Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

26
BAB I PENDAHULUAN Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim. 1-5 Nama lainnya adalah fibroadenoma, leiomioma uteri atau uterine fibroid. 2,3,5 Mioma merupakan tumor uterus yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi. Mioma uteri terjadi pada 20-25% perempuan di usia reproduktif, tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Insidensnya 3-9 kali lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras kulit putih. 1 Etiologi mioma hingga kini belum jelas, namun terdapat 2 teori yang dinyatakan menyebabkan terjadinya mioma. Teori simulasi estrogen memiliki dasar bahwa mioma uteri hampir tidak pernah ditemukan sebelum menarche, sering tumbuh lebih cepat pada masa hamil, membesar pada waktu diberikan terapi estrogen, dan akan mengalami regresi pada masa menopause. Teori ini masih diragukan karena tidak semua wanita pada masa reproduksi menderita mioma. 6,7 Selain itu, ada juga teori yang mengatakan terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus-menerus oleh estrogen. 1 Namun, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, 1

description

penanganan mioma uteri

Transcript of Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

Page 1: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

BAB I

PENDAHULUAN

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot

polos rahim.1-5 Nama lainnya adalah fibroadenoma, leiomioma uteri atau uterine

fibroid.2,3,5 Mioma merupakan tumor uterus yang paling sering ditemukan pada

wanita usia reproduksi. Mioma uteri terjadi pada 20-25% perempuan di usia

reproduktif, tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Insidensnya 3-9

kali lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras kulit putih.1

Etiologi mioma hingga kini belum jelas, namun terdapat 2 teori yang

dinyatakan menyebabkan terjadinya mioma. Teori simulasi estrogen memiliki

dasar bahwa mioma uteri hampir tidak pernah ditemukan sebelum menarche,

sering tumbuh lebih cepat pada masa hamil, membesar pada waktu diberikan

terapi estrogen, dan akan mengalami regresi pada masa menopause. Teori ini

masih diragukan karena tidak semua wanita pada masa reproduksi menderita

mioma.6,7 Selain itu, ada juga teori yang mengatakan terjadinya mioma uteri

tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya

dapat dirangsang terus-menerus oleh estrogen.1 Namun, ada beberapa faktor yang

diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu usia, paritas,

faktor ras, dan genetik serta fungsi ovarium.8

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium

dan makin lama makin besar. Karena pertumbuhan ini miometrium terdesak dan

menyusun semacam pseudokapsul atau simpai semu yang membatasi tumor dari

jaringan miometrium. Di dalam uterus mungkin ada satu mioma, tetapi lebih

sering multipel. Bila terletak pada dinding depan uterus, mioma dapat menonjol

ke depan sehingga sering menimbulkan keluhan miksi.6,9,10

Mioma uteri berasal dari miometrium dan klasifikasinya dibuat berdasarkan

lokasinya. Mioma submukosa menempati lapisan di bawah endometrium dan

menonjol ke dalam (kavum uteri). Pengaruhnya pada vaskularisasi dan luas

permukaan endometrium menyebabkan terjadinya perdarahan ireguler. Adanya

mioma submukosa dapat dirasakan sebagai sebuah “currette bump” (benjolan

1

Page 2: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

waktu kuret). Kemungkinan terjadi degenerasi sarkoma juga lebih besar pada jenis

ini. Mioma jenis ini dapat bertangkai panjang sehingga dapat keluar melalui

serviks atau vagina. Yang harus diperhatikan dalam menangani mioma bertangkai

adalah kemungkinan terjadinya torsi dan nekrosis sehingga risiko infeksi

sangatlah tinggi.1,4,5

Mioma intramural atau interstitial adalah mioma yang berkembang di antara

miometrium. Sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak

enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Mioma

subserosa adalah mioma yang tumbuh di bawah lapisan serosa uterus dan dapat

bertumbuh ke arah luar dan juga bertangkai. Mioma subserosa juga dapat menjadi

parasit omentum atau usus untuk vaskularisasi tambahan bagi pertumbuhannya.11-

15

Gejala klinik hanya terjadi pada 35-50% penderita mioma. Hampir sebagian

besar penderita tidak mengetahui bahwa terdapat kelainan di dalam uterusnya,

terutama pada penderita dengan obesitas. Keluhan penderita sangat tergantung

pula dari lokasi atau jenis mioma yang diderita. Berbagai keluhan penderita dapat

berupa perdarahan abnormal uterus, nyeri serta efek penekanan. Yang

menyulitkan adalah anggapan klasik bahwa mioma adalah asimptomatik karena

hal ini sering menyebabkan gejala yang ditimbulkan dari organ sekitarnya (tuba,

ovarium, atau usus) menjadi terabaikan. Masalah lain terkait dengan asimptomatik

mioma adalah mengabaikan pemeriksaan lanjutan dari spesimen hasil enukleasi

atau histerektomi sehingga miomasarkoma menjadi tidak dikenali.1,2,5,11,12

Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma dan hal ini terjadi

pada 30% penderita. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia

defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah besar maka sulit

untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi. Hal ini dapat dijelaskan oleh karena

bertambahnya area permukaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan

kontraksi otot rahim, distorsi, dan kongesti dari pembuluh darah disekitarnya dan

ulserasi dari lapisan endometrium, tekanan dan bendungan pembuluh darah di

area tumor (terutama vena) atau ulserasi endometrium di atas tumor. Tumor

bertangkai seringkali menyebabkan nekrosis endometrium akibat tarikan dan

infeksi (vagina dan kavum uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium

2

Page 3: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

serviks). Dismenorea dapat disebabkan oleh efek tekanan, termasuk hipoksia lokal

miometrium.1

Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali apabila

kemudian terjadi gangguan vaskular. Nyeri lebih banyak terkait dengan proses

degenerasi akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai mioma atau

kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma subserosa dari kavum

uteri. Gejala abdomen akut dapat terjadi bila torsi berlanjut dengan terjadinya

infark atau degenerasi merah yang mengiritasi selaput peritoneum (seperti

peritonitis). Mioma yang besar dapat menekan rektum sehingga menimbulkan

sensasi untuk mengedan. Nyeri pinggang dapat terjadi pada penderita mioma yang

menekan persyarafan yang berjalan di atas permukaan tulang pelvis.

Walaupun mioma dihubungkan dengan adanya desakan tekan, tetapi

tidaklah mudah untuk menghubungkan adanya penekanan organ dengan mioma.

Mioma intramural sering dikaitkan dengan penekanan terhadap organ sekitar.

Parasitik mioma dapat menyebabkan obstruksi saluran cerna perlekatannya

dengan omentum menyebabkan strangulasi usus. Mioma serviks dapat

menyebabkan sekret serosanguinea vaginal, perdarahan, dispareunia, dan

infertilitas. Bila ukuran tumor lebih besar lagi, akan terjadi penekanan ureter,

kandung kemih dan rektum. Semua efek penekanan ini dapat dikenali melalui

pemeriksaan IVP, kontras saluran cerna, rontgen dan MRI. Abortus spontan dapat

disebabkan oleh penekanan langsung mioma terhadap kavum uteri.

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

interstitial tuba sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya

abortus karena distorsi rongga uterus.1-7

Pemeriksaan bimanual dapat mengungkapkan adanya tumor pada uterus

yang umumnya terletak di garis tengah, seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma

submukosum kadangkala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis

servikalis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan terdiri dari pemeriksaan

laboratorium, D&C, USG, MRI, CT-scan, histerosalfingografi, histeroskopi,

laparaskopi.1,16

Terapi harus memperhatikan usia, paritas, kehamilan, konservasi fungsi

reproduksi, keadaan umum, dan gejala yang ditimbulkan. Bila kondisi pasien

3

Page 4: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

sangat buruk, lakukan upaya perbaikan yang diperlukan termasuk nutrisi,

suplementasi zat esensial ataupun transfusi. Pemberian analog Gonadotropine

Releasing Hormone (GnRH) dimaksudkan untuk menekan sekresi estrogen

sehingga tumor akan mengecil. Preparat ini diberikan secara intermiten karena

dapat menyebabkan osteoporosis. Pada keadaan gawat darurat akibat infeksi atau

gejala abdominal akut, siapkan tindakan bedah gawat darurat untuk

menyelamatkan penderita. Pilihan prosedur bedah terkait dengan mioma uteri

adalah miomektomi atau histerektomi.1,2,4,11,16

Beberapa komplikasi dapat terjadi pada pasien dengan mioma uteri.

Pertumbuhan leimiosarkoma, atau suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun

tidak membesar, secara tiba-tiba menjadi besar terutama sesudah menopause.

Dapat juga terjadi putaran pada tangkai mioma uteri. Jika proses ini terjadi, tumor

akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan

nampak gambaran klinik dari abdomen akut. Pada mioma submukosum, tangkai

tumor yang keluar melalui vagina kemungkinan dapat terjadi gangguan sirkulasi

dan menjadi nekrosis dan infeksi sekunder.8

Berikut ini akan disampaikan laporan kasus mengenai diagnosis dan

penanganan mioma uteri.

4

Page 5: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. NG

Umur : 48 tahun

Alamat : Inobonto

Status : Menikah

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

MRS : 17 Desember 2014

II. ANAMNESIS

Anamnesis Utama

Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri perut bagian bawah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, hilang timbul,

memberat dalam 1 minggu terakhir.

Pembesaran perut dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, dirasakan semakin lama

semakin membesar secara perlahan.

Riwayat haid memanjang sejak 6 bulan terakhir, lamanya menjadi 7-14 hari,

sebanyak 5-8 pembalut per hari.

Riwayat post-coital bleeding disangkal oleh penderita.

Riwayat keputihan dialami oleh penderita, tidak gatal dan tidak bau, hilang-

timbul.

Riwayat KB suntik 3 bulan selama 5 tahun dan pil KB selama 1 tahun.

BAB/BAK biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat penyakit jantung, hati, ginjal, paru, diabetes dan hipertensi disangkal

oleh penderita.

5

Page 6: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

Riwayat Penyakit Sosial :

Merokok (-) Alkohol (-)

Anamnesis Ginekologis

Riwayat perkawinan:

Pasien menikah 1 kali pada usia 17 tahun lamanya 29 tahun.

Riwayat Obstetri

P2A1

Hamil pertama : perempuan, lahir spontan letak belakang kepala, aterm,

tahun 1985

Hamil kedua : abortus, umur kehamilan 12 minggu, tahun 1986

Hamil ketiga : laki-laki, lahir spontan letak belakang kepala, aterm,

tahun 1987

Riwayat haid

Menarche umur 12 tahun, siklus teratur 28 hari, lamanya 7 hari

Haid terakhir pada 7 November 2014.

Riwayat Penyakit, Operasi dan Pemeriksaan

Riwayat penyakit kelamin (-)

Riwayat operasi (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Praesens:

Keadaan umum : cukup

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg.

Nadi : 84 x/menit.

Respirasi : 20 x/menit.

Suhu badan : 36,6oC.

Warna Kulit : Sawo matang

Edema : (-)

Kepala : normocephal

Mata : conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

6

Page 7: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

Lidah : beslag (-).

Gigi : caries (-)

Kerongkongan : T1/T1, hiperemis (-).

Leher : pembesaran KGB (-).

Thoraks : simetris, retraksi (-)

Jantung : SI-SII normal, murmur (-)

Paru-paru : suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-,

wheezing -/-.

Abdomen : datar, lemas, teraba massa setinggi ½

symphisis-pusat

Kelamin : perempuan normal

Ekstremitas : edema -/-, akral hangat.

Neurologis : Refleks fisiologis (+) normal, refleks patologis (-).

Pemeriksaan Ginekologi

Status Lokalis Abdomen

Inspeksi : abdomen datar

Palpasi : massa (+) padat, mobile, setinggi ½ symphisis-

pusat

Perkusi : WD (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Status Ginekologi

Inspeksi : Fluksus (-), fluor (-), vulva tak ada kelainan

Inspekulo : Fluksus (-), fluor (-), vagina tidak ada kelainan, portio

licin, erosi (-), livide (-), OUE tertutup

Periksa dalam : Fluksus (-), fluor (-), vulva dan vagina tidak ada kelainan,

Portio licin, OUE tertutup, nyeri goyang (-)

C. Uteri : sesuai dengan kehamilan 16 minggu

Adneksa/Parametrium bilateral : massa (-), lemas

Pemeriksaan Rectal touché : sfingter cekat, mukosa licin, ampula kosong

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

7

Page 8: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

Hasil Laboratorium (10/12/2014)

Leukosit : 5.900 u/L

Eritrosit : 4,01 juta u/L

Trombosit : 268.000 u/L

Hemoglobin : 10,2 g/dL

Hematokrit : 32,3%

MCV : 80,5 fL

MCH : 25,4 pg

MCHC : 31,6 g/dL

LED : 28 mm

BT : 1’30”

CT : 4’50”

Natrium : 148 mmol/L

Kalium : 4,52 mmol/L

Clorida : 113,8 mmol/L

SGOT : 34 U/L

SGPT : 21 U/L

Albumin : 4,3 g/dL

Globulin : 2,9 g/dL

Creatinin : 0,9 mg/dL

Ureum : 22 mg/dL

Uric Acid : 3,6 mg/dL

Protein Total : 7,2 g/dL

GDS : 78 mg/dL

Hasil EKG : dalam batas normal

Hasil X-Foto thoraks : dalam batas normal

Hasil PA tanggal 26 November 2014 (Hasil D&C)

Bahan : endocervix dan endometrium

Pemeriksaan PA : Blok Parafin

Kesimpulan : chronic endocervicitis

USG : uterus membesar ukuran 10,11 x 9,50 cm, tampak massa

8

Page 9: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

hiperechoic.

V. RESUME MASUK

Pasien P2A1 48 tahun datang pada tanggal 17 November 2014 dengan keluhan

nyeri perut bagian bawah sejak 1 minggu terakhir disertai dengan pembesaran

perut sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat haid memanjang dan semakin banyak

dialami oleh penderita sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat post-coital bleeding

disangkal. BAB/BAK biasa.

Status praesens: Keadaan umum : cukup Kesadaran : compos mentis

TD: 110/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, Respirasi: 20x/menit, Suhu: 36,60C.

Diagnosis kerja :

P2A1 48 tahun dengan mioma uteri

Sikap :

Rencana HTSO

Lab lengkap, EKG, USG, X-foto Thorax

Rencana D&C

Konfirmasi konsulen

VI. FOLLOW UP

19 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri

P : - Rencana HTSO

- Persiapan operasi : makan bubur kecap

20 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri

9

Page 10: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

P : - Rencana HTSO hari Senin, 22 Desember 2014

- Persiapan operasi : makan bubur kecap

21 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri

P : - Rencana HTSO hari Senin, 22 Desember 2014

- Makan bubur kecap

22 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri

P : - Rencana HTSO hari ini

LAPORAN OPERASI

Senin, 22 Desember 2014

Nama : Ny. NG

Diagnosis pre op : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri

Diagnosis post op : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri intramural telah

dilakukan Histerektomi Totalis + Salpingoovorektomi

Dextra

Jenis operasi : Histerektomi Totalis + Salpingoovorektomi Dextra

Operator : dr. Rudy Lengkong, SpOG(K) / dr. Aldhie

Assisten operator : dr. Toar, dr. Maurits

Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi, dalam kondisi spinal

anestesi, dilakukan insisi mediana inferior. Insisi diperdalam lapis demi lapis

sampai fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher, digunting kecil, diperlebar

ke atas dan ke bawah. Otot disisihkan secara tumpul ke lateral, peritoneum

10

Page 11: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

dijepit dengan dua pinset. Setelah yakin tidak ada usus yang terjepit

dibawahnya, digunting kecil dan diperlebar ke atas dan ke bawah secara

tumpul. Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus sebesar bola takraw,

ksplorasi lanjut kedua tuba dan ovarium tampak baik, diputuskan dilakukan

HTSOD.

Ligamentum rotundum kanan dijepit dengan 2 klem, digunting dan dijahit,

juga sisi kiri. Identifikasi plika vesikouterina, dijepit dengan pinset, digunting

dan diperlebar sampai ke pangkal ligamentum rotundum, lalu disisihkan ke

bawah, vesika urinaria dilindungi dengan haak abdomen. Ligamentum latum

kiri ditembus secara tumpul untuk membuat jendela. Pangkal tuba kiri dan

ligamentum ovarii proprium kiri dijepit dengan 3 klem, kemudian digunting

dan dijahit double ligasi. Lig. Infundibulum pelvikum kanan dijepit dengan 3

klem digunting kemudian dijahit double ligasi. Identifikasi arteri uterina

kanan, dijepit dengan 3 klem, digunting dan dijahit double ligasi, demikian

sisi sebelahnya.

Ligamentum kardinale kiri dijepit, digunting dan dijahit, demikian sisi

kanannya. Ligamentum sakrouterina kanan dijepit, digunting dan dijahit,

demikian sisi kirinya. Identifikasi puncak vagina dijepit dengan 2 klem

bengkok, digunting, kemudian puncak vagina dijepit dengan 4 klem kocher,

dimasukkan kassa betadin kedalamnya. Kemudian puncak vagina dijahit

secara jelujur dengan safil no. 1. Kontrol perdarahan (-). Dilakukan

retroperitonealisasi, kontrol perdarahan (-). Dinding abdomen dijahit lapis

demi lapis. Peritoneum dijahit secara jelujur dengan chromic catgut 2.0, otot

dijahit simpul dengan chromic catgut 2.0, fascia dijahit jelujur dengan safil no

1, lemak dijahit simpul dengan plain catgut, kulit dijahit subkutikuler dengan

Chromic Catgut Cutting 2.0. Luka operasi ditutup dengan kasa betadine.

Operasi selesai.

Uterus dibelah tampak mioma intramural. Jaringan dikirim ke lab PA

Perdarahan : + 500 cc

Diuresis : + 500 cc

11

Page 12: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

FOLLOW UP POST OP

23 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri telah dilakukan HTSOD hari I

P : - IVFD RL : D5% = 2 : 2 = 30 gtt/m

- Ceftriaxone 3 x 1 gr

- Metronidazole 2 x 500 mg drips

- As. Traneksamat 3 x 1 amp

- Kalftrofen 1 x II supp

- Vit C 1 x 1 amp

24 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri telah dilakukan HTSOD hari II

P : - IVFD RL : D5% = 2 : 2 = 30 gtt/m

- Ceftriaxone 3 x 1 gr

- Metronidazole 2 x 500 mg drips

- As. Traneksamat 3 x 1 amp

- Kalftrofen 1 x II supp

- Vit C 1 x 1 amp

25 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri telah dilakukan HTSOD hari III

P : - Aff infus, Aff kateter

- Cefadroxil 2 x 1 tab

- Metronidazole 3 x 1 tab

- Asam mefenamat 3 x 1 tab

- Sulfas ferosus 2 x 1 tab

12

Page 13: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

26 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri telah dilakukan HTSOD hari IV

P : - Cefadroxil 2 x 1 tab

- Metronidazole 3 x 1 tab

- Asam mefenamat 3 x 1 tab

- Sulfas ferosus 2 x 1 tab

27 Desember 2014

S : keluhan (-)

O : KU : cukup Kesadaran : compos mentis

A : P2A1 48 tahun dengan mioma uteri telah dilakukan HTSOD hari V

P : - Rencana pulang

- Cefadroxil 3 x 1 tab

- Sulfas Ferosus 2 x 1 tab

- Metronidazole 3 x 1 tab

13

Page 14: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

BAB III

PEMBAHASAN

DIAGNOSIS

Pada kasus mioma uteri, diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologi, dan pemeriksaan penunjang sebagai

berikut :

a. Anamnesis

Pada anamnesis biasa ditemukan adanya perdarahan abnormal dari jalan

lahir. Faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara lain adalah pengaruh

ovarium sehingga terjadi hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma

endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa, atrofi

endometrium di atas mioma submukosum, dan miometrium tidak dapat

berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di antara serabut miometrium,

sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

Gejala lainnya adalah nyeri perut, hal ini dapat terjadi karena gangguan sirkulasi

darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.1

Pada kasus ini penderita datang dengan keluhan nyeri perut sejak 3 bulan

yang lalu, nyeri dirasakan hilang-timbul, dan memberat dalam 1 minggu terakhir.

Penderita juga merasakan pembesaran perut sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat

riwayat haid yang memanjang dan bertambah banyak dalam 6 bulan terakhir.

b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ginekologi

Pemeriksaan abdomen didapatkan massa padat, mobile, setinggi ½

symphisis-pusat. Dari pemeriksaan ginekologi didapatkan corpus uteri setinggi ½

symphisis-pusat pada pemeriksaan dalam.

c. Pemeriksaan penunjang

Dari hasil pemeriksaan patologi anatomi dari endoserviks dan endometrium

yang diambil dari D&C, ditemukan chronic endocervicitis. Pemeriksaan USG

14

Page 15: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

juga dilakukan. Didapatkan adanya pembesaran uterus berukuran 10,11 x 9,50

cm, tampak massa hiperechoic. Hasil ini menunjang diagnosis mioma uteri.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan mioma uteri dilakukan tergantung usia penderita, paritas,

ukuran mioma uteri, beratnya keluhan yang ditimbulkan serta fungsi reproduksi.

Tindakan operatif dapat berupa miomektomi atau histerektomi yang dapat

dilakukan transabdominal, laparaskopi, ataupun transvaginal. Miomektomi

dilakukan bila fungsi reproduksi masih diperlukan serta keadaan mioma

memungkinkan. Histerektomi dilakukan bila fungsi reproduksi sudah tidak

diperlukan, pertumbuhan tumor cepat, dan terdapat perdarahan yang

membahayakan penderita.

Pada kasus ini, penderita dipersiapkan untuk dilakukan histerektomi totalis +

salphingoovorektomi dekstra mengingat ukuran mioma yang cukup besar, adanya

perdarahan kronis yang dapat membahayakan penderita serta usia penderita yang

menjelang menopause. Ovarium yang satu ditinggalkan dengan maksud untuk

mencegah agar tidak terjadi menopause dini serta mencegah terjadinya gangguan

koronar atau arteriosklerosis umum.

Untuk persiapan praoperatif, dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap

yaitu periksa darah rutin, fungsi hemostasis, fungsi ginjal, fungsi hati, gula darah,

EKG, dan foto thoraks. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui penyakit

penyerta dan untuk mengantisipasi adanya penyulit di saat tindakan anestesia, saat

operasi, dan pascaoperasi.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi dari mioma uteri adalah proses degenerasi

ganas menjadi leiomiosarkoma, torsio mioma yang bertangkai sehingga mioma

mengalami nekrosis dan infeksi akibat gangguan sirkulasi darah pada sarang

mioma.

15

Page 16: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

PROGNOSIS

Pada kasus ini, prognosisnya dubia ad bonam karena telah dilakukan

histerektomi. Selain itu, pada hasil PA tidak ditemukan sel-sel ganas ataupun

hiperplasia pada endometrium.

16

Page 17: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Tumor jinak organ genitalia: dari Ilmu

Kandungan. Edisi ke-3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2011.

2. Manuaba IB. Penuntun diskusi obstetri dan ginekologi. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 1995.

3. Manuaba IB. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

4. Achadiat CM. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2004.

5. Mioma uteri. Available from: http://miomauteri.com/mioma-uteri/

6. Wexle AS, Pernoll ML. Benign disorders of the uterine corpus. In : De

Cherney AH, Pernoll ML, eds. Current obstetrics and gynaecology

diagnosis and treatment. 8th ed. Connecticut : Appleton and Lange, 1984.

p.731-45.

7. Curtin JP. Pathology of the uterus and endometrium. In: Moore TR, Reiter

RC, eds. Gynaecology obstetrics a longitudinal approach. 1st ed. New York :

Churchill Livingstone Inc, 1993. p.699-721.

8. Parker WH. Etiology, symptomatology and diagnosis of the uterine

myomas. Fertility and sterility. Vol. 87, No. 4, April 2007.

9. Tindall VR. Tumours of the corpus uteri. In: Jeffcoate’s Principles of

Gynaecology. 5th ed. London: Butterworth & Co Ltd,1987. p.417-39.

10. Entman SS. Uterine leiomyoma and adenomyosis. In: Jones HW, Wentz

AC, eds. Novak’s Textbook of Gynaecology. 1st ed. Baltimore: Williams &

Wilkins, 1988. p.443-54.

11. Manuaba IB. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana

untuk pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998.

12. Available from : http://www.gynesurgery.com/fibroids.html

13. Available from : http://www.sirweb.org/patients/uterine-fibroids/

17

Page 18: Lapkas - Penanganan Mioma Uteri

14. Available from :

http://www.webmd.com/women/uterine-fibroids/ss/slideshow-fibroid-

overview#

15. Gant NF, Cunningham FG, et al. Benign diseases of the uterus. In : Basic

Gynaecology and Obstetrics. 1st ed. Texas : Prentice – Hall Internationale

Inc, 1993. p.23-8.

18