Lapkas Ujian - Ny. Rosdiana
-
Upload
desiree-alberta -
Category
Documents
-
view
76 -
download
6
Transcript of Lapkas Ujian - Ny. Rosdiana
LAPORAN KASUS UJIAN
Skizofrenia Paranoid
Pembimbing:
dr. Soehendro, SpKJ
dr. Henny Riana, SpKJ
Disusun oleh:
Anna Elissa
07120070026
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto
Periode 6 Juni – 9 Juli 2011
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 64 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Asal : Banda Aceh
Alamat : -
Status marital : Kawin
Pekerjaan : TKW
Agama : Islam
No. RM : 59.07.03
Tanggal masuk RS : 17 November 2011
Tanggal pemeriksaan : 15 Desember 2011
Lokasi pemeriksaan : Bangsal Eboni
2. RIWAYAT PSIKIATRI
A. KELUHAN UTAMA
Pasien berbicara kacau.
B. KELUHAN TAMBAHAN
Pasien tampak bingung,sakit pada benjolan di pinggul kiri,dan rasa sakit pada kedua
kaki.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
(Autoanamnesis tanggal 15 Desember 2011)
Pasien seorang perempuan berusia 43 tahun datang ke RS Bhayangkara Tk. I Raden Said
Sukanto pada tanggal 24 Juni 2011 dengan diantar oleh agennya. Pasien bekerja sebagai
TKW di Oman selama 3 bulan. Sebelumnya pasien mengaku pernah bekerja di Suriah
selama 2 tahun dan di al-Aen selama setengah bulan.
Pasien mengaku majikan perempuannya di Oman menuduh dirinya selingkuh dengan
majikan laki-laki (suami majikan perempuan). Menurut pasien, dirinya tidak selingkuh,
namun memang majikan laki-laki senang padanya karena ia bekerja dengan baik dan
1
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
patuh pada perintah, tidak seperti majikan perempuan yang suka membangkang kepada
suaminya sendiri. Pasien mengaku ia beberapa kali memarahi majikan perempuannya di
depan seluruh keluarga. Selain majikan laki-laki, pasien juga merasa anak-anak majikan
yang masih kecil pun menyukainya.
Selain itu, pasien yakin bahwa banyak orang ingin berbuat jahat dan membunuh dirinya.
Ini membuat pasien sering merasa takut dan curiga terhadap orang-orang sekitar.
Menurut pasien, orang-orang ingin berbuat jahat padanya karena mereka sebenarnya
takut pada pasien.
Pasien mengaku sudah sejak di al-Aen ia sering mendengar suara-suara yang
mengatakan bahwa ibunya sedang sakit. Pasien juga mengaku pernah melihat sosok ibu
tua yang suka berbisik-bisik padanya.
Selama di bangsal Eboni, pasien mengaku sering tidak tenang saat tidur karena ada
suara-suara yang membangunkan dirinya. Ketika membuka mata, ia melihat sesosok
manusia yang kemudian membelah diri menjadi dua, kemudian menghilang. Pasien
sering terlihat mengenakan pakaian lengkap dan hampir selalu membawa tas kecil berisi
barang-barang pribadinya ke mana-mana. Ketika ditanya, alasan pasien adalah bahwa
banyak orang yang akan mencuri barang-barangnya jika ditinggal begitu saja. Pasien
mengaku ia juga sebenarnya takut masuk kamar mandi. Segala kegiatan yang harus
dilakukan di kamar mandi selalu ia lakukan cepat-cepat.
Pasien mengaku mengenal semua orang yang berada di bangsal. Ia menunjuk beberapa
perawat dan pasien, mengidentifikasikan mereka sebagai anggota keluarganya. Pasien
menyombongkan diri bahwa anggota keluarga dan teman-temannya ada di mana-mana.
Saat wawancara pasien merasa sedang berada dalam musim dingin.
D. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
• Riwayat gangguan sebelumnya dengan keluhan sama disangkal oleh pasien.
• Riwayat minum alkohol atau obat-obatan terlarang disangkal.
• Riwayat operasi atau trauma kepala disangkal oleh pasien.
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengaku tidak ada anggota keluarganya yang pernah memiliki keluhan atau
pernah dirawat karena gangguan jiwa.
2
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
F. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
a) Riwayat perinatal dan prenatal.
Pasien dilahirkan normal dan cukup bulan, tanpa komplikasi medis apapun. Pasien
merupakan anak yang diinginkan dan disayang oleh keluarganya.
b) Riwayat kanak-kanak dan remaja.
Pasien merasa masa kanak-kanak dan remajanya biasa saja, tidak banyak bermasalah. Ia
tidak pernah dipukul orangtua karena dirinya adalah anak yang penurut. Pasien juga
mengaku memiliki cukup banyak teman. Pasien menyebut voli sebagai hobinya semasa
kecil.
c) Riwayat pendidikan.
Pasien hanya bersekolah sampai kelas 6 SD karena keterbatasan biaya dan karena sudah
dinikahkan.
d) Riwayat pekerjaan.
Sebelum dibawa ke RS, pasien bekerja di Oman selama 3 bulan. Sebelumnya pasien
pernah bekerja di Suriah selama 2 tahun dan di al-Aen selama setengah bulan. Pasien
memutuskan bekerja sebagai TKW untuk mencari pengalaman dan membantu
perekonomian keluarga. Pasien merasa pekerjaannya yang terakhir di Oman sangat
melelahkan. Pasien bangun pukul 4 atau 5 pagi dan tidur pukul 10 malam. Pasien juga
mengaku sering kurang makan saat bekerja karena sering tidak nafsu makan.
e) Riwayat perkawinan.
Pasien menikah saat berusia 10 tahun dengan seorang pemuda berusia 25 tahun. Pasien
sebenarnya merasa tidak senang dengan pernikahan tersebut, namun tidak dapat berbuat
apa-apa. Sejak mulai bekerja pasien mengaku belum pernah kontak dengan suaminya
lagi.
f) Riwayat keluarga.
3
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
Pasien adalah anak keempat dari 10 bersaudara. Kakak ketiga sudah meninggal saat
pasien masih kecil, sedangkan kedua orangtua pasien meninggal kira-kira 2 tahun yang
lalu.
GENOGRAM
g) Riwayat sosial ekonomi.
Pasien berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah.
3. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
Penampilan.
Pasien berusia 43 tahun, penampilan sesuai usia. Pasien berambut ikal dengan
panjang sebahu, berkulit kuning langsat, berperawakan kecil dan kurus.
Kesadaran.
o Kesadaran Umum: Compos mentis.
o Kesadaran Psikiatri: Agak terganggu.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor.
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang, bersikap kooperatif. Pasien dapat
menjawab pertanyaan dengan baik.
Pembicaraan.
4
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
Pasien berbicara dengan artikulasi yang jelas dan spontan. Alur cerita pasien dapat
dimengerti. Pasien tampak cukup ekspresif ketika berbicara. Pasien menggunakan
bahasa yang dimengerti, yaitu bahasa Indonesia. Sesekali pasien mengungkapkan
istilah-istilah bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Sikap terhadap pemeriksa.
Pasien bersikap terbuka terhadap pemeriksa. Pasien dengan senang hati menjawab
pertanyaan dan menceritakan kisah hidupnya.
B. KEADAAN AFEKTIF
Afek : agak tumpul, terutama ketika sedang tidak diajak bicara.
Ekspresi afektif : sesuai.
Keserasian : serasi.
Empati : dapat diraba rasa.
C. FUNGSI INTELEKTUAL / KOGNITIF
Taraf pendidikan : pasien hanya bersekolah hingga kelas 6 SD. Kemampuan
kognitif pasien tampak sesuai dengan taraf pendidikannya.
Daya konsentrasi : baik.
Orientasi:
o Waktu : kurang baik.
o Tempat : kurang baik.
o Orang : kurang baik.
Daya ingat:
o Jangka panjang : baik.
o Jangka pendek : cukup baik.
o Segera : cukup baik.
Kemampuan membaca dan menulis : baik.
Kemampuan visuospasial : baik.
Kemampuan menolong diri sendiri : baik.
D. GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi :
5
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
o Auditorik: (+) pasien sering mendengar suara-suara yang
membangunkannya ketika tidur malam.
o Visual: (+) pasien sering melihat sosok aneh pada malam hari, yaitu sebuah
figur orang yang membelah diri jadi dua.
Ilusi : (+) pasien menganggap perawat-perawat dan pasien lainnya
sebagai anggota keluarga yang dikenal.
Depersonalisasi : (-) pasien sadar bahwa dirinya nyata.
Derealisasi : (-) pasien sadar bahwa lingkungan sekitarnya nyata.
E. GANGGUAN PROSES PIKIR
Arus pikiran.
o Produktivitas : pasien menjawab spontan jika diajukan pertanyaan.
o Kontinuitas : pasien menjawab pertanyaan secara relevan.
o Hendaya bahasa: tidak terdapat hendaya bahasa.
Isi pikiran.
o Preokupasi: didapatkan preokupasi terhadap ide bahwa orang lain akan
mencuri barang-barang miliknya.
o Ide-ide waham: waham kebesaran (+), waham persekutorik (+).
F. PENGENDALIAN IMPULS
Pasien dapat mengendalikan dirinya dengan baik.
G. DAYA NILAI
Daya nilai sosial : pasien masih dapat bergaul dengan sesama pasien lainnya,
meskipun pasien curiga dan takut dicelakai.
Uji daya nilai : terganggu.
Penilaian realitas : terganggu.
H. TILIKAN
Tilikan derajat 1 – pasien tidak menyadari dirinya sakit atau mengalami gangguan
jiwa. Pasien merasa sehat-sehat saja.
6
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Secara keseluruhan pasien memberikan kesan tidak terlalu dapat dipercaya.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. STATUS GENERALISATA
Keadaan umum: baik.
Kesadaran: compos mentis.
Tanda vital:
Tekanan darah: 100/70 mmHg
Frekuensi nadi: 81x/menit
Frekuensi nafas: 20x/menit
Suhu: 36°C
Kepala : normosefal, distribusi rambut sesuai usia.
Mata : SI -/-, CA -/-
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal.
Abdomen : datar, supel, bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada edema.
2. STATUS NEUROLOGIS
Saraf kranial : dalam batas normal
Gejala rangsang meningeal : (-)
Gejala peningkatan TIK : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Mata:
o Gerakan : normal ke segala arah
o Pupil : bulat, isokor
o Reaksi cahaya : langsung +/+, tidak langsung +/+
Motorik
o Tonus : normotonus
7
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
o Koordinasi : tidak ada gangguan koordinasi
o Turgor : <2 detik (normal)
o Refleks : fisiologis (++) normal, patologis (-)
o Sensibilitas : dalam batas normal
o Sistem otonom : BAK/BAB (+) normal
5. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1) Pasien seorang perempuan berusia 43 tahun datang ke RS Bhayangkara Tk. I
Raden Said Sukanto diantar agennya. Pasien berasal dari Majalengka. Pekerjaan
terakhir pasien adalah sebagai TKW pembantu rumah tangga di Oman selama 3
bulan.
2) Pasien mengaku memiliki majikan laki-laki yang baik dan anak-anak majikan yang
juga baik, akan tetapi majikan perempuannya memiliki tabiat yang buruk. Menurut
pasien, majikan perempuannya sering membangkang terhadap suaminya, dan juga
cemburu terhadap pasien karena suami majikan tampak lebih menyukai pasien
daripada istrinya sendiri. Pasien mengaku beberapa kali memarahi majikan di
depan seluruh keluarga.
3) Pasien merasa orang-orang di sekitarnya ingin berbuat jahat terhadap dirinya,
seperti ingin melukai, membunuh, dan mencuri. Pasien terlihat selalu membawa tas
kecil berisi barang-barang pribadinya ke mana-mana dengan alasan takut dicuri.
Menurut pasien, orang-orang tersebut ingin mencelakai karena sebenarnya takut
pada dirinya.
4) Pasien mengaku sering mendengar suara-suara. Dulu ketika bekerja di al-Aen,
suara-suara tersebut berbisik bahwa ibu pasien sedang sakit. Ketika di bangsal
Eboni, suara-suara yang didengar pasien membangunkannya ketika sedang tidur
malam. Menurut pasien suara itu berasal dari sesosok manusia yang membelah diri
jadi dua, kemudian menghilang.
5) Pasien mengaku mengenal orang-orang yang berada di bangsal sebagai anggota
keluarganya. Pasien menyombongkan diri bahwa anggota keluarga dan teman-
temannya ada di mana-mana.
6) Pasien merasa sedang berada dalam musim dingin.
7) Pasien menyangkal dirinya memiliki gangguan jiwa.
8
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
8) Pasien adalah anak keempat dari 10 bersaudara. Hubungan pasien dengan orangtua
dan saudara-saudari kandungnya baik. Pasien mengaku tidak pernah dipukul
orangtua karena dirinya adalah anak yang penurut.
9) Pasien sudah menikah saat berusia 10 tahun dengan pemuda berusia 25 tahun.
Pasien mengaku sebenarnya kurang menyukai pernikahannya.
10) Pasien mengenyam pendidikan formal hanya sampai kelas 6 SD.
11) Afek pasien sedikit menumpul. Pikiran dan pembicaraan lancar, sikap kooperatif.
6. FORMULASI DIAGNOSIS
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan hierarki diagnosis gangguan jiwa pada PPDGJ III, maka pada ikhtisar
penemuan pasien termasuk F20.0 Skizofrenia Paranoid.
Diagnosis Aksis II
Tidak ditemukan masalah gangguan kepribadian dan retardasi mental, sehingga diagnosis
untuk aksis ini adalah Z03.2.
Diagnosis Aksis III
Pada pasien ini tidak ditemukan masalah medis umum.
Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki masalah selama pekerjaan, yaitu hubungan yang kurang baik dengan
majikan perempuan serta jam kerja yang panjang. Pasien juga memiliki masalah
perkawinan, yaitu pasien sudah dikawinkan pada usia yang sangat muda, 10 tahun, dan
pasien mengaku tidak senang dengan perkawinannya itu.
Diagnosis Aksis V
Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. GAF scale 60-51.
7. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Z03.2
Aksis III : Tidak ada diagnosis
9
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
Aksis IV : Masalah pekerjaan dan perkawinan
Aksis V : GAF scale 60-51
8. DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada diagnosis banding untuk pasien ini.
9. DAFTAR MASALAH
Masalah organobiologis : tidak ditemukan.
Masalah psikologis :
o Gangguan persepsi : halusinasi auditorik dan visual, ilusi.
o Gangguan proses pikir : waham kebesaran dan waham persekutorik.
Masalah psikososial : masalah pekerjaan dan perkawinan.
10. TERAPI
a) Psikofarmaka.
- Aripiprazole (Abilify®) tab. 1 x 10 mg.
b) Psikoterapi.
- Psikoterapi perilaku, kelompok, individual, dan keluarga.
11. PROGNOSIS
Dubia ad bonam.
Jenis kelamin pasien perempuan. Onset terjadi setelah usia 30 tahun.
Pasien dapat dan patuh minum obat.
Pasien masih dapat melakukan perawatan diri yang mendasar tanpa dibantu.
Pengendalian diri pasien masih baik; pasien tidak tampak melakukan upaya-
upaya melukai diri sendiri atau orang lain, atau upaya bunuh diri.
Pasien masih dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan afek sangat minimal.
Ditemukan faktor stressor yang jelas atas gangguan jiwa pasien, yaitu masalah
pekerjaan.
Pasien tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
Tidak ditemukan riwayat gangguan jiwa pada keluarga.
Tidak ditemukan gejala-gejala gangguan susunan saraf pusat.
10
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
PEMBAHASAN
Berdasarkan PPDGJ-III, pedoman diagnostik umum untuk skizofrenia adalah sebagai berikut:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya 2 gejala
atau lebih bila kurang tajam atau kurang jelas):
a)
“thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, meskipun isinya
sama namun kualitasnya berbeda; atau
“thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar
oleh sesuatu di luar dirinya (withdrawal); dan
“thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya.
b)
“delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
“delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
“delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya = secara jelas merujuk
ke pergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus);
“delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat.
c) Halusinasi auditorik:
11
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara
berbagai suara yang berbicara), atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e) Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus menerus.
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
g) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua
hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),
12
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasi dengan menggunakan kode lima karakter
berikut:
F20.x0 Berkelanjutan
F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
F20.x3 Episode berulang
F20.x4 Remisi tak sempurna
F20.x5 Remisi sempurna
F20.x8. Lainnya
F20.x9. Periode pengamatan kurang dari satu tahun
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Sebagai tambahan:
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c) Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
“passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka raha, adalah yang paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatoik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
13
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
Pada pasien ini, didapatkan halusinasi auditorik dan visual, ilusi, waham kebesaran dan
waham persekutorik, serta sedikit penumpulan afek. Yang paling menonjol adalah waham
persekutorik. Berbeda dari pasien dengan gangguan waham (F22.0), halusinasi auditorik pada
pasien ini menetap dan cukup signifikan adanya. Diagnosis banding tidak diberikan karena
gejala-gejala pasien sudah spesifik memenuhi kriteria diagnosis untuk F20.0 Skizofrenia
Paranoid.
Skizofrenia tipe paranoid merupakan tipe yang paling stabil dan paling sering. Onset
biasanya terjadi paling belakangan dibanding tipe-tipe skizofrenia lainnya. Gejala-gejalanya
konsisten, sering paranoid. Pasien dapat atau tidak bertindak sesuai wahamnya. Walaupun
pasien mungkin tidak kooperatif, agresif, marah, atau ketakutan, tetapi jarang sekali
memperlihatkan perilaku yang inkoheren atau disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol
sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh. Secara umum, tipe paranoid
mempunyai prognosis yang baik. Prognosis menjadi lebih buruk bila pasien
menyalahgunakan zat atau hidup dalam keluarga yang tak harmonis.
Referensi:
Amir N. Skizofrenia. Dalam: Buku Ajar Psikiatri. Jakarta, 2010: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
14
Laporan Kasus Ujian Anna Elissa Bag. PsikiatriFK UPH – 07120070026 RS POLRI Raden Said Sukanto
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta, 2001: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atma Jaya.
15