Lap Penyem Kreeping Kel.4

5
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN I PENYEMPURNAAN Abstrak Penyempurnaan kreping adalah membuat kain menjadi tidak rata (berkeriput) dengan hampir sama dengan pencapan. Efek kreping dapat dilakukan dengan metoda dimana pasta cap terdiri dari pengental dan NaOH, yang kemudian dicelup dengan z reaktif dingin untuk memperjelas efek krep yang ditimbulkannya di sekitar motif, akan diperoleh kain yang mempunyai efek keriput di bagian tertentu, yaitu pada b tidak terkena pasta cap sedangkan bagian yang terkena pasta cap akan terwarnai l daripada bagian kain yang tidak dicap alkali. Zat utama yang digunakan pada peny efek mengkerut ini adalah NaOH, zat tersebut akan menggelembungkan serat sehingg bagian kain yang terkena zat tersebut akan menggelembung, sedangkan bagian yang tidak sehingga terjadi perbedaan sruktur pada bidang yang sama maka akan terbentuk permukaan yang tidak rata. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa konsentrasi NaOH digunakan sangat mempengaruhi terhadap efek mengkerut yang akan dihasilk tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan maka efek mengkerut pada kain akan semaki dan tidak semua bahan bisa diberikan efek mengkerut. Kain yang memberikan hasil baik adalah kain kapas tenun. 1. Pendahuluan Serat Kapas dan Karakteristiknya Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari buahnya. Serat kapas pada umumnya terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian yang normal tetapi beber pengoksidasi atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan berupa penurunan kekuatan. asam menyebabkan hidrolisa ikatan ikatan hidrolisa dalam rantai selulosa hidroselulosa. Alkali mempunya pengaruh terhadap kapas, alkali kuat deng tingi menyebabkan penggelembungan yang besar pada serat, seperti proses merseris sifat kapas secara fisik yaitu warnanya agak krem, kekuatan per bundle pound/inci, mulur antara 4-13 %, mousture regain 7-8,5% dan berat jenisnya adala 1,56. Sedangkan sifat kimianya adalah serat kapas akan terhidrolisa oleh asam ku akan menurunkan kekuatan, alkali pekat akan menggelembungkan serat dan larutan kuproamonium hidroksida dan kuproentadiamin.

Transcript of Lap Penyem Kreeping Kel.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN I PENYEMPURNAAN Abstrak Penyempurnaan kreping adalah membuat kain menjadi tidak rata (berkeriput) dengan metoda hampir sama dengan pencapan. Efek kreping dapat dilakukan dengan metoda pencapan, dimana pasta cap terdiri dari pengental dan NaOH, yang kemudian dicelup dengan zat warna reaktif dingin untuk memperjelas efek krep yang ditimbulkannya di sekitar motif, sehingga akan diperoleh kain yang mempunyai efek keriput di bagian tertentu, yaitu pada bagian yang tidak terkena pasta cap sedangkan bagian yang terkena pasta cap akan terwarnai lebih tua daripada bagian kain yang tidak dicap alkali. Zat utama yang digunakan pada penyempurnaan efek mengkerut ini adalah NaOH, zat tersebut akan menggelembungkan serat sehingga pada bagian kain yang terkena zat tersebut akan menggelembung, sedangkan bagian yang lainnya tidak sehingga terjadi perbedaan sruktur pada bidang yang sama maka akan terbentuk

permukaan yang tidak rata. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa konsentrasi NaOH yang digunakan sangat mempengaruhi terhadap efek mengkerut yang akan dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan maka efek mengkerut pada kain akan semakin baik, dan tidak semua bahan bisa diberikan efek mengkerut. Kain yang memberikan hasil yang baik adalah kain kapas tenun. 1. Pendahuluan Serat Kapas dan Karakteristiknya Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari buahnya. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian yang normal tetapi beberapa zat pengoksidasi atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan berupa penurunan kekuatan. Asam asam menyebabkan hidrolisa ikatan ikatan hidrolisa dalam rantai selulosa membentuk hidroselulosa. Alkali mempunya pengaruh terhadap kapas, alkali kuat dengan konsentrasi tingi menyebabkan penggelembungan yang besar pada serat, seperti proses merserisasi. Sifatsifat kapas secara fisik yaitu warnanya agak krem, kekuatan per bundle 96.000-116.000 pound/inci, mulur antara 4-13 %, mousture regain 7-8,5% dan berat jenisnya adalah 1,5 1,56. Sedangkan sifat kimianya adalah serat kapas akan terhidrolisa oleh asam kuat, oksidator akan menurunkan kekuatan, alkali pekat akan menggelembungkan serat dan larut dalam larutan kuproamonium hidroksida dan kuproentadiamin.

Serat Poliester dan Karakteristiknya Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester dan memiliki keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai mampu saling berdekatan, sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat bekerja membentuk struktur yang teratur. Serat polister ini dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Berat jenis polyester adalah 1,38 g/cm3, kekuatan tarik serat polyester sekitar 4.5 7.5 g/denier, sedangkan mulurnya berkisar antara 25 % sampai 75 %, pada kondisi standar, yaitu RH 65 2 % dan suhu 20 oC 1 % moisture regain serat polyester hanya 0.4 % sedangkan RH 100 % moisture regainnya mencapai 0.6 %-0.8%. Polister tahan terhadap alkali lemah, tapi kurang tahan terhadap alkali kuat akan menghidrolisa esternya. Penyempurnaan Kreping Yang dimaksud dengan penyempurnaan kreeping adalah membuat kain menjadi tidak rata (berkeriput). Telah diketahui bahwa benang dengan puntiran tinggi (twist) mempunyai kecenderungan yang besar untuk terbuka lagi puntirannya bila dibebaskan dari tahan tahanannya. Benang dengan puntiran, bila kedua ujungnya dipegang agar tidak tebuka puntiran-puntirannya, atau tidak ditarik maka akan terjadilah gulungan-gulungan (loops). Bila benang yang dipuntir dipertahankan dalam keadaan terpuntir dan dibasahi, maka terjadilah pengelembungan serat-serat yang cenderung untuk terbuka puntirannya bila

penggelembungannya lateral dan bukan longitudinal. Pada bahan, penggelembungan serat menghasilkan kontraksi pada lebarnya, tapi karena benang-benang pakan terpegang pada pinggiran pinggiran kain, maka benang benang tersebut tidak dapat membuka atau membalik sama sekali, akibatnya energi dipergunakan untuk membuka gulungan-gulungan atau jalinan -jalinan (keriput). Tapi karena tenunan terjadi antara benang pakan dan lusi, maka gulungangulungan atau kekusutan kekusutan tersebut tidak terjadi, tapi hanya bebas sebagian yang mengkerutkan atau menggumpalkan benang dan menghasilkan gangguan pada permukaan bahan yang memberikan kesan kerut-kerut atau keriput yang dinamakan krop (Creepe). Dengan demikian prinsip penyempurnaan krep adalah mengkeret benang dengan puntiran tinggi dan kecenderungan terbuka dari puntirannya, serta didasarkan pada sifat penggembungan serat. Berdasarkan prinsip ini maka serat dengan penggembungan besar didalam air sangat baik bagi pembuatan benang ataupun krep. Selolusa yang diregenerasi banyak dipilih untuk proses ini karena penggembungannya yang besar didalam air (dalam keadaan basah serat rayon memiliki volume dua kali daripada volumenya dalam keadaan absolute).

2. Percobaan 1. Alat yang digunakan Piala gelas Gelas ukur Pengaduk Timbangan Kasa screen dan rakel Meja print Bahan yang digunakan Kain kapas tenun, kain kapas grey dan kain poliester-kapas Kanji (jenis garutan) NaOH Air Resep Perhitungan Prosedur Kerja

2.

3. 4. 5.

3. Pembahasan 1. Diskusi Penyempurnaan kreping dilakukan untuk membuat kain menjadi tidak rata (berkeriput). Prinsip penyempurnaan efek kreping hampir sama dengan metoda pencapan, jika pencapaan adalah pemberian warna secara tidak merata pada kain sedangkan kreping adalah pemberian motif pada kain dengan menggunakan pasta dari NaOH dan pengental agar serat

menggelembung pada bagian motif sehingga terjadi efek mengkerut pada bagian serat yang tidak diberi motif, karen terjadi tarikan pada bagian tertentu. Motif krep didapatkan oleh suatu proses berdasarkan pengaruh NaOH yang digunakan. Dari hasil praktikum dapat diamati bahwa semakin besar konsentrasi NaOH yang digunakan dalam pasta cap maka didapatkan efek krep yang semakin baik pada bagianbagian sekitar motif. Hal ini terjadi karena semakin bertambah konsentrasi NaOH maka penggelembungan yang terjadi pada bagian yang terkena pasta cap atau motif semakin menggelembung, sedangkan pada bagian yang tidak terkena pasta cap tidak terjadi penggelembungan yang menyebabkan bagian tersebut terjadi gaya tarik yang semakin besar dengan adanya serat yang menggelembung maka efek krep (mengkerut) disekitar bagian

yang terkena pasta cap alkali atau pada motif meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi NaOH yang digunakan. Namun hal ini tidak berlaku pada bahan poliester kapas dan rayon karena pada bahan tersebut tidak terjadi efek mengkerut meskipun konsentrasi NaOH yang digunakan sama dengan konsentrasi NaOH pada serat kapas, hal ini bisa terjadi karena poliester tidak kuat terhadap alkali atau NaOH apalagi dalam konsentrasi yang tinggi. Yang mungkin terjadi adalah serat poliester pada kain tersebut akan rusak. Bagian kain yang terkena pasta cap atau motif saat dilakukan pencelupan dengan zat warna reaktif dingin terlihat lebih tua dibandingkan dengan kain yang tidak terkena pasta cap NaOH dan pengental. Sehingga efek kreping semakin jelas bisa terlihat, hal ini disebabkan pemakaian alkali pada proses kreping sehingga pada proses pencelupan zw reaktif, yang fiksasinya membutuhkan alkali akan menyerap warna lebih banyak dan hal ini juga mungkin karena serat sudah menggelembung sehingga zat warna akan semakin banyak terserap dan warna menjadi lebih tua. 2. Kesimpulan Penggunaan NaOH sangat mempengaruhi terhadap efek kreping yang dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan maka efek kreping atau kerutnya semakin banyak. Pengental yang digunakan untuk pasta cap sangat mempengaruhi, kama harus dipilih pengental yang tahn alkali kuat. Kain kapas tenun dapat menghasilkan efek kreping yang cukup baik dibanding serat lainnya.

4. Daftar Pustaka 1. P. Soeprijono S.Teks,dkk. Serat Tekstil . Institut Teknologi Tekstil, Bandung : 1973. 2. Soeparman, Dkk, Teknologi Penyempurnaan Tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung, 1977. 3. S. Hendroyantopo,dkk. Teknologi Penyempurnaan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, 1998. 4. www.google.com 5. Lestari, N. (2012). Penyempurnaan Kreping Kain Kapas 100% dengan menggunakan NaOH . Tersidia : www.nadyalestarizone.blogspot.com. (24 Maret 2012).