Laporan Praktikum Kelelahan Otot Pada Manusia semngat.docx

39
A. Laporan Praktikum Kelelahan Otot Pada Manusia I. Pendahuluan Dengan menggerakkan komponen-komponen intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi,. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok-kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan (1) terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya berjalan atau melambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan furnitur), (3) terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan). Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar sepuruh dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis- garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos),

Transcript of Laporan Praktikum Kelelahan Otot Pada Manusia semngat.docx

A. Laporan Praktikum Kelelahan Otot Pada Manusia

I. PendahuluanDengan menggerakkan komponen-komponen intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi,. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok-kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan (1) terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya berjalan atau melambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan furnitur), (3) terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan).Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar sepuruh dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis-garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh saraf otonom dan tidak berada di bawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran, namun banyak aktifitas otot rangka juga berada di bawah kontrol involunter bawah-sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal seperti berjalanII. TujuanTujuan dari praktikum ini adalah :1. Untuk memahami perbedaan kerja steady state dan kerja dengan kelalahan.2. Untuk memahami pengaruh berbagai faktor eksternal (beban kerja) dan internal (aliran darah lokal, waktu istirahat dan massage) terhadap kerja otot.3. Untuk mendeteksi berbagai perubahan yang terjadi akibat berbagai faktor pada butir 2 (baik melalui analisis hasil mekanomiogram maupun analisis pada OP) dan menjelaskan mekanisme yang mendasari terjadinya berbagai perubahan tersebut.

III. Tinjauan Pustaka Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka, yang ukurannya berkisar dari otot eksternal yang halus dan mengontrol gerakan mata serta mengandung hanya beberapa ratus serat, hingga otot kaki yang besar dan kuat yang mengandung beberapa ratus ribu lemak. Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari permukaan kedalam otot untuk membungkus masing masing serat oto menjadi kolom kolom atau berkas berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung ujung otot untuk membentuk tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ketulang. Tendon dapat cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang berjarak dari bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari oto yang berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan bawah, dengan tendon tendon ini bergerak di punggung tangan (anda ketika anda menggerakan jari jari jari tangan). Susunan ini memungkinkan tagan tangan bergerak terampil; jari jari tangan akan jauh lebih besar dan lebih canggung jika semua otot yang digunakan untuk menggerakan jari tangan berada di jari itu sendiri. Kekuatan kontraksi otot rangka dapat bervariasi. Satu potensial akasi di sebuah serat otot menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah unutk dapoat digunakan dan secara nermoal tidak berlangsung di tubuh. Serat serat otot tesusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan. Dengan kata lain, anda dapat mengubah ubah kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama, bergantung pada apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuha buku atau karung 50 pon. Dua faktor utama yang dapat diubah ubah untuk menghasilkan variasi tegangan otot utuh adalah: 1. Jumlah serat otot yang berkontraksi dalam satu otot2. Tegangan yang dhasilkan oleh masing masing serat yang berkontraksi Dasar molekular kontraksi otot rangka. Sewaktu kontraksi , siklus pengikatan dan penekukan jembatan silang menari filamen tipis kearah dalam. Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin menyebabkan kontraksi otot melalui mekanisme pergesaran filamen . mekanisme pergesaran filamen , sewaktu kontraksi , filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser kearah dalam terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat A. Sewaktu bergeser ke dalam , filamen tipi menarik garis garis zat tempat filamen tersebut saling mendekat sehingga sarkomer memendek karena semua sarkomer dikeseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka sleuruh serat otot memendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka seluruh serat otot memendek. Ini adalah mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot. Zona H , di bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis menjadi lebih kecil karena filamen filamen tipis saling mendekati ketika mereka bergeser semakin ke arah dalam . pita I, yang terdiri dari bagian filamen tipis yang tidak bertumpang tindih dengan flamen tebal, menyempit ketika filamen filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal sewaktu pergeseran tersebut .filamen tipis itu sendiri tidak mengalami perubahan paanjang selama proses pemendekan otot. Perhatikan bahawa panjang filamen tebal atau tipis tidak berkurang untuk memeperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh pergeseran saling mendekat filamaen filamen tipis disisi sarkomer yang berlawanan diantara filamen filamen tebal. Terdapat hubungan antara panjang otot sebelum awitan kontraksi dan tegangan tetanik yang kemudian dihasilkan oleh setiap serat pada panjang tersebut. untuk setiap otot terdapat panjang optimal dimana dapat diperoleh gaya maksimal pada tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai selama tetanus akan lebih besar jika dimulai pada panjangoptimal otot daripada ketika kontrokasi dimulai dengan panjang otot lebih besar atau lebih kecil daripada panjang optimal tersebut. hubungan panjang tegangan ini dapat dijelaskan oleh mekanisme pergeseran filamen kontraksi otot. Pada panjang optimal dihasilkan tegangan maksimal,filamen - filamen tipis secara optimal bertumpang tindih pada regio regio filamen tebal tempat menonjolnya jembatan silang. Pada panjang ini, jembatan silang yang dapat diaskes bagi molekul aktin unutk pengikatan dan dan penekukan jumlahnya maksimal . bagian tengah filamen tebal, dimana todak terjadi tumpang tindih dengan filamen tipis , tidak memiliki jembatan silang , disini hanya akan dijumpai ekor miosin. Pada panjang yang lebih besar, misalnya keyika otot secara pasif digerakan, filamen tipis tertarik dari antara filamen filamen tebal sehingga jumlah tempat aktin yang tersedia untuk mengikat je,batan silang berkurang ; yaitu sebagian dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak l;agi berpasangan sehingga keduannya tidak terpakai. Karena aktivitas jembatan silang yang berlanmgsung kebih sedokit maka tegangan yang akan terbentuk juga lebih kecil. Pada kenyataannya,ketika otot doregangkan kembali sekitar 70% lebih panjang daripada panjang optimal filamen filamen yang tipis ini akan tertarik seluruhnya dari antara filamen filamen yang tebal, menghambat aktifitas jembatan silang dan karenanya tidak terjadi kontraksi. Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek daripada panjanng maksomal maka teganagn yang terbentuk akan lebih kecil karena tiga alasan : 1. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang berlawanan menjadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan interaksi jemabtaan silang dengan aktin.2. Ujung ujung filamen yang tebal akan tertekan ke garis Z , sehingga tidak terjadi pemendekan lebih lanjut. 3. Selain kedua faktor mekanis ini , pada panjang otot yang kurang dari 80 panjang optimal,tidak banyak kalsium yang akan dibebaskan selama penggabu gna eksitasi kontraksi oleh sebab sebabb yang belum diketahui. Selain itu, oleh mekanisme yang belum jelas , kemampuan kalsium mengikat troponin dan menarik kompleks troponi tropomiosin ke samping berkurang pada panjang otot yang lebih kecil. Karena itu, lebih sedikit bagian yang terpajan untuk ikut serta dalam aktivitas jembatan silang. Panjang ekstrim otot yang mencegah terbentuknya tegangan hanya terjadi pada kendosi percobaan, ketika suatu otot diangkat, dan rangasangan pada berbagai panjang. Ditubuh otot otot memiliki letak sedemikian rupa sehingga panjangnya dalam keadaan melemas mendekati panjang otot optimalnya;karena itu, otot umunya dapat mencapai kontraksi tetanik hampir maksimal. Karena perlekatan ke tulang menimbulkan pembatasan, maka otot tidakdapat diregangkan atau diperpendek lebih dari 30% panjang optimaln istirahatnya, dan biasanya otot berubah jauh lebih kecil daripada 30% panjang normalnya. Bahkan pada batas batas luar, otot masih tetap dapat menghasilkan separuh dari tegangan maksimalnya.Faktor faktor yang mempengaruhi berapa besar tegangan yang dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah dibahas sejauh ini frekuensi rangsangan dan panjang otot pada awal kontraksi dapat bervariasi dari kontraksi ke kontraksi lainnya. Penentu lain tegangan serat otot kemamouan metabolik serat relatif terhadao ketahanann akan kelelahan dan ketebala serat tidak bervariasi dari kontraksi tetapi bergantung pada jenis serat dan dapat dimodofikasi setelah suatu periode waktu. Setelah kita menyelesaikan pembahasan kita tentang mekanika otot rangka. Terdapat dua jenis kontraksi, bergantung pada apakan panjang otot berubah selama kontraksi,. Pada kontraksi isotonk, tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot akan berubah. Pada kontraksi isometrik, otot tidak dapat memendek sehingga akan terbentuklah tegangan dengan panjang otot yang tetap. Proses proses internal yang sam aterjadi aik pada kontraksi isotonik mupun kontraksi isometrik : eksitasi oto yang mengaktifkan proses kontraktil pembentukan tegangan ; jembatan suilang mulai bersiklus; dan pergeseran filamen akan memperpendek sarkomer, yang meregangkan komponen seri elastik untuk menghasilkan gaya ditulang tempat insersi otot. Dengan mengambil bisep sebagai contoh, anggaplah anda mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan yang terbentuk di biseps anda telah cukup besar untuk mengankat sebuah benda. Ketika teganga nyang terbentuk dibisap telah cukup besar untuk mengatasi berat benda ditangan aka anda dapat mengangkat benda tersebut., dengan keseluruhan ototo memendek pada prosesnya. Karena berat benda tidakna akan berubah ketika ketika diangkat, maka tegangan otot tetap konstan selama periode pemendekan. Hal ini adalah kontraksi isotonk atau tegangan tetap. Kontraksi isotonik digunakan untuk menggerakan tubuh dan untuk memindahkan benda eksternal.Yang tejadi ketika anda mengangkat suatu benda yang terlalu berta bagi anda ( yaitu tegangan yang mampu nadan bentuk pada otot otot lengan anda lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengankat benda tersebut ). Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan mengankat benda dan panjangnya kakan tetapmeskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi kontraksi isometrik atau panjang tetap. Selain terjadi ketika tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk menjaga panjang otot tetap meskipun otot tersebut dapat mengasilkan tegangan yang lebih besar. Kontraksi isometrik seubmaksimal ini penting untuk mempertahankan postur dan menopang benda dalam posisi tetap. Selama sutau gerakan, otot dapat berubah antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik. Sebgai contoh, ketika anda mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps anda mengalami kontrraksi isotonil ketika anda mengangkat buku tersebut, tetapi kontraksi menjadi isometrik ketika anda berhenti ketika anda berhenti untuk memegang buku didepan anda. Terdapat dua jenis kontraksi isotonik konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, panjang otot berubah pada tegangan konstan. Namun, pada kontraksi konsentrik,otot memendek sementara pada konsentrasi ekstrensik otot memanjang, karena diregangankan oleh suatu gaya eksternal selagi berkontraksi. Pada konsentrasi eksentrik, aktivasi kontraksi menahan peregangan. Salah satu contoh adlah menurunkan suatu beban kelantai. Selama tindakan ini, serat serat otot bisep memanjang tetapi tetap berkontraksi untuk melawan peregangan. Tegangan ini menopang berat badan . Dengan menggerakan komponen-komponen intrasel tertentu,sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah, otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan : 1. Terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian bagiannya (misalnya, berjalan atau melambaikan tangan)2. Kita memannipulasi benda eksternal (misalnya, menyetir atau memindahkan furnitur)3. Terdorongnya atau mengalirnya isi bebagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan 4. Kita mengosongkan isi organ tertentu kelingkuangan eksternal (misalnya, berkemih atau melahirkan) Otot membentuk kelompok jaringan terbesar ditubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. otot rangka saja membentuk sekitar 40 % berat tubuh pada pria dan 32 % pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10 % lainnya dari berat total. Meskipun ketiga otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama otot dikategorisasikan sebagai lurik / atau serat lintang ( otot rangka dan otot jantung ) atau polos (otot polos) bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis garis , jika otot dilihat dibawah mikroskop cahaya. kedua, otot dapat dikelompokan sebagai volunter ( otot rangka ) atau involunter ( otot jantung dan otot polos ), masing masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada dbawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh kasadaran namun banyak aktifitas otot rangka juga berada dibawah kontrol involunter bawah sadar misalnya aktifitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereofikal seperti berjalan. Kontraksi yang terjadi ditubuh tidak tebatas hanya pada kontraksi insotonik dan isometrik. Panjang dan tegangan otot saring bervariasi disluruh rentang gerakan. Bayangkanlah tidakan menarik busur dan panahnya. Tegangan di otot biseop anda akan terus menerus meningkat untuk mengatasi peningkatan progresif resistensi seiring dengan semakin melengkungnya busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif memendek ketika anda menarik busur semkin kebelakang. Kontraksi semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang konstan.

IV. Alat dan BahanAlat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah :1. Beban 2 kg2. Beban 20 kg3. Ergograf4. Manset sfigmomanometer5. Stopwatch

V. Cara KerjaCara kerja pada praktikum ini adalah :Latihan pada probandus laki-laki.1. Letakkan beban 20 kg pada telapak tangan dan lakukan abduksi sehingga beban sejajar dengan bahu probandus.2. Lakukan satu tarikan tiap 1 detik sesuai bunyi ergograf dan catat berapa kali probandus tersebut melakukannya hingga ia mengalami kelelahan.3. Berilah istirahat 2 menit.4. Setelah 2 menit, lakukan kembali langkah no. 2-3.5. Berilah istirahat 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini, lakukanlah massage pada lengan otot percobaan.6. Setelah 2 menit, lakukan kembali langkah no. 2-3.7. Bandingkan ke 3 hasil yang diperoleh dan buat analisis hasil percobaan tersebut serta kesimpulannya.

Latihan pada Probandus Perempuan :1. Letakan beban 1 kg pada telapak tangan dan lakukan abduksi 2. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sesuai bunyi egograf selama 10 menit dan cata berapa kali probandus tersebut melakukannya3. Berilah istirahat 2 menit4. Pasangkan sfigmomanometer pada lengan atas probandus 5. Denagn manset tetap terpasang mulailah memompa manset dengan cepat hingga denyut nadi asrter radialis tidak teraba lagi. Biarkan probandus tetap melakukan tarikan hingga kelelahan6. Catatloah menit dan jumlah tarikan yg dapat dilakukan probandus hingga merasakan kelelahan 7. Setelah kelelahan total,turunkan tekanan dalam manset dengan cepat hingga peredaran darah pulih kembali

VI. HasilTabel 6.1 pengaruh gangguan peredarah darah terhadap kerja otot Probandus ( female )MenitJumlah tarikan

Tarikan dalam keadaan normal1080

Tarikan dengan nadi arteri radialis tidak teraba 1,817

Tabel 6.2 pengaruh pemijatan terhadap kerja ototProbandus ( male )DetikJumlah tarikan

Tarikan pertama 5440

Tarikan kedua 2921

Tarikan ketiga setelah di masagge3728

VII. PembahasanBerdasarkan hasil praktikum yang dilakukan seperti yang tertera pada tabel 6.1 yang dilakukan oleh probandus perempuan terlihat perbedaan ketika probandus diberi perlakuan yang bertujuan menghentikan aliran darah dengan menggunakan alat tensimeter dan sebelum diberi perlakuan pada jumlah tarikan yang mampu dilakukan dan jangka waktu saat melakukan tarikan terlihat bahwa ketika pembuluh darah diberikan perlakuan jumlah tarikan yang dilakukan jauh lebih sedikit dengan selang waktu yang lebih singkat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh aliran darah terhadap kerja otot. Dalam keadaan normal darah akan mengalir lambat akan tetapi saat tubuh melakukan aktivitas fisik darah akan akan mengalir lebih cepat dengan tujuan memasok suplai oksigen dalam tubuh dalam jumlah besar. Pemompaan manset pada lengan mengakibatkan terhambatnya aliran darah ke daerah ekstremitas sehingga suplai darah yang mengandung nutrisi dan oksigen tidak ada hal ini menyebabkan asam laktat menumpuk pada saat terjadinya kontraksi yang menyebabkan asam laktat tidak dapat diubah menjadi sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat. Selanjutnya pada tabel 6.2 terlihat hasil pergerakan yang dilakukan probandus laki laki terlihat bahwa pada tarikan kedua yang dilakukan proandus otot mengalami kelelahan terlihat bdari jumlah tarikan yang lebih sedikit dan rentan waktu yang lebih singkat dari tarikan pertama. Setelah dilakukan pemijatan dan istirahat selama 2 menit dan kembali dilakukan tarikan telihat bahwa tarikan yang berhasil dilakukan menjadi lebih banyak dengan rentan waktu yang lebih panjang dari tarikan kedua. Hal ini disebabkan dengan adanya pemijatan, otot menjadi lemas dan pembuluh darah melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot sehingga toksin yang menyebabkan rasa pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang / dinetralkan. VIII. Kesimpulan Otot akan mencapai titik lelah setelah melakukan kerja selama beberapa waktu yang disebabkan oleh ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan bermetabolisme. Saat kelelahan terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan penurunan energi yang juga mempengaruhi kecepatan kerja otot. Suplai oksigen dan nutrisi dalam darah yang menurun mengakibatkan terjadinya kelelahan otot. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelelahan otot adalah penumpukan asam laktat dan peredaran darah yang tidak lancar. Akibat terjadinya kelelahan otot menimbulkan dapat menimbulkan penurunan kecepatan kerja. Pemulihan otot dapat dilakukan dengan istirahat dan pemijatan.

IX. Daftar Pustaka

1. Susan V. Brooks Herzog (Department of Physiology University of Michigan)2. Principles of Human Physiology. Stanfiel CL, Germann WJ.3. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.4. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, etc. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA, 2011.5. Hembing. Pemenang the star of Asia award. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia, 2000.6. Sitepu I D. EFEKTIFITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR KOMPUTER PUSKOM UNIMED. Medan: Universitas Sumatra Utara, 20077. Putz R, Pabst R. Sobotta. Ed 21. Jakarta: EGC, 2007X. Lampiran

1. Apa yang dimakasud dengan kerja steady state? Kerja steady state adalah suatu mekanisme percobaan dimana pada OP (objek percobaan) melakukan tarikan pada alat yang tersedia yang dapat dinyatakan sebagai mekanisme kontraksi otot dengan waktu istirahat / relaksasi selama kira kira 4 detik sebelum melakukan kontraksi kembali.

2. Apa yang dimaksud dengan oklusi pada percobaan ini? Oklusi ialah perawatan pendahuluan untuk mengatasi keluhan rasa nyeri.

3. Bagaimana kita mengetahui bahwa oklusi sudah tercapai pada latihan ini? Okulasi sudah tercapai pada latihan ini setelah orang percobaan merasa nyeri yang hebat sekali.

4. Mengapa frekuensi yang digunakan tetap satu traikan tiap 4 detik? Untuk memberikan waktu istirahat / relaksasi sebelum otot kembali melakukan kontraksi,yang artinya kontraksi tidak terjadi terus menerus maka terjadinya kelelahan otot akan memerlukan waktu mekanisme kontraksi tersebut dilakukan dalam waktu yang lebih lama seperti yang telah diketahui, bahwa kontraksi otot memerlukan energi/ATP,yang dihasilkan dalam mekanisme relaksasi yang membutuhkan oksigen.

5. Mengapa terjadi kelelahan? Karena suplai darah yang mengandung nutrisi dan oksigen tidak, ada hal ini menyebabkan asam laktat menumpuk pada saat terjadinya kontraksi yang menyebabkan asam laktat tidak dapat diubah menjadi sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat.

6. Bagaimana saudara mengetahui kelelahan total telah terjadi? Kami bisa mengetahui kelelahan total telah terjadi pada saat probandus tidak dapat mengangkat beban yg telah diberikan.

7. Bagaimana saudara mengetahui peredarah darah telah pulih kembali? Pada saat penuruan tekanan pada menset, sehingga peredaran darah pulih kembali. Kelelahan otot juga disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada proses glikolisis anaerob, sehingga apabila pasokan oksigen pada otot dihambat maka kelelahan pada otot akan terjadi lebih cepat dan juga menyebabkan kita bernafas dengan lebih cepat untuk menarik oksigen untuk membakar asam laktat tersebut.

8. Apa tandanya pengaruh oklusi tidak terlihat lagi? Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pecatatan sehingga pengaruh oklusi tidak dapat terlihat lagi.

9. Mengapa beban harus sedemikian berat? Agar dapat dilihat nya perbedaan kelelahan otot di setiap frekuansi yang diberikan, setelah diberikan dan kita dapat membuat suatu tindakan dengan memijattekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung.Istirahat sangat penting. Bagaimanapun padatnya aktifitas seseorang, istirahat harus tetap disempatkan. Istirahat berfungsi melepaskan lelah bagi otot-otot dan sel-sel saraf yang telah bekerja sepanjang waktu. Kelelahan ini timbul akibat tertimbunya asam laktat dalam tubuh sebagai hasil dari pembakaran zat makanan (glukosa) secara nonaerobik (tanpa oksigen). Dengan beristirahat, asam laktat yang tertimbun sedikit demi sedikit dihilangkan melalui proses biokimia.

10. Mengapa frekuensi dipercepat menjadi 1 tarikan setiap detik? Karena untuk mempersempit waktu probandus untuk beristirahat, sehingga probandus akan kelelahan secara sempurna.

11. Apa tujuan message dalam latihan ini? Mesagge bertujuan untuk menghilangkan kelelahan yang dirasakan OP, massage menyebabkan otot menjadi lemas dan pembuluh darah melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot sehingga toksin yang menyebabkan rasa pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang / dinetralkan.

12. Bagaimna kita melakukan massage? Masagge dilakukan dengan cara memijat lengan atas probandus ke arah bawah dengan kuat dan ke arah atas dengan lemah.

13. Bagian mana dari lengan yang dimassage? Massage dilakukan pada lengan bagian atas yang melakukan percobaan. B. Muscle Performance Test dan Pengukuran Beban maksimum yang Dapat Ditahan Oleh Otot Bisep Pada Berbagai Sudut Sendi

I. PendahuluanDengan menggerakkan komponen-komponen intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi,. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok-kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan (1) terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya berjalan atau melambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan furnitur), (3) terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan).Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar sepuruh dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis-garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh saraf otonom dan tidak berada di bawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran, namun banyak aktifitas otot rangka juga berada di bawah kontrol involunter bawah-sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal seperti berjalanII. TujuanTujuan dari praktikum ini adalah : Untuk mengevaluasi kemampuan otot menggunakan serangkaian tes kemampuan otot. Untuk menganalisis hasil dari perorangan dan tim dalam tes kemampuan otot. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mekanisme kerja otot dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Menguji konsep bahwa perbedaan sudut sendi akan mengubah panjang otot dan keuntungan mekanisnya; yang akibatnya adalah berat beban maksimum yang mampu ditahan akan bervariasi.III. Tinjauan PustakaSetiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka, yang ukurannya berkisar dari otot eksternal yang halus dan mengontrol gerakan mata serta mengandung hanya beberapa ratus serat, hingga otot kaki yang besar dan kuat yang mengandung beberapa ratus ribu lemak. Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari permukaan kedalam otot untuk membungkus masing masing serat oto menjadi kolom kolom atau berkas berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung ujung otot untuk membentuk tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ketulang. Tendon dapat cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang berjarak dari bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari oto yang berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan bawah, dengan tendon tendon ini bergerak di punggung tangan (anda ketika anda menggerakan jari jari jari tangan). Susunan ini memungkinkan tagan tangan bergerak terampil; jari jari tangan akan jauh lebih besar dan lebih canggung jika semua otot yang digunakan untuk menggerakan jari tangan berada di jari itu sendiri. Kekuatan kontraksi otot rangka dapat bervariasi. Satu potensial akasi di sebuah serat otot menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah unutk dapoat digunakan dan secara nermoal tidak berlangsung di tubuh. Serat serat otot tesusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan. Dengan kata lain, anda dapat mengubah ubah kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama, bergantung pada apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuha buku atau karung 50 pon. Dua faktor utama yang dpat diubah ubah untuk menghasilkan variasi tegangan otot utuh adalah: 3. Jumlah serat otot yang berkontraksi dalam satu otot4. Tegangan yang dhasilkan oleh masing masing serat yang berkontraksi

Dasar molekular kontraksi otot rangka. Sewaktu kontraksi, siklus pengikatan dan penekukan jembatan silang menari filamen tipis kearah dalam. Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin menyebabkan kontraksi otot melalui mekanisme pergesaran filamen . mekanisme pergesaran filamen, sewaktu kontraksi , filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser kearah dalam terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat A. Sewaktu bergeser ke dalam, filamen tipi menarik garis garis zat tempat filamen tersebut saling mendekat sehingga sarkomer memendek karena semua sarkomer dikeseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka sleuruh serat otot memendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka seluruh serat otot memendek. Ini adalah mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot. Zona H, di bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis menjadi lebih kecil karena filamen filamen tipis saling mendekati ketika mereka bergeser semakin ke arah dalam. pita I, yang terdiri dari bagian filamen tipis yang tidak bertumpang tindih dengan flamen tebal, menyempit ketika filamen filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal sewaktu pergeseran tersebut .filamen tipis itu sendiri tidak mengalami perubahan paanjang selama proses pemendekan otot. Perhatikan bahawa panjang filamen tebal atau tipis tidak berkurang untuk memeperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh pergeseran saling mendekat filamaen filamen tipis disisi sarkomer yang berlawanan diantara filamen filamen tebal. Terdapat hubungan antara panjang otot sebelum awitan kontraksi dan tegangan tetanik yang kemudian dihasilkan oleh setiap serat pada panjang tersebut. untuk setiap otot terdapat panjang optimal dimana dapat diperoleh gaya maksimal pada tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai selama tetanus akan lebih besar jika dimulai pada panjangoptimal otot daripada ketika kontrokasi dimulai dengan panjang otot lebih besar atau lebih kecil daripada panjang optimal tersebut. hubungan panjang tegangan ini dapat dijelaskan oleh mekanisme pergeseran filamen kontraksi otot. Pada panjang optimal dihasilkan tegangan maksimal,filamen - filamen tipis secara optimal bertumpang tindih pada regio regio filamen tebal tempat menonjolnya jembatan silang. Pada panjang ini, jembatan silang yang dapat diaskes bagi molekul aktin unutk pengikatan dan dan penekukan jumlahnya maksimal. bagian tengah filamen tebal, dimana tidak terjadi tumpang tindih dengan filamen tipis, tidak memiliki jembatan silang, disini hanya akan dijumpai ekor miosin. Pada panjang yang lebih besar, misalnya keyika otot secara pasif digerakan, filamen tipis tertarik dari antara filamen filamen tebal sehingga jumlah tempat aktin yang tersedia untuk mengikat je,batan silang berkurang ; yaitu sebagian dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak l;agi berpasangan sehingga keduannya tidak terpakai. Karena aktivitas jembatan silang yang berlanmgsung kebih sedokit maka tegangan yang akan terbentuk juga lebih kecil. Pada kenyataannya,ketika otot doregangkan kembali sekitar 70% lebih panjang daripada panjang optimal filamen filamen yang tipis ini akan tertarik seluruhnya dari antara filamen filamen yang tebal, menghambat aktifitas jembatan silang dan karenanya tidak terjadi kontraksi. Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek daripada panjanng maksomal maka teganagn yang terbentuk akan lebih kecil karena tiga alasan : 4. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang berlawanan menjadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan interaksi jemabtaan silang dengan aktin.5. Ujung ujung filamen yang tebal akan tertekan ke garis Z , sehingga tidak terjadi pemendekan lebih lanjut. 6. Selain kedua faktor mekanis ini , pada panjang otot yang kurang dari 80 panjang optimal,tidak banyak kalsium yang akan dibebaskan selama penggabu gna eksitasi kontraksi oleh sebab sebabb yang belum diketahui. Selain itu, oleh mekanisme yang belum jelas , kemampuan kalsium mengikat troponin dan menarik kompleks troponi tropomiosin ke samping berkurang pada panjang otot yang lebih kecil. Karena itu, lebih sedikit bagian yang terpajan untuk ikut serta dalam aktivitas jembatan silang. Panjang ekstrim otot yang mencegah terbentuknya tegangan hanya terjadi pada kendosi percobaan, ketika suatu otot diangkat, dan rangasangan pada berbagai panjang. Ditubuh otot otot memiliki letak sedemikian rupa sehingga panjangnya dalam keadaan melemas mendekati panjang otot optimalnya;karena itu, otot umunya dapat mencapai kontraksi tetanik hampir maksimal. Karena perlekatan ke tulang menimbulkan pembatasan, maka otot tidakdapat diregangkan atau diperpendek lebih dari 30% panjang optimaln istirahatnya, dan biasanya otot berubah jauh lebih kecil daripada 30% panjang normalnya. Bahkan pada batas batas luar, otot masih tetap dapat menghasilkan separuh dari tegangan maksimalnya.Faktor faktor yang mempengaruhi berapa besar tegangan yang dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah dibahas sejauh ini frekuensi rangsangan dan panjang otot pada awal kontraksi dapat bervariasi dari kontraksi ke kontraksi lainnya. Penentu lain tegangan serat otot kemamouan metabolik serat relatif terhadao ketahanann akan kelelahan dan ketebala serat tidak bervariasi dari kontraksi tetapi bergantung pada jenis serat dan dapat dimodofikasi setelah suatu periode waktu. Setelah kita menyelesaikan pembahasan kita tentang mekanika otot rangka. Terdapat dua jenis kontraksi, bergantung pada apakan panjang otot berubah selama kontraksi,. Pada kontraksi isotonk, tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot akan berubah. Pada kontraksi isometrik, otot tidak dapat memendek sehingga akan terbentuklah tegangan dengan panjang otot yang tetap. Proses proses internal yang sam aterjadi aik pada kontraksi isotonik mupun kontraksi isometrik : eksitasi oto yang mengaktifkan proses kontraktil pembentukan tegangan ; jembatan suilang mulai bersiklus; dan pergeseran filamen akan memperpendek sarkomer, yang meregangkan komponen seri elastik untuk menghasilkan gaya ditulang tempat insersi otot. Dengan mengambil bisep sebagai contoh, anggaplah anda mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan yang terbentuk di biseps anda telah cukup besar untuk mengankat sebuah benda. Ketika teganga nyang terbentuk dibisap telah cukup besar untuk mengatasi berat benda ditangan aka anda dapat mengangkat benda tersebut., dengan keseluruhan ototo memendek pada prosesnya. Karena berat benda tidakna akan berubah ketika ketika diangkat, maka tegangan otot tetap konstan selama periode pemendekan. Hal ini adalah kontraksi isotonk atau tegangan tetap. Kontraksi isotonik digunakan untuk menggerakan tubuh dan untuk memindahkan benda eksternal.Yang tejadi ketika anda mengangkat suatu benda yang terlalu berta bagi anda ( yaitu tegangan yang mampu nadan bentuk pada otot otot lengan anda lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengankat benda tersebut ). Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan mengankat benda dan panjangnya kakan tetapmeskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi kontraksi isometrik atau panjang tetap. Selain terjadi ketika tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk menjaga panjang otot tetap meskipun otot tersebut dapat mengasilkan tegangan yang lebih besar. Kontraksi isometrik seubmaksimal ini penting untuk mempertahankan postur dan menopang benda dalam posisi tetap. Selama sutau gerakan, otot dapat berubah antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik. Sebgai contoh, ketika anda mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps anda mengalami kontrraksi isotonil ketika anda mengangkat buku tersebut, tetapi kontraksi menjadi isometrik ketika anda berhenti ketika anda berhenti untuk memegang buku didepan anda. Terdapat dua jenis kontraksi isotonik konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, panjang otot berubah pada tegangan konstan. Namun, pada kontraksi konsentrik,otot memendek sementara pada konsentrasi ekstrensik otot memanjang, karena diregangankan oleh suatu gaya eksternal selagi berkontraksi. Pada konsentrasi eksentrik, aktivasi kontraksi menahan peregangan. Salah satu contoh adlah menurunkan suatu beban kelantai. Selama tindakan ini, serat serat otot bisep memanjang tetapi tetap berkontraksi untuk melawan peregangan. Tegangan ini menopang berat badan . Dengan menggerakan komponen-komponen intrasel tertentu,sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek , yaitu , berkontraksi. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah , otot rangka , otot jantung , dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan 5. Terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian bagiannya ( misalnya, berjalan atau melambaikan tangan )6. Kita memannipulasi benda eksternal ( misalnya, menyetir atau memindahkan furnitur )7. Terdorongnya atau mengalirnya isi bebagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan 8. Kita mengosongkan isi organ tertentu kelingkuangan eksternal ( misalnya, berkemih atau melahirkan ) Otot membentuk kelompok jaringan terbesar ditubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. otot rangka saja membentuk sekitar 40 % berat tubuh pada pria dan 32 % pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10 % lainnya dari berat total. Meskipun ketiga otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan bedasarkan karakteristik umumnya. Pertama otot dikategorisasikan sebagai lurik / atau serat lintang ( otot rangka dan otot jantung ) atau polos (otot polos) bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis garis, jika otot dilihat dibawah mikroskop cahaya. kedua, otot dapat dikelompokan sebagai volunter ( otot rangka ) atau involunter ( otot jantung dan otot polos ), masing masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada dbawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran namun banyak aktifitas otot rangka juga berada dibawah kontrol involunter bawah sadar misalnya aktifitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereofikal seperti berjalan. Kontraksi yang terjadi ditubuh tidak tebatas hanya pada kontraksi insotonik dan isometrik. Panjang dan tegangan otot saring bervariasi disluruh rentang gerakan. Bayangkanlah tidakan menarik busur dan panahnya. Tegangan di otot biseop anda akan terus menerus meningkat untuk mengatasi peningkatan progresif resistensi seiring dengan semakin melengkungnya busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif memendek ketika anda menarik busur semakin kebelakang. Kontraksi semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang konstan.IV. Alat dan BahanIV.A. Muscle Performance Test1. Probandus2. Matras3. Stopwatch4. Meteran5. SelotipIV.B. Praktikum Dumbell1. Karton berukuran 60x30 cm dengan gambar busur derajat atau fleksometer.2. Beban (dumbell) berbagai ukuran.V. Cara KerjaProbandus harus dalam kondisi :1. Sehat2. Tidak mempunyai masalah jantung dan muskuloskeletal3. Tidur yang cukup sebelum melakukan test4. Makan minimal 2 jam sebelum melakukan test5. Mengenakan pakaian yang nyaman dan cocok untuk melakukan testV.A. SIT-UPProsedur testSubjek melakukan sit-up sebanyak mungkin dalam waktu 60 detik. Subjek dapat beristirahat jika merasa lelah, namun waktu tetap berjalan. Hitung dan catatlah banyaknya sit-up yang dapatdilakukan subjek dalam waktu 60 detik.

Posisi melakukan sit-up:1. Kaki ditahan oleh probandus lain2. Lutut ditekuk 90 derajat3. Tangan terlipat di belakang leher4. Siku berdekatan atau bersentuhan dengan lutut5. Bahu harus kembali ke lantai

Hasil :

SexMaleFemale

Age1819

Repetitions4513

Population Average4641

Score44-1

RatingAveragePoor

Pembahasan :Sit up menggunakan otot-otot besar dada, yaitu kelompok otot besar deltoid di bahu dan trisep. Juga otot lain, termasuk otot perut yang bertindak sebagai stabilisator. Tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan sit up relatif paling besar dibandingkan gerakan lain, yang artinya lebih banyak kalori yang dibakar. Otot perut bagian atas atau disebut rectus abdominis bekerja paling keras sehingga efeknya paling terasa di bagian tersebut.Otot-otot yang berperan dalam sit-up:1. Rectus Abdominus. Rectus berarti lurus danabdominusberarti perut, yang berarti otot ini berada tegak lurus pada perut. Otot ini berguna untuk menjaga tulang belakang dan panggul tetap stabil.2. External Oblique. Otot ini berada di belakang tulang rusuk bagian bawah dan melintas menuju panggul. Otot ini juga berguna untuk menunjang pergerakan tulang belakang.3. Internal Oblique. Otot ini berada di bawah otot external oblique. Otot ini membantu pergerakan tulang belakang saat melakukan latihan. Selain itu, otot ini juga berperan menstabilkan tulang belakang ketika melakukan gerakan membungkuk.4. Transversus Abdominus. Merupakan otot yang berada paling dalam di antara ke tiga otot yang lain.Transversus Abdominusberperan dalam menstabilkan punggung bagian bawah.

V.B. PUSH-UP

Prosedur test Subjek melakukan push-up dengan tangan harus berada lurus di bawah bahu, siku membentuk sudut 45 derajat. Kepala harus lurus ke bawah, punggung lurus, dan saat push-up terjadi jaga jarak antara hidung dan lantai. Untuk perempuan menggunakan push-up wanita dengan menggunakan lutut mereka. Subjek melakukan push-up sebanyak mungkin dalam waktu 60 detik.Posisi melakukan push-up: Tubuh menelungkup di atas lantai. Kedua telapak tangan siap menahan badan, jari-jaritangan mengarah ke depan. Buka bahu, kontraksikan perut. Kaki lurus, ujung jari-jari kaki menyentuh lantai. Angkat tubuh ke atas, posisi tubuh kaku dan rata seperti papan. Gunakan otot dada dan tangan untuk mengangkat tubuh bagian atas. Pusatkan kekuatan pada perut untuk mengangkat bagian perut dan kaki. Jaga kepala tetap lurus dengan batang tubuh (torso) saat Anda mengangkat tubuh. Perlahan-lahan turunkan tubuh. Tangan lurus menahan tubuh. Lemaskan punggung, jangan sampai bahu cedera. Turunkan tubuh sampai jarak antara dada dan lantai kira-kira 5 cm. Lalu angkat tubuh kembali.

Hasil :

SexMaleMale

Age1918

Repetitions2531

Population Average4546

Score1926

RatingFairFair

Pembahasan :Otot dada yang utama adalah pectoralis major, yaitu otot yang melebar di depan dada dan berbentuk seperti kipas. Ujung salah satu pectoralis major menempel pada bagian tengah tulang selangka. Bekerja sama dengan antenor deltoid (bagian depan otot bahu) berfungsi menggerakkan tangan ke depan, atas, dan memutar ke dalam. Sedangkan ujung yang lain menempel pada tulang dada (sternum) dan enam tulang rusuk bagian atas, Bagian ini hanya bisa dirangsang ketika terjadi gerakkan tangan ke bawah dan ke depan. Serratus antenor yang terdapat di sisi tulang rusuk. dan pectoralis minor (otot kecil di bawah pectoralis major), keduanya berfungsi menstabilkan tulang bahu ketika Anda menggerakkan tangan ke depan. Sebagai tambahan. triceps ikut berperan saat gerakan mendorong dada.Perut terdiri dari empat kelompok otot. yaitu rectus abdominis. external obliques. internal obliques, dan transverse abdominis. Secara umum, otot-otot perut bekerja sebagai penggerak utama dan penstabil tulang belakang. Rectus abdominis membentang ke atas dan tulang pubis ke tulang dada. External melintang diagonal, dengan arah menurun dan rusuk ke bagian tengah tulang panggul. Internal obliques membentang diagonal ke atas dan panggul ke rusuk. Kedua kelompok obliques bekerja sama dengan rectus abdominis untuk meregangkan dan memutar torso ke samping. Transverse abdominis melintang horizontal dan belakang ke depan, berkontraksi ketika yang lain sedang bekerja, namun tidak dapat bekerja sendiriV.C. Uji Lompat VertikalUji Lompat Vertikal adalah penilaian universal kekuasaan. Subjek diperbolehkan tiga upaya melakukan lompatan mendalam dan menandai kemajuan mereka dalam sentimeter relatif terhadap tinggi berdiri mereka. Sebuah ukuran daya diberikan relatif terhadap ketinggian melompat. Prosedur Kerja1. Sebelum melakukan vertikal jump, ukur terlebih dahulu tinggi badan OP. 2. Lalu bersip untuk melakukan loncat naik turun vertikal dengan tumpuan dua kaki dengan menggunakan dua tungkai secara bersamaan. 3. Untuk melakukan gerakan tersebut diawali dengan posisi berdiri, sedikit menekuk sendi lutut kurang lebih 1350, kedua lengan berada di samping badan dengan kedua sendi siku ditekuk 900 dari awalan. 4. Kemudian dilanjutkan dengan menolak dan kedua kaki secara bersamaan melompat keatas dan kembali mendarat ke tempat semula (lantai) yang dilakukansecepat mungkin sesuai posisi awal dan dilanjutkan dengan gerakan selanjutnya secara berulang-ulang (selama 3 kali).5. Lalu, catat melompat vertikal puncak.

HasilNet HeightSexPopulationBody Weight

Population AverageScoreRatingMean Power (kgm/sec)

Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil, bahwa OP memiliki kekuatan otot yang sangat baik. Karena percobaan yang dilakukan berulang-ulang selama 3 kali menandakan OP dalam kemajuan melompat keatas. Karena makin tinggi OP dapat melompat berarti makin banyak serabut otot cepat yang dimilikinya. Vertical jump adalah kemampuan seseorang untuk melakukan loncatan lurus keatas dan tidak menggunakan awalan. Secara anatomi gerakan dan otot-otot utama yang terlibat secara langsung yaitu dari otot t ungkai atas sampai otot tungkai bawah, dengan kekuatan otot yang dimiliki akan menambah kecepatan dan kekuatan pada waktu menolak, demikian pula waktu pendaratan sedangkan ketinggian lompatan harus tinggi dan vertical karena OP dipacu untuk melompat tinggi dengan arah tegak lurus semaksimal mungkin kemudian mendarat.Proses terjadinya kontraksi pada otot dikarenakan adanya ransangan yang menyebabkan aktif nya filamen aktin dan filamen myosin. Semakin cepat rangsangan yang diterima dan semakin cepat reaksi yang diberikan oleh kedua filamen tersebut maka kontrasi otot menjadi lebih cepat, sehingga daya ledak yang dihasilkan kerena penggabungan kecepatan dan kekuatan tersebut menjadi lebih besar.Gerakan dari Test vertical jump ini dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah gerakan tungkai sehingga tenaga berada pada otot tungkai sebagai penggerak utama. Dalam mengayun tungkai, otot melakukan usaha/kerja karena massa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan suatu percepatan tertentu dan memaksimalkan usaha/kerja untuk otot tungkai. Dengan memaksimalkan kerja otot tersebut maka dapat meningkatkan otot tungkai. Dalam pelatihan ini hipertrofi yang sangat luas terjadi karena otot diberikan beban selama proses kontraksi (Guyton dan Hall, 2008). Kontraksi yang terjadi pada saat awalan menggunakan kontraksi isometrik karena terjadi pemendekkan otot, sedangkan pada proses lanjutan menggunakan kontraksi eksentrik karena otot memanjang, dan kontraksi alodinamik karena otot yang digunakan sejak awal sampai akhir berbeda bebannya dan arahnya vertikal serta melawan gravitasi bumi.V.D. Angkat BebanCara Kerja :1. Lengan probandus diletakkan di depan karton atau fleksometer, dengan lengan atas (bahu hingga siku) mendatar di permukaan alas. Lengan bawah diangkat sehingga siku fleksi setinggi 20, berpatokan pada garis di kertas atau petunjuk fleksometer. 2. Perkirakan berat beban yang akan mampu ditahan oleh probandus pada posisi tersebut. Letakkan dumbell yang sesuai beratnya pada telapak tangannya. Probandus harus berusaha menahan beban tersebut sesuai dengan posisi/sudut awalnya.3. Diawali dengan dumbell 1kg, kemudian diganti 2kg, kemudian diganti lagi dengan yang 3kg, begitu seterusnya sampai beban maksimum yang dapat ia tahan.4. Jika probandus masih dapat menahan beban, tambahkan beban sedikit demi sedikit hingga ia tidak lagi dapat menahan beban tersebut. 5. Catat beban maksimum yang dapat ditahan pada tabel berikut:

Sudut ()Beban maksimum lengan kananBeban maksimum lengan kiri

20

45

60

90

120

6. Terapkan nilai yang diperoleh pada grafik xy dengan sumbu x untuk sudut, dan sumbu y untuk berat beban. Gambarkan grafik lengan kanan dengan garis tidak terputus, dan lengan kiri dgn garis terputus.7. Berdasarkan hasil percobaan. Jawablah pertanyaan berikut: Pada sudut fleksi berapa otot bisep dapat menahan beban maksimum? Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan mekanis yang maksimal? Mengapa? Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan hubungan panjang-ketegangan otot? Mengapa?

Hasil :Sudut ()Beban maksimum lengan kananBeban maksimum lengan kiri

207 kg6 kg

4510 kg8 kg

6015 kg12 kg

9021 kg18 kg

12023 kg20 kg

Jawaban:-120

PembahasanJenis-jenis kontraksi Otot Rangka Saat berkontraksi, serabut otot akan memendek dan memanjang sesuai dengan jenis kontraksi. Kontraksi otot dapat dibedakan menjadi :1) Kontraksi Isotonik Kontraksi otot tanpa terjadinya perubahan tonus otot, sedangkan panjang otot dapat mengalami perubahan2) Kontraksi Isometrik Kontraksi otot tanpa terjadinya perubahan panjang otot, sedangkan tonusnya mengalami perubahan. Kontraksi isometrik dlam jangka panjang dibagi menjadi :a) Eksentrik : selama kontraksi terjadi perpanjangan serabut otot.b) Konsentrik : selama kontraksi terjadi pemendekan otot.3) Kontraksi Isokinetik Kontraksi otot yang terjadi guna mempertahankan gerakan yang sama dengan mengubah sudut yang di bentuk oleh sendi. Otot yang berkontraksi secara teratur di bentuk oleh sendi. Otot yang berkontraksi secara teratur dalam jangka panjang akan mengalami perubahan-perubahan. Secara umum, terjadi pembesaran massa otot setelah menjalani latihan yang berulang dalam jangka waktu tertentu (Afriwardi, 2010).

Mekanisme kontraksi Otot Rangka Menurut Guyton & Hall (2007) dan Ganong (2002) timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut :1) Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung pada serabut otot.2) Di setiap ujung, saraf menyekresikan substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.3) Terbukanya kanal asetilkolin yang memungkinkan ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membrn serabut otot, peristiwa ini akan menimbulkan potensial aksi pada membran.4) Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi di sepanjang serabut saraf.5) Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran otot, dan memyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium (Ca2+), yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.6) Ion-ion Ca2+ menimbulkan kekuatan untuk menarik antara filamen aktin dan miosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, menghasilkan proses kontraksi.7) Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium di pompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh pompa membran kalsium, dan ion-ion ini akan tetap di simpan dalam retikulum. Pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.Sumber energi untuk kontraksi ototKontraksi otot bergantung pada energi yang disediakan oleh ATP. Konsentrasi ATP di dalkam serabut otot cukup untuk mempertahankan kontaksi penuh hanya selama 1-2 detik. Jumlah ATP yang tersedia dalam otot, bahkan otot yang terlatih dengan baik, hanya cukup mempertahankan daya otot yang maksimal selama kira-kira 3 detik. Untuk itu di butuhkan sistyem metabolisme agar ATP tetap terbentuk. Menurut Guyton & Hall (2007) terdapat 3 sistem metabolik dasar yang berkaitan dengan durasi aktivitas otot, yaitu :1) Sistem FosfokreatinSumber energi pertama yang di gunakan untuk menyusun kembali ATP adalah substansi kreatin fosfat, yang membawa ikatan fosfat berenergi tinggi yang serupa dengan ikatan ATP. Ikatan fosfat energi tinggi dari kreatin fosfat yang memiliki energi bebas yang sedikit lebih tinggi daripada yang di miliki oleh setiap ikatan ATP. Oleh karena itu, kreatin fosfat segera di pecahkan dan pelepasan energi menyebabkan terikatnya sebuah ion fosfat baru pada ADP untuk menyusun kembali ATP. Kombinasi energi ATP cadangan dan kreatin fosfat di dalam otot dapat menimbulkan kontraksi otot maksimal hanya untuk 5 sampai 8 detik.2) Sistem GlikogenSumber energi kedua, yang digunakan untuk menyusun kembali kreatin fosfat dan ATP adalah glikolisis dari glikogen yang sebelumnya tersimpan dalam sel otot. Pemecahan glikogen secara enzimatik menjadi asam piruvat dan asam laktat yang berlangsung dengan cepat akan membebaskan energi yang digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. ATP kemudian dapat digunakan secara langsung untuk memberi energi bagi kontraksi otot tambahan dan juga membentuk kembali simpanan kreatin fosfat.Reaksi glikolisis ini dapat terjadi bahkan bila tidak ada oksigen, sehingga kontraksi otot dapat tetap dipertahankan untuk berdetik-detik dan kadang lebih dari satu menit, bahkan ketika oksigen yang dihantarkan lewat darah tidak tersedia. Kecepatan pembentukan ATP oleh proses glikolisis kira-kira 2,5 kali kecepatan pembentukan ATP sebagai tanggapan dari zat makanan sel yang bereaksi dengan oksigen. Namun, begitu banyak produk akhir dari glikolisis akan berkumpul dalam sel otot sehingga glikolisis juga kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan kontraksi otot.3) Sistem Aerobik Sumber energi ketiga adalah metabolisme oksidatif. Hal ini berarti mengkombinasikan oksigen dengan produk akhir glikolisis dan berbagai zat makanan sel yang membebaskan ATP. Lebih dari 95% energi yang digunkan oleh otot untuk kontraksi jangka panjang yang berkesinambungan berasal dari sumber ini, zat makanan yang di konsumsi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Untuk aktivitas otot maksimal yang berlangsung sangat lama, lebih dari berjam-jam proporsi energi yang terbesar berasal dari lemak, tetapi untuk periode kontraksi selama 2-4 jam, separuh energinya berasal dari karbohidrat (Guyton, 2007).Daya Tahan OtotDaya tahan otot adalah kemampuan melakukan pergerakan otot atau anggota badan berulang kali tanpa merasa letih. Daya tahan otot sangat penting karena banyak aktivitas harian yang memerlukan faktor kesegaran fisik ini.Daya tahan otot mempunyai hubungan erat dengan kekuatan otot dan bergantung pada kualtas otot yang berkenaan, pembuluh yang memperdarahi dan sistem dan mekanisme otot yang berkenaan. Oleh sebab itu, menambah kekuatan otot itu juga akan menambah daya tahan otot, maka latihan beban merupakan cara terbaik dengan prinsip: Beban berat dengan ulangan (repetisi) yang rendah untuk kekuatan Beban berat dengan ulangan (repetisi) yang banyak untuk daya tahan otot

a. Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Otot1. Aktivitas FisikKekuatan dan daya tahan otot dikembangkan oleh prinsip yang berlebihan dengan meningkatkan resistensi/pergerakan atau frekuensi dan durasi dari aktifitas di atas normal.2. UsiaSecara keseluruhan massa otot akan berkurang termasuk dari jumlah miofibril dan konsentrasi dari enzim mitokondrial3. Kontraksi ototDaya tahan otot tidak hanya ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot tetapi juga ditent5ukan oleh jkarak kontraksi otot dan jumlah otot yang berkontraksi setiap menitnya.4. VaskularisasiPada dasarnya fungsi vaskularisasi adalah untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh . semakin banyak pasokan energi oksigen dan nutrisi, akan semakin banyak energi yang dihasilkan, sehingga otot dapat beraktivitas lebih lama.5. InervasiPersarafan ke otot rangka tidak saja esensial untuk memulai kontraksi, tetapi neuron-neuron motorik yang mempersarafi suatu otot rangka juga penting dalam mempertahankan integriitas dan komposisi kimiawi otot.6. Kekuatan ototKekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi atau melawan tahanan, sedangkan daya tahan otot adalah kemampuan untuk melakukan kontraksi berulang kali dalam waktu tertentu. Daya tahan otot tergantung dari kekuatan otot, otot yang lemah tidak dapat melakukan kontraksi berulang kali dalamwaktu tertentu.7. Cadangan glikogenDaya tahan otot bergantung kepada dukungan nutrisi terhadap otot, terlebih lagi kandungan glikogen yang tersimpan dalam otot. Glikogen di dalam otot akan dipecah menjadi glukosa yang akan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan kontraksi otot. Semakin banyak tersedia cadangan glikogen maka semakin meningkat kemampuan otot untuk berkontraksi berulang kali.8. Jenis kelaminTerdapat perbedaan kemampuan kerja otot pada pria dan wanita, yang disebabkan oleh perbedaan endokrin. Pria mensekressikan testosteron memiliki efek anabolik yang kuat untuk penyimpanan protein di setiap jaringan tubuh, terutama didalam otot. Sehingga dengan melakukan sedikit saja aktivvitas olahraga, otot pria akan lebih mudah berkembang dibandingkan otot wanita.

9. NutrisiKinerja otot yang optimal bergantung pada suplai nutrisi yang adekuat untuk pembentukan energi dan protein untuk perbaikan jaringan.

Kelelahan OtotKontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Penyelidikan pada atlet telah menunjukkan bahwa kelelahan otot meningkat hampir berbanding langsung dengan kecepatan pengurangan glikogen otot. Oleh karena itu, sebagian besar kelelahan adalah akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot untuk memberikan hasil kerja yang sama.

Jawaban Pertanyaan :1. Pada sudut fleksi berapa otot bisep dapat menahan beban maksimum?= kanan 900 kiri 9002. Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan mekanis yang maksimal? Mengapa?= 900 , karena pada sudut itu otot mengalami kontraksi lebih besar daripada di sudut sudut lainnya. semakin banyak tenaga yang dihasilkan,semakin maksimal beban diangkat3. Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan hubungan panjang-ketegangan otot? Mengapa? = 00 , karena pada sudut itulah terjadinya panjang maksimum ketegangan otot. Saat lengan seluruhya di perpanjang,disitulah bisep dengan panjang maksimum

VI. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil, bahwa OP memiliki kekuatan otot yang sangat baik. Karena percobaan yang dilakukan berulang-ulang selama 3 kali menandakan OP dalam kemajuan melompat keatas. Karena makin tinggi OP dapat melompat berarti makin banyak serabut otot cepat yang dimilikinya. Sedangkan pada percobaan biomekanik,keuntungan maksimal berada pada sudut 90 0 , karena pada saat itulah otot menghasilkan banyak tenaga dan semakin maksimal beban diangkat