Tugas Praktikum KIMOR

19
Tugas Praktikum KIMOR Ade Putra Dita Permatasari Randi Farlindo Widya Pangestu Pembuatan Biodiesel Dari CPO Proses Pembuatan CPO Pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel melalui beberapa stasiun pengolahan yang meliputi : 1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station) 2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station) 3. Stasiun Penebahan (Threshing Station) 4. Stasiun Pengempaan (Press Station) 5. Stasiun Pemurnian (Clarification Station) 6. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station) 7. Stasiun Penyimpanan (Storage Station)

Transcript of Tugas Praktikum KIMOR

Page 1: Tugas Praktikum KIMOR

Tugas Praktikum KIMOR

Ade Putra

Dita Permatasari

Randi Farlindo

Widya Pangestu

Pembuatan Biodiesel Dari CPO

Proses Pembuatan CPO

Pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel melalui beberapa stasiun pengolahan yang meliputi :

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)

2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)

4. Stasiun Pengempaan (Press Station)

5. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)

6. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)

7. Stasiun Penyimpanan (Storage Station)

Page 2: Tugas Praktikum KIMOR

Gambar 1. Aliran proses pengolahan CPO

Gambar 2. Diagram Blok Pengolahan TBS Menjadi CPO dan Kernel

Page 3: Tugas Praktikum KIMOR

- Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)

Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS dari kebun. Pada stasiun ini dapat diketahui jumlah produksi TBS setiap harinya. Mutu TBS harus benar-benar diperhatikan sebelum TBS diolah pada tahapan berikutnya untuk menghasilkan minyak dengan rendemen dan kualitas yang diinginkan. Sumber buah sawit Sei Galuh saat ini berasal dari :

1. Kebun inti (Afdeling inti).

2. Kebun plasma (Afdeling plasma) Sei Galuh.

3. Kebun non plasma atau pihak ketiga.

Stasiun penerimaan buah meliputi :

1. Jembatan Timbang (Weight Bridge)

Weight bridge (jembatan timbang) berfungsi untuk menimbang berapa banyak TBS yang masuk ke dalam pabrik. Setiap truk yang membawa TBS terlebih dahulu harus ditimbang pada jembatan timbang. Setelah itu, truk kosong yang keluar dari lokasi pabrik harus ditimbang kembali sehingga jumlah TBS yang masuk ke pabrik dapat diketahui beratnya. Selain itu, jembatan timbang juga berfungsi untuk menimbang minyak kelapa sawit (CPO), inti sawit, dan cangkang yang dipasarkan.

2. Sortasi

Setelah melalui timbangan, sawit akan melalui stasiun sortiran yaitu tempat pemilihan sawit yang bakal menjadi bahan baku dalam produksi nantinya. Sortasi dilakukan untuk mengontrol mutu TBS yang akan diolah dan mengetahui sejauh mana kualitas buah dari TBS yang dihasilkan oleh pihak kebun. Ada dua bagian sortasi yaitu sortasi kebun inti dan sortasi kebun plasma. Kebun inti adalah kebun milik perusahaan dan kebun plasma yang merupakan milik masyarakat sekitar. Adapun kriteria sortasi berdasarkan surat pedoman No.02 SPED/05.02/IV/2009 adalah sebagai berikut :

Table 1. Kriteria Matang Buah Kelapa Sawit di PTPN V

TMJumlah Brondolan per Tandan di piringan Pokok (butir)

Jumlah Brondolan per tandan di Loading Ramp (butir)

1 – 3 5 >8

4 – 8 4 >16

>8 3 >20

Sumber : Dokumen Bagian Sortasi PKS Sei Galuh [2009]

Page 4: Tugas Praktikum KIMOR

Persentase brondolan yang diterima PKS >8% dalam keadaan bersih tanpa sampah maupun kotoran. Agar sasaran produksi Pabrik Kelapa Sawit tercapai yaitu rendemen CPO ≥22%.

3. Loading Ramp

Loading ramp merupakan tempat penimbunan TBS sementara sebelum TBS masuk ke tangki perebusan. Loading ramp dilengkapi dengan peron sebagai tempat pemindahan TBS ke dalam lori rebusan. TBS yang datang sebaiknya langsung diolah agar kualitas minyak yang dihasilkan terjaga. Semakin lama masa penimbunan buah akan menyebabkan luka pada TBS yang akan menyebabkan tingginya asam lemak bebas.

4. Lori TBS

Lori merupakan wadah untuk meletakkan TBS yang akan direbus di tangki sterilizer. Lori diisi penuh dengan kapasitas 2,5 ton. Lori berbentuk tabung horizontal dengan bagian atas terbuka yang berfungsi untuk mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat yang terdapat diantara buah. Pengisian lori yang berlebihan akan mengakibatkan rusaknya packing pintu dan jatuhnya buah dalam sterilizer. Jika pengisian lori tidak penuh akan menurunkan kapasitas olah pabrik.

5. Transfer Carriage

Alat ini berfungsi untuk memindahkan lori dari satu rel ke rel lainnya. Jumlah transfer carriage pada PKS Sei Galuh sebanyak 2 (dua) unit.

- Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

TBS yang sudah dimasukkan kedalam lori, dengan bantuan capstand ditarik dan dimasukkan kedalam sterilizer. Sterilizer merupakan bejana uap bertekanan yang dilengkapi dengan pipa uap masuk (inlet pipe), pipa uap keluar (exhaust pipe), pipa kondensat, plat pembagi uap (weir plate), dan safety valve. PKS Sei Galuh memiliki 4 (empat) unit sterilizer. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan steam dari back pressure vessel (BPV) ke inlet pipe. Sistem perebusan yang dilakukan adalah sistem perebusan tiga puncak (SPTP). Hal ini dilakukan agar buah sawit yang berada pada tandan bagian dalam dapat terpipil dengan sempurna.

Proses Sterilisasi meliputi :

1. Lori yang berisi TBS dimasukkan ke dalam bejana rebusan dan pintu ditutup rapat. Satu unit sterilizer dapat memuat 10 (sepuluh) lori dengan kapasitas rata-rata 2,5 Ton per lori.

2. Steam dimasukan melalui inlet pipe.

3. Perebusan menggunakan sistem 3 puncak (triple peak) selama ± 90 menit dengan tahapan sebagai berikut :

Page 5: Tugas Praktikum KIMOR

a. Steam dimasukkan dengan tekanan 1-1,5 kg/cm2, lalu steam dibuang habis sampai mencapai tekanan 0 (puncak satu).

b. Steam dimasukkan kembali sampai mencapai 2-2,5 kg/cm2. Steam dibuang kembali melalui pipa kondensat/blow up sampai nol.

c. Steam dimasukkan kembali sampai tekanan mencapai 2,5-3 kg/cm2 dan ditahan selama ± 40-50 menit. Setelah masak inlet pipe ditutup dan buang air melalui pipa kondensat.

Tujuan dari sterilisasi buah sawit adalah :

1. Inaktivasi enzim

Di dalam buah yang telah dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang dapat mempengaruhi kenaikan asam lemak bebas. Enzim-enzim tersebut tetap bekerja pada buah sebelum di nonaktifkan aktifitasnya, yaitu dengan pemanasan pada temperatur 55 oC karena pada temperatur ini enzim tersebut tidak aktif.

2. Menurunkan kadar air

Pemanasan buah dapat menurunkan kadar air buah dan inti dengan cara penguapan pada saat perebusan. Penurunan kadar air pada buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada mesocarp yang akan memudahkan proses pengempaan. Air yang terkandung pada inti akan menguap sehingga kernel akan susut dan proses pemisahan buah akan mudah.

3. Melepaskan serat dari biji

Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat mesocarp dan biji yang dipercepat oleh proses hidrolisis.

4. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang

Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air hingga 12%, sehingga akan menyebabkan inti susut, sedang tempurung tetap, maka terjadilah inti yang lepas dari cangkang.

5. Melunakkan daging buah

Perebusan akan menyebabkan daging buah melunak sehingga akan mempermudah dalam proses digester.

6. Melepaskan buah dari tandan

Dengan adanya pemanasan maka buah akan terlepas dari tandan. Tetapi tidak semua buah terlepas sehingga harus dilanjutkan dengan proses penebahan (threshing).

Sterilizer yang digunakan berupa sterilizer horizontal dengan keuntungan sebagai berikut :

Page 6: Tugas Praktikum KIMOR

1. Kapasitas rebusan untuk 1 sterilizer adalah 10 2500 kg.

2. Pengoperasian alat mudah dan praktis.

3. Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding sterilizer.

4. Pengisian uap masuk dan pembuangan kondensat lebih mudah dilakukan, karena letak atau susunan pipa dan kran relatif lebih sederhana.

- Stasiun Penebahan (Threshing Station)

Stasiun penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan brondolan buah dari tandan. Stasiun ini terdiri dari beberapa peralatan, yaitu :

1. Hoisting Crane

Sebelum lori diangkat, lori berisi buah masak ditarik dari sterilizer dan ditempatkan di bawah jalur hoisting crane menggunakan capstand. Hoisting crane adalah alat yang digunakan untuk memindahkan lori berisi buah masak dari lantai bawah ke hopper dengan mengangkat lori dan menuangkan ke dalam hopper, kemudian lori diturunkan ke posisi semula.

2. Auto Feeder

Untuk menuangkan buah masak ke dalam stripper drum secara perlahan-lahan yang dapat diatur secara otomatis digunakan auto feeder.

1. Stripper Drum

Proses pelepasan brondolan dari tandan terjadi dalam stripper drum, yang berlangsung karena adanya gaya berat tandan dan gaya sentrifugal yang terjadi karena putaran stripper drum. Kecepatan stripper drum diatur konstan yaitu 23-25 rpm. Alat ini berbentuk silinder horizontal yang tersusun atas batangan-batangan yang memiliki jarak antar batangan 5 cm.

2. Thresher

Thresher merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan brondolan buah dari tandannya. Thresher bekerja dengan cara berputar-putar dengan putaran 23 rpm yang menyebabkan tandan buah rebus (TBR) terbanting pada dinding thresher. Buah yang telah lepas jatuh ke fruit under thresher conveyor dan diangkut dengan fruit elevator untuk selanjutnya diolah di digester. Sedangkan tandan kosongnya diangkut dengan empty bunch conveyor untuk dikirim ke incenerator.

3. Conveyor

Buah yang telah membrondol jatuh diantara batangan-batangan ke conveyor under thressing, kemudian brondolan dikirim ke digester menggunakan fruit elevator dan distributing conveyor. Untuk brondolan yang tidak tertampung di digester, brondolan dikirim kembali ke fruit elevator menggunakan recycling conveyor yang berbentuk ulir. Sedangkan tandan kosong yang keluar/jatuh dari stripper drum dikirim ke incenerator untuk proses pembakaran

Page 7: Tugas Praktikum KIMOR

melalui inclined empty bunch conveyor dan dikirim ke afdelling yang digunakan sebagai pupuk.

4. Incenerator

Proses pembakaran tandan kosong menjadi abu berlangsung dalam incenerator. Abu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk di afdeling.

- Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

Berondolan yang terpisah dari tandan selanjutnya akan diproses pada stasiun pengempaan (pressing station). Tujuan utama proses pengempaan adalah untuk mengeluarkan minyak dari buah. Alat utama yang digunakan pada stasiun ini meliputi :

1. Digester

Digester merupakan alat berbentuk bejana vertikal yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar untuk melumatkan buah sehingga terpisah dari biji. Di dalam digester buah akan dirajang dan diaduk sehingga lumat, bertujuan untuk mempermudah proses pengempaan dalam screw press. Untuk mempermudah pelumatan, diinjeksikan steam agar suhu berkisar 90-95 oC dan tidak boleh > 100 oC untuk menghindari terjadinya emulsi yang dapat menyulitkan pemisahan pada klarifikasi.

2. Screw Press

Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari fibre dan nut (biji). Screw press terdiri dari silinder yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir (screw) yang bergerak berlawanan arah. Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya nut yang pecah, tekanan diset sekitar 50 kg/cm2. Apabila tekanan tidak cukup akan menyebabkan proses ekstraksi kurang sempurna sehingga losses pada ampas press tinggi. Untuk membantu proses ekstraksi, ditambahkan air panas dengan suhu 90-95 oC sebanyak 7% (maksimal) dari banyaknya TBS olah.

Minyak kasar (crude oil) hasil pengempaan akan jatuh melalui lubang-lubang silinder screw dan ditampung ke dalam crude oil pipe. Dan secara gravitasi minyak dialirkan kedalam sand trap tank (STT), sedangkan ampas dan biji akan keluar melalui depan press cake dan jatuh di cake breaker conveyor.

- Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)

Stasiun klarifikasi merupakan stasiun terakhir pengolahan minyak. Di stasiun ini minyak kasar dipisahkan dari zat-zat pengotornya. Proses pemisahan dilakukan dengan cara pengendapan, sentrifugasi dan penguapan. Beberapa peralatan utama yang dipergunakan pada unit pemurnian adalah :

Page 8: Tugas Praktikum KIMOR

1. Sand Trap Tank (STT)

Sand trap tank berfungsi untuk menampung minyak yang keluar dari digester dan screw press yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan getar. Hal ini dilakukan agar ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan.

2. Vibro Double Deck

Vibro double deck adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan NOS yang berukuran besar, yang tidak dapat mengendap dalam sand trap tank. Vibro double deck merupakan ayakan dua tingkat dengan ukuran masing-masing 20 dan 30 mesh. Minyak hasil saringan dialirkan ke crude oil tank (COT).

3. Crude Oil Tank (COT)

Crude oil tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang lebih halus dan lolos pada ayakan getar. Dalam crude oil tank ditambahkan steam untuk mempertahankan suhu pada kisaran 90-95 oC. Perbandingan kadar minyak, air dan kotoran (NOS) dalam tangki ini 50 : 42 : 8.

4. Vertical Continous Tank (VCT)

Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke continous settling tank. Tangki ini untuk mengendapkan kotoran yang masih terdapat dalam minyak. Proses pengendapan diikuti sentrifusi dan pengadukan. Temperatur tangki dipertahankan pada 90-95 oC.

Proses pemisahan dibantu dengan pengadukan 3-5 rpm untuk mempermudah naiknya emulsi minyak dalam sludge didasar tangki. Kecepatan pengadukan tidak boleh terlalu tinggi karena akan menyebabkan turbulensi sehingga mempersulit proses pemisahan.

Pada bagian atas dari continous settling tank terdapat minyak yang jika overflow melalui skimmer akan mengalir ke oil tank, sedangkan bagian bawahnya yang merupakan sludge dialirkan menuju sludge tank.

5. Oil Tank

Oil tank adalah tempat penampungan minyak yang berasal dari continous settling tank. Pada tangki ini dilakukan pemanasan dengan dialirkan steam untuk mempertahankan suhu 90-95 oC.

6. Oil Purifier

Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak dari lumpur halus dan air secara sentrifugal. Dengan adanya perbedaan berat jenis, maka minyak yang berat jenisnya lebih kecil dari lumpur dan air akan bergerak ke arah poros dan terdorong keluar dan selanjutnya dialirkan ke float tank. Sedangkan lumpur dan kotoran akan terdorong ke arah dinding.

Page 9: Tugas Praktikum KIMOR

Minyak yang keluar dari oil purifier masih belum layak untuk dipasarkan, karena masih mengandung kadar air yang cukup tinggi. Untuk mengurangi kadar air ini maka minyak diproses kembali di vacuum dryer.

7. Floating Tank

Minyak dari oil purifier mengalir ke float tank secara kontinu. Tangki ini berfungsi untuk mengatur jumlah minyak yang masuk kedalam vacuum dryer secara kontinu.

8. Vacuum Dryer

Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka perlu dikurangi hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu standard hingga 0,15%. Alat ini terdiri dari tabung yang berdiri tegak yang dihubungkan dengan steam injector atau vacuum pump untuk menurunkan tekanan dalam minyak hingga 600-700 mmHg. Pengisian minyak kedalam alat ini tidak dapat dilakukan dengan bantuan pompa, akan tetapi masuknya minyak didasarkan pada kevacuuman alat pengering. Oleh sebab itu pengaturan pemasukan minyak dan tekanan uap memerlukan perhatian yang serius dalam pengaturan kapasitas dan mutu minyak produksi.

9. Storage Tank

Storage tank adalah tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke konsumen. Temperatur storage tank dijaga sekitar 45-55 oC dengan pemanasan system coil supaya minyak tidak membeku.

10. Sludge Tank

Tangki ini berfungsi untuk menampung sludge dari vertical continous tank yang masih mengandung 8-14% minyak dan mengurangi kadar kotoran dalam sludge secara gravitasi. Alat ini berbentuk silinder dengan bagian bawah berbentuk kerucut. Didalam sludge tank dilakukan pemanasan dengan injeksi steam untuk mempertahankan suhu 90-95 oC. sludge yang masih mengandung minyak disaring di vibro single deck dengan saringan 40 mesh. Kotoran yang berada dilapisan bawah dialirkan ke sludge drain tank.

11. Vibro Single Deck

Minyak yang berasal dari sludge tank yang masih mengandung air serta kotoran lainnya dialirkan ke vibro single deck. Minyak hasil saringan dialirkan ke bak penampungan, kemudian dipompakan ke buffer tank yang sebelumnya melewati desanding cyclone.

12. Desanding Cyclone

Hasil saringan dari vibro single deck, sebelum dipompakan ke buffer tank terlebih dahulu dilewatkan ke desanding cyclone. Desanding cyclone berfungsi untuk mengurangi pasir dalam sludge secara sentrifugasi. Pasir yang terendapkan dibuang melalui valve secara otomatis apabila telah banyak pasir yang mengendap.

Page 10: Tugas Praktikum KIMOR

13. Buffer Tank

Buffer tank merupakan tempat penampungan sementara minyak dari vibro single deck sebelum dialirkan ke sludge separator. Pada alat ini diberikan pemanasan dengan system injeksi steam langsung, dengan suhu sekitar 90-95 oC dan tekanan 3 kg/cm2.

14. Sludge Separator

Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terkandung dalam sludge secara sentrifugasi. Sludge separator terdiri dari bowl disc yang berputar dengan kecepatan sekitar 5000-6000 rpm, maka terpisahlah minyak dengan Lumpur, dimana minyak akan mendekati titik pusat dan keluar melalui sudut-sudut kemudian dialirkan ke reclaimed oil tank. Selanjutnya minyak diproses kembali kedalam VCT. Lumpur dan kotoran lainnya yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari minyak terdorong ke dinding bowl dan keluar melalui nozzle dibuang ke bak kondensat.

15. Sludge Drain Tank

Alat ini berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari blow down oil tank dan sludge tank. Disini terjadi pemisahan secara gravitasi. Untuk mempermudah pemisahan diinjeksikan steam agar suhu tetap 90-95 oC. Minyak yang berada pada lapisan atas dikembalikan ke continuous settling tank.

16. Sludge Recovery

Sludge yang berasal dari decanter dialirkan ke sludge recovery dan kemudian dialirkan ke unit pengolahan limbah.

17. Fat Fit

Fat fit berfungsi sebagai tempat pengutipan minyak terakhir yang berbentuk tangki bersekat. Campuran dalam fat fit dipanaskan dengan menggunakan injeksi uap bertekanan 3 kg/cm 2. Pengutipan minyak berasal dari fat fit dilakukan berdasarkan system over flow (aliran limpah) yang mengalir pada suatu tempat kemudian dipompakan kembali ke VCT. Kotoran dialirkan ke bak kondensat yang kemudian dipompakan ke unit pengolahan limbah.

- Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)

Unit ini bertujuan untuk memisahkan campuran antara cangkang, fiber dan inti sawit yang keluar dari screw press. Selain itu tujuan stasiun kernel adalah :

1. Tujuan utamanya adalah mengekstrasikan inti (kernel) dari nut.

2. Sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut :

Kehilangan losses yang minimum pada semua tingkatan pemisahan.

Page 11: Tugas Praktikum KIMOR

Kualitas kernel yang dapat diterima di pasar.

Kapasitas stasiun yang dapat dicapai.

Minimum biaya pengolahan.

Pengoperasian yang fleksibel dan perawatan, serta kontrol yang  mudah dilakukan.

Kebutuhan daya yang lebih rendah.

Pemakaian air dan produksi limbah yang minimal.

Kebersihan lingkungan kerja.

Adapun urutan proses pengolahan adalah sebagai berikut :

a. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan. CBC berperan untuk memecah gumpalan tersebut dan mengangkutnya ke depericarper.

b. Depericarper

Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang ujungnya terdapat blower penghisap dan fibre cyclone. Fungsi dari depericarper adalah untuk memisahkan fibre dan nut melalui hisapan blower. Fibre akan dihisap blower dan masuk ke dalam fibre cyclone kemudian melalui fibre shell conveyor dibawa ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan nut yang lebih berat akan masuk ke nut polishing drum.

c. Nut Polishing Drum

Nut polishing drum adalah alat untuk memisahkan serabut yang masih melekat pada nut. Alat ini berbentuk drum berputar dan berlubang. Nut yang telah terlepas dari serabutnya akan jatuh melalui lubang yang ada pada nut polising drum dan diangkut dengan nut transport fan ke nut silo.

d. Nut Silo

Nut silo adalah tempat menampung nut yang keluar dari nut polishing drum dan kemudian nut dipecah di ripple mill.

e. Ripple Mill

Ripple mill adalah alat pemecah nut. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu rotating rotor dan stationary plate. Pemecahan nut dilakukan dengan cara menggilas nut dengan rotor

Page 12: Tugas Praktikum KIMOR

pada stationary plate. Setelah nut pecah, campuran pecahan (shell dan kernel) tersebut jatuh pada cracked mixture conveyor dan masuk ke cracked mixture elevator untuk diumpankan ke separating column I.

f. Light Tenera Dust Separator I

LTDS I merupakan kolom pemisah campuran pertama yang terdiri dari tromol tegak yang mempunyai blower diujungnya dan bekerja berdasarkan atas perbedaan berat dan kemampuan hisapan blower. Dengan adanya hisapan blower ini campuran akan terbagi menjadi 3 bagian :

1. Shell yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke shell hopper untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler.

2. Nut yang lebih berat tidak dapat terhisap sehingga jatuh ke lantai melalui kolom separator, ditampung dan dikembalikan ke nut silo.

3. Inti dan sebagian cangkang akan masuk ke separating column II. Sedangkan cangkang dan inti pecah yang masih tersisa akan masuk ke hidrocyclone.

g. Light Tenera Dust Separator II

LTDS II berfungsi untuk memisahkan inti dari cangkang yang masih lewat dari LTDS I. Bentuk dan prinsip kerja LTDS II sama dengan LTDS I, tetapi isapan blowernya lebih kuat. Pada LTDS II cangkang dan inti pecah yang lebih ringan terhisap dan masuk ke hydrocyclone. Kernel utuh yang lebih berat jatuh ke kernel transport fan, kemudian dimasukkan ke kernel silo.

h. Clay bath

Clay bath merupakan tempat pemisahan cangkang, inti utuh dan inti pecah. Proses pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara inti dengan cangkang dengan bantuan larutan CaCO3. Inti dengan berat jenis yang lebih ringan dalam larutan CaCO3

mengapung dan cangkang dengan berat jenis yang lebih besar mengendap di bagian bawah. Cangkang dan inti yang telah terpisah dikirim ke vibrating screen untuk dibersihkan dari CaCO3 dengan menyemprotkan air. Cangkang yang telah terpisah dari inti masuk ke shell conveyor dan dikirim ke shell cyclone sedangkan inti masuk ke kernel conveyor untuk dikirim ke kernel silo.

i. Kernel Silo

Kernel silo adalah silinder tegak yang berlobang-lobang tempat menimbun dan pengering kernel sebelum disimpan di kernel storage. Pengeringan dilakukan pada suhu 60-70 oC agar kernel tidak berjamur dan dapat tahan lebih lama serta mencegah naiknya kadar asam lemak bebas.

- Stasiun Penyimpanan (Storage Station)

Page 13: Tugas Praktikum KIMOR

Stasiun ini merupakan tepat akhir produk sebelum dipasarkan. Stasiun ini terdiri dari :

1. Storage Tank

Storage tank merupakan tangki penyimpanan minyak sawit sebelum dikirim ke konsumen. Tangki ini dilengkapi alat pemanas sistem coil yang dipasang pada dasar tangki. Temperatur minyak dalam tangki dipertahankan pada kisaran 45-55 oC untuk menjaga kualitas minyak, karena pada suhu kamar minyak sawit akan berfasa semi padat dan hal ini akan mempersulit pengiriman dan dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas.

2. Gudang Inti

Kernel yang berasal dari kernel silo dikirim ke gudang inti menggunakan kernel winowing transport fan. Tempat ini berfungsi sebagai tempat penampungan kernel sebelum dikirim.

Proses Pembuatan Biodiesel Dari CPO

Untuk pembuatan Biodiesel dari CPO maka sebelumnya perlu dilakukan Trans esterifikasi , proses trans esterifikasi meliputi 2 tahap.

Trans esterifikasi I pencampuran antara Kalium Hidroksida ( KOH ) dan Metanol ( CH3OH ) dengan minyak sawit . proses trans esterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam pada suhu 58 – 65 oC . Bahan yang pertamakali dimasukkan kedalam reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan pada suhu yang telah ditentukan. Reaktor trans esterifikasi dilenglkapi pemanas dan pengaduk, selama proses pemanasan , pengadukan dijalankan. Tepat pada suhu reaktor 63 oC campuran metanol dan KOH dimasukkan kedalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu.

Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar

94 % selanjudnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk memisahkan gliserol dengan metil ester. Gliserol yang terbentuk berada dilapisan bawah karena berat jenis nya lebih besar dari pada metil ester. Gliserol kemudian dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu proses trans esterifikasi II. Selanjudnya dilakukan trans esterifikasi II pada metil ester.

Setelah proses trans esterifikasi II selesai , dilakukan pengendapan selama waktu tertentu agar gliserol terpisah dari metil ester. Pengendapan II memerlukan waktu lebih pendek dari pada pengendapan I karena gliserol yang rterbentuk relatif sedikit dan akan larut melalui proses pencucian, adapun tahapan nya adalah sebagai berikut:

-  Pencucian

Pencucian hasil pengendapan pada trans esterifikasi II bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian dilakukan pada suhu sekitar 55 oC. Pencucian dilakukann tiga kali sampai pH campuran menjadi normal ( pH 6,8 – 7,2 )

Page 14: Tugas Praktikum KIMOR

- Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester. Pengeringan dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130oC , pengeringan dilakukan dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekitar 95oC secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan ditengah permukaan cairan pada alat pengering.

- Filtrasi.

Tahap akhir dari proses pembuatan biodiesel adalah filtrasi. Filtrasi bertujuan untuk menghilangkan partikel- partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses berlangsung, seperti karat ( kerak besi ) yang berasal dari dinding reaktor atau dinding pipa atau kotoran dari bahan baku. Filter yang dianjurkan berukuran sama atau lebih kecil dari 10 mikron.

Referensi

Sulistyanto, Joko. 2010. Analisa Mutu Minyak Sawit ( CPO ) Di Pabrik Kelapa Sawit, Laporan Kerja Praktek. Pekanbaru.