Lap. Mikrosirkulasi
-
Upload
dhilah-harfadhilah-fakhirah -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Lap. Mikrosirkulasi
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
1/13
BAB I
PENDAHULUAN
Sirkulasi atau aliran darah adalah faktor utama dalam berlansungnya proses
metabolik di dalam tubuh. Sebab aliran darahya beperan dalam sistem transpor oksigen,
karbondioksida, makanan serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme stiap sel dalam rongga tubuh.
Aliran darah ke stiap jaringan biasanya diatur pada tingkat minimal yang akan
menyediakan keperluannya, tidak lebih tidak kurang. Umpamanya, pada jaringan di mana
kebutuhan yang paling utama adalah pemberian oksigen, aliran darah selalu diatur pada
tingkat sedikit di atas jumlah yang diperllukan untuk mempertahankan oksigenasi
jaringan sepenuhnya, tetapi tidak lebih dari itu. Denga mengatur aliran darah lokal
dengan cara begitu tepat, jaringan tidak pernah menderita defisiensi makanan, tetapi
beban kerja jantung dapat dipertahankan pada tingkat minimum.
Namun jika aliran darah justru jauh melebihi kecepatan normal atau sebaliknya
justru menurun kecepatannya jauh dibawah normal sehingga transpor oksigen dan zat-zat
lainnya berjalan sangat lambat, maka perlu diselidiki faktor-faktor yang
menyebabkannya. Karena kedua hal tersebut memiliki resiko yang sama-sama berbahaya.
Oleh karena itu dalam percobaan ini dilakukan uji/pemberian air hangat, airdingin, epinefrin dan pemberian rangsangan mekanik pada organ katak yang transparan
dalam hal ini adalah lidah katak untuk mengetahui bagaimana perubahan kecepatan aliran
darah setelah pemberian bahan-bahan uji tersebut. Sehingga dengan demikian dapat
diketahui bahan-bahan atau perlakuan apa saja yan bisa menyebabkan pembuluh darah
mengalami vasokonstriksi ataupun vasodilatasi.
1
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
2/13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrosirkulasi darah adalah struktur fisiologis yang paling esesnsial dan
merupakan suatu sistem yang penting untuk penukaran zat di dalam tubuh kita. Fungsi
dasarnya adalah sebagai berikut : mengirimkan oksigen dan nutrisi ke organ tubuh,
jaringan hemopooietic dan sel, dan mengatur keseimbangan hubungan antara jaringan zat
cair, limpa dan darah. 1
Mikrosirkulasi darah adalah petunjuk penting untuk kesehatan kita, apakah
mikrosirkulasi darah kita adalah normal. Ilmu pengetahuan medis modern membuktikan
bahwa penyakit-penyakit yang menyakitkan, tumor, diabetes mellitus (kencing manis),
dan beberapa penyumbatan pada pembuluh darah Jantung disebabkan oleh terjadinya
disfungsi mikrosirkulasi darah. Sehingga dapat menyebabkan rasa sakit pada kaki dan
tangan, mati rasa, disfungsi pada beberapa organ tubuh, dll.
Jadi mikrosirkulasi darah juga disebut sebagai "Jantung kedua kita".1
Pada mikrosirkulasi, terjadi fungsi yang paling penting dari sirkulasi : transpor zat
makanan ke jaringan dan pembuangan ekskreta selular. Arteriol kecil akan
mengendalikan alirandarah bagi setiap daerah jaringan, dan kondisi setempat dalam
jaringan itu sendiri kemudian mengatur diameter arteriol. Jadi, setiap jaringan, pada
sebagian besar keadaan, akan mengendalikan aliran darahnya sendiri sesuai dengan
kebutuhannya.2
Bagian-bagian yang berperan dalam sirkulasi adalah arteri, arteriola, kapiler,
venula, dan vena.
a.Arteri berfungsi mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan. Untuk ini
arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada
arteri. 2 Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut
jantung.3
b.Arteriola adalah cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali dimana
darah dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol mempunyai dinding otot yang kuat yang
mampu menutup arteriol dan melakukan dilatasi beberapa kali lipat dan mengubah aliran
darah ke kapiler sebagai respons terhadap kebutuhan jaringan.2 Dengan dindingnya yang
2
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
3/13
berotot, ia dapat menyesuaikan diameternya untuk menurunkan atau menaikkan aliran
darah ke daerah tertentu. 3
c.kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan elektrolit, hormon, dan bahahn
lainnya antara darah dan cairan interstisial. Untuk ini dinding kapiler bersifat sangat
tipis dan permeable molkeul kecil.
d.Venula berfungsi mengumpulkan darha dari kapiler secara bertahap dan bergabung
menjadi vena yang semakin besar.
e.Vena adalah saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung. Karena tekanan pada system vena sangat rendah maka dinsing vena sangat
tipis, tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga berfungsi
sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan
tubuh.2 Diameter vena biasanya lebih besar daripada arteri sehingga vena mengangkut
darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah. 3
Secara anatomis system vaskuler dibagi dalam 3 bagian, yaitu system distribusi,
system difusi dan system pengumpul.
a. Sistem istribusi dari arteri dan arteriola yang berfungsi sebagai pentranspor atau
penyalur darah ke semua organ dan jaringan sel tubuh serta mengatur alirannya ke
bagian-bagian tubuh yang membutuhkan.
b. Sistem difusi dalah pembuluh darah kapiler yang ditandai dengan dindingnya yang
tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proeses difusi suatu bahan
di dalamnya, seperti karbondioksida, oksigen, zat gizi dan sisa metabolisme hingga sel
darah dapat melaluinya.
c. Sistem pengumpul berfungsi menerima dan mengumpulkan darah dari kapiler dan
pembuluh limfa langsing dari system vena yang berfungsi mengalirkan kembali daah ke
jantung. Sistem saluran vaskuler merupakan system tertutup. Darah yan terdapat dalam
pembuluh vena dapat dipompakan oleh jantung kedalam system pembuluh drah arteri
kemudian kembali ke system vena. Kontraksi dan relaksasi jantung menimbulkan
perubahan tekanan yang mampu memompakan darah dari jantung dan kembali ke
jantung. 2
Arteriol dibagi menjadi pembuluh berdinding otot lebih kecil, kadang-kadang
disebut metarteriol. Dan ini selanjutnya memberikan ke kapiler. Metarteriol dihubungkan
3
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
4/13
langsung dengan venule oleh suatu pembuluh ramai kapiler (throughfare vessel) dan
kapiler asli suatu jalinan anastomose pada sisi cabang pembuluh ramai ini. Lubang
kapiler asli dikelilingi pada sisi hulu oleh sedikit otot polos sfingter prekapiler. Tidak
jelas apakah metarteriol dipersarafi dan tampaknya bahwa sfingter prekapiler tidak
dipersarafi. 4
Arteri dan arteriol memiliki karakteristik dalam hal pola aliran darahnya. Sebagai
arteri yang besar, ia terbagi menjadi arteri-arteri yang lebih kecil, dan dindingnya lebih
kaku atau kurang elastis dan terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat berkontraksi dan
berelaksasi di bawah pengaruh sinyal-sinyal kimiawi.5
Meskipun demikian, tentu saja mereka berespon terhadap vasokonstriktor baik
local maupun yang beredar. Diameter kapiler asli pada ujung arteri kirra-kira 5 mm dan 9
mm pada ujung vena. Bila sfingter berdilatasi, diameter kapiler cukup untuk dilalui sel
darah merah diperas satu-persatu. Ketika melalui kapiler sel darah merah menjadi
berbentuk bidal atau parasut, dengan aliran mendorong pusat sel darah merah lebih ke
depan dihbanding pinggirannya. Konfigurasi ini muncul secara sederhana karena tekanan
pada pusat pembuluh, terlepas dari apakah ada atau tidak ada ujung sel darah merah
berkontak dengan dinding kapiler.4
Di kapiler terjadi pertukaran zat makanan dan hasil-hasil yanjg dikeluarkan oleh
sel antara jaringan dan darah sirkulasi. Untuk melangsungkan fungsi ini di seluruh tubuh,
jumlah kapiler yang tersedia kira-kira 10 milyar dengan total luas permukaan kira-kira
500 sampai 700 meter persegi (kurang lebih seperti luas permukaan lapangan sepak
bola). Tentu saja jarang sekali ada sebuah sel tunggal fungsional pada tubuh yang
letaknya lebih dari 20 sampai 30 mikron dari sebuah kapiler. 2
Dinding venula hanya sedikit lebih tebal dibandingkan kapiler. Dinding vena juga
tipis dan mudah diregang. Mereka mengandung otot polos yang relative sedikit, tetapi
sangat kuat berkonstriksi yang diakibatkan oleh kegiatan saraf-saraf noradrenergic pada
vena dan oleh vasokonstriksi dalam sirkulasi seperti endhotelins. Setiap orang yang
mengalami kesukaran membuat venapungsi dapat melihat vasopasme local yang jelas
pada vena superficial lengan bawah karena cedera. Variasi dalam tonus vena penting
dalam penyesuaian sirkulasi.4
4
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
5/13
Mengingat bahwa mikrosirkulasi ini sangat penting maka dibutuhkan pengaturan
yang akurat. Dengan mengatur aliran darah local dengan cara begitu tepat, jaringan tidak
akan pernah menderita defisiensi makanan dan beban kerja jantung dapat dipertahankan
pada tingkat minimum. 2
Pengendalian aliran darah local dapat dibagi dalam dua fase :
1. Pengaturan akut; dapat dicapai melalui perubahan cepat pada konstriksi arteriol,
metarteriol, dan sfingter prekapiler setempat, yang terjadi dalam waktu beberapa detk
sampai beberapa menit guna menyipakan cara yang cepat untuk mempertahankan aliran
darah jaringan lokal yang memadai.2
2. Pengaturan jangka panjang; berrti perubahan yan lambat dalam aliran meliputi waktu
berhari-hari, berminggu-inggu atau malah berbulan-bulan.Pada umumnya perubahan
jangka panjang akan menghasilkan pengaturan yang jauh lebih terhadap al;iran yang
sebanding dengan kebutuhan jaringan. Perubahan ini mendatangkan hasil berupa
peningkatan atau penurunan ukuran fisik dan jumlah pembuluh darah yang menyediakan
kebutuhan jaringan.2
Terdapat dua teori dasar untuk pengaturan aliran darah lokal bila derajat
metabolisme jaringan berubah atau persediaan oksigen berubah, yaitu :
1). Teori vasodilator. Menurut teori ini, makin besar derajat metabolisme atau makin
kurang persediaan oksigen atau zat makanan lainnya ke suatu jaringan, mkain besar
kecepatan pembentukan bahan vasodilator. Bahan vasodlator kemudian ianggap bedifusi
kembali ke sfingter prekapiler, metarteriol, dan arteriol untuk menimbulkan vasodilatasi.
Berbagai macam bahan vasodilatasi seperti adenosin, karbondioksida, asam laktat,
asenyawa fosfat adenosin, jistamin, ion kalium dan ion hidrogen.2
2). Teori Kebutuhan Oksigen untuk Pengendalian Aliran Darah Lokal. Dapat disebut
teori kebutuhan oksigen atau teori kebutuhan makanan (karena mungkin bahan makanan
laian selain oksigen juga dibutuhkan) untuk mempertahankan kontraksi otot vaskuler.
Karena itu, bila tidak cukup tersedia oksigen dan makanan lain, cukup beralasan untuk
menganggap bahwa pembuluh darah akan berdilatasi. Juga, peningkatan penggunaan
oksigen di jaringan sebagai akibat peningkatan metabolisme secara teoretis akan
menurunkan persediaan oksigen bagi pembuluh darah local, dan hal ini, juga akan
menyebabkan vasodilatasi local.2
5
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
6/13
Jika jaringan tumbuh, pembuluh darah baru harus berproliferasi bila jaringan
mempertahankan suplai darah normal. Oleh karena itu dikenal istilah angiogenesis. Pada
anak-anak angiogenesis berperan untuk pertumbuhan yang normal. Pada orang dewasa,
pertumbuhan pembuluh darah baru berperan dalam penyembuhan luka dan selama
pertumbuhan uterus setelah menstruasi.6
Dari studi tentang pembuluh darah normal dan sel tumor, para ilmuwan
mempelajari bahwa angiogenesis dikontrol oleh keseimbangan sitokinin angogenik dan
antiangiogenik. Faktor lain yang mempengaruhi angiogenesis antara lain pertumbuhan
pembuluh darah endothelial, dan pertumbuhan fibroblast.7
6
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
7/13
BAB III
HASIL PENGAMATAN
III.1Aliran darah sebelum diberikan perlakuan
III.2 Aliran darah setelah pemberian air hangat.
Dinding pembuluh darah melebar (mengalami vasodilatasi) dan aliran darah seolah-
olah tidak tampak karena alirannya lambat.
III.3 Aliran darah setelah pemberian air dingin
Dinding pembuluh darah tampak mengecil (mengalami vasokonstriksi) dan aliran
darah menjadi cepat.
7
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
8/13
d. Aliran darah setelah pemberian epinefrin
Dinding pembuluh darah tampak mengecil (mengalami vasokonstriksi) dan aliran
darah menjadi cepat.
e. Aliran darah setelah pemberian rangsang mekanis
Dinding pembuluh darah tampak mengecil (mengalami vasokonstriksi) dan aliran
darah menjadi cepat, namun hanya berlangsung dalam waktu yang singkat.
8
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
9/13
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Aliran darah sebelum perlakuan
Aliran darah tampak namun alirannya sedang. Keadaan ini merupakan keadaan
normal dimana belum terjadi vasokonstriksi ataupun vasodilatasi karena belum diberikan
perlakuan apapun (pemberian bahan-bahan vasodilatator atau bahan vasokonstriksi dan
pemberian rangsang mekanis).
IV.2 Aliran darah setelah pemberian air hangat.
Pembuluh darah tampak melebar dan darah dalam pembuluh tampak mengalir
lebih lambat. Ini menunjukkan terjadinya vasodilatasi. Dinding pembuluh darah
membesar karena celah-celah interselulernya yang melebar agar ia bisa mengeluarkan
panas yang diterima ke lingkungannya. Dengan kata lain pembuluh darah menjadi
bersifat eksoterm agar ia bisa mengkompensasikan panas yang diterima dengan cara
mengalirkannya ke lingkungan sekitarnya. Daerah yang mengatur vasodilatasi adalah
hipotalamus, dari sini impuls dikirim melalui medulla spinalis dan kemudian ke
pembuluh dari organ yang mendapat rangsang air hangat.
Air hangat termasuk zat vasodilator yang dapat menyebabkan pembuluh darah
berdilatasi. Hal ini disebabkan oleh hambatan pada pusat simpatis pada hipotalamus
posterior yang menyebabkan vasodilatasi.
IV.2 Aliran darah setelah pemberian air dingin
Pembuluh darah tampak mengecil dan alran darahnya menjadi semakin cepat. Ini
menunjukkan terjadinya vasokonstrktor. Dinding pembuluh darah mengecil karena celah-
celah interselulernya mengecil, sebab ia berusaha menahan panas yang ada di dalam
pembuluh agar tidak keluar sementara suhu di daerah interstisial sangat rendah.
Air dingin ini menyebabkan terangsangnya saraf simpatis sehingga diameter
arteriol mengecil. Dengan mengecilnya diameter arteriol maka kecepatan aliran arah
bertambah tetapi jumlah darah berkurang. Menigkatnya kecepatan aliran darah pada
arteriol tidak begitu berpengaruh terhadap kecepatan aliran darah di kapiler, ini
9
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
10/13
disebabkan adanya spingter prekapiler yang dapat mengkontrol kecepatan dan jumlah
aliran darah yang masuk ke kapiler, sehingga jumlah darah yang masuk ke kapiler sesuai
dengan yang dibutuhkan jaringan. Dengan demikian maka jumlah darah yang berlebih
dapat disalurkan ke jaringan lain yang sedang aktif/membutuhkan suplay darah yang
lebih banyak.
IV.3 Aliran darah setelah pemberian epinefrin
Pemberian epinefrin menyebabkan perangsangan simpatis secara langsung yang
menyebabkan peningkatan frekuensi jantung. Epinefrin dapat merangsang vagus
maksimal sampai setinggi 250-300 denyut jantung permenit. Semakin tinggi frekuensi
denyut jantung permenit, maka semakin banyak darah yang dipompa, dan dinding
pembuluh akan terus berkontraksi (mengecil).
IV.4 Aliran darah setelah pemberian rangsang mekanis
Dari hasil pengamatan, pada saat preparat diberi rangsang mekanik, maka aliran
darah pada pembuluh darah yang terkena rangsangsan terhenti sejenak. Terhentinya
aliran darah disebabkan adanya hambatan pada pembuluh darah tersebut.
Perangsangan mekanik akan menyebabkan vasokonstriksi sesaat, setelah itu
diameter pembuluh darah akan kembali ke ukuran normal. Hal ini disebabkan otot polos
pada arteriol dipersarafi oleh saraf simpatis yang peka terhadap rangsang mekanik.
Sejauh ini fungsi sisten kapiler salah satunya adalah untuk memindahkan zat dari
darah kapiler ke cairan interstisiel di sekelilingnya. Namun jika proses ini terhambat akan
menimbulkan suatu keadaan yang dinamakan oedema. Terkumpulnya cairan di dalam
jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasa atau di dalam berbagai rongga tubuh
mengakibatkan gangguan pertukaran cairan dan elektrolit antara plasma denngan jaringan
interstisial. Jika oedema mengumpul dalam rongga maka dinamakan efusi, misalnya efusi
pericardium dan efusi pleura. Peenimbunan cairan dalam rongga peritonium dinamakan
asites. Oedema umum sering dinamakan anasarka.
Faktor-faktor penyebab terjadinya oedema antara lain :
10
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
11/13
1. Tekanan hidrostatik intravaskular meningkat. Terjadi karena kegagalan aliran vena.
Peningkatan menyeluruh tekanan vena dan edema sistemik terjadi apabila timbul
kegagalan jantung kongestif yang mempengaruhi fungsi ventrikel kanan. Kegagalan
jantung kongestif dikaitkan dengan pengurangan aliran darah ginjal. Melalui
serangkaian mekanisme pengaturan yang komplek, pengurangan perfusi gunjal atau
tekanan perfusi mengawali aksis renin-angiotensin-aldosteron, yang mengakibatkan
retensi ion natrium dan air dalam ginjal. Dengan adanya beban cairan ekstra (jantung
tidakmampu mengatasi) selanjutnya hal ini akan meningkatkan tekanan vena dan
terbentuklah oedema.
2. Pengurangan tekanan osmotok plasma. Ini terjadi karena kehilangan albumin serum
yang berlebihan. Seperti yang terjadi pada kasus sindrom nefrotik, sirosis hepatis dan
malnutrisi. Sehingga daya tarik cairan ke arah lumen pembuluh darah berkurang.
Akibatnya keseimbangan cairan bergeser ke arah jaringan.
3. Obstruksi sistem limfatik. Terjadi karena aliran limfe terbendung pada bagian tubuh
makamekanisme pengembalian molekul-molekul besar (protein) yang lolos ke
jaringan ke aliran darah (melalui vena subclavia) tidak terjadi. Akibatnya, molkekul-
molekul bprotein tersebut makin lama makin banyak terkumpul di jaringan
interstisial. Hal tersebut tentu saja akan meninggikan tekanan koloid osmotic jaringan
kemudian terjadi penggeseran cairan ke arah jaringan interstisial lebih banyak dari
biasanya.
4. Permeabilitas kapiler yang meningkat. Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat
permeable pada keadaan tertentu seperti :
Pada bagian tubuh yang mengalami lka baker.
Penderita syok, dimana secara tiba-tiba permeabilitas sangat meningkat,
plasmaberpindah cepat ke jaringan, volume vaskular menjadi kurang, jalan yang
kembali ke jantung berkurang dan organ-organ vital kekurangan darah.
terkena toksin infeksi kman meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
5. Ginjal gagal membuang air. Julah air yang masuk seperti biasa, tetapi pengeluaran air
berkurang. Hal ini mengakibatkan air terkumpul dalam badan sehingga ginjal terlalu
banyak mengabsorpsinatrium dan air kaena tingginya hormone aldosteron yang
dikeluarkan oleh korteks adrenal.
11
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
12/13
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari laporan ini sebagai berikut :
1.Mikrosirkulasi berperan dalam transport oksigen, korbondioksida, ion hydrogen, obat-
obatan dan hormone kejaringan tertentu di dalam tubuh.
2.Bagian-bagian yang berperan dalam sirkulasi meliputi arteri, arteriola, kapiler, venula
dan vena.
3.Secara anatomis, system vaskuler dibagi dalam 3 bagian, yaitu system distribusi,
system difusi dan system pengumpul.
4.Dari percobaan, yang termasuk bahan vasodilatasi adalah air hangat dan bahan
vasokonstriksi adalah air dingin, epinefrin.5.Rangsangan mekanis dapat menyebabkan pembuluh darah mengalami vasokonstriksi.
6.Oedema disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan tekanan osmotic
plasma, obstruksi system limfatik, peningkatan permeabilitas dan kegagalan ekskresi
air oleh ginjal.
12
-
7/30/2019 Lap. Mikrosirkulasi
13/13
DAFTAR PUSTAKA
1. Mikrosirkulasi Darah.. (Serial online) [internet] Jan 22, 2006. Available from
URL/http :http://www.freshyindonesia.com/produk3.phpAccessed :May 10, 2006
2. Syaifuddin, H. 2001. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta :Widya Medika3. Jantung dan Pembuluh Darah. (Serial online) [internet].Available from : //www.
Geocities.mayo_clinic.mikrosirkulasi3564565..htm. Accessed : May 10, 2006
4. Ganong, Wlliam F.2002. Fisiologi Kedokteran Ed. 20. Jakarta : EGC
5. Silverthorn, Dee Unglaub. 2001. Human Physiology An Intgrated Approach. San
Fransisco : Pearson Education Ltd.
13
http://www.freshyindonesia.com/produk3.phphttp://www.freshyindonesia.com/produk3.php