Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

14
PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL Pada praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril, praktikan diarahkan agar dapat membuat sediaan steril suatu bahan aktif skala laboratorium meliputi aspek praformulasi, formulasi sediaan dan proses manufaktur. Setelah itu dilakukan tahap evaluasi sediaan untuk menjamin sterilitas dari suatu produk yang telah dibuat. Pembuatan Sediaan Injeksi Vitamin C dalam Vial 5 mL sebanyak 2 Vial TUJUAN: 1. Melakukan sterilisasi dengan cara filtrasi, panas basah dan panas kering. 2. Mempelajari cara pembuatan sediaan dengan bahan aktif yang mudah teroksidasi. I. PRA FORMULASI 1. Tinjauan Farmakologi a. Efek Utama Pengobatan dan pencegahan kekurangan vitamin C pada masa pemulihan pada usia lanjut, hamil, laktasi dan menopause. Mengatasi lelah dan meningkatkan energy dan stamina. Membantu metabolisme dan pembentukkan eritrosit (Martindale, 2009)

description

LAPORAN VIT C

Transcript of Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

Page 1: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

Pada praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril, praktikan

diarahkan agar dapat membuat sediaan steril suatu bahan aktif skala

laboratorium meliputi aspek praformulasi, formulasi sediaan dan proses

manufaktur. Setelah itu dilakukan tahap evaluasi sediaan untuk menjamin

sterilitas dari suatu produk yang telah dibuat.

Pembuatan Sediaan Injeksi Vitamin C dalam Vial 5 mL sebanyak 2 Vial

TUJUAN:

1. Melakukan sterilisasi dengan cara filtrasi, panas basah dan panas kering.

2. Mempelajari cara pembuatan sediaan dengan bahan aktif yang mudah

teroksidasi.

I. PRA FORMULASI

1. Tinjauan Farmakologi

a. Efek Utama

Pengobatan dan pencegahan kekurangan vitamin C pada masa

pemulihan pada usia lanjut, hamil, laktasi dan menopause. Mengatasi

lelah dan meningkatkan energy dan stamina. Membantu metabolisme

dan pembentukkan eritrosit (Martindale, 2009)

b. Efek Samping

Akibat penggunaan lama vitamin C diatas 1,5 g/hari menyebabkan

diare (Tjay&Kirana, 2002).

Terjadinya batu ginjal oksalat dan urat pada dosis di atas 1-10

g/hari(Tjay&Kirana, 2002).

Bila terapi dihentikan mendadak, terjadi rebound scorbut

(Tjay&Kirana, 2002).

Penggunaan kronik vitamin C dosis sangat besar menyebabkan

ketergantungan (Saputri, 2010).

Page 2: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

c. Kontra Indikasi

Hiperkromotosis, talasemia,dan anemia sideroblastik (Daftar Obat

Esensial Logistik) (Saputri, 2010).

2. Tinjauan Sifat Fisikakimia

a. Kelarutan

Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis

tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene (Depkes

RI, 1979).

b. Stabilitas

Terurai oleh cahaya/ teroksidasi oleh oksigen. Jika terkena cahaya,

lambat laur menjadi berwarna gelap, tidak tahan pemanasan dan

dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi

(Saputri, 2010).

Melebur pada suhu 190oC (Depkes RI, 1995).

Dalam larutan stabil pH 5,0 – 6,5 (Fornas, 1978)

c. Inkompatibilitas

Dengan garam-garam besi, oxidizing agent, garam-garam dari logam

berat terutama tembaga. Selain itu OTT dengan aminofilin, bleomisin

sulfat, eritromisin laktobiorat, nafsilin sodium, nitrofurantoin sodium,

estrogen konjugasi, sodium bikarbonat dan sulfatorazol dietanolamin

(Saputri, 2010).

d. Cara Sterilisasi

Sterilisasi alat dengan sterilisasi panas basah dengan tekanan/

sterilisasi uap (autoklaf) dengan memaparkan uap jenuh pada

tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek,

sehingga terjadi energi uap yang membunuh mikroorganisme secara

irreversible akibat denaturasi protein. Sterilasi dilakukan pada suhu

121oC selama 15 menit (Saputri, 2010).

Sterilisasi alat dilkukan juga dengan sterilisasi panas kering (oven)

terjadi melalui meknisme konduksi panas. Udara panas oven akan

mematikan jasad renik melalui mekanisme dehidrasi-oksidasi

Page 3: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

mikroorganisme. Sterilisasi dilakukan pada suhu 170-180oC selama

30 menit (Saputri, 2010).

Sterilisasi aseptis dengan cara filtrasi menggunakan membran.

Dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat

menahan mikroba, hingga mikroba yang terkandung dapat

dipisahkan secara fisika. Larutan disaring melalui penyaring bakteri

steril, diisikan ke dalam wadah akhir yang steril dan ditutup kedap

(Depkes RI, 1995).

e. Cara Penggunaan dan Dosis

Dosis (Martindale, 2009)

Dosis untuk anak: DL sehari 200-300 mg terbagi dalam 3-4 dosis

(cara pakai oral, im dan iv).

Dosis untuk dewasa: DL sehari 75 mg-1 gram biasa 500 mg (rute

pemberian oral, im dan iv).

Cara penggunaan :

Vitamin C disuntikkan secara i.m, disuntikkan ke dalam atau

diantara lapisan jaringan atau otot. Disuntikkan perlahan-lahan untuk

mencegah rasa sakit. Jika vitamin C disuntikkan secara i.v,

disuntikkan langsung ke pembuluh darah vena (Saputri, 2010).

II. FORMULASI

1. Permasalahan dan Penyelesaian

Vitamin C mudah teroksidasi/ terurai oleh cahaya, sebaiknya digunakan

wadah berupa vial yang gelap.

Harus Isotonis Digunakan bahan pengisotonis

Vitamin C stabil pada pH 5,0-6,5 sehingga perlu ditambahkan NaOH

untuk mengatur pH (NaOH hanya sebagai adjuster).

Vitamin C juga dapat dioksidasi oleh oksigen, sehingga sebelum

penutupan vial seharusnya dialirkan gas inert seperti CO2 atau nitrogen

ke atas permukaan. Ini dimaksudkan untuk mencegah interaksi Vitamin

C dengan O2 yang dapat menimbulkan oksidasi.

Page 4: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

Zat dikhawatirkan terkontaminasi dengan adanya mikroorganisme.

Dilakukan 2 kali sterilisasi yaitu sterilisasi aseptis dan sterilisasi akhir.

Tidak tahan terhadap pemanasan tinggi sehingga dilakukan sterilisasi

akhir dengan cara sterilisasi panas basah (autoklaf) pada suhu 90-100oC.

Pada formulasi injeksi vitamin C dalam fornas, vitamin C OTT terhadap

salah satu komposisinya yaitu sodium / natrium bikarbonat. Sehingga

Na-bikaronat diganti NaOH.

Rute i.v. dapat menyebabkan rasa nyeri dan iritasi, sehingga dipilih rute

i.m. untuk mengurangi rasa nyeri dan iritasi.

(Saputri, 2010).

2. Formula standar :

a. Acidi Ascobici injectio (Fornas, 1978)

R/ tiap mL mengandung :

Acidum ascorbicum 100 mg

Natrii subcaronas 48 mg

Thiocarbamidum 12 mg

Aqua pro injection ad. 1 mL

R/ Asorbic acid 100 g

Na-Subcarbonat 45 g

Na-Meta bisulfit 1 g

Na-EDTA 0,5 g

Aqua pro injection ad. 1000 mL

b. Injeksi Vitamin C (Martindale, 2009)

R/ Vitamin C 100 mg

NaHCO3 4,8 %

Natrium Metabisulfit 0,1 %

Aqua pi ad 1 mL.

Page 5: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

Alasan :

3. Perhitungan berat dan volume

Sediaan injeksi vitamin C 5 mL, untuk antisipasi dilebihkan menjadi 15 mL

a. Asam askorbat = = 2,5 gb. Na- Subkarbonat =

c. Na- metabisulfit = = 0,025 g

d. Na- EDTA =

3.Cara sterilisasi sediaan

Pemanasan dengan menggunakan bakterisida sediaan dibuat dengan

melarutkan bahan obat dalam larutan klorkresol p 0,2 % b/v dalam air untuk

injeksi. Isikan ke dalam wadah kemudian tutup kedap. Jika volume dalam

tiap wadah tidak lebih dari 30 ml.

Formula yang akan dipilih dan alasan :

R/ tiap mL mengandung :

Asorbic acid 100 g

Na-Subcarbonat 45 g

Na-Meta bisulfit 1 g

Na-EDTA 0,5 g

Aqua pro injection ad. 1000 mL

Alasan: Vitamin C merupakan zat aktif yang mudah teroksidasi sebagai digunakan

Na-metabisulfit yang merupakan antitoksidan untuk mencegah terjadinya proses

oksidasi. Selain itu diperlukan suatu penstabil / pengatur pH karna vitamin C tidak

stabil dalam bentuk larutan zat tersebut berupa NaHCO3. Selain itu digunakan

NaEDTA sebagai pengikat logam untuk mencegah reaksi yang mungkin terjadi

antara vitamin C dan ion logam.

Page 6: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

III. PELAKSANAAN

a. Penyiapan Alat

No Nama Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu

1 Gelas ukur 2 25 mL Autoklaf

1210C

15 menit

2 Gelas ukur 1 10 mL Autoklaf

1210C

15 menit

3 Vial 2 10 mL Oven 1800C 30 menit

4 Corong kaca 2 Diameter

5 cm

Autoklaf

1210C

15 menit

5 Erlenmeyer 1 100 mL Oven 1800C 30 menit

6 Beaker glass 1 100 mL Autoklaf

1210C

15 menit

7 Beaker glass 1 250 mL Autoklaf

1210C

15 menit

8 Kaca arloji 3 Diameter

5 cm

Oven 1800C 30 menit

9 Pinset 3 - Oven 1800C 30 menit

10 Pengaduk kaca 3 - Oven 1800C 30 menit

11 Sudip 3 - Oven 1800C 30 menit

12 Pipet tetes 3 - Oven 1800C 30 menit

b. Pencucian, Pengeringan, dan Pembungkusan Alat

* Pencucian Alat Gelas

1. Seluruh alat direndam dalam tepol panas, didiamkan selama 10-15

menit

2. Disikat dengan sikat keras

3. Dibilas dengan air kran (panas / dingin ) bagian Luar dan dalam

4. Dibilas dengan aquadest bebas pirogen

Page 7: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

* Pencucian karet/plastik

1. Direndam dalam campuran larutan Na2CO3 5 % dan HCl encer 2 %

selama 10-15 menit

2. Dimasukan ke dalam campuran tepol panas

3. Didiamkan selama 10-15 menit

4. Dibilas dengan air kran (panas / dingin ) bagian Luar dan dalam

5. Dibilas dengan aquadest bebas pirogen

* Pencucian bahan aluminium

1. Didihkan dalam tepol selama 10 menit

2. Bila perlu rendam dalam larutan Na2CO3 5 % selama 5 menit

3. Bilas dengan air panas mengalir

4. Didihkan dengan air kran selama 15 menit : bilas

5. Didihkan dengan aquadest selama 15 menit : bilas

6. Keringkan dalam keadaan terbalik di atas lempeng gelas dalam oven

* Pengeringan

Pengeringan alat menggunakan alat dengan kondisi terbalik pada suhu

100o C

* Pembungkusan Alat

1. Mulut beker glass dan erlenmeyer ditutup aluminium foil dan

dibungkus kertas perkamen, kertas saring dimasukkan ke dalam

beker dan erlenmeyer.

2. Gelas ukur ditutup dengan kertas perkamen dan diikat tali

3. Sisa yang lain (kaca arloji, batang pengaduk, corong gelas, spatula

logam, vial, pipet botol dan pipet tetes) dibungkus kertas perkamen

rangkap dua.

Page 8: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

c. Sterilisasi Alat

Oven 1800C (corong, erlenmeyer, vial, kaca arloji, batang pengaduk,

kertas saring, spatula logam)

1. Waktu Pemanasan : 60 menit

2. Waktu Kesetimbangan : -

3. Waktu Pembinasaan : 30 menit

4. Waktu Tambahan Jaminan Sterilitas : -

5. Waktu Pendinginan : 15 menit

TOTAL WAKTU : 105 menit

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 10:56 sampai dengan 11:27

Otoklaf 0-121ºC (bekker glass, corong kaca, gelas ukur, tutup pipet, tutup

vial)

1. Waktu pemanasan : 5 menit (0-100ºC)

2. Waktu pengeluaran udara : 5 menit

3. Waktu menaik : 5 menit (100ºC -121ºC)

4. Waktu kesetimbangan : -

5. Waktu pembinasaan : 15 menit (121ºC)

6. Waktu tambahan jaminan sterilitas : -

7. Waktu pendinginan : 15 menit

TOTAL WAKTU : 45 menit

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 10:05 sampai dengan 10:50

c. Pemasangan Label “bersih dan steril”

e. Cara Kerja

1. Menimbang Na Metabisulfit 15 mg, melarutkannya dengan aqua pi 3

mL.

2. Menimbang Na EDTA 7,5 mg, melarutkannya dengan aqua pi 3 mL.

3. Menimbang Benzalkonium Klorida 1,5 mg.

Page 9: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

4. Mencampurkan larutan Na Metabisulfit dengan larutan Na EDTA ad

larut.

5. Mencampurkan larutan Benzalkonium dengan larutan no.4 ad larut.

6. Menimbang Vitamin C 1,5 mg, melarutkan dengan aqua pi sebanyak 5

mL.

7. Mencampurkan larutan Vitamin C dengan larutan no.5 ad larut.

8. Menimbang NHCO3 720 mg.

9. Menambahkan sedikit demi sedikit kedalam larutan no.7 sambil

digerus tuang/ diaduk ad CO2 nya habis.

10. Mencek pH=6,5, jika pH kurang menambahkan NaHCO3 padat .

11. Setelah pH sesuai, menambahkan larutan dengan aqua pi ad 15 mL.

12. Dimasukkan larutan Injeksi Vitamin C ke dalam vial 5 mL sebanyak 2

buah vial.

Sterilisasi sediaan :

Sediaan Injeksi Vitamin C ditutup dengan aluminium foil dan kertas

perkamen. Kemudian dikemas, dengan kertas perkamen.

Page 10: Lap. Perc 2 Pembuatan Sediaan Injeksi Vit.C

f. Brosur dan etiket