PPL Non-Dik

88
A. Pendahuluan Program Pengalaman Lapangan mahasiswa Non-Kependidikan (PPL NON-DIK) merupakan bagian integral dari proses pendidikan akademik pada jenjang S1 yang dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam situasi nyata di Lapangan dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh masing-masing prodi di lingkungan UPI secara utuh. Dalam konteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PPL NON-DIK memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Di dalam PPL NON-DIK, para mahasiswa pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu unit industri/lembaga tertentu. Pada program tersebut, para mahasiswa tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi kerja, tetapi juga dituntut untuk mendapat pengalaman kerja profesional serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola prilaku dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produktif. Dengan PPL NON-DIK, para mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap prodinya masing-masing. B. Landasan Hukum Peraturan perundang-undangan dan ketentuan operasional yang menjadi landasan dalam melaksanakan kegiatan PPL NON-DIK di lingkungan UPI, yaitu: 1

description

PLA

Transcript of PPL Non-Dik

A. PendahuluanProgram Pengalaman Lapangan mahasiswa Non-

Kependidikan (PPL NON-DIK) merupakan bagian integral dari proses pendidikan akademik pada jenjang S1 yang dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam situasi nyata di Lapangan dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh masing-masing prodi di lingkungan UPI secara utuh.

Dalam konteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PPL NON-DIK memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Di dalam PPL NON-DIK, para mahasiswa pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu unit industri/lembaga tertentu. Pada program tersebut, para mahasiswa tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi kerja, tetapi juga dituntut untuk mendapat pengalaman kerja profesional serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola prilaku dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produktif. Dengan PPL NON-DIK, para mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap prodinya masing-masing.

B. Landasan HukumPeraturan perundang-undangan dan ketentuan

operasional yang menjadi landasan dalam melaksanakan kegiatan PPL NON-DIK di lingkungan UPI, yaitu:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 43 Tahun 2012 tentang Universitas Pendidikan Indonesia sebagai Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

5. Ketetapan Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia No. 001/Senat Akd./UPI-SK/VIII/2011 tentang Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum Edisi Tahun 2011.

1

C. Tujuan Secara umum PPL NON-DIK bertujuan menyediakan

wahana belajar kepada mahasiswa dalam mengintegrasikan kompetensi akademik dan kompetensi profesional secara utuh sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh masing-masing prodi. Pengalaman belajar yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai profesional, serta mampu mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja.

Secara khusus, tujuan pelaksanaan PPL NON-DIK adalah :1. mengenal secara cermat dunia kerja2. menerapkan berbagai pengetahuan dan

keterampilan akademik (soft dan hard skills) secara utuh dalam situasi nyata di lapangan kerja

3. mendapatkan pengalaman kerja profesional di lapangan sesuai dengan bidang ilmu/keahliannya

4. mengintegrasikan berbagai pengalaman belajar dan penghayatan dalam upaya pencapaian kompetensi utuh program studi sebagaimana yang telah ditetapkan program studi

D. Sifat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan

PPL NON-DIK merupakan salah satu perkuliahan yang tercantum dalam kurikulum prodi, sifat perkuliahan sebagai berikut.1. Mata kuliah PPL NON-DIK merupakan mata kuliah yang bersifat

wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UPI non-kependidikan.2. Mata kuliah PPL NON-DIK berbobot 4 sks (lapangan)3. Jumlah hari kerja minimal yang harus diikuti oleh setiap

mahasiswa peserta program PPL NON-DIK adalah 60 hari kerja atau 12 minggu.

4. Pelaksanaan mata kuliah PPL NON-DIK tidak dapat digabung dengan pelaksanaan mata kuliah lain, kecuali skripsi dan ujian sidang.

E. Tempat pelaksanaan PPL NON-DIK1. Industri/lembaga yang dijadikan tempat pelaksanaan PPL

NON-DIK dapat merupakan industri/lembaga berkategori perusahaan/lembaga kecil menengah (UKM), sedang atau besar

2

2. Industri/lembaga yang dijadikan tempat pelaksanaan PPL NON-DIK harus memiliki jenis usaha/pekerjaan yang sesuai dengan keilmuan program studi yang bersangkutan

3. Industri/lembaga yang dijadikan tempat pelaksanaan PPL NON-DIK dapat berlokasi dimanapun

F. Persyaratan mengikuti PPL NON-DIKUntuk mengambil mata kuliah PPL NON-DIK, mahasiswa harus memenuhi syarat berikut: 1. Mahasiswa telah mengontrak mata kuliah PPL2. SKS minimum yang sudah ditempuh calon peserta PPL

NON-DIK adalah 80% dari total SKS yang harus ditempuh

3. IPK minimum yang telah diperoleh calon peserta PPL NON-DIK adalah 2,0

4. Tempat pelaksanaan PPL NON-DIK bagi setiap mahasiswa peserta PPL NON-DIK ditetapkan oleh prodi yang bersangkutan dengan memperhatikan kesesuaian jenis industri/lembaga dengan bidang ilmu dan minat dari mahasiswa yang bersangkutan.

G. Persiapan Pelaksanaan PPL NON-DIK1. Sebelum pelaksanaan PPL NON-DIK perlu diadakan

pogram pembekalan bagi mahasiswa calon peserta PPL NON-DIK

2. Materi program pembekalan calon peserta PPL NON-DIK harus meliputi tata aturan PPL dan soft skill bekerja

3. Waktu pelaksanaan program pembekalan calon peserta PPL NON-DIK dilakukan secara terjadwal setiap awal semester atau sebelum periode pelaksanaan PPL NON-DIK.

4. Program pembekalan calon peseta PPL NON-DIK dilaksanakan pada tingkat prodi, dan bila memungkinkan mengundang pakar yang relevan

H. Pelaksanaan PPL NON-DIK1. PPL NON-DIK dilaksanakan pada semester 7 atau 8

untuk tingkat S1 dan 5 atau 6 untuk tingkat D33

2. Setiap mahasiswa peserta PPL NON-DIK dibimbing oleh dua pembimbing, yaitu Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa. Dosen Tetap adalah dosen yang berasal dari prodi, sedangkan Dosen Luar Biasa berasal dari tempat pelaksanaan PPL NON-DIK.

3. Dosen Pembimbing PPL NON-DIK ditetapkan oleh prodi, dan dilaporkan ke pihak Divisi P2JK.

4. Koordinator kegiatan PPL NON-DIK berada di tingkat prodi

5. Dosen Pembimbing PPL NON-DIK harus berkunjung ke tempat pelaksanaan PPL NON-DIK secara periodik.

6. Dosen Pembimbing PPL NON-DIK membuat laporan kunjungan sesuai format yang ditetapkan (Lampiran 3).

7. Mahasiswa PPL NON-DIK membuat jurnal/catatan harian kegiatan PPL NON-DIK sesuai format yang ditetapkan (Lampiran 2).

I. Evaluasi PPL NON-DIK1. Pada akhir pelaksanaan PPL NON-DIK, mahasiswa

membuat laporan PPL NON-DIK sesuai format yang ditetapkan (Lampiran 1)

2. Pembimbing dari tempat PPL NON-DIK memberi nilai sesuai format yang ditetapkan (Lampiran 4)

3. Hasil PPL NON-DIK diseminarkan oleh mahasiswa peserta PPL NON-DIK dalam lingkup prodi

4. Koordinator PPL menetapkan nilai akhir sesuai format yang ditetapkan (Lampiran 6)

5. Prodi/universitas mengevaluasi kegiatan PPL NON-DIK

4

J. Prosedur 1. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti PPL NON-DIK

diwajibkan mengontrak matakuliah PPL NON-DIK.2. Tidak diperkenankan mengontrak matakuliah lain

kecuali skripsi dan ujian sidang.3. Mahasiswa yang mengontrak PPL NON-DIK diwajibkan

mengikuti pembekalan di awal semester yang diselengarakan prodi.

4. Mahasiswa meminta surat pengantar dari prodi untuk disampaikan kepada calon tempat pelaksanaan PPL NON-DIK yang dikehendaki.

5. Industri/lembaga tempat pelaksanaan PPL NON-DIK yang dituju dapat dicari sendiri oleh mahasiswa, atau mengikuti yang telah ditetapkan prodi.

6. Prodi membuat daftar peserta PPL NON-DIK beserta tempat pelaksanaan PPL NON-DIK, nama Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa, dan waktu pelaksanaan PPL NON-DIK.

7. Daftar tersebut diserahkan ke universitas yang diwakili oleh Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) untuk dibuatkan Surat Tugas atau Surat Keputusan.

8. Divisi P2JK menyerahkan surat keputusan/surat tugas kepada berbagai pihak yang terlibat (mahasiswa, prodi, industri, Dosen Tetap dan Dosen TetapI).

9. Divisi P2JK berkordinasi dengan Direktorat Kerjasama dan Usaha (DKU) memfasilitasi MoU dengan industri/lembaga tempat pelaksanaan PPL NON-DIK

10. Semua pihak yang terlibat melaksanakan PPL NON-DIK sesuai ketentuan pada waktu yang telah ditetapkan.

11. Selama pelaksanaan PPL NON-DIK, mahasiswa mengisi formulir kehadiran PPL NON-DIK, dan mengisi jurnal/catatan harian pelaksanaan PPL NON-DIK sesuai format yang ditetapkan dan diketahui oleh Dosen Luar Biasa (Lampiran 2).

12. Dosen Tetap PPL NON-DIK wajib hadir pada tempat pelaksanaan PPL NON-DIK secara periodik selama pelaksanaan PPL NON-DIK, dan memberikan laporan

5

kunjungan sesuai format yang ditetapkan (Lampiran 3).

13. Selama PPL NON-DIK dan dalam penyusunan laporan PPL NON-DIK mahasiswa wajib melakukan proses bimbingan dengan Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa.

14. Mahasiswa membuat Laporan PPL NON-DIK dengan bimbingan Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa. Dosen Pembimbing berhak membatalkan Laporan PPL NON-DIK mahasiswa yang tidak mengikuti proses bimbingan.

15. Paling lambat satu bulan setelah selesai PPL NON-DIK, mahasiswa harus menyelesaikan Laporan PPL NON-DIK kepada Dosen Pembimbing PPL NON-DIK.

16. Bila pada waktu yang telah ditentukan mahasiswa tidak mengumpulkan Laporan PPL NON-DIK, mahasiswa akan dikenai sanksi.

17. Mahasiswa menyerahkan Laporan PPL NON-DIK kepada prodi

18. Prodi menetapkan jadwal seminar hasil PPL NON-DIK.19. Seminar PPL NON-DIK dilaksanakan secara kelompok

yang diikuti oleh mahasiswa peserta PPL NON-DIK, dosen pembimbing dan perwakilan prodi sebagai penilai.

K. Tata Tertib Pelaksanaan PPL NON-DIK

1. Mahasiswa wajib mengikuti pembekalan materi pelaksanaan PPL NON-DIK yang dilaksanakan pada awal semester di bawah koordinasi koordinator PPL NON-DIK.

2. Mahasiswa harus memberitahukan rencana kedatangan ke lokasi perusahaan/instansi sesuai dengan waktu yang disepakati.

3. Selama PPL NON-DIK berpakaian sopan dan rapi sesuai aturan yang diijinkan oleh pihak Industri/Lembaga.

4. Selama PPL NON-DIK berperilaku sopan dan mengikuti tata tertib di lokasi PPL NON-DIK dan tidak bersifat konfrontatif.

6

5. Peserta PPL NON-DIK wajib mengikuti semua kegiatan secara disiplin, bertanggung jawab dan penuh sesuai dengan jadwal yang direncanakan pihak industri/lembaga. Kelalaian dapat menyebabkan ketidak-lulusan pada matakuliah PPL NON-DIK.

6. Ketika monitoring dari Dosen Tetap berlangsung, mahasiswa harus berada di lokasi PPL NON-DIK dan menjelaskan kegiatan yang sedang dilaksanakan.

7. Mahasiswa harus melaporkan kegiatan PPL NON-DIK dalam bentuk laporan yang akan dievaluasi oleh Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa.

L. Tugas dan Wewenang Dosen Pembimbing

1. Dosen Tetapa. Membimbing dan mengarahkan mahasiswa PPL NON-

DIK baik secara pengelolaan dan akademis sejak persiapan sampai pelaksanaan seminar PPL NON-DIK.

b. Memberikan penilaian bersama dengan pembimbing lapangan di bagian tahapan pembimbingan, isi laporan, dan seminar hasil PPL NON-DIK.

c. Melakukan monitoring ke lokasi PPL NON-DIK secara periodik.

2. Dosen Luar Biasaa. Membimbing dan mengarahkan mahasiswa selama

praktek di lapangan.b. Memberikan penilaian kepada mahasiswa atas hasil

kerja selama di lapangan sesuai dengan kriteria penilaian.

c. Mengirim nilai kepada UPI dalam amplop tertutup.

M. Penetapan dosen pembimbing 1. Dosen pembimbing PPL NON-DIK ditetapkan oleh

prodi 2. Surat Keputusan/Surat Tugas ditetapkan oleh P2JK

7

N. Penyusunan Laporan Akhir PPL NON-DIK

1. Setelah selesai PPL NON-DIK, mahasiswa menyusun laporannya maksimal selama satu bulan, dengan melampirkan jurnal/catatan harian.

2. Selama penyusunan laporan mahasiswa harus melakukan aktivitas bimbingan laporan hasil PPL NON-DIK sampai disetujui oleh Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa.

3. Laporan akhir sesuai dengan format Laporan PPL NON-DIK .

4. Bagi mahasiswa yang laporannya telah disetujui oleh dosen pembimbing dapat mengikuti Seminar PPL NON-DIK.

O. Seminar PPL NON-DIK Seminar PPL NON-DIK adalah sarana latihan mempresentasikan hasil PPL NON-DIK yang dilaksanakan secara komprehensif setidaknya dihadiri oleh mahasiswa peserta PPL NON-DIK, Dosen pembimbing dan dosen lain atau perwakilan prodi.

P. Penilaian

1. Nilai pelaksanaan PPL yang meliputi disiplin, keuletan, tanggung jawab, kreatifitas, kemampuan kerjasama, dan kemampuan bersosialisasi (dinilai oleh Dosen Luar Biasa).

2. Kualitas laporan yang menyangkut: kualitas isi, kelengkapan isi dan tata cara penulisan (dinilai oleh Dosen Tetap dan Dosen Luar Biasa).

3. Kemampuan mahasiswa PPL NON-DIK dalam seminar (dinilai oleh Dosen Tetap dan dosen lain yang ditugaskan prodi).

4. Nilai Akhir merupakan gabungan dari nilai pelaksanaan (P), observasi (O), laporan (L), dan Seminar (S) dengan nilai skala 0-4.Nilai Akhir = (0,4 x P) + (0,2 x L) + (0,2 x S) + (0,2 x O)

8

5. Nilai Akhir selanjutnya dikonversi ke dalam bentuk huruf dengan mengikuti sistem konversi berikut.

Skor Nilai3,5 - 4,0 A3,0 - 3,4 B0- 2,9 E

9

Lampiran 1. Sistematika Laporan PPL NON-DIK

Halaman Judul/Cover depan Lembar Pengesahan Pengesahan dari Dosen Pembimbing dan Perusahaan tempat PPL NON-DIK dilaksanakan Kata PengantarDaftar IsiDaftar GambarDaftar TabelRingkasan/abstrakBAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang b. Tujuan

Tujuan Umum (Berisikan tujuan dilaksanakannya PPL NON-DIK)Tujuan Khusus (Berisikan tujuan yang disesuaikan dengan kegiatan spesifik yang dilaksanakan di tempat PPL NON-DIK)

c. Ruang Lingkup (Berisikan hal-hal utama yang dikerjakan dalam PPL NON-DIK)

d. Tempat dan waktu pelaksanaan PPL NON-DIK

BAB II. TINJAUAN PERUSAHAANa. Tinjauan Umum Perusahaan/Lembaga/Instani b. Sejarah Singkatc. Struktur Organisasi ( Uraikan tentang Struktur

Organisasi, Definisi, Model, dll )

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA (disesuaiakan dengan bahasan yang dipelajari di

tempat PPL NON-DIK)

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASANa. Metode dan cara kerja/prosedur yang

dilaksanakanb. Data hasil dan Pembahasan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARANa. Kesimpulan

10

b. Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

a. Daftar riwayat hidup b. Presensic. Photo kegiatand. Lampiran lain yang dianggap perlu

Format1. Sampul sesuai warna fakultas, antar bab dibatasi

kertas tipis warna sesuai warna fakultas dengan lambang Universitas Pendidikan Indonesia,

2. Ukuran kertas A5, pengetikan 2 muka,3. Tipe huruf Times New Roman, ukuran font 10, spasi 14. Margin: kiri 3 cm, kanan 2 cm, atas 2 cm, bawah 2 cm5. Penomoran halaman:

1). Diletakkan di tengah bawah halaman2). Halaman judul, ringkasan, halaman pengesahan,

daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran diberi nomor halaman angka kecil romawi.Contoh: I, ii, iii, iv, …dst

3). Lampiran diberi nomor halaman angka romawi besar diikuti angka biasa.

Contoh : I.1, I.2, II,1, …dst4). Keterangan gambar diletakkan di bawah gambar

dan keterangan tabel diletakkan di atas tabel. Jarak antara gambar/tabel dengan keterangan gambar/tabel sebagai 1 spasi.

11

Lampiran 2. Jurnal/Catatan Harian PPL Non-Dik

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAJl. Setiabudi 229 Bandung 40154

JURNAL

Nama Mahasiswa :NIM :Prodi/Jur/Fak :Nama Tempat PPL :Nama Dosen Luar Biasa

:

No Hari dan Tanggal

Jam Uraian Kegiatan Paraf

Keterangan :Jumlah kehadiran harus memenuhi jumlah kehadiran minimalPengesahan/Paraf dilakukan oleh Dosen Luar Biasa

12

Lampiran 3. Laporan Kunjungan Dosen Tetap

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAJl. Setiabudi 229 Bandung 40154

LAPORAN KUNJUNGAN

Nama Mahasiswa :NIM :Prodi/Jur/Fak :Nama Tempat PPL :Nama Dosen Tetap :

Waktu KunjunganJumlah kehadiran mahasiswa di tempat PPL (hingga dikunjungi)Kegiatan Mahasiswa

Kesulitan Mahasiswa

Tanggapan Tempat PPL

Harapan Tempat PPL

Nilai Observasi (skala 0-4) ……,………………

Mengetahui, Pejabat/Petugas dari Tempat PPL Dosen Tetap,

13

(………………….) (………………….)Lampiran 4. Format Penilaian Pelaksanaan PPL

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAJl. Setiabudi 229 Bandung 40154

NILAI PELAKSANAAN PPLNama Mahasiswa :NIM :Prodi/Jur/Fak :Nama Tempat PPL :Nama Dosen Luar Biasa

:

No Aspek Penilaian NilaiSangat Baik

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

11 Kedisiplinan, 2 Keuletan3 Tanggung Jawab4 Kemampuan kerjasama5 Inisiatif dan kreativitas6 Kemampuan bersosialisasi Nilai Pelaksanaan = (4n + 3n + 2n + 1n)/6 =

Keterangan : n = Jumlah aspek penilaian yang memperoleh nilai terkait

………,…………………………..Dosen Luar Biasa

(……………..)

14

Lampiran 5. Format Penilaian laporan PPL

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAJl. Setiabudi 229 Bandung 40154

NILAI LAPORAN PPLNama Mahasiswa :NIM :Prodi/Jur/Fak :Nama Tempat PPL :Waktu Pelaksanaan PPL :

No Aspek Penilaian NILAISangat Baik

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

11 Kualitas isi (a)2 Tata cara penulisan (b)3 Kelengkapan isi (c)Nilai Akhir = (2a + b+c)/4 =

……………….,……………………..Penilai

(……………………)

15

Lampiran 6. Format Penilaian Seminar

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAJl. Setiabudi 229 Bandung 40154

NILAI SEMINAR PPL

Nama Mahasiswa : NIM :Prodi/Jur/Fak : Tempat PPL :Waktu PPL : Tanggal Seminar :

Aspek Penilaian NILAI Paraf

Sangat Baik

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

1

Penilai IKemampuan presentasi (a)Penguasaan materi presentasi (b)Kemampuan Berargumentasi (c)Rata-rata nilai = (a+2b+c)/4 = Penilai IIKemampuan presentasi (a)Penguasaan materi presentasi (b)Kemampuan Berargumentasi (c)Rata-rata nilai = (a+2b+c)/4 =Penilai IIIKemampuan presentasi (a)Penguasaan materi presentasi (b)Kemampuan Berargumentasi (c)Rata-rata nilai = (a+2b+c)/4 =Rata-rata nilai seminar = (Nilai Penilai I +II +III)/3 =

16

Lampiran 7. Daftar Nilai Peserta PPL

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAJl. Setiabudi 229 Bandung 40154

DAFTAR NILAI PPLAngkatan Mahasiswa :Nama Koordinator PPL :

No Nama NIM Kelayakan Jurnal *

Nilai (skala 0-4) Nilai Akhir*P L S O Angk

aHuruf

Keterangan : Kelayakan jurnal bila memenuhi jumlah kehadiran minimal dan pada setiap kehadiran

melakukan kegiatan yang relevan. Bila tidak layak, mahasiswa ybs tidak perlu dinilai lebih lanjut.

Nilai Akhir = (0,4 x P) + (0,2 x L) + (0,2 x S) + (0,2 x O)P = nilai pelaksanaan PPL,L = nilai Laporan S = nilai Seminar O = nilai Observasi

Tabel Konversi Nilai

Skor Nilai3,5 - 4,0 A3,0 - 3,4 B0- 2,9 E

…………………….,…………………………………Koordinator PPL

(……………………….)

17

Lampiran 8. Contoh Cover Laporan PPL

JUDUL

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

NAMA MAHASISWANIM

JURUSANFAKULTAS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIATAHUN

18

Lampiran 9. Format Halaman Pengesahan

JUDUL

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN NPN KEPENDIDIKAN

OLEHNAMA MAHASISWA

NIM

Disetujui Oleh:

Dosen Tetap Dosen Luar Biasa

Nama NamaNIP.

Mengetahui,

Koordinator PPL Prodi Ketua Program Studi

Nama NamaNIP NIP.

19

Lampiran 10. Hasil Policy Study PPL NON-DIK

1. Responden

Studi ini dilakukan berdasarkan pengolahan data angket yang disebarkan pada 548 responden yang terdiri dari 269 mahasiswa, 49 alumni, 116 orang tua, 50 dosen, 42 stakeholder (pengguna lulusan), dan 22 pimpinan UPI. Mahasiswa, alumni, orang tua, dosen, dan stake holder berasal dari lima program studi, yaitu dari Program Studi Bahasa Inggris, Bimbingan Konseling, Teknik Mesin, Kimia, dan Biologi, sedangkan unsur pimpinan terdiri dari Dekan, Pembantu Dekan, dan Ketua Prodi di Universitas Pendidikan Indonesia. Sebaran responden tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tentang urgensi mata kuliah PLA bagi mahasiswa UPI non-pendidikan, kriteria tempat pelaksanaan PLA, proses persiapan dalam pelaksanaan PLA, proses pelaksanaan PLA, dan evaluasi pelaksanaan PLA.

20

Tabel 1. Responden Policy Study PLA

21

Jenis Responden Asal Responden Jumlah Responden

Mahasiswa B. Inggris 50 BK 60 Teknik Mesin 52 Kimia 47 Biologi 60 Jumlah 269Alumni B. Inggris 7

BK 17Teknik Mesin 10Kimia 5Biologi 10

Jumlah 49Orang Tua B. Inggris 25 BK 46 Teknik Mesin 16 Kimia 0 Biologi 29 Jumlah 116Dosen B. Inggris 10 BK 8 Teknik Mesin 11 Kimia 10 Biologi 11 Jumlah 50Stakeholder B. Inggris 15 BK 5 Teknik Mesin 10

Kimia 12 Biologi 0 Jumlah 42Pimpinan Pimpinan 22Keseluruhan 548

2. Hasil Angket Berikut ini adalah hasil analisis terhadap angket yang telah

disebarkan kepada 558 responden (yang terkumpul), yang terdiri dari unsur mahasiswa (269 orang), alumni (59 orang), orangtua mahasiswa (116 orang), dosen (50 orang), pengguna lulusan (42 orang), dan pimpinan UPI (22 orang). Angket ini secara umum menggali: urgensi matakuliah PLA bagi mahasiswa UPI non kependidikan; kriteria tempat pelaksanaan PLA; persiapan pelaksanaan PLA; pelaksanaan PLA; evaluasi PLA, yang nantinya muncul akan dijadikan dasar dalam pengembangan pedoman PLA bagi mahasiswa UPI nin kependidikan dan mahasiswa kependidikan yang ada mata kuliah terkait dengan PLA. Dalam analisisnya, ada perbedaan jumlah responden yang perlu dicermati karena ada beberapa jenis pertanyaan yang diajukan pada kategori responden yang berbeda. Berikut ini adalah rincian analisis untuk setiap kelompok angket, yangberkaitan dengan PLA bagi mahasiswa UPI.

A. Urgensi mata kuliah PLA bagi mahasiswa UPI non-dikBerkaitan dengan urgensi mata kuliah PLA, peneliti

mengembangkan tujuh buah pertanyaan bagi setiap kelompok responden. Hasil dari ketujuh pertanyaan tersebut dapat dilihat pada profil berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total70.0

75.0

80.0

85.0

90.0

95.0

100.0

90.4

87.7

83.6

92.1

80.5

94.3

88.1

Gambar 1. Grafik Persentase Persetujuan Responden Bila PLA Merupakan Mata Kuliah yang Wajib Diambil Mahasiswa Non-Dik UPI

22

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa PLA merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sangat tinggi (82,63%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Pimpinan UPI, yaitu sebesar 94,3%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 64,42%.

Berdasarkan gambaran rata-rata persentase dari kelompok responden, ternyata mengindikasikan bahwa civitas akademika UPI memandang mata kuliah PLA merupakan mata kuliah wajib. Hal ini dimaksudkan guna membekali mahasiswa dalam mengenal dan memahami dunia usaha dan industri (DUDI). Dengan demikian akan terkondisikan terjadinya pengalaman langsung bagi mahasiswa terlibat dalam DUDI yang terkait dengan bidang keahliannya.

Sementara itu, berkaitan dengan besar SKS mata kuliah sebesar 2 SKS, persetujuan dari kelompok responden dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

59.5

63.8

49.2

61.9

42.0

58.055.7

Gambar 2. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila jumlah sks PLA sebesar 2 sks

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa besar sks mata kuliah PLA adalah 2 sks (lapangan) bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong rendah (55,72%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan

23

tertinggi dinyatakan oleh kelompok Alumni, yaitu sebesar 63,76%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 42%.

Walaupun perhitungan SKS “lapangan” berbeda dengan SKS yang dilaksanakan di kelas, tetapi ternyata 2 (dua) SKS untuk PLA direspon rendah. Hal ini menunjukkan bahwa SKS untuk mata kuliah PLA harus lebih besar dari itu. Dengan demikian, kondisi ini merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan revisi SKS untuk mata kuliah PLA.

Sebagai alternatif berkaitan dengan beban SKS untuk mata kuliah PLA, di mana ditanyakan kepada responden bahwa beban SKS untuk PLA harus lebih dari 2 SKS, maka gambaran mengenai persetujuan responden yang ditunjukkan dengan persentase dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

80.2 79.3

73.3

93.9

70.3 71.6

78.1

Gambar 3. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila besar sks PLA lebih dari 2 sks

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa besar sks mata kuliah PLA adalah lebih dari 2 sks bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (78,17%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok dosen, yaitu sebesar 93,9%, sedangkan yang

24

terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 56,26%.

Berdasarkan gambaran nilai rata-rata persentase dari kelompok responden tidak begitu signifikan perbedannya pada saat ditanyakan apabila beban SKS untuk mata kuliah PLA sebesar 2 SKS, tetapi dari setiap kelompok responden menunjukkan adanya peningkatan. Dengan kondisi tersebut, maka fakta ini merupakan kondisi nyata yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan besarnya beban SKS untuk mata kuliah tersebut.

Sekaitan dengan beban kerja mahasiswa dalam melaksanakan mata kuliah PLA. Dalam hal ini pertanyaan beban kerja mahasiswa dalam melaksanakan mata kuliah PLA diubah dengan banyaknya jam kerja efektif, di mana ditanyakan bahwa lama pelaksanaan PLA minimal selama 16 jam kerja. Berkaitan dengan hal ini, responden menyatakan pendapatnya seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

57.153.7

58.0

47.9

54.7

61.4

55.5

Gambar 4. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila lama pelaksanaan PLA minimal selama 16 hari kerja

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila lama pelaksanaan PLA minimal selama 16 hari kerja bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong rendah (51,72%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Pimpinan UPI, yaitu sebesar

25

61,4%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 43,82%.

Gambaran responder terhadap pertanyaan ini termasuk kualifikasi rendah, di mana rata-rata persentase yang paling rendah hanya mencapai 43,82% yakni dari kelompok pengguna lulusan. Dengan demikian, waktu pelaksanaan PLA dipandang tidak cukup memadai apabila mahasiswa hanya memiliki pengalaman kerja hanya sekitar 16 jam efektif. Artinya, pengguna lulusan menginginkan pengalaman kerja memalui mata kuliah PLA harus lebih dari 16 jam kerja efektif.

Sejalan dengan pertanyaan sebelumnya, responden diminta untuk mengemukakan pendapatnya apabila lama pelaksanaan PLA harus lebih dari 16 jam kerja. Berkaitan dengan pertanyaan tersebut gambaran pendapat responden dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

79.381.7

74.978.1

66.1

76.1 76.0

Gambar 5. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila lama pelaksanaan PLA harus lebih dari 16 hari kerja

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila lama pelaksanaan PLA harus lebih dari 16 hari kerja bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (71,35%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Alumni, yaitu sebesar 81,74%,

26

sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 52,84%.

Berdasarkan gambaran di atas, ternyata respon yang paling rendah masih dari kelompok responden Stakeholer, walaupun berdasarkan kualifikasi meningkat menjadi kelompok sedang, dan dari setiap kelompok responden mengalami peningkatan persentase. Dengan demikian, kehawatiran akan tidak optimalnya mahasiswa menimba pengalaman selama melaksanakan PLA yakni dari pihak pengguna lulusan. Hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam mengawal pelaksanaan PLA di lapangan, jangan sampai kehawatiran tersebut terjadi dan terulang.

Selanjutnya ditanyakan mengenai pelaksanaan PLA sebagai pengganti mata kuliah KKN, pendapat dari kelompok responden dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

69.165.9

69.7

60.858.4

51.5

62.6

Gambar 6. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila MK PLA dapat menggantikan programKKN

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila MK PLA dapat menggantikan program KKN bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong rendah (58,31%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Mahasiswa, yaitu sebesar 69,1%, sedangkan yang

27

terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 46,7%.

Terhadap pertanyaan ini, responden dapat dikatakan kurang mendukung, terutama dari pihak pengguna lulusan. Hal ini dapat dimengerti karena secara filosifi kedua mata kuliah tersebut berbeda. Mata kuliah PLA berorientasi kepada penguasaan profesional dibidang keahlian, sedangkan mata kuliah KKN berorientasi kepada penguasaan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, mata kuliah sebagai pengganti mata kuliah KKN kurang didukung oleh responden penelitian.

Sementara itu, pertanyaan yang berkaitan dengan pengambilan mata kuliah PLA boleh bersama-sama mata kuliah lain, kondisi pendapat dari kelompok responden dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

66.8

57.8

67.5

51.353.2

58.0 59.1

Gambar 7. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila pengambilan MK PLA boleh bersama-sama mata kuliah lain

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila pengambilan MK PLA boleh bersama-sama mata kuliah lain bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong rendah (55,09%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Mahasiswa, yaitu sebesar

28

66,82%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 42,52%. Dengan rentang persentase dari setiap kelompok responden, menunjukkan bahwa terhadap pertanyaan ini, responden dapat dikatakan kurang mendukung. Hal ini dapat dimengerti bahwa pola penempatan mahasiswa PLA pada saat ini yakni dengan block system, akan menyulitkan mahasiswa akan dapat mengikuti perkuliahan di kampus.

3. Kriteria Tempat Pelaksanaan PLABerkaitan dengan kriteria tempat pelaksanaan PLA, peneliti

mengembangkan enam buah pertanyaan bagi setiap kelompok responden. Dari keenam pertanyaan tersebut meliputi: (1) kategori perusahaan tempat PLA; (2) kesesuaian perusahaan tempat PLA dengan program studi; dan (3) lokasi perusahaan tempat PLA. Hasil dari keenam pertanyaan tersebut dapat dilihat pada profil berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total60.0

62.0

64.0

66.0

68.0

70.0

72.0

74.0

76.0

78.0

80.078.4 78.2

75.8

70.1

67.1

78.4

74.7

Gambar 8. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA adalah perusahaan/lembaga yang berkategori perusahaan/ lembaga kecil menengah (UKM), sedang atau besar

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Perusahaan/ Lembaga Tempat pelaksanaan PLA adalah

29

perusahaan/lembaga yang berkategori perusahaan/lembaga kecil menengah (UKM), sedang atau besar bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (69,91%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Mahasiswa dan Pimpinan, yaitu sebesar 78,4%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 53,68%. Dari gambaran profil yang terkait dengan kategori perusahaan atau tempat PLA, yakni menyakut ketiga kategori, ternyata kelompok Mahasiswa dan unsur Pimpinan menunjukan tidak bermasalah. Artinya, kategori tempat PLA tidak berorientasi kepada besar-kecilnya, tetapi lebih kepada kesesuaian tempat PLA dengan program studi.

Selanjutnya, masih berkaitan dengan kategori perusahaan atau tempat pelaksanaan PLA, di mana pernyataannya adalah perusahaan/lembaga tempat pelaksanaan PLA hanya perusahaan/lembaga yang berkategori sedang atau besar. Atas pernyataan tersebut, profil pendapat dari setiap kelompok responden dapat dilihat pada gambar berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

71.5 72.470.4

67.5

55.7

64.867.0

Gambar 9. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA adalah perusahaan/lembaga yang berkategori sedang atau besar

30

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila perusahaan/ lembaga tempat pelaksanaan PLA adalah perusahaan/lembaga yang berkategori sedang atau besar bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (62,84%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Alumni, yaitu sebesar 72,38%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 44,52%.

Berdasarkan gambaran profil pendapat kelompok responden penelitian, ternyata kelompok alumni yang berpendapat atau mendukung bahwa tempat PLA dilaksanakan pada perusahaan yang berkategori sedang atau besar. Hal ini dapat dimaklumi, karena para alumni sudah dapat merasakan akan pentingnya pengalaman pada saat melaksanakan PLA. Pengalaman PLA akan berkontribusi positif dalam berkompetisi meraih peluang kesempatan bekerja.

Sebagai rangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan jenis perusahaan tempat pelaksanaan PLA, di mana pernyataannya adalah Perusahaan/Lembaga tempat pelaksanaan PLA mempunyai jenis usaha yang sesuai dengan program studi. Terhadap pernyataan tersebut, pendapat setiap kelompok responden dapat dilihat pada gambar profil berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

71.5 72.470.4

67.5

55.7

64.867.0

Gambar 10. Grafik persentase persetujuan responden bila perusahaan/lembaga tempat pelaksanaan PLA mempunyai usaha yang sesuai dengan prodi

31

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA mempunyai usaha yang sesuai dengan prodi bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong tinggi (76,92%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Pimpinan, yaitu sebesar 90,9%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 55,86%.

Berdasarkan gambaran profil pendapat kelompok responden penelitian, ternyata kelompok Pimpinan yang sangat mendukung bahwa perusahaan/lembaga tempat pelaksanaan PLA mempunyai jenis usaha yang sesuai dengan program studi. Hal ini dapat dimaklumi, bahwa mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan hasil belajarnya di lapangan yang sesuai bidang keahliannya. Dengan tempat pelaksanaan PLA yang sesuai dengan bidang keahlian program studi akan mudah terkoreksi relevansi apa yang diajarkan dengan apa yang dituntut di lapangan. Sementara itu, dari responden kelompok Stakeholder menunjukkan dukungan yang rendah. Hal ini menggambarkan bahwa kesesuaian bidang keahlian bukan prioritas yang utama bagi pengguna lulusan. Artinya, ada faktor lain yang cukup dominan bagi pengguna lulusan dalam hal perekrutan calon pegawainya.

Berikutnya adalah berkaitan dengan lokasi tempat pelaksanaan PLA, yakni terkait dengan radius atau jarak tempuh. Pernyataan mengenai lokasi tempat pelaksanaan PLA tersebut adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan/lembaga tempat pelaksanaan PLA berlokasi sekitar Bandung; (2) Perusahaan/lembaga tempat pelaksanaan PLA berlokasi sekitar Jawa Barat; dan (3) Perusahaan/lembaga tempat pelaksanaan PLA berlokasi dimanapun. Terhadap pendapat pernyataan pertama, gambaran profil setiap kelompok responden dapat dilihat pada gambar berikut ini.

32

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

57.5 57.960.6

55.5

46.1

63.6

56.9

Gambar 11. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA berlokasi di sekitar Bandung

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA berlokasi di sekitar Bandung bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong rendah (53,32%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Pimpinan, yaitu sebesar 63,6%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 36,88%. Berdasarkan gambaran profil responden di atas, menunjukkan bahwa lokasi tempat PLA tidak berpengaruh dominan harus berlokasi di kota Bandung. Hal ini dapat dimengerti, bahwa populasi perusahaan yang ada di kota Bandung belum tentu dapat menampung mahasiswa yang akan melaksanakan PLA.Selanjutnya, gambaran pendapat kelompok responden terhadap penyataan kedua, dapat dilihat pada gambar profil berikut.

33

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

69.6 68.2 69.866.7

63.5

79.5

69.6

Gambar 12. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA berlokasi sekitar Jawa Barat

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA berlokasi di sekitar Jawa Barat bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (65,11%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Pimpinan, yaitu sebesar 79,5%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 50,78%.

Sedikit berbeda dengan pendapat pada pernyataan pertama, kondisi profil terhadap pernyataan kedua ini, terdapat peningkatan persentase dari setiap kelompok responden. Hal ini dapat dimaklumi bahwa populasi perusahaan yang terdapat di Jawa Barat jauh lebih banyak apabila dibandingkan dengan populasi perusahaan yang terdapat di Kota Bandung. Dengan demikian, peluang untuk dapat menampung mahasiswa yang akan melaksanakan PLA lebih besar lagi.

Mengenai gambaran pendapat kelompok responden terhadap penyataan ketiga, dapat dilihat pada gambar profil berikut.

34

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total64.0

66.0

68.0

70.0

72.0

74.0

76.0

78.077.1

74.8

68.7

72.9

70.4

75.0

73.2

Gambar 13. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA berlokasi dimanapun

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Perusahaan/Lembaga Tempat pelaksanaan PLA berlokasi dimanapun bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (68,55%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Mahasiswa, yaitu sebesar 77,12%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Orangtua, yaitu sebesar 55%.

Berdasarkan gambaran profil pendapat responden di atas, ternyata semangat mahasiswa dalam melaksanakan PLA dengan lokasi yang lebih luas lagi memberikan gairah tersendiri. Hal ini terlihat dari persentase dukungan dari responden kelompok mahasiswa paling tinggi dari kelima kelompok lainnya. Sementara itu, sebaliknya responden dari kelompok orangtua dukungannya termasuk kategori rendah. Hal ini “mungkin” terkait dengan kekhawatiran terhadap anaknya yang apabila melaksanankan PLA terlalu jauh dari jangkauan orang tua. Melihat fakta seperti ini dipandang perlu adanya surat izin orang tua pada saat pelaksanaan PLA.

35

4. Persiapan Pelaksanaan PLABerkaitan dengan persiapan pelaksanaan PLA, peneliti

mengembangkan 14 buah pernyataan bagi setiap kelompok responden. Dari keenam pernyataan tersebut meliputi: (1) syarat jumlah SKS yang harus ditempuh untuk melaksanakan PLA; (2) penentuan tempat PLA; (3) proses penempatan mahasiswa di tempat pelaksanaan PLA; (4) pogram pembekalan bagi mahasiswa calon peserta PLA; (5) Waktu pelaksanaan program pembekalan dan Materi Program pembekalan calon peserta PLA. Hasil dari keenam pertanyaan tersebut dapat dilihat pada profil berikut ini.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

81.2 82.479.1 78.3

68.1

81.878.5

Gambar 14. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila Calon peserta PLA harus sudah menempuh minimum 80% SKS

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Calon peserta PLA harus sudah menempuh minimum 80% SKS bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong tinggi (73,58%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Alumni, yaitu sebesar 81,8%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 54,5%.

36

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

77.5 75.9 76.9

70.5

63.4

70.572.5

Gambar 15. Grafik Persentase Persetujuan Responden bila IPK minimum calon peserta PLA adalah 2,5

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila Calon peserta PLA harus sudah menempuh minimum 80% SKS bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (67,77%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok mahasiswa, yaitu sebesar 77,46%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 50,76%.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

64.8

75.371.3 72.3

55.5

80.7

70.0

Gambar 16. grafik persentase persetujuan responden bila tempat pelaksanaan PLA ditentukan oleh lembaga/kordinator di tingkat prodi

37

Tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan bahwa bila tempat pelaksanaan PLA ditentukan oleh Lembaga/Kordinator di tingkat prodi bagi mahasiswa non pendidikan UPI tergolong sedang (70,7%). Di antara enam jenis kelompok responden, tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok Pimpinan, yaitu sebesar 80,7%, sedangkan yang terendah dinyatakan oleh kelompok Stakeholder, yaitu sebesar 55,5%.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total48.0

50.0

52.0

54.0

56.0

58.0

60.0

62.0

64.0

66.0

57.8

64.9

61.1

54.5

56.7 56.8

58.6

Gambar 17. Grafik persentase persetujuan responden bila penentuan tempat pelaksanaan PLA dilakukan oleh Lembaga/Kordinator di tingkat universitas

Responden menyatakan tingkat persetujuan yang lebih rendah (58,6%) bila tempat pelaksanaan PLA ditentukan oleh lembaga di tngkat universitas. Tingkat persetujuan yang lebih rendah juga dtemukan pada setiap kategori responden, kecuali kelompok stakeholder. Dengan demkian, baik kelompok mahasiswa, alumni, orang tua, dosen, maupun pimpinan lebih menghendaki bila tempat pelaksanaan PLA ditentukan di tingkat prodi daripada di tingkat universitas. Penurunan persentase persetujuan paling besar teramati pada kelompok responden pimpinan dan dosen, sedangkan yang paling rendah ditampilkan oleh kelompok mahasiswa dan alumni. Hal tersebut menunjukkan bagi dosen dan pimpinan lembaga di tingkat mana yang mengelola PLA menjadi masalah penting karena menyangkut system manajemen, tetapi

38

bagi mahasiswa dan alumni yang merupakan pelaku langsung PLA, tidak merupakan permasalahan penting.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.082.8

75.778.6

69.5

55.5

68.271.7

Gambar 18. Grafik persentase persetujuan responden bila proses penempatan mahasiswa di tempat pelaksanaan PLA disesuaikan dengan keinginan mahasiswa

Gambaran menarik ditunjukkan pada Gambar 18 yang menampilkan bahwa persentase persetujuan responden menjadi 71,7%, lebih tinggi dari persentase persetujuan pada dua pertanyaan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden lebih menghendaki tempat pelaksanaan PLA disesuaikan dengan keinginan mahasiswa, bukan ditempatkan oleh prodi atau universitas. Kelompok yang paling menghendaki tempat pelaksanaan PLA disesuaikan dengan kenginan mahasiswa adalah kelompok mahasiswa dan orang tua. Beberapa alasan yang ditampilkan responden di antaranya adalah hal tersebut akan sangat sesuai dengan minat mahasiswa yang bersangkutan dan agar mahasiswa mempunyai pengalaman bernegosiasi dengan perusahaan. Walaupun demikian, responden yang menghendaki penempatan di tingkat prodi atau universitas beralasan seharusnya prodi sudah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan perusahaan untuk tempat pelaksanaan PLA, sehingga mahasiswa tidak perlu repot mencari tempat pelaksanaan PLA. Salah satu responden dari kelompok stakeholder menyarankan hal menarik, agar prodi membuat pakon kompetensi yang jelas, sehingga jelas juga jenis perusahaan/lembaga yang digunakan sebagai tempat PLA,

39

karena perusahaan/lembaga tersebut seharusnya dapat memperbesar dan memperkaya wawasan dan kemampuan mahasiswa.

Perbandingan tingkat persetujuan responden pada tiga pernyataan tentang pihak yang menentukan tempat pelaksanaan PLA, apakah di tingkat prodi, unversitas atau mahasiswanya sendiri ditunjukkan pada Gambar 19. Dari gambar tersebut tampak bahwa bagi kelompok stakeholder hal tersebut tidak menjadi permasalahan. Berbeda dengan kelompok pimpinan, mahasiswa, dosen, dan kelompok lainnya. Kelompok pimpinan dan dosen lebih menghendaki penempatan PLA dilaksanakan di tingkat prodi, sedangkan kelompok mahasiswa dan orangtua lebih menghendaki hal tersebut disesuaikan dengan keinginan mahasiswa. Dengan demikian, penentuan tempat pelaksanaan PLA sebaiknya dilakukan di tingkat prodi atau sesuai dengan keinginan mahasiswa, dan tidak dilakukan di tingkat universitas.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

prodi unversitas mahasiswa

Gambar 19. Perbandingan persentase persetujuan responden bila proses penempatan mahasiswa di tempat pelaksanaan PLA ditentukan di tingkat prodi, universitas, atau disesuaikan dengan keinginan mahasiswa

40

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

83.587.0

80.6 82.3

71.8

87.5

82.1

Gambar 20. Grafik persentase persetujuan responden bila proses penempatan mahasiswa di tempat pelaksanaan PLA ditetapkan berdasarkan urutan prioritas: kesesuaian jenis perusahaan/lembaga, pilihan mahasiswa, dan ketersediaan tempat

Responden menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi (82,1%) terhadap proses penempatan mahasiswa di tempat pelaksanaan PLA ditetapkan berdasakan urutan prioritas: kesesuaian jenis perusahaan/lembaga, pilihan mahasiswa, dan ketersedian tempat. Hampir seluruh kelompok responden menyatakan tingkat persetujuan yang sama. Alasan yang diberikan responden untuk menempatkan kesesuaian jenis perusahaan ditempatkan pada prioritas tertinggi karena kesempatan untuk mengembangkan karir yang relevan menjadi sia-sia bila melakukan PLA di perusahaan yang tidak sesuai.

41

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total70.0

75.0

80.0

85.0

90.0

95.0

92.3

86.3

88.3

86.6

79.7

93.2

87.7

Gambar 20. Grafik persentase persetujuan responden bila sebelum pelaksanaan PLA perlu diadakan program pembekalan bagi mahasiswa calon peserta PLA

Persentase persetujuan responden yang tinggi (87,7%) juga ditunjukkan responden pada pernyataan sebelum pelaksanaan PLA perlu diadakan program pembekalan bagi mahasiswa calon peserta PLA. Seluruh kelompok respondenpun menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi. Dengan demikan, sebelum pelaksanaan PLA, calon peserta PLA harus mengikuti program pembekalan terlebih dahulu.

Pelaksanaan pembekalan PLA selama 1 hari masih dirasakan belum cukup untuk sebagian responden. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket yang menyatakan tingkat persetujuan sebesar 61,9%. Tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh kelompok mahasiswa. Orangtua dan alumni menyatakan pembekalan 1 hari belum cukup, dan menghendaki pembekalan dilakukan dalam waktu yang lebih lama, yaitu satu minggu. Walaupun demikian terdapat alumni yang memberikan catatan pelaksanaan 1 hari cukup, asalkan dilakukan dengan efisien.

42

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total54.0

56.0

58.0

60.0

62.0

64.0

66.0 65.4

61.9

62.5

61.3

58.0

62.561.9

Gambar 21. Persetujuan responden bila pembekalan PLA dilakukan selama 1 hari

Tingkat persetujuan responden mengalami peningkatan bila pelaksanaan pembekalan PLA dilakukan dalam waktu yang lebih panjang, yaitu 2 sampai 3 hari. Hal tersebut tercermin dari rata-rata nilai persetujuan yang mencapai 67,6 %, lebih besar dari tingkat persetujuan bila waktu pembekalan PLA dilaksanakan 1 hari. Walaupun demikian, tingkat persetujuan rata-rata responden tersebut tergolong tidak tinggi. Sebagian responden, khususnya dari kalangan alumni menyatakan pembekalan dengan waktu pelaksanaan 1 minggu diperlukan agar mahasiswa mempunyai bekal yang cukup untuk tidak mengecewakan pihak industri.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

72.169.4

71.6

61.558.5

72.7

67.6

Gambar 22. Tingkat persetujuan bila PLA dilaksanakan 2-3 hari kerja.

43

Walaupun sebagian responden menyarankan pelaksanaan pembekalanPLA dilakukan dalam waktu yang lebih panjang, tetapi tingkat persetujuan rata-rata responden berkurang dari 67,6% menjadi 60,7%, bila pelaksanaan PLA dilakukan Di antara kelompok-kelompok responden, kalangan yang berada di pihak penerima layanan, seperti mahasiswa dan alumni merupakan kelompok yang menyatakan persetujuan lebih besar, sebaliknya kelompok responden yang berperan sebagai pemberi layanan, seperti dosen dan pimpinan menunjukkan tingkat persetujuan yang lebih rendah.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

69.765.2 66.9

59.5

48.4

54.5

60.7

Gambar 23. Tingkat persetujuan bila PLA dilaksanakan lebih dari 3 hari kerja.

Tingkat persetujuan sangat tinggi (84,8%) ditunjukkan oleh rata-rata responden bila pembekalan PLA berisi materi tentang soft skills bekerja. Beberapa responden menambahkan tentang materi yang disampaikan selama pembekalan, yaitu dengan menambahkan pengalaman melaksanakan PLA sebelumnya. Tingkat persetujuan tertinggi diberikan oleh kelompok pimpinan, sedangkan yang terendah diberikan kelompok stakeholder. Walaupun paling rendah, tingkat persetujuan kelompok stakeholder masih tergolong tinggi. Dengan demikian, materi berupa softskills bekerja merupakan materi wajib yang diberikan saat pembekalan PLA.

44

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total65.0

70.0

75.0

80.0

85.0

90.0

95.0

87.8

84.0 84.3 83.8

76.9

92.0

84.8

Gambar 24. Persetujuan responden bila materi pembekalan PLA meliputi soft skills bekerja

Pelaksanaan pembekalan PLA tampaknya perlu dilakukan secara rutin dan terjadwal di setiap awal semester. Hal tersebut yang dinyatakan oleh hampir seluruh responden, seperti tampak dari tingkat persetujuan yang sangat tinggi (80,1%) oleh rata-rata responden ketika merespon pernyataan pembekalan PLA dilakukan secara terjadwal di setiap awal semester. Dengan demikian, mahasiswa yang akan melaksanakan PLA, baik di semester ganjil maupun semester genap telah memperoleh pembekalan sebelumnya. Beberapa responden menyarankan pembekalan dilakukan sebelum pemberangkatan.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

80.9 81.577.9

81.3

69.4

89.8

80.1

Gambar 25. Persetujuan responden bila materi pembekalan PLA dilaksanakan secara terjadwal setiap awal semester

45

Untuk tempat penyelenggaraan pembekalan TPA, apakah dilaksanakan di tingkat prodi atau universitas, tampak bahwa di semua kelompok responden lebih banyak memilih pada tingkat prodi. Secara keseluruhan, perbedaan tingkat persesetujuan responden yang memilih pelaksanaan PLA di tingkat prodi dan universitas cukup besar, yaitu 78,9% memilih tingkat universitas, dan 59,4 % memilih di tingkat prodi. Bila diperhatikan lebih rinci, responden yang menyatakan tingkat persetujuan tinggi bila pelaksanaan PLA dilakukan di tingkat prodi adalah mahasiswa prodi teknik mesin (81,7%), dan alumni prodi bimbingan konseling (77,1%). Sementara itu, responden yang menyatakan tingkat persetujuan rendah bila pelaksanaan pembekalan PLA dilakukan di tingkat universitas adalah stakeholder prodi teknik mesin (40%). Beberapa responden menyatakan pembekalan di tingkat prodi lebih baik, karena karakteristik setiap prodi berlainan dan prodi lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh mahasiswanya. Akan tetapi, terdapat juga responden yang menyatakan pembekalan di tingkat prodi tidak efisien dan lebih memilih tingkat fakultas karena karakteristik akademisnya sesuai.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

64.060.6 62.6

54.9 53.2

61.4 59.4

82.9 82.86 81.05 81.42

57.7

87.5

78.905

universitas prodi

Gambar 26. Persetujuan responden tentang pelaksana pembekalan PLA

46

C. Pelaksanaan PLA

Pelaksanaan PLA di semester 7 atau 8 mendapat persetujuan yang baik dari seluruh responden (71,67). Baik pimpinan, mahasiswa, alumni, dosen, maupun orang tua mahasiswa UPI memberikan persetujuan yang baik untuk PLA yang dilaksanakan pada semester 7 atau 8. Akan tetapi pendapat sedikit berbeda dikemukakan oleh stakeholder atau pengguna lulusan yang menyatakan persetujuan sebesar 52,76% saja, yang sumbangan terbesarnya berasal dari stakeholder atau pengguna lulusan dari Program Studi Kimia. Salah satu stakeholder prodi kimia menyatakan PLA harus dilaksanakan sejak semester 3 dan dilakukan berkaitan dengan mata kuliah tertentu yang diambil mahasiswa. Hal menarik lain adalah di antara dosen-dosen yang menjadi responden, dosen dari prodi biologi juga menyatakan persetujuan yang cukup rendah (56,8) bila pelaksanaan PLA pada semester 7 atau 8 dan menghendaki dilakukan pada semester yang lebih awal. Di antara responden terdapat pula yang mengusulkan agar PLA dapat dilaksanakan di semester 6, karena semester 7 atau 8 lebih baik digunakan untuk menyelesaikan skripsi. Sebagian dosen menyatakan pembekalan dapat dilakukan di tingkat universitas untuk materi pembekalan yang bersifat umum, dan dilakukan juga di tingkat prodi untuk materi pembekalan yang bersifat khusus.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

79.374.88

63.46

77.82

52.76

81.86

71.67

Gambar 27. Persetujuan responden bila PLA dilaksanakan pada semester 7 atau 8.

47

Untuk pembimbingan pelaksanaan PLA dengan 2 pembimbing, yaitu pembimbing I adalah dosen tetap prodi, dan pembimbing II berasal dari tempat pelaksanaan PLA, rata-rata responden menyatakan persetujuan yang baik (73,6). Berbeda dengan responden mahasiswa, alumni, dosen dan pimpinan yang memberikan persetujuan baik atau sangat baik, responden orang tua dan stakeholder memberikan persetujuan yang tidak terlalu tinggi (62,88 dan 50,42). Kontribusi terbesar disumbangkan oleh responden stakeholder dari prodi kimia yang menyatakan kurang setuju (45,8). Responden tersebut menghendaki terjadinya interaksi yang intensif antara pembimbing lapangan dari tempat pelaksanaan PLA dengan dosen prodi. Stakeholder yang menyatakan persetujuan yang tidak terlalu baik juga berasal dari Prodi Bahasa Inggris, yaitu sebesar 58,3.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

80.677.76

62.88

82.44

50.42

87.5

73.6

Gambar 28. Persetujuan responden tentang pembimbing PLA (Pembimbing I adalah dosen tetap prodi, Pembimbing II berasal dari temapat pelaksanaan PLA)

Persetujuan yang baik (76.3) dinyatakan rata-rata responden bila pembimbing I PLA ditetapkan oleh program studi yang bersangkutan. Responden stakeholder kembali memberikan persetujuan yang paling rendah (64,9) dibandingkan dengan jenis responden yang lain (mahasiswa, alumni, orang tua, dosen, dan pimpinan). Stakeholder dari prodi kimia dan teknik mesin memberikan persetujuan yang tidak tinggi (cukup), yaitu sebesar

48

berturut-turut 50 dan 53, sedangkan stakeholder dari prodi bimbingan konseling memberikan persetujuan yang sangat baik (90). Dengan demikian, penentuan pembimbing I PLA sebaiknya ditetapkan oleh prodi yang bersangkutan, karena prodi yang paling mengetahui kompetensi setiap dosennya.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

77.1 78.0 78.2 79.9

64.9

79.576.3

Gambar 29. Persetujuan responden jika pembimbing ditetapkan prodi

Tingkat persetujuan yang rendah (54,7) diberikan hampir semua responden bila pembimbing ditentukan oleh unit pelaksana teknis (UPT) tingkat universitas. Sebagian responden mengangap bila pembimbing ditentukan oleh UPT akan melibatkan birokrasi yang panjang dan berbelit. Di antara responden yang memberikan tingkat persetujuan baik hanya mahasiswa dari prodi teknik mesin (74), alumni prodi bimbingan konseling (72,1), dan orang tua mahasiswa prodi teknik mesin (79,7). Berdasarkan hasil angket tersebut, sebaiknya penunjukkan pembimbing PLA ditetapkan di tingkat prodi, dan dilegalkan melalui surat tugas.

49

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

58.056.4

61.1

49.4 49.0

54.5 54.7

Gambar 30. Persetujuan responden bila pembimbing ditetapkan Unit Pelaksana Teknis Tingkat Universitas

Tingkat pesetujuan yang rendah (58,6) kembali ditunjukkan hampir semua responden bila lembaga penyelenggara PLA berada di tingkat universitas. Beberapa responden, khususnya dari kalangan alumni, menyatakan belum merasakan peran P2JK dalam penyelenggaraan PLA, sehingga tidak setuju bila penyelengara PLA berada di itngkat universitas. Pihak pimpinan menyatakan tingkat persetujuan sebesar 64,8 % yang merupakan pihak responden yang menyatakan persetujuan paling besar. Walaupun hampir semua responden kurang setuju, akan tetapi terdapat beberapa kelompok responden yang menyatakan tingkat persetujuan tinggi, yaitu mahasiswa prodi bimbingan konseling (77,4%), alumni Prodi Bimbingan Konseling (80,9%), dan dosen prodi Bahasa Inggris (72,5%).

50

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

61.0

56.459.3

56.553.5

64.8

58.6

Gambar 31. Persetujuan responden bila PLA diselenggarakan lembaga di tingkat universitas.

Sebaliknya dengan respon pada pertanyaan sebelumnya, sebagian besar responden menyatakan tingkat persetujuannya bila penyelengara PLA berada di tingkat prodi. Di antara jenis responden, hanya yang berasal dari kalangan stakeholder yang tingkat persetujuannya tidak tinggi (55,7 %). Stakeholder dari prodi teknik mesin dan kimia menyatakan tingkat persetujuan yang tergolong paling rendah, yaitu 35 dan 47,9%. Stakeholder menyarankan agar antara lembaga penyelenggara di tingkat universitas dan prodi dapat bekerjasama untuk dapat menyelenggarakan PLA yang lebih baik. Walaupun demikian, responden lebih setuju bila PLA diselenggarakan di tingkat prodi, daripada di tingkat universitas.

51

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

75.479.2

73.7 72.9

55.7

69.3 71.0

Gambar 32. Persentase responden tentang penyelenggara PLA di tingkat prodi

Hampir seluruh responden menyatakan tingkat persetujuan yang tinggi, yaitu sebesar 77,5% bila pembimbing PLA berkunjung ke tempat pelaksanaan PLA sebanyak minimal 2 kali. Persetujuan terbesar berasal dari kalangan mahasiswa yang mencapai 83,4 %. Beberapa mahasiswa menyatakan hal tersebut dibutuhkan agar pelaksanaan PLA lebih terkontrol dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan menunjukkan tanggung jawab universitas. Tingkat persetujuan paling rendah berasal dari kalangan pimpinan, yaitu sebesar 70,0%. Beberapa responden menyatakan jumlah kunjungan pembimbing PLA seharusnya lebih banyak dari 2 kali bahkan mengharapkan kunjungan setiap minggu, akan tetapi terdapat juga yang menyatakan cukup 1 kali saja. Beberapa responden menyatakan jumlah kunjungan pembimbing PLA sangat tergantung dari lama waktu pelaksanaan PLA. Kalangan yang menghendaki kunjungan lebih banyak berasal dari kalangan alumni, sedangkan yang mengharapkan kunjungan cukup 1 kali berasal dari kalangan dosen dan orang tua. Terdapat stakeholder yang menyarankan agar ketika melakukan kunjungan, dosen dan pembimbing dari tempat PLA membuat pohon kompetensi tentang topik-topik PLA, sehingga mempunyai topik-topik PLA yang akan dilaksanakan pada pelaksanaan-pelaksanaan PLA berikutnya.

52

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total60.0

65.0

70.0

75.0

80.0

85.083.4

78.4

83.0

75.574.6

70.0

77.5

Gambar 33. Persetujuan responden terhadap kedatangan pembimbing PLA sebanyak minimal 2 kali

Tingkat persetujuan yang tinggi, yaitu sebesar 79 % juga dinyatakan responden pada pernyataan pembimbing PLA membuat laporan kunjungan sesuai dengan format yang ditetapkan. Dosen dan stakeholder menyatakan tingkat persetujuan yang paling rendah, yaitu sebesar 72,1% dan 64,3%. Beberapa responden, khususnya dari kalangan dosen menyatakan format tidak diperlukan, dan merepotkan.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

83.3 82.1 82.5

72.1

64.3

89.8

79.0

Gambar 34. Persetujuan responden bila dosen membuat laporan kunjungan sesuai format yang ditetapkan

53

Rata-rata responden menyatakan tingkat persetujuan yang sangat tinggi (80,4%) bila selama pelaksanaan PLA, mahasiswa membuat catatan harian atau jurnal sesuai format yang ditetapkan. Di antara beberapa jenis responden, hanya stakeholder prodi teknik mesin dan kimia yang menyatakan tingkat persetujuan yang rendah (45 dan 43,8%). Beberapa responden menyatakan setuju, akan tetapi dengan format catatan harian yang terbuka, tidak ditetapkan. Responden alumni menambahkan pentingnya catatan harian yang lengkap dan diketahui oleh pembimbing, karena sangat berperan dalam menghasilkan laporan yang berkualitas. Persentase persetujuan tertinggi dinyatakan oleh pihak pimpinan, sedangkan terendah dinyatakan oleh responden stakeholder.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

84.5 82.7 82.5

76.5

63.0

93.2

80.4

Gambar 35. Persetujuan responden untuk mahasiswa membuat catatan harian/jurnal pelaksanaan PLA

D. Evaluasi PLA

Hampir seluruh responden menyatakan tingkat persetujuan yang sangat tinggi bila mahasiswa membuat laporan tentang PLA yang telah dilakukan. Mahasiswa, alumni, orangtua, dosen, dan pimpinan sangat setuju. Berbeda sedikit dengan kalangan stakeholder, khususnya dari stakeholder prodi kimia dan teknik mesin. Stakeholder dari prodi-prodi tersebut menyatakn tingkat persetujuan yang tidak setinggi yang lain, yaitu stakeholder kimia sebesar 56,3 %, sedangkan dari prodi teknik mesin sebesar

54

63%. Tingkat persetujuan tersebut berbeda cukup signifikan dibandingkan dengan tingkat persetujuan stakeholder dari prodi Bahasa Inggris (90%), dan bimbingan konseling (95%). Data tersebut menunjukkan untuk stakeholder dari kelompok bidang ilmu sosial sangat tidak keberatan sebagian kegiatan lembaganya dilaporkan untuk konsumsi masyarakat yang lebih luas. Berbeda dengan stakeholder dengan kegiatan inti dari ilmu eksakta, terdapat sedikit kekhawatiran bila sebagian kegiatan perusahaannya diketahui masyarakat luar, hal tersebut biasanya menyangkut hak cipta atau paten yang merupakan rahasia perusahaan.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

86.283.0 84.4

89.6

76.1

94.3

85.6

Gambar 36. Persetujuan responden untuk mahasiswa membuat laporan setelah pelaksanaan PLA

Tingkat persetujuan yang sangat tinggi (84,8 %) dinyatakan oleh rata-rata responden pada pernyataan pembimbing dari tempat PLA memberikan nilai sesuai format yang ditetapkan. Pimpinan UPI memberikan tingkat persetujuan tertinggi, sedangkan yang terendah berasal dari kalangan stakeholder. Nilai tingkat persetujuan yang tidak setinggi yang lain pada responden stakeholder, terutama disumbangkan oleh stakeholder prodi kimia, yaitu sebesar 56.3%. Stakeholder mengharapkan nilai dapat diberikan setelah mahasiswa membuat laporan dan mempresentasikannya. Menurut responden, format penilaian dan kriteria penilaian sebaiknya dicantumkan dengan jelas. Hal tersebut

55

juga dinyatakan oleh orang tua yang menghendaki nilai yang diperoleh mahasiswa bersifat objektif sesuai kinerja yang dilakukan mahasiswa yang bersangkutan.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total65.0

70.0

75.0

80.0

85.0

90.0

95.0

85.7

83.6 83.2

87.6

77.0

92.0

84.8

Gambar 37. Persetujuan responden tentang pemberian nilai oleh pembimbing dari tempat PLA

Rata-rata responden menyatakan tingkat persetujuan yang sangat tinggi (81,1%) bila hasil PLA diseminarkan oleh mahasiswa PLA. Tingkat persetujuan tertinggi dinyatakan oleh pihak pimpinan (90,9%), sedangkan yang terendah dinyatakan oleh stakeholder (76,4%). Walaupun pada umumnya responden menyatakan tingkat persetujuan yang tinggi, tetapi beberapa responden menyatakan hal berbeda. Mahasiswa prodi Bahasa Inggris menyatakan tingkat persetujuan yang tidak tinggi, yaitu sebesar 56%. Hal serupa dinyatakan oleh stakeholder prodi kimia (54,2%). Beberapa mahasiswa prodi Bahasa Inggris menyatakan hasil PLA tidak perlu diseminarkan karena merepotkan dan sudah membuat laporan. Kalaupun diperlukan untuk mendiseminasi hasil PLA, tidak semua mahasiswa mempresentasikan, cukup beberapa saja. Beberapa mahasiswa yang menyetujui pelaksanaan seminar PLA, justru menyarankan presentasi dilakukan secara luas sehingga pengalaman yang diperoleh dapat dibagi ke mahasiswa lainnya.

56

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total65.0

70.0

75.0

80.0

85.0

90.0

95.0

77.2

81.4

78.7

82.1

76.4

90.9

81.1

Gambar 38. Persetujuan responden bila hasil PLA diseminarkan mahasiswa peserta PLA

Pendapat dan tingkat persetujuan yang hampir homogen ditunjukkan responden tentang komponen penilai nilai akhir yang ditetapkan oleh pembimbing terdiri dari komponen : nilai dari pembimbing di tempat PLA, nilai kunjungan, nilai laporan, dan nilai seminar. Rata-rata responden menyatakan tingkat persetujuan sangat tinggi, yaitu sebesar 84%. Jenis responden yang menyatakan tingkat persetujuan terendah adalah stakeholder prodi kimia, yaitu hanya sebesar 56%. Terdapat responden mahasiswa yang menghendaki nilai seminar tidak perlu dimasukkan, dan menghendaki format penilaian yang disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan ketika PLA.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

83.8 85.081.4

85.6

76.2

92.0

84.0

Gambar 39. Persetujuan tentang komponen nilai akhir yang ditetapkan pembimbing

57

Pendapat responden yang hampir seragam juga ditunjukan pada respon terhadap pernyataan perlunya prodi/universitas melakukan evaluasi pelaksanaan PLA. Semua responden menyatakan tingkat persetujuan yang tergolong sangat tinggi, yaitu 85,3%. Mahasiswa prodi biologi, bahasa ingggris, bimbingan konseling, menghendaki prodi yang melakukan evaluasi, dan evaluasi yang dilakukan bersifat untuk memperbaiki sistem dalam bentuk management review. Mahasiswa juga menyarankan agar prodi atau universitas menjalin kerjasama dengan berbagai instansi, sehingga mahasiswa tidak perlu mencari-cari sendiri tempat PLA.

mahasiswa alumni orang tua dosen stakeholder pimpinan total0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

84.4

89.9

82.785.1

76.2

93.2

85.3

Gambar 40. Persetujuan responden tentang prodi/universitas melakukan evaluasi pelaksanaan PLA

58

PROSEDUR PELAKSANAAN, TATA KERJA DAN SUPERVISI MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

(PPL) NON KEPENDIDIKAN

59

PROGRAM HIBAH KOMPETISI INSTITUSI (PHKI-B)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

KATA PENGANTAR

Untuk mewujudkan visi UPI menjadi universitas pelopor dan unggul, terciptanya proses perkuliahan yang lebih bermutu untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, berimplikasi perlunya penataan dan pemenuhan kelengkapan perkuliahan yang lebih baik. Penyusunan Prosedur Pelaksanaan, tata kerja, dan supervisi mata kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa non-kependidikan ini (PPL NON-DIK) merupakan salah satu jawaban dan tanggapan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap tuntutan tersebut.

Buku pedoman ini berisikan berbagai ketentuan yang berhubungan dengan tata cara dan aturan-aturan yang mengatur terselenggaranya Program Pengalaman Lapangan. Berbagai pedoman dan ketentuan yang ditetapkan pada buku pedoman ini mengacu pada hasil penelitian berupa survey terhadap berbagai responden, yaitu mahasiswa, alumni, orang tua, pengguna lulusan, dosen dan pimpinan. Dengan adanya buku pedoman pelaksanaan PPL NON-DIK ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh pihak yang terkait untuk melaksanakan PPL NON-DIK dengan lebih baik dan terarah.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan berbagai masukan sehingga buku pedoman ini dapat diselesaikan.

Tim Penyusun

60

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2011

DAFTAR ISIKata Pengantar iDaftar Isi iiA. Pendahuluan 1B. Landasan Hukum 2

C. Tujuan 2D. Sifat Mata Kuliah PPL 2E. Tempat Pelaksanaan PPL 2F. Persyaratan mengikuti PPL 3G. Persiapan Pelaksanaan 3H. Pelaksanaan 4I. Evaluasi 4J. Prosedur 5K. Tata Tertib 6L. Tugas dan Wewenang Dosen Pembimbing 7M. Penetapan Dosen Pembimbing 8N. Penyusunan Laporan Akhir 8O. Seminar 8P. Penilaian 8

Lampiran 1 Sistematika Laporan 10Lampiran 2 Jurnal/Catatan Harian 12Lampiran 3 Laporan Kunjungan Dosen Tetap 13Lampiran 4 Format Penilaian Pelaksanaan PPL 14Lampiran 5 Format Penilaian Laporan PPL 15Lampiran 6 Format Penilaian Seminar 16Lampiran 7 Daftar Nilai Peserta PPL 17Lampiran 8 Contoh cover laporan PPL 18Lampiran 9 Contoh format halaman pengesahan 19Lampiran 10 Hasil Policy Study PPL 20

61