lap. kimling I

download lap. kimling I

If you can't read please download the document

Transcript of lap. kimling I

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN I ANALISIS ZAT PADAT DALAM AIR

OLEH : FAHIMATUL ULYA (408332417737) OFF GG KELOMPOK 2

LABORATORIUM KIMIA LINGKUNGAN JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2011

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN I ANALISIS ZAT PADAT DALAM AIR Pengertian Analisis zat padar dalam air sangat penting bagi penentuan komponen komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses proses pengolahan air buangan atau untuk keperluan air minum. Analisis zat padat dalam air meliputi analisis Padatan tersuspensi total, Padatan terlarut total , dan Total padatan serta Kekeruhan. Padatan terlarut adalah padatan yang memiliki ukuran lebih kecil daripada padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa senyawa anorganik dan organic yang larut dalam air seperti mineral dan garam garamnya. Sebagai contoh air buangan pabrik gula biasa mengandung berbagai jenis gula yang larut, sedangkan air buangan buangan industry kimia sering mengandung mineral mineral seperti merkuri dan lain lain. Padatan terlarut dan tersuspensi mempengaruhi ketransparan dan warna air. Warna air juga ada hubungannya dengan kualitas air. Demikian juga apabila bahan terlarut dalam air adalah nutrisi tanaman seperti fosfat dan nitrat, maka air itu memliki produktivitas (kemampuan mendukung kehidupan ) tinggi. Air seperti seperti itu disebut eutropik. Sebaliknya air yang mempunyai produktivitas rendah disebut oligotrofik. Contohnya :danau dengan padatan terlarut total di bawah 100 mg/L dianggap oligotropik. Sedangkan danau dengan padatan terlarut total di atas 100 mg/L dianggap kondisi eutropik. Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi ini terdiri dari partikel partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan bahan organic tertentu. Sedangkan analisis air selain padatan padatan tersebut adalah analisis total padatan yaitu semua padatan yang setelah airnya dihilangkan atau diuapkan.

Tujuan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui tingkat pencemaran contoh atau sampel air oleh zat padat. Sampel Adapun sampel yang digunakan yaitu : Sampel berupa air permukaan (sungai atau saluran) dengan warna air kecoklatan coklatan. Adapun sampel yang didapat yaitu berasal dari daerah Adapun lokasi pengambilan sampel yaitu di daerah Merjosari di kota Malang pada tanggal 30 Januari 2011 pukul 08.00 pada pagi hari. Denah daerah tiap titik di letakkan pada lampiran. Sifat Fisik Sampel secara Kimiawi dan Biologi Titik A B C D Suhu(0C) 24 25 25 24 Warna Cokelat kehijauan Cokelat kehijauan Cokelat keruh Cokelat keruh Bau Kekeruhan keruh keruh Sedikit keruh Keruh Hewan Ikan kecil Yuyu atau kepiting sungai Tumbuhan Lumut Lumut Lumut Lumut

Kondisi Badan Air Titik A B C D Kecepatan Arus (m/s) 2/7 1 1/3 1/2 Lebar Sungai (meter) 5,7 6,9 5, 61 2, 6 Kedalaman (cm) 89 40 70 13 Kerikil Batuan besar Batuan besar Bagian bawah sungai Pasir

Pengambilan sampel mengikuti tata cara pengambilan sampel yang benar, dengan empat titik pengambilan sampel

Persiapan Pengambilan Sampel (Alat alat) Alat Pengambil Sampel Untuk mengambil sampel, kami menggunakan gayung plastic serta tali raffia untuk membantu kami mengambil sampel yang letak nya sulit dijangkau. Alat Penyimpan Sampel Untuk menyimpan sampel kami menggunakan botol aqua berukuran 1,5 L sebanyak 4 buah yang telah ditandai dengan spidol yaitu botol sampel A, B, C dan D. Sedangkan untuk mengawetkan sampel tersebut agar terjaga kualitasnya kami menggunakan Box es dari steroform sebanyak 1 buah, yang di dalam nya telah diisi dengan es batu secukupnya. Peralatan Pendukung Peralatan pendukung yang kami gunakan yaitu sarung tangan plastic agar terjaga kehigenisannya. Peralatan pendukung lainya yaitu meteran untuk mengukur lebar sungai serta tali raffia dan batang untuk mengukur kedalaman sungai Volume sampel yang digunakan tiap tiap titik yaitu titik A, B, C dan D sebanyak 1, 5 L Prosedur Prosedur Uji Padatan Tersuspensi Total Alat dan Bahan Kertas saring halus Neraca analitis Botol 1 liter Corong Sampel air sungai titik A, B, C dan D Cara kerja Menimbang kertas saring Menyaring 1 liter sampel melalui kertas saring yang telah

ditimbang. Mengeringkan kertas saring sampai sempurna. Menimbang kembali kertas saring yang memiliki perubahan bobot kertas saring dengan endapan Prosedur Uji Padatan Terlarut Total Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan: Gelas kimia 250 mL Kamar bebas debu jika ada Neraca analitis Pemanas listrik Pipet Volumetri Sampel air sungai titik A, B, C dan D Cara Kerja Menimbang 4 gelas kimia yang bersih dan kering, sampai ketilitian 0,0001 gram. Memasukkan 100 mL filtrate dari uji padatan tersuspensi total dalam masing masing gelas kimia. Menguapkan dengan hati hati dan perlahan sampai kering dengan pemanas listrik dalam kamar bebas debu. Jangan terlalu panas sebab sebagian padatan dapat ikut menguap atau terurai. Menimbang keempat gelas kimia tersebut setelah dingin dan mencatat perbedaan bobot keempat gelas kimia tersebut. Menghitung padatan terlarut dalam 100 mL air dengan mengambil rata rata perbedaan bobot keempat gelas kimia tersebut. Mengalikan dengan 10.000 sehingga dapat dinyatakan dalam ppm. Prosedur Uji Total Padatan Alat dan Bahan Oven Gelas kimia

Neraca analitis Desikator Lampu spritus Kski tiga + kasa asbes Tang krusibel Sampel air sungai titik A, B, C dan D Cara Kerja Adapun cara kerjanya yaitu : Mengatur suhu oven pada 110 oC dan memasukkan gelas kimia kedalamnya 1 jam. Mengambil dengan menggunakan tang krusibel, lalu didinginkan di dalam desikator kemudian ditimbang dan disimpan dalam desikator sampai akan digunakan. Menuangkan sampel air 50 ml ke dalam gelas kimia tersebut dan diuapkan hingga habis Mengeringkan gelas kimia dan sampel air yang telah diuapkan dalam oven pada temperature 110 oC selama 1 jam . Selama 1 jam diambil gelas kimia tersebut samapai berat nya konstan Menghitung total padatan dengan rumus :

A = berat sampel air yang dikeringkan + gelas kimia B = berat gelas kimia kosong Laporan Berdasarkan analisis yang kami lakukan terhadap ke empat sampel adalah sebagai berikut data yang diperoleh : Data Uji padatan tersuspensi total Berat kertas saring mula mula : Sampel A Sampel B : 0,5694 gram : 0,5658 gram

Sampel C Sampel D Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D

: 0,5856 gram : 0,5117 g + 0.4605 g = 0,9722 gram : 0,6854 gram : 0,5748 gram : 0,5896 gram : 1,0928 gram

Berat kertas saring akhir + endapan

Data Uji padatan terlarut total Berat gelas kimia kosong Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D : 48, 5838 gram : 51,7290 gram : 101,7100 gram : 100,8804 gram : 48,6074gram : 51,7503 gram : 101,7763 gram : 100,9929 gram

Berat gelas kimia akhir

Data Uji total padatan Berat gelas kimia kosong I Sampel A 34,6602gram Sampel B gram Sampel C gram Sampel D gram Berat gelas kimia akhir I Sampel A : 34,6639 : 54,3877 : 34,2365 : 33,9769 : Berat gelas kimia kosong II Sampel A gram Sampel B gram Sampel C gram Sampel D gram gram : 33,9870 : 34,6050 : 33.9985 : 34,0589

Sampel B gram Sampel C gram Sampel D gram

: 33,9865 : 34,2553 : 54,4106

Sampel A gram Sampel B gram Sampel C gram Sampel D

: 34,1079 : 34,0077 : 34,6221 : 33,9920

Berat gelas kimia akhir II Perhitungan dan Analisis Data

gram

Berikut ini adalah hasil perhitungan data dari Uji Padatan Tersuspensi Total

Berdasarkan rumus diatas dapat dihitung padatan tersuspensi tiap sampel yaitu Berat endapan tersuspensi sampel A = 0,6854 gram 0,5694 gram = 0,116 gram Berat endapan tersuspensi sampel B = 0,5748 gram 0,5658 gram = 0,009 gram Berat endapan tersuspensi sampel C = 0,5896 gram 0,5856 gram = 0,004 gram Berat endapan tersuspensi sampel D = 1,0928 gram 0,9722 gram = 0,1206 gram Uji Padatan Terlarut total Sampel A = 48,6074 48, 5838 = 0,0236 gram Berat air = 100 mL x 1 g/mL = 100 g Padatan terlarut total = = 2,36 ppm Sampel B = 51,7503 51,7290 = 0,0213 gram Berat air = 100 mL x 1 g/mL = 100 g

Padatan terlarut total = = 2,13 ppm Sampel C = 101,7763 101,7100 = 0,0663 gram Berat air = 100 mL x 1 g/mL = 100 g Padatan terlarut total = = 6,63 ppm Sampel D = 100,9929 100,8804 = 0,0425 gram Berat air = 100 mL x 1 g/mL = 100 g Padatan terlarut total = = 4,25 ppm Uji Total Padatan

Sampel A A1B1 = 34,6639 34,6602 = 0,0097 A2B2 = 34,1079 34,0589 =0,049 Sampel B A1B1 = 33,9865 33,9769 = 0,0096 A2B2 = 34,0077 33.9985 =0,0092 Sampel C A1B1 = 34,2553 34,2365 = 0,0188 A2B2 = 34,6221 34,6050 =0,0171 Sampel D A1B1 = 54,4106 54,3877 = 0,0226 A2B2 = 33,9920 33,9870 =0,00

Sehingga didapat table berikut Titik Pengambilan Sampel A B C D Jarak (Meter ) 10 10 17 20 Warna air Cokelat kehijauan Cokelat kehijauan Cokelat keruh Cokelat keruh

Waktu Padatan Padatan Total Kekeruhan tersuspensi terlarut padatan pengambila (NTU) sampel (mg/L) (mg/L) (mg/L) 11,2 12,8 10,0 33,7 0,116 0,009 0,004 0,1206 2,36 ppm 2,13 ppm 6,63 ppm 4,25 ppm 0,587 0,118 0,359 0,279

Jam 08.00 pada pagi hari

Pembahasan Dari data diatas dapat diketahui di daerah sampel mana yang memiliki tingkat ketransparansi yang paling tinggi dan paling rendah. Yang paling tinggi adalah di titik C karena kekeruhannya setelah dihitung dengan turbidimeter hanya 10,0 NTU. Pada titik ini pun lumut dan beberapa hewan kecil ada sehingga menunjukkan semakin tinggi tingkat ketransparansian atau tingkat kekeruhannya maka semakin banyak cahaya yang dapat menembus air permukaan, sehingga tumbuhan dan hewan yang memerlukan oksigen di daerah ini dapat hidup cukup baik. Namun pada titik C ini juga yang memiliki padatan terlarut paling banyak yaitu sebanyak 6,63 ppm. kemudian dapat dilihat bahwa yang memiliki tingkat kekeruhan sangat tinggi atau tingkat ketransparan paling rendah yaitu titik D. Dilihat dari jumlah NTU nya serta warna nya yang coklat keruh. Hal ini diakibatkan dalam sampel D itu merupakan titik percabangan antara sungai yang mengalami erosi dengan aliran sungai menuju sungai besar (kali metro). Sedangkan yang memiliki tingkat padatan tersuspensi paling tinggi yaitu adalah titik A dan titik D karena titik A dan titik D

merupakan bagian sungai yang mengalami erosi dari tanah bagian sawah disekitar tempat pengambilan sampel tersebut. Sedangkan yang memiliki tingkat total padatan paling tinggi adalah titik A karena titik A merupakan bagian sungai yang menerima 2 arah aliran sungai kecil yang berasal dari persawahan. Tingkat warna dari air sungai tersebut selain disebabkan oleh banyaknya jumlah endapan tersuspensi dan endapan terlarut tetapi juga disebabkan oleh adanya organism yang hidup di aliran sungai tersebut. Seperti pada titik A dan titik B yang berwarna coklat kehijauan karena pada aliran sungai ini memiliki banyak lumut, sebagai mikroorganisme yang hidup.

Lampiran 1 Laporan sementara percobaan I Analisis Zat Padat dalam Air Tabel Data : Hasil pengamatan Waktu

Titik Pengambilan Sampel

Jarak (Meter )

Warna air Cokelat

Kekeruhan (NTU)

Padatan tersuspensi (mg/L)

Padatan terlarut (mg/L) 2,36 ppm 2,13 ppm 6,63 ppm 4,25 ppm

Total

padatan pengambila sampel (mg/L) pada pagi hari 0,118 0,359 0,279

Jam 08.00 11,2 0,116 0,587

A

10

kehijauan

B C D

10 17 20

Cokelat kehijauan Cokelat keruh Cokelat keruh

12,8 10,0 33,7

0,009 0,004 0,1206

Pertanyaan Timbulnya warna air sebagaimana terlihat pada table diatas, menurut saudara disebabkan oleh apa ? Diantara keempat contoh air yang dianalisis yang mana yang memliki ketransparan yang rendah ? jelaskan jawaban saudara ! Diantara keempat contoh air yang saudara analisi yang manakah yang memiliki produktivitas tinggi? jelaskan jawaban saudara ! Sebutkan tingkat pencemaran oleh zat padat dari keempat contoh air tersebut masing masing.? jelaskan jawaban saudara ! Menurut saudara, bagaimana tingkat pencemaran oleh zat padat dari sungai yang saudara ambil sampelnya? jelaskan jawaban saudara ! Adakah hubungan antara ketranspanan air dengan reaksi fotosintesis dalam air? jelaskan jawaban saudara dengan persamaan reaksinya!

Sebutkan manfaat reaksi fotosintesis dalam air bagi perairan tersebut? Jawaban Pertanyaan jawaban dari pertanyaan tersebut adalah warna dari air tesebut berwarna cokelat kehijauan karena terdapat sedikit endapan dari tanah akibat erosi dari sawah , sedangkan kehijauannya berasal dari lumut yang tumbuh di perairan sungai tersebut. Yang memiliki ketransparan rendah adalah titik D karena titik D merupakan titik percabangan antara sungai kecil yang mengalir di area persawahan yang akan menuju ke aliran sungai besar, sehingga tentu saja airnya sangat keruh alias memiliki ketransaparan paling rendah. Kekeruhan tersebut diakibat kan tanah hasil erosi dari persawahan langsung menuju ke sungai kecil bagian D. Yang memiliki prokdutivitas paling tinggi adalah bagian titik C karena pada titik inilah ada terlihat ikan kecil dan yuyu yang bisa hidup di aliran sungai ini. Beberapa ikan kecil dan yuyu begitu juga lumut dapat hidup dikarenakan dilihat dari tingkat kekeruhan yang kecil menyebabkan ketransparan air tinggi. Sehingga cahaya matahari dapat menembus bagian C. sehingga banyak oksigen yang terdapat dalam air sehingga ikan kecil dan yuyu dapat hidup di bagian ini. Cahaya matahari juga ikut membantu lumut melakukan fotosintesis Sampel yang kami ambil termasuk pencemaran nya tidak terlalu banyak semuanya termasuk dalam tingkatan eutropik yang memiliki padatan terlarut kurang dari 100 g/mL. Tingkatan nya dimulai dari yang paling rendah yaitu titik C, titik B, titik A dan titik D. Titik C memiliki tingkat paling rendah karena merupakan titik yang memiliki tingkat prokdutivitas paling tinggi karena ketransparansiannya rendah. Sedangkan titik A dan D yang dianggap pencemarannya paling tinggi dikarenakan tingkat

kekeruhan yang tinggi serta tingkat ketransparannya rendah sehingga cahaya matahari tidak dapat menembus air sungai di bagian titik A dan D. Sehingga tingkat produktivitasnya rendah. Kesemua sampel yang kami ambil pada aliran sungai metro ini termasuk pencemarannya rendah karena termasuk dalam tingkatan eutropik yang memiliki padatan terlarut kurang dari 100 g/mL. Ada hubungannya antara tingkat ketransparan air sungai dengan fotosintesis. Yaitu semakin rendah tingkat ketransparan air sungai maka semakin sulitnya cahaya matahari untuk menembus air sungai sehingga fotosintesis tersebut semakin sedikit, sedangkan fotosintesis memerlukan banyak cahaya matahari untuk melangsungkan pembuatan makanan. Begitu pula dengan sebaliknya apabila semakin tinggi tingkat ketransparan air sungai maka semakin mudah cahaya matahari menembus air sungai sehingga tingkat fotosintesis semakin banyak. Berikut adalah persamaan reaksi fotosintesis.