Lapkas Kulit - DS

download Lapkas Kulit - DS

of 2

Transcript of Lapkas Kulit - DS

  • 7/28/2019 Lapkas Kulit - DS

    1/2

    DERMATITIS SEBOROIK DENGAN INFEKSI SEKUNDER

    PENDAHULUAN

    Dermatitis seboroik merupakan dermatosis papuloskuamosa kronik pada kulit yang sering

    dijumpai dan mudah dikenal, dapat menyerang anak-anak dan dewasa.1

    Dermatitis seboroik merupakan

    istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan kulit yang eritematosa dan bersisik, atau

    erosi pengelupasan kulit yang terjadi terutama di daerah seboroik.2,3,4

    Sinonim penyakit ini adalah Eksema Seboroik, Dermatitis Seboroides, Morbus Unna,

    Eksematides, Dermatitis Flanellaire.2

    Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit dengan keradangan superficial kronis yang mengalami

    remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik sebagai tempat predileksi.4,5,6,7

    Area seboroik adalah bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea yaitu : kepala (kulit

    kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata,

    glabella, lipatan nasolibial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah interscapula, areolla

    mammae), dan daerah lipatan (ketiak, lipatan di bawah mammae, umbilicus, lipatan paha, daerah

    urogenital, dan lipatan bokong).1,2,3,4,5,6,7

    Dermatitis seboroik dijumpai pada bayi dan usia setelah pubertas. Dapat terjadi pada 3-5% usia

    dewasa muda, dimana lebih sering mengenai laki-laki dibandingkan wanita. Dan pada anak berkisar

    3-6%. Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula sebasea

    tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat

    stimulasi hormon Androgen dari ibu berhenti. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada bulan-bulan

    pertama, dan jarang pada usia sebelum akhil baligh. Insidennya mencapai puncak pada umur 18-40

    tahun.1,2,3,4,9

    Penyebab Dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti. Sering dihubungkan dengan

    peningkatan produksi sebum, walaupun pendapat ini masih kontroversi. Banyak percobaan yang

    dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau Pityrosporum ovale yang

    merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan P.ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan

    reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis, maupun karena sel

  • 7/28/2019 Lapkas Kulit - DS

    2/2

    jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel Limfosit T dan sel Langerhans, tetapi belum terbukti

    mikroorganisme inilah yang menyebabkan Dermatitis seboroik.1,2,3,4,5,7,8,9

    Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Dermatitis seboroik ini, seperti : Sekresi sebum,

    infeksi P. ovale, infeksi oleh Kandida, gangguan neurotransmitter, respon emosi terhadap stress atau

    kelelahan, proliferasi epidermal, diet, makanan, kondisi atopik, dan faktor imun.1,2,3,4,5,9