SPKN Kel 4

53
Pemeriksaan Keuangan DISAJIKAN OLEH: AZIF QURBA RAHMAN (5), DWI LATIFA S. (10), GUNTUR YUDO H. (15), LUKMAN NUR H. (20), MUHAMMAD RIJAL S.A (25), RICA LUSIANA (30), WIRATAMA WIERATMAN (35)

description

Pembahasan SPKN kelompok 4

Transcript of SPKN Kel 4

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan KeuanganDisajikan oleh: Azif Qurba Rahman (5), Dwi Latifa S. (10), Guntur Yudo H. (15), Lukman Nur H. (20), Muhammad Rijal S.A (25), Rica Lusiana (30), Wiratama Wieratman (35)

Pemeriksaan KeuanganPemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.Pemeriksaan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Pemeriksaan KeuanganSelama tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan keuangan terhadap lebih dari 600 entitas atau pengguna anggaranPemeriksaan KeuanganSelama tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan keuangan terhadap lebih dari 10.000 Triliun keuangan Pemerintah PusatPemeriksaan KeuanganSelama tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan keuangan terhadap lebih dari 3.000 Triliun keuangan Pemerintah DaerahPemeriksaan KeuanganSelama tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan keuangan terhadap lebih dari 2.000 Triliun keuangan Badan LainnyaBadan lainnya yaitu: Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Perum Produksi Film Negara (PPFN), dan 9 Pinjaman Luar Negeri, yang terdiri dari: 6 LK Pinjaman dari ADB, 2 LK Pinjaman dari World Bank, serta 1 LK Pinjaman dari IBRDPELAKSANAAN PEMERIKSAANBPK diberi kemandirian dalam penentuan:Obyek pemeriksaanPerencanaan dan pelaksanaan pemeriksaanPenentuan waktu dan metode pemeriksaanPenyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan

Pelaksanaan PemeriksaanDalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK dapat mempertimbangkan informasi dari:PemerintahBank SentralMasyarakat

Pelaksanaan PemeriksaanDalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:Memanfaatkan hasil pemeriksaan APIPMenggunakan tenaga ahliMeminta dokumen yang wajib disampaikanMengakses semua data entitas yang menjadi obyek pemeriksaanMelakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan keuangan negaraMeminta keterangan kepada seseorang (dapat dengan melakukan pemanggilan) Pelaksanaan PemeriksaanMemotret, merekam, dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaanMelakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahMelaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana (apabila diperlukan)Melaporkan kepada instansi yang berwenang apabila ditemukan unsur pidana

Pelaksanaan Pemeriksaan3 Pernyataan Standar Pekerjaan LapanganPekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinyaMemiliki pemahaman yang memadai atas pengendalian intern saat merencanakan auditMemperoleh bukti audit yang kompetenStandar Pelaksanaan TambahanKomunikasi PemeriksaPertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnyaMerancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan (abuse)Pengembangan temuan pemeriksaanDokumentasi pemeriksaanJENIS OPINI PEMERIKSAANLaporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini. Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi ang disajikan dalam laporan keuangan.Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 pasal 15 ayat (2)Kriteria OpiniKesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, danEfektifitas sistem pengendalian internJenis Opini1. Opini wajar tanpa pengecualianmerupakan pendapat yang diberikan ketika audit telah dilkaksanakan seusai dengan standar, dan auditor (pemeriksa BPK) tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlakuKriteriaBukti pemeriksaan yang cukup memadai telah terkumpul, dan pemeriksa telah melaksanakan pengusan sedemikian rupa sehingga mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi;Semua aspek dari standar umum SPKN telah dipatuhi dalam penugasan pemeriksaan;Seluruh laporan keuangan yakni neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan telah lengkap disajikan;

1. Opini wajar tanpa pengecualianLaporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan tersebut;Tidak terdapat situasi yang membuat pemeriksa merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan pemeriksaanKriteria1. Opini wajar tanpa pengecualianApabila diperlukan paragaraf penjelas dalam laporan pemeriksaan. Pemeriksa dapat menyatakan opini tersebut sebagai wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-DPP)1. Opini wajar tanpa pengecualianTidak ada konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum;Ketidakpastian atas kelangsugan hidup organisasi (going concern);Ada penekanan pada suatu masalah;Terkait laporan yang melibatkan pemeriksa.

Kriteria2. Opini wajar dengan pengecualianpendapat yang diberikan ketika laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan2. Opini wajar dengan pengecualianDikarenakan adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi (salah saji) pemeriksa, seteah memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai, menyimpulkan bahwa salah saji yang terjadi baik secara individual maupun agregat adalah material tetapi tidak persvasive terhadap laporan keuangan tersebut; atau2. Opini wajar dengan pengecualianDikarenakan adanya pembatasan lingkup pemeriksaaan. Hal ini terjadi karena pemeriksa tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai untuk dijadikan sebagai dasar opini, akan tetapi pemeriksa menyimpulkan bahwa dampak yang mungkin terjadi pada laporan keuangan atas salah saji yang tidak terdeteksi, dan apabila ada, itu merupakan material tetapi tidak pervasive.2. Opini wajar dengan pengecualianPendapata yang diberikan ketika pemeriksa telah memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai, menyimpulkan bahwa salah saji yang ditemukan baik secara individual maupun agregat adalah material dan pervasive pada laporan keuangan3. Opini tidak wajarPemeriksa BPK dapat tidak memberikan pendapat terhadap laporan keuangan yang telah diperiksanya dikarenakan kondisi-kondisi yang menyebabkan pemeriksa menyatakan tidak memberikan pendapat4. Pernyataan menolak memberikan opiniPemeriksa tidak dapa memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup memadai sebagai dasar opini, dan pemeriksa menyimpulkan bahwa dampak salah saji yang tidak terdeteksi pada laporan keuangan, bila ada adalah material dan pervasive; atau4. Pernyataan menolak memberikan opini4. Pernyataan menolak memberikan opiniDalam kondisi ekstrim yang melibatkan banyak ketidakpastian, pemeriksa menyimpulkan bahwa terlepas dari perolehan bukti pemeriksaan yang cukup memadai terkati setiap ketidakpastian, pemeriksan tidak mungkin merumuskan opini atas laporan keuangan karena adanya interaksi potensial dan dapak kumulatif yang mungkin terjadi pada laporan keuangan.4. Pernyataan menolak memberikan opiniPengaruh Pemeriksaan BPKkepadaPemerintah DaerahOpini BPK LKPD TA 2013

Peningkatan OpiniWDP ke WTPPerbaikan sistem pengelolaan keuangan, terutama belanja.Penyusunan bukti realisasi belanja modal.Perbaikan pengelolaan penyertaan modal pemerintah daerah.Perbaikan pengelolaan piutang, persediaan, investasi non permanen, aset tetap, dan hutang PFKPerbaikan pengelolaan BMD.Hambatan-hambatanPeningkatan OpiniKetidaksiapan pemerintah daerah dalam rangka penerapan akuntansi berbasis akrual.Kesiapan SDM dan struktur organisasi yang memadai.Penyusunan kebijakan dan sistem akuntansi Pemerintah Daerah yang berbasis akrualDana Insentif DaerahTujuan:Mendorong daerah berupaya mengelola keuangannya lebih baik.Syarat: ditunjukkan dengan perolehan opini Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerah.Selalu menetapkan APBD tepat waktu.

Pentingnya Pemeriksaan Keuangan Negara dan Peran BPK Sektor Pemerintah vs Sektor KomersilSektor PemerintahSektor KomersilInformasi / Laporan KeuanganLaporan realisasi anggaran neraca laporan arus kas, catatan laporan keuanganNeraca laporan rugi laba laporan arus kasSistem akuntansiKas / modifikasi kas (2015 acrual basis)AccrualStandar akuntansi sebagai kriteriaStandar akuntansi pemerintahStandar akuntansi keuanganStandar auditStandar pemeriksaan keuangan negaraStandar profesional akuntansi publikPenekananKetaatan kepada peraturanRasional ekonomiLEMBAGA PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARAKewenangan BPKMenentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan hasil pemeriksaanMeminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikanMelakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan BMN, tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negaraPemeriksaan terhadap perhitungan, surat, bukti, rekening koran dan daftar lainnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan negaraMenetapkan jenis dokumen, data, dan informasi yang wajib disampaikanMenetapkan SPKN setelah konsultasi dengan pemerintah pusat/pemerintah daerahMenetapkan kode etik pemeriksaanMenggunakan tenaga ahli diluar BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPKMembina jabatan fungsional pemeriksaMemberi pertimbangan terhadap standar akuntansi pemerintahanMemberi pertimbangan atas rancangan SPIP baik pusat maupun daerahKEDUDUKAN BPKKEANGGOTAAN BPKPentingnya Pemeriksaan Keuangan NegaraNegara Mengamankan keuangan negara, mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang efisien dan patuh pada perundang-undangan

Auditee Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah dan mewujudkan aparatur yang profesional, bersih dan bertanggungjawab

Masyarakat Alat kontrol terhadap kinerja pemerintah.41Pentingnya PemeriksaanKeuangan NegaraAdanya pemeriksaan atas keuangan negara, menjadikan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah serta instansi lain yang diperiksa selalu memperbaiki transparansi dan akuntabilitas LK.

Rekomendasi BPK senantiasa menjadi acuan memperbaiki sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP).

Hasil pemeriksaan BPK menjadi bahan tindak lanjut oleh aparat yang berwenang terkait korupsi. Tindak Lanjut Temuan UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.05/2007TENTANG PENYUSUNAN RENCANA TINDAK DAN MONITORING PENYELESAIAN TINDAK LANJUT PEMERINTAH TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN KEUANGAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA, LAPORAN KEUANGAN BENDAHARA UMUM NEGARA, DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSATPMK NOMOR 116/PMK.05/20071. Rencana TindakPengertianJawaban atau penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPKPenyusun Rencana TindakSekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/pejabat setingkat yangmelaksanakan fungsi administratif

Khusus untuk tindak lanjut pemeriksaan LKPP dan LKBUN disusun oleh Menteri KeuanganWaktu penyampaianDisampaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas LKKL diterimaPenyampaian rencana tindak BPK dan Menteri KeuanganFormat Rencana Tindak

2. Monitoring Pemantauan Tindak LanjutPemonitoring Pemantauan TLTim Penyelesaian dan Monitoring Tindak Lanjut yang dibentuk di masing-masing K/LLaporan PemantauanAparat Pengawasan Intern pada Kementerian Negara/LembagaWaktu penyampaianPaling lambat setiap akhir bulan Juli dan Novembertahun berjalan, serta akhir bulan Maret tahun berikutnyaPenyampaian rencana tindak Menteri KeuanganWaktu MonitoringSampai dengan terselesaikannya tindak lanjut BPKFormat Laporan Monitoring

Pemantauan Tindak Lanjut UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2004

Sumber: buku V. IHPS semester I Tahun 2014

Kenapa Mendamba WTP??Indikator Pencapaian KinerjaInputOutputOutcomeBenefitImpactWTP??Pertanyaan (bukan kisi2 UTS)Kalo ada indikasi korupsi gimana?Dilaporkan ke instansi berwenangUnsur temuan apa harus 4?Harus memenuhi 4 unsur. Kalau tidak memenuhi masuk ke hal-hal yang perlu diperhatikanKerahasiaan tenaga ahli dari luar? Apa bisa dipidana?Sudah diatur dalam SPKN terkait standarnya. Bisa dipidana.Apa sebab opini TMP turun luar biasa?Adanya perbaikan sebagaimana dijelaskan pada slide 32

Pertanyaan (bukan kisi2 UTS)Efektif dan efisiensi pemeriksaan keuangan terhadap penurunan korupsi?Perlu kajian mendalam. Akan diteliti oleh Mas Guntur sebagai topik skripsi. Mohon arahan Bapak.Lembaga yang mengawasi BPK?Peer reviewSanksi terhadap lambatnya tindak lanjut temuan BPK?Tidak ditemukan aturan terkait sanksi. Mohon arahan Bapak.Sanksi bagi penerima opini tidak WTP?Secara undang-undang tidak ada sanksi. Sanksi ada dari persepsi masyarakat dan dana DID. Mohon arahan Bapak.Terkait temuan yang berulang masalahnya ada di rekomendasinya atau satkernya?Rekomendasi sulit dilaksanakan, Adanya perbedaan persepsi, Mohon arahan Bapak

Pertanyaan (bukan kisi2 UTS)Apakah penerimaan pajak diaudit oleh BPK atau dikecualikan (menurut KUP)?Menurut KUP yang tidak boleh diaudit data wajip pajak. Penerimaan boleh diaudit. Untuk mengaudit harus lihat data. Jika tidak diberikan ijin oleh menkeu maka akan berpengaruh terhadap opini pemeriksaan.Pertanyaan lain