Lap. Fisiologi - Kelelahan Otot

7

Click here to load reader

description

thanks

Transcript of Lap. Fisiologi - Kelelahan Otot

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIKelelahan Otot Saraf pada Manusia

Disusun olehKelompok E4

NamaNIMTanda tanganKeterangan

Christian Adiputra102011237Ketua Kelompok

Angela Meci 102011237Anggota

Christian Hasiholan102011237Anggota

Cynthia Angeline

102011237Anggota

Elistia Tripuspita

102011237Anggota

Tania Angela

102011237Anggota

Verimai Dona102011237Anggota

Ican Jebada102011237Anggota

Universitas Kristen Krida Wacana2012I. Tujuan PercobaanUntuk mengetahui kelelahan otot saraf pada orangII. Alat- alat yang DigunakanA. KertasB. PerekatC. Manset stigmomanometerD. ErgografE. Metronome (frekuensi 1 detik)F. TimerIII. Cara KerjaA. Percobaan pertama :1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan di ruang praktikum sampai putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan , lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke tempat semulaB. Percobaan kedua (pengaruh gangguan peredaran darah)1. Pasang manset stigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama dengan orang yang melalukan percobaan pertama2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi arteri radialis tak teraba lagi3. Dengan manset tetap terpasang tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan orang percobaan tetap melakukan latihan.5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi arteri radialis tidak teraba lagi6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran darah pulih kembali7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh faktor oklusi tidak terlihat lagiC. Percobaan ke tiga (Pengaruh istirahat dan massage)1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total, kemudian hentikan tromol4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap diniarkan diatas meja5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang + 2 cm, jalankan kimograf dan lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi kelelahan total, kemudian hentikan tromol6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukan massage pada lengan orang percobaan. Massage dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung jari7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang + 2 cm, jalankan kimograf dan lakukan kembali tarikaan seperti langkah nomor 58. Bandingkan ke 3 ergogram yang sudah diperoleh dan lakukanlah analisis terhadap ketiganyaD. Percobaan ke empat (rasa nyeri, perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia)1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain tanpa dilakukan pencatatan pada ergogram2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang percobaan dan berikan pembeban yang cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatatan yang kecil saja3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan orang percobaan4. Lakukan satu tarikan tiap saatu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan total atau sampai terjadi rasa sakit yang tidak tertahankan5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah orang percobaan merasa nyeri yang hebat sekali. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan orang percobaan

IV. Hasil PemeriksaanPercobaan IPercobaan IIPercobaan IIIPercobaan IVPada saat awal suhu yang terjadi adalah dingin dan warna kulitnya adalah coklat. Sedangkan setelah terjadi rasa nyeri yang begitu hebat suhu yang terjadi adalah panas dan warna kulitnya adalah biru keunguan.V. PembahasanA. Percobaan pertamaPada percobaan pertama terlihat bahwa tidak terjadi kelelahan otot yang dapat dilihat dari grafik hasil percobaan I yang cenderung stabil. Hal ini disebabkan karena otot memiliki waktu untuk menguraikan asam laktat yang terbentuk dari pemecahan glikogen sebagai sumber tenaga. Jadi grafik terlihat cenderung stabil.B. Percobaan keduaPada bagian awal grafik percobaan kedua, grafik stabil. Grafik yang stabil memperlihatkan bahwa otot belum mengalami kelelahan. Setelah mulai dilakukan oklusi untuk menghambat aliran darah, otot mulai mengalami kelelahan karena tidak adanya suplai nutrisi dan O2. Nutrisi digunakan sebagai sumber energi dari otot, sedangkan O2 digunakan sebagai bahan bakar untuk menguraikan asam laktat yang telah tertimbun akibat penguraian glikogen. Asam laktat merupakan asam bikarboksilat yang membutuhkan lebih banyak O2 untuk menghasilkan energi. Asam laktat yang tertimbun pada otot akan menimbulkan kelelahan otot. Setelah dilakukan oklusi grafik cenderung menurun sampai terjadi kelelahan total. Setelah oklusi dibuka, grafik cenderung untuk kembali naik. Pada saat itu darah sudah kembali mengalir sehingga pasokan nutrisi dan O2 kembali lancar.C. Percobaan ketigaPada grafik terlihat bahwa grafik cenderung menurun karena waktu otot bekerja terlalu padat sehingga tidak memiliki waktu untuk menguraikan asam laktat (bekerja tiap 1 detik), oleh sebab itu di grafik menunjukan rentang waktu dari mulai bekerja hingga lelah cukup pendek. Setelah diberikan waktu untuk istirahat sebanyak dua menit, otot dapat kembali bekerja namun tidak berlangsung lama, karena penguraian asam laktat kurang maksimal sehingga otot dengan cepatnya kembali lelah. Ketika otot kembali diistirahatkan sambil dilakukan pijatan untuk memperlancar kembali sirkulasi darah serta meluruskan otot kembali. Seharusnya grafik menunjukan kecenderungan untuk meningkat dan rentang waktunya lama. Tetapi dari grafik OP kelompok kami, hasil yang didapat sama bahkan lebih tidak maksimal dari grafik yang istirahat (tanpa pijatan). Hal ini dimungkinkan karena teknik pijatan yang tidak dilakukan dengan baik dan kondisi otot OP yang tidak terlatih.D. Percobaan keempatPada saat awal suhu yang terjadi adalah dingin dan warna kulitnya adalah coklat. Sedangkan setelah terjadi rasa nyeri yang begitu hebat suhu yang terjadi adalah panas dan warna kulitnya adalah biru keunguan. Timbulnya suhu yang lebih panas karena otot terus bekerja sehingga melepaskan energi dalam bentuk panas. Warna kulit yang membiru karena aliran darah tertutup oklusi.VI. KesimpulanSaat otot bekerja terjadi penimbunan asam laktat berlebih dapat menyebabkan kelelahan otot terlebih jika otot bekerja dalam frekuensi yang tinggi. Aliran darah yang terhambat juga menghambat kinerja otot. Istirahat dan pemijatan akan membantu mengembalikan kinerja otot.Referensi Muskuloskeletal oleh dr. J. Goenawan (2011) Muskuloskeletal oleh dr. Indriani K Sumadikarya, MS (2011) Fisiologi Manusia oleh Lauralee Sherwood (2001)

4