laporan 1 kimor

42
ALKOHOL DAN FENOL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik. Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil (-OH). Alkohol yang lebih rendah (C 1 -C 5 ) mempunyai sifat yang menyerupai air karena gugus hidroksil mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya. Alkohol yang lebih tinggi (C 6 ke atas) mempunyai sifat yang menyerupai alkana yang hanya sedikit larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam pelarut organik. Sedangkan fenol mudah larut dalam air. Alkohol dan fenol adalah asam-asam lemah (alkohol 10-100 kali lebih lemah dari air, fenol 10 SULFIRA ARIYANTI 15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

description

alkohol dan fenol

Transcript of laporan 1 kimor

Page 1: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang

mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol

melekat langsung pada cincin aromatik.

Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Gugus fungsi alkohol

adalah gugus hidroksil (-OH). Alkohol yang lebih rendah (C1-C5)

mempunyai sifat yang menyerupai air karena gugus hidroksil

mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya. Alkohol yang

lebih tinggi (C6 ke atas) mempunyai sifat yang menyerupai alkana

yang hanya sedikit larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam

pelarut organik. Sedangkan fenol mudah larut dalam air.

Alkohol dan fenol adalah asam-asam lemah (alkohol 10-100 kali

lebih lemah dari air, fenol 10 kali lebih kuat dari air dengan kata lain

fenol lebih asam dari alkohol).

Dalam percobaan ini, dilakukan beberapa reaksi untuk

membedakan alkohol dan fenol. Selain itu, percobaan alkohol dan

fenol dalam praktikum kali ini mengajarkan kita bahwa alkohol terbagi

atas 3 yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier. Berguna juga untuk

mempelajari sifat kimia seperti suatu alkohol dapat bereaksi dengan

beberapa zat.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 2: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

1.2 Maksud Praktikum

Maksud dari praktikum kali ini adalah untuk memperlajari

beberapa sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol, serta

membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier.

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan

memahami kelarutan alkohol dan fenol di dalam air dan n-heksana,

perbedaan alkohol primer, sekunder, dan tersier, reaksi alkohol daan

fenol dengan Na2CO3, NaHCO3, dan FeCl3.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 3: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus

hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai

alkohol. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan

mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini

mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil

dengan susunan CnH2n+1 -OH. (Keenan, 1986)

Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana

yang satu atom H-nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Alkohol

adalah R-OH dimana R adalah gugus alkil. Golongan senyawa akohol

juga dapat ditulis CnH2n + 1 –OH. (Ghalib, 2010)

Gugus ini dapat merupakan rantai terbuka, rantai tertutup (siklis)

dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau mengikat gugus aromatik.

Semua alkohol mengandung gugus –OH, yang merupakan gugus

fungsional (menentukan sifat karakeristik dari golongan ini).

Perbedaan gugus R mempengaruhi sifat-sifat senyawa tersebut

kecepatan reaksinya dan kadang-kadang juga jenis reaksinya.

Senyawa dimana gugus –OH langsung terikat oleh gugus aromatik

bukan alkohol, melainkan fenol. Sifat-sifat fisika alkohol yaitu titik didih

alkohol jauh lebih tinggi daipada titik didih alkana yang mempunyai

atom C yang sama (misalnya etanol titik didih = 78oC, etana (gas) titik

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 4: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

didih = -88,6oC). Ini disebabkan karena dalam keadaan cair molekul-

molekul alkohol adalah teraosiasi. Umumnya membentuk ikatan

hidrogen yaitu ikatan antara O dari salah satu molekul alkohol dengan

atom H dari alkohol yang lain. (Respati, 1986)

Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan

sehari-hari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman,

bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol

digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dapat membentuk

ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal

ini dapat mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air

cukup tinggi. Selain dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, kelarutan

alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus alkil,

banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada

atom karbon. Seperti air, alkohol adalah asam atau basa sangat

lemah. Pada larutan encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang

kira-kira sama dengan pKa air. Namun dalam keadaan murni

keasaman alkohol jauh lebih lemah daripada air. Hal ini disebabkan

karena alkohol mempunyai tetapan elektrik yang lebih rendah.

(Suminar, 1990)

Karena merupakan turunan alkana, maka kemungkinan atom

hidrogen yang digantikan oleh gugus hidroksi dapat satu atau lebih,

sehingga dikenal monohidroksi alkohol yaitu alkohol yang

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 5: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

mengandung satu gugus hidroksi dan polihidroksi alkohol yaitu alkohol

yang mengangandung lebih dari satu gugus hidroksi. (Basari, 1998)

Berdasarkan peredaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C.

Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol

sekunder, dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH

terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain

secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH terikat pada

atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom

C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C

tersier (atom C yang engikat secara langsung tia buah atom C yang

lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer,

sekunder, dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat

dikatakan sama. (Ghalib, 2010)

Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa

aldehidnya dan jika dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam

karboksilatnya. Alkohol sekunder jika dioksidasi akan dihasilkan

senyawa alkanonnya. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi. (Ghalib,

2010)

Sifat-sifat fisika alkohol meliputi beberapa diantaranya, yaitu titik

didih alkohol jauh lebih tinggi daripada titik alkana yang mempunyai

ataom C yang sama. Alkohol juga mempunyai berat jenis yang lebih

tinggi daripada alkana, tetapi masih lebih rendah daripada air.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 6: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Alkoohol-alkohol rendah (methanol dan etanol) dapat larut dalam air

dengan tidak terbatas. (Respati,1986)

Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau

air. Fenol dengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah

antara etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan basa yang

lebih lemah dibandingkan OH, oleh karena itu, fenoksida dapat diolah

dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air. Reaktifitas ini sangat

berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam

dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi

dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik.

(Fessenden, 1986)

Fenol mempunyai gugus yang seperti alkohol akan tetapi gugus

fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya

biasanya dipergunakan nama lazim dengan akhiran –ol. Fenol

mempunyai sifat-sifat, yaitu (Riawan, 1990) :

a. Mempunyai sifat asam

b. Mudah dioksidasi

c. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3

d. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, dan mengikis.

e.  Fenol bisa digunakan sebagai antiseptikum, aspirin, dan

fenolftalein.

Perbedaan alkohol dan fenol (Fessenden, 1986) :

a. Hidrogen pada fenol bersifat asam daripada alkohol.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 7: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

b. Gugus –OH pada fenol terikat pada cincin aromatik sedang pada

alkohol terikat pada atom terbuka, gugus OH pada aromatik sulit

disubtitusi pada alkohol biasa disubtitusi.

c. Gugus –OH pada aromatik (fenol) sulit tersubtitusi dibandingkan

gugus –OH pada alkohol.

Fenol ialah senyawa yang gugus –OH-nya melekat langsung

pada cinicin aromatik. Fenol berbeda dari alkohol dalam sifat fisis dan

kimianya. Perbedaan yang paling penting ialah keasamannya. Fenol

(juga disebut asam karbolat) memiliki tetapan ionisasi asam 1 x 10-10,

jauh lebih besar daripada nilai Ka untuk alkohol pada umumnya, yang

berkisar 10-16 sampai 10-18. Alasan perbedaan ini ialah lebih tingginya

kestabilan terkonjugasi (ion fenoksida, C6H5O-) akibat muatan negatif

yang tersebar di seluruh cincin aromatik. (Oxtoby, 2003)

Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H

dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol) tetapi juga

dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dari fenol-fenol lemah dan

fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi,

juga oleh O2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan

fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan

FeCl3. (Riawan, 1990)

Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini

mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien

fenol (kf) : perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 8: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai

sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan,

1990)

2.2 Uraian Bahan

1) Alkohol (Dirjen POM, 1979 : 65)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol / alkohol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah mneguap

dan mudah bergerak; bau khass; rasa panas.

Mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah terutup rapat, terlindung dari

cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Zat tambahan.

2) Amil alkohol (Dirjen POM, 1979 : 641)

Nama lain : Amil alkohol

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas. Sukar

larut dalam air, dapat bercampur dengan

pelarut organik.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 9: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

3) Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : Aqua Destilata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4) Asam Asetat (Dirjen POM, 1979 : 41)

Nama resmi : Acidum Aceticum

Nama lain : Asam asetat

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau menusuk;

rasa asam, tajam.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol

(95%) P dan dengan gliserol P.

Penyimmpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Zat tambahan.

5) FeCl3 (Dirjen POM, 1979 : 659)

Nama lain : Besi (III) klorida

RM : FeCl3

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan,

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 10: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

bebas warna jingga dari garam hidrat yang

telah terpengaruh oleh kelembaban.

Kelarutan : Larutan dalam air, larutan beropalesensi

berawarna jingga.

6) Fenol (Dirjen POM, 1979 : 484)

Nama resmi : Phenolum

Nama lain : Fenol

RM / BM : C6H5OH / 94,11

Pemerian : Hablur bentuk jarum atau massa hablur; tidak

berwarna atau merah jambu; bau khas;

kaustik.

Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air; mudah larut dalam

etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam

eter P, dalam gliserol P dan dalam minyak

lemak.

7) Metanol (Dirjen POM, 1979 : 706)

Nama lain : Metanol

RM : CH3OH

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk

cairan jernih tidak berwarna.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 11: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

8) n-heksana (Dirjen POM, 1995 : 1158)

Nama lain : n-heksana

RM / BM : C6H12 / 86,18

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, bau seperti

eter lemah atau bau seperti petroleum.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam

etanol mutlak, dapat dicampur dengan eter,

dengan kloroform, dengan benzena, dan

dengan sebagian besar minyak lemak dan

minyak atsiri.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

9) Natrium Karbonat (Dirjen POM, 1979 : 400)

Nama resmi : Natrii Carbonas

Nama lain : Natrium karbonat

RM / BM : Na2CO3.H2O / 124,00

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

putih.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut

dalam air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 12: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Kegunaan : Zat tambahan; keratolitikum.

10) Natrium Subkarbonat (Dirjen POM, 1979 : 424)

Nama resmi : Natrii Subcarbonas

Nama lain : Natrium subkarbonat

RM / BM : NaHCO3 / 84,01

Pemerian : Sebuk hablur putih atau hablur monoklin kecil;

tidak berbau; rasa asin.

Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air; praktis tidak larut

dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Antasidum.

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

1. Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Masing-masing tabung reaksi dengan 0,5 ml air (1) dan n-

heksana (2).

3. Ke dalam tabung reaksi (1) dan (2), tambahkan setetes metanol.

4. Kocok dan perhatikan kelarutannya (catat).

5. Kerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan alkohol lain.

6. Kerjakan seperti di atas dengan menggunakan fenol.

B. Alkohol primer, ekunder, dan tersier

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 13: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

1. Siapkan tiga buah tabung reaksi.

2. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 ml pereaksi Lucas.

3. Tambahkan 3-5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes

alkohol sekunder pada tabung (2), dan 3-5 tetes alkohol tersier

pada tabung (3).

4. Kocok dan biarkan selama 3-5 menit.

5. Perhatikan perubahannya dan catat.

6. Kerjakan seperti 1 s.d 5 dengan menggunakan fenol.

C. Beberapaa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

1. Siapkan tiga buah tabung reaksi.

2. Tabung (1) diisi dengan amyl alkohol, tabung (2) dengan

fenol, tabung (3) dengan asam asetat (sebagai pembanding)

masing-masing 1 ml.

3. Masing-masing tabung reaksi ditambah 0,5 ml Na2CO3.

4. Kocok dan biarkan selama 3-5 menit.

5. Perhatikan perubahan dan catat.

6. Kerjakan seperti 1 s.d 5 (ganti Na2CO3 dengan NaHCO3).

b. Reaksi dengan FeCl3

1. Siapkan tiga buah tabung reaksi.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 14: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

2. Tabung (1) diisi dengan metanol, tabung (2) dengan amil

alkohol, dan tabung (3) dengan fenol masing-masing 1 ml.

3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan

beberapa tetes FeCl3.

4. Catat perubahan yang terjadi.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 15: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 3

METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. 11 tabung reaksi.

2. 4 rak tabung.

3. 1 gelas ukur 5 ml.

3.2 Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Kelarutan dalam air dan n-heksana

a. 0,5 ml aquadest.

b. 0,5 ml n-heksana.

c. Metanol (setetes).

d. Amil alkohol (setetes).

e. Fenol (setetes).

2. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

a. 3 ml pereaksi Lucas.

b. 3-5 tetes alkohol primer (metanol).

c. 3-5 tetes alkohol sekunder (amil alkohol).

d. 3-5 tetes alkohol tersier (n-heksana)

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 16: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

e. 3-5 tetes fenol.

3. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

a. 1 ml amil alkohol.

b. 1 ml fenol.

c. 1 ml asam asetat.

d. 1,5 ml Na2CO3.

e. 1,5 ml NaHCO3.

4. Reaksi dengan FeCl3

a. 1 ml metanol.

b. 1 ml amil alkohol.

c. 1 ml fenol.

d. FeCl3 (beberapa tetes)

3.3 Cara Kerja

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

1. Disiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Masing-masing tabung rekasi diisi dengan 0,5 ml air (1) dan n-

heksana (2).

3. Ke dalam tabung reaksi (1) dan (2), ditambahkan setetes

metanol.

4. Dikocok dan diperhatikan kelarutannya (catat).

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 17: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

5. Dikerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan alkohol yang

lain.

6. Dikerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol.

B. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi.

2. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 ml pereaksi Lucas.

3. Ditambahkan 3-5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes

alkohol sekunder pada tabung (2) dan 3-5 tetes alkohol tersier

pada tabung (3).

4. Dikocok dan dibiarkan selama 3-5 menit.

5. Diperhatikan perubahannya dan catat.

6. Dikerjakan seperti 1 s.d 5 dengan menggunakan fenol.

C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

1. Disapkan tiga buah tabung reaksi.

2. Tabung (1) diisi dengan amyl alkohol, tabung (2) dengan

fenol, tabung (3) dengan asam asetat (sebagai pembanding)

masing-masing 1 ml.

3. Masing-masing tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml

Na2CO3.

4. Dikocok dan dibiarkan selama 3-5 menit.

5. Diperhatikan perubahan dan dicatat.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 18: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

6. Dikerjakan seperti 1 s.d 5 (ganti Na2CO3 dengan NaHCO3).

b. Reaksi dengan FeCl3

1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi.

2. Tabung (1) diisi dengan metanol, tabung (2) dengan amyl

alkohol, dan tabung (3) dengan fenol masing-masing 1 ml.

3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan

beberapa tetes FeCl3.

4. Dicatat perubahan yang terjadi.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 19: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

Alkohol / Fenol

Kelarutan dalam air

Kelarutan dalam n-heksana

Keterangan

Metanol Larut Tidak larut

Amil alkohol Tidak larut Larut

Fenol Larut Tidak larut

B. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

Alkohol Pereaksi Lucas Keterangan

Primer (metanol) ≠ ada perubahanTerjadi dua

fase: minyak &

air

Sekunder (amil alkohol) ≠ larut

Tersier (n-heksana) ≠ ada perubahan

Fenol ≠ ada perubahan

C. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 20: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Alkohol Na2CO3 NaHCO3 Keterangan

Amil alkohol Ada gelembung

Ada gelembung

Fenol ≠ ada gelembung

≠ gelembung gelembung

Asam asetat

≠ ada gelembung

≠ ada gelembung

b. Reaksi dengan FeCl3

Zat FeCl3 Keterangan

Metanol 3 tetes Kuning pucat dan ≠ larut

Amil alkohol 3 tetes Kuning pucat dan larut

Fenol 3 tetes Kuning pucat dan larut

4.2 Reaksi

A. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

ZnCl2C2H5OH + HCl C2H5Cl + H2O

OH CH3

ZnCl2CH3-CH2-CH-CH3 + HCl CH3-CH2-C-Cl + H2O

OH3

B. Beberapa reaksi alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

CH3(CH2)4-OH + Na2CO3 CH3(CH2)4-Ona + HCO3

Ar-OH + Na2CO3 2ArNa + H2CO3

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 21: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

2ArNa + H2 + CO2

O O

CH3-C-OH + Na2CO3 CH3-C-ONa-H2CO3

Ar-OH + NaHCO3 Ar-ONa + H2CO3

O O

CH3-C-OH + NaHCO3 CH3-C-ONa + HCO3

b. Reaksi dengan FeCl3

CH3OH + FeCl3 CH3O.Fe + HCl3

CH3(CH2)3-OH + FeCl3 CH3(CH2)3 O.Fe + HCl3

Ar-OH + FeCl3 ArO.Fe + HCl3

4.3 Pembahasan

Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-

unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Fenol mempunyai rumus

struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat

langsung pada cincin aromatik, dan dengan  Ar-(sebagai aril) maka

rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari

alkohol karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi,

dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin aromatik.

Alkohol tidak bereaksi dengan basa (karena sifatnya yang sangat

lemah) sedangkan fenol bereaksi dengan basa. Alkohol bereaksi

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 22: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

dengan Na atau PX3, sedangkan fenol idak bereaksi (X adalah

halogen).

Pada percobaan alkohol dan fenol kita membahas tentang

perbedaan kedua zat tersebut dengan melakukan uji coba kelarutan

dalam air dan n-heksana; alkohol primer, sekunder dan fenol; dan

beberapa reaksi alkohol dan fenol, dimana uji coba yang ketiga ini

dilhat pada uji reaksi dengan Na2CO3 / NaHCO3 dan uji reaksi dengan

FeCl3. Dalam percobaan ini digunakan  beberapa bahan diantaranya

alkohol (beberapa macam), fenol, pereaksi Lucas, air, NaHCO3, PP,

CH3COOH, dan Na2CO3.

Didalam percobaan kelarutan dalam air dan n-heksana diperoleh

hasil kelarutan  metanol dan fenol larut dalam air tetapi tidak larut

dalam n-heksana, sedangkan amil alkohol tidak larut dalam air tetapi

larut dalam n-heksana. Hal ini sesuai teori bahwa alkohol yang

memiliki atom karbon sedikit mudah larut dalam air, sedangkan yang

memiliki atom karbon yang banyak tidak larut dalam air.

Pada percobaan alkohol primer (metanol), alkohol tersier (n-

heksana), dan fenol dengan penambahan pereaksi Lucas tidak

mengalami perubahan. Pada percobaan alkohol sekunder (amil

alkohol) dengan penambahan pereaksi Lucas tidak larut.

Pada percobaan beberapa reaksi alkohol dan fenol , pada

percoban pengujian amil alkohol dengan Na2CO3 dan NaHCO3

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 23: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

menghasilkan gelembung, sedangkanpada pengujian fenol dan asam

asetat dengan Na2CO3 dan NaHCO3 tidak menghasilkan gelembung.

Pada uji reaksi dengan FeCl3, metanol tidak larut dan membentuk

larutan kuning pucat pada FeCl3, amil alkohol larut pada FeCl3 dan

membentuk larutan kuning pucat, fenol larut pada FeCl3 dan

membentuk larutan kuning pucat.

Uji Lucas dalam alkohol adalah tes untuk membedakan antara

alkohol primer, sekunder dan tersier. Hal ini didasarkan pada

perbedaan reaktivitas dari tiga kelas alkohol dengan hidrogen halida.

Alkohol tersier bereaksi dengan reagen Lucas untuk menghasilkan

kekeruhan walaupun tanpa pemanasan, sementara alkohol sekunder

melakukannya dengan pemanasan. Alkohol primer tidak bereaksi

dengan reagen Lucas. Reagen melarutkan alkohol, menghilangkan

gugus OH, membentuk karbokation.

Penambahan besi(III) klorida yang terlarut dalam kloroform

(triklorometana) ke dalam suatu larutan fenol dalam kloroform,

menghasilkan suatu larutan berwarna ketika ditambahkan piridin.

Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat

bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak

menghasilkan warna apapun pada uji ini.

Namun pada saat melakukan percobaan terjadi beberapa

kesalahan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahun tentang

percobaan ini. Selain itu, kesalahan pada percobaan alkohol dan fenol

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 24: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pada pengambilan sampel

yang tidak menggunakan pipet yang berbeda, yang menyebabkan

pengamatan terkontaminasi dengan sampel lain, serta alat yang

digunakan juga tidak steril.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini kita dapat mengetahui perbedaan alkohol dan

fenol, membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier.

Selain itu, kita juga dapat mengetahui kelarutan alkohol dan fenol

dalam air dan n-heksana. Mengetahui reaksi alkohol dan fenol dengan

Na2CO3 dan NaHCO3 serta FeCl3.

Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Metanol dan fenol larut dalam air, tetapi tidak larut dalam n-

heksana, sedangkan amil alkohol tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam n-heksana.

2. Alkohol primer (metanol), alkohol tersier (n-heksana) dan fenol saat

ditambahkan pereaksi Lucas, tidak menghasilkan perubahan.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 25: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Alkohol sekunder (amil alkohol) saat ditambahkan pereaksi Lucas

tidak larut

3. Amil alkohol menghasilkan gelembung udara saat direaksikan

dengan Na2CO3 dan NaHCO3, sedangkan fenol dan asam asetat

tidak menghasilkan gelembung udara.

4. Metanol, amil alkohol, dan fenol mengalami perubahan warna

menjadi kuning pucat saat direaksikan dengan FeCl3. Tetapi,

metanol tidak larut, sedangkan amil alkohol dan fenol larut.

5.2 Saran

Sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum

telah disiaapkan terlebih dahulu agar praktikum dapat berjalan dengan

lancar.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 26: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Penuntun Kimia Organik. UMI: Makassar.

Basari, Ismail. 1998. Kimia Organik Untuk Universitas. Armico:

Bandung.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Fessenden, R.J dan Fessenden J.S. 1986. Kimia Organik Edisi 3 Jilid 1.

Worth Publisher, INC : Belmont, USA.

Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Powerbooks: Jakarta.

Keenan, W. Charles. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI.

Erlangga: Jakarta.

Oxtoby, Gillis. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi IV Jilid II.

Gelora Aksara Pratama: Jakarta.

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid I. Aksara Baru: Jakarta.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa Aksara: Jakarta.

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 27: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Suminar, Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga:

Jakarta.

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Dua buah tabung reaksi

Tabung (1) + 0,5 ml air

Tabung (2) + 0,5 ml n-heksana

Tabung (1) dan (2) + setetes metanol

Kocok dan catat kelarutannya

Kerjakan kembali dengan menggunakan alkohol lain dan fenol

2. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

Tiga buah tabung reaksi

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 28: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

+ 1 ml pereaksi Lucas

Tabung (1) + 3-5 tetes alkohol primer

Tabung (2) + 3-5 tetes alkohol sekunder

Tabung (3) + 3-5 tetes alkohol tersier

Kocok dan biarkan 3-5 menit

Catat perubahan yang terjadi

Kerjakan kembali dengan menggunakan fenol

3. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Tiga buah tabung reaksi

Tabung (1) + 1 ml amyl alkohol

Tabung (2) + 1 ml fenol

Tabung (3) + 1 ml asam asetat

+ 0,5 ml Na2CO3

Kocok dan biarkan 3-5 menit

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 29: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Perhatikan dan catat perubahannya

Kerjkan kembali dengan mengganti Na2CO3 dengan NaHCO3

4. Reaksi dengan FeCl3

Tiga buah tabung reaksi

Tabung (1) + 1 ml metanol

Tabung (2) + 1 ml amil alkohol

Tabung (3) + 1 ml fenol

+ beberapa tetes FeCl3

Catat perubahan yang terjadi

B. Gambar

1. Kelarutan dalam air dan n-heksana

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 30: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

2. Alkohol primer, sekunder, dan tersier

Tidak larut

Tidak ada perubahan

3. Reaksi dengan Na2CO3

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 31: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Ada gelembung Tidak ada gelembung

4. Reaksi dengan NaHCO3

Ada gelembung Tidak ada gelembung

5. Reaksi dengan FeCl3

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.

Page 32: laporan 1 kimor

ALKOHOL DAN FENOL

Kuning pucat & tidak larut

Kuning pucat & larut

SULFIRA ARIYANTI15020140139 MAMAT PRATAMA, S.FARM., M.SI., APT.