Bab 1bab 2 Bab 3 Lap Kkl universitas muhammadiyah palembang 2015/2016
LAP KKL VIA
-
Upload
phutrii-ayuningtyas -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of LAP KKL VIA
![Page 1: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/1.jpg)
PENDAHULUAN
Kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL) merupakan kegiatan wajib untuk
mahasiswa.Dalam KKL memberikan banyak manfaat yaitu dapat mengetahui secara langsung
kondisi perusahaan yang dikunjungi, serta dapat menanyakan secara langsung pengetahuan yang
belum didapat di perkuliahan secara umum.Sehingga dapat diperbandingkan antara yang
diperoleh diperkuliahan dan di dunia kerja yang sebenarnya.
Kuliah kerja lapangan kali ini adalah berlokasi di Jakarta dan bandung. Untuk daerah
Jakarta mengunjungi kantor akuntan public Ernst and Young dan Direktorat jendral pajak pusat.
Sedangkan di daerah Bandung adalah Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Industri jasa audit keuangan telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Tak
hanya di negara-negara yang secara ekonomi sudah maju, besarnya permintaan atas jasa audit
juga merambah kawasan emerging market.Indonesia misalnya. Kemajuan pasar modal di
kawasan tersebut berimbas pada kebutuhan perusahaan akan opini dan penilaian pihak ketiga.
Salah satu yang memerlukannya adalah laporan keuangan perusahaan.
Perusahaan yang dimaksud di sini tentunya perusahaan publik.Memang, beberapa
industri, perbankan misalnya, juga mensyaratkan hal tersebut. Namun menurut peraturan
perundangan, perusahaan yang sudah go public itulah yang memang paling berkewajiban
mencantumkan pernyataan auditor independen dari laporan keuangan mereka.
Bagi perusahaan yang sudah mencatatkan diri di bursa, men-disclose informasi yang
bersinggungan dengan kepentingan publik merupakan sebuah keharusan. Di Indonesia, pasal 86
ayat 1a UU Pasar Modal No 8/1995 mensyaratkan emiten atau perusahaan publik untuk
memberikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan masyarakat.
Laporan berkala yang dimaksud adalah informasi reguler tentang kegiatan usaha dan
keadaan keuangan emiten atau perusahaan publik.Bagi masyarakat (baca investor), laporan
tersebut dibutuhkan untuk keputusan investasi. Salah satu laporan yang wajib mendapatkan opini
![Page 2: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/2.jpg)
auditor publik, dalam hal ini kantor akuntan publik (KAP), adalah laporan keuangan tahunan
perusahaan.
Salah satu jasa yang diberikan KAP adalah atestasi. Mengutip Wikipedia, atestasi
merupakan suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh pihak yang
independen dan kompeten, yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas sudah sesuai
atau belum dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi sendiri adalah suatu pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam
laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dengan demikian besarnya keingintahuan dan manfaat yang diberikan maka KKL pada
hari pertama dimulai mengunjungi KAP terbesar yaitu :
KANTOR AKUNTAN PUBLIK ERNST AND YOUNG
Ernst & Young (EY atau E&Y) adalah perusahaan jasa profesional yang merupakan salah satu
dari the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers (PwC), Deloitte Touche
Tohmatsu (Deloitte), dan KPMG. Di Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan
Publik Purwantono, Suherman & Surja (PSS). Klien utama Ernst & Young antara lain Pertamina,
Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Krakatau Steel & Group, Coca
Cola Bottling Indonesia&Indosat.
EY memiliki empat lini jasa utama:
Assurance, yaitu audit keuangan (assurance pokok) yang menyumbangkan 54% dari total
pendapatan pada 2007.
Tax, meliputi Business Tax Compliance, Human Capital, Indirect Tax, International Tax
Services, Tax Accounting & Risk Advisory Services, dan Transaction Tax, dengan
kontribusi pendapatan pada 2007 sebesar 22%.
Transactions meliputi due diligence komersial, keuangan, real estat, dan pajak,
merger&akuisisi, penilaian & pemodelan bisnis, restrukturisasi korporasi, dan jasa
integrasi. Dikenal sebagai Transaction Advisory Services (TAS).
![Page 3: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/3.jpg)
Advisory, meliputi Technology and Security Risk Services (TSRS), Fraud Investigation
and Dispute Services (FIDS), dan Business Risk Services (BRS). Sebelumnya lini jasa ini
disatukan dengan Assurance dalam Assurance and Advisory Business Services (AABS).
Lini jasa ini menyumbangkan 12% pendapatan pada 2007.
JENJANG KARIER EY
Adapun jika ingin berkarier di Ernst & Young memiliki Jenjang level/tingkatan di Ernst &
Young untuk profesional adalah sebagai berikut:
1. Assistant 1
2. Assistant 2
3. Senior 1
4. Senior 2
5. Senior 3
6. Manager 1
7. Manager 2
8. Manager 3
9. Senior Manager
10.Executive Director
11. Partner
Pada umumnya untuk level assistant sampai dengan senior, kalau performance anda
memenuhi harapan, maka setiap tahunnya akan naik ke level berikutnya yang berdampak
terhadap perubahan salary anda, bahkan kalau performance anda melebihi dari harapan dan anda
dianggap mampu, jangan heran kalau anda bisa double promote.
![Page 4: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/4.jpg)
DIREKTORAT JENDRAL PAJAK
Tempat tujuan KKL selanjutnya adalah direktorat jendral pajak yang berlokasi di Jl. Jend.Gatot
Subroto No. 40-42 Jakarta Selatan. Direktorat jendral pajak yang kami kunjungi merupakan
kantor pusat. Sehingga segala aktivitas perpajakan berpusat disini.Sehingga banyak keuntungan
yang diambil dari KKL disini.
Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan
Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang perpajakan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pajak
menyelenggarakan fungsi:
Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang perpajakan.
Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan.
Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perpajakan.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan.
Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.
Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan
usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN.Pada dasarnya, setiap barang dan jasa
![Page 5: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/5.jpg)
adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang
PPN.Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%.Dalam hal ekspor, tarif PPN adalah 0%.Yang
dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
peraian, dan ruang udara diatasnya.
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :
a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat
4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris,
serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan.
PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB
diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti
halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan
![Page 6: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/6.jpg)
BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
1. Pajak Propinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
2. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel;
b.Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
g. Pajak Parkir.
Tugas dan Peran di Direktorat Jendral Pajak Pusat
a. Sekretariat Direktorat Jenderal
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada semua unsur di DJP.
b. Direktorat Peraturan Perpajakan I
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan
KUP, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PPN dan PPnBM, serta PTLL, dan PBB dan
BPHTB.
c. Direktorat Peraturan Perpajakan II
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan PPh,
perjanjian dan kerjasama perpajakan internasional, bantuan hukum, pemberian bimbingan
dan pelaksanaan bantuan hukum, dan harmonisasi peraturan perpajakan.
![Page 7: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/7.jpg)
d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemeriksaan
dan penagihan pajak.
e. Direktorat Intelijen dan Penyidikan
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang intelijen dan
penyidikan pajak.
f. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang ekstensifikasi
dan penilaian perpajakan.
g. Direktorat Keberatan dan Banding
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keberatan dan
banding.
h. Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang potensi,
kepatuhan, dan penerimaan.
i. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penyuluhan,
pelayanan dan hubungan masyarakat.
j. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang teknologi
informasi perpajakan.
k. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepatuhan
internal dan transformasi sumber daya aparatur.
l. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi
teknologi komunikasi dan informasi.
m. Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi
proses bisnis.
![Page 8: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/8.jpg)
Kantor direktorat jendral pajak yang tersebar diseluruh Indonesia :
Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar , di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus , di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat , di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat , di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan , di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur, di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Jakarta Utara, di Jakarta
Kantor Wilayah DJP Nanggroe Aceh Darussalam, di Banda Aceh
Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I, di Medan
Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II, di Pematang Siantar
Kantor Wilayah DJP Riau dan Kepulauan Riau, di Pekanbaru
Kantor Wilayah DJP Sumatera Barat dan Jambi, di Padang
Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung, di Palembang
Kantor Wilayah DJP Lampung dan Bengkulu, di Bandar Lampung
Kantor Wilayah DJP Banten, di Serang
Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I, di Bandung
Kantor Wilayah DJP Jawa Barat II, di Bekasi
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I, di Semarang
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, di Surakarta
Kantor Wilayah DJP DI Yogyakarta, di Yogyakarta
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I, di Surabaya
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II, di Sidoarjo
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III, di Malang
Kantor Wilayah DJP Bali, di Denpasar
Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara, di Mataram
Kantor Wilayah DJP Kalimantan Barat, di Pontianak
Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah, di Banjarmasin
Kantor Wilayah DJP Kalimantan Timur, di Balikpapan
Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara, di Makassar
![Page 9: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/9.jpg)
Kantor Wilayah DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara, di Manado
Kantor Wilayah DJP Papua dan Maluku, di Jayapura
KPPN
A. Sejarah Singkat
Awal pembentukan KPPN Bandung I dimulai pada tahun 1965 berdasarkan keputusan
Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan Republik Indonesia tanggal 22
Desember 1964 Nomor PKN/1/6/4 dan mulai beroperasi pada Januari 1965 dengan
nomenklatur pada saat itu yaitu Kantor Pusat Perbendaharaan Negara.
Dalam sejarah perjalanannya sejak Januari 1965 sampai saat ini KPPN Bandung I telah
mengalami beberapa kali perubahan nomenklatur mulai dengan Kantor Pusat
Perbendaharaan Negara, kemudian pada tahun 1968 berubah menjadi Kantor Bendahara
Negara, selanjutnya pada tahun 1975 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan Negara
dan pada tahun 1990 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
sekaligus memisahkan KPKN Bandung I dan KPKN Bandung II berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan tanggal 12 Juni 1989 nomor.645/KMK.01/1989
Sejalan dengan pengembangan Organisasi pada Tahun 2002 KPKN Bandung II bergabung
dengan KPKN Bandung I dan Menjadi KPKN Bandung. Pada tahun 2004 KPKN berubah
lagi nomenklaturnya menjadi KPPN Bandung. Kemudian, untuk lebih meningatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat berdasarkan keputusan Menteri Keuangan
nomor.214/KMK.01/2005 tanggal 2 Mei 2005 KPPN Bandung pecah menjadi KPPN
Bandung I dan KPPN Bandung II.
B. Wilayah Kerja
Wilayah Kerja KPPN Bandung I meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, dan Kota Cimahi. dengan satuan kerja berjumlah 237 satker sebagi
berikut :
Kantor Daerah (KD) : 103 Satker
Kator Pusat (KP) : 47 Satker
Dekosentrasi : 53 Satker
![Page 10: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/10.jpg)
Tugas Pembantuan : 34 Satker
C. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di KPPN Bandung I Berjumlah 50 Orang dengan
komposisi sebagai berikut :
1. Menurut jenis kelamin :
Laki-Laki : 27 Orang Pegawai
Perempuan : 23 Orang Pegawai
2. Menurut tingkat pendidikan dan golongan :
3. Menurut tingkat pendidikan dan eselon :
4. Menurut usia dan golongan :
D. Prestasi/Penghargaan Yang Pernah Diraih
KPPN Bandung I Mendapat Juara harapan IV di tahun 2009 dalam penilaian KPPN
Percontohan se Indonesia.
E. Tugas dan Fungsi Pelayanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 134/PMK.01/2006 tanggal 22
Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, KPPN Bandung I mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
A. Tugas Pokok :
1. Melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendaharawan umum,
2. Penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta
3. Melakukan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas
negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Fungsi :
![Page 11: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/11.jpg)
1. Pengujian terhadap dokumen surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang-
undangan ;
2. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana dari Kas Negara atas nama Menteri Keuangan
(Bendahara Umum Negara) ;
3. Penyaluran Pembiayaan atas beban APBN ;
4. Penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan
5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran Negara melalui dan dari Kas Negara
6. Pengiriman dan penerimaan kiriman uang ;
7. Penyusunan Laporan Pelaksanaan APBN ;
8. Penyusunan Laporan Realisasi pembiayaan yang berasal dari Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri ;
9. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak ;
10. Penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi
11. Pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan
12. Pelaksanaan kehumasan
13. Pelaksanaan administrasi KPPN.
![Page 12: LAP KKL VIA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5695d4b11a28ab9b02a266b2/html5/thumbnails/12.jpg)
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
JAKARTA- BANDUNG
20 – 24 JANUARI 2013
NAMA : NOVIA AYU PUSPITASARI
NIM : 12030110141107
AKUNTANSI REGULER II
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO