Makalah Kimor - PBL 2

33
  Makalah Kimia Organik PBL 2 : Benzena dan Turunannya, Alkohol, dan Fenol 2014 Kelompok : 1. Bimaseta Rachmanda / 1306370373 2. Dania Alfis Firdausyah / 1306370511 3. Farhan Fathurrahman / 130644690 4. Pangiastika Putri Wulandari / 1306370493 5. Rahmatika Alfia Amiliana / 1306370562 Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, 2014

description

KIMOR

Transcript of Makalah Kimor - PBL 2

  • Makalah Kimia Organik PBL 2 : Benzena dan Turunannya, Alkohol, dan Fenol

    2014

    Kelompok 7 :

    1. Bimaseta Rachmanda / 1306370373

    2. Dania Alfis Firdausyah / 1306370511

    3. Farhan Fathurrahman / 130644690

    4. Pangiastika Putri Wulandari / 1306370493

    5. Rahmatika Alfia Amiliana / 1306370562

    Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia

    Depok, 2014

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .......................................................................................................................

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Dasar Teori ..................................................................................................

    1.1.1 Part A: Benzena .................................................................................

    1.1.2 Part B: Subtitusi Elektrofilik dan Resonansi Benzena .......................

    1.1.3 Part C: Alkohol dan Fenol ................................................................

    BAB II ISI

    2.1 Permbahasan Soal Part A ............................................................................

    2.2 Permbahasan Soal Part B ............................................................................

    2.3 Permbahasan Soal Part C1 ..........................................................................

    2.4 Permbahasan Soal Part C2 ..........................................................................

    DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan limpahan karunia dan

    rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan

    kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam proses penyusunan makalah ini. Kami

    juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eny Kusrini selaku dosen pembimbing Kelas

    Kimia Organik-01. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas mata

    kuliah Kimia Organik, yaitu PBL 2 (Problem Based Learning 2) mengenai Benzena,

    Subtitusi Elektrofilik pada Benzena, Fenol, dan Alkohol.

    Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dalam kesempurnaan.

    Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan agar dapat membuat makalah yang

    lebih baik dari sebelumnya di masa mendatang. Kami mengucapkan terima kasih yang telah

    membantu proses pembuatan makalah ini. Kami berharap dengan adanya makalah ini,

    pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mampu memahami segala materi yang

    terdapat dalam makalah ini.

    Depok, April 2014

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Dasar Teori

    1.1.1 Part A : Benzena

    Benzena adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6 dan tersusun atas 6

    buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom

    hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Benzena dikategorikan ke dalam

    hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Senyawa benzena pertama kali

    disintesis oleh Michael Faraday pada tahun 1825, dari gas yang dipakai sebagai bahan

    bakar lampu penerang.

    Menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun

    secara siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120.

    Ikatan antara atom karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian

    (terkonjugasi). Ikatan rangkap pada molekul benzena tidak terlokalisasi pada karbon

    tertentu melainkan dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi). Gejala ini dinamakan

    resonansi. Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar mengalami reaksi

    adisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan

    membentuk cincin yang kuat terhadap reaksi kimia sehingga tidak mudah diganggu.

    Benzena paling banyak digunakan sebagai pelarut senyawa karbon yang bersifat

    nonpolar dan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa turunan benzena. Semua

    senyawa karbon yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan

    benzena. Reaksi umum benzena adalah reaksi substitusi, yaitu penggantian atom H oleh

    gugus lain tanpa mengganggu cincin karbonnya.

    Struktur Kekule Benzena Struktur Resonansi Benzena

    1.1.2 Part B : Subtitusi Elektrofilik dan Resonansi Benzena

    Subtitusi Elektrofilik Benzena

    Brominasi Pada Benzena

    Mekanisme brominasi benzene terbagi 3, panas

    FeCl3Br2+

    +

    Br

    HBr

    Bromobenzena (75%)

  • yaitu pembentukan elektrofil, substitusi elektrofil ke benzene, dan elepasan ion

    hidrogen

    Klorinasi dan Iodinasi

    Klorinasi serupa dengan brominasi. Katalis yang digunakan AlCl3.

    Iodinasi membutuhkan agen pengoksidasi asam, seperti asam nitat, yang akan

    mengoksidasi iodin menjadi ion I+.

    Sulfonasi

    Menggunakan SO3 dan asam sulfat berasap untuk menghasilkan ion HSO3+

    Alkilasi Friedel Crafts

    Sintesis alkil benzen menggunakan alkil halida dan asam lewis, biasanya AlCl3.

    Reaksi alkil halida dengan asam lewis akan menghasilkan karbokation yang berperan

    sebagai elektrofil. Sumber karbokation lain : alkena + HF atau alkohol+ BF3.

    Asilasi Friedel Crafts

    Asilbenzen yang terbentuk dapat dikonversi menjadi alkil benzen melalui reaksi

    dengan HCl (aq) dan amalgam Zn.

    Resonansi Struktur Benzena

    Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu

    dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur Lewis. Struktur molekul

    atau ion yang mempunyai delokaliasi elektron disebut dengan struktur resonan. Pada

    ozon, terdapat perpindahan elektron antar inti yang dijelaskan dengan anak panah.

    Perhatikan contoh berikut:

    Molekul atau ion yang dapat beresonansi mempunyai sifat-sifat berikut:

    1. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis yang disebut dengan struktur

    resonan. Tetapi tidak satupun struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul

    yang bersangkutan.

    2. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer. Perbedaan antar

    struktur hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.

    3. Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan

    elektron tak berpasangan. yang sama.

    H+

    HNO3 I21/2 I+

    NO2 H2O+ ++ +

  • 4. Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang berbeda pada masing-masing struktur

    tidak mempunyai panjang ikatan yang khas.

    5. Struktur yang sebenarnya mempunyai energi yang lebih rendah dibandingkan energi

    masing-masing struktur resonan.

    1.1.3 Part C : Alkohol dan Fenol

    Alkohol

    Alkohol merupakan senyawa yang molekulnya mengandung gugus hidroksi (OH-).

    Alkohol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon atau

    eter yang sebanding. Alkohol mempunyai keasaman yang sedikit lebih baik dibanding

    air. Alkohol dengan berat molekul rendah akan larut dengan air. Tatanama alkohol

    cenderung mirip dengan tatanama alkana, namun yang membedakan tatanama alkohol

    menggunakan akhiran OH.

    Alkohol dapat diperoleh melalui berbagai cara, yaitu dari alkena yang terbagi

    menjadi tiga bagian; hidrasi alkena, oksimerkurasi demerkurasi, dan Hidroborasi.

    Alkohol juga dapat dibentuk melalui reaksi Grignard dan juga reduksi senyawa karbonil

    seperti aldehid, keton, dll menggunakan reagen seperti NaBH4 atau LiAlH4. Alkohol

    mempunyai berbagai fungsi, mulai dari pelarut, minuman, hingga bahan bakar. Alkohol

    merupakan sebuah elemen penting dalam kimia organik karena kemampuannya untuk

    disintesis dan menyintesis senyawa alkil halida, eter, alkena, dan senyawa karbonil

    seperti; ester, asam karboksilat, keton, dan aldehid.

    Fenol

    Fenol adalah senyawa dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatik.

    Gugus OH merupakan aktivator kuat dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik.

    (Fessenden, 1986). Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus

    hidroksil yang berikatan dengan cincin fenil. Suatu fenol dengan satu cincin substituen

    lain dapat diberi nama dengan sistem orto, meta, para.

    Fenol p-bromofenol o-klorofenol

    Pada Fenol ikatan yang terjadi pada karbon C adalah ikatan karbon sp2 dan ikatan

    karbon sp2 lebih kuat daripada ikatan sp

    3 sehingga ikatan C-O dari suatu fenol tidak

  • mudah terputuskan. Fenol tidak bereaksi SN1 dan SN2 atau reaksi-reaksi eliminasi pada

    alkohol. Meskipun ikatan C-O fenol tidak mudah patah, ikatan OH mudah putus. Fenol

    dengan pKa=10, merupakan asam yang lebih kuat daripada alkohol dan air. (RJ

    Fessenden dan JS Fessenden, 1986). Fenol dapat larut dalam air, karena fenol memiliki

    gugusan hidroksil maka dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air, hal ini dikatakan

    gugusan hidrofil (suka air). Pengaruh gugusan OH yang hidrofil maka fenol dapat larut

    dalam air.

    Walaupun fenol kurang asam bila dibandingkan dengan asam karboksilat, tetapi

    fenol lenih asam dibandingkan dengan alkohol dan air karena ion fenoksida merupakan

    resonansi stabil. Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat dari alkohol karena ion

    yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatif yang disebar (delokalisasi) oleh

    cincin aromatik (Suminar, 1990). Fenol dapat melepaskan ion H+ dari gugus

    hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5 yang dapat

    dilarutkan dalam air.

  • BAB II

    ISI

    2.1 Pembahasan Soal Part A

    Pertanyaan

    1. Apa yang anda ketahui tentang aromaticity dan pengaruhnya terhadap kestabilan

    benzena? Tuliskan rumus dan bagaimana cara menghitungnya? Berikan contoh.

    2. Mengapa benzene sangat berguna untuk pelarut dalam pelarut pabrik tersebut?

    3. Mengapa benzene beracun? Apa yang anda tahu tentang benzene, tuliskan sifat-sifat

    fisika ataupun kimianya serta proses/reaksi pembuatannya? Berikan contoh singkat.

    4. Bagaimana mendeteksi konsentrasi benzene di udara? Tuliskan ambang batas ataupun

    parameter yang lain untuk benzena atau zat kimia lain yang beracun yang berada di

    udara dan dapat mengganggu kesehatan?

    5. Bagaimana kita dapat menggunakan pelarut lain untuk menggantikan benzena

    ataupun menurunkan keracunan dan mengapa harus digantikan?

    6. Anda diminta untuk menyelidiki tentang kasus itu dan diminta untuk membuat

    laporan secara sistematis berkenaan tentang kasus ini ke public melalui informasi

    yang dapat anda peroleh dari surat kabar, ataupun majalah cetak, ataupun elektronik.

    7. Antisipasi atau upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek karsinogen

    dari benzena?

    8. Terangkan gambar di bawah ini secara singkat. Gunakan gambar di bawah ini untuk

    menerangkan pada reaksi monobromonasi pada toluene dan sebutkan nama

    produknya? Apa hubungan energi dengan reaksi pada diagram di bawah ini.

    Jawaban

    1. - Aromaticity atau aromatisitas adalah sifat suuatu senyawa yang cukup distabilkan

    dengan delokasi elektron-pi dengan syarat molekul tersebut harus siklik, berbentuk

    datar, dan tiap atom cincin harus memiliki orbital p yang tegak lurus bidang cincin.

  • - Pengaruh aromaticity pada kestabilan benzena yaitu pada energi resonansinya.

    Benzena sebagai salah satu senyawa aromatic memiliki energi resonansi yang

    menstabilkan cincin benzena. Energi resonansi adalah enegi yang hilang (kestabilan

    yang diperoleh) dengan adanya delokalisasi penuh elektron-elektron sistem pi. Arti

    resonansi benzena dalam reaktiviras kimia adalah diperlukan lebih banyak energi

    untuk suatu reaksi dalam dimana hilang karakter aromatic dari cincin itu.

    - Untuk menentukan apakah suatu senyawa merupakan senyawa aromatic dapat

    menggunakan Aturan Hickel. Menurut aturan Hickel, suatu senyawa datar monosiklik

    (suatu cincin) harus memiliki elektron pi sebanyak 4n+2 dengan n adalah sebuah

    bilangan bulat. Agar bersifat aromatic, semua elektron pi-nya harus berpasangan.

    Sistem ini akan menghasilkan tumpang-tindinh maksimum dan lengkap, yang

    diisyaratkan untuk tercapainya stabilisasi aromatic. Jika beberapa orbital pi tidak terisi

    (ada elektron tidak berpasangan), tumpang tindih belum maksimum dan senyawa itu

    tidak aromatik.

    2. Salah satu bahan penting dalam industri sepatu adalah lem.Berdasarkan penelitian

    yang dilakukan menyatakan bahwa terdapat pelarut organik dalam lem berupa toluena

    lebih dari 70% dan pelarut benzena sekitar 1-2% (Hendra, 2008). Benzena merupakan

    pelarut solven yang sangat baik untuk lateks karet dan telah digunakan secara besar-

    besaran dalam industri karet sepanjang abad ke-19 (Ester, 2006). Maka dari itu pelarut

    benzena sangat dibutuhkan untuk memproduksi sepatu.

    3. - Benzena menjadi beracun karena memiliki sifat karsinogenik, yaitu zat yang dapat

    membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya berlebih. Beberapa peneitian

    menunjukkan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab leukemia, penyebab

    kanker darah yang telah menyebabkan kematian. Paparan benzena dapat

    menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat hingga kematian.

    - Benzena adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6 dan tersusun atas 6

    buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom

  • hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Benzena dikategorikan ke dalam

    hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.

    - Sifat Fisik dan Kimia Benzena

    Sifat Fisik Sifat Kimia

    a. Tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.

    b. Mudah menguap dan berwujud cair pada suhu

    ruang (270C).

    c. Titik didih: 80 0C, Titik leleh: -5,5

    0C

    d. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar

    e. Berat molekul: 78,11 g/mol f. Densitas: 0,88 g/L

    a. Bersifat karsinogenik (beracun) b. Cairan yang mudah terbakar dengan

    menghasilkan banyak jelaga

    c. Lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada adisi.

    d. Dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis FeCl3 membentuk halida benzena dan HCl.

    e. Bereaksi dengan asam sulfat membentuk asam benzenasulfonat, dan air.

    f. Bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan nitrobenzena dan air.

    - Pembuatan Benzena

    a. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan

    menghasilkan benzena.

    Contoh :

    b. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan benzena.

    Contoh :

    c. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.

    Contoh:

    d. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si

    akan menghasilkan benzena.

    Contoh :

    4. - Secara umum orang dapat mencium bau benzena mulai dari konsentrasi 60 ppm

    sampai dengan 100 ppm, dan untuk dapat merasakan benzena di ari pada konsentrasi

    0.5 4,5 ppm (Fessenden, 1991). Metode yang tersedia untuk penentuan benzena di

    udara, sedimen air, asam rokok, dan minyak bumi sebagian besar melibatkan

  • pemisahan dengan Gas Chromatography (GC) yang dideteksi melalui Flame

    Ionization nyala (FID) atau Photoionization (PID) atau dengan Mass Spectometry

    (MS). Atomic Line Molecular Spectrometry (ALMS) telah dikembangkan untuk

    memantau benzena dan senyawa organic lainnya pada udara ambien dengan batas

    deteksi 800 g/m3 (250 ppb).

    - Ambang batas benzena:

    NAB di Indonesia: rata-rata tertimbang waktu zat kimia di tempat kerja dengan

    jumlah jam kerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu menyatakan bahwa benzena

    yang dikalrifikasikan dalam kelompok A2 (zat kimia yang diperkitakan

    karsinogen untuk manusia) memiliki NAB sebesar 10 ppm atau 32 mg/m3

    benzena di udara (SNI 2005).

    OSHA: konsentrasi benzene di tempat kerja selama jam kerja adalah 1 ppm, dan

    jika bekerja selama 15 menit batas maksimum adalah 5 ppm. Jika bekerja dengan

    konsentrasi EPA (Environmental Protection Agency) lebih tinggi, maka wajib

    untuk memakai PPE respiartor.

    EPA: kadar benzene di bensin pada peraturan tahun 2011 batas tersebut lebih

    ketat lagi menjadi rata-rata 0,62% dengan maksimum 1,3%, kadar benzene dalam

    air minum adalah 5 ppb, dan kadar benzene dalam btol air minum adalah 5 ppb.

    5. Sifat karsinogen pada benzena menyebabkan penggunaan benzena termasuk sebagai

    pelarut sudah mulai dikurangi. Pengganti benzene yang lebih baik, yaitu toluene

    sebagai turunan dari benzene. Toluena jauh kurang beracun dibandingkan benzena,

    meskipun bukan juga tidak berbahaya. Hal ini karena perbedaan senyawa intermediet

    yang dihasilkan pada saat akan dibongkar dalam tubuh. Untuk toluena menghasilkan

    senyawa intermediet asam benzoat yang dapat diekskresikan, sehingga tidak akan

    menimbulkan masalah kesehatan. Toluena dibentuk dari proses alkilasi benzene, yaitu

    gugus alkil akan menggantikan atom H pada benzene menggunakan katalisator

    aluminium klorida (reaksi Friedel-Crafts). Toluena memiliki sifat tidak dapat larut

    dalam air tetapi larut di dalam alcohol atau eter, dan dapat dioksidasi menjadi asam

    benzoat. Kegunaan toluene khususnya dibidang industri adalah bahan dasar dalam

    pembuatan asam benzoate, bahan peledak TNT (Trinitro Toluena), dan pelarut

    senyawa karbon.

    6. Beberapa kasus akibat penggunaan benzena pada industri sepatu adalah pada tahun

    1946-1956 di Amerika Serikat terdapat 107 kasus akibat konsentrasi pemajanan

    benzena yang melebihi 400 ppm. Dari kasus tersebut ditemukan hemophaty dan

  • thrombocytopenia (George & Fleorance, 1992). Pada tahun 1945-1955 terdaat 125

    kasus penurunan trombosit dan ketidaknormalan fungsi hati dikarenakan pemajanan

    benzena yang melebihi 400 ppm pada industri sepatu. Sedangkan pada tahun 1948,

    API (American Petroleum Institute) mempubilkasikan bahwa benzena dipastikan

    dapat menyebabkan leukemia dan tidak ada toleransi sekecil apapun terhadap emisi

    benzena (Didin, 2007). Pada tahun 1971 di Amerika Serikat terdapar 51 kasus

    leukopenia, pancytopenia, eoainophilia, thrombocytopenia, basophilia, pembesaran

    platelet dan anemia akibat pemajanan benzena ddengan konsentrasi antara 30-210

    ppm (George dan Fleorance. 1991).

    Kasus I: benzena dalam keracunan bensin akut dari 22 Juli - 7 Agustus 1997, yang

    dimiliki sepenuhnya sepatu benzena Ltd di keracunan bensin terjadi. Keracunan

    tiga pasien adalah perempuan pengguna Shuajiao pekerja, kejadian senioritas dari

    1,5 tahun. Keracunan diwujudkan sebagai dua jam setelah perekat kontak, sadar

    atau sesak dada, mual, kelemahan tubuh, penglihatan kabur, mati rasa anggota

    badan, yang berkedut runtuh. Situs deteksi benzena, toluena, xilena, konsentrasi

    bensin serius kelebihan berat badan. Analisis, hasil bensin, benzena, toluena,

    xilena dan tingginya kandungan mortir dan untuk sepatu poles bahan baku,

    komposisi poles pelarut dari toluene, xylene.

    Kasus II: sepatu, tas, ditambah keracunan benzena industri desa yang dikelola

    perusahaan dimasukkan ke dalam operasi pada bulan Juni 1989, 30 pekerja di 45

    meter persegi, ada gudang peralatan pelindung untuk benzena sebagai perekat

    neoprene pelarut agen sepatu. Maret 1991, sudah ada 12 pekerja terjadi anemia

    aplastik, senioritas terpanjang 14 bulan, 4 bulan terpendek, tempat kerja benzena

    konsentrasi serius kelebihan berat badan.

    Kasus III: pabrik mainan keracunan dikloroetan pada tahun 1992, Guangdong dua

    pabrik mainan asing telah terjadi empat kasus disebabkan 3435 lem dan pelarut

    organik lainnya yang mengandung etilena diklorida mainan ikatan produksi 1,2 -

    dikloro-B keracunan akut alkil, di mana tiga orang tewas, bekerja hanya 1 sampai

    5 bulan.

    Kasus IV: ikatan kulit Pekerja benzena keracunan September 23, 1997, Garment

    Co, Ltd magang mahasiswa 43 di bawah tidak ada fasilitas perlindungan, dengan

    kulit neoprene berikat, setelah 4 sampai 8 jam, 10 orang terjadi benzena

    keracunan. Itu ditentukan bahwa konsentrasi benzena lokakarya hingga

    552mg/m3.

  • Kasus V: pabrik furniture cat keracunan benzene di sebuah pabrik mebel di

    Guangdong, menggunakan cat benzena, hanya 23 dari pabrik kecil, 18 keracunan

    benzene.

    Kasus VI: lapisan kedap air yang disebabkan oleh keracunan benzena pada tahun

    2000 dari sebuah perusahaan di Beijing waterproofing kebakaran pekerjaan

    waterproofing coating penyebaran sumur tahan air setelah sekitar 10 menit, dan

    sadar pusing, mual, muntah, inkontinensia, koma, maka lain penyelamatan tiga

    pekerjanya 11 pingsan. Situs pemantauan melebihi waktu 1700, benzena, toluena,

    stirena serius kelebihan berat badan.

    Kasus VII: Forges minyak keracunan ringan sintetik Harbin perusahaan

    penempaan pada tahun 2000 karena pipa minyak ringan sintetis (benzena, toluena,

    xilena, toluena, dll) kebocoran, menyebabkan 107 orang dengan keracunan akut

    ringan benzena.

    Kasus VIII: kulit pabrik gumming stasiun n-heksana keracunan pabrik kulit di

    Guangdong pada tahun 1999, empat kasus dengan stasiun gumming kronis parah

    dalam n-heksana simulasi kecelakaan keracunan konsentrasi n-heksana adegan

    serius kelebihan berat badan, keracunan adalah sakit kepala, pusing, mual,

    muntah, kelemahan ekstremitas bawah, penyakit progresif diperparah. Keracunan

    melalui kontak dengan racun bekerja selama enam bulan, tanpa peralatan

    pelindung.

    Kasus IX: Packer benzena keracunan pada Maret 2002, sebuah Co Packing, Ltd di

    Beijing 81 packers 12 benzena keracunan kronis, keracunan berat enam orang

    tewas satu orang. Uji lapangan menunjukkan bahwa konsentrasi benzena serius

    kelebihan berat badan.

    7. - Bila di tempat kerja terdapat benzene maka cara berikut bisa dilakukan:

    Mengganti benzene dengan solvent lain

    Menutup sumber benzene

    Bila benzene tetap ada maka haruslah selalu memakai PPE yang baik dan benar.

    - Tidak merokok baik aktif maupun pasif, karena rokok adalah penyebab pemaparan

    benzene terbesar.

    - Tidak menghirup uap bensin

    - Hindari kulit terkena bensin

    - Hindari atau perkecil pemaparan terhadap : solvent, cat, peralatan melukis, terutama

    bila berada di confined spaces.

  • 8. Jika reaksi adisi terjadi, 150 kJ/mol energi stabilisasi dari cincin aromatic akan

    menghilang dan rekasi keseluruhan akan bersifat endoterm (entalpi produk lebih besar

    dari entalpi pereaksi, sehinggga terjadi penyerapan energi). Ketika reaksi subtitusi,

    kestabilan cincin aromatic dipertahankan dan reaksinya menjadi eksoterm (entalpi

    produk lebih kecil dari entalpi pereaksi, sehinggga terjadi pelepasan energi).

    2.2 Pembahasan Soal Part B

    Pertanyaan

    1. Uraian perusahaan yang banyak menggunakan proses reaksi nitrasi atau sulfonasi

    pada aromatic . apa yang dapat anda simpulkan dengan proses reaksi tersebut dan

    pengaruh gugus yang ditambahkan pada cincin aromatic tersebut?

    2. Menuju pada Gambar 16.1 pada buku Mc. Murray. Jelaskan klasifikasi pengaruh

    Subtituen dalam subtitusi elektrofilik aromatic?

    3. Tuliskan reaksi pembuatan nitrobenzena. Gambarkan dan jelaskan mekanisme dari

    reaksi ion nitronium menjadi nitrobenzene, nitrobenzene adanya gugus

    nitroenyebabkan cincin kurang reaktif , kenapa? Jelaskan secara ilmiah.

    4. Berikan contoh proses pembuatan sulfanilamide dengan menggunakan atau

    berdasarkan reaksi aromatic sulfonium ? terangkan secara singkat dan jelas

    5. Prediksi produk major untuk bromninaasi pada nitrobenzene, tuliskan reaksi yang

    terjadi? Tuliskan struktur resonansi nitrobensena untuk menunjukan pengaruh

    resonansi penarik electron pada grup nitro?

    6. Dari reaksi dibawah ini, reaksi manakah yang dipilih?jelaskan. apa yang anda ketahui

    tentang penataulangan karbonkation dan reaksi friedel crafts?

  • 7. Dengan merujuk table 16.2 pada buku Mc. Murray dan dengan mengikut kaedah

    umum pada trisubtitusi benzene , jelaskan dan beri contoh secara singkat.

    8. Reaksi SN 1 dan SN 2 dapat terjadi pada cincin aromatic jelaskan dan tuliskan

    perbedaannya . berikan contoh reaksi dan mekanismenya.

    Jawaban

    1. - Salah satu hasil dari nitrasi aromatik adalah nitrobenzena. Sekitar 95% dari

    nitrobenzena dikonsumsi dalam produksi anilin, yang merupakan prekursor bahan

    kimia karet, pestisida, pewarna, bahan peledak, dan farmasi.

    - Sedangkan salah satu haisl reaksi sulfonasi adalah asam sulfanilat. Secara komersial,

    asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam proses ini, anilin dan asam sulfat

    pekat dimasukkan ke dalam ke dalam suatu ketel besi tuang yang dilengkapi dengan

    kondensor refluks. Lalu dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi.

    Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang keluar dalam

    ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan anilin (dari

    kondensor reflux), maka reaksi akan sempurna, dengan hasil yaitu asam sulfanilat

    dengan konsentrasi 97%. Dengan kata lain Proses Baking ini sangat cocok karena

    asam sulfanilat yang diperoleh cukup pekat dan konversinya besar.

    2. Sebuah substituen dari turunan benzena, membawa reaksi substitusi elektrofilik

    aromatik, substituen yang ada ke dalam substituen kunci baru ke dalam posisinya, ada

    efek arah tertentu. Efek ini dikenal sebagai efek orientasi substituen.

    Monosubstituted benzena derivatif efek orientasi

    a. Jika substituen pada fenil cincin-NH2 (-NHR,-NR2, R adalah alkil),-OH,-OCH3

    (-OC2H5, dll),-NHCOCH3, C6H5-,-CH3 (C2H5-, dll) ( oleh efek dari lokalisasi

    yang kuat untuk memesan lemah), substitusi elektrofilik reaktif dibanding benzena

  • yang tinggi. Dalam reaksi substitusi, substituen tersebut mengarah untuk

    mendapatkan hasil maksimal dari orto dan para isomer diganti. Substituen tersebut

    dikenal memiliki aktivasi substituen orto. Efek orientasi substituen adalah masalah

    kecepatan reaksi. The orto dan para respon cepat dan meta lambat, hal itu

    menunjukkan efek orientasi orto, bereaksi cepat pada sedikit di orto lambat, hal itu

    menunjukkan efek orientasi bit.

    b. Jika substituen pada cincin benzena-F, Cl-, Br-,-I,-CH2Cl, CH-raung CHNO2, dll,

    maka substituen tersebut memiliki reaksi substitusi elektrofilik benzena benzena

    resistensi yang lebih rendah dari itu ini kelompok dalam pasivasi cincin benzena.

    O-dan m-sedikit lebih kecil daripada tingkat pembulatan, mendukung

    pembentukan orto-dan para-isomer diganti. Substituen tersebut dikenal memiliki

    inaktivasi ortho substituen.

    c. Jika substituen pada cincin benzena-NO2, - NH3, - NR3,-CF3, - PR3, - SR2,-

    SO3H,-SO2R,-COOH,-COOR,-CONH2,-CHO, - COR,-CN, dll, maka substituen

    tersebut memiliki substitusi elektrofilik reaktif benzena sebagai benzena, cincin

    benzena kelompok tersebut pasif. Ortho-dan para-meta-dipasivasi sebagian besar

    daripada dalam reaksi substitusi, sebagian besar substituen baru ke dalam meta-

    posisi untuk membentuk meta isomer. Substituen tersebut dikenal memiliki efek

    passivating dari substituen.

    Ketika cincin memiliki dua substituen, semakin kompleks titik positioning, situasi

    berikut mungkin masih meramalkan:

    a. Substituen baru ke pertama dari dua substituen dapat diposisikan dalam efek

    saling menguatkan posisi.

    b. Ketika dua substituen asli efek orientasi tidak konsisten, posisi ketiga dari

    substituen cincin benzena umumnya menentukan akses milik kategori pertama

    dari substituen asli (k).

    c. Jika asli dua substituen dari jenis yang sama, reaksi substitusi terjadi istimewa

    dalam efek orientasi yang kuat dari substituen menunjukkan posisi (1).

    d. Dalam meta-posisi satu sama lain dalam posisi antara dua substituen, umumnya

    memiliki sedikit diganti (m).

    3. Reaksi pembuatan nitrobenzene

    Tahap pertama dalam nitrasi benzene adalah dengan mengaktifkan HNO3dengan

    asam sulfat untuk menghasilkan elektrofil yang lebih kuat, ion nitronium (NO2+).

  • Karena ion nitronium adalah elektrofil yang bagus, ia diserang oleh benzene untuk

    menghasilkan Nitrobenzena.

    Mekanisme

    4. Proses pembuatan sulfanilamide

    Step 1: Chlorosulfonic acid undergoes dimerization to generate the electrophilic

    reagent used to react with acetanilide

    Step 2: Chlorosulfonic anhydride reacts with acetanilide via and electrophilic

    aromatic substitution to generate p-acetamidobenzenesulfonylchloride.

  • Step 3: p-Acetamidobenzenesulfonyl chloride reacts with ammonia to generate p-

    acetamidobenzenesulfonamide.

    Step 4: The amide group of p-acetamidobenzenesulfonamide is hydrolyzed in

    aqueous acid.

  • 5. Brominasi pada Nitrobenzena

    Dari semua struktur resonansi yang terbentuk, dari orto, meta, dan para, terdapat dua

    struktur resonansi (orto dan para) dimana muatan positif terdapat tepat disebelah grup

    nitro penarik electron. Hal ini menyebabkan struktur-struktur resonansi ini tidak

    stabil. Hal ini tidak terjadi pada struktur resonansi meta yang menyebabkannya lebih

    stabil dan menjadi produk yang lebih banyak.

    6. Penataan Ulang Karbokation

    Ciri khas dari reaksi penataan ulang ditandai oleh adanya suatu gugus yang berpindah

    dari suatu atom ke atom yang lain dalam suatu molekul. Penataan ulang karbokation

    terjadi agar mendapat senyawa yang lebih stabil.

    7. Trisubstitusi Benzena

    Sebuah molekul atau gugus fungsi dimana tiga atom hydrogen telah diganti dengan

    atom atau gugus lain. Substituen ini tidak hanya gugus metil seperti contoh.

  • 8. Tahap 1 : Serangan E+ membentuk sigma kompleks

    Tahap 2 : lepasnya proton pada sigma kompleks membentuk produk subtitusi

    2.3 Pembahasan Soal Part C1

    Pertanyaan

    1. Tuliskan reaksi pembuatan fenol dengan bahan klorobenzena! Tuliskan kondisi

    reaksinya, produk sampingnya serta mekanismenya.

    2. Tuliskan produk major dan reaksinya untuk reaksi klorinasi pada fenol

    3. pKa pada fenol tidak tersubstitusi adalah 9,89 sedangkan pada p-nitrofenol adalah

    7,15. Gambarkan struktur resonansinya untuk anion fenoksida dan terangkan data

    tersebut mengapa bisa demikia?

    4. Tuliskan urutan keasaman dari senyawa di bawah ini dan jelaskan pendapat saudara!

    5. Tuliskan perbedaan dan persamaan fenol dan alkohol dengan jelas dan singkat !

    6. Bagaimana kinerja fenol sebagai zat antioksidan. Terangkan pendapat anda, apa yang

    anda ketahui tentang polifenol?

  • Jawaban

    1.

    Reaksinya berada dalam kondisi asam karena pembentukan fenol dapat dilakukan

    dengan adanya penambahan asam, contohnya HCl. Produk sampingnya adalah garam,

    yaitu NaCl.

    Reaksi substitusi nukleofilik pada senyawa aromatik berlangsung melalui 2 tahap

    yaitu: (1) serangan nukleofil yang berlangsung dengan lambat dan menghasilkan

    suatu karbanion. Tahap ini merupakan tahap penentu laju reaksi. (2) lepasnya gugus

    pergi dari karbanion yang berlangsung cepat.

    Mekanisme reaksi pada masing-masing tahap tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

    Tahap 1:

    Produk pada tahap 1 tersebut merupakan hibrida resonansi dari struktur-struktur

    berikut:

    Tahap 2:

    2.

    Produk major pada reaksi tersebut adalah klorobenzena

    3.

    2 NaOH

  • Struktur Resonansi untuk Anion Fenoksida :

    Delokalisasi elektron fenol (Vermerris dan Nicholson, 2006)

    Substitusi yang terjadi pada fenol dapat mempengaruhi tingkat keasaman senyawa

    fenolik. Beberapa substituen (gugus yang disubstitusi) dapat meningkatkan tingkat

    keasaman dan beberapa lagi memberikan pengaruh sebaliknya. Substituen yang

    berperan sebagai penarik elektron contohnya (-Cl, -CH= O, -NO2) cenderung menarik

    elektron yang terdapat pada fenol sehingga proton (H+) terikat lebih lemah dan mudah

    untuk dilepaskan. Sebaliknya, subtituen penyumbang elektron (OCH3, CH3)

    cenderung memberikan elektronnya kepada fenol sehingga proton sulit terlepas. Subtituen nitro

    (NO2) sebagai contoh, merupakan subtituen yang keberadaannya tidak hanya

    sebagai penarik elektron tapi juga menambah jalur delokalisasi

    Menunjukkan perjalanan elektron yang terdelokalisasi lebih panjang akibat

    keberadaan substituen nitro. Kemampuan mendelokalisasikan elektron inilah yang

    menyebabkan senyawa memiliki pKa paling rendah dibandingkan senyawa lainnya .

    4. pKa Fenol adalah 9,89, pKa p-fluorofenol adalah ....., pKa senyawa ketiga adalah

    10,20, dan pKa senyawa keempat adalah....Semakin rendah nilai pKa, maka tingkat

    keasamannya semakin tinggi.

    5. Perbedaan Alkohol dan Fenol

    Fenol Alkanol

    Bersifat asam Bersifat netral

    Bereaksi dengan NaOH (basa),

    membentuk garam natrium fenolat

    Tidak bereaksi dengan basa

  • Tidak bereaksi dengan logam Na atau

    PX3

    Bereaksi dengan logam Na atau PX3

    Tidak bereaksi dengan RCOOH namun

    bereaksi dengan asil halida (RCOX)

    membentuk ester

    Bereaksi dengan RCOOH namun

    bereaksi dengan asil halida (RCOX)

    membentuk ester

    Persamaan Alkohol dan Fenol

    Alkohol yang memiliki rantai C yang panjang lebih bersifat nonpolar, begitupun

    dengan fenol, sehingga lebih sukar larut dalam air. Reaksi antara fenol dengan

    anhidrida asam tidak begitu penting, tetapi akandiperoleh ester persis seperti pada

    reaksi dengan alkohol.

    6. Salah satu kelompok senyawa yang banyak memberikan manfaat bagi manusiaadalah

    polifenol. Senyawa yang termasuk kedalam polifenol ini adalah semua senyawayang

    memiliki struktur dasar berupa fenol. Polifenol jika diklasifikasikan berdasarkan unit

    basanya di bagi menjadikelompok 3 kelompok besar yaitu asam galic, Flavon, asam

    sinamat.

    a. Asam Galic

    Senyawa ini memiliki struktur benzen yang tersubtitusi

    dengan 3 gugu OH dan satu gugus Karboksilat.

    Contohnya seperti jenis hydrolyzabletannins yang

    merupakan jenis tanin yang dapat larut di dalam

    airmembentuk asam gallic dan asam protocatechuic dan

    gula. Contoh jenisini adalah gallotanin.

    Senyawa ini tidak terlalu berperan didalam tumbuhan tetapi cukupmemberikan

    sumbangan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidangkesehatan. Senyawa jenis

    ini telah diteliti dapat menghamba tumor, anti-virus, anti oksidasi, anti deabetes

    (Hayashi et.al. 2002) dan anti cacing (Mori et.al, 2000).

    b. Flavon

    Jeniss polifenol ini yang apaling banyak terdapat dialam. Senyawa ini juga termasuk

    flavonoid yang telah dibahas dalam makalah bab yanglain. Contoh senyawa ini adalah

    epicatechin dan epigalocatechin, senyawaini terkandung di dalam teh yang memiliki

    fungsi sebagai

    antioksidan.

  • c. Asam Sinamat

    Senyawa ini memiliki struktur umum

    Salah satu cohtoh jenis ini adalah lignin. Lignin banyak terdapat pada tumbuhan

    sebagai penyusun dinding sel. Senyawa ini berupa polimer yang memiliki struktutr

    kompleks dan berat molekul lebih dari 10.000 monomer pada lignin disebut

    monolignols.

    2.4 Pembahasan Soal Part C2

    Pertanyaan

    1. Tuliskan reaksi pembuatan alcohol dari etena? Gambarkan proses produksinya.

    Jelaskan pendapat saudara secara singkat.

    2. Bagaimana kalau pembuatan alcohol tidak menggunakan etena? Dapatkah dihasilkan

    alcohol dari senyawa alkena yang lain? Terangkan asumsi anda dengan melihat

    kelompok 1-4 pada percobaan di atas.

    3. Mengapa etanol yang dihasilkan dari reaksi fermentasi dan hidrasi alkena berbeda?

    Bandingkan metodenya dan tuliskan perbedaaannya. Proses mana yang lebih

    menguntungkan menurut anda dan didasari dengan literatur yang tepat.

    4. Menurut tabel 17.1 di buku Mc Murray tentang keasaman dari alkohol dan fenol

    adalah berbeda. Jelaskan pendapat saudara, kenapa bisa terjadi demikian? Diketahui

    etanol dan fenol masing-masing memiliki pKa= 16 dan 9,89.

    5. Prediksi produk yang dihasilkan dengan adisi nukleofilik ion sianida (CN- ) untuk

    gugus karbonil pada aseton? Tuliskan mekanismenya, apabila dikehendaki hasil akhir

    adalah alkohol.

    6. Reduksi 2-butanon dengan NaBH4 dapat menghasilkan alkohol. Apakah produk yang

    dihasilkan kiral dan merupakan aktif optik? Tuliskan reaksi reduksi tersebut dan

    terangkan mengapa kalau kiral ataupun tidak kiral?

    7. Alkohol apa yang dihasilkan dari senyawa dibawah ini? Tuliskan reaksinya ataupun

    mekanismenya.

    8. Tuliskan reagen dari a-c. Dan jelaskan reaksinya untuk setiap tahapan dari reaksi di

    bawah ini.

    Jawaban

  • 1. Proses pembuatan alcohol dari etena dapat dilakukan dengan proses hidrasi atau

    penambahan air dengan katalis H3PO4 pada suhu 300oC dan tekanan 60 70 atm.

    a. Hidrogen pada H3PO4 memiliki muatan positif karena terikat pada oksigen.

    Hingga kemudian salah satu hydrogen tersebut berikatan dengan karbon yang

    memiliki ikatan rangkap. Hal tersebut mengakibatkan ikatan rangkap tersebut

    putus dan karbon pada ujung yang lain akan menjadi karbokation.

    b. Karbokation kemudian bereaksi dengan air.

    c. Salah satu hydrogen pada ion H2PO4- Menghasilkan etanol.

    2. Alkohol dapat dihasilkan dari alkena selain etena. Lebih dari itu alcohol juga dapat

    dihasilkan melalui reaksi Grignard, reduksi senyawa karbonil, dll. Untuk

    membuktikan bahwa alkohol dapat disintesis dengan alkena lain, mari lihat percobaan

    kelompok 2 yang menggunakan propena.

    a. Reaksi Hidrasi Alkena

    Propena dapat dihidrasi hingga menghasilkan 2 propanol sebagai produk major.

    Reaksinya memiliki mekanisme yang sama dengan reaksi nomor satu.

    Perbedaannya, kali ini penempatan H+ mengikuti hokum markovikov

    b. Reaksi Oksimerkurasi Demerkurasi

    Prinsip dari reaksi ini adalah bereaksinya propena dengan Hg(OAc)2 dalam

    campuran larutan THF menghasilkan senyawa merkuri hidrosialkil, tahap ini yang

    kemudian disebut oksimerkurasi. Senyawa merkuri hidrosialkil tersebut dapat

  • direduksi oleh NaBH4 untuk menjadi propanol atau isopropil alkohol, tahap ini

    yang kemudian disebut sebagai demerkurasi.

    c. Reaksi Hidroborasi

    Prinsip dari reaksi ini adalah adisi boran BH3 pada ikatan rangkap. H akan

    berikatan dengan atom C yang lebih tersubstitusi sementara BH2 akan mengikat

    atom C yang kurang tersubstitusi. Hal ini mengikuti aturan anti markovnikov.

    Kemudian alkilboran akan dihidrolisis dengan penambahan hydrogen peroksida

    dalam suatu larutan basa menghasilkan alkohol.

    3. Etanol yang dihasilkan melalui proses fermentasi berbeda, etanol yang berasal

    dari proses fermentasi masih tidak murni dan membutuhkan pemurnian lanjutan.

    Sementara etanol yang dihasilkan melakui proses hidrasi alkena akan lebih murni

    dan tidak memerlukan pemurnian lanjutan.

    Metode hidrasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan

    proses adisi air pada alkena dengan katalis asam. Metode ini cocok untuk

    pembuatan alkohol dengan berat molekul rendah pada industri skala besar. Katalis

    yang umum digunakan pada reaksi hidrasi adalah asam sulfat dan asam fosfat.

    Reaksi adisi hidrasi air mengikuti hokum markovnikov.

    Sementara proses fermentasi merupakan proses yang menggunakan prinsip

    penyederhanaan molekul molekuk kompleks. Fermentasi biasanya dilakukan

    oleh mikroorganisme. Berikut adalah tahap dari fermentasi alkohol

    a. Pemecahan molekul molekul kompleks karbohidrat. Karbohidrat yang

    berada dalam beras atau biji bijian akan dipecah menjadi maltose

    (C12H22O11)

  • b. Mencampurkan ragi pada larutan bersuhu hangat selama beberapa hari

    dengan kondisi tanpa udara. Hal tersebut ditujukan agar tidak terjadi

    oksidasi etanol yang menghasilkan asam cuka.

    c. Enzim pada ragi akan memecah karbohidrat menjadi lebih sederhana

    seperti fruktosa dan glukosa (C6H12O6) dengan prinsip hidrasi.

    d. Kemudian glukosa dan fruktosa diolah menjadi etanol dengan prosentase

    96%

    Fermentasi Hidrasi Alkena

    Tipe Proses Menggunakan proses

    berkelompok, artinya proses

    selanjutnya berlangsung setelah

    proses sebelumnya selesai serta

    memerlukan waktu persiapan

    untuk proses selanjutnya

    Proses yang berkelanjutan.

    Aliran etena dialirkan trus

    menerus dengan katalis dan

    kondisi tertentu yang sudah

    diatur

    Laju

    Reaksi

    Lama karena mengandalkan

    enzim dan mikroorganisme,

    dapat mencapai berhari hari.

    Cepat, karena menggunakan

    katalis yang menurunkan energy

    aktivasi.

    Produk Produk etanol masih

    membutuhkan pengolahan lebih

    lanjut

    Produk etanol lebih murni dan

    siap pakai

    Kondisi

    Reaksi

    Menggunakan temperature

    ruangan dan tekanan atmosferik

    Menggunakan temperatur dan

    tekanan tinggi dengan

    memerlukan banyak power

    supply

    Bahan Menggunakan bahan baku

    alami

    Menggunakan hasil dari

    pengolahan minyak bumi

    Untuk skala industri, pembuatan etanol dengan hidrasi merupakan cara

    yang paling efisien dan produktif. Namun jika etanol hanya diperuntukkan untuk

    industri skala rumahan, fermentasi menjadi pilihan bijak karena bahan baku,

    proses, dan kondisinya mudah diaplikasikan

    4. Fenol lebih asam daripada alkohol karena ion fenoksida yang stabil akibat

    resonansi. Kestabilan tersebut terjadi karena delokalisasi muatan negatif oleh

    cincin aromatic fenol. Hal tersebut memungkinkan fenol untuk lebih siap

  • dilarutkan dalam air. Sementara jika dibandingkan dengan alkohol, ion negatifnya

    akan terkonsentrasi pada oksigen yang telah ditinggal oleh oksigen. Oksigen yang

    bermuatan negatif akan sangat atraktif terhadap ion hidrogen, sehingga etanol

    dapat kembali terbentuk dengan mudah.

    5. CN- menyerang karbon yang berikatan rangkap menyebabkan ikatan rangkap

    tersebut putus. CN kemudian menempel pada karbon dan oksigen mempunyai

    muatan negatif. Oksigen yang mempunyai muatan negatif kemudian berikatan

    dengan dengan ion H+ dari katalis basa berupa HCN.

    6. Reaksi antara 2 butanon dengan NaBH4 dapat dituliskan sebagai berikut

    2 butanon 2- butanol

    Atom C pada 2 butanol akan membentuk atom C kiral karena keempat tangan

    karbonnya mengikat gugus yang berbeda yaitu CH3, H, OH, dan CH2. Perlu

    diketahui bahwa semua keton yang direduksi langsung akan menghasilkan atom C

    kiral pada karbon yang sebelumnya berikatan dengan O.

    7. Berikut adalah beberapa reaksi yang menghasilkan alkohol

    a. Reaksi ini akan menggunakan reaksi Grignard.

    HCN CH3 C CH3 + CN

    -

    O

    CH3 C CH3

    O-

    CH3 C CH3

    OH

    Aseton

    Aseton sianohidrin

    CN CN

    O OH

    O

    CN CN

  • b. Reaksi ini akan menggunakan reaksi Grignard

    Reaksi ini menggunakan reagen Grignard berupa MgBr2. Senyawa

    karbonil reagen Grignard akan menyerang ikatan C = O ,, dan memutus ikatan

    rangkapnya. Kemudian senyawa karbon pada reagen grignard akan berikatan

    dengan karbon yang sebelumnya tersubstitusi atom O. Meninggalkan atom O

    yang bermuatan negatif. Kemudian O yang bermuatan negatif akan berikatan

    dengan H+ membentuk cabang OH. Alkohol yang dihasilkan merupakan

    alkohol sekunder karena mengikat dua atom karbon.

    O -

    + CH3CH2- Mg+ - Br

    CH2CH3

    + H+

    OH

    1 Benzil 2 Propanol

    1 benzil 2 metil 2 propanol

    Mekanisme Reaksi:

    1. Senyawa karbon bermuatan negative

    reagen Grignard pada ikatan rangkap C =

    O memutus ikatan rangkap.

    2. Senyawa karbon kemudian berikatan

    dengan senyawa karbon pada benzena

    yang sebelumnya tersubstitusi oksigen,

    dan meninggalkan atom oksigen menjadi

    bermuatan negative.

    3. O- kemudian akan berikatan dengan H+

    membentuk alkohol tersier.

  • c. Reaksi ini dapat menggunakan dua metode

    i. Reaksi Hidrogeasi

    Reaksi hidrogenasi akan menghasilkan alkohol sekunder

    ii. Reaksi Grignard:

    a) Reagen karbonil senyawa Grignard berinteraksi dengan karbon yang

    berikatan rangkap, mengakibatkan rantai C = O putus meninggalkan

    atom oksigen yang bermuatan negative.

    b) Senyawa karbon kemudian berikatan dengan senyawa karbon yang

    sebelumnya tersubstitusi oksigen, dan meninggalkan atom oksigen

    menjadi bermuatan negatif.

    c) O- kemudian berikatan dengan hydrogen membentuk OH sekaligus

    sebuah alkohol tersier.

    50o, 65 stm

    Ni

    O + H2

    H

    OH

    Siklopentanon Siklopentanol

    CH3 CH CH + CH2CH3MgBr2

    CH3

    CH2 CH3

    O

    CH3 CH CH + H+

    CH3

    CH2 CH3

    O-

    CH2 CH3

    CH3 CH CH

    CH3

    CH2 CH3

    OH

    CH2 CH3

    H+ 2 metil - propanal

    2 metil 3 pentanol

  • 8. Berikut adalah tahapan reaksinya:

    a. Sikloheksanon -> Sikloheksanol

    Reaksi ini akan menggunakan prinsip reduksi keton dengan

    menggunakan katalis NaBH4 pada larutan etanol dan katalis air. Proses

    pertama adalah lepanya salah satu hidrogen BH4 yang memutus ikatan

    rangkap C O dan membentuk ikatan C H dengan karbon yang sebelumnya

    tersubsititusi keton. Kemudian atom O yang bermuatan negatif akan berikatan

    dengan H pada air sehingga menghasilkan sikloheksanol. Ion Na+ dari NaBH4

    dan OH- dari air akan berikatan membentuk NaOH.

    b. Sikloheksanol - > Bromosikloheksana

    Reaksi tersebut menggunakan mekanisme reaksi SN 1 karena yang bereaksi

    merupakan karbon sekunder, dengan reagen HBr. Tahap pertama pemutusan

    ikatan C O dari alkohol. Kemudian O - H pada sikloheksanol yang mengikat

    H dari H Br, membentuk sikloheksana dengan cabang H2O bermuatan

    positif, meninggalkan ion Br-. Kemudian H2O patah dari sikloheksana

    meninggalkan muatan positif pada sikloheksana. Kemudian ion Br- akan

    berikatan dengan karbokation membentuk bromosikloheksana

    O + CH3CH2MgBr2

    O-

    CH2CH3

    + H+

    OH

    CH2CH3

    Siklopentanol

    1 etil - pentanol

  • c. Bromosikloheksana -> Sikloheksil-metanol

    Reaksi ini akan menggunakan reagen CH2OH dengan mekanisme reaksi SN2

    karena yang terlibat merupakan alkohol primer.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous. Bahaya Lem Perekat dan Penanggulangan Keracunan Lem.

    http://id.365gbo.com/news_show.htm/?2012-10-22-110906-1-. 20 Febuari 2014.

    Anonymous. Pembuatan dan Kegunaan Benzena.

    https://docs.google.com/document/d/1ojIgSZDXHKWEy2077msz3AkbgOBs0TtGNwu

    zEy9ljCU/edit?pli=1. 20 Febuari 2014.

    Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S. 1989. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit

    Erlangga

    Online Popular Knowledge. Benzena: Karakteristik, Kegunaan, & Bahaya Kesehetannya.

    http://www.amazine.co/25808/benzena-karakteristik-kegunaan-bahaya-kesehatannya/.

    20 Febuari 2014.

    Salim, Rendy Noor. 2012. Skripsi: Analisis Risiko Kesehatan Pajanan Benzeena Pada

    Karyawan Di SPBU X Pancoramas Depok Tahun 2012. Depok: FKM UI.

    Sholeha, Sofiatus. 2013. Makalah: Bahan Kimia Benzena (Penyakit Akibat Kerja).

    Susilowati, Betty. 2011. Skripsi: Resiko Kesehatan Terhadap Pajanan Benzena Pada Pekerja

    Industri Sepatu Kulit Di PIK. Depok: FKM UI.

    Zulfikar. Pemanfaatan Senyawa Benzena. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

    kesehatan/senyawa-hidrokarbon/pemanfaatan-senyawa-benzena/. 20 Febuari 2014.