Lap Kegiatan TOT Clinical Governance Sip

3
PELAKSANAAN PELATIHAN CLINICAL GOVERNANCE Pelatihan Clinical Governance terangkat dari acara Rapat Pimpinan RS Katholik yang diselenggarakan di Pekanbaru tanggal 25 – 28 Juli 2013. Dalam kelompok diskusi yang dibentuk dalam Rapim tersebut terdapat kelompok “Quo Vadis” yang terdiri dari para “Pemilik” rumah sakit anggota Perdhaki. Telah disepakati untuk bersama-sama mengembangkan Clinical Governance untuk meningkatkan citra rumah sakit dan klinik anggota Perdhaki. Diharapkan agar rumah sakit mampu menerapkan Clinical Governance dimana yang menjadi ruang lingkupnya adalah dokter dan perawat dengan sasarannya adalah professionalisme kerja. Melalui tata kelola ini diharapkan rumah sakit mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui di lapangan terkait tenaga-tenaga medis yang bekerja di dalamnya. Professionalisme kerja dan keselamatan pasien menjadi hal yang harus diperhatikan dalam persiapan menyongsong berlakunya program Jamkesnas. Pelatihan Clinical Governance dilaksanakan di Wisma Perdhaki pada tanggal 16 – 18 Agustus 2013 yang digagas oleh Prof. DR. dr. Herkutanto, SH, FACLM dan pada pelaksanaanya dibantu oleh dr. Antonius Roy Tjiong. Pengembangan Clinical Governance dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah Pelatihan Pendampingan bagi para Pimpinan rumah sakit besar yang akan menjadi pengampu bagi unit-unit kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya rumah sakit yang sudah diampu akan mendampingi dan membina rumah sakit dan klinik lain di wilayahnya. Diharapkan rumah sakit yang sudah diampu mampu mengembangkan program Clinical Governance pada rumah sakitnya sendiri dan mengembangkan Clinical Governance bagi rumah sakit dan klinik anggota Perdhaki yang lain di wilayahnya.

description

PELAKSANAAN PELATIHAN CLINICAL GOVERNANCE

Transcript of Lap Kegiatan TOT Clinical Governance Sip

Page 1: Lap Kegiatan TOT Clinical Governance Sip

PELAKSANAAN PELATIHAN CLINICAL GOVERNANCE

Pelatihan Clinical Governance terangkat dari acara Rapat Pimpinan RS Katholik yang diselenggarakan di Pekanbaru tanggal 25 – 28 Juli 2013. Dalam kelompok diskusi yang dibentuk dalam Rapim tersebut terdapat kelompok “Quo Vadis” yang terdiri dari para “Pemilik” rumah sakit anggota Perdhaki. Telah disepakati untuk bersama-sama mengembangkan Clinical Governance untuk meningkatkan citra rumah sakit dan klinik anggota Perdhaki. Diharapkan agar rumah sakit mampu menerapkan Clinical Governance dimana yang menjadi ruang lingkupnya adalah dokter dan perawat dengan sasarannya adalah professionalisme kerja. Melalui tata kelola ini diharapkan rumah sakit mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui di lapangan terkait tenaga-tenaga medis yang bekerja di dalamnya.Professionalisme kerja dan keselamatan pasien menjadi hal yang harus diperhatikan dalam persiapan menyongsong berlakunya program Jamkesnas.

Pelatihan Clinical Governance dilaksanakan di Wisma Perdhaki pada tanggal 16 – 18 Agustus 2013 yang digagas oleh Prof. DR. dr. Herkutanto, SH, FACLM dan pada pelaksanaanya dibantu oleh dr. Antonius Roy Tjiong.

Pengembangan Clinical Governance dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah Pelatihan Pendampingan bagi para Pimpinan rumah sakit besar yang akan menjadi pengampu bagi unit-unit kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya rumah sakit yang sudah diampu akan mendampingi dan membina rumah sakit dan klinik lain di wilayahnya.Diharapkan rumah sakit yang sudah diampu mampu mengembangkan program Clinical Governance pada rumah sakitnya sendiri dan mengembangkan Clinical Governance bagi rumah sakit dan klinik anggota Perdhaki yang lain di wilayahnya.

Pelatihan pendampingan Clinical Governance di ikuti oleh 38 orang dari 12 rumah sakit yang dihadiri oleh Direktur Medis atau Direktur Keperawatan, Ketua Komisi Medik dan Ketua Komite Keperawatan. Pembagian wilayah untuk rumah sakit pengampu meliputi :Sumatera : RS. St. Elisabeth (Medan), RS. St. Maria (Pekanbaru), dan RS.

Charitas (Palembang) Kalimantan : RS. St. Antonius (Pontianak) dan RS. Dirgahayu (Samarinda)Jawa : RS. Carolus (Jakarta), RS. St. Borromeus (Bandung), RS. Panti Rapih

(Yogya) dan RS. Vincentius A Paulo (Surabaya)Indonesia Timur : RS. Stella Maris (Makasar), RS. Gunung Maria (Tomohon) dan RS.

Mitra Masyarakat (Timika)

Page 2: Lap Kegiatan TOT Clinical Governance Sip

Pelaksanaan pelatihan Clinical Governance ini diselenggarakan selama 3 (tiga) hari yang dimulai dari hari Jumat siang dan selesai hari Minggu siang. Proses pelatihan yang dimotori oleh Prof. Dr. Herkutanto dilakukan dalam berbagai cara yang menarik dan berkesan. Metode yang dipakai tidak hanya mengajar saja tetapi ada diskusi, curah pendapat, tanya jawab dan diselipkan adegan fragment. Selain itu para peserta diberikan lembaran pertanyaan Need Assessment dan memberi jawaban dengan melingkari salah satu angka sebagai jawaban, yaitu 1. Setuju 2. Tidak Setuju 3. Tidak Tahu.Pertanyaan yang di ajukan adalah :1. Clinical Governance adalah keterlibatan Tenaga Profesi Medis dan Keperawatan

dalam manajemen rumah sakit bersama dengan jajaran manajemen rumah sakit.2. Clinical Governance ditujukan untuk meningkatkan kerjasama antara para klinisi

(dokter dan perawat) dengan Manajemen Rumah Sakit./ Governing Board3. Pada hakekatnya, komite medis / keperawatan adalah perwakilan dari para dokter

pada setiap SMF dan perwakilan para perawat di Rumah Sakit.4. Salah satu tugas komite medis / keperawatan adalah mengupayakan kesejahteraan

para dokter / perawat agar dapat bekerja dengan tenang.5. Fungsi kredensial yang dilakukan komite (medis / keperawatan) adalah menapis

dan merekomendasikan tenaga medis / keperawatan yang akan bekerja di rumah sakit.

6. Audit profesi medis / keperawatan dilakukan dalam hal dugaan malpraktek.7. Salah satu tugas komite medis dalam bidang disiplin adalah menangani complain

yang ditujukan kepada rumah sakit / dokter terkait dugaan kasus malpraktek.8. Keberhasilan pembentukan komite medis / keperawatan yang baik di rumah sakit

tergantung pada keseriusan usaha tenaga medis / keperawatan itu sendiri.9. Tugas utama komite medis dan keperawatan adalah membantu Direktur dalam

menangani pelayanan medis dan keperawatan di rumah sakit.10. Tugas utama perawat adalah membantu dokter dalam menangani permasalahan

medis demi kepentingan pasien.

Pada akhir pelatihan setiap kelompok rumah sakit pengampu diminta untuk membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) sesuai dengan format yang telah ditetapkan. RTL tersebut terdiri dari Rencana Kegiatan Internal RS dan Rencana Kegiatan External RS (yaitu diseminasi kepada rumah sakit-rumah sakit lain yang akan di ampu).Sebagai kenang-kenangan maka sebelum acara berakhir semua yang terlibat dalam acara tersebut menyempatkan diri untuk berfoto bersama. (ndrh)