preeklamsi, pertama cegah kejangnya!

Click here to load reader

download preeklamsi, pertama cegah kejangnya!

of 19

description

preeklamsi dan eklamsi

Transcript of preeklamsi, pertama cegah kejangnya!

Eklampsia pada ibu hamil dan penanganannya

Eklampsia pada ibu hamil dan penanganannyaSkenario Ny. LP 18 tahun, primigravida dibawa secara tergesa-gesa oleh suaminya ke UGD karena kejang-kejang. Haid terakhir tanggal 25 September 2013. Selama hamil tidak pernah memeriksakan diri ke bidan maupun dokter. Pasien tidak sadar. T 180/120 mmHg. N 72/menit. Bengkak di kaki, tangan, perut dan muka. Fundus uteri setinggi 3 jari dibawah proc. Xyphoideus, anak letak kepala, puki. Denyut jantung anak 132/m teratur.Rumusan MasalahWanita 18 tahun primigravida datang karena kejang-kejang.Hipotesa Wanita 18 tahun menderita eklampsia.Anamnesis Identitas pasien: Ny. LP 18 tahunK. U: kejang-kejangKapan hari terakhir haid? Umur menarche? Teratur/tidak? Brp lama? Nyeri/tidak?Hamil ke brp? Pernah keguguran?Riwayat persalinan?Riwayat prkawinan?Riwayat ginekologis dahulu? Apakah ada gejala-gejala disfungsi sistem saraf pusat, seperti sakit kepala berat yang menetap, penglihatan kabur, nyeri epigastrium?

Pemeriksaan FisikTTV: T 180/120 mmHg, N 72/menit.Inspeksi: pasien tidak sadar, bengkak di kaki, tangan, perut dan muka.Palpasi: fundus uteri setinggi 3 jari dibawah proc.XyphoideusAuskultasi: denyut jantung anak 132/m teraturLeopold

Gambar 1: Leopold I

Gambar 2: Leopold IIGambar 3: Leopold IIIGambar 4: Leopold IV

Gambaran Tinggi Fundus Uteri dikonversikan dgn usia kehamilan

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Darah Lengkap : HT dan HB , TrombositopeniPemeriksaan urinalisis: Proteinuria (>300mg/24jam) Tes fungsi hepar :Peningkatan SGOT >72 IU/LPeningkatan bilirubin (>1,2mg/dL)

Eklampsia Eklampsia adalah lanjutan dari wanita hamil yang sebelumnya didiagnosis dengan preeklamsia yang disertai dengan kejangKejangnya bersifat grand mal dan mungkin timbul sebelum, selama atau setelah persalinan.Diagnosa BandingPenyakit Eclampsia Chronic Hypertension Epilepsy Hipertensi ++-Kejang +-+Nyeri kepala +++/-Takikardia +++/-Udema ++/--Proteinuria +--Gangguan Penglihatan ++/--Epidemiologi Di usia kehamilan, eklampsia terjadi pada 1 dari 2.000 kelahiranDi negara miskin dan menengah terjadi 1 dari 100 dan 1 dari 1.700 kelahiran.Eklampsia menyebabkan 50.000 kematian/tahun di seluruh dunia, 10% dari kematian maternal.

Etiologi Peran Prostasiklin dan Tromboksan.Pada preeklampsia dan eklampsia terdapat kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat. Peran Faktor ImunologisPre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Peran Faktor Genetik/Familial

Patofisiologi

Perjalanan KlinisKejang tonikKejang KlonikPenatalaksanaan Secara umum dapat disimpulkan penanganan kasus eklamsia adalah sebagai berikut: Hindari dari trauma saat kejang. Monitor kebutuhan oksigen ibu dan janin. Beri oksigen 8-10 L/menit. Pemberian MgSO4 untuk mencegah kejang berulang. Kontrol hipertensi dengan obat antihipertensi jika tekanan diastolik >110 mmHgSegera lakukan persalinan.

Komplikasi Pada IbuSolusio plasenta.Hipofibrinogenemia.Hemolisis.Perdarahan otak.Kelainan mata.Edema paru-paru.Nekrosis hati.Sindroma HELLP, yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet. Kematian Ibu atau janinPrematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra-uterin.

Pada Anak PrematuritasGawat janin IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation)Kematian janin dalam rahim

Pencegahan Pemeriksaan prenatal, antenatal dan postnatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin. Ubah gaya hidup yang sehat.Nutrisi yang adekuat dan diet yang seimbang pada prenatal dan antenatal.Suplemen.

Kesimpulan Berdasarkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan tersebut dengan gejala klinik berikut dapat ditegakkan bahwa pasien ini menderita Eklampsia. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia yaitu hipertensi, edema dan proteinuria sangat penting dalam usaha pencegahan, di samping pengendalian faktor-faktor predisposisi lain