Lapkas Ruptur Uteri

44
LAPKAS RUPTUR UTERI DISUSUN OLEH :

description

a

Transcript of Lapkas Ruptur Uteri

Page 1: Lapkas Ruptur Uteri

LAPKAS RUPTUR UTERI

DISUSUN OLEH :

Page 2: Lapkas Ruptur Uteri

PENDAHULUAN

Page 3: Lapkas Ruptur Uteri

RUPTUR UTERI

Komplikasi obstetri yang fatal

Signifikan terhadap kematian ibu dan

perinatal

Karena

manajemen

persalinan yang

buruk

Page 4: Lapkas Ruptur Uteri

DEFINISI

Page 5: Lapkas Ruptur Uteri

RUPTUR UTERI

Ruptur uteri

inkomplit

Ruptur uteri

komplit

Robekan pada rahim

Terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum

Peritoneum visceral dan kantong ketuban ikut rupture demikian juga janin sebagian atau seluruh tubuhnya ikut keluar

Hubungan antara kedua ruang masih dibatasi oleh peritoneum visecral

Asimptomatik kecuali menjadi ruptur komplit

Dehisens

Page 6: Lapkas Ruptur Uteri

EPIDEMIOLOGI

Page 7: Lapkas Ruptur Uteri

- Ruptur uteri di Negara berkembang masih tinggi - Sebenarnya bisa dicegah

- Semakin menurun- Insidensi ruptur uteri di Negara maju kurang dari 1 per 1000 kelahiran

NEGARA

BERKEMBA

NG NEGARA

MAJU

Wanita dengan luka

parut sebelumnya transversal

rendah

Insidensi ruptur uteri

adalah 0.8%

Wanita dengan

luka parut klasik

sebelumnya

Insidensi

rupture uteri

adalah 4-8%

Kadawo (2010) di Uganda

73 kasus ruptur uteri dari 14.565 kelahiran

Rasio 1:200 dan insidensi paling tinggi terjadi pada wanita dengan usia 20-24 tahun

Page 8: Lapkas Ruptur Uteri

ETIOLOGI

Page 9: Lapkas Ruptur Uteri

RUPTUR UTERI

Anomali atau kerusakan

sebelumnya akibat trauma

Komplikasi persalinan

Terpisahnya jaringan parut bekas seksio

sesarea

Memiliki kejadian

persalinan percobaan yang

gagal Menjalani terminasi

kehamilan pada pertengahan usia kehamilan dengan

riwayat seksio sesarea

Paling sering

Page 10: Lapkas Ruptur Uteri

FAKTOR PRESDIPOSISI

Kadowa (2010)

• Tidak melakukan asuhan antenatal (67.1%), • Persalinan macet atau persalinan memanjang (68.5%), • Tempat tinggal lebih dari 10 km dari rumah sakit (64.4%)• Adanya luka parut sebelumnya (19.2%)

Fedorkow dkk, 1987; Pelosi dan Pelosi, 1997)

• Riwayat manipulasi atau operasi traumatik, misalnya kuretase, perforasi, atau miomektomi

Zelop dkk

• Peningkatan 4,6 kali lipat dan 2,3 kali lipat kejadian ruptur uteri dengan menggunakan oksitosin selama induksi dan augmentasi persalinan

Lydon-Rochelle dkk

• Peningkatan insiden ruptur uteri dengan menggunakan prostaglandin (3,9% vs 0,9%).

Page 11: Lapkas Ruptur Uteri

KLASIFIKASI

Page 12: Lapkas Ruptur Uteri

Kerusakan atau anomali uterus yang telah ada sebelum hamil

Pembedahan pada miometrium

• Seksio sesarea atau histerotomi, histerorafi, miomektomi yang sampai menembus seluruh ketebalan otot uterus, reseksi pada kornu uterus, atau bagian interstisial, metroplasti.

Trauma uterus koinsidental

• Instrumentasi sendok kuret atau sonde pada penanganan abortus, trauma tumpul atau tajam seperti pisau atau peluru, ruptur tanpa gejala pada kehamilan

Kelainan bawaan

• Kehamilan dalam bagian rahim (horn) yang tidak berkembang.

Page 13: Lapkas Ruptur Uteri

Kerusakan atau anomali uterus yang terjadi dalam kehamilan

Sebelum kelahiran anak

• His spontan yang kuat dan terus-menerus, pemakaian oksitosin atau prostaglandin untuk merangsang persalinan, instilasi cairan kedalam kantong gestasi atau ruang amnion seperti larutan garam fisiologis atau prostaglandin, perforasi dengan kateter pengukur tekanan intra uterin, trauma luar tumpul atau tajam, versi luar, pembesaran rahim yang berlebihan misalnya hidramnion dan kehamilan ganda.

Dalam periode intra partum

• Versi ekstraksi, ekstraksi cunam yang sulit, ekstraksi bokong, anomali janin yang menyebabkan distensi berlebihan pada segmen bawah rahim, tekanan kuat pada uterus dalam persalinan, kesulitan dalam melakukan manual plasenta

Cacat rahim yang didapat

• Plasenta inkreta atau perkreta, neoplasia tropoblas gestasional, adenomiosis, retroversi uterus gravidarus inkarserata

Page 14: Lapkas Ruptur Uteri

PATOFISIOLOGI

Page 15: Lapkas Ruptur Uteri

Pada waktu his, korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi

Dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan

volume korpus uteri

Tubuh janin terdorong ke bawah kedalam segmen

bawah rahim.

Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh his berulang

Lingkaran retraksi yang membatasi kedua segmen semakin bertambah

tinggi.

Sebaliknya apabila Bagian terbawah janin tidak dapat turun oleh

karena suatu sebab yang menahannya

Volume korpus yang tambah mengecil pada waktu ada his harus diimbangi oleh

perluasan segmen

Lingkaran retraksi menjadi patologis (ring van Bandl)

Robek spontan pada tempat yang tertipis ketika his berikut datang,

dan terjadilah perdarahan

Page 16: Lapkas Ruptur Uteri

GAMBARAN KLINIS

Page 17: Lapkas Ruptur Uteri

Tidak terdapat tanda yang dapat diandalkan dari ruptur uteri mengancam yang terjadi sebelum persalinan, walaupun penampakan hematuria makroskopis secara tiba-tiba adalah sugestif.

GAMBARAN KLINIS

Tanda-tanda hypovolemia

Pernafasan yang sulit

Nyeri hebat dan bayi teraba pada bawah dinding abdomen

His yang sangat menurun

Denyut jantung janin yang abnormal

Gambaran klinik bergantung pada peluasan dari ruptur

Pada dehisens di bekas seksio sesarea atau dehisens yang

berlanjut menjadi ruptur, rasa nyeri dan perdarahan tidak

seberapa

Page 18: Lapkas Ruptur Uteri

DIAGNOSIS

Page 19: Lapkas Ruptur Uteri

Ruptur uteri

iminens

Ring van bandl yang semakin

tinggi dan segmen bawah rahim yang

tipis

Ruptur Uteri

Gambaran klinik khas

Yg diperhatikan dalam diagnosis

Abnormalitas denyut jantung janin

Peningkatan nyeri suprapubis dan persalinan

His uterus hilang mendadak

Perdarahan pervaginam

Peninggian bagian presentasi janin

Page 20: Lapkas Ruptur Uteri

Untuk menetapkan apakah ruptur itu komplit perlu dilanjutkan dengan

pemeriksaan dalam

Jari-jari tangan dalam bisa meraba permukaan rahim dan dinding perut yang licin

Dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan di segmen bawah rahim

Dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan

Dinding perut ibu dapat di tekan menonjol ke atas oleh ujung jari-jari tangan dalam, sehingga ujung jari-jari tangan luar saling mudah meraba ujung-ujung tangan dalam

1

2

3

4

Page 21: Lapkas Ruptur Uteri

KOMPLIKASI

Page 22: Lapkas Ruptur Uteri

Komplikasi

Syok hopovolemi

k

Infeksi dan Sepsis

Kerusakan kandung

kemih dan uretra

tromboflebitis

DIC, kegagalan

pituitari, dan kematian

Emboli air ketuban

Page 23: Lapkas Ruptur Uteri

PENATALAKSANAAN

Page 24: Lapkas Ruptur Uteri

PREVENTION IS BETTER THAN CURE

Curiga adanya

ruptur uteri

•Cepat bertindak•Tindakan terpilih hanyalah histerektomi dan resusitasi serta antibiotik yang susuai.

Histerorafi

Bila luka robekan masih bersih dan

rapi dan pasiennya belum punya anak

Jika kehamilan penting dan pasien dapat menerima resiko

Upaya perbaikan rupture uteri dapat dilakukan

Page 25: Lapkas Ruptur Uteri

PENCEGAHAN & PROGNOSIS

Page 26: Lapkas Ruptur Uteri

PENCEGAHANMonitoring denyut jantung janin secara kontiniu dengan elektroda kepala janin secepat mungkin adalah cara terbaik untuk mendeteksi perkembangan ruptur selama persalinan

Penutupan insisi uterus dua lapis

Peningkatan interval antar kehamilan

Hasil penelitian Gotoh dkk

(2000)

Pemeriksaan USG transvaginal menunjukkan bahwa bila ketebalan diukur dengan USG transvaginal kurang dari 2 mm dalam satu minggu kelahiran, segmen bawah rahim mungkin akan mengalami ruptur uteri yang tidak lengkap

Page 27: Lapkas Ruptur Uteri

PROGNOSIS

Prognosis dipengaruhi

ruptur uteri terjadi pada uterus yang

masih utuh/ bekas luka seksio sesar/ suatu

dehisens

Kecepatan pasien menerima tindakan bantuan yang cepat

dan cekatan.

Ruptur meluas dan dengan

piggir yang tidak rata

Mengenai cabang-cabang arteri uterina atau kedalam ligamentum

latum

Mortalitas maternal yang

tinggi dan kematian

perinatal yang jauh lebih

tinggi.Pada ruptur dan ekspulsi

janin kedalam rongga peritoneum,

Kematian ibu adalah 4.2%

Angka kematian perinatal

adalah sebesar 46%.

Page 28: Lapkas Ruptur Uteri

LAPORAN KASUS

Page 29: Lapkas Ruptur Uteri

DATA UMUMNama : Ny. SuryatiUmur : 34 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaSuku/Agama : Batak/ IslamAlamat : Jl. Adinegoro gg.Zuki no.16 Tanggal masuk : 01 September 2015Paritas : P3A0 ANAMNESA• Ny.S, 34 tahun,P3A0, datang ke IGD RS H.Adam Malik tanggal 01 September 2015 pukul 22.00

WIB dengan : KU : BAK merembes dari kemaluan T : Dialami os sejak tgl 1/9/15 setelah os melahirkan di RS Luar dengan BB Bayi 3500 gr (VBAC)

dengan plasenta lengkap , Rwyt nyeri tekan perut (+),Rwyt perut membesar (+) Rwyt perut menyesak (+) . Os merupakan pasien rujukan dengan diagnosa Susp Rupture uteri + Susp Rupture vesica urinaria + Post Partum VBAC + NH1 .

RPT : Hipertensi (-), DM (-), Asma (-) RPO

: -Riwayat persalinan :• Perempuan , Term, SC, RS, Dokter, 3100 gr, 10 thn , sehat• Perempuan , Term, PSP ,RS,Dokter,3000 gr, 4 thn , sehat • Laki – Laki ,Term , PSP , RS, Dokter , 3500 gr , 1 hari , sehat

Page 30: Lapkas Ruptur Uteri

PEMERIKSAAN FISIKStatus Presens

Sens : Compos Mentis Anemia : (-)

TD : 130/80 mmHg Ikterus : (-)HR : 72x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 28 x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,7 ºC Oedem : (-)

Status Obstetri :Abdomen : Distensi (+) , Peristaltik (+) ,Shifting Dulness (+)TFU : Sulit Dinilai P/V : (-) Lochia (+) rubraBAK : Via kateter , Oup (-) , tampak darah di selang kateter BAB : (-) Flatus : (+)Lingkar Perut :92 cmVT : UT > BB , Teraba balon kateter pada dinding anterior vagina

6 cm dari introitus vagina melalui lubang dengan diameter 3 cm ST : lendir darah (+), air ketuban (+) jernih 

Page 31: Lapkas Ruptur Uteri

PEMERIKSAAN PENUNJANG• USG TAS

-Vesika urinaria kesan tidak terisi -UT > BB kesan dalam masa involusi -Tampak ujung dari balon kateter berada di uterus-Tampak Rupture uteri

• Kesimpulan : Rupture Uteri

• LABORATORIUM Tgl 1/9/15Hb : 10,80 gr/dlHt : 32,40 %Leukosit : 20.400 /mm3

Trombosit : 412.000/mm3

PT : 13,5 detik C: 14,00 detikINR : 0,98APTT : 35,8 detik C : 33,5 detik TT : 13,6 detik C : 17,5 detik Albumin : 2,8 g/dL Ur/Cr : 8,30 / 0,59 mg/dLKGD ad random : 106,5 mg/dlNa/K/Cl : 137 / 4 /104 mEq/L

Page 32: Lapkas Ruptur Uteri

• Dx : Rupture Uteri Inkomplit + Rupture Buli + Fistula Vesiko Uterovagina + Post PSP Luar + NH1

• Th/ : - O2 2-4 L/i IVFD RL 20 gtt/i Inj. Asam Traneksamat 500mg/8 jamInj. Ketorolak 30 mg/8jam Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jamInj.Ranitidin 50 mg/12 jam  • Rencana : Konsul Bedah Urologi Konsul Uroginekologi USG Konfirmasi

Page 33: Lapkas Ruptur Uteri

JAWABAN KONSUL DEPARTEMEN BEDAH UROLOGI tgl 1/9/15

S : Demam (-) Nyeri Perut (+)

O: CM , TD : 130/80 mmHg , HR : 90 x/i , RR : 28 x/i,T : afebris

Foley Catheter : (+)

• Dx : Fistel Uterovagina

• Th : Pertahankan Foley Chateter selama 1 bulan

• ACC Rawat Bersama

• Rencana : Sistostopi

Page 34: Lapkas Ruptur Uteri

JAWABAN KONSUL DIVISI UROGINEKOLOGI tgl 2/9/15

Sens : Compos Mentis Anemia :(-)TD : 130/80 mmHg Ikterus :(-)HR : 72x/i, reguler Dispnoe :(-)RR : 28 x/i Sianosis :(-) Temperatur : 36,7 ºC Oedem :(-)• Dx : Fistel Vesicovagina + Post PSP Luar +NH2 • Lapor Supv dr.Edy Ardiansyah SpOG(K) :

• Th : - Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jamInj. Ketorolak 30 mg/8 jamInj. Ranitidin 50 mg/12 jam

Rencana : Repair Fistel setelah inflamasi (-)

Page 35: Lapkas Ruptur Uteri

FOLLOW UP tanggal 2/9/2015 pukul 08.00 WIB

• KU : MenyesakSens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 130/80 mmHg Ikterus : (-)HR : 72x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 32 x/i Sianosis : (-)

Temperatur : 36,7 ºC Oedem : (-)

• SL : Abdomen : Distensi (+) , Peristaltik (+) ,Shifting Dulness (+)

TFU : Sulit Dinilai P/V : (-) Lochia (+) rubraBAK : Via kateter , Oup (-) , tampak darah di selang kateter BAB : (-) Flatus : (+)Lingkar Perut : 96 cm

• Dx : Rupture Uteri Inkomplit + Rupture Buli + Fistula Vesiko Uterovagina + Post PSP Luar + NH2

Page 36: Lapkas Ruptur Uteri

• Th/ : - O2 2-4 L/i

IVFD RL 20 gtt/i Inj. Asam Traneksamat 500mg/8 jamInj. Ketorolak 30 mg/8jam Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jamInj.Ranitidin 50 mg/12 jam

• Lapor Supv dr.Johny Marpaung,M.Ked(OG)SpOG(K) • Rencana : Laparatomi citoPersiapan PRC 2bag Konsul Anastesi  • LABORATORIUM Tgl 2/9/15Hb : 10,80 gr/dlHt : 32,80 %Leukosit : 17.690 /mm3

Trombosit : 493.000/mm

Page 37: Lapkas Ruptur Uteri

Laporan Operasi

Dilakukan evaluasi , dibuang jaringan nekrotik pada uteri yang rupture hingga terjadi vaskularisasi . Perdarahan terkontrol , dilakukan Repair pada uterus yang rupture .

kontraksi (+) kuat .

Dilakukan explorasi tampak rupture pada bekas insisi lama berbentuk T ukuran 4x3 cm dan robekan blast berbentuk T ukuran 4x3 cm

Dilakukan insisi Midline hingga menembus fascia, fascia diguntung ke atas dan ke bawah , Tampak otot , otot digunting , tampak uterus . Tergenang darah bercampur urin

di cavum abdomen , dibersihkan.

Dibawah General Anastesi dilakukan Aseptik dan antiseptik,lalu tutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi

Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik

Page 38: Lapkas Ruptur Uteri

LAPORAN OPERASI (Lanjutan)

Ku ibu Post OP : Stabil

Jahit secara berturut – turut hingga kutis

Dilakukan pemasangan drain di cavum douglas . Bersihkan cavum abdomen, evaluasi perdarahan terkontrol .

Durante operasi Bedah Urologi melakukan Repair blast , rupture pada done buli ukuran 4 cm dan posterior ukuran 2 cm , dilakukan pemasangan kateter no 20 dan balon berisi

aquabidest 20 cc, dilakukan tes bocor sebanyak 60 cc kesan tidak tampak bocor.

Evaluasi tuba dan ovarium kanan dan kiri dalambatas normal kemudian dilakukan Sterilisasi Poomeroy .

Page 39: Lapkas Ruptur Uteri
Page 40: Lapkas Ruptur Uteri

 FOLLOW UP tanggal 3/9/15 pukul 08.00 WIB

• KU : - Sens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 120/80 mmHg Ikterus : (-)HR : 80x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 22x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,6 ºC Oedem : (-)

• SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi (+) kuatP/V : (-) Lochia (+) rubraL/O : Tertutup verban kesan kering Terpasang drain Output 40 cc , serous warna merah muda BAK : Via kateter , Oup 50 cc/jam ,warna kuning pekat BAB : (-) Flatus : (+)

• Dx : Post Histerorapi + Post Repair Buli + H1 + Post PSP Luar + NH3 • Th/ : IVFD RL + Oxytoxin 10 – 10 – 5 – 5 IU 20 gtt/i Inj. Meropenem 1 amp/8 jam drip Inj. Ketorolak 30 mg/8 jam Inj.Ranitidin 50 mg/12 jam

Page 41: Lapkas Ruptur Uteri

• Lapor Supv dr.Muara P lubis ,M.Ked(OG)SpOG

• Rencana : - Mobilisasi

• Rencana Pindah ruangan

• LABORATORIUM Tgl 3/9/15

Hb : 10,50 gr/dl

Ht : 32,80 %

Leukosit : 17.600 /mm3

Trombosit : 483.000/mm

Page 42: Lapkas Ruptur Uteri

FOLLOW UP tanggal 4/9/15 pukul 08.00 WIB

• KU : - Sens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 120/70 mmHg Ikterus : (-)HR : 78x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 22x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,7 ºC Oedem : (-)

• SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi (+) kuat P/V : (-) Lochia (+) rubraL/O : Tertutup verban kesan kering Terpasang drain Output 20 cc , serous warna merah muda Kesan Tidak aktif BAK : Via kateter , Oup 50 cc/jam ,warna kuning pekat BAB : (-) Flatus : (+)

• Dx : Post Histerorapi + Post Repair Buli + H2 + Post PSP Luar + NH4 • Th/ : IVFD RL 20 gtt/i Inj. Meropenem 1 amp/8 jam drip Inj. Ketorolak 30 mg/8 jam Inj.Ranitidin 50 mg/12 jam

• Rencana : - Aff Drain

Page 43: Lapkas Ruptur Uteri

 

FOLLOW UP tanggal 5/9/15 pukul 08.00 WIB

• KU : - Sens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 130/70 mmHg Ikterus : (-)HR : 80x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 20x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,6 ºC Oedem : (-) • SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N TFU : 3 jari dibawah pusat, kontraksi (+) kuat P/V : (-) Lochia (+) rubraL/O : Tertutup verban kesan kering BAK : Via kateter , Oup 50 cc/jam ,warna kuning BAB : (-) Flatus : (+)

• Dx : Post Histerorapi + Post Repair Buli + H3 + Post PSP Luar + NH5 • Th/ : Cefadroxil 2 x 500 mgAsam Mefenamat 3 x500 mg Vit C 2x1

Rencana : Aff Infus Besok GV

Page 44: Lapkas Ruptur Uteri

TERIMA KASIH