lapkas endoftalmitis
-
Upload
fadhil-nugraha -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of lapkas endoftalmitis
BAB I
PENDAHULUAN
Endoftalmitis merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam
sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan
sampai mengalami gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata anak
tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat
sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.
Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen. Endoftalmitis
endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui
aliran darah. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau
infeksi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis
endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis.
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik
rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka,
konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu
akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya).
Endoftalmitis akibat pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan
akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan
terbentuk hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan iris.
Karena hasil akhir pengobatan sangat tergantung pada diagnosis awal,
maka penting untuk melakukan diagnosis sedini mungkin. Pengobatan bukan
untuk memperbaiki visusnya, karena visus tidak dapat diperbaiki lagi. Cara yang
paling mutakhir dalam pengobatan endoftalmitis adalah dengan melakukan
vitrektomi.
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. MSS
No.RM : 35.76.76
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kec. Tanah Jambo Aye
Pekerjaan : Petani
Suku : Aceh
Tanggal Masuk : 12 Agustus 2013
2. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada mata kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli mata RSU Cut Meutia dengan keluhan nyeri pada
mata kanan sejak satu minggu yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan menjalar ke kepala. Sebelumnya pasien mengatakan bahwa ada
benda asing terasa masuk kemata dan 1 minggu sebelum datang ke poli,
pasien mengeluh demam dan sembuh sendiri. Satu minggu kemudian,
mata pasien tiba-tiba terasa nyeri. Mata kanan terasa gatal. Banyak keluar
air mata, terdapat sekret berwarna kehijauan dari mata kanan pasien. Dan
pasien merasa silau jika terkena cahaya. Pasien mengaku pernah diobati
dengan obat salep cina.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-), riwayat sakit mata (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi makanan (-), alergi obat-obatan(-), cuaca dingin, debu dan
lainnya disangkal pasien.
Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien menggunakan obat salep cina untuk keluhannya
sekarang.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis/ E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda Vital
Nadi : 92 kali/menit , reguler
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 37 ͦ C
C. Status Lokalisata
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Lihat status ophtalmikus
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan nyeri tekan (-)
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
D. Status Ophtalmikus
No Pemeriksaan OD OS
1. Visus 1/~ 6/6
2. Posisi Ortoforia Ortoforia
3. Palpebra Superior Edema (+)
Hiperemis (+)
Pseudoptosis (+)
Dalam Batas
Normal
4. Palpebra Inferior Edema (+)
Hiperemis (+)
Dalam Batas
Normal
5. Conj. Tarsalis Superior Hiperemis (+) Hiperemis (-)
6. Conj. Tarsalis Inferior Hiperemis (+) Hiperemis (-)
7. Conj. Bulbi Injeksi conjunctiva
(+), Injeksi Siliar (+)
Sekret (+)
Dalam Batas
Normal
8. Kornea Keruh
Defek (+)
Jernih
Licin
9. Camera Oculi Anterior Dangkal
Hipopion (+)
Dalam
Hipopion (-)
10. Pupil Tidak Terlihat RC (+), ɸ 3mm,
reguler.
11. Iris Tidak Terlihat Coklat
12. Lensa Tidak Terlihat Jernih
13. Corpus Vitreous Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
14. Fundus Oculi TidaK Dilakukan
Pemeriksaan
Tidak Dilakukan
Pemeriksaan
4. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 13 Agustus 2013
Hb : 14,5
LED : 15
Eritrosit : 4,9
Lekosit : 17,8
HT : 42,3
Trombosit: 337
5. RESUME
Tn. MSS (48 tahun) datang ke Poli Mata RSU Cut Meutia dengan keluhan
nyeri pada mata kanan sejak satu minggu yang lalu. Nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk dan menjalar ke kepala. Sebelumnya pasien mengatakan bahwa ada
benda asing terasa masuk kemata dan 1 minggu sebelum datang ke poli, pasien
mengeluh demam dan sembuh sendiri. Satu minggu kemudian, mata pasien tiba-
tiba terasa nyeri. Mata kanan terasa gatal. Banyak keluar air mata, terdapat sekret
berwarna kehijauan dari mata kanan pasien. Dan pasien merasa silau jika terkena
cahaya. Pasien mengaku pernah diobati dengan obat salep cina.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92 kali/menit, frekuensi nafas 20
kali/menit dan suhu: 37 ͦ C.
Pada pemeriksaan status ophthalmikus didapatkan visus oculus dekstra
(VOD): 1/~, visus oculus sinistra (VOS) : 6/6. Pada inspeksi oculus dekstra
ditemukan edema dan hiperemis pada palpebra dan conjunctiva, lakrimasi dan
pseudoptosis, injeksi conjunctiva (+),injeksi siliar (+), kornea keruh, defek(+), dan
juga ditemukan hipopion. Sedangkan pada oculus sinistra berada dalam batas
normal. Pada pemeriksaan darah lengkap didapati leukositosis.
6. Diagnosa Banding
- Endoftalmitis Eksogen OD
- Panuveitis OD
7. Diagnosa Kerja
Endoftalmitis Eksogen OD
8. Penatalaksanaan
- Infus three way
- Gentamisin 1 gr/12 jam
- Dexamethasone 1 amp/12 jam
- Ranitidine 1 amp/12 jam
- Gentamisin eyedrop 4 jam sekali
- Midriatil eyedrop 2 x sehari
9. Prognosis
OD - ad functionam : Dubia ad malam
- ad Vitam : Dubia ad bonam
OS - ad Functionam : Dubia ad bonam
- ad Vitam : Dubia ad bonam
BAB III
DISKUSI
Dilaporkan Tn. MSS (48 tahun) datang ke Poli Mata RSU Cut Meutia
dengan keluhan nyeri pada mata kanan sejak satu minggu yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan menjalar ke kepala. Sebelumnya pasien
mengatakan bahwa ada benda asing terasa masuk kemata dan 1 minggu sebelum
datang ke poli, pasien mengeluh demam dan sembuh sendiri. Satu minggu
kemudian, mata pasien tiba-tiba terasa nyeri. Mata kanan terasa gatal. Banyak
keluar air mata, terdapat sekret berwarna kehijauan dari mata kanan pasien. Dan
pasien merasa silau jika terkena cahaya. Pasien mengaku pernah diobati dengan
obat salep cina. Pasien ini didiagnosis Endoftalmitis OD. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92 kali/menit, frekuensi nafas 20
kali/menit dan suhu: 37 ͦ C.
Pada pemeriksaan status ophthalmikus didapatkan visus oculus dekstra
(VOD): 1/~, visus oculus sinistra (VOS) : 6/6. Pada inspeksi oculus dekstra
ditemukan edema dan hiperemis pada palpebra dan conjunctiva, lakrimasi dan
pseudoptosis, injeksi conjunctiva (+),injeksi siliar (+), kornea keruh, defek(+), dan
juga ditemukan hipopion. Sedangkan pada oculus sinistra berada dalam batas
normal. Pada pemeriksaan darah lengkap didapati leukositosis. Hal ini sesuai
dengan gejala pada endoftalmitis.
Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam,
cairan dalam bola mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
Endoftalmitis adalah peradangan bernanah (supuratif) dalam bola mata.
Merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intra okuler disertai dengan
terbentuknya abses didalam badan kaca. Endoftalmitis merupakan peradangan
berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau
endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan
struktur di dalamnya.
Endoftalmitis dapat diklasifikasikan menurut cara masuknya yaitu:
Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh
kita melalui aliran darah. Utamanya jamur. Factor predisposisi yang lazim yaitu
status imunokompromais, septikimia atau IV drug abuse. Endoftalmitis eksogen
dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari
seluruh endoftalmitis.
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik
rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka,
konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu
akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya). Bila sudah
memburuk, akan terbentuk hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan
iris. Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa: nyeri mata, kemerahan pada sclera,
fotofobia (peka terhadap cahaya), gangguan penglihatan. Tanda seringkali
muncul: Kelopak merah, Bengkak, dan sukar dibuka, Kornea keruh, Bilik mata
keruh.
Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah
diagnosis endoftalmitis ditegakkan,pengobatan dapat diberikan karena
keterlambatan beberapa jam saja dapat membedakan hasil yang diinginkan. Bila
disebabkan oleh bakteri, dan hal ini sudah dikonfirmasikan pemeriksaan
laboratorium, antibiotik dapat dipakai. Antibiotik ini dapat berbentuk tetes mata,
per oral atau lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat langsung dilakukan
kedalam mata. Bila penyebabnya adalah jamur dapat diberikan antijamur seperti
amphotericin B yang langsung disuntikkan kedalam mata ataupun fluconazol
yang pemberiannya peroral. Jika infeksi sudah semakin berat, maka dapat
dilakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk mengangkat cairan dan
nanah dari dalam mata.
Antibiotik topikal dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3
gram/hari. Antibiotik yang sesuai denga penyebab apabila kuman adalah
stafilokok, basitrasin (topikal), metisilin (subkonjungtiva dan IV). Sedangkan
apabila pneumokokkus,streptokokkus, dan stapilokokkus- penisilin G (Topikal,
subkonjungtiva dan IV). Neiseria – Penisilin G (topikal,subkonjungtiva dan IV).
Pseudomonas diobati dengan gentamisin; tobramisin; dan karbesilin (topikal,
subkonjungtiva dan IV). Bakteri gram negatif dengan gentamisin; tobramisin; dan
karbesilin (topikal,subkonjungtiva, IV).
Siklopegik diberikan 3 kali sehari tetes mata. Kortikosteroid dapat
diberikan dengan hati-hati. Apabila pengobatan gagal dilakukan eviserasi.
Enukleasi dilakukan bila mata telah tenang dan ftisis bulbi. Penyebabnya jamur
diberikan amfoterisin B150 mikro gram subkonjungtiva.
Penyulit endoftalmitis adalah bila proses peradangan mengenai ketiga
lapisan mata (retina,koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan
panoftalmitis. Prognosis endoftalmitis dan panoftalmitis sangat buruk terutama
bila disebabkan jamur atau parasit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidharta. 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Vaughan & Asbury. 2009. Oftalmologi umum edisi 17. Jakarta; EGC.
3. Olver, Jane. Cassidy Lorraine. 2009. Ophthalmology at a glance. Jakarta;
Penerbit Erlangga.
4. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta:
Media Aesculapius.
5. Anonim. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF. Ilmu Penyakit
Mata Ed.III. Surabaya: Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo.
6. Ilyas, Sidharta. 2006. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit
Mata Edisi Kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.