Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

44
A. Judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Berita dengan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIIIH SMPN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2008/2009 B. Bidang Ilmu : Metode Pembelajaran Bahasa C. Latar Belakang Hasil pengamatan selama melaksanakan kegiatan Pendalaman Kemampuan Mengajar (PKM) di SMPN 1 Mataram menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis di sekolah tersebut belum optimal. Kondisi ini terlihat dari rendahnya kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII H. Hasil tes awal memperlihatkan, dari 45 siswa hanya 5 orang (11,1%) dikategorikan baik; 9 orang (20%) dikategorikan cukup; 17 orang (37,8%) dikategorikan kurang; dan 14 orang (31,1 %) dikategorikan sangat kurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan guru Bahasa Indonesia, rendahnya kemampuan siswa menulis berita disebabkan banyak faktor. Ada tiga faktor yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam menulis berita. Pertama, kegiatan menulis berita belum dikembangkan melalui model pembelajaran yang inovatif. Menurut guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII, prosedur yang diterapkan dalam pembelajaran menulis adalah sebagai berikut: (a) guru menugaskan siswa mendiskusikan sebuah topik; (b) kemudian siswa membayangkan peristiwa berdasarkan topik; (c) hasil bayangan tentang peristiwa itulah yang dijadikan bahan untuk menulis berita. Pola pembelajaran semacam ini berdampak kurang baik pada produk tulisan siswa. Hasil tes awal menunjukkan bahwa sekitar 87 % tulisan berita yang dihasilkan siswa tidak faktual dan berbentuk narasi. Idealnya, sebuah tulisan berita harus mampu menampilkan peristiwa atau fenomena faktual melalui uraian deskriptif. Kedua, pembelajaran keterampilan menulis hanya terfokus pada produk tulisan. Sementara proses penulisan kurang mendapat perhatian guru. Permasalahan yang muncul adalah siswa tidak mengetahui tahapan-tahapan yang semestianya dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulis. Permasalahan tersebut, antara lain: (a) ketika kegiatan menulis dimulai, siswa belum mempunyai bahan untuk menulis berita; (b) siswa tidak mengetahui cara menuangkan bahan menjadi tulisan yang berkarakteristik berita. 1

Transcript of Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Page 1: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

A. Judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Berita dengan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIIIH SMPN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2008/2009

B. Bidang Ilmu : Metode Pembelajaran Bahasa

C. Latar BelakangHasil pengamatan selama melaksanakan kegiatan Pendalaman Kemampuan Mengajar

(PKM) di SMPN 1 Mataram menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis di sekolah tersebut belum optimal. Kondisi ini terlihat dari rendahnya kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII H. Hasil tes awal memperlihatkan, dari 45 siswa hanya 5 orang (11,1%) dikategorikan baik; 9 orang (20%) dikategorikan cukup; 17 orang (37,8%) dikategorikan kurang; dan 14 orang (31,1 %) dikategorikan sangat kurang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan guru Bahasa Indonesia, rendahnya kemampuan siswa menulis berita disebabkan banyak faktor. Ada tiga faktor yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam menulis berita. Pertama, kegiatan menulis berita belum dikembangkan melalui model pembelajaran yang inovatif. Menurut guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII, prosedur yang diterapkan dalam pembelajaran menulis adalah sebagai berikut: (a) guru menugaskan siswa mendiskusikan sebuah topik; (b) kemudian siswa membayangkan peristiwa berdasarkan topik; (c) hasil bayangan tentang peristiwa itulah yang dijadikan bahan untuk menulis berita. Pola pembelajaran semacam ini berdampak kurang baik pada produk tulisan siswa. Hasil tes awal menunjukkan bahwa sekitar 87 % tulisan berita yang dihasilkan siswa tidak faktual dan berbentuk narasi. Idealnya, sebuah tulisan berita harus mampu menampilkan peristiwa atau fenomena faktual melalui uraian deskriptif.

Kedua, pembelajaran keterampilan menulis hanya terfokus pada produk tulisan. Sementara proses penulisan kurang mendapat perhatian guru. Permasalahan yang muncul adalah siswa tidak mengetahui tahapan-tahapan yang semestianya dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulis. Permasalahan tersebut, antara lain: (a) ketika kegiatan menulis dimulai, siswa belum mempunyai bahan untuk menulis berita; (b) siswa tidak mengetahui cara menuangkan bahan menjadi tulisan yang berkarakteristik berita.

Ketiga, produk tulisan maupun pengalaman belajar siswa yang terbangun selama proses pembelajaran sering kali tidak mendapat umpan balik yang memadai. Guru memeriksa tulisan siswa sebatas memberi nilai berupa angka, tidak disertai komentar atau catatan. Pada hal catatan dan komentar guru sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tulisannya. Informasi tentang kelemahan tulisan dan beberapa cacatan perbaikan yang diberikan oleh guru merupakan panduan yang sangat berhagra bagi siswa untuk memperbaiki tulisannya. Sedangkan Informasi tentang kekuatan tulisan sangat bermakna untuk mengingkatkan kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran di SMPN 1 Mataram belum mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis berita. Siswa masih menemui banyak kesulitan, baik pada tahap persiapan maupun tahap penulisan berita. Jika tidak segera dibenahi, realitas pembelajaran semacam ini berdampak buruk pada siswa. Mereka akan kehilangan gairah dalam mengikuti pembelajaran menulis, serta menghambat kemampuan menulis berita. Pada hal keterampilan menulis, khususnya penulisan berita merupakan cermin dari kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Kemampuan berpikir semacam ini sangat penting bagi siswa untuk merespon dinamika kehidupan dan perkembangan global, seperti harapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Mengingat pentingnya hal tersebut, perlu diupayakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis berita. Salah satu upaya adalah menerapkan model

1

Page 2: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

pembelajaran berbasis portofolio. Pembelajaran berbasis portofolio menggunakan prinsip dasar pembelajaran siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, dan pembelajaran partisipatorik (Budimansyah, 2002:6). Melalui model pembelajaran berbasis portofolio, siswa akan terlibat dalam seluruh rangkaian pembelajaran, mulai persiapan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi.

Dengan demikian, jika model pembelajaran berbasis portofolio diterapkan dalam pembelajaran menulis berita, siswa akan terlibat secara aktif, bekerja sama, dan berpartisipasi dalam kegiatan menulis berita. Siswa memiliki sejumlah pengalaman praktis yang memadai untuk menulis berita, bukan sekedar teori atau pengetahuan menulis. Pembelajaran berbasis portofolio dalam penelitian ini dirancang untuk membantu siswa kelas VIII H, SMPN 1 Mataram agar memiliki keterampilan menulis berita melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Model ini dapat mendorong terbentuknya kompetensi siswa secara utuh karena memadukan secara sinergis aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

D. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang, masalah umum penelitian ini adalah,

”Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis berita dengan model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram tahun pelajaran 2008/2009?” Rumusan tersebut dijabarkan menjadi:1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran menulis berita dengan model

pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram tahun pelajaran 2008/2009?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran menulis berita dengan model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram tahun pelajaran 2008/2009?

3. Bagaimanakah respon siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram tahun pelajaran 2008/2009 terhadap peningkatan kemampuan menulis berita dengan model pembelajaran berbasis portofolio?

E. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tindakan dan peningkatan kemampuan

menulis berita dengan model pembelajaran berbasis portofolio siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram tahun pelajaran 2008/2009. Sedangkan tujuan pemberian tindakan pembelajaran berbasis portofolio dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram. Adapun tujuan khusus pemberian tindakan pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut:1. untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis berita siswa kelas VIII H SMPN 1

Mataram tahun pelajaran 2008/2009;2. untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis berita siswa kelas VIII H SMPN 1

Mataram tahun pelajaran 2008/2009;3. untuk mendeskripsikan respon siswa kelas VIII H SMPN 1 Mataram terhadap

peningkatan kemampuan menulis berita dengan model pembelajaran berbasis portofolio.

F. Manfaat PenelitianKegiatan dan laporan hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam mengembangkan kompetensi menulis berita. Kompetensi tersebut diharapkan bermanfaat bagi peserta didik untuk merespon berbagai fenomena kehidupan di sekitarnya.

2. Bagi guru bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat memberi masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis berita di SMP agar lebih efektif. Selain itu,

2

Page 3: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

dapat juga digunakan untuk mengembangkan kemampuan memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan menulis berita.

3. Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran. Dapat dijadikan referensi dalam merancang perangkat pembelajaran, dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baik.

G. Tinjauan Pustaka Dan Kerangka TeoriG.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini diilhami oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pembelajaran berbasis portofolio. Di antaranya, dilakukan oleh Tukiran (2005) dengan judul Efektivitas Implentasi Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Portofolio (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto). Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio pada matakuliah PKn di perguruan tinggi membawa inplikasi positif bagi mahasiswa. Antara lain: 1) mengubah tanggapan mahasiswa terhadap PKn ke arah yang lebih positif; 2) mengembangkan sikap demokratis; 3) mengembangkan akhlak; 4) membentuk tanggapan yang positif terhadap pentingnya integritas nasional; 5) mengembangkan sikap dan kesadaran terkait dengan hak dan kewajibannya sebagai warganegara; dan 7) meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada matakuliah PKn.

Penelitian lain dilakukan oleh Winarni (2007) dengan judul Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi Kelas X Semester II di SMA Negeri I Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dengan metode pembelajaran berbasis portofolio sebesar 74,14, lebih tinggi daripada hasil belajar dengan metode konvensional sebesar 68,35. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis portofolio lebih efektif daripada metode konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Selain itu, metode pembelajaran berbasis portofolio dapat menjadi salah satu metode alternatif untuk meningkatkan kreativitas dan pengalaman belajar siswa.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Mujianto (2008) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang. Dalam laporan penelitian tersebut, diuraikan bahwa kemampuan menulis laporan mahasiswa jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis portofolio. Peningkatan kemampuan tersebut terjadi pada seluruh tahap kegiatan menulis, yakni persiapan menulis, tahap penulisan, dan finalisasi. Akhirnya Mujianto berkesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio dapat memotivasi semangat belajar, membentuk kerja sama antarpihak terkait dengan pembelajaran, dan meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam seluruh proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang demikian akan dapat meningkatkan produk pembelajaran, yakni meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam bidang keilmuan yang dipelajari.

Ketiga hasil penelitian di atas menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran ilmu sosial dan bahasa Indonesia berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik. Peningkatan prestasi belajar tersebut terjadi pada seluruh ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sayang, manfaat pembelajaran berbasis portofolio tersebut hanya dirasakan oleh peserta didik pada level mahasiswa, belum menjangkau peserta didik pada level SMP.

3

Page 4: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Bertolak dari kenyataan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas menerapkan pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan kompetensi menulis berita pada siswa SMPN 1 Mataram. Penulis berkeyakinan bahwa pembelajaran berbasis portofolio dapat menjadi salah satu metode alternatif untuk meningkatkan kreativitas, pengalaman belajar, maupun hasil belajar siswa SMP sebagaimana yang terjadi pada mahasiswa.

G.2 Kerangka TeoriG.2.1 Hakikat Menulis

Menulis menurut Kroll dalam Mujianto (2008:12) merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan mengekspresikan gagasan atau menyampaikan pesan kepada pembaca. Sejalan dengan Kroll, Tarigan (1994:21) menguraikan bahwa penyampaian pesan tersebut menggunakan lambang-lambang grafik sebagai medianya. Pesan merupakan isi atau makna yang terkandung dalam lambang grafik tersebut. Makna yang dikembangkan oleh lambang-lambang grafik itu ialah makna suatu bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain apabila orang lain tersebut membaca lambang-lambang grafik itu.

Menurut Yunus (2002:1.2), menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi.

Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa, disebut keterampilan berbahasa, yang melibatkan empat unsur, yakni penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Oleh karena itu, menurut Heaton, keterampilan menulis melibatkan kemampuan yang sangat kompleks. Kemampuan tersebut meliputi penentuan topik, organisasi ide, penggunaan aspek-aspek gramatikal yang sesuai, pemilihan struktur tulisan yang tepat untuk memberikan efek yang diinginkan, serta penerapan unsur-unsur mekanika (Hardiyanta, 2008:6).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapatlah disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan mengekspresikan gagasan atau penyampaian pesan melalui lambang-lambang grafik yang dimengerti oleh orang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan mengorganisasikan ide secara logis melalui pilihan kata yang tepat, menata kalimat-kalimat secara efektif sehingga membentuk paragraf yang padu, dan menggunakan kaidah penulisan yang dapat menggambarkan secara jelas dan informasi disampaikan.

G.2.2 Hakikat BeritaBerita secara leksikal berarti kabar. Secara etimologis, berita berasal dari bahasa

Sangsekerta “vrit” yang berarti ada atau kejadian. Sebagian orang menyebutnya “vritta” yang berarti “kejadian” atau “yang terjadi”. Lidah orang Indonesia menyebutnya “berita” (Sudarman, 2008: 74-75). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 108), berita diartikan sebagai laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Untuk mengidentifikasi hakikat berita secara akurat, Sudarman (2008: 75-76) mengutip beberapa pendapat akademisi maupun praktisi, antara lain: Charnley dan Neal, Nothclife, Assegaff, J.B. Wahyudi. Menurut Charnley dan Neal, berita adalah laporan tercepat tentang suatu peristiwa, opini, kecendrungan, situasi, dan interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya diketahui oleh khalayak. Nothclife memandang berita sebagai informasi yang mengandung keanehan atau ketaklaziman sehingga mampu mencuri perhatian, serta memancing keingintahuan pembaca. Bagi Assegaff, berita didefinisikan sebagai laporan tentang fakta atau ide terkini yang dapat menarik perhatian pembaca, yang dipilih oleh staf redaksi media untuk disiarkan. Sementara J.B. Wahyudi mendefinisikan

4

Page 5: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

berita sebagai laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara periodik.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa berita merupakan laporan tercepat tentang suatu peristiwa, opini, atau hal-hal terbaru, nyata, dan menarik, dan penting untuk diketahui oleh masyarakat umum. Laporan tersebut biasanya berisi enam hal pokok, dalam dunia jurnalistik dikenal dengan istilah 5 W + 1H (what, who, when, where, why, how).

Dijelaskan oleh Sudarman (2008: 92-93), What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada khalayak. Peristiwa tersebut berkaitan dengan alam, binatang, masalah manusia dan kehidupannya. Who berarti siapa yang terlibat dalam peristiwa/kejadian. Siapa mengacu pada manusia yang dijadikan berita, bisa atas nama individu maupun atas nama jabatan. When berarti kapan peristiwa itu terjadi. Ini berkaiatan dengan waktu peristiwa itu terjadi. Mungkin detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan seterusnya. Where berarti di mana peristiwaa terjadi. Hal ini berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa. Selain merujuk pada geografis, ada yang mengacu pada tempat umum dan khusus. Why berarti mengapa peristiwa itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan alasan atau mencari penyebab mengapa peristiwa tersebut terjadi. How berarti bagaimana peristiwa itu terjadi. Biasanya penulis berita menyampaikan tentang bagaimana peristiwa itu terjadi. Bahkan disertai cara menanggulangi peristiwa tersebut.

G.2.3 Nilai BeritaDalam dunia jurnalistik, tidak semua peristiwa, opini, atau hal baru mempunyai “nilai

berita”. Yang dimaksud dengan nilai berita adalah kelayakan sebuah berita dimuat dalam majalah dan koran. Menurut Depdiknas (2004: 32-41) berita yang layak muat biasanya memenuhi empat kriteria, yakni cepat, nyata, penting, dan menarik. Unsur kecepatan berkenaan dengan keaktualan dan ketepatan waktu. Berita harus merupakan peristiwa terbaru. Unsur kenyataan berkenaan dengan kefaktualan sebuah berita. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri atas kejadian nyata, pendapat, dan pertanyaan dari sumber berita. Unsur kepentingan berkenaan dengan sebuah berita yang menyangkut kepentingan orang banyak. Berita yang menyangkut kepentingan orang banyak akan bernilai tinggi. Sebaliknya, berita yang tidak menyangkut kepentingan orang banyak tidak akan bernilai tinggi. Unsur kemenarikan sebuah berita akan mengundang orang akan membaca berita yang ditulis. Berita dapat menarik apabila mengandung keganjilan/keanehan, bersifat menghibur, dan menyentuh emosi atau menggugah perasaan.

G.2.4 Susunan BeritaMenurut Sudarman (2008: 89-90), susunan berita mengacu kepada sistem piramida

terbalik (Invertid Pyramid). Piramida terbalik adalah sistem penulisan yang menguraikan informasi berdasarkan nilai terpenting, dimulai dari yang paling penting, penting, cukup penting, dan kurang penting. Jika digambar, sistem penulisan piramida terbalik terlihat pada gambar berikut.

5

Page 6: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Gambar 2.1 Bentuk Sistem Piramida Terbalik

Berdasarkan gambar tersebut, susunan terdiri dari judul berita yang merupakan identitas berita, titi mangsa, teras berita, perangkai, tubuh berita, dan kaki berita. Titi mangsa (Date line) berkaitan dengan kapan berita itu dibuat. Teras berita (lead) adalah kalimat pembuka pada paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi penting dari keseluruhan berita. Perangkai (bridge) adalah kata-kata penghubung antara teras dan tubuh berita. Tubuh berita (body) merupakan kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf yang memuat rincian unsur berita yang terdapat dalam teras berita. Kaki berita (leg) merupakan bagian akhir dari berita.

Jika dicermati, bagian titi mangsa (Date line) dalam penulisan berita di media massa Indonesia jarang ditemukan. Sedangkan bagian perangkai (bridge), menurut penulis tidak perlu ditempatkan pada bagian tersendiri karena sudah menjadi bagian dari tubuh berita. Sehubungan hal tersebut, penulis menyederhanakan model piramida terbalik versi Sumardian. Hasil penyederhanaan tersebut terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Bentuk sistem piramida terbalik hasil peyederhanaan

6

Head Line/ Judul berita

Lead/teras beritaBridge/perangkai

Body/tubuh berita

Leg/kaki berita

Sangat penting

Kurang penting

Penting

Cukup penting

Date line/titi mangsa

Page 7: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Teknik penulisan sistem piramida terbalik dimaksudkan untuk memudahkan pembaca secara cepat menemukan informasi penting dalam wacana berita cepat. Serta itu untuk memudahkan redaktur memotong bagian berita yang kurang penting, jika ruang yang tersedia dalam media tersebut sangat terbatas. Menurut Widodo dalam Mispamarti (2008: 14), teknik penulisan piramida mempunyai beberapa keuntungan, antara lain (1) menarik perhatian pembaca karena dimulai dari hal yang paling penting; (2) efesiensi waktu membaca karena dengan hanya membaca bagian teras berita, pembaca sudah dapat mendapat gambaran tentang isi berita; (3) praktis bagi redaktur, terutama dalam pengaturan tata letak dan pemotongan teks berita.

G.2.5 Karakteristik Bahasa BeritaBahasa berita merupakan ragam bahasa jurnalistik yang menyajikan informasi faktual

kepada pembaca yang heterogen. Menurut Sudarman (2008: 56-60) bahasa jurnalistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. Lugas, artinya tidak mendua. Penggunaan kata, frasa, klausa, maupun kalimat harus

langsung pada sasaran makna yang dituju, agar tidak menimbulkan kesalahan tafsir pada pembaca.

b. Sederhana, lazim, dan umum, artinya mudah dimengerti oleh segala lapisan masyarakat pembaca, serta menggunakan kata-kata yang sudah umum dikenal oleh masyarakat, dan penulisannya tepat.

c. Singkat dan padat, artinya tidak bertele-tele, tidak berbelit-belit dan mampu mengungkapkan pikiran secara singkat namun tetap informatif.

d. Sistematis, artinya bahasa yang digunakan sesuai dengan urutan kejadian atau kronologis, serta mengikuti pola bahasa baku.

e. Netral, artinya tidak memihak, tidak membeda-bedakan dalam pengungkapannya. f. Menarik, artinya bahasa yang digunakan dapat menimbulkan daya tarik bagi pembaca.

Bahasa yang menarik adalah bahasa yang bervariasi, mengandung humor yang sehat, memberi pengertian dengan baik, mengandung tenaga hidup (vitalitas), dan membangkitkan daya imajinatif pembaca.

g. Menggunakan kalimat aktif, biasanya ditandai denngan pengunaan kata aktif. Kata aktif biasanya ditandai dengan pengunaan awalan me(N), dan ber-. Penggunaan kalimat aktif dimaksudkan untuk menguatkan subjek.

h. Penggunaan bahasa positif, biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata positif. Kata-kata positif biasanya menghindari penggunaan kata ’tidak’ dan ’bukan’. Dengan menggunakan bahasa positif, makna menjadi lebih jelas dan tegas.

7

Head Line/ Judul berita

Lead/teras beritaBody/tubuh berita

Leg/kaki berita ekor

Sangat penting

Penting

Kurang penting

Page 8: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

G.2.6 Teknik Menulis BeritaG.2.6.1 Teknik Menulis Judul Berita

Judul berita merupakan identitas berita. Selain itu judul merupakan alat pemikat pembaca. Dalam dunia jurnalstik penulisan judul berita harus mencerminkan pokok-pokok berita. Dengan membaca judul berita, pembaca segera mengetahui isi atau kejadian yang diberitakan.

Menurut Sumardian dalam Sudarman (2008: 94-98) Judul berita yang baik paling tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut.a. Provokatif, artinya judul yang dibuat harus mampu membakar emosi khalayak untuk

segera membaca berita. Sifat provokatif sangat stategis karena menyentuh wilayah psikologi pembaca.

b. Singkat dan padat, artinya langsung pada pokok persoalan yang diberitakannya (to the poin). Kata-kata yang digunakan biasanya lugas, tegas, terfokus, menukik, dan langsung pada intisarinya. Judul yang singkat dan padat sangat diperlukan mengingat ruang yang tersedia dalam media masa sangat terbatas, serta waktu dan situasi yang dimiliki pembaca pun sangat terbatas.

c. Relevan, artinya berkaitan erat atau sesuai dengan pokok pesan penting yang disampaikan dalam berita. Judul tidak boleh menyimpang dari teras berita, bahkan harus diambil dari teras berita agar relevan dengan isi berita yang disampaikan.

d. Fungsional, artinya setiap kata yang terdapat dalam judul bersifat mandiri, tidak tergantung pada kata lain, serta memiliki arti yang jelas dan tegas. Meskipun demikian jika digabung kata-kata yang mandiri itu tetap melahirkan satu kesatuan makna.

e. Formal, artinya resmi, dan menghindari kata-kata yang bersifat eufemisme. Judul berita tidak boleh memunculkan kesan sesuatu yang lembut atau femin, tetapi harus tegas dan formal.

f. Representatif, artinya judul berita harus mewakili dan mencerminkan teras dan isi berita.g. Merujuk pada tata bahasa baku, artinya mengacu pada standar umum atau kaidah umum.

Bahasa Indonesia baku mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan bahasa baku, pembaca tidak mempresepsikan sendiri makna dalam judul. Selain itu, pembaca juga tidak terpancing emosi negatifnya.

h. Spesifik, artinya khusus dan tidak melebar. Dalam membuat judul berita, kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang khusus, karena penggunaan kata-kata yang melebar dapat mengaburkan makna yang ada di dalamnya. Semakin khusus kata yang digunakan, maka makna yang terkandung di dalamnya dapat semakin jelas dan tepat.

G.2.6.2 Teknik Menulis Teras BeritaTeras berita (lead) adalah kalimat atau paragraf pembuka yang memuat fakta atau

informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan. Teras berita dianggap bagian yang paling penting karena sifatnya yang menonjolkan secara singkat semua unsur pokok dari peristiwa yang dilaporkan. Teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan isi berita.

Menurut PWI dalam Sudarman (2008: 99-101) terdapat sepuluh pedoman yang dapat diikuti untuk menulis teras berita yang baik.a. Teras berita harus mencerminkan pokok terpenting berita. Terdiri atas satu kalimat, dan

tidak melebihi tiga kalimat.b. Jumlah kata dalam teras berita berkisar anatara 30 s.d. 45 kata. Bahkan lebih dari singkat

dari ketentuan tersebut.

8

Page 9: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

c. Teras berita harus ditulis dengan baik, yakni (1) menggunakan kalimat singkat, sederhana, ekonomis, serta merujuk pada bahasa baku; (2) menampakan dengan jelas gagasan sebuah kalimat; (3) mudah ditangkap, cepat dimengerti, dan mudah diucapkan.

d. Hal-hal yang tidak sendesak, namun berfungsi sebagai pelengkap hendaknya dimuat dalam tubuh berita.

e. Sesuai dengan naluri manusia yang ingin segera mengetahui kejadian, teras berita sebaiknya mengutamakan unsur apa.

f. Teras berita boleh dimulai dengan unsur siapa, apabila berkaitan dengan tokoh terkenal atau memiliki keahlian pada bidangnya.

g. Teras berita jarang menggunakan unsur kapan (waktu) pada permulaannya. Sebab unsur waktu jarang menjadi bagian yang menonjol dalam suatu kejadian.

h. Urutan unsur dalam teras berita sebaiknya menggunakan urutan tempat terdahulu, baru disusul oleh unsur waktu.

i. Unsur bagaimana dan mengapa diuraikan dalam tubuh berita, jadi tidak dalam teras berita.

j. Teras berita boleh dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang asalkan kutipan tersebut tidak berbentuk kalimat panjang.

G.2.6.3 Teknik Menulis Tubuh BeritaTubuh berita (body) merupakan rincian atau memuat semua unsur berita yang sudah

dikemukakan dalam teras berita. Selain itu, tubuh berita sebagai tempat mengungkapkan secara lengkap dan bertahap unsur-unsur bagaimana dan mengapa yang tidak mungkin secara tuntas dibicarakan dalam teras berita. Menurut Sudarman (2008: 111), yang terpenting dalam penulisan tubuh berita adalah penguasaan gaya penulisan dan mempertahankan kesatuan gagasan, serta menggunakan bahasa ragam jurnalistik. Bahasa ragam jurnalistik adalah bahasa yang lugas dan sederhana, menggunakan pilihan umum dan netral, menguraikan informasi secara sistematis, singkat, padat, dan menarik, serta mengedepankan penggunaan kalimat aktif dan bahasa positif

G.2.6.4 Teknik Menulis Kaki BeritaKaki berita merupakan struktur paling bawah dari sebuah berita. Struktur piramida

terbalik mempunyai makna bahwa dalam struktur teratas merupakan unsur terpenting, dan semakin ke bawah nilainya semakin kurang penting. Pola ini dimaksudkan jika sebuah wacana berita dipandang oleh editor terlalu panjang, keterbatasan kolom, dan terpaksa harus diperpendek, maka pemotongan berjenjang dilakukan dari lapisan yag paling bawah. Meskipun demikian, pemotongan tersebut tidak sampai merusak susunan informasi yang perlu diberitakan. Penulisan kaki berita biasanya diikuti dengan nama atau initial penulis berita tersebut. Penulis lepas (freelancer) biasanya mencantumkan nama dengan jelas. Bila penulis berita tersebut wartawan tetap, kaki berita cukup dengan nama initial (Sudarman, 2008: 112).

G.2.7 Pembelajaran Berbasis Portofolio G.2.7.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Portofolio

Istilah portofolio dalam bidang pendidikan dan pengajaran relatif masih belum banyak dikenal. Namun, sejalan dengan berkembangnya model pembelajaran istilah portofolio mulai banyak dibicarakan dan dipelajari. Istilah portofolio memiliki beberapa arti tergantung sudut pandang yang digunakan. Berdasarkan wujud fisiknya, portofolio berarti sekumpulan dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam satu bundel, misalnya hasil tes awal, tugas-tugas terstruktur, catatan, piagam dan sebagainya. Berdasarkan proses sosial pedagogis, portofolio berarti sekumpulan pengalaman belajar siswa yang terdapat dalam

9

Page 10: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

pikiran siswa, baik berbentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut O’malley, ada tiga tipe dasar portofolio, yaitu showcase portfolio, collections portfolio, dan assessment portfolio. Showcase portfolio biasa digunakan untuk menayangkan hasil pekerjaan siswa yang terbaik untuk orang tua atau sekolah. Collections portfolio mencakup semua hasil pekerjaan siswa yang menggambarkan proses perkembangan kemampuan siswa. Adapun assessment portfolio merupakan penilaian yang dilakukan terhadap kumpulan pekerjaan siswa baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswa sendiri. Berdasarkan sifatnya, portofolio dapat dikaitkan dengan pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan pembelajaran, portofolio dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio. Namun, jika dikaitkan dengan penilaian, portofolio dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (Budimansyah, 2002:1).

G.2.7.2 Landasan Pemikiran Pembelajaran Berbasis PortofolioSebagai suatu inovasi pada bidang pendidikan, pembelajaran berbasis portofolio

didasarkan pada beberapa landasan pemikiran. Berikut diuraikan landasan pemikiran pembelajaran berbasis portofolio.

Pertama, landasan empat pilar pendidikan yang meliputi learning to do, learning to know, learning to be, learning to live together. Melalui model pembelajaran berbasis portofolio peserta didik diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi pada lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya. Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup dan kehidupan (Budimansyah, 2002: 4).

Kedua, pandangan konstruktivisme. Berdasarkan pandangan ini peserta didik sejak usia taman kanak-kanak memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya. Mereka telah memiliki struktur pengetahuan (skemata) yang terbangun melalui input dari lingkungan, walaupun masih belum terstruktur dengan baik, bahkan kadang-kadang salah konsep. Menurut pandangan ini pembelajaran dimulai dari pengetahuan yang dimiliki siswa, guru tidak dapat mengindoktrinasi pengubahan pengetahuan siswa. Dengan demikian, pengubah pengetahuan adalah siswa sendiri, guru berfungsi sebagai fasilitator dan pencipta kondisi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik (Budimansyah, 2002:5).

Ketiga, pembelajaran yang demokratis. Pada era reformasi ini konsepsi demokrasi berusaha diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembelajaran. Pembelajaran yang demokratis adalah pembelajaran yang dilandasi nilai-nilai demokrasi, yakni penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik (Budimansyah, 2002:6).

G.2.7.3 Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio

Model Pembelajaran Berbasis Portofolio mengacu pada prinsip dasar pembelajaran siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, dan pembelajaran partisipatorik. Berdasarkan prinsip belajar siswa aktif seluruh siswa diajak berperan aktif dalam seluruh proses pembelajaran, baik dari fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Berdasarkan prinsip kelompok belajar kooperatif pembelajaran diarahkan pada terciptanya kerja sama antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, antara siswa dengan komponen lain di sekolah, dan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa. Selanjutnya, prinsip

10

Page 11: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

pembelajaran partisipatorik dikembangkan melalui pelakonan. Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Hal ini dikarenakan dalam tiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktik hidup berdemokrasi.

G.2.7.4 Langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio

Secara operasional pembelajaran berbasis portofolio dilakukan melalui 5 langkah. Berikut ini diuraikan masing-masing langkah pembelajaran berbasis portofolio.

a. Mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini kegiatan siswa mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekitarnya. Karena pembelajaran dalam tulisan ini berfokus pada pembelajaran menulis berita, masalah yang diidentifikasi oleh siswa berkaitan dengan topik penulisan. Untuk mengidentifikasi topik dapat dilakukan secara individual atau kelompok. Sementara itu, kisaran topik dapat diambil dari realitas yang terjadi atau dijumpai di masyarakat, baik di lingkungan sekolah maupun di tempat lain. Kegiatan ini dilakukan juga kegiatan pengumpulan informasi/data, dan referensi yang terkait dengan topik.

b. Memilih masalah/topik untuk kajian kelas. Dalam hal ini siswa diharapkan mendaftar semua masalah yang telah ditemukan, kemudian diadakan musyawarah atau curah pendapat untuk memilih beberapa topik yang akan diangkat menjadi tulisan berita di kelas.

c. Mengumpulkan informasi. Pada tahapan ini, siswa mencari sejumlah sumbur informasi. Dalam kenteks penelitian pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara untuk mendapatkan data/informasi sebagai bahan penulisan berita.

d. Mengembangkan portofolio. Kegitan yang dilakukan pada pengembangan portofolio adalah mengerjakan atau menyelesaikan tugas portofolio yang dikaji dalam kelas. Dalam hal ini kegiatan portofolio kelas berupa identifikasi karakteristik berita, penentuan dan penyusunan pengumpulan informasi, data, sumber yang terkait dengan topik berita, pengumpulan informasi/data untuk menulis, serta melakukan kegiatan penulisan berita.

e. Penyajian portofolio. Pada tahap ini siswa menyajikan hasil portofolio kelas yang telah dibuat di depan tim juri. Dalam penelitian kegiatan penyajian portofolio kelas adalah menyajikan teks berita kepada tim juri. Tim juri berasal dari kelompok siswa dan guru. Tugas mereka menilai hasil tulisan berita, baik dari aspek isi maupun aspek mekanika, serta memberi komentar dan catatan untuk perbaikan tulisan.

Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan pembelajaran berbasis portofolio tersebut disederhanakan menjadi empat tahap. Keempat tahap yang dimaksud adalah tahap identifikasi dan penentuan masalah; tahap pencarian informasi; tahap pengembangan portofolio; dan tahap penyajian portofolio.

G.2.8 Penilaian untuk Pembelajaran Berbasis Portofolio

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Pembelajaran Berbasis Portofolio mengacu pada prinsip dasar pembelajaran siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, dan pembelajaran partisipatorik. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, seluruh siswa berperan aktif dalam seluruh proses pembelajaran, baik dari fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Selama pembelajaran berlangsung siswa terciptanya kerja sama antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, antara siswa dengan komponen lain di sekolah, dan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa. Oleh karena itu, pengukuran prilaku dan hasil belajar siswa harus sejalan dengan prinsip-prinsip belajar tersebut. Salah satu pengukuran yang tepat adalah berupa penilai berbasis portofolio.

11

Page 12: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Sebagai suatu model penilaian yang bersifat inovatif dalam sistem pembelajaran portofolio dilandasi oleh dua pemikiran, yaitu re-edukasi dan refleksi (Budimansyah, 2002:109). Kedua pemikiran tersebut merupakan pengembangan dari pandangan psikologi kognitif terutama yang berkenaan dengan teori belajar.

Re-edukasi merupakan landasan pemikiran penilaian yang berpijak pada pandangan bahwa penilaian yang dilakukan guru itu bukan berarti memberikan vonis kepada siswa dengan harga mati, lulus atau gagal. Kegiatan menilai berarti mencari informasi secara menyeluruh tentang pengalaman belajar siswa. Selanjutnya, informasi tersebut digunakan sebagai balikan untuk membelajarkan mereka kembali. Bertolak dari pemikiran tersebut penilaian guru hendaknya lebih diarahkan untuk meningkatkan kompetensi siswa berkenaan dengan materi pembelajaran tertentu. Sebagai implikasinya, jika guru menemukan kegagalan pada salah seorang siswa ketika mengikuti suatu ujian/ulangan, maka guru hendaknya memeriksa lebih jauh mengapa siswa itu gagal. Untuk itu, guru perlu mencari informasi tentang catatan anekdot siswa tersebut, membuka kembali tugas-tugas terstrukturnya, dan memeriksa laporan kegiatannya di luar sekolah. Dari sumber-sumber tersebut guru akan mengetahui penyebab utama kegagalan siswa tersebut. Selanjutnya, guru dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa.

Landasan pemikiran kedua adalah refleksi, yakni pemikiran yang berpijak pada pandangan bahwa penilaian itu hendaknya dijadikan sebagai media untuk merefleksikan pengetahuan atau pengalaman yang telah mereka miliki dan kegiatan yang telah mereka selesaikan. Proses merefleksikan pengalaman belajar itu sangat penting bagi siswa karena melalaui cara itu mereka dapat mengantisipasi dan menghindari kesalahan serupa pada masa yang akan datang. Dengan demikian, merefleksikan pengalaman belajar sendiri juga merupakan salah satu strategi untuk belajar. Sasaran utama kegiatan merefleksikan adalah munculnya kesadaran dalam diri siswa mengenai pengalaman belajar yang telah dilakukannya. Dari kesadaran tersebut diharapkan siswa terdorong untuk memperbaiki diri dalam proses belajar selanjutnya. Selain dilakukan oleh siswa, proses refleksi juga dapat dilakukan oleh guru. Maksudnya guru dapat mencermati kembali hasil penilaian yang telah dilakukannya. Dari gambaran nilai siswa itu, guru dapat mengintrospeksi diri sejauh mana tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukannya. Selanjutnya, ia dapat mengubah, memperbaiki, dan memperbarui proses pembelajaran yang akan dilakukan (Budimansyah, 2002:109-111).

Di samping dua landasan pemikiran tersebut, penilaian portofolio juga dilandasi oleh beberapa prinsip-prinsip. Prinsip pertama, penilaian portofolio itu merupakan bentuk penilaian proses dan hasil. Bertolak dari prinsip tersebut, kompetensi siswa tidak hanya dilihat dari hasil belajarnya semata, sebagaimana yang terjadi selama ini, tetapi juga dilihat bagaimana (proses) siswa mencapai hasil belajar tersebut. Hal itu dapat dipahami karena antara proses dan hasil memiliki hubungan kausatif. Proses yang baik akan berimplikasi pada hasil belajar yang baik, sebaliknya proses yang jelek berakibat pada hasil belajar yang jelek. Jika terjadi penyimpangan dari prinsip itu, maka proses belajar dan hasil belajar tersebut perlu dipertanyakan. Namun demikian, dalam penilaian portofolio penilaian proses hendaknya diutamakan daripada penilaian hasil.

Prinsip kedua, penilaian portofolio itu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Penilaian berkala dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam mengorganisasikan hasil-hasil belajar siswa. Sementara itu, penilaian berkesinambungan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar para siswa. Oleh karena itu, proses penilaian yang dilakukan guru sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan baik mengenai prosesnya maupun aspek-aspek yang dinilai. Jika yang dinilai berupa tugas terstruktur, maka antara tugas awal dengan tugas berikutnya harus saling berkaitan dan berkelanjutan.

12

Page 13: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Prinsip ketiga, penilaian portofolio didasarkan keadilan. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa dalam memberi nilai guru harus bertindak adil dengan memperhatikan kondisi siswa dan perbedaan-perbedaan individual di antara mereka. Kedua faktor itu harus diperhatikan guru ketika menilai kompetensi belajar siswa karena hal itu dapat mempengaruhi keadilan dalam proses penilaian. Siswa yang mendapat nilai rendah belum tentu akibat proses belajar yang rendah, kemungkinan lain karena kondisi siswa yang menurun pada saat mengikuti ulangan. Dalam kasus seperti ini, sangat tidak adil jika guru secara cepat memvonis siswa tidak lulus. Sementara siswa lain dinyatakan lulus karena nilai ulangannya baik meskipun dalam proses pembelajaran menunjukkan aktivitas yang rendah. Untuk menjaga prinsip keadilan dalam penilaian itu, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa yang nilainya rendah untuk memperbaikinya.

Prinsip keempat, penilaian portofolio itu harus berimplikasi sosial dalam kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, fokus penilaian ini tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Sebagai contoh, jika seorang siswa mendapat nilai yang baik untuk pelajaran bahasa Indonesia, maka ia harus dapat menujukkan perilaku yang santun dalam berbahasa dan mengendalikan bentuk bahasa yang digunakannya, baik diksi, lafal maupun struktur kalimatnya (Budimansyah, 2002:112-115).

H. Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian teoritis tentang model pembelajaran berbasis portofolio dan

penulisan berita di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Mataram”.

I. Metode PenelitianI.1 Sifat penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan mengatasi permasalahan faktual dalam pembelajaran menulis berita. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII H SMP Negeri 1 Mataram. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan model Collaborative Action Reserch (CAR). Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan menulis berita dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Mataram.

Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada model Kemmis & Taggart yang memfokuskan empat tindakan dalam satu siklus kegiatan. Kegiatan penelitian dimulai dari refleksi awal untuk melakukan kajian pendahuluan tentang kondisi objektif dilapangan. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hambatan yang mendesak dan bagaimana cara mengatasinya. Setelah itu dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi tindakan. Kegiatan ini mungkin diikuti oleh perencanaan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang. Jika dalam satu siklus belum terjadi peningkatan yang

13

Page 14: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

signifikan, maka dipandang perlu untuk melakukan siklus yang berikutnya (Depdiknas, 2003:18).

I.2 Setting PenelitianPenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII H SMP Negeri 1 Mataram

NTB. SMP Negeri 1 Mataram merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Mataram. Secara umum kondisi sosial ekonomi orang tua dan masyarakat sekitar sekolah masuk dalam klasifikasi menengah ke atas. Kelas yang diteliti terdiri atas 45 orang siswa (23 laki-laki dan 22 perempuan). Kondisi siswa di kelas ini cukup hetrogen baik dari sisi kemampuan, agama, maupun latar belakang sosial ekonomi.

Waktu yang diperlukan untuk penelitian adalah selama dua bulan. Rentang waktu tersebut diperlukan studi pendahuluan mengidentifikasi pemasalahan dalam pembelajaran di lokasi penelitian, khususnya dalam pembelajaran menulis berita; penentuan dan bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut; pelaksanaan tindakan, yakni penerapan model pembelajaran portofolio dalam pembelajaran keterampilan menulis berita; serta pengumpulan data dan refleksi tindakan.

I.3 Faktor Yang DitelitiPenelitian tindakan kelas ini difokuskan pada pengamatan terhadap keamampuan

siswa menulis berita dan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dalam proses pembelajaran menulis berita. Hal-hal yang diamati adalah sebagai sebagai berikut: (a) aktivitas dan guru dalam proses pembelajaran menulis berita dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio (b) hasil belajar siswa dalam penulisan berita; dan (c) respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran berbasis portofolio.

I.4 Tahap-Tahap PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan siswa menulis berita. Tindakan yang digunakan adalah menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan masing-masing siklus meliputi : (1) studi pendahuluan; (2) perencanaan; (3) pelaksanaan tindakan; (4) observasi dan analisis; serta (5) refleksi.

I.4.1 Studi pendahuluanStudi pendahuluan dilaksanakan untuk mengetahui dan mendata permasalahan dalam

pembelajaran menulis teks berita. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati kegiatan pembelajaran, melakukan wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, serta melihat hasil tes awal kemampuan siswa dalam menulis teks berita.

Berdasarkan pengamatan, wawancara dengan siswa dan guru bahasa Indonesia, serta hasil tes awal diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa kesulitan menemukan peristiwa yang menarik untuk dijadikan topik dalam

menulis teks berita.b. Siswa kekurangan data aktual dan faktual sebagai bahan untuk menulis berita.c. Masih banyak siswa, yakni 32 orang atau sekitar 70% yang tidak menulis teras berita,

langsung menulis tubuh berita. Mereka mengetahui bentuk teras berita.d. Teras berita yang dihasilkan oleh 13 atau sekitar 30% siswa masih belum lengkap dan

belum memenuhi kriteria teras berita yang baik, sesuai kaidah jurnalistik. e. Rumusan tubuh berita yang ditulis oleh siswa kurang lengkap dan mengarah pada bentuk

cerita dan opini.f. Siswa kesulitan menulis judul berita yang baik

14

Page 15: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

g. Siswa belum diarahkan pada proses menulis atau melalui tahapan-tahapan dalam penulisan teks berita.

h. Penilaian lebih mementingkan pada hasil akhir, proses dan pengalaman belajar yang terbangun selama pembelajaran belum diapresiasi oleh guru. Instrumen penilaian yang digunakan masih terbatas pada hasil kerja siswa melalui penugasan.

Berdasarkan kondisi tersebut, ditentukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis berita. Model yang dipilih adalah pembelajaran berbasis Portofolio. Pemilihan model pembelajaran ini berdasarkan pertimbangan bahwa siswa akan terlibat secara aktif, bekerja sama, dan berpartisipasi dalam kegiatan menulis berita. Siswa memiliki sejumlah pengalaman praktis yang memadai untuk menulis berita, bukan sekedar teori atau pengetahuan. Selain itu, siswa juga berkesempatan mengamati peristiwa/kejadian nyata di sekitar lingkungan sekolah atau tempat tinggal mereka, serta dapat mengumpulkan bahan secara langsung melalui kegiatan wawancara.

I.4.2 Perencanaan TindakanBerdasarkan identifikasi permasalahan saat studi pendahuluan, disusunlah rencana

tindakan perbaikan pembelajaran. Rencana tindakan diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang ditata secara sistematis dan runtut, yang akan dilaksanakan oleh seorang peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Penyusunan rencana tindakan dalam penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru Bahasa Indonesia yang mengajar pada kelas penelitian.

Bentuk rencana penelitian tindakan pembelajaran berbasis portofolio untuk peningkatan kemampuan menulis berita tertuang dalam tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 : Rencana Tindakan Penelitian

TAHAP FOKUS PENELITIAN TINDAKAN PENELITIAN

Persiapan tindakan

Menyusun rencana tindakan.

Menyamakan pemahaman dan sikap terhadap masalah dan konsep pembelajaran.

Merumuskan RPP dengan model pembelajaran berbasis portofolio.

Merumuskan aspek, deskriptor, dan kriteria pencapaian tujuan pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio .

Menyiapkan alat pengumpul data, baik proses maupun hasil pembelajaran menulis berita pembelajaran berbasis portofolio

Mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio.

Simulasi pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio

Simulasi pemantauan proses dan hasil pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio .

Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan tindakan pembelajaran.

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengn RPP yang telah disusun.

Guru melaksanakan penilaian terhdap proses dan hasil pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio

Observasi Tindakan

Melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis berita melalui pembelajaran berbasis portofolio, baik yang berupa kegiatan guru maupun siswa.

Peneliti melakukan pengamatan terhdap pelaksanaan penilaian oleh guru, maupun hasil belajar siswa.

Refleksi Berdiskusi dengan guru Menganalisis pelaksanaan tindakan pembelajaran.

15

Page 16: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Tindakan mitra tentang pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil pengamatan

Memaknai hasl pelaksanaan tindakan pembelajaran. Menyimpulkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran.

I.4.3 Pelaksanaan TindakanPelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari rencana tindakan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran berbasis Portofolio untuk meningkatkan kemampuan menulis berita mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru melaksanakan pembelajaran berbasis Portofolio untuk meningkatkan kemampuan

menulis berita siswa kelas VIII H, sesuai dengn RPP yang telah disusun.b. Guru melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis berita. c. Selama tindakan pembelajaran berlangsung, maupun tindakan penilaian dilakukan

observasi secara sistematis, cermat, dan obyektif untuk merekam data tentang gejala-gejala yang muncul, baik yang sifatnya mendukung maupun menghambat proses pembelajaran.

Secara rinci, pelaksanaan tindakan dalam satu siklus terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2: Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita

No Tindakan GuruIndikator

Aktivitas Siswa

Keberhasilan Tindakan

Ya TdkA B C D4 3 2 1

1. Tahap Identifikasi dan Penentuan Masalah

1

A. Kegiatan Awal

Membuka pembelajaranMengikuti pembukaan pembelajaran

Menyampaian tujuan pembelajaran

Menerima dan memahami penjelasan tentang tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti

Memfasilitasi pembentukan kelompok melalui permainanPuzzle

Bermain menyusun potongan gambar (Puzzle) pada selembar kertas manila yang telah siapkan

Memberi penjelasan tentang model dan prosedur pembelajaran berbasis portofolio

Memahami penjelasan model dan prosedur pembelajaran berbasis portofolio

Mengarahkan siswa mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam gambar untuk keperluan menulis berita

Secara berkelompok mengidentifikasi dan menentukan permasala-han yang terdapat dalam gambar untuk keperluan menulis berita menulis berita

2. Tahap Pengumpulan InformasiB. Kegiatan IntiMengarahkan siswa mendiskusikan dan mendata pokok-pokok informasi yang terdapat dalam gambar untuk

Secara berkelompok mendiskusikan dan mendata pokok-pokok informasi (apa, siapa,

16

Page 17: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

keperluan menulis berita

kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana) yang terdapat dalam gambar untuk keperluan menulis berita

Mengarahkan siswa melakukan kegiatan wawancara dengan siswa dan guru untuk melengkapi jawaban dari pokok-pokok informasi dalam gambar

Masing-masing kelompok melakukan kegiatan wawancara dengan siswa dan guru untuk melengkapi jawaban dari pokok-pokok informasi dalam gambar

Mengarahkan siswa mempresentasikan hasil, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil kerja

Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok tersebut

C. Kegiatan PenutupMenyimpulkan unsur-unsur dan bagian-bagian yang membangun wacana berita, serta karakteristik penggunaan bahasanya.

Masing-masing kelompok merevisi hasil kerja kelompok berdasarkan masukan dari guru dan kelompok lain.

Memberi penguatan berupa penghargaan sikap kepada siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran serta memandu siswa merefleksi kegiatan pembelajaran

Siswa merefleksi kegiatan pembelajaran dengan megungkapkan tanggapan mereka terhadapan kegiatan pembelajaran: bagian yang disenangi, yang mudah dilakukan, atau yang sulit dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, dll.

3. Tahap Pengembangan Portofolio KelasA. Kegiatan Awal

Membuka pembelajaranMengikuti pembukaan pembelajaran

Menyampaian tujuan pembelajaran

Menerima dan memahami penjelasan tujuan pembelajaran

Memberi penjelasan tentang prosedur pembelajaran pada pertemuan kedua

Memahami penjelasan tentang prosedur pembelajaran pada pertemuan kedua

B. Kegiatan IntiMengarahkan siswa mengidentifikasi karakteristik judul, teras, tubuh, dan kaki berita, serta penggunaan bahasa dalam berita.

secara berkelompok mengidentifikasi karakteristik judul, teras, tubuh, dan kaki berita, serta penggunaan bahasa dalam berita.

Mengarahkan siswa merangkai pokok-pokok

Secara berkelompok merangkai pokok-pokok

17

Page 18: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

informasi (apa, siapa, kapan, dan di mana) menjadi teras berita.

informasi (apa, siapa, kapan, dan di mana) yang telah terkumpul menjadi teras berita.

Mengarahkan siswa menulis menjadi tubuh dan kaki berita.

Secara berkelompok menguraikan rincian informasi (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana) menjadi tubuh dan kaki berita.

Mengarahkan siswa menulis judul berita.

Secara berkelompok menulis judul berita.

Mengarahkan siswa menulis kembali teks berita yang telah dikonsep pada kertas manila. Kemudian ditempel pada dinding kelas.

Menulis kembali teks berita yang telah dikonsep tadi pada kertas manila tepat di bawah gambar yang telah disusun. Kemudian ditempel pada dinding kelas.

C. Kegiatan Penutup Memberi penguatan berupa penghargaan sikap kepada siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran serta memandu siswa merefleksi kegiatan pembelajaran

Siswa merefleksi kegiatan pembelajaran berupa kesan dan tanggapan terhadapan kegiatan pembelajaran.

Mengarahkan siswa menulis hasil refleksi mereka terhadap kegiatan pembelajaran (berupa kesan, pesan, atau tanggapan) pada selembar kertas berwarna, kemudian ditempelkan pada kertas manila.

Menulis hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran (berupa kesan, pesan, atau tanggapan) pada selembar kertas berwarna, kemudian ditempelkan pada kertas manila.

4. Tahap Penyajian Portofolio

A. Kegiatan Awal

Membuka pembelajaranMengikuti pembukaan pembelajaran

Menyampaian tujuan pembelajaran

Menerima dan memahami penjelasan tujuan pembelajaran

Memberi penjelasan tentang prosedur pembelajaran pada pertemuan ketiga

Memahami penjelasan tentang prosedur pembelajaran pada pertemuan ketiga

B. Kegiatan Inti Mengarahkan siswa merevisi hasil karya kelompok lain. Kegiatan revisi ditekankan pada isi.

Masing-masing kelompok membaca hasil karya kelompok lain. Kemudian merevisi hasil karya kelompok tersebut. Kegiatan revisi ditekankan pada isi. Hasil ditulis dibagian bawah teks berita.

18

Page 19: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Mengarahkan dan membimbing siswa merevisi unsur mekanik tulisan.

Setelah selesai merevi isi berita, masing-masing kelompok berpidah searah gerak jarum jam untuk merevisi unsur mekanik teks berita.

Mengarahkan siswa menulis kembali berita hasil karya kelompoknya dengan melakukan beberapan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari teman.

Masing-masing siswa menulis kembali berita hasil karya kelompoknya dengan melakukan beberapan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari teman.

Mengarahkan beberapa siswa membacakan teks berita, dan memotifasi siswa lain mengometari berita yang dibacakan tersebut.

Beberapa siswa membacakan teks berita, dan siswa lain mengometari berita yang dibacakan tersebut.

Mendorong dan mengarahkan siswa menempel teks berita pada papan pengumuman, majalah dinding kelas/sekolah.

Masing siswa memajang teks berita pada papan pengumuman, majalah dinding kelas/sekolah atau tempat khusus yang telah disiapkan oleh guru.

C. Kegiatan PenutupMemberi penguatan berupa penghargaan sikap kepada siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran serta memandu siswa merefleksi kegiatan pembelajaran

Siswa merefleksi kegiatan pembelajaran berupa kesan dan tanggapan terhadapan kegiatan pembelajaran.

Keterangan :A = Semua siswa; B = Sebagian besar siswa; C = Beberapa siswa; D = Tidak ada siswa

3.4.4 Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan dilaksanakannya pembelajaran menulis teks berita. Tujuan pengamatan adalah: merekam berbagai data dan kendala yang dihadapi berkaitan dengan tindakan peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui pembelajaran berbasis Portofolio. Objek pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru. Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada aktifitas, keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, kreativitas siswa untuk menulis teks berita. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada aktivitas membangkitkan motivasi, memberi bimbingan, memberikan respon terhadap tulisan siswa. Pengamatan dilakukan setiap siklus berjalan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas setiap tindakan yang kemudian dijadikan dasar untuk menyusun tindakan pada siklus selanjutnya.

3.4.5 Refleksi

19

Page 20: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Tahap refleksi ini melibatkan kegiatan: menganalisis, memaknai, dan menyimpulkan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan refleksi ini berupa informasi tentang hal-hal yang terjadi dan hal-hal yang perlu dilakukan.

Tahap refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan setiap berakhirnya tindakan. Pada tahap ini, hasil observasi tentang penerapan pembelajaran berbasis poertofolio dalam pembelajaran keterampilan menulis berita, didiskusikan dengan guru kolaborator. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam diskusi. Pertama, penganalisisan tindakan yang telah dilaksanakan. Kedua, penginterpretasian, pemaknaan, dan penyimpulan data yang telah diperoleh. Untuk selanjutnya, hasil refleksi digunakan sebagai dasar bagi penyusunan rencana tindakan siklus kedua.

3.5. Jenis, Sumber, dan Cara Pengumpulan Data3.5.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bertolak dari asumsi bahwa pemahaman tingkah laku manusia tidak cukup hanya dengan surface behavior melainkan juga prespektif manusia untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang manusia dan dunianya (Handayani dan Sugiarti, 2006: 48).

Berdasarkan pemahaman bersebut, data dalam penelitian ini berupa data verbal dan nonverbal. Data verbal, yakni data yang berwujud tuturan lisan maupun tuturan tulisan siswa dalam pelaksanaan tindakan peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui pembelajarn berbasis Portofolio, mulai dari tahap pramenulis, tahap penulisan dan pascamenulis. Data ini terekam dalam catatan lapangan hasil observasi dan hasil wawancara. Data tuturan tertulis berupa hasil tulisan siswa yang terekam dalam LKS. Data nonverbal, yakni data yang berwujud tindakan atau prilaku peserta didik dan guru dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi menulis teks berita melalui pembelajarn berbasis Portofolio. Data ini meliputi segala tindakan atau prilaku siswa dan guru dalam pelaksanaan tindakan mulai dari tahap pramenulis, tahap penulisan, dan pascamenulis. Data ini terekam dalam catatan hasil observasi yang berupa foto.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah interaksi dalam kelas antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan materi pelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah tindakan peningkatan kompetensi menulis teks berita melalui pembelajarn berbasis Portofolio yang berlangsung di kelas VIII H SMPN 1 Mataram.

3.5.3 Cara Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut. a. Studi pustaka untuk mendapatkan literatur dan pemahaman tentang penelitian tindakan

kelas yang dilaksanakan. Terutama tentang teknik penulisan berita dan pembelajaran berbasis portofolio.

b. Wawancara untuk mendapat gambaran tentang berbagai permasalahan pembelajaran serta implikasi terhadap motivasi dan hasil belajar siswa, baik sebelum maupun setelah

20

Page 21: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

penerapan tindakan pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran menulis bertia.

c. Observasi untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita. Fokus pengamatan adalah interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan materi/bahan pembelajaran, serta aktifitas guru dan siswa. Pelaksanaannya menggunakan instrumen checklist.

d. Angket untuk mengetahui implikasi pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran menulis berita, terutama yang berkaitan dengan sikap, minat, dan motivasi siswa. Juga sebagai alat refleksi untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.

e. Dokumentasi untuk mengumpulkan data terkait dengan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Dokumentasi dalam hal ini berupa portofolio, tugas-tugas, hasil tes, dan LKS tentang pembelajaran menulis berita.

3.6 Analisis DataMenurut Bogdan dan Biklen dalam Handayani dan Sugiarti, 2006: 52-54), penelitian

kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) latar penelitian sebagai sumber data yang bersifat alamiah dan peneliti berperan sebagai instrumen utama, (2) bersifat deskriptif, (3) memperhatikan pentingnya proses selain hasil, (4) data yang dianalisis bersifat induktif, dan (5) pemaknaan dalam konteks menjadi perhatian utama. Bertolak dari pendapat tersebut, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara induktif pada saat penelitian maupun setelah penelitian berlangsung.

Dijelaskan oleh Endraswara (2006: 215) analisis induktif berusaha mendeskripsikan subjek penelitian dan cara mereka bertindak dan berkata-kata. Model analisis dapat menggunakan model interaktif yang ditawarkan oleh Haberman dan Miles, yakni melalui proses reduksi data, paparan data, dan simpulan melalui pelukisan dan verifikasi.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini melakukan analisis data dengan model interaktif, yakni melalui proses reduksi data, paparan data, dan simpulan melalui pelukisan dan verifikasi. Reduksi data meliputi kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan data yang diperoleh sesuai kebutuhan, mulai dari awal pengumpulan data hingga penyusunan laporan. Paparan data merupakan penyajian dengan cara mengorganisasikan data hasil reduksi. Keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara terpadu dalam bentuk format, tabel, daftar, dan lain-lain. Penyimpulan/verifikasi, yakni data yang telah dikumpulkan ditafsirkan dan dievaluasi akan ditarik suatu kesimpulan. Kegitan penarikan kesimpulan ini mencakup kegiatan pemaknaan dan penjelasan data yang tersaji. Setelah disajikan, maka perlu dilakukan verifikasi. Kegiatan verifikasi dilakukan melalui diskusi secara kolaboratif dan partisipatorik antara guru dan peneliti sebagai praktisi.

3.7 Indikator Kinerja

Model Pembelajaran Berbasis Portofolio mengacu pada prinsip dasar pembelajaran siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, dan pembelajaran partisipatorik. Seluruh siswa diajak berperan aktif dalam seluruh proses pembelajaran, mulai kegiatan pramenulis sampai pada tahap pascamenulis berita. Keterlibatan itu diarahkan pada terciptanya kerja sama antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, antara siswa dengan komponen lain di sekolah, dan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa. Selanjutnya, prinsip pembelajaran partisipatorik dikembangkan melalui pelakonan. Di antara bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar berdemokrasi melalui kegiatan belajar berkelompok, serta belajar mewartakan fakta dan kebenaran melalui kegiatan menulis berita.

21

Page 22: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Sehubungan dengan hal tersebut, keberhasilan tindakan akan diukur dari segi proses dan hasil. Untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan kemampuan menulis berita digunakan rambu-rambu penilaian proses (rambu-rambu penilaian terlampir). Adapun indikator kinerja yang digunakan adalah kualifikasi. Kualifikasi yang ditetapkan meliputi 5 kategori, yaitu: A (Amat Baik), B (Baik), C (Cukup), D (Kurang), dan E (Sangat Kurang). Proses pembelajaran berbasis portofolio dikatakan berhasil apabila rerata aktivitas siswa mencapai 75% atau kualifikasi B (baik).

Untuk menilai keberhasilan produk penulisan berita melalui pembelajaran berbasis portofolio digunakan pedoman penilaian produk. Adapun indikator kinerja yang digunakan adalah skor. Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio dikatakan berhasil apabila 75% siswa berhasil mencapai nilai 70 dalam produk penulisan berita, sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMPN 1 Mataram. Berikut disajikan pedoman penilaian produk masing-masing tahap pembelajaran berbasis portafolio, yakni tahap identifikasi dan penentuan masalah terdapat, tahap pengumpulan informasi, tahap pengembangan portafolio, dan tahap penyajian portafolio. a. Pedoman penilaian hasil belajar pada tahap identifikasi dan penentuan masalah (Topik

Berita)

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Topik Berita

No.Aspek

PenilaianDeskriptor Skor

1. KeaktualanApakah topik menyangkut peristiwa terbaru

3Apakah topik memiliki bahan atau fakta pendukung yang dapat diakses tepat waktu

2. Kefaktualan Apakah topik berhubungan dengan kejadian nyata

4Apakah topik menyangkut kepentingan orang banyak

3. Kemenarikan

Apakah topik mengandung keganjilan/keanehan

3Apakah topik berpotensi atau bersifat menghiburApakah topik dapat menyentuh emosi atau menggugah perasaan

Jumlah 10

b. Pedoman penilaian hasil belajar pada tahap pengumpulan informasi (produk informasi)Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Produk Informasi

No.Aspek

PenilaianDeskriptor Skor

1.

Rancana Pengumpulan informasi

Terdapat peristiwa/kegiatan sebagai objek pengumpulan data

1

10Terdapat waktu pengumpulan informasi 1

Terdapat narasumber 1

Terdapat bahan-bahan yang diperlukan 1

Terdapat daftar pertanyaan 6

2.

Kelengkapan informasi yang terkumpul

Memuat jawaban apa 2

15

Memuat jawaban siapa 2

Memuat jawaban di mana 2

Memuat jawaban kapan 2

22

Page 23: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Memuat jawaban mengapa 3

Memuat jawaban bagaimana 4

Jumlah 25

c. Pedoman penilaian hasil belajar pada tahap pengembangan portofolio (produk teks berita)

Tabel 3.5 : Pedoman Penilaian teks Berita

23

Page 24: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

d. Pedoman penilaian hasil belajar pada tahap penyajian portofolio (produk penyuntingan berita)

Tabel 3.6 : Pedoman Penilaian Penyuntingan Berita

No.Aspek

PenilaianDeskriptor Skor

1.

Komentar dan revisi terhadap isi berita

Revisi terhadap judul berita 3

15Revisi terhadap teras berita 4

Revisi terhadap tubuh dan kaki berita 8

2.

Komentar dan revisi terhadap unsur mekanik berita

Revisi terhadap paragraf 2

10

Revisi terhadap penggunaan kalimat 2

Revisi terhadap Penggunaan pilihan kata (Lugas, lazim, singkat dan padat, netral, serta menarik)

2

Revisi terhadap kesalahan menggunakan ejaan (penulisan huruf, singkatan, istilah)

2

Revisi terhadap kesalahan menggunakan pungtuasi (tanda baca)

2

Jumlah 2513.Memberi masukan

kepada kelompok seputar kegiatan menulis tubuh dan kaki berita.

- √ - -

8.

Mengarahkan siswa agar secara berkelompok menulis judul berita.

√ -

14.Aktif membantu kelompok menulis judul berita.

15.Memberi masukan kepada kelompok seputar kegiatan menulis judul berita

- √ - -

9.

Mengarahkan siswa menulis kembali teks berita yang telah dikonsep pada kertas manila. Kemudian ditempel pada dinding kelas.

√ -

16.Aktif membantu kelompok menulis kembali teks berita yang telah dikonsep tadi pada kertas manila. Kemudian ditempel pada dinding kelas.

- - √ -

10.

Mengarahkan siswa menulis hasil refleksi pembelajaran pada selembar kertas berwarna, kemudian ditempelkan pada kertas manila.

√ -

17.Aktif membantu kelompok menulis hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran (berupa kesan, pesan, atau tanggapan) pada selembar kertas berwarna, kemudian ditempelkan pada kertas manila.

- √ - -

Jumlah skor maksimal

10 Jumlah skor maksimal 68

Jumlah skor yang dicapai

10Jumlah skor yang dicapai

51

24

No.Aspek

PenilaianDeskriptor Skor

Jml Skor

1.Judul berita

Mampu membakar emosi khayalak untuk segera membaca berita

1

7

Berkaitan erat atau sesuai dengan pokok pesan penting yang disampaikan dalam berita

1

Setiap kata yang terdapat dalam judul bersifat mandiri, tidak tergantung pada kata lain, serta memiliki arti yang jelas dan tegas.

1

Resmi, dan menghindari kata-kata yang bersifat eufemisme.

1

Mewakili dan mencerminkan teras dan isi berita 1

Merujuk pada tata bahasa baku 1 Spesifik berarti khusus dan tidak melebar 1

2.Teras berita

Mencerminkan pokok terpenting berita.(apa, siapa, di mana, kapan)

4

10

Tidak lebih dari tiga kalimat 1 Jumlah kata berkisar antara 30 s.d. 45 kata 1 Menggunakan kalimat singkat, sederhana, serta

merujuk pada bahasa baku1

Menampakan dengan jelas gagasan sebuah kalimat

1

Mudah ditangkap, cepat dimengerti, dan mudah diucapkan.

1

Tidak terdapat unsur bagaimana dan mengapa. 1

3.Tubuh dan kaki berita

Kelengkapan pokok-pokok informasi

Apa 1

9

16

Siapa 1Di mana 1Kapan 1Mengapa 2Bagaimana 3

Kelengkapan sifat berita

Aktual 1

7

Faktual 1 Penting 1 Menarik 1 Obyektif 1 Berimbang 1 Akurat 1

4Unsur mekanik

Kepaduan paragraf 3

17

Keektifan kalimat 3 Penggunaan pilihan kata (Lugas, lazim, singkat

dan padat, netral, serta menarik)5

Ketepatan menggunakan ejaan (penulisan huruf, singkatan, istilah)

3

Ketepatan menggunakan pungtuasi (tanda baca) 3

Total Skor 50

Page 25: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

% skor yang dicapai

100%

% skor yang dicapai 75%

Keterangan :A = Semua siswa; B = Sebagian besar siswa; C = Beberapa siswa; D = Tidak ada siswa

Tabel 4.3 tersebut menggambarkan bahwa guru memposisikan diri sebagai fasilitator pembelajaran. Hal itu terlihat dari intensitas tindakan guru yang lebih banyak memberi arahan daripada memberi penjelasan. Kegiatan awal pengembangan portofolio yang arahkan oleh guru direspon dengan amat baik oleh siswa. Semua siswa mengikuti pembukaan pembelajaran dan mendengarkan dengan penuh perhatian penjelasan tentang tujuan dan prosedur pembelajaran. Walaupun demikian hanya beberapa siswa yang berkesempatan mengungkapkan kembali, atau menjawab pertanyaan guru seputar informasi tentang tujuan dan prosedur pembelajaran.

Selanjutnya guru mengarahkan siswa agar secara berkelompok mengidentifikasi teks berita. Kegiatan identifikasi difokuskan pada pengenalan bagian-bagian atau struktur teks dan karakteristik berita. Aktivitas ini diikuti dengan baik oleh sebagian besar siswa. Demikian juga dengan kegiatan merangkai pokok-pokok informasi menjadi teras, tubuh, dan kaki berita, serta penulisan judul berita dilakukan secara aktif oleh sebagian besar siswa.

Pada bagian akhir tahap pengembangan portofolio, siswa menulis kembali teks berita pada kertas manila dan menempelkannya pada dinding kelas. Pada bagian ini intensitas keaktifan siswa menurun, hanya beberapa siswa saja yang melakukan kegiatan. Kondisi ini memperlihatkan bahwa aktivitas pembelajaran secara kelompok belum berjalan dengan baik. Tugas kelompok hanya diselesaikan oleh berapa siswa, sementara sebagian besar siswa yang lain masih terlihat pasif. Hal yang mengembirakan dari aktivitas pembelajaran berkelompok pada tahap ini adalah munculnya sikap empati dalam diri siswa. Semua siswa sudah terlihat saling menghargai pendapat orang lain.

Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam pengembangan portofolio telah mencapai 75%. Sementara guru memposisikan diri sebagai fasilitator dan telah melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran tahap pengembangan portofolio. Tindakan guru berupa arahan terhadap aktivitas pembelajaran. Bila merujuk pada indikator keberhasilan proses pembelajaran, yakni 75% kegiatan pembelajaran direspon aktif oleh sebagian besar atau semua siswa, maka keberhasilan proses pembelajaran tahap pengembangan portofolio sudah telah tercapai.

4.1.2.1.1 Data Proses Pembelajaran Tahap Penyajian Portofolio

Fokus pembelajaran tahap penyajian portofolio adalah penilaian teman sebaya terhadap teks berita yang ditulis siswa. Penilaian diarahkan pada deskripsi kekuatan dan kelemahan tulisan dengan tujuan perbaikan dan revisi. Kegiatan penilaian ditekankan pada perbaikan isi dan unsur mekanik teks berita. Penilaian aspek isi meliputi: (a) judul berita menurut kaidah jurnalistik; (b) kelengkapan isi dan karakteristik teras berita; serta (c) kelengkapan isi dan karakteristik tubuh dan kaki berita. Sedangka penilaian unsur mekanik tulisan meliputi (a) penggunaan ejaan dan tanda baca yang sesuai dengan pedoman EYD; (b) pilihan kata yang tepat; (c) keefektifan kalimat; dan (d) kepaduan paragraf.

Berdasarkan hasil pengamatan, kegiatan penilian teks berita dilakukan siswa dengan cermat dan antusias. Siswa dapat melakukan kegiatan revisi dengan baik, meskipun selama kegiatan berlangsung, mereka banyak berkonsultasi dengan guru. Mereka kesulitan memberi penilaian tentang karakteristik berita, sifat bahasa dalam berita, kaidah penulisan yang tepat menurut EYD, pilihan kata yang tepat, keefektifan kalimat, maupun kepaduan paragraf.

25

Page 26: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Tabel 4.4 berikut memaparkan secara lengkap aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran tahap penyajian portofolio.

Tabel 4.4 Tindakan Guru dan Aktivitas Siswa pada Tahap Penyajian portofolio

No Tindakan GuruIndikator

Aktivitas SiswaKeberhasilan

Tindakan

Ya TdkA B C D4 3 2 1

1.Membuka pembelajaran

√ -1. Mengikuti pembukaan

pembelajaran√ - - -

2.Menyampaian tujuan pembelajaran

√ -

2. Mendengarkan penjelasan tujuan pembelajaran dengan penuh perhatian

√ - - -

3. Mengungkapkan kembali tujuan pembelajaran

- - √ -

3.

Memberi penjelasan tentang prosedur pembelajaran pada pertemuan ketiga

√ -

4. Mendengarkan penjelasan tentang prosedur pembelajaran pada pertemuan kedua

√ - - -

5. Terlibat secara aktif menjawab pertanyaan guru atau menanggapi pertanyaan teman

- - √ -

4.

Mengarahkan siswa agar melakukan aktivitas pembelajaran secara berkelompok

√ -

6. Memiliki tugas tertentu/khusus dalam kelompok

- √ - -

7. Mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung

- √ - -

8. Menghargai pendapat orang lain

√ - - -

5.

Mengarahkan siswa agar secara berkelompok merevisi hasil karya kelompok lain. Kegiatan revisi ditekankan pada isi.

√ -

9. Aktif membantu kelompok merevisi aspek isi karya kelompok lain.

- √ - -

10.Memberi masukan kepada kelompok seputar kegiatan merevisi aspek isi karya kelompok lain.

- √ - -

11.Berkonsultasi dengan guru bila menemuai kesulitan dalam memberikan penilaian pada aspek isi

- √ - -

6. Mengarahkan dan membimbing siswa merevisi unsur mekanik tulisan.

√ - 12. Aktif membantu kelompok merevisi unsur mekanik tulisan.

- √ - -

13. Memberi masukan kepada kelompok seputar kegiatan merevisi unsur

- √ - -

26

Page 27: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

mekanik tulisan.14.Berkonsultasi dengan

guru bila menemuai kesulitan dalam memberikan penilaian pada unsur mekanik

- √ - -

7.

Mengarahkan siswa menulis kembali berita hasil karya kelompoknya dengan melakukan beberapan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari teman.

√ -

15.Aktif menulis kembali berita dengan melakukan beberapan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari teman.

- - √ -

16.Berkonsultasi dengan guru bila menemuai kesulitan dalam memberikan penilaian pada aspek isi maupun unsur mekanik

- √ - -

8.

Mengarahkan siswa membacakan dan mengometari teks berita yang dibacakan tersebut.

√ -

17.Aktif membacakan teks berita

- - √ -

18.Aktif mengometari berita yang dibacakan tersebut.

- √ - -

9.

Mendorong dan mengarahkan siswa menempel teks berita pada papan pengumuman, majalah dinding kelas/sekolah.

√ -

19.Aktif memajang teks berita pada papan pengumuman, majalah dinding kelas/sekolah atau tempat khusus yang telah disiapkan oleh guru.

- - √ -

10.Memandu siswa merefleksi kegiatan pembelajaran

√ -

20.Aktif merefleksi kegiatan pembelajaran dengan cara memberi kesan dan tanggapan terhadapan kegiatan pembelajaran.

√ - - -

Jumlah skor maksimal

10 - Jumlah skor maksimal 80

Jumlah skor yang dicapai

10 0Jumlah skor yang dicapai

70

% skor yang dicapai

100%

0% % skor yang dicapai 75%

Keterangan :A = Semua siswa; B = Sebagian besar siswa; C = Beberapa siswa; D = Tidak ada siswa

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa guru sudah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran tahap penyajian portofolio. Guru lebih banyak memposisikan diri sebagai fasilitator dengan cara mengarahkan aktivitas pembelajaran. Tindakan guru tersebut menumbuhkan kegairahan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran diikuti dengan penuh perhatian oleh semua siswa, baik aktivitas pembuka maupun penjelasan tentang tujuan dan prosedur pembelajaran. Beberapa siswa dapat menunjukkan pemahaman mereka seputar informasi tersebut dengan cara mengungkapkan kembali atau menjawab pertanyaan guru tentang informasi tersebut.

27

Page 28: Cont Oh Proposal Ptk Dik Por A

Kegiatan berikutnya, secara berkelompok siswa merevisi hasil karya kelompok lain. Kegiatan revisi ditekankan pada aspek isi dan unsur mekanik tulisan. Respon yang terlihat adalah semua siswa aktif membantu dan memberi masukan kepada kelompok masing-masing seputar pembetulan da revisi aspek tulisan kelompok lain. Bila menemuai kesulitan dalam memberikan penilaian, sebagian besar siswa berkonsultasi dengan guru. Selanjutnya, masing-masing kelompok menyunting teks berita dengan memperhatikan saran dan masukan kelompok lain, membacakan dan mengometari teks berita, serta menempel teks berita pada papan pengumuman, majalah dinding kelas/sekolah. Semua kegiatan tersebut, hanya dilakukan oleh beberapa orang siswa.

Situasai tersebut menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran secara kelompok belum berjalan dengan baik. Tugas kelompok hanya diselesaikan oleh berapa siswa, sementara sebagian besar siswa yang lain masih terlihat pasif. Walaupun demikian, ada hal yang mengembirakan dari aktivitas pembelajaran berkelompok, yakni munculnya sikap empati dalam diri siswa. Semua siswa sudah terlihat saling menghargai pendapat orang lain.

Tabel 4.4 juga memperlihatkan bahwa aktivitas siswa pada tahap pengumpulan informasi mencapai kualifikasi baik. Hal itu terlihat rata-rata respon siswa yang telah mencapai 75%. Bila merujuk pada indikator keberhasilan proses pembelajaran, yakni 75% kegiatan pembelajaran direspon aktif oleh sebagian besar atau semua siswa, maka keberhasilan proses pembelajaran tahap pengumpulan informasi telah tercapai.

28