahun ke 2 adalah melakukan analisis terhadap faktor yang

paling berkontribusi dalam pemberian ASI Eksklusif pada Suku Madura dengan menggunakan uji

SEM dan melakukan FGD untuk menyusun Model pemberian ASI Eksklusif berbasis Transkultural

Nursing pada Suku Madura. Model yang dihasilkan dengan analisis AMOS 5.0 memiliki nilai

p=0.000 dan 2=9.623 yang berarti secara statistika signifikan dan merupakan model fit yang

dihasilkan. Model akhir yang dihasilkan berdasarkan analisis keempat yaitu:

Gambar 2.Model akhir yang dihasilkan pada pengembangan model faktor transcultural nursing

yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura.

Hasil penelitian menunjukkan dari analisis hubungan antar variabel bahwa model faktor

transcultural nursing yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura

memenuhi syarat. Hasil uji kelayakan model secara keseluruhan adalah baik. Hal ini didukung oleh

semua kriteria ketepatan model yang memenuhi rentang yang diharapkan.

C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

3. Hasil Penelitian Tahun Ketiga Simulasi model asuhan keperawatan faktor transcultural nursing yang berhubungan dengan

pemberian ASI Eksklusif pada suku Madura diterapkan pada kelompok perlakuan dengan tujuan

membuktikan efektifitas suatu model. Simulasi model dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan

masalah dengan memberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan dengan melibatkan tokoh

masyarakat dan tokoh agama secara langsung di tempat penelitian. Intervensi dalam konteks

penelitian ini menggunakan modul ASI eksklusfi bagi tokoh masyarakat dan tokoh agama yang telah

di HAKI kan oleh peneliti dengan nomor EC00201972017 sebagai salah satu output hasil penelitian

pada tahun ketiga. modul tersebut merupakan bentuk operasional dari intervensi keperawatan dalam

upaya melakukan kegiatan promosi kesehatan untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif pada suku

madura. Hasil penelitian pada tahun ketiga didapatkan data :

3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sepulu, tepatnya di Desa Bangsereh dan Desa Maneron

yang termasuk wilayah dari Kabupaten Bangkalan. Jarak yang ditempuh dari Surabaya ke Kecamatan

Sepulu sekitar ±60 Km. Kecamatan Sepulu terdiri dari 15 desa yaitu Desa Bangsereh, Banyior,

Gangseyan, Gunelap, Kelbung, Klabetan, Klapayan, Labuhan, Lembung Paseser, Maneron, Prancak,

Saplasah, Sepulu, Tanagura Barat dan Tanagura Timur. Luas wilayah sekitar 73 km2

dengan jumlah

penduduk sekitar 40.141 jiwa.

Desa yang menjadi tempat penelitian adalah Desa Bangsereh sebagai desa kelompok perlakuan

dan Desa Maneron sebagai kelompok kontrol. Desa Bangsereh terletak jauh ±10 km di bagian timur

Desa Sepulu dimana pemukiman warga nampak jarang terlihat karena kondisi geografis berupa

perbukitan. Penelitian dilakukan di Puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Bangsereh namun masih

dalam lingkup wilayah desa yang memiliki akses jalan beraspal. Sedangkan Desa Maneron merupakan

desa yang letaknya paling dekat dengan pusat daerah yaitu Kecamatan Sepulu tepatnya di daerah

selatan dengan akses jalan berupa jalan raya besar beraspal. Kegiatan penelitian dilakukan di rumah

salah satu warga yang dijadikan Posyandu daerah setempat.

ASI Eksklusif menjadi program yang paling digencarkan di Puskesmas Sepulu untuk

menurunkan masalah gizi buruk, Angka Kematian Bayi (AKB), dan ASI Non-Eksklusif pada bayi.

Namun angka cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sepulu Kabupaten Bangkalan hanya

sekitar 33,6% dari 1.217 bayi dan masih jauh untuk mencapai target sebesar 70%. Oleh karena itu,

dibutuhkan kerjasama lintas sektor antara pihak puskesmas dan tenaga kesehatan, masyarakat, tokoh

masyarakat dan agama serta instansi setempat dalam meningkatkan pemberian ASI ekslusif.

3.2. Karakteristik Demografi Responden

Pada bagian ini akan diuraikan karakteristik dari 70 responden keluarga kelompok kontrol dan

perlakuan berdasarkan umur, jenis kelamin, hubungan keluarga dengan ibu hamil, pendidikan terakhir,

pekerjaan, pendapatan bulanan dan 70 responden ibu hamil kelompok kontrol dan perlakuan

berdasarkan berdasarkan umur ibu, usia kehamilan, jumlah anak, pekerjaan, pendapatan bulanan,

bentuk keluarga.

Tabel 3.1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Keluarga kelompok kontrol dan perlakuan

dalam Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Pengetahuan, Sikap dan

Dukungan Keluarga Ibu Hamil dalam Persiapan ASI Eksklusif di Kecamatan Sepulu 2019. No Karakteristik Keluarga Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

1 Umur f % f %

20-30 tahun 4 11 9 26

31-40 tahun 5 14 6 17

41-50 tahun 7 20 4 11

>50 tahun 19 54 16 46

Total 35 100 35 100

2 Jenis Kelamin f % f %

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Laki-laki 4 11 11 31

Perempuan 31 89 24 69

Total 35 100 35 100

3 Hubungan Keluarga

dengan Ibu Hamil

f % f %

Ibu Kandung 19 54 13 37

Ibu Mertua 7 20 8 23

Kakak 6 17 2 6

Adik 0 0 1 3

Suami 2 6 11 31

Nenek 1 3 0 0

Total 35 100 35 100

4 Pendidikan Terakhir f % f %

SD 25 72 20 57

SMP 5 14 5 14

SMA 5 14 10 29

Total 35 100 35 100

5 Pekerjaan f % f %

Tidak Bekerja 18 51 14 40

Swasta 17 49 21 60

Total 35 100 35 100%

Berdasarkan Tabel 3.1 mengenai karakteristik responden ibu hamil dilihat dari segi umur,

sebagian besar responden memiliki rentang umur yang masuk kedalam kategori usia reproduksi subur

yaitu 20-30 tahun sejumlah 26 responden (74%) pada kelompok kontrol dan 27 responden (77%) pada

kelompok perlakuan. Dilihat dari segi usia kehamilan sebagian besar responden pada kelompok

kontrol memasuki usia kehamilan trimester ketiga (7-9 bulan). Sedangkan pada kelompok perlakuan,

persentase terbanyak pada usia kehamilan trimester kedua (4-6 bulan) sebanyak 49%. Jumlah anak

pada responden ibu hamil kelompok kontrol sebagian besar antara 1 dan 2 orang anak dengan

persentase sama yaitu 34%, sedangkan pada kelompok perlakuan persentase paling besar yaitu jumlah

anak 1 orang dengan persentase 37%, dapat dianalisa bahwa responden pada penelitian ini sebagian

besar sudah merealisasikan program KB dari pemerintah. Sebagian besar responden ibu hamil tinggal

dalam bentuk keluarga besar (ayah, ibu, kakek, nenek, paman,dll) pada kelompok kontrol sebanyak

80% dan pada kelompok perlakuan sebanyak 74%. Sebagian besar pekerjaan ibu sebagai ibu rumah

tangga, pada kelompok kontrol sebanyak 63% dan pada kelompok perlakuan sebesar 77%.

3.3. Data Khusus

Pada bagian ini akan diuraikan distribusi variabel yang diukur pada kelompok kontrol dan

perlakuan dalam persiapan pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil di Kecamatan Sepulu Kabupaten

Bangkalan tahun 2019, yaitu pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Berikut ini adalah uraian

masing-masing variabel dalam bentuk tabel:

Tabel 3.2 Pengaruh pemberian community empowerment education terhadap pengetahuan keluarga

ibu hamil dalam persiapan ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.

Pengetahuan

Pretest Uji

Mann

Whitney

Posttest Uji

Mann

Whitney Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

Kelompok

Kontrol

12 20 3

p =

0,002

13 18 4

p =

0,000 Std. Deviasi 1,47 1,31

Mean ( ) 7,89 8,09

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Kelompok

Perlakuan

10 14 11 29 5 1

Std. Deviasi 1,77 0,926

Mean ( ) 6,51 9,29

Uji Wilcoxon p (kontrol) = 0,020

p (perlakuan) = 0,000

Uji Homogen p = 0,178

Tabel 3.3 Interval Kategori Tingkat Pengetahuan.

Kelompok Kontrol

Kategori Pre-test Post-test

Interval f Interval f

Baik ≥9 12 ≥9 13

Cukup 7-8 20 7-8 18

Kurang ≤6 3 ≤6 4

Kelompok Perlakuan

Kategori Pre-test Post-test

Interval f Interval f

Baik ≥8 10 ≥9 29

Cukup 6-7 14 8 5

Kurang ≤5 11 ≤7 1

Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukkan perbandingan pengetahuan keluarga ibu hamil dalam

persiapan pemberian ASI eksklusif sebelum dan sesudah pemberian intervensi community

empowerment education. Uji statistik wilcoxon signed rank untuk tingkat pengetahuan pada kelompok

kontrol menunjukkan nilai p = 0,020 yang lebih kecil dari 0,05 artinya bahwa terdapat sedikit

perbedaan atau pengaruh pada aspek pengetahuan kelompok kontrol antara pre-test dan post-test.

Sedangkan pada kelompok perlakuan, uji statistik wilcoxon signed rank menunjukkan variabel

pengetahuan mengalami peningkatan secara signifikan p = 0,000 (<0,05) dapat diartikan bahwa

pemberian intervensi community empowerment education memberikan pengaruh pada kelompok

perlakuan. Kemudian, hasil dari uji statistik mann whitney diperoleh nilai signifikansi p = 0,000

(<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan, dapat diartikan bahwa pemberian intervensi

community empowerment education memberikan peningkatan pengetahuan yang lebih baik terhadap

responden keluarga.

Tabel 3.4 Pengaruh pemberian community empowerment education terhadap sikap keluarga ibu hamil

dalam persiapan ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.

Sikap

Pretest Uji

Mann

Whitney

Posttest Uji

Mann Whitney ≥Mean

(Positif)

<Mean

(Negatif)

≥Mean

(Positif)

<Mean

(Negatif)

Kelompok

Kontrol

16 19

p = 0,088

18 17

p = 0,000 Std. Deviasi 4,68 4,35

Mean ( ) 27 27,94

Kelompok

Perlakuan

19 16 24 11

Std. Deviasi 4,29 3,87

Mean ( ) 24,86 34,20

Uji Wilcoxon p (kontrol) = 0,075

p (perlakuan) = 0,000

Uji Homogen p = 0,667

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Tabel 5.9 Interval Kategori Sikap.

Kelompok Kontrol

Kategori Pre-test Post-test

Interval f Interval f

Positif ≥27 16 ≥27,94 18

Negatif <27 19 <27,94 17

Kelompok Perlakuan

Kategori Pre-test Post-test

Interval f Interval f

Baik ≥24,86 19 ≥34,2 24

Cukup <24,86 16 <34,2 11

Pada tabel 3.4 diketahui bahwa sikap pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perubahan

yang signifikan antara pre-test dan post-test dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon signed rank yang

menunjukkan p = 0,75 (>0,05) dapat diartikan bahwa pemberian penyuluhan tidak memberikan

pengaruh pada sikap kelompok kontrol. Sedangkan sikap pada kelompok perlakuan dari hasil uji

statistik wilcoxon signed rank menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 (<0,05) hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara pre-test dan post-test pada sikap kelompok

perlakuan. Kemudian uji hasil dari uji statistik mann whitney diperoleh nilai signifikansi p = 0,000

(<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan, dapat diartikan bahwa pemberian intervensi

community empowerment education memberikan peningkatan sikap yang lebih positif terhadap

responden keluarga.

Tabel 3.5 Pengaruh pemberian community empowerment education terhadap dukungan keluarga ibu

hamil dalam persiapan ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.

Dukungan

Pretest Uji

Mann

Whitney

Posttest Uji

Mann Whitney Baik Cukup

Kurang

Baik Cukup

Kurang

Kelompok

Kontrol

4 28 3

p =

0,361

5 24 6

p = 0,000 Std.

Deviasi

5,42 4,98

Mean ( ) 25,86 28,8

Kelompok

Perlakuan

6 22 7 7 24 4

Std.

Deviasi

5,14 2,8

Mean ( ) 25,14 33,31

Uji

Wilcoxon

p (kontrol) = 0,000

p (perlakuan) = 0,000

Uji

Homogen

p = 0,916

Tabel 3.6 Interval Kategori Tingkat Dukungan.

Kelompok Kontrol

Kategori Pre-test Post-test

Interval f Interval f

Baik ≥31 4 ≥34 5

Cukup 21-30 28 25-33 24

Kurang ≤20 3 ≤20 6

Kelompok Perlakuan

Kategori Pre-test Post-test

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Interval f Interval f

Baik ≥30 6 ≥36 7

Cukup 21-29 22 31-35 24

Kurang ≤20 7 ≤30 4

Dukungan keluarga dibuktikan dengan tabel 3.6 bahwa hasil jawaban responden ibu hamil

seminggu setelah diberikan penyuluhan dan intervensi. Pada kelompok kontrol menunjukkan

perubahan antara pre-test dan post-test dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon signed rank yang

menunjukkan p = 0,000 (<0,05). Pada kelompok perlakuan juga menunjukkan perubahan antara pre-

test dan post-test dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon signed rank yang menunjukkan p = 0,000

(<0,05). Meskipun demikian, hasil uji statistik mann whitney diperoleh nilai signifikansi p = 0,000

(<0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan, dapat diartikan bahwa pemberian intervensi

community empowerment education memberikan peningkatan dukungan keluarga yang lebih baik

terhadap responden ibu hamil.

3.4. Pembahasan

Setelah dilakukan analisis, maka pada bagian pembahasan akan diuraikan mengenai pengetahuan,

sikap dan dukungan keluarga sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti

pada kelompok kontrol, serta pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga sebelum dan sesudah

pemberian intervensi community empowerment education pada kelompok perlakuan.

1. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Pengetahuan Keluarga dalam

Persiapan ASI Eksklusif

Pengetahuan keluarga sebelum diberikan penyuluhan kesehatan tentang ASI eksklusif, jauh

berbeda antara kelompok kontrol dan perlakuan, sebagian besar responden kelompok kontrol memiliki

tingkat pengetahuan baik sebanyak 12 responden (34%) sedangkan kelompok perlakuan sebanyak 10

responden (29%). Namun saat setelah diberikan penyuluhan oleh peneliti pada kelompok kontrol,

pengetahuan responden tidak mengalami peningkatan yang signifikan dengan jumlah dan persentase

responden tetap. Sedangkan pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi community

empowerment education sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 orang

(40%), setelah diberikan intervensi mengalami perubahan secara signifikan menjadi 29 responden

berpengetahuan baik (83%).

Hasil uji wilcoxon signed rank menunjukkan nilai p = 0,020 (<0,05) yang dapat diartikan bahwa

terdapat pengaruh atau perubahan pada kelompok kontrol pre-test dan post-test namun tidak

signifikan, sedangkan pada kelompok perlakuan terlihat dari hasil uji wilcoxon signed rank

menunjukkan nilai p = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan secara signifikan antara

pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi community empowerment education pada

responden kelompok perlakuan. Hasil uji statistik mann whitney yang membandingkan antara hasil

post-test kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan perbedaan peningkatan pengetahuan antara

kelompok yang diberikan penyuluhan oleh peneliti dibandingkan kelompok yang diberikan

penyuluhan dengan metode community empowerment education. Sehingga dapat dinyatakan bahwa

community empowerment education memberikan pengaruh terhadap pengetahuan keluarga ibu hamil

dalam persiapan pemberian ASI eksklusif.

Beberapa faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang ASI eksklusif

adalah faktor jenis kelamin dan hubungan keluarga dengan ibu hamil. Hal ini dibuktikan dari sebagian

besar responden kelompok kontrol berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 31 responden (89%)

dan sebagian besar berstatus sebagai ibu dari ibu hamil yaitu sebanyak 15 responden (43%), meskipun

sebagian besar (54%) berusia lanjut (>50tahun) dan sebanyak 25 responden atau (71%) hanya lulusan

SD namun perolehan hasil pre-test menunjukkan bahwa pengetahuan kelompok kontrol jauh lebih

unggul daripada kelompok perlakuan. Hal ini juga dapat dipengaruhi dari segi letak geografis desa

kelompok kontrol yaitu Desa Maneron yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan dan ketersediaan

fasilitas kesehatan. Menurut Notoatmodjo [1], hasil dari beberapa pengalaman dan observasi yang

terjadi di masyarakat bahwa perilaku kesehatan diawali dengan pengalaman-pengalaman serta adanya

faktor eksternal baik lingkungan fisik maupun non fisik.

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Keadaan ini membuktikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula, karena pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal,

melainkan dibentuk dari peran lingkungan pula. Namun, karena penyampaian informasi hanya

penyuluhan berupa ceramah biasa oleh peneliti, sehingga tingkat pengetahuan responden keluarga

pada kelompok kontrol naik namun tidak secara signifikan, sedangkan pada kelompok perlakuan,

pemberian informasi dilakukan dengan keterlibatan langsung oleh tokoh agama yang membuat

masyarakat antusias untuk mendengarkan dan mendapat informasi sehingga peningkatan pengetahuan

naik secara signifikan. Keadaan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Puspita Sari

tentang “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita tentang Faktor Risiko

Kanker Payudara” menyatakan bahwa seseorang dengan pendidikan rendah tetap mampu memiliki

pengetahuan yang luas jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai perkembangan

teknologi media, seperti media sosial [2].

Sementara faktor lain yang mempengaruhi yaitu umur responden, dimana pada kelompok kontrol

sebagian besar responden berusia lebih dari 50 tahun, sementara pada kelompok perlakuan

perbandingan usia dibawah 50 tahun lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa penyerapan informasi

pada usia produktif lebih efektif dibandingkan dengan usia 50 tahun keatas. Selain itu dari faktor

pekerjaan, responden pada kelompok perlakuan sebagian besar pekerja swasta yaitu 60% sedangkan

kelompok perlakuan sebagian besar tidak bekerja, hal ini membuktikan bahwa responden yang bekerja

lebih efektif dalam menyerap informasi yang diberikan, berhubungan dengan faktor sosial dalam

aktivitas dan lingkungan pekerjaan sehingga pola pikir lebih terbuka.

2. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Sikap Keluarga dalam Persiapan

ASI Eksklusif

Penilaian sikap dilakukan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti

pada kelompok kontrol serta sebelum dan sesudah dilakukan intervensi community empowerment

education oleh tokoh agama pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol, sebelum diberikan

penyuluhan ASI ekslusif oleh peneliti sebagian besar responden yaitu 19 responden memiliki sikap

negatif (54%) sedangkan untuk sikap positif terdapat 16 responden (46%), setelah diberikan

penyuluhan tentang ASI eksklusif oleh peneliti, sikap positif naik namun tidak signifikan hanya

berubah menjadi 18 responden (51%). Hasil uji wilcoxon signed rank juga menunjukkan p = 0,75

(>0,05) bahwa tidak ada perubahan atau pengaruh dalam pemberian penyuluhan. Pada kelompok

perlakuan, sebelum dilakukan intervensi, sikap positif responden sebanyak 19 orang (54%), setelah

diberikan intervensi community empowerment education oleh tokoh agama pada kelompok perlakuan,

responden dengan sikap positif naik menjadi 24 orang (69%). Hasil uji wilcoxon signed rank juga

menunjukkan p = 0,000 (<0,05) bahwa terdapat perubahan atau pengaruh dalam pemberian intervensi

community empowerment education.

Setelah dilakukan uji statistik mann whitney yang membandingkan antara hasil post-test kelompok

kontrol dan perlakuan menunjukkan p = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat peningkatan aspek sikap

yang signifikan antara kelompok yang diberikan penyuluhan oleh peneliti dibandingkan kelompok

yang diberikan penyuluhan dengan metode community empowerment education oleh tokoh agama.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa community empowerment education memberikan pengaruh

terhadap sikap keluarga ibu hamil dalam persiapan pemberian ASI eksklusif.

Sikap merupakan reaksi atau respon dari seseorang yang masih belum ditampakkan terhadap suatu

objek atau stimulus yang datang [3]. Sikap merupakan bentuk evaluasi pribadi atau perasaan

seseorang terhadap suatu objek, dapat berupa perasaan mendukung (favorable) atau menolak

(unfavorable) pada objek atau stimulus tersebut [4].

Pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek tertentu mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif. Penentuan sikap seseorang terhadap suatu objek ditentukan oleh kedua

aspek ini, apabila aspek positif dari suatu objek semakin banyak diketahui maka akan menimbulkan

sikap semakin positif terhadap objek tersebut. Pada kelompok kontrol, perubahan sikap negatif

menjadi sikap positif tidak mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari 16 responden menjadi 18

responden. Hal ini terjadi karena peningkatan pengetahuan tidak selalu diikuti oleh perubahan pola

pikir atau pandangan seseorang terhadap pengetahuan tersebut [5]. Kondisi ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Tia Kumala Dewi tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media

Audio Visual di Tenggarong” bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang,

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

diantaranya adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya, media massa, lembaga

pendidikan dan agama, serta faktor emosional [6].

Berkaitan dengan faktor tersebut, pada kelompok perlakuan terlihat bahwa faktor tokoh agama

yang ikut terlibat dalam penyuluhan, memiliki pengaruh yang cukup besar, dimana perubahan sikap

negatif menjadi positif naik secara signifikan. Sikap terwujud dalam keyakinan akan suatu hal tentang

benar atau salah, mendukung atau tidak, setuju atau tidak setuju, melalui intervensi community

empowerment education oleh tokoh agama membuktikan bahwa keyakinan berwujud sikap seseorang

dapat dirubah, dari yang bersifat negatif menjadi bersikap positif sehingga membentuk kepercayaan

keluarga bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk calon bayi di keluarga mereka.

3. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Dukungan Keluarga terhadap Ibu

Hamil

Penilaian dukungan keluarga dilakukan sebelum dan seminggu sesudah diberikan penyuluhan ASI

eksklusif oleh peneliti pada kelompok kontrol serta sebelum dan seminggu sesudah dilakukan

intervensi community empowerment education oleh tokoh agama pada kelompok perlakuan. Pada

kelompok kontrol, sebelum diberikan penyuluhan ASI esklusif oleh peneliti menunjukkan bahwa

sebagian besar responden ibu hamil mendapat dukungan keluarga di kategori cukup dan hanya 4

responden (11%) yang memiliki dukungan keluarga kategori baik. 1 minggu setelah diberikan

penyuluhan, dukungan keluarga kategori baik menunjukkan peningkatan menjadi 5 responden (14%),

dapat diartikan bahwa penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti memberikan sedikit pengaruh dengan

hasil uji wilcoxon signed rank p = 0,000 (<0,05).

Sedangkan pada kelompok perlakuan, sebelum pemberian intervensi community empowerment

education oleh tokoh agama menunjukkan dukungan keluarga kategori baik hanya 6 responden ibu

hamil (17%) sedangkan sebagian besar memiliki dukungan keluarga kategori cukup yaitu sebanyak 22

responden (63%). Seminggu setelah diberikan intervensi community empowerment education oleh

tokoh agama menunjukkan dukungan keluarga kategori baik meningkat secara signifikan menjadi 7

responden (20%) dan kategori cukup sebanyak 24 responden (69%) dengan hasil uji wilcoxon signed

rank p = 0,000 (<0,05), dapat diartikan bahwa pemberian intervensi community empowerment

education oleh tokoh agama memberikan pengaruh terhadap dukungan keluarga untuk ibu hamil.

Hasil uji tersebut juga diperkuat dengan uji statistik mann whitney antara post-test kelompok

kontrol dan perlakuan yaitu p = 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa pemberian intervensi community

empowerment education oleh tokoh agama memberikan pengaruh terhadap dukungan keluarga untuk

ibu hamil.

Dukungan keluarga merupakan aspek yang terpenting dalam mempengaruhi ibu untuk pemberian

ASI eksklusif, pada kelompok kontrol hasil pre-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata dukungan

keluarga paling tinggi hanya ada pada aspek dukungan instrumental, dimana keluarga selalu

mendampingi ibu hamil untuk berkonsultasi atau memeriksakan kesehatan. Sedangkan 1 minggu

setelah pemberian penyuluhan, nilai rata-rata aspek dukungan keluarga yang mengalami peningkatan

yaitu dukungan emosional dan dukungan penilaian, sedangkan dukungan yang kurang didapat oleh

ibu hamil yaitu dukungan informasi, sehingga bisa disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol,

keluarga sangat butuh akan adanya pendidikan kesehatan dan informasi tentang ASI eksklusif serta

kepedulian petugas kesehatan akan hal tersebut, mengingat kegiatan posyandu di desa tersebut hanya

sebulan atau dua bulan sekali dan sasarannya hanya ibu hamil atau ibu menyusui saja.

Kondisi pada kelompok kontrol ini didukung dengan penelitian yang menyebutkan bahwa

dukungan emosional pada ibu menyusui didapat dari pasangan, nenek dan ibu [7], sedangkan hasil

penelitian pada kelompok kontrol, responden keluarga sebagian besar (63%) adalah ibu dari ibu hamil.

Dukungan emosional tersebut mencakup rasa empati, perhatian, kasih sayang dan kepedulian terhadap

seseorang. Dukungan ini akan memberikan rasa nyaman, tentram serta perasaan dimiliki dan dicintai

[8].

Pada kelompok perlakuan, semua aspek dukungan keluarga sebelum diberikan intervensi

memiliki nilai rata-rata dibawah 2,5, artinya dukungan keluarga masih sangat minim dengan nilai

aspek dukungan instrumental memiliki rata-rata tertinggi yaitu 2,5. Sedangkan setelah diberikan

intervensi oleh tokoh agama, dukungan keluarga naik secara signifikan dengan nilai rata-rata tertinggi

pada aspek dukungan emosional dan penilaian yaitu 3,7. Sama halnya seperti kelompok kontrol, pada

kelompok perlakuan aspek dukungan informasi masih sangat rendah, dari kedua kelompok tersebut

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

yang mengalami peningkatan yaitu aspek dukungan instrumental, emosional dan penilaian. Dukungan

penilaian merupakan suatu penghargaan yang diperoleh ibu dari keluarganya, dapat berupa ungkapan

rasa menghormati, menghargai dan memuji [8]. Dukungan penilaian dalam penelitian ini berupa

penghargaan, penghormatan dan pujian keluarga atas niat dan keinginan ibu hamil untuk

mempersiapkan pemberian ASI eksklusif.

Faktor utama yang sangat mempengaruhi perbedaan kenaikan dukungan keluarga pada kelompok

kontrol dan perlakuan adalah keterlibatan tokoh agama dalam pemberian penyuluhan tentang ASI

eksklusif. Pada kelompok perlakuan, kenaikan jelas terjadi secara signifikan karena kepatuhan dan

kepercayaan masyarakat kepada tokoh agama yang sangat kuat, sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Faridvand di Tabriz-Iran yang mengungkapkan bahwa penting untuk mendidik

keluarga dan masyarakat dalam memberikan dukungan untuk ibu menyusui dan mempromosikan

pemberian ASI secara eksklusif karena dapat memberikan pengaruh yang sangat besar sehingga perlu

pengoptimalan dukungan dari tokoh agama ataupun tokoh masyarakat.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi adalah usia responden ibu hamil yang sebagian besar

berusia reproduksi subur, yaitu 20-30 tahun baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan,

hal ini membuktikan bahwa transfer of knowledge dari keluarga kepada ibu hamil efektif dilakukan

pada ibu hamil usia subur. Sedangkan untuk usia kehamilan, ibu dengan usia kehamilan diatas 3 bulan

atau trimester II dan III dapat menyerap informasi lebih baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan

dukungan keluarga pada kedua kelompok.

4. Pengaruh Community Empowerment Education terhadap Pengetahuan, Sikap dan Dukungan

Keluarga Ibu Hamil dalam Persiapan Pemberian ASI Eksklusif

Penelitian dilakukan dengan 3 strategi dasar dalam community empowerment education yaitu

Advokasi (dukungan), Mediasi dan Ketersediaan. Tahap advokasi yaitu pembelaan dukungan

perubahan perilaku tentang ASI eksklusif di Kecamatan Sepulu dimulai dengan inisiatif dalam

melakukan penelitian sehingga mendapat dukungan perizinan dan penyediaan layanan dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Bangkalan dan PUSKESMAS Kecamatan Sepulu. Kemudian melakukan tahap

mediasi yaitu bekerja sama dan kolaborasi antara peneliti, pihak PUSKESMAS dengan tokoh agama

mengenai proses penelitian dan keterlibatan tokoh agama dalam proses penelitian. Peran tokoh agama

dalam keterlibatan penelitian ini yaitu sebagai inisiatif pelopor dan penggerak yang dipercaya

masyarakat guna merubah perilaku yang salah tentang ASI eksklusif yaitu dengan memotivasi

pelaksanaan ASI eksklusif dan memberikan pencerahan berkaitan dengan agama. Sehingga dalam hal

ini, muncul tahap ketersediaan yaitu ketersediaan informasi dan panutan yang diteladani dalam

merubah perilaku.

Transfer of Konowledge dilakukan dengan mendatangi tokoh agama bersama kader Puskesmas

secara door to door dalam menyampaikan mediasi dan koordinasi. Tokoh agama yang terlibat dalam

penyuluhan merupakan tokoh yang dipercaya dan memberikan pengaruh kepada masyarakat serta

dinilai mampu berbicara di depan masyarakat, hal ini direkomendasikan oleh kader Puskesmas

sebagai bagian dari masyarakat setempat. Kemudian evaluasi dilakukan dengan cara mengobservasi

bagaimana tokoh agama menyampaikan maksud dan penjelasan dari modul yang telah diberikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan

intervensi oleh tokoh agama terjadi perubahan atau pengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan,

sikap dan dukungan keluarga kepada ibu hamil. Kemudian, pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan intervensi, namun hanya penyuluhan oleh peneliti, sebelum dan sesudah pemberian juga

terjadi perubahan atau pengaruh pada pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga namun perubahan

tidak terjadi secara signifikan, artinya hanya sedikit pengaruh yang terjadi pada kelompok kontrol.

Penyuluhan dengan metode community empowerment education menunjukkan bahwa variabel

pengetahuan mengalami pengaruh paling tinggi diantara variabel sikap dan dukungan keluarga. Hal

ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan informasi dan intensitas penyuluhan sangat

diperlukan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian oleh Dewi bahwa ada perubahan pengetahuan ibu

tentang pemberian ASI eksklusif setelah diberikan pendidikan kesehatan karena telah terjadi proses

kematangan kognitif sehingga masyarakat lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan

informasi yang diterima [5]

Kondisi ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Faridvan di Tabriz-Iran pada ibu hamil

dengan usia bayi 4-6 bulan yang mengungkapkan bahwa sangat penting untuk mendidik keluarga dan

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

memberdayakan masyarakat dalam upaya mendukung ibu menyusui dan mempromosikan pemberian

ASI eksklusif, karena sangat berdampak pada kepercayaan diri ibu untuk menyusui. Pemberdayaan

dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif sasaran masyarakat yang terdiri dari

keluarga, tokoh agama ataupun tokoh masyarakat penting untuk mempengaruhi keputusan ibu dalam

menyusui secara eksklusif [9].

Sebuah studi juga menyatakan bahwa wanita menyusui sangat membutuhkan dukungan dari

anggota keluarga dan seluruh keluarga untuk dapat menyusui secara eksklusif [10]. Dalam penelitian

ini, mayoritas kelompok kontrol terdiri dari ibu dan ibu mertua dari ibu hamil dengan tipe keluarga

besar (extended family,) sementara ibu hamil dengan jumlah anak 1-3 orang menurut hasil wawancara

di lapangan, ternyata kebiasaan menyusuinya mematuhi aturan pengetahuan dan tradisi dari ibu atau

ibu mertua, sehingga perilaku menyusui ASI eksklusif menjadi sulit untuk diterapkan karena kurang

tepatnya informasi dan pengetahuan yang selama ini dipahami.

Kondisi ini didukung dengan penelitian oleh Rina Afriani bahwa tipe keluarga besar, dimana

beberapa anggota keluarga menempati satu kediaman rumah dapat menimbulkan efek negatif kepada

ibu menyusui, keberadaan orangtua, mertua, saudara yang merasa berpengalaman dalam menyusui

memiliki kemungkinan untuk memberikan dukungan informasi yang kurang tepat pada ibu [11].

Namun, setelah dilakukan penyuluhan ASI eksklusif kepada keluarga, terdapat sedikit peningkatan

pada pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga, sehingga kesimpulan yang dapat ditarik pada

kelompok kontrol adalah kurangnya pengetahuan dan informasi yang memadai dari petugas kesehatan

sehingga saat diberikan penyuluhan ASI eksklusif oleh peneliti, pemahaman responden keluarga

sedikit lebih terarah.

Pada kelompok perlakuan, sebelum diberikan intervensi oleh tokoh agama, pengetahuan, sikap dan

dukungan keluarga sangat rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol sebelum penyuluhan, hal

ini dikarenakan letak geografis desa pada kelompok perlakuan berupa perbukitan, jauh dari pusat

pemerintahan dan penyebaran rumah penduduk yang sulit untuk menjangkau fasilitaas kesehatan.

Penelitian dilakukan dengan melibatkan langsung tokoh agama dalam pemberian penyuluhan tentang

ASI eksklusif. Dalam penelitian ini, tokoh agama menyebutkan dalil-dalil tentang perintah menyusui

dan menghimbau warga untuk turut mendukung ibu hamil dalam mempersiapkan menyusui secara

eksklusif. Terlihat warga sangat berantusias untuk mendengarkan dan berusaha memahami materi

yang disampaikan oleh tokoh agama, sehingga setelah pemberian intervensi, hasil post-test

pengetahuan dan sikap naik secara signifikan, begitu pula hasil post-test dukungan keluarga seminggu

setelah pemberian intervensi, naik secara signifikan.

Hal ini membuktikan bahwa peran tokoh agama dalam masyarakat sangat berpengaruh besar

sehingga mampu merubah pola pikir masyarakat tentang pemberian ASI eksklusif. Dalam penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa, kurangnya pemberian informasi dan pengetahuan akan ASI eksklusif

membuat masyarakat terus terbelenggu dalam pengetahuan yang salah, hal ini dapat disebabkan oleh

kurangnya perhatian tenaga kesehatan setempat akan penyediaan layanan informasi kesehatan, karena

menurut hasil wawancara dengan bidang KIA Puskesmas Sepulu, pemyuluhan hanya diberikan

sebulan atau dua bulan sekali, bahkan ada desa yang hanya diberikan penyuluhan hanya setahun

sekali.

Selain itu, pemberdayaan tokoh-tokoh agama atau tokoh masyarakat (community empowerment

education) yang sangat dipercaya oleh masyarakat setempat dapat dijadikan sebagai pelopor utama

dalam merubah perilaku dan pola pikir masyarakat yang salah, tidak hanya tentang ASI eksklusif

tetapi juga dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Luaran dan Target Kontribusi terhadap Ilmu Pengetahuan No. Jenis Luaran Indikator Capaian

Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1) TS+1 TS+2

1 Artikel ilmiah

dimuat di jurnal2)

Internasional

bereputasi

V V V V

Nasional

Terakreditasi

V

2 Artikel ilmiah dimuat di

prosiding3)

Internasional

Terindeks

V V V V

Nasional V

3 Invited speaker

dalam temu ilmiah4)

Internasional V

Nasional V V

4 Visiting Lecturer5)

Internasional V V

5 Hak Kekayaan

Intelektual (HKI)6)

Paten

Paten Sederhana

Hak Cipta V V

Merek dagang

Rahasia dagang

Desain Produk

Indikasi geografis

Perlindungan

Varietas

Tanaman

Perlindungan

Topografi Sirkuit

Terpadu

6 Teknologi Tepat Guna7)

V V

7 Model/Purwarupa/Desain/Kar ya

seni/ Rekayasa

Sosial8)

V V

8 Bahan Ajar9)

V V

9 Tingkat Kesiapan Teknologi

(TKT)10)

D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika ada) yang dijanjikan pada tahun pelaksanaan penelitian. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran yang dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian luaran

6

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

KETERANGAN:

1) TS = Tahun sekarang (tahun pertama penelitian)

2) Isi dengan tidak ada, draf, submitted, reviewed, accepted, atau published

3) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan

4) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan

5) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan

6) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau granted

7) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan

8) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan

9) Isi dengan tidak ada, draf, atau proses editing, atau sudah terbit

10) Isi dengan skala 1-9 dengan mengacu pada Lampiran

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (jika ada). Bukti pendukung realisasi kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti dokumen realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian mitra

Mitra dalam penelitian ini adalah Puskesmas sreseh. Peran mitra yang telah diberikan adalah

menyediakan sarana dan prasarana seperti gedung pertemuan untuk melakukan disksi pakar dan

melakukan kegiatan penelitia dan menyediakan SDM (bidan, perawat dan kader) untuk membantu

proses penelitian.

F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran penelitian tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.

Hambatan yang dialami selama penelitian adalah responden hanya mau ditemui oleh peneliti jika

didampingi oleh tokoh agama atau masyarakat setempat, sehingga waktu berkunjung menyesuaikan

dengan tokoh agama/ masyarakat setempat.

G. RENCANA TINDAK LANJUT PENELITIAN: Tuliskan dan uraikan rencana tindaklanjut penelitian selanjutnya dengan melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika ada target yang belum diselesaikan pada akhir tahun pelaksanaan penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai tersebut.

Sebagai bentuk community empowerment yang mana diharapkan komunitas lebih berperan di dalam

melakukan pendidikan kesehatan di wilayahnya, modul yang dihasilkan dapat digunakan sebagai

acuan atau pegangan oleh tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat dalam memberikan informasi

mengenai ASI eksklusif pada masyarakat nya sehingga mampu meningkatkan cakupan pemberian ASI

eskslusif di daerah Madura.

H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

[1] Notoatmodjo S Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

[2] Sari RPE Pengetahuan Wanita Tentang Faktor Risiko Rempoa Indah Tahun 2010 Oleh : Ratna

Eka Puspita Sari Program Studi Pendidikan Dokter 2010.

[3] Notoatmodjo Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan Ed.2. Jakarta: EGC, 2012.

[4] Azwar S, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. 2006.

[5] Dewi TI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Audio Visual di Tenggarong,” Universitas

Airlangga pp. 67–82, 2014.

[6] Dewi TI, “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Audio Visual di Tenggarong,” Universitas

Airlangga, 2014.

[7] Cisco J Who Supports Breastfeeding Mothers? : An Investigation of Kin Investment in the

United States Hum. Nat., 2017.

[8] Sarafino Health psychology biopsychosocial interactions. Journal of Psychosomatic

Research. 2008.

[9] Mirghafourvand M, Kamalifard M, and F RanjbarRelationship of breastfeeding self-efficacy

with quality of life in Iranian breastfeeding mothers J. Matern. Neonatal Med., pp. 1–8, 2017.

[10] Valizadeh S, Hosseinzadeh M, Mohammadi E, Hassankhani H, Fooladi MM, and A Cummins,

7

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Coping mechanism against high levels of daily stress by working breastfeeding mothers in

Iran,” Int. J. Nurs. Sci., 2018.

[11] R.Afriani Hubungan Dukungan Sosial dan Sikap Ibu Terhadap Keberhasilan Pemberian

ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Benao: ‘Cross Sectional’ pp. 1–19, 2017.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai
Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Daftar capaian Luaran Wajib belum diisi:

1. Dokumentasi hasil uji coba produk, target: Ada

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Dokumen pendukung luaran Tambahan #1

Luaran dijanjikan: Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional

Target: accepted/published

Dicapai: Published

Dokumen wajib diunggah:

1. Artikel yang terbit

Dokumen sudah diunggah:

1. Artikel yang terbit

Dokumen belum diunggah:

-

Nama jurnal: Indian Journal of Public Health Research & Development

Peran penulis: first author | EISSN: 0976-0245/0976-5506

Nama Lembaga Pengindek: Universitas Airlangga

URL jurnal:

https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article

=504

Judul artikel: Community Empowerment in the Madura Tribe with Exclusive

Breastfeeding in the Working Area of Community Health Center Sreseh Sampang

Madura

Tahun: 2019 | Volume: 10 | Nomor: 8

Halaman awal: 2600 | akhir: 2605

URL artikel:

https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article

=504

DOI: http://dx.doi.org/10.5958/0976-5506.2019.02260.5

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

48 Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8

Community Empowerment in the Madura Tribe with Exclusive Breastfeeding in the Working Area of Community

Health Center Sreseh Sampang Madura

Esti Yunitasari1, Arsyita Hanifa Umayro1, Ika Nur Pratiwi1

1Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

ABSTrACT

The Madurese are a group of people who live on the island of Madura located in the province of East Java, Indonesia. They have a very strong culture, including when it comes to exclusive breastfeeding for newborns. The coverage of exclusive breastfeeding in this area is 40%. The aim of this study was to determine the relationship of community empowerment in the Madura tribe with exclusive breastfeeding using a cross-sectional design. The population consisted of mothers who had infants aged 6 - 8 months old. The samples totaled 132 respondents taken based on the inclusion criteria. The independent variable was community empowerment. The dependent variable was exclusive breastfeeding. The data was collected using a questionnaire and analyzed using the Spearman rank correlation with a level of significance of 0.05. The results were p = 0.000 (p = <0.05), which means that there is a relationship between community empowerment and exclusive breastfeeding, r = 0.994, which means that the relationship between community empowerment and exclusive breastfeeding is strong. The conclusion of this study is that the role of community empowerment, especially the involvement of religious figures and community leaders, is needed in an effort to improve the exclusive breastfeeding in the Madura tribe.

Keywords: exclusive breastfeeding, community empowerment, religious figure, community leader

Corresponding Author:Esti YunitasariFaculty of Nursing, Universitas Airlangga,Surabaya, IndonesiaEmail: [email protected]

Introduction

Exclusive breastfeeding is a feeding practice in infants during the first six months (0 - 6 months) which can improve the immune system of babies. The impact of infants who are not given exclusive breastfeeding is that they are particularly vulnerable to diseases such as inflammatory tract infections, respiratory infections, allergies, asthma attacks, decreased intelligence cognitive, increasing obesity, heart and blood vessel disorders, diabetes risk mellitus and the risk of chronic disease.1

Exclusive breastfeeding in Indonesia is relatively low at only 80%, while in East Java, it reaches 73.8%.2The coverage of exclusive breastfeeding in Sampangarea is 40%. Various factors lead to lower

exclusive breastfeeding, among others, when more and more mothers believe that breastfeeding alone is not sufficiently filling for their babies and that complementary feeding is an acceptable cultural thing to do when infant feeding.2The recent research results in Indonesia showed that infants who get MP-ASI before they are 6 months old are more affected by diarrhea, constipation, colds and heat than babies who are only exclusively breastfeeding. In addition, accelerated feeding for infants can cause obesity.5

The factors related to exclusive breastfeeding include the social support consisting of the support of the husbands, families, community leaders and health workers.2 Given the importance of exclusive breastfeeding for the optimal growth of both physical and mental health and intelligence, it needs attention from community empowerment which consists of: 1) the presence of community leaders and health cadres, 2) the existence of community organizations including community-based health efforts, (3) the availability of public funds, 4) the availability of facilities and materials

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8 49

from the community, 5) the level of public knowledge, 6) the technological willingness of the community and 7) for the decision making of the community to be carried out properly.3 However, the Madurese culture encourages the provision of complementary foods in addition to breast milk before the baby is 6 months old. This culture is still widely found in Sreseh Sampang District. This is certainly contrary to the concept of exclusive breastfeeding.4

Community empowerment is needed for exclusive breastfeeding coverage with the help of community leaders and health cadres to encourage them to know and play an active role in mobilizing the target communities through communication, information and education.6 To realize the coverage of exclusive breastfeeding, one of its strategies is to improve community empowerment through exclusive breastfeeding support for pregnant women, in addition to postpartum and breastfeeding mothers.2

The form of community empowerment in the Madurese community that is directly related to exclusive breastfeeding is social support consisting of support from the health workers. There is a relationship between community empowerment and exclusive breastfeeding for breastfeeding mothers. Some opinions from the results of the study explain this.2,8In addition to these factors, there are several other factors associated with exclusive breastfeeding including socio-economic level, knowledge and culture.9 Based on the problems above, the authors was interested in analyzing and determining the relationship between community empowerment in the Madura tribe with exclusive breastfeeding.

MethodThis research used a descriptive correlational

research design with a cross-sectional approach. The sample size was 132 respondents in total. The sampling technique used in this research was purposive sampling. The independent variable in this research was the provision of community empowerment. The dependent variable in this study was exclusive breastfeeding. The instrument used in this study was a questionnaire. The first questionnaire was about the facilitators of women’s breastfeeding empowerment and ICRE (Individual Community Related Empowerment), consisting of 20 questions representing the facilitators of community empowerment and exclusive breastfeeding.10The second questionnaire was about exclusive breastfeeding, which refers to the breastfeeding experience scale modified by the researchers. There were 6 questions using 2 choices for the answers. The answer “Yes” was given a score of

1 and the answer “No” scored 0.11

This research was conducted in the working area of the Community Health Centre Sreseh, in the Sreseh District of Sampang Regency. This study started from March to June 2017. The data was measured using the Spearman Rank correlation statistic test if the significance value was α ≤ 0.05.

results

The characteristics of the respondents showed that most of the respondents were aged 26 - 30 years old for as many as 56 respondents (42.2%) and most had 2 children (71.2%). The education level was still minimal with 79 people (59.8%). Most of the respondents did not work or they were a housewife, totaling 83 people (62.9%) (Table 1).

Table 1: Demographic Characteristics of the respondents (Mothers who were Breastfeeding)

(n = 132)

No.

Demographic Characteristics

of the respondents

Category n %

1.Mothers Age

20-25 52 39.426-30 56 42.431-35 24 18.2

2.

Mother’s education

Elementary School 79 59.8

Junior High School 34 25.8

Senior High School 19 14.4

3.Work

House Wife 83 62.9Farmer 29 22Trader 20 15.2

4. Income Less than 1.350.000 IDR 132 100

5.

Family Type

Nuclear Family 49 37.1

Extended Family 83 62.95

6. Number of Children

2 94 71.23-4 38 28.8

7.Child’s age

6 Month 52 39.47 Month 38 28.88 Month 42 31.8

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

50 Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8

Domain 1 contains the health system factors; there were 78 (59.1%) good respondents. Domain 2 contains the individual and family factors; there were 108 (81.8%) respondents. Domain 3 contains about the social and cultural factors with 101 (76.5%) respondents. Domain 4 contains the religiosity factors, totaling 106 (80.3%) respondents (Table 2).

Table 2: Domain of community empowerment (n = 132)

DomainGood Enough Less

f % f % f %The health

system factors 78 59.1 50 37.9 4 3.0

Individual and family factors 8 6.1 108 81.8 16 12.1

Social and cultural factors 4 18.2 101 76.5 6 4.6

Religiosity factors 21 15.9 106 80.3 5 3.8

There were 10 respondents (7.5%) with a sufficient level of community empowerment who did not exclusively breast feed. There were 49 (37%) who had a sufficient level of empowerment who exclusively breastfed. Breastfeeding was not exclusive to community empowerment for as many as 14 respondents (10.6%); 59 respondents (44.6%) had good empowerment and exclusive breastfeeding. The Spearman rank statistical test results obtained (p=0.000) with a significance level α (0.05). There was a relationship between community empowerment with exclusive breastfeeding in the working area of Sreseh Sampang Madura Community Health Centre. The value of the correlation coefficient (r) = 0.960 means that the level of the relationship is strong enough with the direction showing there to be a positive correlation between community empowerment and exclusive breastfeeding. This shows that if an empowered society is getting better, then exclusive breastfeeding is also getting better (Table 3).

Table 3: Cross Tab of the empowerment relations of the tribe of Madura with exclusive breastfeeding

Community Empowerment

Exclusive breastfeedingf % r pNon exclusive Exclusive

f % f %Enough 10 7.5 49 37 59 44.69

0.993 0.000Good 14 10.6 59 44.6 73 55.3

Discussion

The distribution of educational demographic domain data shows half of the respondents have less education level. The higher the client’s education, the better the client’s conviction as it is usually supported by rational scientific evidence. Such individuals can learn to adapt to the appropriate culture according to their health condition.8 Formal maternal education affects the mother’s knowledge level; where the level of education is low, then the knowledge gained will be less and vice versa. Knowledge is an important domain for the formation of one’s actions.6 Mothers with a low level of education tend to be stronger in terms of maintaining food-related traditions and cultures, thus making it difficult to receive new information in terms of the proper feeding of infants.12

The results showed that half of the respondents had a good level of education but that they still provided early breastfeeding. Different maternal education levels

do not determine the breastfeeding behavior of infants aged 6 - 8 months.10,13,7 Knowledge is a domain that is important for attitude formation. Good knowledge was already possessed by the respondents which formed the basis for determining their attitude. The respondents with a good level of knowledge tend to be good in terms of exclusive breastfeeding.7,14

Mothers aged 19 - 25 years old generally have a more adequate milk production than older mothers. This occurs because of breast enlargement with every ovulation cycle from the beginning of menstruation to age 30 years. However, degenerate breast and milk producing glands (alveoli) as a whole occurs after the age of 30 years. A person’s behavior both positive and negative will be influenced by age including in predisposing factors, where the more mature one’s age is, the more positive the behavior.2,10Age is one component that comes from within that can affect behavior.15promotes immune system formation and supports organ development. Breastfeeding could

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8 51

also protect from obesity, diabetes and cardiovascular disease. Furthermore, human colostrum (HC When viewed through the number of children, this indicates that a mother with the number of children 2 while the mother with the number of children 3-4 (multiparas) did not give exclusive breastfeeding to the baby at the age of 0-6 month.

The absence of any experience with a psychological object tends to form a negative attitude toward the object.4According to the Analysis of the Implementation of Exclusive Breastfeeding Program, mothers with a multi-parity status are 3 times more likelu to do exclusive breastfeeding compared with first time mothers.6There is no significant relationship between the number of children with exclusive breastfeeding practices.16 This was assumed because mothers who have children <3 in the study area had more free time to come to the health care facility with the opportunity to obtain information related to exclusive breastfeeding practices.

The number of children does not affect the level of exclusive breastfeeding. The Madurese habit of breastfeeding depends on the culture and traditions of the people around them. Viewed from the economic factors, we can show that all of the respondents have a lower economic status with an under the average income. Someone who has the material resources will use them to pay to treat his illness to get better sooner.8 In the case of supplementary feeding, income is important because the better the family economy, the better the purchasing power related to supplementary food becomes easier. Otherwise, the worse the family economy, the more difficult the purchasing power when it comes to additional food.11in others they are given as complementary foods during weaning. Improper food selection at this stage is associated with a high prevalence of malnutrition in children under 5 years. Here we listed the traditional foods from four continents and compared them with human milk based on their dietary contents. Vitamins such as thiamine (~[2-10] foldsFamilies of a high economic status will tend to choose to give formula milk, instant porridge or biscuits that are of good quality and with a better nutritional content, whereas families with a lower economic status will tend to choose to provide rice or bananas as an additional food to babies because they are economically cheaper and follow the local culture.9

Community empowerment can be done by health workers, cadres and religious leaders in relation to

educating on exclusive breastfeeding. This means showing that the level of the relationship is strong enough with a positive correlation between empowering the community with exclusive breastfeeding. This means the better the community empowerment, the higher the level of exclusive breast feeding. For the coverage of exclusive breastfeeding, one of the strategies is improve community empowerment by providing exclusive breastfeeding support to pregnant women, in addition to postpartum and breastfeeding mothers.17,12

The improvement of the coverage of exclusive breastfeeding requires knowledge of exclusive breastfeeding that can be provided by the health workers and local cadres through information. This is in order to identify the facilitating factor that can contribute to the development of effective policies and interventions.10 This is in accordance with the theory of community empowerment in which the presence of community leaders and health cadres, the existence of community organizations, the availability of facilities and materials and an awareness of the level of knowledge of the community and of technology is very much needed in the process of exclusive breastfeeding.22The domain of community empowerment that contains the social and cultural factors shows that most of the respondents have a negative value concerning culture. The negative culture of the respondents includes the habit of giving bananas, porridge and water to infants before the age of 6 months for the baby to sleep faster and stop crying.8

Conclusion

Good community empowerment will enable the mothers to exclusively breastfeed. It is usually a factor of culture that affects breastfeeding. The participation of health workers and cadres through community empowerment, especially the involvement of religious figures and community leaders, is needed in an effort to improve the exclusive breastfeeding within the Madura tribe in order to reduce the behavior provision of early breastfeeding and the increased coverage of exclusive breastfeeding.

Ethical Clearance: The ethical approval for this study was granted by the IRB committee of the Faculty of Nursing of Airlangga University in 2017.

Source of Funding: There was no funding source for this research and for the writing of this report. There was no source of funding involved in the decision to submit the article for publication.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

52 Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8

Conflict of Interest: The authors declare that they have no conflicts of interest or financial interests in the preparation of this article.

rEFErENCES

1. Sulistiyowati,T., & Siswantara P. Mother’s Behavior Works in Providing Exclusive Breastfeeding in the Japanan Sub-District of the Kemlagi-Mojokerto Health Center Working Area. Universitas Airlangga; 2014.

2. Yulifah R et all. Community Empowerment through Breastfeeding Support Group as an Effort to Improve Exclusive Breastfeeding in Batu City, East Java-Indonesia. Int J Sci Res. 2017;6(3):35–40.

3. Surya Darmawan E, Junadi P, Bachtiar A, Najib M. Measuring the Level of Community Empowerment in the Health Sector. Vol. 7, Public Health: National Public Health Journal. 2012. 91 p.

4. Hidayat AAA, Nasrullah D, Festy P. Development of Ethnonursing Nursing Model in Madurese Ethnic Families with Problems of Poor Nutrition in Sumenep Regency. In: Proceedings of the National & International Seminar. 2017.

5. Wijayanti,L., &Meilisa C. Differences in body weight in 6-month-old infants given breast milk by those given mpasiasi in the Gunungpati sub-district. :1–7.

6. Daud Rumangun et all. Analysis of the Implementation of Exclusive Breastfeeding Program in the Working Areas of Remu Community Health Center in Sorong City. Indonesian Health Management. 2013;01(03):168–77.

7. Blazquez AMG, Macias RIR, Cives-Losada C, de la Iglesia A, Marin JJG, Monte MJ. Lactation during cholestasis: Role of ABC proteins in bile acid traffic across the mammary gland. Sci Rep. 2017;7(1):7475.

8. Kozier, Erb& Berman S. Textbook of Fundamental Nursing: Concepts, Proses &Praktis. 7th ed. Jakarta: EGC; 2010.

9. JANNAH SR. Analysis of Factors Associated with the Actions of Mothers in the Provision of Infants in Infants Aged 0-6 Months Based on Transcultural Nursing Theory in Mulyorejo Village Surabaya

Analytical Descriptive Research. Universitas Airlangga; 2016.

10. Lubold AM. The effect of family policies and public health initiatives on breastfeeding initiation among 18 high-income countries: A qualitative comparative analysis research design. Int Breastfeed J. 2017;12(1):1–11.

11. Sen P, Mardinogulu A, Nielsen J. Selection of complementary foods based on optimal nutritional values. Sci Rep. 2017;7(1):1–9.

12. Tewabe T, Mandesh A, Gualu T, Alem G, Mekuria G, Zeleke H. Exclusive breastfeeding practice and associated factors among mothers in Motta town, East Gojjam zone, Amhara Regional State, Ethiopia, 2015: A cross-sectional study. Int Breastfeed J. 2017;12(1):1–7.

13. Lee SH, Weerasinghe WMSP, van der Werf JHJ. Genotype-environment interaction on human cognitive function conditioned on the status of breastfeeding and maternal smoking around birth. Sci Rep. 2017 Jul;7:6087.

14. Notoatmodjo S. The method of Health Research and Health Behavior Sciences. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 94–124 p.

15. Bardanzellu F, Fanos V, Reali A. “Omics” in Human Colostrum and Mature Milk: Looking to Old Data with New Eyes. Nutrients. 2017 Aug;9(8):843.

16. Ismail FH, Chik CT, Muhammad R, Yusoff NM. Food Safety Knowledge and Personal Hygiene Practices amongst Mobile Food Handlers in Shah Alam, Selangor. Procedia - Soc Behav Sci. 2016;222:290–8.

17. Soomro JA, Shaikh ZN, Saheer TB, Bijarani SA. Employers’ perspective of workplace breastfeeding support in Karachi, Pakistan: A cross-sectional study. Int Breastfeed J. 2016;11(1):1–8.

18. Fenta EH, Yirgu R, Shikur B, Gebreyesus SH. A single 24 h recall overestimates exclusive breastfeeding practices among infants aged less than six months in rural Ethiopia. Int Breastfeed J. 2017 Aug;12:36.

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN TAHUN TUNGGALeprints.ners.unair.ac.id/1061/1/Pengaruh Model... · 2020. 5. 15. · Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Gedung BPPT II Lantai

Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019, Vol.10, No. 8 53

19. Indriyawati I, Indriyawati I. Maternal Factors Associated With Provision of Early Complementary Food (MP-ASI) in Infants <6 Months of Age. Nutrition Study Program; 2010.

20. Kasmel A, Tanggaard P. Evaluation of Changes in Individual Community-Related Empowerment in Community Health Promotion Interventions in Estonia. Int J Environ Res Public Health. 2011 Jun;8(6):1772–91.

21. Sambandam Y, Reddy S V., Mulligan JL, Voelkel-Johnson C, Wagner CL. Vitamin D Modulation of TRAIL Expression in Human Milk and Mammary Epithelial Cells. Sci Rep. 2017;7(1):1–7.

22. A. Juber B, Harris Jackson K, B. Johnson K, S. Harris W, Baack M. Breast milk DHA levels may increase after informing women: A community-based cohort study from South Dakota USA. Vol. 12, International Breastfeeding Journal. 2016.