lapkas preeklamsi

Click here to load reader

Transcript of lapkas preeklamsi

16

BAB IPENDAHULUANI.1.Latar Belakang.Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sering dijumpai dan termasuk salah satu diantara tiga trias penyebab kematian, bersama dengan perdarahan dan infeksi yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Menurut the National Center For Health Statistics pada tahun 1998, hipertensi dalam kehamilan merupakan faktor risiko medis yang paling sering dijumpai. Penyakit ini ditemukan pada 146.320 wanita, atau 3,7% diantara semua kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup. Eklamsi didiagnosis pada 12.345 diantaranya, dan kematian ibu akibat penyulit ini tetap merupakan ancaman. Berg dan kawan-kawan tahun 1996 melaporkan bahwa hampir 18% diantara 1.450 kematian ibu di Amerika serikat dari tahun 1987-1990 terjadi akibat penyulit hipertensi dalam kehamilan.Bagaimana kehamilan memicu atau memperparah hipertensi masih belum terpecahkan walaupun sudah dilakukan riset intensif selama beberapa dekade, dan gangguan hipertensi masih merupakan salah satu masalah yang signifikan dalam ilmu kehamilan.

BAB IIPREEKLAMSI DAN EKLAMSIII.1.DefenisiPre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. . II.2.EtiologiPenyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu : Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan kehamilan berikutnya Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan komaII.3.Manifestasi klinikDiagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuri.Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan darah>140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebihdari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar protein>1g /l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah, diambil minimal 2 x dengan jarak waktu 6 jam. Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut

1. Tekanan darah sistolik>160 mmHg atau diastolik>110 mmHg2. Proteinuria +>5 g/24 jam atau>3 pada tes celup3. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan4. Nyeri epigastrium dan ikterus5. Edema paru atau sianosis6. Trombositopenia7. Pertumbuhan janin terhambatDiagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeklampsia disertai kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia berat dusertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending preeklampsia. Impending preeklampsia ditangani dengan kasus eklampsia.II.4PatofisiologiPatofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik systemic vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.

II.5. Klasifikasi Pre eklampsiaPre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:a. Pre eklampsia Ringan1) Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pmeriksaan 6 jam2) Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pmeriksaan 6 jam3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.Edema umum, kaki, jari tangan dan muka.4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.b. Pre eklampsia BeratDiagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:1) Tekanan darah 160/110 mmHga. Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal setelah istirahat 10 menit)b. Ibu hamil tidak dalam keadaan his. Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam. Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif. Terdapat edema paru dan sianosis. Gangguan visus dan serebral. Keluhan subjektifc. Nyeri epigastriumd. Gangguan penglihatane. Nyeri kepala

f. Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.g. Pemeriksaan trombosit

II.6.Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsiaPre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan: Diet-makananMakanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari. Cukup istirahatIstirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan. Pengawasan antenatal (hamil)Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian: 1.Uji kemungkinan Pre eklampsia:a)Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannyab)Pemeriksaan tinggi fundus uteric)Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edemad)Pemeriksaan protein dalam urine)Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata. 2.Penilaian kondisi janin dalam rahim.a)Pemantauan tinggi fundus uterib)Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketubanII.7.Penanganan Pre eklampsiaA. Penanganan Pre eklampsia RinganPenanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera mungkin. Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan memberikan1. Sedativa ringan2. Obat penunjang3. Nasehata.Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.b.Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran makin berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran urin berkurang. 4. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita a Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebihb.Protein dalam urin 1 plus atau lebihc.Kenaikan berat badan kg atau lebih dalam seminggud. Edema bertambah dengan mendadake.Terdapat gejala dan keluhan subjektif.Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100 mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal. Bila tekanan darah sukar dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120/80 mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan proteinuria. Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau dipercepat dengan ekstraksi.B.Penanganan Pre eklampsia BeratPenderita diusahakan agar:1) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.2) Dipasang infus glukosa 5%3) Dilakukan pemeriksaan: Pemeriksaan umum: pemeriksaan TTV tiap jam Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim). Pemasangan kateter Evaluasi keseimbangan cairan Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit4)Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan:a. Kehamilan cukup bulanb. Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulanc. Kegagalan pengobatan, kehamilan diakhiri tanpa memandang umur.d. Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan Pre eklampsia menjadi eklampsia.II.8. Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsiaa. Tujuan Diet1) Mencapai dan mempertahankan status gizi normal2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal3) Mencapai keseimbangan nitrogen4) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal5) Mengurangi/mencegah timbulnya penyulit baru saat khamilan /setelah melahirkanb. Syarat Diet1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan < 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.3) Protein tinggi (1 g/kg berat badan)4) Lemak sedang, sebagian berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda5) Vitamin cukup; vitamin C dan B6diberikan sedikit lebih tinggi6) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium7) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernafasan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF. Abnormalitas pada Kala Tiga Persalinan. Dalam : Obstetri Williams (Edisi Bahasa Indonesia), Edisi 18. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta, 1995 ; 480-872. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Retensio Plasenta. Dalam : Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan ke-5. Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta, 1999 ; 656-59.3. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, dkk. Hemorrhage Immediately Following Delivery ; Retained Placental Fragments. In : Williams Manual Of Obsterics, International edition, 21 st Eds. Mc Graw Hill : Dallas-Texas , 2003 ; 377-83.4. Mochtar R. Retensio Plasenta. Dalam : Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta, 1998 ; 299-300.5. Staf Pengajar SMF Obstetri & Ginekologi FK UNPAD. Retensio Plasenta. Dalam : Obstetri Patologi. Elstar Offset : Bandung, 1984 ; 235-36.6. Smith JR, Brennan BG. Management of The Third Stage of Labor. In : http://www.emedicine.com/med/byname/management-of-the-third-stage-of-labor.html Last Updated July 8, 2003.7. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D. Retensio Plasenta. Dalam : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta, 2003 ; M30-31.8. Siregar A, Hadibroto BR, Lutan D, dkk. Perdarahan Postpartum ; Retensio Plasenta/Sisa Plasenta. Dalam : Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri Ginekologi RSU Dr. Pirngadi Medan. Bagian/UPF Ilmu Kebidanan dan Kandungan FK-USU : Medan, 1993 ; 24-25.

STATUS ORANG SAKITStatus orang sakit: Nama : RahmadanyahUmur: 33 tahun Agama: IslamBangsa: IndonesiaPekerjaan: Ibu rumah tanggaPendidikan : SMA Nama suami: Fanaf Umur: 35 tahunPekerjaan: Pegawai swataPendidikan: SMA Alamat: Jln bersama Gg. Swadaya no 18 No RM: 20 25 03 Tanggal masuk: 11-07-2013 Pukul: 10.45 WIB

Ny. R, 32 tahun, P2A0, islam, indonesia, SMA, IRT 1/d Tn H, 35 tahun, islam, indonesia, SMA, Pegawai swasta, datang ke RS Haji medan pada tanggal 11 juli 2013 pukul 10.45 wib dengan: KU : Tekanan darah tinggi Telaah : hal ini baru disadari os kontrol ke bidan sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pada saat os kontrol kebidan pada saat dilakukan pemeriksaan Tekanan Darah normal. Riwayat sakit darah tinggi sebelum hamil (-) riwayat sakit darah tinggi pada kehamilan sebelumnya (-). os juga merasakan bengkak pada alat kemaluannya sejak 1 hari yang lalu. Sedangkan bengkak pada kaki sudah di alami os sejak 2 bulan yang lalu. riwayat mual muntah (+) riwayat mules mules (-) riwayat keluar lendir (-) keluar darah dari kemaluan (-) BAB (-) BAK (-) N.

RPT/RPO: -/-HPHT: 28 - 10 - 2012TTP: 05- 08 - 2013 ANC: Bidan 4 kaliBB: 80 kg

Riwayat persalinan 0. Perempuan , aterm, BB 4200 gram, SC, dr.Sp OG, 6 tahun, sehat 2. Hamil iniStatus presentSens: CManemis : (-) TD: 180/120 mmHgikterik: (-) HR: 100 x/idispnoe : (-) RR: 24 x/isianosis : (-) T: 36,50 Coedem : (+)

Status Lokalisata :Kepala : mata: konjungtiva anemis (-) Skrela : ikterik (-)Leher : tidak ada pembesaran KBG (-)Thorx : pulmo : SP: vesikuler ST : - Cor : desah (-), murmur (-),galop (-)Organ vital: labia mayor oedem (+)Ekstermitas: atas : oedem (-) Bawah/ tungkai : oedem (+)

Status ObstetrikusAbdomen : membesar asimetrisTFU : 3 Jari bpxTeregang : kiriTerbawah : kepalaHis : (-)Djj: 148 x/menitVt: servix axial,pembukaan 4,effacement100%,kepala Hodge II

Hasil laboratorium tanggal 11-07-2013 pukul 13.20 wibHematologi Darah rutinHemoglobin 14,512 16g/dlHitung eritrosit4.53,9 - 5,6710*5/lHitung leukosit13.3004,000- 11,000/lHematokrit42,436-47%Hitung trombosit239.000150,000-450,000/lIndex eritrositMCV95,480 96 fLMCH32,427 31 pgMCHC34,530 34 %

Hitung jenis leukositURINE PROFILE HASIL SATUAN NORMAL

warna Kuning Kuning jernih

Glukosa Negatif Mg/dl Negatif

Protein ++++Mg/dl Negatif

Bilirubin Negatif Mg/dl Negatif

Urobilinogen + Mg/dl Negatif

PH 6,5 5-8

Berat Jenis 1,020 1,005-1,030

Eosinofil11 3%Basofil00 1%N. Stab02 6%N. Seg905375%Limfosit52045%Monosit448%LED420-20%

DIAGNOSIS SEMENTARAPEB + Prev sc 1x + SG + KDR (34-36) PK + AH.

PENATALAKSANAAN O2 2-4 liter/I MgSO4 20% 4gr 10cc iv dalam 5 menit (loading dose) IVFD RL + MgSO4 40% 6gr 30cc (maintenance dose) Inj Dexametason 150 mg (single dose) nifedipin 10 mg/ 30 menit bila TD 180>110 Max 120 mg/24 jam

RENCANA 11.07.2013 Lapor dr haidir Sp.OG.1. pasang balon kateter dipasang pukul 12.00 WIB2.pukul 16.00 induksi oxcytosin pukul 20.00 misoprostol tab pervaginam. Stabilisasi 12.O7.2013 Lapor dr.haidir.Sp.OG ACC SC

LAPORAN SC a/i PRE EKLAMSI Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis di didnding abdomen, lalu abdomen ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Dibawah spinal anestesi dilakukan insisi phanenstil sampai terliahat facia, facia diguntingkan kanan dan kiri terjadi perlengketan dengan otot, lalu dilebarkan keatas dan kebawah. Perlengketan dibebaskan. Otot dikeluarkan tumpul. Peritonium digunting keatas dan kebawah, tampak uterus refidum dilakukan insisi secara korporal, selaput ketuban di pecahkan, kesan jernih. Dengan meluksir kepala bayi, lahir bayi Perempuan 1.900 gr dan panjang badan 48cm Apgar Score 6/7. Tali pusat di kleem dikedua tempat kemudian digunting di antaranya, lalu dengan PTT placenta dilahirkan, kesan lengkap. Bekas insisi diklem empat tempat dengan oval klem. Dilakukan pemeriksaan cavum uteri. Dilakukan penjahihatan uterus dengan kromik no.2 secara contineus. Interliocking dan dilanjutkan overhecting serta reperitonealisasi. Kavum abdomen dibersihkan. Kesan bersih. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Subkutis dijahit secara subcuticuler. Luka operasi ditutup dengan supratulle dan hypafix. KU: post operasi baik.anjuran : ICU, awasi vital sign, kontraksi uterus, P/V 2 jam post Sc TERAPI RL + MGSO4 30 CC 14 gtt/i IVFD RL + cyntocinon 5 IU 14gtt/i Inj. Ceftriaxon 1 gr / 8 jam Inj. Metronidazol drips 500 mg / 8 jam Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam Lasix 1 amp/6 jam Metergin 1 amp/ 8 jamFOLLOW UPTanggal (13-07-2013) S: -Sp:Sens: CManemis : (-) TD: 150/90 mmHgikterik: (-) HR: 96 x/idispnoe : (-) RR: 24 x/isianosis : (-) T: 37,30 Coedem : (-) Proteinuria (-)SL :Abdomen: soepel, peristaltik (+) normal TFU: 2 jari dibawah pusat P/V: (-)Lochia : (+) ASI: (-)BAB: (-) BAK: via kateterA: Post sc a/i prev sc 1x + NH1P: IVFD RL + cyntocinon 5 IU : 20 gtt/i IVFD RL + MGSO4 40 %: 14 gtt/i Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam Inj Metronidazol 500 mg drip/12 jam Inj Lasix 1 amp/8 jam Inj Metergin 1 amp/12 jam

Tanggal (14-07-2013) S : Gelisah susah tidurSp :Sens: CManemis : (-) TD: 160/100 mmHgikterik: (-) HR: 98x/i dispnoe : (-) RR: 24 x/i sianosis : (-) T: 36,80 C oedem : (+) SL :Abdomen : soepel, peristaltik (+) normal TFU : 1 jari dibawah pusat P/V : (-)Lochia : (+) L/O : tertutup kesan kering ASI : (-) BAB : (-) flatus (+) BAK : via kateter 80cc ASI: (-) NGT terpasang : vol 150 cc warna kehitamanA: Post sc a/i prev sc 1x + NH2

Terapi: Inj. Ceftriaxone 1 amp/8 jam Inj ketorolac 1 amp/8 jam Metronidazol 500 drip1 fls/12 jam Nifedifin tab 3x10 mgTanggal (15-07-2013) S : Gelisah susah tidurSp:Sens: CManemis : (-) TD: 140/100 mmHgikterik: (-) HR: 98x/idispnoe : (-) RR: 24 x/isianosis : (-) T: 36,80 Coedem : (+) SL:Abdomen: soepel, peristaltik (+) normal TFU: 1 jari dibawah pusat P/V: (-)Lochia : (+)L/O:Tertutup perban kesan kering ASI: (-)BAB: (-) flatus (+)BAK: via kateter ASI: (-)NGT terpasang : vol 150 cc warna kehitamanA: PEB + Post sc a/i prev sc 1x + NH3

Terapi: Inj. Ceftriaxone 1 amp/8 jam Inj ketorolac 1 amp/8 jam Nifedifin 3x10 mgTanggal (16-07-2013) S: batuk Sp:Sens: CManemis : (-) TD: 140/100 mmHgikterik: (-) HR: 92x/idispnoe : (-) RR: 20 x/isianosis : (-) T: 37,10 Coedem : (+) SL:Abdomen: soepel, peristaltik (+) normal TFU: 1 jari dibawah pusat P/V: (-)Lochia : (+)L/O:Terutup perban kesan kering ASI: (-)BAB: (-) flatus (+)BAK: via kateter 80cc ASI: (-)NGT : upA: PEB + Post sc a/i prev sc 1x + NH4Terapi: Cefadroxil 2x1 Asam mefenamat tab 3 x500 mg Lasix tab 2 x1 Grahabion 2x1

PASIEN BEROBAT JALAN

KKS ILMU OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI