Lapkas Pomfoliks

download Lapkas Pomfoliks

of 16

description

pomfolik

Transcript of Lapkas Pomfoliks

BAB ISTATUS PASIEN

Identitas Pasien

Nama: An. A M Usia: 11 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Status : Belum menikah Pekerjaan: Pelajar Alamat : Jl. Beting Jaya, Tugu Utara Agama: Islam Suku: Jawa Tanggal Dtg ke RS: 18-06-2011

ANAMNESIS

Keluhan UtamaLepuhan pada ke dua telapak tangan, ujung jari-jari tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu.

Keluhan TambahanLepuhan terasa gatal.

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan terdapat lepuhan pada ke dua telapak tangan, ujung jari-jari tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya lepuhan hanya terdapat di ujung jari-jari tangan. Namun lama kemudian lepuhan juga timbul di ujung jari kaki. Lepuhan tersebut berwarna merah, bentuknya bulat kecil-kecil, dan ada cairan yang berwarna bening didalamnya. Ayah pasien mengatakan lepuhan ini muncul jika pasien berkeringat dan tangan serta kaki pasien lembab. Pasien mengaku lepuhan yang berada di telapak tangan dan di ujung jari-jari tangan terasa gatal, akibatnya pasien sering menggaruk lepuhan tersebut. Lama-kelamaan lepuhan tersebut pecah, keluar cairan berwarna bening, dan kemudian kulit menjadi terkelupas. Menurut ayah pasien kulit yang terkelupas ini semakin meluas. Lepuhan yang berada di ujung jari-jari kaki tidak gatal. Lepuhan di kaki pecah sendiri dan menurut ayah pasien setelah pecah, kulit pasien juga terkelupas. Lepuhan tidak terasa perih. Ayah pasien mengaku kaos kaki pasien selalu diganti 2 hari sekali. Selama 1 bulan ini, pasien hanya diberi obat salep dari dokter, namun karena keluhan tidak berkurang akhirnya pasien di bawa ke Poli Kulit RS. Islam Sukapura.Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Ayah pasien juga menyangkal ada riwayat kontak dengan zat kimia yang dapat menimbulkan iritasi di lokasi kulit tersebut.

Riwayat Penyakit DahuluKetika pasien berusia 5 tahun, pasien pernah mengalami keluhan seperti ini. Awalnya terjadi lepuhan juga karena pasien berkeringat sehingga tangan dan kaki terasa lembap. Keluhan ini menurut ayah pasien bisa terjadi setiap satu kali dalam setahun. Pasien sudah berobat ke dokter. Menurut ayah pasien beberapa hari setelah di beri obat salep lepuhan menghilang, namun terkadang lepuhan muncul lagi.

Riwayat Keluarga Riwayat keluhan pada kulit yang serupa dengan pasien pada anggota keluarga tidak ada. Riwayat alergi : disangkal. Riwayat asma : disangkal.

Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum: Baik Kesadaran: Compos mentis Tanda Vital: Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan Pernapasan : Tidak dilakukan pemeriksaan Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Generalis Kepala: Tidak ada kelainan. THT: Tidak ada kelainan. Mulut: Tidak ada kelainan. Leher: Tidak ada kelainan. KGB: Tidak ada kelainan. Paru dan Jantung : Tidak ada kelainan. Perut: Tidak ada kelainan. Ekstremitas Atas : (Lihat status lokalis). Ekstremitas Bawah : (Lihat status lokalis). Status Dermatologis: Regio Manus et Pedis Lokasi : di ke dua telapak tangan, ujung jari-jari tangan dan kaki. Distribusi : regional, simetris. Bentuk : teratur (bulat), batas tegas. Ukuran : miliar Efloresensi primer : macula eritema, papul, vesikel Efloresensi sekunder : krusta, erosi

Resume:Pasien seorang perempuan berusia 11 tahun datang diantar ayahnya ke poli kulit RS. Islam Sukapura dengan keluhan terdapat lepuhan pada ke dua telapak tangan, ujung jari-jari tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu. Menurut ayah pasien lepuhan ini muncul ketika pasien berkeringat dan tangan serta kaki pasien menjadi lembab. Lepuhan ini awalnya muncul di telapak tangan, ujung jari-jari tangan kemudian muncul di ujung jari-jari kaki. Lepuhan berwarna merah, bentuk bulat kecil-kecil, terdapat cairan berwarna bening didalamnya. Lepuhan yang berada di telapak tangan dan ujung jari tangan tersa gatal sehingga pasien menggaruknya, kemudian lepuhan pecah, keluar cairan berwarna bening dan kulit seperti terkelupas. Lepuhan yang berada di ujung jari kaki tidak gatal dan pecah dengan sendirinya. Pasien sudah menggunakan salep untuk mengobati keluhan ini, namun keluhan tidak berkurang. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Pasien juga tidak mempunyai riwayat kontak dengan zat kimia sebelumnya.Pasien pernah mengalami keluhan ini ketika pasien berumur 5 tahun. Ayah pasien membawa pasien ke dokter kulit dan di beri obat berupa salep. Beberapa hari setelah pengobatan lepuhan hilang. Namun keluhan ini kembali muncul kira-kira 1 tahun sekali. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti ini. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya macula eritema, papul-papul, vesikel. Pada lesi yang sudah lama tampak adanya krusta, skuama, erosi di ke dua telapak tangan, ujung jari-jari tangan dan kaki, dengan distribusi regional dan simetris, berbentuk bulat, batas tegas, ukuran miliar. Diagnosis Kerja:Pomfoliks

Diagnosis Banding: Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergi

Pemeriksaan Anjuran: Kultur bakteri dan sensitivitas Pemeriksaan mikologik Pemeriksaan histopatologi Patch Test (uji tempel)

Terapi: Farmakologis : Sistemik : kortikosteroid Topical : anti jamur, antibiotik Non-Farmakologis : Menjaga kebersihan tangan dan kaki Hindari garukan Jaga agar tangan dan kaki tidak lembab, dan basah

Prognosis : ad Vitam: bonam ad Funtionam : bonam ad Sanationam : dubia ad bonam ad Cosmeticum : dubia ad bonam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Dyshidrotic eczema Dermatitis dishidrosis merupakan dermatitis vesikular palmoplantar yang bersifat rekuren atau kronik, di mana etiologinya belum diketahui secara pasti. Dermatitis dishidrosis disebut jugapompholyx, yang diambil dari istilah Yunani cheiropompholyx yang artinya tangan dan gelembung. Etiologi dermatitis dishidrosis belum diketahui dan diduga bersifat multifaktorial melibatkan faktor eksogen dan endogen.1Pomfoliks menyumbang 5-20% dari semua kasus ekzem tangan, biasanya terjadi dalam iklim panas, selama musim semi dan musim panas (Burdick, 2004). Dalam 80% kasus hanya melibatkan tangan saja, sedangkan 10% hanya menyerang di kaki dan 10% lainnya menyerang kedua telapak tangan dan kaki.4Dyshidrotic eczema merupakan varian dari dermatitis yang ditandai oleh adanya vesikel dan bula pada telapak tangan, telapak kaki dan pada permukaan lateral jari tangan yang bersifat rekuren, akut dan kronis (Steigleder dan Maibach, 1995).Dyshidrotic eczema semula diduga sebagai tanda gangguan pengeluaran keringat, namun sekarang beberapa penyebab telah ditemukan yaitu antara lain dermatitis kontak (nikel pada wanita), reaksi id yang menyebar akibat infeksi jamur atau bakteri, erupsi akibat obat, dermatofitid dan penyebab lain yang tidak diketahui (Steigleder dan Maibach, 1995). Bisa juga karena stres emosi, makanan atau obat-obatan. Banyak menyerang pada orang dewasa dengan frekuensi yang sama antara wanita dan pria (Siregar, 1996).

II.1 DefinisiDyshidrotic eczema adalah suatu ekzema endogen yang ditandai dengan erupsi vesikula menonjol,bersifat menahun dimana lepuhan-lepuhan yang terasa gatal timbul di telapak tangan danpinggiran jari-jari tangan, juga bisa ditemukan di telapak kaki. Lepuhan ini seringkali bersisik,berwarna merah dan berair. Pomfoliks kadang disebut dishidrosis. Karena lokalisasinya ditempat yang banyak keringat (hiperhidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya (dishidrotik). Secara histologik dijumpai vesikula yang penuh berisi cairan di epidermis.2Penderita ini juga mempunyai riwayat kecenderungan atopi. Dijumpai pada dewasa muda, laki-laki maupun perempuan.7Menurut Siregar (1996), dyshidrotic eczema merupakan suatu kondisi dimana timbul vesikel-vesikel pada tangan dan/atau kaki yang bersifat rekuren, akut dan kronis.

II.2 SinonimPenyakit ini memiliki beberapa nama yang berbeda, yaitu Dyshidrotic eksim, Dermatitis Dyshidrotic, dan Pomfoliks. Kata Dishidrotik digunakan karena merasa bahwa kondisi ini berkaitan dengan kelenjar keringat, tetapi asosiasi ini belum terbukti. Nama Pomfoliks berasal dari bahasa Yunani yang berartigelembung, yang secara akurat menggambarkan gangguan ini.5

II.3 InsidensSecara internasional insidensi dyshidrotic eczema di Amerika Serikat terjadi sebanyak 5 20 % pasien dengan keluhan gatal pada tangan, biasanya terjadi di dalam iklim panas, selama musim semi dan musim panas. Dyshidrotic eczema bisa menjadi berat, tergantung tingkat keparahan dan waktu menemukan penyakit ini (Burdick, 2004).Banyak dijumpai pada dewasa muda, usia antara 4 - 76 tahun dengan rata-rata 38 tahun, dimana setelah usia pertengahan frekuensi ini akan meningkat. Sedangkan rasio laki-laki dan perempuan 1 : 1 (Harahap, 2000).II.4 EtiologiMenurut Harahap (2000), karena lokalisasinya di tempat yang banyak berkeringat (hiperhidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya (dishidrotik). Penderita juga mempunyai riwayat kecenderungan atopy (eksema, asma, hay fever dan rinitis alergika).Penyebab dyshidrotic eczema belum diketahui dengan pasti. Dyshidrotic eczema sering timbul bersamaan dengan penyakit kulit lain misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak, alergi terhadap bahan metal, infeksi dermatofita, infeksi bakteri, lingkungan dan stres. Menurut Burdick (2004), ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan dyshidrotic eczema dan pompholyx, yaitu : Faktor genetik : Kembar monozigot dapat secara serentak dipengaruhi oleh dyshidrotic eczema. Atopy : Sebanyak 50% pasien dengan dyshidrotic eczema dilaporkan baik secara personal maupun keluarga mempunyai atopy diatesis (eksema, asma, hay fever, rinitis alergika)- Serum IgE akan meningkat, sekalipun pasien dan keluarga tidak mempunyai riwayat atopy.- Dyshidrotic eczema bisa merupakan manifestasi awal dari diatesis atopy. Sensitif terhadap nikel : Ini mungkin faktor yang signifikan dalam dyshidrotic eczema namun mempunyai jumlah yang rendah, sedangkan dalam beberapa studi lain dilaporkan adanya peningkatan terhadap sensitifitas terhadap nikel. Diet rendah nikel : Hal ini dilaporkan dapat menurunkan frekuensi dan keparahan dari dyshidrotic eczema. Reaksi id : Timbulnya dyshidrotic eczema tidak selalu berhubungan dengan paparan bahan kimia yang peka atau metal (misalnya kromium, kobalt, karbomix, fragande mix, diaminodiphenylmethana, parfum, fragrances dan balsem dari Peru). Infeksi jamur. Stres emosi : Merupakan faktor yang paling memungkinkan menyebabkan dyshidrotic eczema. Banyak pasien melaporkan adanya pompholyx berulang selama periode stres. Perbaikan dyshidrotic eczema menggunakan biofeedback untuk mengurangi stres. Faktor lain : Faktor yang dilaporkan bisa menyebabkan dyshidrotic eczema antara lain rokok, kontrasepsi oral, aspirin dan implan metal.II.5 Patofisiologi Mekanisme mengenai terjadinya dermatitis dishidrosis sendiri masih belum jelas. Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada dermatitis dishidrosis disebabkan oleh ekskresi keringat yang berlebihan (excessive sweating). Namun sekarang hipotesis ini sudah tidak digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang timbul pada dermatitis dishidrosis tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat. Walaupun demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu tanda yang terlihat secara khas pada 40% penderita dermatitis dishidrosis (istilah dishidrosis datang dari gejala berkeringatbanyak /salah berkeringat).1Dermatitis dishidrosis dikaitkan dengan riwayat atopia, di mana sekitar 50% penderita dermatitis dishidrosis juga menderita dermatitis atopik.Faktor-faktor eksogen seperti (1) kontak terhadap nikel, balsam, kobalt, (2) sensitivitas terhadap besi yang teringesti, (3) infeksi oleh dermatofita dan (4) infeksi bakteri juga dapat memicu dermatitis dishidrosis. Antigen-antigen ini dapat bertindak sebagai hapten dengan afinitas spesifik terhadap protein di stratum lucidum daerah palmar dan plantar. Ingesti ion metal seperti kobalt akan menginduksi hipersensitivitas tipe 1 dan 4, serta mengaktivasi limfosit T melaluijalur independen antigen leukosit. Pengikatan hapten tersebut terhadap reseptor jaringan dapat menginisiasi munculnya vesikel-vesikel di daerah palmar/plantar.1Faktor lain, seperti stres emosional dan faktor lingkungan (pergantian musim, temperaturdan kelembaban) juga dapat memperburuk dermatitis dishidrosis. Pemberian immunoglobulin intravena dilaporkan dapat memicu dermatitis dishidrosis (dyshidrotic-like eczematous).1Pada beberapa pasien, infeksi jamur dapat menyebabkan dermatitis dishidrosis di daerahpalmar. Sebuah studi mengungkapkan sepertiga kasus dermatitis dishidrosis dapat diatasi setelahpenanganan untuk penyakit tinea pedis (kutu air), suatu penyakit di sela jari dan telapak kaki akibat infeksi jamur.1Pasien mengeluh gatal pada tangan dan basah serta adanya bula yang tiba-tiba muncul. Keluhan rasa panas dan gatal mungkin akan dialami setelah bula muncul. Keadaan tersebut bisa berubah dari sekali sebulan menjadi sekali setahun. II.6 Gejala KlinikGambaran klinis berupa keluhan gatal-gatal (pruritus) disertai munculnya vesikel /bula secara mendadak di telapak tangan dan kaki. Biasanya rasa nyeri dan gatal terjadi sebelum munculnya vesikel.5 Pada stadium akut dijumpai banyak vesikula, yang berisi cairan, terasa sangat gatal dan munculnya tiba-tiba. Vesikula tersebut kadang-kadang dapat berkelompok dan kemudian membentuk bula yang besar.

Pada stadium subakut atau kronis, kulit kering dan berskuama. Pada 80% penderita, mengenai telapak tangan, bagian lateral jari-jari dan hanya 12% yang mengenai telapak kaki. Erupsinya simetris, dan sering rekuren. Umumnya bisa menjadi infeksi sekunder dan sesudah itu kulit menjadi kering atau terpecah-pecah dan deskuamasi (Wilkinson dkk, 1994). Sering didapatkan pada orang-orang yang banyak berkeringat pada tangan dan kaki.7 Beberapa faktor yang digali dari anamnesis dapat terkait dengan dermatitis dishidrosis, antara lain stress emosional, riwayat atopik diri sendiri atau keluarga, pajanan terhadap antigen tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom, dll), riwayat pengobatan dengan terapi imunoglobulin intravena, atau riwayat penyakit HIV.1

II. 7 LaboratoriumMenurut Burdick (2004), diagnosis dyshidrotic eczema biasanya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis semata dan mudah untuk didiagnosis karena cenderung tidak menyerupai keadaan lainnya. Pemeriksaan kultur bakteri dan sensitifitas dilakukan jika curiga adanya infeksi sekunder. Sedangkan tes darah biasanya tidak diusulkan, tapi biasanya IgE-nya meningkat. Dapat juga dilakukan uji tempel (Patch Test) bila dicurigai adanya dermatitis kontak alergi.

II.8 HistopatologiTidak tampak perubahan pada kelenjar keringat. Pada epidermis ditemukan vesikel-vesikel dan tidak terlihat adanya tanda-tanda radang (Siregar, 1996). Secara histologik dijumpai adanya vesikula yang penuh berisi cairan di epidermis (Harahap, 2000).

II.9 DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang ditemukan, kultur bakteri dan sensitivitas, uji tempel, dan histopatologi (adanya spongiosis disertai infiltrasi limfosit dan /ataubula /vesikel intraepidermal).

II.10 Diagnosis BandingDiagnosis banding antara lain:1.Pemfigus bulosa, pada pemvigus bulosa tempat predileksinya di ketiak, lengan bagian fleksor dan lipat paha sedangkan pomfoliks predileksinya di manus dan pedis.32.Epidermolisis bulosa, kunci utama epidermolisis bulosa secara klinis didasarkan lokalisasi bula yang terbentuk, yaitu ditempat yang mudah terbentuk trauma,walaupun trauma ringan, misalnya trauma jalan lahir.33.Dermatitis kontak iritan dapat menjadi faktor pencetus terjadinya pomfoliks ini. Dermatitis kontak iritan pada tangan biasanya menyerang dorsum manus dan sela-sela jari. Pada pomfoliks, lokalisasi terutama di telapak tangan dan pinggir lateral jari-jari.34.Psoriasis pustular, vesikel pomfoliks dapat dirancukan dengan psoriasis pustular.Namun demikian, psoriasis pustular biasanya melibatkan kuku, yaitu adanya alur-alur ataupun onikolisis. Lesi pada psoriasis jelas batasnya, dan tidak begitu gatal.6

II.11 PenatalaksanaanTatalaksana dapat berupa kompres basah untuk bula dan pemberian kortikosteroid sistemik dan topikal yang berfungsi sebagai anti inflamatorik dan mempengaruhi sistem imun tubuh.4a.Kompres dingin.Kompres dingin dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari selama 15 menit. Ini akan membuat bulla /vesikel menjadi kering. Kompres dingin tidak boleh dilakukan pada ekzem yang kering.4b.Emolien pada lesi kulit yang kering.Emolien ini berfungsi untuk menjaga kulit tetap lembab/lembut.c.Steroid topical.Steroid topikal sebaiknya digunakan pada malam hari. Steroid topikal berguna untukmengurangi peradangan dan rasa gatal. Steroid cream digunakan pada kulit yang melepuh dan mengeluarkan cairan. Steroid ointment digunakan untuk kulit yang kering.4d.Kortikosteroid sistemik.Kortikosteroid sistemik hanya perlu pada kasus yang berat. Biasanya diberikan dalambentuk tablet atau injeksi. Keadaan akan membaik secara perlahan tetapi dapat kambuh kembali bila pengobatan dihentikan. Pengobatan dengan kortikosteroid dalam waktu yang lama jarang dianjurkan karena efek sampingnya yang berat.4e.Antibiotik.Antibiotik diberikan apabila dicurigai adanya infeksi sekunder, misalnya Flucloxacillin, tiamfenikol dan lain-lain.f.Terapi PUVA.Terapi PUVA bisa sangat berguna pada kasus-kasus tertentu. Ini adalah salah satu terapi khusus menggunakan sinar ultraviolet. Terapi ini biasanya dilakukan selamabeberapa bulan.2

II.12 PrognosisPrognosis baik jika diagnosis penyakit ditegakkan secara dini dan diberikan pengobatan yang tepat.

II.13 KomplikasiMenurut Burdick (2004), komplikasi dari dyshidrotic eczema : Infeksi bakteri sekunder dari vesikel atau bula bisa menyebabkan selulitis, limfadenitis dan septikemia. Perubahan susunan dan bentuk kuku tampak gambaran seperti garis melintang, menebal, perubahan warna dan kuku yang berlubang.

II.14 Edukasi Menghindari kontak dengan bahan alergen atau iritan, misal nikel. Menggunakan pelembab secara rutin Membersihkan tangan secara rutin untuk menghindari bahan iritan.

BAB IIIKESIMPULAN

Pomfoliks merupakan dermatitis vesicular palmoplantar yang bersifat rekuren atau kronik, dimana etiologinya belum diketahui secara pasti. Dermatitis dishidrosis disebut juga pompholyx, yang diambil dari istilah Yunani cheiropompholyx yang artinya tangan dan gelembung. Diagnosa penyakit ini dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik dengan melihat bentuk yang khas, yaitu munculnya vesikel /bula secara mendadak di telapak tangan, sela-sela jari dan kaki yang tersasa sangat gatal dan seperti terbakar. Dari anamnesa yang mendukung diagnosa adalah adanya vesikel-vesikel yang berdinding tegang pada telapak tangan, sela jari dan kaki.Etiologi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti dan diduga bersifat multifaktorial melibatkan factor eksogen dan endogen. Penyebab pasti tidak diketahui, namun karena lokalisasinya di tempat yang banyak berkeringat (hiperhidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya (dishidrotik). Stress diduga juga menjadi factor pemicu. Penyakit ini berjalan kronis dan sering berulang setiap beberapa minggu atau beberapa bulan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rod tobing. 2010. Dermatitis stasis dan dermatitis dishidrosis (pompholyx). Available at: http://www.sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/2. Babu hanish. 2009. Pompholyx. Available at : www.suite101.com3. Djuwanda, Adhi, dkk. 2005. Ilmu Penyakit KulitDan Kelamin. Balai PenerbitaniFK UI : Jakarta.4. James, William. 2005. Dyshidrosis. Available at : www.wikipedia.com.6. Murtiastutik, Dwi, dkk. 2009. Atlas Penyakit KulitDan Kelamin Ed.2. AirlanggaiUniversity Press : Surabaya.7. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta.8. Burdick, A.E. 2004. Dyshidrotic Eczema. Department of Dermatology. University of Miami School of Medicine, http ://www.eMedicine.com : 1-19.9. Siregar, R.S. 1996. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC. Jakarta : 142-143.10. Steigleder, G.K. dan Maibach, H.I. 1995. Atlas Saku Penyakit Kulit. Binarupa aksara. Jakarta:116-117.11. Wilkinson, J.D., Shaw, S. dan Fenton, D.A. 1994. Atlas Bantu Dermatologi. Hipokrates. Jakarta : 117.

2