Bab i Lap Ptk a A

110
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN SEMESER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010 disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK 4501) Program S 1 PGSD Universitas Terbuka Oleh : Nama : Afghoni NIM : 815301241 Program Studi : S1 PGSD Masa Ujian : 2010.1 UNIVERSITAS TERBUKA

Transcript of Bab i Lap Ptk a A

Page 1: Bab i Lap Ptk a A

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MATA PELAJARANILMU PENGETAHUAN ALAM

DANPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN SEMESER II TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK 4501)

Program S 1 PGSD Universitas Terbuka

Oleh :

Nama : AfghoniNIM : 815301241Program Studi : S1 PGSDMasa Ujian : 2010.1

UNIVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANGPOKJAR KABUPATEN PEKALONGAN

2010

Page 2: Bab i Lap Ptk a A

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARANMELALUI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA

PADA PELAJARAN IPA KOMPETENSI DASAR PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DI KELAS IV SEMESTER II

SD NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

disusun untuk memenuhi tugasMata kuliah PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

Program S 1 PGSD Universitas Terbuka

Oleh :

Nama : AfghoniNIM : 815301241Program Studi : S1 PGSDMasa Ujian : 2010.1

UNIVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANGPOKJAR KABUPATEN PEKALONGAN

2010

Page 3: Bab i Lap Ptk a A

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Afghoni

NIM : 815301241

Program Studi : S1 PGSD

Tempat mengajar : SD Negeri Tosaran

Jumlah pembelajaran : IPA : 2 (dua), PKn : 2 (dua)

Tempat pelaksanaan : SD Negeri Tosaran Tanggal Pelaksanaan :

IPA : 17 Februari 2010, Siklus I

3 Maret 2010, Siklus II

PKn : 15 Februari 2010, Siklus I

1 Maret 2010, Siklus II 20 i

20096 Pebruari 2009

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

A. Mata Pelajaran IPA

1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan

model pembelajaran Belajar IPA pada pembelajaran kompetensi dasar

perubahan lingkungan fisik.

2. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

B. Mata Pelajaran PKn

1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan

model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran materi

pengaruh Globalisasi dilingkungannya.

2. Meingkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

Semarang, Mei 2010 Menyetujui Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Drs. Achmad Suhud, M.Pd AfghoniNIP. 19570815 198303 1 005 NIM. 815301241

36

Page 4: Bab i Lap Ptk a A

M O T T O

1. Ilmu dan amal soleh yang akan menemani kita sampai ke akherat

2. Tiada harta yang lebih berharga dari pada ilmu dan amal soleh

3. Gunakan yang lima sebelum datang yang lima :

a. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu

b. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu

c. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu

d. Masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu

e. Masa hidupya sebelum datang kematiamu

(HR. Al Hakim)

4. Hari ini harus lebih baik dari pada hari kemaren, dan hari mendatang

harus lebih baik dari pada hari ini

5. Manusia yang merugi adalah yang keadaannya sama persis dengan hari

kemaren dan tidak ada sedikitpun peningkatan atau kemajuan yang dicapainya

6. Jika kamu bisa memimpikannya, maka kami bisa melakukannya (Walt

Disney)

36

Page 5: Bab i Lap Ptk a A

PERSEMBAHAN

Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) melalui Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini penulis persembahkan kepada :

1. Ibu tercinta ( Umiyati bin Munawar )

2. Istri tercinta ( Nur Indayati )

3. Anak-anak tercinta ( Silma M, Ghani S, Difa AS )

36

Page 6: Bab i Lap Ptk a A

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tugas yaitu melaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas dan pembuatan laporan hasil penelitian tersebut dengan baik. Penyusunan

laporan ini untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan dalam mata

kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program S1

PGSD Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Semarang.

Laporan ini terdiri dari dua PTK yaitu :

1. Mata pelajaran IPA dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan

Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Belajar IPA

pada Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik di Kelas IV Semester II

SD Negeri Tosaran.

2. Mata pelajaran PKn dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Belajar

Siswa melalui Penerapan model pembelajaran Examples Non Examples pada

pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Pengaruh Globalisasi di Lingkungannya

Kelas IV Semester II SD Negeri Tosaran.

Penyelesaian tugas Penelitian Tindakan Kelas dan pembuatan laporan ini

tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas maupun pembuatan laporan. Untuk itu perkenankanlah

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs.Achmad Suhud, M.Pd yang telah memberi bimbingan dan pengarahan

dalam penulisan laporan ini.

2. Para Dosen UT, yang telah memberi bekal ilmu dalam menempuh program SI

3. Ibu Tarjati, S..Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri TosaranKecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang telah memberi izin dan fasilitas

selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung.

4. Ibu Eni Purwanti, A.Ma.Pd selaku teman sejawat yang telah mengamati,

memberi masukan dan membantu memecahkan masalah selama kegiatan PTK

berlangsung.

36

Page 7: Bab i Lap Ptk a A

5. Teman-teman satu kelompok yang telah memberikan saran dan masukan

untuk kesempurnaan laporan ini.

6. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan yang telah berpartisipasi aktif.

Demikian laporan yang dapat kami sampaikan. Sebaik-baik laporan

disusun pasti ada kekurangannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga

laporan ini bermanfaat bagi rekan-rekan guru yang membutuhkan wawasan

pendidikan. Amin.

Pekalongan, Mei 2010

Peneliti

36

Page 8: Bab i Lap Ptk a A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka

memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Berbagai upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik oleh

pemerintah, lembaga pendidikan maupun masyarakat diantaranya

dilakukannya upaya-upaya inovasi dibidang pendidikan dan pembelajaran.

Berhasil atau tidaknya belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh

bermacam-macam faktor, yaitu faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri dan

faktor yang ada di luar siswa (Purwanto, 1991: 102). Faktor yang ada di dalam

siswa itu antara lain faktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan, latihan,

motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor di luar siswa antara lain faktor

keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan

kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Namun demikian kemampuan dunia pendidikan akan berfungsi optimal

apabila memiliki sistem dan isi yang relevan dengan tuntutan kebutuhan

pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pendidikan adalah

melalui proses pembelajaran yang bermutu sesuai dengan PAKEM.

Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA

seyogyanya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang

rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi

sosial. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa harus terlibat secara

langsung dalam kegiatan nyata. Siswa diberi kesempatan memperoleh

pengalaman langsung dengan objek dan interaksi sosial dalam kelompoknya

saat mencocokkan konsepsi awalnta dengan konsep yang disepakati ilmuwan.

Untuk itu guru memiliki peran strategis dalam menanamkan

pengetahuan dan keterampilan bagi siswa. Peran guru yang dominan di kelas

dialihkan menjadi fasilitator belajar. Peran ini menuntut kemampuan guru

menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan.

36

Page 9: Bab i Lap Ptk a A

Proses pembelajaran pelajaran IPA di sekolah dasar dilaksanakan

tergantung pada kondisi sekolahnya, baik metodenya atau media

pembelajarannya. Secara umum pembelajaran IPA masih disampaikan secara

konvensional dalam artian ceramah dan tanya jawab. Peranan guru lebih

dominan sebagai penceramah bukan sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran dan siswa menerima konsep-konsep IPA secara abstrak.Hanya

sedikit yang menggunakan metode eksperimen atau demontrasi. Hal itu

terkendala pada ketersediaan media pembelajaran, apalagi SD di daerah desa

guru hanya mengandalkan sepenuhnya pada buku paket yang bersumber dari

dinas pendidikan nasional atau departemen pendidikan kebudayaan atau buku

teks lain.

Karena tidak semua kompetensi dasar pembelajaran IPA menuntut

penggunaan metode eksperimen atau demontrasi, maka untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang optimal, guru dapat menggunaka metode yang bervariasi

dengan memanfaatkan alat peraga yang sesuai.

Kedudukan media belajar dalam pembelajaran cukup menentukan,

sebab meskipun seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah

menguasai materi dengan baik dan sudah menggunakan metode yang tepat,

tetapi jika tidak memanfaatkan alat peraga, terlebih lagi untuk SD, maka

tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara optimal.

Rendahnya kualitas pendidikan dan rendahnya daya serap siswa

terhadap materi IPA kelas IV semester II di SD Negeri Tosaran kecamatan

Kedungwuni pada kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik, terbukti dari

hasil tes formatif nilai rata-ratanya masih rendah. Dari 27 sisiwa yang

memperoleh nilai di atas 70 ada 9 anak atau 33,33 % dan yang memperoleh

nilai di bawah 70 ada 18 anak atau 66,67% dengan nilai rata-rata kelas 60,29.

Belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 80 %.

1. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan Dosen

Pembimbing terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran

pra siklus antara lain :

36

Page 10: Bab i Lap Ptk a A

a. Siswa kurang perhatian dalam proses pembelajaran.

b. Penjelasan guru terlalu abstrak

c. Siswa menerima konsep tidak secara kongkrit

d. Sebagian siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran

e. Banyak siswa yang tidak bisa menjawab petanyaan dengan benar.

f. Hasil tes formatif nilai rata-ratanya masih rendah

2. Analisis Masalah

Dengan melihat hasil prestasi yang kurang memuaskan, guru dibantu

oleh teman sejawat mencoba menganalisis masalah untuk mengetahui

penyebab kegagalan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis

masalah sebagai berikut:

a. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

b. Guru terlalu cepat pada saat menjelaskan materi pelajaran.

c. Guru tidak memanfaatkan alat peraga yang sesuai.

d. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.

e. Guru kurang memberi motivasi belajar pada siswa

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti selaku guru kelas IV di SD

Negeri Tosaran dan selaku mahasiswa program S1 PGSD Universitas

Terbuka berupaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan

mengadakan perbaikan pembelajaran.

Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui penelitian tindakan kelas,

guru melakukan penelitian di kelasnya yang dibantu oleh teman sejawat

yang bertindak sebagai observer dalam peningkatan kinerja guru dan

prestasi belajar siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba

melakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga gambar peristiwa banjir dan metode diskusi kelompok.

36

Page 11: Bab i Lap Ptk a A

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa masalah dan solusi pemecahannya maka kami

merencanakan perbaikan pembelajaran dengan rumusan masalah sebagai

berikut :

”Apakah melalui penerapan model pembelajaran Belajar IPA dalam proses

pembelajaran IPA kompetensi dasar perubahan lingkungan fisik di kelas IV

semester II SD Negeri Tosaran aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat

ditingkatkan ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kompetensi

dasar perubahan lingkungan fisik.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan penggunaan metode diskusi kelompok untuk

meningkatkan aktivitas, dan partisipasi serta prestasi belajar siswa.

b. Mendiskripsikan pemanfaatan alat peraga gambar kerusakan

lingkungan untuk meningkatkan aktivitas, partisipasi, dan prestasi

belajar siswa.

c. Mengetahui dampak perbaikan pembelajaran dengan menggunakan

metode diskusi kelompok dan pemanfaatan alat peraga gambar

kerusakan lingkungan.

c. Memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesi (PKP)

PDGK 4501 program S1 PGSD Universitas Terbuka.

D. Manfaat Penelitian

Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat :

1. Bagi Guru

a. Memiliki pengalaman profesional mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran sesuai PAKEM.

pembelajaran di kelas.

36

Page 12: Bab i Lap Ptk a A

2. Bagi Siswa

a. Mengatasi kesulitan belajar siswa.

b. Memotivasi siswa dalam belajar.

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Mengikuti proses pembelajaran yang menantang , menyenangkan, dan

bermakna.

3. Bagi Sekolah

a. Memiliki peluang untuk memberdayakan guru-guru yang profesional

demi kemajuan sekolah.

b. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah.

4. Bagi Instansi Terkait

Memiliki tenaga pendidik yang kompeten, profesional dan mampu

meningkatkan mutu pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan.

36

Page 13: Bab i Lap Ptk a A

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakaukan oleh

guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Guru dianggap paling tepat melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) karena :

a. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjannya.

b. Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk

memperbaiki pembelajaran.

c. guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya.

d. Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik.

e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat

pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakakukan penelitian

dikelasnya.

Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu

sistematis, hirarkis, dan ilmiah.

Manfaat penelitian tindakan kelas :

a. Sebagai jalan para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan,

melatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan prestasi

belajar siswa.

b. Untuk meningkatkan kualifikasi guru, agar guru merasa percaya diri

dalam menjalankan profesinya, dan dapat mengembalikan harga

dirinya.

2. Teori Belajar Dan Pembelajaran

Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan“Minat adalah suatu

perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,

36

Page 14: Bab i Lap Ptk a A

pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain

yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.” Dengan

demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya,

besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan

lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau

kecenderungan-kecenderungan anak didik.

Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan

bahwa :

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-

individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai

penyesuaian dengan

Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti (1994 : 94)

Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan

pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi

dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat

mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya

sepenuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.

3. Hakekat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

a. Hakekat Sains

Pengertian Sains:

Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui

metode ilmiah (hakekat Sains h.1).

Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat

mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia (Nash 1963 dalam

buku hakekat Sains h.2).

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sains

adalah suatu cara atau metode untuk dapatkan pengetahuan dengan

mengamati sesuatu yang ada di dunia ini dan pengetahuan yang

Page 15: Bab i Lap Ptk a A

diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui

metode ilmiah.

Untuk memahami sains (menurut Bernal dalam hakekat sains h.3)

haruslah melalui berbagai pemahaman yaitu:

Sains sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan

imajiner, kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti:

bidang profesi hukum, bidang kesehatan, bidang pendidikan

dan sebagainya.

Sains sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang

masih terus berkembang/berubah. Metode sains terdiri dari

sejumlah kegiatan baik mental maupun manual, termasuk

observasi, eksperimen, klarifikasi, pengukuran, dan sebagainya.

Sains sebagai kumpulan pengetahuan:

Pengetahuan sains merupakan kumpulan kebenaran yang tidak

mutlak dan jumlahnyapun selalu berkembang karena

kebenarannya dapat diperiksa setiap saat oleh orang lain

ataupun diulang observasinya.

Sains senagai faktor pengembang produksi.

Sains sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi

kepercayaan dan sikap.

Pengertian sains ternyata mengalami perkembangan dari zaman

ke zaman. Pda mulanya sauns merupakan pengetahuan biasa,

lambat laun pengertiannya berubah menjadi pengetahuan yang

rasional lepas dari takhayul, dan kepercayaan seperti pada

zaman Yunani, kemudian berkembang lagi menjadi

pengetahuan yang didapat dari metode ilmiah.

Namun metode ilmiah itupun nampaknya berkembang pila

pengertiannya. Pada mulanya dikatakan ilmiah asalkan yang

masuk akal (rasional) dan sesuai dengan obyeknya. Namun

kemudian persyaratannya bertambah yaitu syarat kuantitatif

Page 16: Bab i Lap Ptk a A

bahkan pada zaman sekarang persyaratan itu ditambah lagi

yaitu haruslah bersifat pragmatis.

Nilai-nilai Sains

Sains mempunyai banyak nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sains adalah sebagai berikut:

Nilai-nilai sosial dari sains terdiri dari nilai etika dan estetika,

nilai moral humaniora, nilai ekonomi.

Nilai-nilai pedagogik/psikologis dari sains terdiri dari sikap

mencintai kebenaran, sikap tidak purbasangka, menyadari

kebenaran ilmu tidak mutlak, keyakinan bahwa tatanan alam

bersifat teratu, bersifat toleran terhadap orang lain, bersikap

ulet, sikap teliti dan hati-hati, sikap ingin tahu, sikap optimis.

b. Hakekat Mengajar

Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982):

Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Kalau

pengertian dianut maka tujuannya adalah penguasaan pengetahuan

oleh anak. Hal ini berarti anak pasif guru centered. Guru berperanan,

lagi bahan pelajaran bersifat intelektualitas.

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Kalau

ini yang dianut maka masalahnya hampir sama seperti hal tersebut.

Hanya disini ditekankan penyampaian pewarisan pengetahuan

(kebudayaan) pada hal diharapkan dari anak mengembangkan

kebudayaan dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan

tuntutan zaman.

Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur)

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak

sehingga terjadi proses belajar. Kalau pengertian ini yang dianut

maka pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru

hanya membimbing (mengatur lingkungan) anak belajar untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

Page 17: Bab i Lap Ptk a A

c. Hakekat Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik,

kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik. Disamping difinisi tersebut, ada pengertian lain

yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro,

dilihat dalm arti luas atau pun terbatas. Dalam pengertian luas, belajar

dapat diartikan sebagi kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan

pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan

sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah ”

penambahan pengetahuan” (Sardiman, 1990: 22-23).

Difinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di sekolah-

sekolah bahwa belajar adalah proses mentransfer pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap untuk membentuk kepribadian

seutuhnya.

d. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Pada setiap tahap pengajaran ilmu pengetahuan alam, sudah

mempunyai gambaran hasil-hasil yang diharapkan.

Mengembangkan tujuan pendidikan yang mencakup

pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan

tingakat kematangan anak. Sementara itu dalam pengembangan materi

ilmu pengetahuan alam diharapkan materi tersebut berfungsi dalam

mencapai tujuan.Materi tersebut diurutkan secara logis dan sistematis.

Demikian pula dalam melaksanakan pengajaran IPA diharapkan

pelaksanaan tersebut mencapai hasil yang cukup memuaskan.

Sejumlah harapan yang dirumuskan perlu diperiksa apakah harapan

Page 18: Bab i Lap Ptk a A

sudah terwujud atau belum dalam setiapm tahap. Untuk keperluan itu

diperlukan kegiatan penilaian. Penilaian itu dimaksudkan untuk

memeriksa kesesuaian antara apa yang diharapkan dan apa yang

tercapai. Hasil tersebut dapat dipeergunakan untuk memperbaiki dalam

mendekatkan tujuan yang diinginkan terutama dalam materi IPA.

Jadi mengajar dapat diartikan menanamkan pengetahuan,

menyampaikan pengetahuan dan kegiatan mengorganisasi (mengatur)

lingkungan untuk menyampaikan sebuah ilmu atau keterampilan.

4. Alat Bantu Pelajaran

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang

layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

a.     Fiksatif (fixative property)

   Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.

b.      Manipulatif (manipulatif property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada

siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan

gambar time-lapse recording.

c. Distributif (distributive property)

d. Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu

tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat

menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus

pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.

Pengertian Alat Bantu Pelajaran.

Pengertian alat bantu pelajaran: Suatu alat bantu pelajaran adalah

sebagai perantara, pengantar pesan dari pengirim pesan. Dalam

kaitannya dengan pembelajaran, alat bantu pelajaran adalah suatu yang

dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga

Page 19: Bab i Lap Ptk a A

dapat merangsang pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa

sehingga terjadi proses belajar.

Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat dapat

menambah belajar seorang siswa dalam satu periode pengajaran dan

mempercepat seluruh proses pelatihan, sebaliknya penggunaan alat

bantunpelajaran yang tidak tepat akan menyebabkan siswa-siswa salah

paham terhadap pokok yang diberikan dan sangat merintangi mereka

mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan dari pelajaran tersebut.

Macam-macam Bentuk Alat Bantu Pelajaran.

Menurut Rustaman (2003), alat bantu pelajaran berdasarkan

jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan tumbuhannya,

Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang

dengan hewan yang ada, kebun percobaan, insektarium berupa

kotak kaca yang berisi serangga.

Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan dalam

botol, bio plastik dan diorama.

Media asli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh batuan

mineral, kkereta api, pesawat terbang, mobil, gedung dan papan

temple.

Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian dalam

bumi, model penampang melintang batang dikotil, penampang

daun, model torso tubuh manusia yang dapat dilepas dan dipasang

kembali, model globe model atum, model DNA dan lain-lain.

Mediagrafis misalnya bagan, diagram, grafis, poster, plakat,

gambar, foto, lukisan, charta.

Media dengar misalnya program radio, program MP3, tape

recorder, piringan hitam, CD, kaset.

Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide,

transparan.

Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak

Page 20: Bab i Lap Ptk a A

Media cetak misalnya buku cetak, koran.

Manfaat Alat Bantu Pelajaran.

Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manfaat antara lain:

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang

disajikan dengan ABP.

Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang

berlangsung.

Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang telah

dipelajarinya.

5. Metode Mengajar

a. Metode Ceramah

Pengertian Metode Ceramah.

Metode ceramah adalah cara mengajar dengan ceramah, yang

dapat dikatakan juga sebagai teknis kuliah, merupakan suatu cara

mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterampilan atau

informasi, atau uraian tenteng suatu pokok persoalan serta masalah

secara lisan (Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah, NIC 1991

H. 136)

Alasan Penggunaan Metode Ceramah

Alasan menggunakan metode ceramah adalah:

Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang

akan dibicarakan atau yang diajarkan.

Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai dengan alat

bantu pelajaran yang tersedia.

Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik

perhatian siswa.

Page 21: Bab i Lap Ptk a A

Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat kesimpulan

pelajaran yang baru diberikan.

b. Metode Tanya Jawab

Pengertian Metode Tanya jawab.

Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk memberikan

motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya,

selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan

pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab.

Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi hanya berbeda

dalam cara, jenis pertanyaan yang dikemukakan guru, dan sifat

partisipasi yang diharapkan dari siswa. Dalam metode tanya jawab,

guru pada umumnya berusaha menanyakan apa siswa telah

mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan atau proses

pemikiran yang dipakai oleh siswa.

Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab.

Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah:

Siswa dapat mengerti atau memahami tentang fakta yang

dipelajari, didengar atau dibaca sehingga mereka memiliki

pengetahuan yang mendalam tentang fakta tersebut.

Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir atau

proses yang ditimbulkan dalam memecahkan masalah.

Menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa

yang dibaca. Dengan dibantu tanya jawab siswa akan

tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan

yang lebih baik dan cepat.

c. Metode Diskusi

Pengetian Metode Diskusi

Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982) adalah

proses bertukar pikiran mengenai suatu top[ik tertentu sehingga

mendapat beberapa konklusi pendapat yang dapat diterima.

Page 22: Bab i Lap Ptk a A

Melakukan sesuatu sangat berguna bila mengetahui terlebih dahulu

masalahnya dan turut membahasnya. Metode ini sangat tepat situasi

dimana: pertanyaan menarik minat siswa, pertanyaan mempunyai

kemungkinan jawaban yang lebih dari satu, pertanyaan tidak

menyatakan manakah jawaban yang benar.

Tujuan Penggunaan Metode Diskusi

Tujuan menggunakan metode diskusi adalah:

Mempertinggi partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar

secara individu.

Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan dalam

proses belajar mengajar.

6. Model Pembelajaran Belajar IPA atau CLIS

a. Pengertian

Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children’s Learning in

science di Inggris yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler, 1996).

Rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS oleh Driver (1988)

diberi nama general structure of a constructivist teaching sequence,

sedangkan Tytler (1996) menyebutnya constructivism and conceptual

change views of learning in science.

b. Urutan Pembelajaran CLIS

Model CLIS terdiri aras lima tahap utama, yakni orientasi atau

orientation (a), pemunculan gagasan atau elicitation of ideas (b),

penyusunan ulang gagasan atau restructuring of ideas (c), penerapan

gagasan atau application of ideas (d), pemantapan gagasan atau review

change in ideas (e)

Page 23: Bab i Lap Ptk a A

B. Kerangka Berpikir

Kondisi Awal Guru

Belum menggunakan ABP

SISWA Hasil Belajar IPA rendah

TindakanGURU :

Menggunakan ABPKerusakan lingkungan

Siklus 1 :Menerapkan model

pembeljaran Belajar IPA sesuai PAKEM

Siklus 2 :Mnerapkan model

pembeljaran Belajar IPAsesuai PAKEM

Kondisi Akhir Hasil Belajar IPA meningkat

Page 24: Bab i Lap Ptk a A

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Cerapindi Persada.

Depdiknas. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2005. Hakekat Sains. Jakarta

Depdiknas. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta

Djamrah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.

Djamrah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Nono Sutarno, 2006. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional

Pasaribu dan B. Simandjuntak. 1982, Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rasito.

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Raven. 1002 Fakta dan Data (Elexmedia). Atlas Anatomi

Sardiman A.M, 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Susilo Herawati, 1999, PetaKonsep, Alat Pembelajaran Yang penting Untuk Pembelajaran Sains Dengan Filosofi Konstruktivisme, Malang

Page 25: Bab i Lap Ptk a A

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilaksanakan

di kelas IV semester II SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan.

2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan dalam 2 siklus

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

No Mata Pelajaran Waktu

1. Ilmu Pengetahuan Alam Siklus I , Rabu, 17 Februari 2010

2. Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II, Rabu, 3 Maret 2010

3. Profil Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tosaran

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pada saat pelaksanaan

tindakan, SD Negeri Tosaran telah selesai mengadakan renovasi terhadap

ruang kelas I, II, dan III. Ruang kelas IV sebagai tambahan renovasi belum

bisa diselesaikan mengingat dana yang tidak mencukupi. Oleh karena itu

pembelajaran di kelas IV menggunakan ruang kelas III. Sedangkan siswa

kelas II masuk siang menempati ruang kelas I.

Kondisi dan situasi SD Negeri Tosaran berada di tengah wilayah desa

Tosaran memiliki dua unit gedung yang terdiri dari enam ruang kelas, satu

ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah, serta memiliki fasilitas pendukung

satu set komputer.

Jumlah guru dan tenaga kependidikan ada 11 orang yang terdidri dari : 1

Kepala sekolah, 6 Guru kelas, 3 Guru mapel, 1 tenaga kependidikan.

Page 26: Bab i Lap Ptk a A

Tabel 2. Klasifikasi Pendidikan

Jumlah guru /

tenaga

kependidikan

Guru Tenaga Kependidikan

PNS WB PNS WB

S1 D2 SMU S1 D2 SMU S1 D2 SMU SMU SMP

12 1 6 - 1 - 2 - - 1-

-

Tabel 3. Jumlah Siswa menurut kelas.

Jumlah

Siswa

Kelas

Ket.I II III IV V VI

L P L P L P L P L P L P

167 20 14 15 10 18 11 15 12 15 11 13 13

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negari Tosaran Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 27 orang. Terdiri dari 15

laki-laki dan 12 perempuan.

B. Deskripsi Per Siklus

Siklus 1

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas

kegiatan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan Tindakan

a. Tahap perencanaan penelitian bekerjasama dengan teman sejawat

sebagai pengamat dan bimbingan guru pemandu.

b. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan

pada penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan

memanfaatkan alat peraga gambar kerusakan lingkungan fisik

c. Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.

d. Mempersiapkan dan membuat alat peraga

e. Merancang tes formatif

f. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I.

Page 27: Bab i Lap Ptk a A

g. Setelah rencana perbaikan pembelajaran telah disetujui oleh guru

pemandu, peneliti ijin kepada kepala SD Negeri Tosaran untuk

mengadakan penelitian sekaligus sebagai perbaikan pembelajaran IPA.

2. Pelaksanaan Perbaikan

Langkah-langkah umum pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang

ditempuh adalah kegiatan awal. Kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan

inti perbaikan pembelajaran siklus I dengan penerapan model

pembelajaran Belajar IPA (CLIS) adalah sebagai berikut :

No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan

1. Orientasi Menyuruh siswa untuk mengamati gambar, memberi pertanyaan,”Sebutkan peristiwa alam yang terlihat pada gambar ?”dan tunjukkan gambarnya!

Menjawab bergantian sambil menunjukkan gambarnya

Guru meminta siswa menjawab bergantian secara cepat

2. Pemunculan gagasan

Menginstruksikan siswa untuk menuliskan apa yang diketahui tentang gambar dengan berpasangan

Mendiskripsikan gambar dan mengerjakan LKS 1

Siswa berusaha mengisi peta konsep

3a. Pertukaran gagasan

Membimbing siswa berdiskusi kelompok

Berdiskusi kelompok mengerjakan LKS 2

Jawaban LKS 1 dan 2 gabungkan

3b. Situasi Konflik

Guru menyuruh siswa mendemontrasikan peristiwa erosi dan banjir

Mengamati demontrasi peristiwa erosi dan banjir

Semua siswa aktif berpartisipasi

3c. Konstruksi gagasan baru

Membimbing siswa yang kurang mengerti dengan kosep materi

Berkelompok memperbaiki jawaban pada LKS 1 dan 2

Beberapa siswa perlu dibimbing

4. Penerapan gagsan

Menyuruh siswa untuk menjelaskan langkah-langkah dalam menghadapi banjir

Mengungkapkan langkah-langkah dalam menghadapi banjir

Siswa menyampaikan secara lisan

5. Pemantapan gagasan

Memberi pertanyaan kepada beberapa siswa tentang konsep untuk menguatkan gagasan

Mengemukakan jawaban

Pertanyaan dapat diulang-ulang

Page 28: Bab i Lap Ptk a A

3. Pengamatan/Observasi

Observer dengan instrumen pengamatan di belakang mengamati proses

pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru saat memberi materi

pelajaran IPA dengan menitikberatkan pemanfaatan alat peraga, penerapan

model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan keaktivan siswa serta

performans guru (lembar observasi terlampir).

Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh teman sejawat antara lain :

a. Sebelum kegiatan inti guru telah memberikan apersepsi dan

motivasi siswa

b. Dalam menjelaskan materi pembelajaran guru belum

memanfaatkan alat peraga dengan maksimal

c. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

d. Guru belum mengelola waktu dengan efisien

Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain :

a. masih ada siswa yang belum jelas dengan materi yang

diajarkan

b. masih ada siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran

c. Siswa dalam berdiskusi tidak efisien waktu

3. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dan meminta bantuan saran dari

pengamat dan pembimbing dari Dosen Pembimbing diperoleh refleksi

sebagai berikut :

a. guru belum memanfaatkan alat peraga dengan maksimal

b. metode diskusi berpasangan dan kelompok belum efisien

c. guru kurang memberikan penguatan materi pelajaran

d. hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan minimal klasikal 80 %

dengan nilai KKM 70 karena baru mencapai 55,55 % atau hanya 15

anak.

Siklus II

Page 29: Bab i Lap Ptk a A

Berdasarkan hasil siklus 1 disusunlah rencana perbaikan pembelajaran

berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di kelas terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Perencanaan

a. Perencanaan siklus II didasarkan atas refleksi siklus I pada identifikasi

dan perumusan masalah, peneliti bekerja sama dengan pengamat dan

guru pemandu untuk mengungkap masalah dan mencari jalan

pemecahan.

b. Menyusun rencana perbaikan yang menitikberatkan pada penerapan

model pembelajaran Belajar IPA(CLIS) dan Pemanfaatan peta konsep.

c. Menyiapkan alat peraga yang sudah ada menambah dengan peta

konsep

d. Menyiapkan lembar pengamatan sebagai panduan pengamatan dalam

melakukan observasi, lembar pengamatan difokuskan pada masalah

penerapan model pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan aktivitas siswa

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

e. Menyusun RPP siklus II

2. Pelaksanaan Perbaikan

Perbaikan pembelajaran siklus II dengan melaksanakan aktivitas-aktivitas

kegiatan inti selama 45 menit adalah :

No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan

1. Orientasi Menunjukkan peta konsep Beberapa siswa bergantian menjelaskan peta konsep

Guru meminta siswa maju bergantian secara cepat

2. Pemunculan gagasan

Menyuruh siswa untuk mengubah peta konsep menjadi paragraf pada LKS 1

Mendiskripsikan peta konsep menjadi paragraf pada LKS 1

Siswa berusaha mengubah peta konsep menjadi paragraf

3a. Pertukaran gagasan

Membimbing siswa berdiskusi kelompok

Berdiskusi kelompok mengerjakan LKS 2

Jawaban LKS 1 dan 2 gabungkan

3b. Situasi Konflik

Menyuruh siswamendemontrasikan peristiwa erosi dan banjir

Mengamati demontrasi peristiwa erosi dan banjir

Semua siswa aktif berpartisipasi

Page 30: Bab i Lap Ptk a A

3c. Konstruksi gagasan baru

Membimbing siswa yang kurang mengerti dengan kosep materi

Berkelompok memperbaiki jawaban pada LKS 1 dan 2

Beberapa siswa perlu dibimbing

4. Penerapan gagsan

Menyuruh siswa untuk menjelaskan langkah-langkah dalam menghadapi banjir

Mengungkapkan langkah-langkah dalam menghadapi banjir

Siswa menyampaikan secara lisan

5. Pemantapan gagasan

Memberi pertanyaan kepada beberapa siswa tentang konsep untuk menguatkan gagasan

Mengemukakan jawaban

Pertanyaan dapat diulang-ulang

3. Pengamatan/Observasi

Pengamat mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada

kegiatan guru saat memberikan materi pembelajaran IPA dengan

menitikberatkan pada pemanfaatan alat peraga (lembar observasi

terlampir). Pengamat mencatat temuan-temuan saat pembelajaran

berlangsung.

Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara lain :

a. Sebelum melakukan kegiatan inti, guru melakukan kegiatan awal

dengan baik

b. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan memanfaatkan alat peraga

dengan tepat

c. Guru dalam memberikan soal latihan cukup bervariatif

d. Guru dalam memberikan pertanyaan terhadap siswa sebagian besar

sudah merata

Hasil pengamatan tehadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain :

a. Siswa percaya diri dan aktif dalam mengerjakan soal-soal latihan yang

diberikan guru

b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan cepat dan tepat

c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran berjalan hidup

4. Refleksi

Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran

Siklus II ditemukan refleksi sebagai berikut :

Page 31: Bab i Lap Ptk a A

a. Dengan menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga,

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran meningkat

b. Dengan memberikan soal-soal latihan yang bervariatif dan tanya jawab

yang maksimal nilai prestasi siswa meningkat

c. Guru dalam proses pembelajaran siklus II telah berhasil dan terbukti

siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal klasikal yang

ditentukan sesuai KKM sebesar 70 (telah tercapai 81,48 %)

C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data:

a. Hasil tes formatif siswa kelas IV SD Negeri Tosaran

b. Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan perfomansi guru

2. Cara Pengumpulan Data, melalui

a. Teknik Tes: Tes formatif siklus I dan II

b. Teknik Observasi: Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan

guru

D. Indikator Keberhasilan

Penggunaan alat peraga gambar dan metode diskusi kelompok dikatakan

efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, jika:

a. Hasil Belajar Siswa

1) Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 70

2) Persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 80% (minimal 80%

siswa yang memperoleh skor ≥ 70)

b. Aktivitas Belajar Siswa

Nilai aktivitas belajar minimal B

Adapun rentangan penilaian aktivitas belajar siswa didasarkan pada:

Tabel 4. Tabel nilai aktivitas siswa dan performaansi guru

Nilai Angka Nilai Huruf

81 – 100 A

Page 32: Bab i Lap Ptk a A

71 – 80 B

61 – 70 C

51 – 60 D

0 – 50 E

Page 33: Bab i Lap Ptk a A

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PER SIKLUS

a. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes formatif yang dilaksanakan pada sebelum

siklus,siklus I dan siklus II ada peningkatan, baik dalam perolehan prestasi

nilai, nilai diatas 70 serta ketuntasan klasikal.

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel berikut ini.

Tabel 5. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas sebelum siklus

No Nilai f xi i

1 42 – 47 3 44,5 133,52 48 – 53 7 50,5 353,53 54 – 59 4 56,5 2264 60 – 65 4 62,5 2505 66 – 71 - 68,5 -6 72 - 77 9 74,5 670,5

Jumlah 27 1633,5Nilai rata-rata kelas 60,5

Tabel 6. Tabel evaluasi belajar sebelum siklus

No Rentang Nilai Jumlah siswa1 31 – 40 -2 41 – 50 33 51 – 60 144 61 – 70 15 71 – 80 96 81 - 90 -7 91 -100 -

Jumlah 27Tingkat ketuntasan 33,33%

Dari tabel di atas dapat di baca tingkat ketuntasan yang baru tercapai yaitu

33,33 % dari jumlah siswa sebanyak 27 siswa perolehan nilai terendah 42 dan

perolehan nilai tertinggi 77

Page 34: Bab i Lap Ptk a A

14

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 31– 40 41 - 50 51– 60 61 – 70 71 – 80 81 - 90 91 -100

Dari grafik tersebut perolehan nilai 51-60 terbanyak yaitu 14 siswa perolehan

nilai terendah antara 41-50 sebanyak 3 siswa sedangkan perolehan nilai

tertinggi antara 71-80 baru 9 siswa

Tabel 7. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklus I

No Nilai f xi i

1 45 – 50 1 47,5 47,52 51 – 56 - 53,5 -3 57 – 62 4 59,5 2384 63 – 68 7 65,5 458.55 69 – 74 7 71,5 500.56 75 - 80 6 77,5 4657 81 - 86 2 83,5 167

Jumlah 27 1876,5Nilai rata-rata kelas 69,5

Tabel 8. Tabel evaluasi belajar siklus I

No Rentang Nilai Jumlah siswa1 31 – 40 -2 41 – 50 13 51 – 60 44 61 – 70 75 71 – 80 136 81 - 90 27 91 -100 -

Jumlah 27Tingkat ketuntasan 55,55%

Page 35: Bab i Lap Ptk a A

Pada tabel menunjukkan tingkat ketuntasan baru mencapai yaitu 55,55% dari

jumlah siswa sebanyak 27 siswa perolehan nilai terendah 45 dan perolehan

nilai tertinggi 81

15 14 13 12 11 10 9 8

7 6 5

432

1 0

31– 40 41 - 50 51– 60 61 – 70 71 – 80 81 - 90 91 -100

Pada grafik perolehan nilai 71-80 terbanyak yaitu 13 siswa sedangkan

perolehan nilai terendah antara 41-50 sebanyak 1 siswa sedangkan perolehan

nilai tertinggi antara 81-90 baru 2 siswa

Tabel 9. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklus II

No Nilai f xi i

1 52 – 58 1 55 552 59 – 65 4 62 2483 66 – 72 9 69 6214 73 – 79 4 76 3045 80 – 86 6 83 4986 87 - 93 3 90 270

Jumlah 27 1996Nilai rata-rata kelas 73,93

36

Page 36: Bab i Lap Ptk a A

Tabel 10.Tabel evaluasi belajar siklus II

No Rentang Nilai Jumlah siswa1 31 – 40 -2 41 – 50 -3 51 – 60 14 61 – 70 45 71 – 80 136 81 - 90 67 91 -100 3

Jumlah 27Tingkat ketuntasan 81,48%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil prestasi

siswa dari sebelum siklus sampai siklus II dengan memuaskan.

Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklus,pada sebelum siklus

perolehan nilai siswa 70 ke atas sejumlah 9 siswa dan ketuntasan klasikal

33,33 % ,sedangkan pada siklus I baru mengalami peningkatan perolehan nilai

siswa 70 ke atas sejumlah 15 siswa, dengan ketuntasan klasikal mencapai

55,55%. Namun pada siklus II perolehan nilai siswa 70 ke atas sejumlah 22

siswa dan perolehan ketuntasan klasikal mencapai 81,48%.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai peningkatan hasil

perolehan tingkat prestasi siswa dapat dibaca pada diagram dibawah ini.dan

data analisis evaluasi belajar dapat dilihat pada lampiran

halaman.............

Rekapitulasi Hasil evaluasi siswa pra siklus, siklus I dan silus II diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil Evaluasi IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Agung Aldiansyah 72 77 812 Aji Santoso 60 72 773 Asrul Muadzun 63 72 814 Dimas Arya Saputra 52 65 775 Elda Sufroyul Sania 52 63 726 Fajar Shodiq 72 77 817 Ferdiyanto 52 58 65

36

Page 37: Bab i Lap Ptk a A

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

8 Indra Irawan 45 58 659 Khoiril Anam 52 63 7210 Khamdi 60 72 7211 Khikmah Sakinah 76 81 9212 Khusnul Khotimah 72 72 7713 Malichatus Sakdiyah 72 77 9214 Miftahirin 52 58 6315 Miftakhul Janah 58 72 7216 Muhammad Ilham Rusdi 60 72 7217 Muhammad Syaefudin 58 65 7218 Naelul Maghfiroh 52 63 7219 Nurul Arisna 72 77 8120 Ratna Listi 72 77 8121 Refi Mariska 72 77 8122 Rudiyanto 45 58 6323 Septiana 58 72 7724 Sigit Afandi 42 45 5225 Sunaroh 58 65 7226 Tutur Insani 52 63 7227 Widya Amalia 77 81 92

Jumlah 1628 1852 2026Rata-rata 60,03 68,59 75,03

Tabel 12. Hasil Ketuntasan Tes Pra Siklus, Tes Siklus I, Tes Siklus II Mata Pelajaran IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi

Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata Tes Keterangan

Pra Siklus Siklus I Siklus II27 60,29 68,59 75,03 Tuntas

Grafik Rata-rata Nilai Mata Pelajaran IPA Perubahan Lingkungn Fisik Bumi

36

Page 38: Bab i Lap Ptk a A

Tabel 13. Hasil Nilai Pra Siklus, Perbaikan Siklus I dan Siklus II Mata Pelajatan IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi

…………

.

Nilai yang Diperoleh Jumlah Rata-rata

21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Pra Siklus

- - 3 11 4 9 - 1628 60,29Siklus I

- - 1 4 10 10 2 - 1852 68,59Siklus II

- - - 1 4 13 7 2 2026 75,03

Tabel 14. Tingkat keberhasilan/ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Keberhasilan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase

Siswa Berhasil 9 33,33% 15 55,55% 22 81,48%Siswa Belum Berhasil 18 66,67% 12 44,45% 5 18,52%

Grafik Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Fisik Bumi

b. Aktivitas Belajar Siswa

Tabel 15. Aktivitas belajar siswa

Nilai AktivitasSiklus I Siklus II

B = 1350 B = 1800C = 520 C = 195D = 55 D = -Jumlah = 1925 Jumlah = 1995Rata-rata = 71,29 Rata-rata = 73,89

36

Page 39: Bab i Lap Ptk a A

Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui hasil pengamatan tentang

aktivitas belajar siswa mencakup pembelajaran secara kelompok maupun

secara klasikal. Pada siklus I, diperoleh rata-rata nilai aktivitas belajar dalam

pembelajaran secara klasikal sebesar 71,29. Pada siklus II, diperoleh rata-rata

nilai aktivitas belajar dalam pembelajaran secara klasikal sebesar 73,89.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus

Pra Siklus

Hasil penelitian pembelajaran IPA kompetensi dasar perubahan

lingkungan fisik di kelas IV SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan Semester II tahun pelajaran 2009/2010 sebelum siklus

banyak anak yang bingung karena siswa belum memahami materi, hal ini

terbukti dari nilai tes formatif yang masih rendah dari 27 siswa yang

mendapat nilai 75 ke atas hanya ada 9 siswa dengan presentase ketuntasan

sebesar 33,33 % dengan nilai rata-rata kelas 60,29. Kondisi ini disebabkan

karena peneliti pada waktu mengajar materi tidak menggunakan alat peraga

dan pada awal pelajaran kurang memberi motivasi pada siswa dan pada akhir

pembelajaran tidak mengadakan penguatan

Peneliti diskusi dengan teman sejawat dan guru pemandu, atas saran dan

masukan dari guru pemandu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran

siklus I dan siklus II.

Siklus I

Pada pembelajaran siklus I peneliti menitik beratkan pada penerapan

model pembelajaran CLIS dan penggunaan alat peraga gambar peristiwa

hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir. Dengan model pembelajaran tersebut

siswa lebih semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Pada awal pembelajaran peneliti memberi apersepsi. merupakan

penguatan yang bisa membawa siswa untuk mampu menanggapi suatu hal

mendiskripsikan aspek-aspek berdasarkan ciri-ciri yang telah diketahui siswa,

dan pemberian motivasi siswa agar siswa terfokus pada materi pelajaran

36

Page 40: Bab i Lap Ptk a A

menurut (Udin S. Wiranaputra 2001 : 210-211) berfungsi sebagai motor

penggerak aktivitas, bila motornya tidak ada maka aktivitas tidak akan terjadi.

Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan tes formatif. Nilai hasil

tes formatif siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan yaitu dari nilai

rata-rata sebelum siklus 60,29 menjadi 68,59 dan ketuntasan belajar siswa dari

33,33 % menjadi 55,55 % (ada peningkatan 22,22 %). Jumlah hasil

pembelajaran siklus I belum sesuai yang diharapkan maka penulis

merencanakan siklus II

Siklus II

Melalui diskusi dengan teman sejawat dan guru pemandu, peneliti

mendapat pengarahan untuk merencanakan pembelajaran siklus II. Aspek-

aspek pembelajaran yang sudah baik pada siklus I dipertahankan dan yang

belum baik diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II

Peneliti masih menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran

CLIS dan pemanfaatan alat peraga gambar hujan, hutan gundul, erosi, dan

banjir serta dengan memperbanyak tanya jawab untuk memantapkan

penguasaan konsep ternyata siswa lebih terdorong, termotivasi dan lebih aktif

belajar, pembelajaran menjadi sangat efektif dan pemahaman aktifitas siswa

meningkat. Hal ini terbukti dari sikap siswa yang sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tes evaluasi.

Pada akhir pembelajaran Siklus II, penulis melaksanakan tes formatif

untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Dari tes

formatif Siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat mencapai 81,48 %,

berarti ada kenaikan dari siklus I sebesar 25,93 %. Jumlah siswa yang

mencapai nilai di atas 70 pada siklus I ada 15 anak bertambah menjadi 22

anak. Nilai rata-rata 68,59 pada siklus I meningkat menjadi 75,03 pada siklus

II. Sedangkan 5 anak yang tidak mencapai ketuntasan 70 ke atas disebabkan

kemungkinan anak tersebut memang kemampuannya kurang.

36

Page 41: Bab i Lap Ptk a A

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian

tindakan kelas selama dua siklus ini dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas telah menciptakan perubahan kearah positif, perubahan itu

meliputi perubahan pada siswa dan perubahan pada guru. yang dilakukan di

kelas IV SD Negeri Tosaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

dapat disimpulkan bahwa dengan yang menerapkan model pembelajaran

Belajar IPA (CLIS) dan pemanfaatan alat peraga gambar hujan, hutangundul,

erosi, dan banjir, dapat meningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar siswa pada

pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik Bumi kelas

IV semester IISD Negeri Tosaran.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas tes formatif

dan persentase tuntas belajar klasikal pada siklus I dan II berturut-turut 68,59;

75,03 dan 55,55 %; 81,48 %. Nilai aktivitas siswa pada siklus I rata-ratanya

71,29 dan siklus II 73,89.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik

pada siswa kelas IV semester II SD, guru hendaknya menerapkan model

36

Page 42: Bab i Lap Ptk a A

pembelajaran Belajar IPA (CLIS) dan memanfaatkan alat peraga gambar

hujan, hutan gundul, erosi, dan banjir.

2. Dalam pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Perubahan Lingkungan Fisik,

guru hendaknya lebih memperhatikan perpindahan pola interaksi belajar

dari klasikal ke kelompok dan sebaliknya, agar pembelajaran lebih efektif

dan efisien.

36

Page 43: Bab i Lap Ptk a A

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARANMELALUI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON

EXAMPLES PADA PEMBELAJARAN PKn KOMPETENSI DASAR PENGARUH GLOBALISASI DILINGKUNGANNYA KELAS IV

SEMESTER II SD NEGERI TOSARAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Disusun untuk memenuhi tugasMata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501)

Program S 1 PGSD Universitas Terbuka

Oleh :

Nama : AfghoniNIM : 815301241Program Studi : S1 PGSDMasa Ujian : 2010.1

UNIVERSITAS TERBUKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANGPOKJAR KABUPATEN PEKALONGAN

2010

Page 44: Bab i Lap Ptk a A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia dengan sumber daya manusia yang besar

membutuhkan penanganan yang serius untuk meningkatkan mutu hidup

bangsanya. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan

yang bermutu. Apalagi pada era globalisasi sekarang ini kesiapan untuk

bersaing setiap bangsa sangat diperlukan. Pendidikan memegang peranan

sangat penting dalam meningkatkan mutu hidup. Sudah semestinya

pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan

pemerintah. Indikator pendidikan bermutu adalah dengan perolehan hasil

belajar yang maksimal, hal tersebut dapat terlaksana apabila pembelajaran

berlangsung secara efektif dan efisien didukung sarana dan prasarana yang

memadai, peran serta masyarakat dan guru yang berkualitas. Salah satu usaha

guru agar berkualitas adalah dengan cara meningkatkan kemampuan

profesionalnya melalui Pemantapan Kemampuan Profesional dan dapat

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran

tersebut memenuhi target penelitian yang maksimal yaitu dengan hasil

penelitian yang baik sehingga nantinya dapat mendukung siswa dalam

mencapai prestasi yang baik. Pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dengan kompetensi dasar pengaruh globalisasi di

lingkungannya, pada siswa kelas IV SDN Tosaran Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan prestasinya rendah.

Setelah diadakan ulangan ada 7 orang dari 27 siswa kelas IV yang

mencapai tingkat penguasaan materi (mendapat nilai 70 keatas) hanya 25,92%

yang mengalami belajar tuntas. Sedangkan 20 siswa (74,08%) mendapat nilai

70 k ebawah atau belum mengalami belajar tuntas.

36

Page 45: Bab i Lap Ptk a A

Dari data tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PKn

dikatakan belum berhasil karena banyak siswa yang belum tuntas dalam

pembelajaran, sehingga pembelajaran ini dianggap masih jauh dari harapan.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan bimbingan dari

supervesor terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pra siklus

teridentifikasi beberapa hal yang dapat menyebabkan ketidakberhasilan

dalam pembelajaran :

a. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn

b. Minat dan motivasi belajar siswa kurang

c. Siswa tidak mau bertanya

d. Ssiswa banyak yang pasif

2. Analisis Masalah

Berdasarkan analisis hasil pembelajaran, refleksi dan diskusi

dengan teman sejawat dan supervesor diketahui bahwa kurangnya

keberhasilan siswa terhadap penguasaan materi yang diajarkan dapat

dianalisis sebagai berikut :

a. Penjelasan guru kurang dipahami

b. Tidak menggunakan alat peraga yang sesuai

c. Metode yang digunakan tidak bervariasi

d. Kurang pemberian latihan soal

Dari kajian teman sejawat dapat disimpulkan bahwa mengajar akan

lebih berhasil apabila siswa mempunyai minat dan motivasi untuk belajar

yang dibangkitkan dengan penggunaan metode diskusi kelompok dan

pemanfaatan alat peraga.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah pembelajaran di atas, maka peneliti

berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing untuk membantu

siswa kelas IV SDN Tosaran memperoleh hasil belajar yang maksimal,

36

Page 46: Bab i Lap Ptk a A

dengan merumuskan masalah sebagai berikut : ”Apakah melalui penerapan

model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran PKn

kompetensi dasar pengaruh globalisasi dilingkungannya dapat meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar siswa ?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Secara umum tujuan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan

Kelas adalah :

Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi

dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya di kelas IV semester II.

2. Secara khusus tujuan dilaksanakannya perbaikan pembelajaran melalui

Penelitian Tindakan Kelas adalah :

a. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran Examples Non

Examples untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa

pada pembelajaran PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi di

lingkungannya

b. Mendiskripsikan penggunaan alat bantu gambar berbagai dampak

globalisasi untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa

pada pembelajaran PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi di

lingkungannya

c. Memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

(PKP) PDGK 4501 program studi S 1 PGSD Universitas Terbuka.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas sangat

besar manfaatnya, baik untuk guru, siswa maupun sekolah. Manfaat tersebut

sebagai berikut :

36

Page 47: Bab i Lap Ptk a A

1. Manfaat bagi guru

a. Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian

tindakan kelas guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Perbaikan ini menimbulkan rasa puas bagi guru karena ia sudah

melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

b. Melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas,

guru dapat berkembang secara profesional, karena mampu

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat

membuat guru lebih percaya diri. Ia dapat menemukan kelemahan dan

kekuatan dalam pembelajaran.

2. Manfaat bagi siswa

Penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya bagi siswa.

Karena tujuan akhir dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah agar

prestasi belajar siswa dapat meningkat. Dengan demikian perbaikan

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini kesalahan dalam proses

pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan

tidak akan berlanjut.

3. Manfaat bagi sekolah

Sekolah yang berhasil mendorong inovasi para guru maka telah

berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan . Sekolah yang para

gurunya sudah mampu melaksanakan perubahan atau perbaikan

mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai

perbaikan akan dapat diwujudkan, seperti penanggulangan berbagai

kesulitan mengajar yang dialami oleh guru. Dengan terbiasanya para guru

melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas,

berbagai strategi atau teknik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah.

36

Page 48: Bab i Lap Ptk a A

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Dr.I.G.A.K Wardani dalam bukunya PTK (hal 1.16-1.20)

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat. Ternyata penelitian tindakan kelas sebagai seorang

guru adalah suaut keharusan sebab dengan guru mau mengadakan

penelitian tindakan kelas di dalam kelasnya akan banyak sekali manfaat

yagn bisa diambil oleh guru antara lain:

- Bila guru melakukan perbaikan pembelajaran dan hasil prestasi siswa

meningkat, maka guru akan merasa sangat puas karena ia merasa

sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

yang dikelolanya :

- Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional

karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki

pembelajaran yang dikelolanya.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakaukan oleh

guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Guru dianggap paling tepat melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) karena :

a. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjannya.

b. Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk

memperbaiki pembelajaran.

c. guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya.

d. Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik.

36

Page 49: Bab i Lap Ptk a A

e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat

pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakakukan penelitian

dikelasnya.

Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu

sistematis, hirarkis, dan ilmiah.

Manfaat penelitian tindakan kelas :

a. Sebagai jalan para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan,

melatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan prestasi

belajar siswa.

b. Untuk meningkatkan kualifikasi guru, agar guru merasa percaya diri

dalam menjalankan profesinya, dan dapat mengembalikan harga

dirinya.

2. Teori Belajar Dan Pembelajaran

Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan“Minat adalah suatu

perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,

pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain

yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.” Dengan

demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya,

besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan

lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau

kecenderungan-kecenderungan anak didik.

Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan

bahwa :

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-

individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai

penyesuaian dengan

Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti (1994 : 94)

Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan

pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi

36

Page 50: Bab i Lap Ptk a A

dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat

mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya

sepenuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.

a. Hakekat Mengajar

Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982):

Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Kalau

pengertian dianut maka tujuannya adalah penguasaan pengetahuan

oleh anak. Hal ini berarti anak pasif guru centered. Guru berperanan,

lagi bahan pelajaran bersifat intelektualitas.

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Kalau

ini yang dianut maka masalahnya hampir sama seperti hal tersebut.

Hanya disini ditekankan penyampaian pewarisan pengetahuan

(kebudayaan) pada hal diharapkan dari anak mengembangkan

kebudayaan dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan

tuntutan zaman.

Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur)

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak

sehingga terjadi proses belajar. Kalau pengertian ini yang dianut

maka pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru

hanya membimbing (mengatur lingkungan) anak belajar untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

b. Hakekat Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik,

kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik. Disamping difinisi tersebut, ada pengertian lain

yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro,

dilihat dalm arti luas atau pun terbatas. Dalam pengertian luas, belajar

dapat diartikan sebagi kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan

pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan

36

Page 51: Bab i Lap Ptk a A

sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah ”

penambahan pengetahuan” (Sardiman, 1990: 22-23).

Difinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di sekolah-

sekolah bahwa belajar adalah proses mentransfer pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap untuk membentuk kepribadian

seutuhnya.

3. Alat Bantu Pelajaran

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang

layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

a.     Fiksatif (fixative property)

Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.

b.      Manipulatif (manipulatif property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada

siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan

gambar time-lapse recording.

c. Distributif (distributive property)

Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu

tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat

menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus

pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.

Pengertian Alat Bantu Pelajaran.

Pengertian alat bantu pelajaran: Suatu alat bantu pelajaran adalah

sebagai perantara, pengantar pesan dari pengirim pesan. Dalam

kaitannya dengan pembelajaran, alat bantu pelajaran adalah suatu yang

dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga

36

Page 52: Bab i Lap Ptk a A

dapat merangsang pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa

sehingga terjadi proses belajar.

Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat dapat

menambah belajar seorang siswa dalam satu periode pengajaran dan

mempercepat seluruh proses pelatihan, sebaliknya penggunaan alat

bantunpelajaran yang tidak tepat akan menyebabkan siswa-siswa salah

paham terhadap pokok yang diberikan dan sangat merintangi mereka

mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan dari pelajaran tersebut.

Macam-macam Bentuk Alat Bantu Pelajaran.

Menurut Rustaman (2003), alat bantu pelajaran berdasarkan

jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan tumbuhannya,

Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang

dengan hewan yang ada, kebun percobaan, insektarium berupa

kotak kaca yang berisi serangga.

Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan dalam

botol, bio plastik dan diorama.

Media aasli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh batuan

mineral, kkereta api, pesawat terbang, mobil, gedung dan papan

temple.

Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian dalam

bumi, model penampang melintang batang dikotil, penampang

daun, model torso tubuh manusia yang dapat dilepas dan dipasang

kembali, model globe model atum, model DNA dan lain-lain.

Mediagrafis misalnya bagan, diagram, grafis, poster, plakat,

gambar, foto, lukisan, charta.

Media dengar misalnya program radio, program MP3, tape

recorder, piringan hitam, CD, kaset.

Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide,

transparan.

Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak

36

Page 53: Bab i Lap Ptk a A

Media cetak misalnya buku cetak, koran.

Manfaat Alat Bantu Pelajaran.

Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manfaat antara lain:

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang

disajikan dengan ABP.

Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang

berlangsung.

Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang telah

dipelajarinya.

4. Metode Mengajar

a. Metode Ceramah

Pengertian Metode Ceramah.

Metode ceramah adalah cara mengajar dengan ceramah, yang

dapat dikatakan juga sebagai teknis kuliah, merupakan suatu cara

mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterampilan atau

informasi, atau uraian tenteng suatu pokok persoalan serta masalah

secara lisan (Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah, NIC 1991

H. 136)

Alasan Penggunaan Metode Ceramah

Alasan menggunakan metode ceramah adalah:

Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang

akan dibicarakan atau yang diajarkan.

Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai dengan alat

bantu pelajaran yang tersedia.

Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik

perhatian siswa.

36

Page 54: Bab i Lap Ptk a A

Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat kesimpulan

pelajaran yang baru diberikan.

Keunggulan metode ceramah

Ekonomis waktu dan biaya, sasaran siswa relatif banyak, guru

dapat mengulang dengan mudah

Kelemahan metode ceramah

- kemungkinan menimbulkan verbalisme

- sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa

- ada dalam otoritas guru

b. Metode Tanya Jawab

Pengertian Metode Tanya jawab.

Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk memberikan

motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya,

selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan

pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab.

Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi hanya berbeda

dalam cara, jenis pertanyaan yang dikemukakan guru, dan sifat

partisipasi yang diharapkan dari siswa. Dalam metode tanya jawab,

guru pada umumnya berusaha menanyakan apa siswa telah

mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan atau proses

pemikiran yang dipakai oleh siswa.

Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab.

Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah:

Siswa dapat mengerti atau memahami tentang fakta yang

dipelajari, didengar atau dibaca sehingga mereka memiliki

pengetahuan yang mendalam tentang fakta tersebut.

Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir atau

proses yang ditimbulkan dalam memecahkan masalah.

Menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang

dibaca. Dengan dibantu tanya jawab siswa akan tersusun jalan

36

Page 55: Bab i Lap Ptk a A

pikirannya sehingga mencapai perumusan yang lebih baik dan

cepat.

c. Metode Diskusi

Pengetian Metode Diskusi

Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982) adalah

proses bertukar pikiran mengenai suatu top[ik tertentu sehingga

mendapat beberapa konklusi pendapat yang dapat diterima.

Melakukan sesuatu sangat berguna bila mengetahui terlebih dahulu

masalahnya dan turut membahasnya. Metode ini sangat tepat situasi

dimana: pertanyaan menarik minat siswa, pertanyaan mempunyai

kemungkinan jawaban yang lebih dari satu, pertanyaan tidak

menyatakan manakah jawaban yang benar.

Tujuan Penggunaan Metode Diskusi

Tujuan menggunakan metode diskusi adalah:

Mempertinggi partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar

secara individu.

Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan dalam

proses belajar mengajar.

d. Metode Pengamatan

Metode pengamatan merupakan suatu cara penyajian bahan dengan

mengamati obyek secara langsung dan siswa diberi tugas untuk

melaporkan hasil pengamatan.

Keunggulannya :

- siswa dapat melihat langsung obyek/bahan pengajaran yang

akan dibahas

- siswa tidak verbalistik

Kelemahannya :

- agak sulit untuk mengorganisasikan siswa

- memerlukan waktu yang lama

36

Page 56: Bab i Lap Ptk a A

5. Model- model pembelajaran yang efektif yang disusun oleh Tim

Widyaiswara Mapel IPS LPMP Jateng di antaranya :

a. EXAMPLES NON EXAMPLES

Contoh dari gambar/kasus yang relevan dengan KD

Langkah-langkah :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa

untuk memperhatikan/menganalisa gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-4 orang siswa, hasil diskusi dari

analisa gambar itu dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusi

6. Berdasarkan hasil diskusi, guru menjelaskan menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai

7. Guru menyimpulkan materi

b. PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperhatikan gambar-gambar kegiatan

berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang

logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

36

Page 57: Bab i Lap Ptk a A

c. NUMBERED HEADS TOGETHER

(Kepala Bernomor)(Spencer Kagan, 1992)

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui

jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

yang lain

6. Kesimpulan

d. COOPERATIVE SCRIPT

(Dansereau cs,1985)

Skrip kooperatif :

Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian

secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang

dipelajarai

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan

membuat rangkuman

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

36

Page 58: Bab i Lap Ptk a A

4. Pembicara membacakan rangkumannya selengkap mungkin

dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang

kurang lengkap

- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumya atau dengan materi lainnya

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditkar menjadi

pendengar dan sebaliknya. Seterusnya lakukan seperti di atas.

6. Siswa menyimpulkan bersama guru

7. Penutup

36

Page 59: Bab i Lap Ptk a A

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganrgaraan (PKn)

dilaksanakan di kelas IV semester II SD Negeri Tosaran Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan dalam 2 siklus

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

No Mata Pelajaran Waktu

1. Pendidikan Kewarganegaraan Siklus I, Senin, 15 Februari 2010

2. Pendidikan Kewarganegaraan Siklus II, Senin, 1 Maret 2010

3. Profil Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tosaran

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pada saat pelaksanaan

tindakan, SD Negeri Tosaran telah selesai mengadakan renovasi terhadap

ruang kelas I, II, dan III. Ruang kelas IV sebagai tambahan renovasi belum

bisa diselesaikan mengingat dana yang tidak mencukupi. Oleh karena itu

pembelajaran di kelas IV menggunakan ruang kelas III. Sedangkan siswa

kelas II masuk siang menempati ruang kelas I.

Kondisi dan situasi SD Negeri Tosaran berada di tengah wilayah desa

Tosaran memiliki dua unit gedung yang terdiri dari enam ruang kelas, satu

ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah, serta memiliki fasilitas pendukung

satu set komputer.

Jumlah guru dan tenaga kependidikan ada 11 orang yang terdidri dari : 1

Kepala sekolah, 6 Guru kelas, 3 Guru mapel, 1 tenaga kependidikan.

36

Page 60: Bab i Lap Ptk a A

Tabel 2. Klasifikasi Pendidikan

Jumlah guru /

tenaga

kependidikan

Guru Tenaga Kependidikan

PNS WB PNS WB

S1 D2 SMU S1 D2 SMU S1 D2 SMU SMU SMP

12 1 6 - 1 - 2 - - 1-

-

Tabel 3. Jumlah Siswa menurut kelas.

Jumlah

Siswa

Kelas

Ket.I II III IV V VI

L P L P L P L P L P L P

167 20 14 15 10 18 11 15 12 15 11 13 13

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negari Tosaran Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 27 orang. Terdiri dari 15

laki-laki dan 12 perempuan.

B. Deskripsi Persiklus

Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap

siklus terdiri dari kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi.

Adapun uraian kegiatannya adalah sebagai berikut :

Rencana Perbaikan

1. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan teman sejawat sebagai

pengamat dan bimbingan dari dosen pembimbing

2. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada

penerapan model pembelajaran Examples Non Examples

3. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan kegiatan monitoring,

lembar pengamatan siswa dan guru

4. Membuat alat bantu mengajar

36

Page 61: Bab i Lap Ptk a A

5. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I

6. Setelah RPP siklus I disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti minta

izin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan perbaikan

pembelajaran

Pelaksanaan

Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran PKn materi pengaruh globalisasi di lingkungannya adalah

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan inti pada siklus I selama 45 menit adalah :

Secara khusus perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan

menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples.

Urutan kegiatan sebagai berikut :

a. Guru memasang gambar di papan tulis.

b. siswa memperhatikan alat gambar macam-macam dampak globalisasi.

c. Siswa menganalisa gambar macam-macam dampak globalisasi.

d. Siswa berdiskusi kelompok tentang pengaruh globalisasi di

lingkungannya

e. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi

f. Guru menjelaskan materi dari hasil diskusi

g. Guru membuat kesimpulan

h. Siswa mengerjakan tes formatif

Pengamatan / Observasi

1. Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara lain :

a. Guru memberikan motivasi dan apersepsi pada siswa pada kegiatan

awal pembelajaran

b. Guru belum maksimal dalam mengungkap pengetahuan awal

siswas tentang konsep pengaruh globalisasi di lingkungannya

c. Guru mengajukan pertanyaan belum merata kepada semua siswa

2. Pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain :

36

Page 62: Bab i Lap Ptk a A

a. Masih ada sebagaian siswa yang tidak berani untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan

b. Masih ada siswa yang belum memahami materi pelajaran

c. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas

Refleksi

Pada tahap ini peneliti meminta bantuan saran dari pengamat dan

bimbingan dari supervesor diperoleh refleksi sebagai berikut :

1. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru masih sulit dipahami siswa

2. Guru kurang dapat menyusun kalimat yang mudah di fahami siswa

3. Guru kurang memberi penguatan sebagai motivasi kepada siswa yang

tidak berani menjawab pertanyaan guru

4. Guru dalam menggunakan alat peraga kurang optimal

5. Hasil ketuntasan yang dicapai 55,56% dengan nilai rata-rata 70,44

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, disusunlah rencana perbaikan

pembelajaran berupa prosedur kerja dilaksanakan di kelas terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Perencanaan

1. Untuk mengungkap masalah dan mencari jalan pemecahannya atas

pembelajaran yang dilaksanakan atas hasil refleksi, identifikasi dan

perumusan masalah pada siklus I peneliti bekerja sama dengan pengamat

dan pembimbing merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

2. Melaksanakan pembelajaran yang menitikberatkan pada penggunaan

metode diskusi kelompok dan alat peraga gambar berbagai pengaruh

globalisasi.

3. Memperbanyak tanya jawab untuk penguatan penguasaan materi kepada

siswa

4. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru

36

Page 63: Bab i Lap Ptk a A

5. Menyusun RPP siklus II

6. Setelah RPP siklus II disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti minta ijin

kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan pembelajaran.

Pelaksanaan Perbaikan

Perbaikan pembelajaran siklus II meliputi aktivitas-aktivitas

perbaikan pembelajaran kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Kegiatan inti pada siklus II selama 45 menit adalah :

1. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan tentang pengaruh

globalisasi dilingkungannya.

2. Secara klasikal guru memperlihatkan gambar-gambar pengaruh

globalisasi di lingkungan.

3. Siswa berdiskusi kelompok menganalisa gambar yang ditunjukkan

oleh guru tentang pengaruh globalisasi di lingkungannya.

4. Secara klasikal siswa dibimbing guru membuat ringkasan materi

pelajaran

5. Setelah pembelajaran selesai, siswa mengerjakan tes formatif (Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II selengkapnya terlampir)

Pengamatan/Observasi

1. Pengamat mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada

kegiatan guru saat memberikan materi pembelajaran PKn melalui

metode tanya jawab bervariasi (lembar observasi terlampir) dan

pengamat mencatat temuan-temuan saat pembelajaran berlangsung

2. Hasil pengamatan guru diperoleh temuan-temuan antara lain :

a. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa pada

kegiatan awal pelaksanaan perbaikan pembelajaran

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui metode tanya

jawab yang bervariatif dan penggunaan alat peraga dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami untuk

lebih memudahkan pemahaman siswa

c. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan latihan soal

36

Page 64: Bab i Lap Ptk a A

3. Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan-temuan antara lain:

a. Siswa sudah berani bertanya maupun menjawab pertanyaan

b. Siswa penuh semangat dalam mengikuti pembelajaran

c. Kegiatan tanya jawab para siswa aktif (suasana hidup)

Refleksi

Hasil refleksi siklus II setelah peneliti melaksanakan proses

perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Dengan penjelasan yang disampaikan guru mudah dipahami siswa

melalui metode pembelajaran bertanya jawab yang bervariatif dan

penggunaan alat peraga yang tepat, pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran meningkat

2. Dengan memberi penguatan motivasi dan bimbingan, kegiatan tanya

jawab semakin hidup dan siswa semakin aktif untuk bertanya jawab

3. Guru dalam pembelajaran siklus II telah berhasil, terbukti siswa telah

mencapai tingkat ketuntasan sebesar 85,19 % dengan nilai rata-rata

77,72.

36

Page 65: Bab i Lap Ptk a A

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

Dari hasil catatan dan temuan observasi data-data yang menjadi fokus

perbaikan yang dihimpun pengamat selama perbaikan pembelajaran dapat

penulis paparkan sebagai berikut :

Pra siklus

Proses pembelajaran PKn materi pengaruh globalisassi di linkungannya di

kelas IV SD Negeri Tosaran Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan diperoleh

hasil dari 27 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas ada 7 siswa (25,92 %)

tuntas belajar dan sisanya 20 siswa (74,08%) mendapat nilai di bawah 70

(belum tuntas).

Tabel 4. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas sebelum siklus

No Nilai F xi

1 45 – 50 2 47,5 952 51 – 56 2 53,5 1073 57 – 62 14 59,5 8334 63 – 68 2 65,5 1315 69 – 74 3 71,5 214,56 75 - 80 3 77,5 232,57 81 - 86 1 83,5 83,5

Jumlah 27 1696,5Nilai rata-rata kelas 62,83

Dari hasil diskusi dengan teman sejawat tentang proses

pembelajaran yang berlangsung memperoleh masukan untuk melakukan

perbaikan pembelajaran siklus I. Selanjutnya penulis berkonsultasi dengan

pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas masalah, selalu mencari

alternatif pemecahannya atas masukan dari teman sejawab dan saran

pembimbing penulis merencanakan pembelajaran siklus I.

36

Page 66: Bab i Lap Ptk a A

Siklus I

Pembelajaran siklus I penulis menitikberatkan pada penggunaan

metode pembelajaran tanya jawab bervariatif yang dipadu dengan media

gambar globalisasi dilingkungannya.

Pada awal pembelajaran guru memberi apersepsi dan motivasi

dengan tujuan untuk menarik belajar siswa dan lebih fokus dalam

mengikuti proses pembelajaran tanggal pelaksanaan perbaikan

pembelajaran siklus I yaitu :

a. Hari/tanggal : Senin, 15 Februari 2010

b. Waktu : 09.15 – 10.25

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran diperoleh data nilai hasil

belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik.

Tabel 5. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklus I

No Nilai F x1 52 – 58 2 55 1102 59 – 65 10 62 6203 66 – 72 8 69 5524 73 – 79 2 76 1525 80 – 86 2 83 1666 87 - 93 3 90 270

Jumlah 27 1870Nilai rata-rata kelas 69,26

Tabel 6. Tabel Perolehan Nilai PKn Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Siswa

1 41 – 50 -

2 51 – 60 6

3 61 – 70 6

4 71 – 80 10

5 81 - 90 2

6 91 - 100 3

Jumlah 27

Ketuntasan Klasikal 55,56 %

36

Page 67: Bab i Lap Ptk a A

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus cukup efektif hal

ini terbukti :

1. Persentase ketuntasan belajar dari 7 siswa (25,92%) sebelum siklus

naik menjadi 15 siswa (55,56 %) pada siklus 1

2. Nilai rata-rata kelas dari 62,83 sebelum siklus naik menjadi 69,26 pada

siklus I

Hasil belajar pada tabel 1 dapat dibuat dalam diagram batang

sebagai berikut :

Grafik 1. Nilai rata-rata, Persentase ketuntasan, Jumlah Siswa yang tuntas

80

70

60

50

40

30

20

10

Pra Siklus Siklus I

Dari grafik tersebut diketahui bahwa hasil pembelajaran siklus I

belum sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka penulis melaksanakan

perbaikan pembelajaran siklus II

62,83

25,92

7

69,26

55,56

15

: Nilai Rata-rata

: Ketuntasan

: Jumlah Siswa

36

Page 68: Bab i Lap Ptk a A

Siklus II

Hasil diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing maka

penulis mengadakan pembelajaran siklus II

Pada pembelajaran siklus II penulis menitikberatkan pada metode

pembelajaran tanya jawab bervariatif disertai penggunaan alat peraga.

Melalui tanya jawab siswa dibimbing guru tentang pengaruh globalisasi

di lingkungannya, ditunjukkan berbagai macam gambar pengaruh

globalisasi.

Tanggal pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, yaitu

a. Hari/Tanggal : Senin, 1 Maret 2010

b. Waktu : 09.15 – 10.25

Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh data

nilai hasil belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik

seperti di bawah ini :

Tabel 7. Tabel frekuensi nilai rata-rata kelas siklusII

No Nilai F x1 52 – 59 1 55,5 55,52 60 – 67 3 63,5 190,53 68 – 75 7 71,5 500,54 76 – 83 11 79,5 874,55 84 – 91 - 87,5 -6 92 - 99 5 95,5 477,5

Jumlah 27 2098,5Nilai rata-rata kelas 77,72

36

Page 69: Bab i Lap Ptk a A

Tabel 8. Tabel Perolehan Nilai PKn Siklus II

No Nilai Jumlah siswa

1 41 - 50 -

2 51 - 60 1

3 61 - 70 3

4 71 - 80 11

5 81 - 90 7

6 91 - 100 5

Jumlah 27

Ketuntasan Klasikal 85,19 %

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus II sudah

berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal ini dapat penulis paparkan sebagai berikut :

1. Persentase ketuntasan belajar siswa dari 15 siswa (55,56%) pada siklus

I naik menjadi 23 siswa (85,19%) pada siklus II

2. Nilai rata-rata kelas dari 69,26 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus

II

36

Page 70: Bab i Lap Ptk a A

Hasil belajar pada tabel 2 dapat dibuat dalam diagram batang

sebagai berikut :

Grafik 2. Nilai rata-rata, Persentase Ketuntasan Jumlah Siswa yang

Tuntas

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Siklus I Siklus II

69,26

55,56

15

77,72

, 85,19

23

: Nilai Rata-rata

: Ketuntasan

: Jumlah Siswa

36

Page 71: Bab i Lap Ptk a A

Tabel 9. Hasil Evaluasi PKn Pengaruh globalisasi di lingkungannya

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Agung Aldiansyah 77 81 922 Aji Santoso 60 72 773 Asrul Muadzun 60 72 814 Dimas Arya Saputra 58 63 725 Elda Sufroyul Sania 60 72 776 Fajar Shodiq 77 92 977 Ferdiyanto 58 65 728 Indra Irawan 52 60 609 Khoiril Anam 58 60 7210 Khamdi 58 65 7211 Khikmah Sakinah 77 92 9712 Khusnul Khotimah 72 81 9213 Malichatus Sakdiyah 63 72 8114 Miftahirin 52 60 6515 Miftakhul Janah 60 72 8116 Muhammad Ilham Rusdi 72 77 7717 Muhammad Syaefudin 60 72 8118 Naelul Maghfiroh 58 60 7219 Nurul Arisna 72 77 8120 Ratna Listi 60 65 7721 Refi Mariska 63 72 8122 Rudiyanto 45 58 6323 Septiana 60 72 8124 Sigit Afandi 42 52 5225 Sunaroh 58 63 7226 Tutur Insani 58 63 7227 Widya Amalia 81 92 95

Jumlah 1696 1870 2098Rata-rata 62,83 69,26 77,72

Tabel 10. Hasil Ketuntasan Tes Pra Siklus, Tes Siklus I, Tes Siklus II Mata Pelajaran IPA Perubahan Lingkungan Fisik Bumi

Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata Tes Keterangan

Pra Siklus Siklus I Siklus II27 62,83 69,26 77,72 Tuntas

36

Page 72: Bab i Lap Ptk a A

B. Pembahasan dari Setiap Siklus

Sebelum siklus penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih

rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai tes formatif siswa yaitu dari 27 siswa

yang mendapat nilai 70 keatas hanya 7 siswa, ketuntasannya 25,92 % dengan

rata-rata kelas 62,83

Proses pembelajaran yang dilakukan sebelum diadakan perbaikan

pembelajaran, penjelasan guru masih banyak menggunakan metode ceramah

dan aktifitas siswa dalam pembelajaran kurang

Siklus I

Upaya perbaikan pembelajaran PKn siklus I yang dilakukan guru

untuk mengatasi masalah siswa adalah melalui penerapan model

pembelajaran Examples Non Examples.

Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis pada siklus

I dari hasil tes formatif siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini

dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum siklus 62,83 meningkat menjadi

69,26 dengan ketuntasan belajar dari 7 siswa (25,92%) bertambah menjadi

15 siswa (55,56%)

Siklus II

Upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II ditekankan pada

aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran melalui penerapan model

pembelajaran Examples Non Examples yang dimantapkan dengan

memperbanyak Tanya jawab dan penguatan konsep. Sejalan dengan ini,

menurut Nasution, N. Budiastra, K. dkk (1998) “tanya jawab dapat

membantu timbulnya perhatian murid pada pelajaran”.

Metode tanya jawab bervariatif sebagai sarana untuk meningkatkan

hasil belajar siswa karena dengan metode tanya jawab akan membuat anak

menjadi senang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran.

36

Page 73: Bab i Lap Ptk a A

Dari tes formatif siklus II, jumlah yang mendapat nilai 70 ke atas

pada siklus I ada 15 siswa bertambah menjadi 23 siswa pada siklus II.

Nilai rata-rata 69,26 pada siklus I menjadi 77,72 pada siklus II. Persentase

ketuntasan belajar siswa dari 55,56% pada siklus I meningkat menjadi

85,19% pada siklus II atau naik sebesar 29,63 %

Dengan demikian upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan

hasil belajar yang optimal melalui penerapan model pembelajaran

Examples Non Examples dan disertai alat peraga gambar benar-benar

dapat dirasakan oleh siswa..

36

Page 74: Bab i Lap Ptk a A

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis

melalui 2 siklus yantiu siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kegiatan

perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dapat tercapai karena usaha guru selalu memperbaiki pembelajaran. Langkah

yang ditempuh antara lain memilih model pembelajaran yang tepat dan

menggunakannya secara optimal serta penggunaan alat peraga yang menarik.

Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan

menggunakan alat peraga yang menarik dapat memperjelas pemahaman siswa

tentang materi sehingga hasil prestasi siswa dapat meningkat.

Tujuan guru melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran adalah

dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bagi guru sendiri

kegiatan perbaikan juga dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam

melaksanakan tugasnya.

Dengan kegiatan perbaikan ternyata dapat meningkatkan hasil prestasi

siswa. Hasil evaluasi dari siklus ke siklus ternyata selalu meningkat.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka disampaikan saran sebagai berikut :

1. Dalam pembelajaran PKn Kompetensi Dasar Pengaruh Globalisasi di

Lingkungannya pada siswa kelas IV semester II SD, guru hendaknya

menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples dan

memanfaatkan gambar dampak globalisasi.

36

Page 75: Bab i Lap Ptk a A

2. Dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran

Examples Non Examples guru sebaiknya menyiapkan gambar yang sesuai

dengan setiap sub konsep.

36