Kel 4 - Penyuluhan
-
Upload
rizky-astianti-sugita -
Category
Documents
-
view
81 -
download
0
description
Transcript of Kel 4 - Penyuluhan
TUGAS MAKALAH
PENYULUHAN PERTANIAN
“Keragaman Media, Inovasi, Penyuluh, dan Petani”
KELOMPOK IV :
Ninda Saraswati 150610100090
Galih Ikhsan F . 150610100096
Siti Nurhasanah 150610100102
Faisal Ighfar 150610100105
Arief Fadillah 150610100083
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Penyuluhan Pertanian. 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Penyuluhan
Pertanian” dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah “Penyuluhan Pertanian” .
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data beserta informasi yang kami
peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penyuluhan di Jepang serta yang
berhubungan dengan macam-macam materi yang pernah kami dapatkan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Sri Fatimah. SP.,MAB.,Ph.D, dosen mata kuliah Penyuluhan Pertanian yang telah
memberikan kami kesempatan untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas ini.
Akhir kata , penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pihak yang berkepentingan umumnya.
.
Jatinangor, Maret 2013
Penyusun
Penyuluhan Pertanian. 2
Kata Pengantar ………………………………………………………………… 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………. 4
1.3 Perumusan Tujuan …………………………………………………………. 4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Penyuluh di Jepang …………………………………..……… 5
2.2 Karakteristik Inovasi di Jepang ……………………………………………. 6
2.3 Karakteristik Media di Jepang …………………………………………….. 8
2.4 Karakteristik Petani di Jepang …………………………………………….. 11
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 18
DAFTAR ISI
BAB I
Penyuluhan Pertanian. 3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi pertanian saat ini semakin pesat, baik teknologi produksi maupun
teknologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin meningkat
pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Teknologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan
cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat
pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.
Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-
keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran ,
misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan
waktu belajar bagi petani. Untuk ituperlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan
penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani dapat
meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun
tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.
Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari
proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi
proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar dan dari peragaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang bisa terjawab di makalah beirkut diantaranya :
1. Apa dan Bagaimana peran penyuluhan pertanian di Jepang ?
2. Bagaimana fungsi dari media dalam dunia penyuluhan di Jepang ?
3. Bagaimana ragam dan karakter inovasi dalam penyuluhan pertanian di Jepang ?
1.3 Perumusan Tujuan
Manfaat dari makalah mengenai penyuluhan dan keragamannya di Jepang adalah:
1. Mengetahui program penyuluhan di Jepang dilihat dari segi media
2. Mengetahu karakteristik dunia penyuluhan di Jepang beserta keragamannya
3. Untuk memenuhi salah satu bahasan materi perkuliahn Penyuluhan Pertanian
BAB II
Penyuluhan Pertanian. 4
PEMBAHASAN
2.1 KARAKTERISTIK PENYULUH
Kondisi penyuluhan pertanian di Jepang pada saat ini seperti yang dilaporkan oleh
Sugino (2003), terutama dalam jumlah staf, diketahui bahwa jumlah penyuluh dengan
kualifikasi subject-matter specialists sebanyak 634 orang yang tersebar pada berbagai
perfecture, dengan rincian 546 orang yang berkeahlian agriculture dan 88 orang dengan
keahlian home life. Jumlah pusat penyuluhan pertanian yang masih eksis sebanyak 466 unit
yang tersebar di berbagai perfecture. Jumlah staf atau petugas penyuluh/extension advisors
pada pusat penyuluhan tersebut sebanyak 9.358 orang yang terdiri dari 8.145 orang dengan
kualifikasi penyuluh agriculture dan 1.213 orang dengan kualifikasi home life.
Agar penyuluhan dapat berjalan dengan baik serta memberikan dampak yang nyata
maka kualifikasi sumberdaya penyuluh juga mendapat perhatian yang cukup serius. Terkait
dengan persyaratan kualifikasi petugas penyuluh, Sugimoto (1991) menyatakan bahwa
subject-matter specialist harus lulus dari tes kualifikasi/uji kompetensi yang diadakan oleh
Departemen Pertanian dan harus sudah terlibat dalam aktivitas penelitian pertanian,
pendidikan atau penyuluhan untuk jangka waktu lebih dari 10 tahun setelah lulus dari
universitas. Sedangkan kualifikasi untuk extension advisor adalah harus lulus tes
kualifikasi/uji kompetensi yang diadakan oleh pemerintah daerah/perfecture setelah lulus dari
universitas.
Institusi yang terkait dengan aktivitas penyuluhan pertanian dan pedesaan yang juga
berperan penting adalah farmers academy ang terdiri dari satu lembaga di tingkatnasional dan
41 lembaga yang ada di daerah. Lembaga tersebut sangat penting karena memberikan
layanan pelatihan dan pendidikan bagi calon petani dan petani muda. Kelembagaan
penyuluhan di Jepang merupakan lembaga perantara bagi lembaga penelitian dengan petani.
Mendasarkan pada permintaan dan kebutuhan dari petani dan masyarakat pedesaan, pusat
penyuluhan akan meminta lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi baru. Pada
sisi yang lain, pusat penyuluhan akan menerima teknologi baru dari lembaga penelitian
kemudian mengembangkannya dengan ujicoba pada skala on-farm dan selanjutnya
menyebarluaskannya kepada petani pengguna.
Pelatihan untuk petugas penyuluh pertanian banyak dikembangkan di pusat-pusat
penelitian dalam rangka membangun kapasitas petugas penyuluh dan sistim penyuluhan
dalam menyebarluaskan berbagai teknologi baru yang modern. Program pelatihan-pelatihan
Penyuluhan Pertanian. 5
penyuluhan dan teknis pertanian di luar negeri juga sering ditawarkan. Jaringan informasi
telah terbangun kuat antara pusat penyuluhan, lembaga penelitian dan divisi administrasi.
Salah satu karakteristik yang cukup spesifik dalam aktivitas penyuluhan pertanian di
Jepang adalah fokus atau target penyuluhan yang ditekankan pada “individual petani”,
utamanya untuk meningkakan kecakapan dan motivasi masing-masing petani. Petugas
penyuluh umumnya tinggal di daerah pedesaan, mereka memberikan saran-saran kepada
petani secara langsung dan mentransfer teknologi serta pengetahuan baru kepada mereka.
2.2 KARAKTERISTIK INOVASI
Penyuluhan Petanian di Jepang (meliputi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan)
berawal pada tahun 1948 dengan tujuan utama mengembangkan difusi inovasi teknologi yang
diperoleh dari Lembaga Penelitian Pertanian untuk diteruskan kepada para petani agar
mengadopsi dan mengadaptasikannya pada kondisi usahatani yang nyata pada wilayah-
wilayah pengembangan pertanina. Tujuan penyuluhan terfokus pada penerapan inovasi
teknologi guna meningkatkan ketersediaan pangan dalam jangka panjang ke depan menyusul
kekalahan negaranya dalam Perang Dunia ke-2. Kini kegiatan penyuluhan lebih diperluas,
mencakup subsektor pendukungnya berupa teknologi maju, pengelolaan kesuburan tanah,
pemenuhan kebutuhan finansial usahatani dan lainnya.
Berkaitan dengan keterbatasan personalia Penyuluh Pertanian dan keterbatasan
finansial pemerintah pusat dan wilayah (perfecture), maka kini di Jepang formulasi
penyebaran informasi sebagai promosi, mengawali kegiatan penyuluhan dan komunikasi
inovasi teknologi, bertumpu pada penggunaan komputer dan teknologi informasi yang lebih
efektif dan efisien. Materi informasinya bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga inovasi
kelembagaan, metode penyelenggaraan penyuluhan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi
lainnya. Pemeran utama dalam hal ini justru bukan semata dari kelembagaan
Inovasi yang dikembangkan di Negara jepang
Non Pemerintah yaitu Asosiasi Pembangunan dan Penyuluhan Pertaninan Jepang
(Japan Agricultural Development and Extension Assosiation). Assosisasi ini telah
membangun suatu sistem pertukaran informasi diantara para Pemandu Penyuluhan Pertanian
pada setiap wilayah pengembangan, dengan materi kumpulan kasus-kasus Penyuluhan
Pertanian yang berbasis pada Programa Penyuluhan, informasi tentang Metode Penyuluhan,
informasi teknis komoditas yang dikembangkan para petani, dan informasi tentang temuan
inovasi teknologi oleh Lembaga Penelitian Pertanian. Dengan perangkat teknologi informasi,
para Pemandu Penyuluhan petanian dapat dengan cepat mempertukarkan informasi spesfik
Penyuluhan Pertanian. 6
lokasi ke wilayah pengembangan lainnya. Perangkat yang digunakan berkembang seiring
waktu. Jika pada tahun 1975 sebagai, awal penerapannya menggunakan “Surat Berantai”
(Snail Letter), maka pada tahun 1985 beralih dengan menggalakkan penggunaan faximili, dan
pada tahun 1990 diramaikan dengan penggunaan jaringan komunikasi personal yang diberi
nama :
Nilai Tambah Jaringan Kerja Penyuluhan (Fukyu/Extemion Value Added). Jaringan
komunikasi yang paling populer diterapkan pada tahun 2000 sampai saat ini, sistem diberi
nama Jaringan Kerja Informasi Penyuluhan (Extension Information Network) atau isingkat
El-Net, dipadukan dengan internet, home page, dan dioperasikan oleh Pusat Teknologi
Informasi Jepang. Dipihak lain pemerintah berperan menggerakkan Penyuluhan Pertanian
untuk masyarakat tani dan publik lainnya dengan pelayanan gratis karena biaya yang
diperlukan sudah termasuk pembiayaan pemerintah. Dengan istem penyuluhan demikian itu,
lembaga Kerjasama Pelayanan Penyuluhan (Cooperative Extension Services)
menyelenggarakan penyuluhan dengan dukungan fiansial pemerintah pusat dan wilayah
(perfecture).
Di Jepang pada tahun 2005 yang lalu terdapat sekitar 9.000 Penyuluh Pertanian yang
bekerja pada 450 Pusat Penyuluhan Pertanian, tersebar pada wilayah pemerintahan
(Perfecture) dan bersinergi dengan Lembaga penelitian Pertanian wilayah setempat.
Karakteristik pemanfaatan Teknologi Informasi di Jepang, didominasi oleh Lembaga
Jaringan Kerja Informasi Pertanian yang bernaung di bawahnya. Assosiasi Pembangunan dan
Penyuluhan Pertanian Jepang, menempatkan Pemandu Penyuluhan Wilayah sebagai
sasarannya. Jaringannya bersifatnya tertutup, ruang lingkup seluruh Jepang, dan melibatkan
banyak pihak, yakni : Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Pemerintah Wilayah
(Perfecture), Pusat-pusat Penyuluhan, Lembaga Penelitian Pertanian Nasional, dan
Perusahaan publik.
Selain lembaga tersebut diatas, dijumpai pula Jaringan Kerja Lokal yang bersifat
tertutup, dioperasikan oleh pemerintah wilayah dan Pusat Penyuluhan Petanian dengan
sasaran utama para petani , melibatkan lembaga pemerintahan wilayah, pusat-pusat
penyuluhan, lembaga penelitian pertanian wilaya, dan koperasi pertanian sertapetani, dengan
ruang lingkupnya wilayah. Adapun Home page, jaringan teknologi informasi yang bersifat
umum, terbuka dan dapat diakses semua pihak, termasuk petani dan konsumen pertanian,
melengkapi jaringan teknologi informasi lainnya.
2.3 KARAKTERISTIK MEDIA
Penyuluhan Pertanian. 7
Secara umum, jenis-jenis media komunikasi ada bermacam-macam, antara lain
berupa bahasa, tulisan, isyarat, alat peraga atau alat elektronik. Media komunikasi merupakan
unsur yang sangat penting dalam proses komunikasi. Dengan menggunakan media
komunikasi maka aliran informasi, berita atau pesan dapat dikirim atau diterima dengan
mudah dan cepat. Berdasarkan cara penggunaannya terdapat tiga jenis media komunikasi,
yaitu: media komunikasi audial, media komunikasi visual, dan media komunikasi audio-
visual.
Ketiga jenis media komunikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Media Komunikasi Audial
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, didengar dan dipahami oleh alat
pendengaran. Misalnya telepon, intercom, radio serta tape recorder.
Media Komunikasi Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat dan dipahami oleh alat
penglihatan. Misalnya surat, surat kabar, faksimili, majalah, buku, beletin dan
sejenisnya.
Media Komunikasi Audio-Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat, didengan dan dipahami melalui
alat pendengaran dan penglihatan. Misalnya televisi, film layarlebar, VCD, internet
dan sejenisnya.
Berbagai media komunikasi tersebut berfungsi sebagai alat untuk:
1. Mengirimkan/menyampaikan informasi
2. Penerjemah lambing-lambang komunikasi
3. Mempercepat dan mempersingkat penyampaian informasi
4. Menghibur (to intertaint), dan mendidik (to educate)
5. Mempengaruhi masyarakat (to change the society)
Di jepang sendiri, penggunaan media sebai alat penyuluhan telah dilakukan sejak
awal. Penggunaan media penyuluhan dijepang mengami perkebangan yang cukup signifikan
seiring dengan turut berkembangnya teknologi yang semakin canggih. Media yang sering
digunaka oleh para penyuluh antara lain :
1. Media visual.
Media visual digunakan para penyuluh di Jepang sejak awal keberadaan penyuluh.
Media ini digunakan dengan anggapan bahwa ini satu-satunya media yang paling
cepat menyebarkan informasi pertanian ke prefektur-prefektur pertanian di Jepang.
Pada tahun 1975, media visual yang digunakan adalah surat. Cara penyebaran
Penyuluhan Pertanian. 8
informasi dengan media ini dinamakan sebagai snail letter atau surat berantai. Pada
tahun 1985 sendiri, para penyuluh beralih dengan menggunakan media faksimili.
Media visual lainnya yang masih digunakan hingga sekarang adalah majalah dan
tabloid yang memuat informasi mengenai pertanian dari cara budidaya, penanganan
HPT hinga informasi pasar.
2. Media audio visual.
Semakin berkembangnya teknologi, para penyuluh di Jepang menciptakan inovasi
metode penyuluhan dengan cara menggunakan media audio visual sebagai alat penyampai
informasi. Media audio visual yang digunakan adalah internet. Seiring dengan peningkatan
kualitas sumber daya petani dan pelaku pertanian serta kemajuan tekonologi informasi dan
komunikasi serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan informasi, salah satu
solusi yang ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan pengetahuan
pertanian di Jepang adalah pemanfaatan information and communication technologies (ICTs).
Sharma (2006) memberikan istilah tentang pemanfaatan ICTs untuk penyuluhan pertanian
dengan sebutan “cyber extension”.
Cyber extension merupakan penggunaan jaringan on-line, computer dan digital
interactive multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian. Model ini
dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas
penyuluh, peneliti baik di lembaga penelitian maupun di universitas serta para manajer
penyuluhan. Salah satu model cyber extension yang telah dikembangkan di Jepang dengan
cukup pesat adalah computer network system yang dikenal dengan Extension Information
Network (EI-net). Sistim EI-net merupakan sistim yang terintegrasi yang menggabungkan
berbagai stakeholders seperti pemerintah pusat, propinsi, lembaga penelitian, perusahaaan
pertanian, pasar, penyuluh dan petani.
Yamada (1998) menginformasikan bahwa pemanfaatan computer network system
skala nasional dalam bidang penyuluhan pertanian telah dilakukan sejak tahun 1988 dengan
permulaan pembangunan dan pemanfaatan 69 terminal di seluruh Jepang. Jaringan tersebut
utamanya mencakup lembar buletin pertanian dan sistim email yang difokuskan untuk
mempercepat laju pertukaran informasi antar pusat penyuluhan dan petugas penyuluh
pertanian. Jumlah terminal terus meningkat dan sistim jaringan juga berkembangan dari tahun
ke tahun.
Pada sistim EI-net, dikembangkan sistim database dan sistim komunikasi melalui e-
mail. Database tersebut antara lain mencakup berita pertanian, informasi pasar serta
informasi cuaca. Pemerintah pusat menyediadakan data statistik hasil penelitian, dll,
Penyuluhan Pertanian. 9
Perusahaan swasta pertanian menyediakan informasi terkait dengan pupuk, pestisida, mesin
dan peralatan pertanian, dll, Pusat penyuluhan pertanian menyediakan database yang mereka
miliki untuk ditawarkan kepada penyuluh pertanian. Database tersebut dimanfaatkan secara
on-line dan dapat diakses berulang-ulang sehingga memungkinkan membantu menyelesaikan
persoalan individu yang mengakses. Data yang telah terakumulasi selanjutnya disimpan
dalam host computer. EI-net juga menawarkan fasilitas fax yang memungkinkan pengiriman
dan pemanfaatan dokumen yang berupa image.
Pengguna EI-net tidak hanya staf penyuluhan seperti penyuluh pertanian dan
penyuluh home life serta subject-matter specialists, namun dapat juga diakses oleh
petani/individu pengguna. Secara skematis, Konsep EI-net dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengembangan sistim EI-net telah memberi manfaat yang cukup berarti baik bagi
petugas penyuluh maupun petani dan penggunanya. Secara umum, keuntungan dan manfaat
implementasi EI-net bagi petugas penyuluhan pertanian antara lain: (1) pengumpulan
informasi yang cepat, (2) mengetahui kondisi terkini pertanian, (3) sarana komunikasi, dan
pertukaran informasi sesama penyuluh di seluruh Jepang, (4) dapat memilah dan memilih
infomasi yang diperlukan dari database yang ada, (5) mengumpulkan data teknis pertanian
yang selalu terbaharui, (6) dapat menggnakan free software, (7) mengumpulkan data cuaca,
(8) dapat menyebarluaskan informasi kepada banyak petani atau pengguna secara serentak,
Penyuluhan Pertanian. 10
(9) sebagai sarana yang efektif untuk mengumpulkan informasi skala lokal. Sedangkan bagi
petani atau pengguna, manfaat penggunaan EI-net antara lain: (1) dapat menerima bimbingan
taknik pengelolaan usahatani, (2) dapat memanfaatkan free software, (3) dapat
mengumpulkan dan memanfaatkan data cuaca dan (4) dapat berkomunikasi dengan petani
serta pengguna dan stakeholders lain secara cepat.
2.4. KARAKTERISTIK PETANI
Pada tahap awal peranan penyuluh pertanian sangat dominan dalam kegiatan belajar
petani, lama kelamaan berubah petani menjadi lebih dinamis mulai banyak belajar, melalui
pengalaman. Melalui interaksi dengan lingkungannya dan memanfaatkan media penyuluhan
pertanian. Sekarang penyuluh pertanian berperan sebagai mitra kerja petani, mendampingi
dan membantu petani dalam memecahkan masalah yang dihadapi dilapangan bersama dengan
petani lainnya melalui kegiatan kelompok tani.
Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media belajar dalam kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai berikut :
a. Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit keabstrak.
Petani belajar dimulai dari situasi nyata di lapangan melalui pengalam langsung
sebagai contoh, kegiatan sekolah lapangan (SL) dalam rangka memasyarakatkan
Pengendalian hama terpadu (PHT) tanaman padi.Petani secara berkelompok belajar
mengamati hama/penyakit tanaman langsung dari runpun padi sawah. Cara belajar tersebut
disebut cara belajar Lewat pengalaman (CBLP). Hasil pengamatan dicatat oleh petani,
kemudian didiskusikan bersama secara priodik.
Selanjutnya petani belajar melalui berbagai media penyuluhan pertanian lainnya
antara lain : spesimen, poster, leaflet, folder, gambar, slide, film dan sebagainya. Materi
pelajaran tidak terbatas pada hama/penyakit saja tetapi berkembang dengan materi yang
terkait seperti ekologi tanaman, musuh alami, pemupukan, fisiologi tanaman dan sebagainya
sampai panen. Dengan demikian memberi pengalaman yang luas dan terpadu. Pengalaman-
pengalaman yang diperoleh dan kongkrit berfungsi membantu/membimbing proses belajar
tersebut.
b. Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secaraterus menerus dan
berkelanjutan.
Teknologi selalu berubah dan berkembang karena itu media penyuluhan pertanian
harus selalu menyalurkan pesan/informasi yang mutakhir. Siaran pedesaan misalnya adalah
Penyuluhan Pertanian. 11
media penyuluhan pertanian yang harus selalu siap menyalurkan perkembangan teknologi
yang mutakhir tersebut.
c. Memungkinkan proses belajar secara mandiri.
Tersedianya berbagai macam media penyuluhan pertanian seperti: brosur, kaset
rekaman, folder, lembaran informasi pertanian (Liptan) dan lain-lain, memungkinkan untuk
terjadinya proses belajar secara mandiri.
*Peranan media penyuluhan pertanian sebagai ”peragaan” dalam kegiatan penyuluhan
pertanian.
Peragaan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan kegiatan
penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian yang bersifat verbalistis akan kurang
berhasil. Peragaan berkaitan erat dengan penginderaan, peranan pengeinderaan sangat
penting dalam proses belajar termasuk dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Pendapat para ahli dan hasil penelitian seperti tersebut diatas penting artinya dalam
kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan petani belajar
lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan sekaligus mengerjakannya
(learning by doing).
Sejalan dengan pandangan diatas, maka peranan media penyuluhan pertanian sebagai
peragaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :
a. Media PenyuluhanPertanian Mempertinggi Efektivitas belajar.
Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian, memusatkan perhatian dan
memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan , mempermudah untuk dimengerti dan
kesannya bertahan lama dalam ingatan..
b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya
Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petani belajar langsung dari
lingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani terhadap pesan yang
didemonstrasikan.
c. Memungkinkan UntukMeningkatkan Keterampilan
Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaan langsung tentang langkah-
langkah kerja yang harus dilakukan. Petani harus melakukannya sendiri sesuai dengan
lembaran petunjuk kerja melalui media penyuluhan pertanian.
Klasifikasi media berarti penggolongan atau mengelompokkan berbagai macam
media berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemilihan
dan penggunaan media sesuai dengan kebutuhan sasaran. Klasifikasi media penyuluhan
Penyuluhan Pertanian. 12
pertanian berpedoman kepada klasifikasi media pendidikan, pada umumnya karena
penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan yang bersifat non formal.
1) Dasar-dasar Pengelompokan.
a. Perkembangan media pendidikan dimulai dari peranan awalnya sebagai alat
bantu mengajar (teaching aids). Penggunaan alat bantu audio visual, misalnya
gambar, model, monster, benda sesungguhnya, telah lama terbukti dapat
memberi pengalaman kongkrit, memberi motivasi belajar, mempertinggi daya
serap dan tretensi belajar. Penggolongan media pendidikan dapat digolongkan
berdasarkan stimulus atau rangsangan yang ditambahkannya. Bermacam-
macam media pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan rangsangan
terhadap panca indera seperti indera penglihatan, indera pendengaran, indera
penciuman, indera perasa dan indera peraba.
b. Timbulnya teori komunikasi memberi pengaruh dan menyebabkan perubahan
pandangan terhadap alat audio-visual. Alat audio-visual tidak hanya
dipandang sebagai alat bantu melainkan juga sebagai alat menyalurkan pesan
(channel), yang berasal dari pemberi pesan. Alat audio visual sebagai
penyalur pesan dapat dikelompokkan berdasarkan jangkauannya. Jangkauan
audio visual dapat bersifat massal seperti media cetak, siaran radio, siaran
televisi dan lain-lain. Disamping itu digunakan untuk kegiatan pendidikan
yang bersifat kelompok dan individual.
a. Pada perkembangan berikutnya dalam proses belajar timbul pandangan bahwa
perubahan tingkah laku merupakan komponen yang menentukan dalam
mengukur keberhasilan proses belajar. Teori tingkah laku (behavior theory)
ajaran B.H Skinner memandang agar lebih memperhatikan perubahan tingkah
laku dalam proses belajar. Bahkan memberi dorongan agar dapat menciptakan
media pendidikan sebagai media belajar yang dapat mengubah tingkah laku
sesuai dengan tujuan belajar. Peranan media pendidikan menjadi lebih panjang
agar dapat memberi dorongan untuk belajar secara mandiri tanpa hadirnya
pemberi pesan secara fisik misalnya melalui media terekam, media tercetak
dan media terproyeksi.
Bentuk dan karakteristik media tersebut dapat pula dijadikan dasar dalam
pengelompokkan media pendidikan.
1) Pengelompokkan Media Penyuluhan Pertanian.
Penyuluhan Pertanian. 13
Berdasarkan dasar-dasar pengelompokkan media pendidikan pada umumnya,
maka media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan rangsangan
penerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah sasaaran, pengalaman belajar
danbentuk/karakteristik, media sebagai berikut :
a. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera.
a) Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh panca indera
antara lain: spesimen, monster, sample.
b) Media Audio-Visual rangsangan melalui indera pendengaran dan indera
penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.
c) Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain :film, slide, foto,
poster.
d) Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain : kaset
rekaman, siaran radio.
b. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah
sasaran.
a) Media Massal antara lain : siaran radio, siaran televisi dan media cetak.
b) Media Kelompok antara lain : film, slide, kaset rekaman, transparansi.
c) Media individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.
c. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalam belajar
terdiri dari :
a) Media yang memberikan pengalaman belajar secara kongkrit melalui
kehidupan masyarakat antara lain benda sesunguhnya, petak percontohan,
spesimen.
b) Media yang memberi pengalam belajar melalui benda/situasi tiruan antara
lain : simulasi, permainan, model.
c) Media yang memberi pengalaman belajar melalui audio-visual aids (AVA)
antara lain : film, slide, kaset dan rekaman.
d) Media yang memberi pengalaman belajar melalui kata-kata baik lisan atau
tertulis antara lain : buku, majalah, ceramah.
d. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan bentuk/karakteristik
media
a) Media benda/situasi sesungguhnya antara lain : percontohan Tanaman /
Ternak
Penyuluhan Pertanian. 14
b) Media berupa/situasi tiruan antara lain: model, simulasi, permainan
simulasi.
c) Media terproyeksi antara lain : film, siaran TV, filmslide.
d) Media tercetak misalnya poster, leaflet, folder.
e) Media terekam misalnya : kaset, siaran radio.
*Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
1. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu
dilakukan pemilihan.
Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku
petani. Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan,
sebagai berikut:
2.1 Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian
yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.
2.2 Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah
disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.
2.3 Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil
mencapa itujuan yakni perubahan perilaku sasaran.
2.4 Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat
efektivitas yang berbeda-beda.
2.5 Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode
penyuluhan yang digunakan.
Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian.
Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan pertanian adalah :
tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan
media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu.
a. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai.
Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai
dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Beberapa alternative pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan
aspek prilaku, seperti tercantum pada table berikut :
Penyuluhan Pertanian. 15
b. Tahap adopsi sasaran
Pemilihan media disesuaikan dengan tahap adopsi petani. Tahap kesadaran,
minat penilaian, mencoba dan menerapkan, masing-masing memerlukan media
yang efektif misalnya untuk tahap adopsi penilaian dan mencoba, dipilih media
sesungguhnya melalui metode demonstrasi.
c. Jangkauan media penyuluhan pertanian.
Pemilihan disesuaikan dengan jangkauan media, untuk pendekatan perorangan
dan kelompok dipilih media sesungguhnya melalui metode demonstarsi cara,
kunjungan ke usahatani, sedangkan untuk pendekatan missal dipilih media
sesungguhnya melalui metode pameran, media terekam melalui siaran radio dan
terproyeksi melalui siaran televisi.
d. Karakteristik
Karakteristik media berkaitan dengan rangsangan terhadap indera sasaran.
Penggolongan media menurut kelompok audio-visual misalnya adalah untuk
memudahkan memilih tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi.
e. Pertimbangan dana yang tersedia.
Sedapat mungkin dipilih media yang biayanya tidak mahal tapi efektivitasnya
tinggi. Pemilihan media sesungguhnya yang dapat dibuat sendiri dengan harga
relative murah merupakan alternative yang perlu di tempuh apabila dana yang
tersedia sangat terbatas. Sering terlupakan bahwa benda sesungguhnya di
lingkungan petani dapat dimanfaatkan sebagai media asalkan persyaratan
terpenuhi.
f. Pemilihan beberapa media penyuluhan unuk digunakan secara terpadu.
Berbeda alternative dapat dipilih antara beberapa kelompok media : misalnya
media tercetak dikombinasikan dengan media terekam dan media terproyeksi.
Pemilihan kombinasi media tersebut tetap mengacu pada penggunaan yang efektif
dan efisien.
Penyuluhan Pertanian. 16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya, peran penyuluh pertanian adalah sebagai fasilitator, educator dan
advisor kepada para petani. namun, lain halnya dengan penyuluh petani di jepang. Penyuluh
pertanian di Jepang memiliki beberapa peran yang lebih spesifik dari itu, hal ini dikemukakan
oleh Japan Agricultural Development and Extension Association (JADEA).
Secara garis besar isi aktivitas penyuluhan di Jepang menyangkut aspek teknis dan
non-teknis. Iwamoto (2008), melaporkan bahwa isi aktivitas dan peran penyuluhan secara
umum dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu
1. technical support, dalam hal ini penyuluh bertugas menyebarluaskan teknologi
baru yang dikembangkan oleh lembaga penelitian yang telah diujicoba dan
memiliki adaptabilitas yang tinggi, disebarluaskan melalui berbagai media
seperti kunjungan petani, internet, publikasi tercetak, dll.
2. management support, dalam kegiatan ini mencakup pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan bisnis usahatani bagi petani, misalnya mencakup
pembukuan, diagnosis bisnis dan analisis model pertanian,
3. training and support for youth farming, penyuluh menawarkan pelatihan
kepada petani muda dan pemula di farmer academy serta mendorong petani
melalui study tour atau percobaan pertanian bersama.
4. supporting of women and aged farmer, kegiatan ini berusaha untuk
mendorong kaum perempuan tani untuk aktif dalam kegiatan sosial dan
pengelolaan usahatani, hasil yang cukup menonjol adalah semakin banyaknya
kaum perempuan tani yang aktif dalam pengolahan produk pertanian dan
direct marketing produk pertanian. Selain hal tersebut, penyuluh pertanian
juga melakukan aktivitas untuk mengajarkan dan ketrampilan dan
pengetahuan tradisional yang dianggap penting misalnya transfer pengetahuan
tentang pangan lokal kepada generasi muda, dll.
Penyuluhan Pertanian. 17
DAFTAR PUSTAKA
http://informasi-budidaya.blogspot.com/2011/11/menggunakan-media-penyuluhan-
pertanian.html
(diunduh pada tanggal 19 Maret 2013)
http://tentangku.blogsome.com/2007/12/18/sistem-informasi-penyuluhan-pertanian-di-
jepang/
(diunduh pada tanggal 19 Maret 2013)
http://agroinfotek.wordpress.com/2011/04/12/j/Oleh: Kamaruddin AS dan Mansur Azis, 13
Desember 2006.
(diunduh pada tanggal 19 Maret 2013 )
http://www.jadea.org/english/no-01.html
(diunduh pada tanggal 19 Maret 2013)
Subejo. 2011. Sistem Penyuluhan di Jepang. www.staff.ugm.ac.id
(diunduh pada tanggal 19 Maret 2013 )
Penyuluhan Pertanian. 18